• Tidak ada hasil yang ditemukan

Keistimewaan dan keindahan Kabupaten Raja Ampat secara tidak langsung telah menjadi magnet dan daya tarik tersendiri untuk menarik para wisatawan (mancanegara dan domestik) untuk berkunjung ke kabupaten bahari ini. Data menunjukkan bahwa sampai tahun 2010, kunjungan wisatawan asing yang berkunjung ke Kabupaten Raja Ampat sudah mencapai 3.855 orang. Angka ini menunjukkan peningkatan yang cukup signifikan dibandingkan dengan tahun 2009, dimana kunjungan wisatawan asing berjumlah 2.850 orang32. Angka ini menunjukkan secara kuantitas peningkatan jumlah kunjungan wisatawan ke Kabupaten Raja Ampat. Pada bagian ini peneliti akan menggambarkan beberapa karakteristik wisatawan dan manajemen perjalanan mereka. Gambaran ini diperlukan guna menunjukkan fakta-fakta otentik dalam rangka menentukan arah dan kebijakan pembangunan sektor pariwisata di Kabupaten Raja Ampat.

32

Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Raja Ampat, 2011. “Data Kunjungan Wisatawan ke Raja Ampat”. Waisai.

Gambar 10. Aktivitas wisatawan asing di dermaga Pak Yesaya.

Untuk membahas karakteristik wisatawan maka dalam bagian ini, peneliti akan membaginya dalam tiga pembahasan antara lain : pertama, jenis kunjungan wisatawan, kedua, sumber asal wisatawan yang berkunjung ke Raja Ampat ; dan ketiga, jenis atau macam aktivitas wisatawan selama berkunjung ke Raja Ampat. Berikut ini, pembahasan ketiga karakteristik tersebut.

Pertama, jenis / motif kunjungan wisatawan, dari data yang dihimpun terlihat bahwa wisatawan yang berkunjung ke Raja Ampat, lebih condong atau lebih banyak melakukan kegiatan menyelam atau lebih banyak didominasi oleh kegiatan wisata bahari atau kelautan; Data lapangan yang peneliti peroleh dengan beberapa sumber informan di kampung Arborek dan Sawinggrai, memperlihatkan bahwa hampir kunjungan wisatawan ke Kabupaten Raja Ampat didominasi oleh kegiatan wisata minat khusus yaitu, wisata menyelam (diving) dan snourkling.

Kedua, asal negara wisatawan. Dari data yang diperoleh dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Raja Ampat tercatat kunjungan wisatawan mancanegara / asing dari tahun 2007 sampai dengan triwulan pertama (sampai bulan Maret) tahun 2011, jumlah wisatawan asing yang berkunjung ke Kabupaten Raja Ampat berjumlah: 11.498 orang33. Sementara itu, wisatawan domestik yang

33 Dinas Pariwisata Raja Ampat, 2011 “Data dari Pusat Informasi Pariwisata Raja Ampat”, menunjukan bahwa, Jumlah kunjungan wisatawan asing ke

berkunjung ke Raja Ampat dari tahun 2008 sampai triwulan pertama (bulan Maret) tahun 2011 berjumlah 1.557 orang34. Selain itu, data dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Raja Ampat juga menunjukkan bahwa berdasarkan asal negara para wisatawan yang berkunjung ke Kabupaten Raja Ampat, didominasi oleh warga negara Amerika Serikat (USA), Jerman, Perancis, Australia, dan Inggris35. Informasi di atas, sebenarnya belum menunjukkan secara tepat dan pasti motif kunjungan wisatawan-wisatawan ke Raja Ampat.

Dari diskusi-diskusi yang peneliti peroleh, misalnya para sumber informan menceritakan bahwa pada pada tahun 2010 di kampung-kampung mereka banyak sekali dikunjungi orang-orang asing. Rupanya pada saat itu ada dilakukan pembuatan film yang dilakukan oleh perusahaan film dari Eropa, yaitu perusahaan dari Negara Perancis. Berikut penuturan Bapak Yesaya Mayor36.

“Pada waktu itu, kalau tidak salah tahun 2010, ada perusahaan film dari Perancis datang dan dorang (mereka) tinggal di Resort Raja Ampat Develop di kampung Kurkapa. Perusahaan film itu dorang (mereka) ambil gambar (syuting film) sampe (sampai) ke perairan ketorang (kami) punya kampung “.

Informasi di atas jelas menunjukkan bahwa kunjungan wisatawan asing tidak hanya melakukan aktivitas wisata bahari semata melainkan ada juga aktivitas lain diluar kegiatan pariwisata.

Raja Ampat sebagai berikut: Tahun 2007 berjumlah : 932 orang ; Tahun 2008 berjumlah 2.367 orang ; Tahun 2009 berjumlah 2.850 orang ; Tahun 2010 berjumlah 3.855 orang ; Tahun 2011 sampai dengan bulan Maret, berjumlah 1.494 orang. Sehingga total kunjungan wisatawan berjumlah 11.498 orang.

34

Data dari “Pusat Informasi Pariwisata Raja Ampat’, menunjukan bahwa kunjungan wisatawan domestik ke Raja Ampat dari Tahun 2008 sampai bulan Maret 2011 berjumlah 1.557 orang. Dengan perincian : Tahun 2008 berjumlah 280 orang ; Tahun 2009 berjumlah 336 orang ; Tahun 2010 berjumlah 658 orang dan sampai bulan Maret 2011 berjumlah 283 orang.

35

Data dari “Pusat Informasi Pariwisata Raja Ampat”, menunjukan 5 besar Negara asal wisatawan yang berkunjung ke Raja Ampat. Kelima Negara itu antara lain : (1). Amerika Serikat dengan jumlah wisatawan ; 886 orang ; (2). Negara Jerman dengan jumlah wisatawan : 284 orang ; (3). Negara Perancis dengan jumlah wisatawan : 198 orang ; (4). Negara Australia dengan jumlah wisatawan : 171 0rang ; (5). Negara Inggris dengan jumlah wisatawan : 161 orang.

36

Sehingga wajar, jika negara Perancis dan beberapa negara Eropa mendominasi lima besar negara penghasil wisatawan ke Raja Ampat, kerena ketika itu warga negara tersebut sedang melakukan aktivitas bisnis di Raja Ampat. Dari data-data di atas menggambarkan bahwa untuk melakukan kegiatan pariwisata di Raja Ampat, masih didominasi oleh wisatawan asing, dibandingkan dengan wisatawan domestik atau lokal. Hal ini memperlihatkan bahwa, untuk sampai ke kepulauan Raja Ampat, dibutuhkan persiapan yang matang. Teristimewa menyangkut pembiayaan selama melakukan aktivitas pariwisata. Besarnya biaya transportasi dan akomodasi selama di Raja Ampat, menjadi salah satu faktor kenapa wisatawan domestik atau lokal sedikit sekali berkunjung dibandingkan dengan wisatawan asing.

Berdasarkan pengalaman peneliti berjumpa dengan beberapa wisatawan domestik yang memilih pariwisata sebagai tempat liburan, mereka mengatakan bahwa untuk sampai ke Raja Ampat mereka mengeluarkan dana perorangan sebesar Rp. 15.000.000 sampai 20.000.000 per paket perjalanan dari Jakarta – Raja Ampat. Fakta atau informasi (data) yang sudah di tampilkan di atas, menunjukkan bahwa untuk melakukan aktivitas pariwisata ke Raja Ampat di butuhkan persiapan yang matang dalam hal ini pendanaan, serta perencanaan yang baik mengenai lokasi dan jenis kegiatan (aktivitas) wisata selama berada di kabupaten seribu pulau ini.

Kesimpulan

Akhir-akhir ini, perkembangan pariwisata Raja Ampat mengalami kemajuan yang cukup pesat dan menajubkan. Perkembangan itu selain dipengaruhi oleh ketersediaan sumberdaya alam berupa keindahan alam dan keanekaragaman hayati – baik di pesisir pantai, laut dan (bahkan) di daratan -, yang ikut melengkapi (menghiasi) keindahan panorama kepulauan Raja Ampat. Terlepas dari faktor ketersediaan potensi wisata alam, keunikan budaya adat istiadat – wisata budaya - juga ikut mempengaruhi perkembangan pariwisata di kabupaten bahari ini.

Selain ketersediaan sumber daya alam dan keanekaragaman adat istiadat, perkembangan pariwisata di Raja Ampat (juga) dipengaruhi oleh beberapa faktor kebijakan pemerintah – aras pusat

dan daerah – yang secara pro aktif turut serta (andil) dalam memajukan perkembangan pariwisata di Raja Ampat. Salah satunya adalah kebijakan terbentuknya kabupaten Raja Ampat sebagai kabupaten otonomi baru. Hadirnya daerah otonom baru menjadi pintu masuk bagi perkembangan pariwisata Raja Ampat. Salah satu kebijakan yang dibuat kabupaten baru ini adalah penetapan sektor pariwisata sebagai sektor unggulan daerah. Konsekuensi dari penetapannya yaitu, berbagai kebijakan program dibuat dalam rangka mendatangkan investor dan wisatawan ke daerah ini. Dampak dari penetapan pariwisata sebagai sektor unggulan adalah dengan dibangunnya sarana dan prasarana fisik penunjang pembangunan. Salah satu kebijakan pemerintah di aras lokal yang ikut serta dalam mendukung perkembangan pariwisata yaitu, menetapkan beberapa kampung di wilayah kepulauan ini sebagai kampung wisata. Salah satu kampung yang ditetapkan adalah kampung Sawinggrai di distrik Meosmansar.

Perkembangan pariwisata Raja Ampat, juga ikut berkembang sejalan dengan penetapan pemberlakuan Otonomi khusus (Otsus) di Tanah Papua. Pemberlakuan UU Nomor 21 Tahun 2001 ini, memperkuat (menegaskan) legitimasi pemerintah daerah Raja Ampat untuk mengelola potensi daerah dalam rangka mencapai tujuan pembangunan. Pemberlakuan Otsus di kabupaten Raja Ampat diharapkan dapat memberikan peluang dan kesempatan seluas-luasnya bukan hanya kepada pemerintah daerah dalam pengeloaan sumberdaya untuk kepentingan pembiayaan pembangunan semata, melainkan juga diharapkan lewat program Otsus, masyarakat lokal dapat diberdayakan dan diberikan kesempatan seluas-luasnya untuk menjadi tuan di daerahnya sendiri.

Faktor terakhir yang menurut peneliti ikut berpengaruh terhadap perkembangan pariwisata di Raja Ampat yaitu, pengaruh trend pasar wisatawan yang akhir-akhir ini mengalami pergeseran dari mass tourism ke wisata minat khusus. Keindahan bawah laut dan keindahan obyek-obyek wisata alam yang beranekaragam secara tidak langsung telah membuat para perusahaan-perusahaan jasa wisata berbondong-bondong ke Raja Ampat. Melalui berbagai program paket perjalanan para investor ini mendatangkan wisatawan ke kabupaten bahari ini. Diharapkan para investor tidak hanya memanfaatkan keindahan Raja Ampat untuk meraih keuntungan semata, melainkan bagaimana dengan kehadiran para investor,

perkembangan pariwisata dapat memberikan kemanfaatan bagi masyarakat lokal di Raja Ampat. Untuk inilah peran investor dituntut mengambil peran lebih untuk memberdayakan masyarakat lokal di sekitar obyek wisata berada.

Dokumen terkait