• Tidak ada hasil yang ditemukan

PRINGAPUS KABUPATEN SEMARANG

B. Gambaran Kasus Kekerasan Terhadap Angelina Jun

62

nama Zubaidah (Nama Samaran) keluarga yang melakukan kekerasan seksual terhadap anaknya hanya ada 1 (satu) keluarga saja di Kelurahan Pringapus (Keterangan Zubaidah pada sabtu 18 Juli 2016, berusia 37 Tahun), kemudian diperkuat lagi dengan keterangan dari Ketua RW Dusun Gedangan Kelurahan tesebut (Keterangan Ketua RW Dusun Gedangan Kelurahan Pringapus).

Dari 1 (satu) keluarga tersebut korbannya adalah anak perempuan. Dalam pembahasan ini penulis akan membahas kasus tersebut yang korbannya adalah anak perempuan yang masih dibawah umur. Kasus ini telah mencuat sampai ke permukaan umum serperti aparat desa, masyarakat, tokoh agama bahkan sampai ke aparat kepolisian. Dan bahkan dari KPAI (Komisi Perlindungan Anak Indonesia) datang untuk memberi bantuan pada tanggal Selasa, 21 Juni 2016 (Keterangan dari pihak keluarga korban pada tanggal Selasa, 21 Juni 2016).

Awalnya kasus ini dari pihak keluarga dilaporkan ke pihak berwenang atau aparat kepolisian, namun kasus ini tidak dilanjutkan secara hukum positif dan pihak keluarga lebih memilih menyelesaikan masalah ini di tataran keluarga saja. Untuk menjaga kerahasiaan, maka penulis hanya akan menggunakan nama samaran atas nama korban dan pelaku dalam penelitian. 1. Kekerasan Seksual Terhadap Anak pada Keluarga Zaenuri (Nama

Samaran) a. Pelaku

63

Umur : 29 tahun

Jenis Kelamin : Laki-laki Kewarganegaraan : Indonesia

Alamat : Kelurahan Pringapus RT 05 RW 08 Kecamatan Pringapus Kab. Semarang Agama : Islam

Pekerjaan : Karyawan Swasta Pendidikan Terakhir : SD

b. Korban

Nama : Angelina Juni

Umur : 5 tahun

Jenis Kelamin : Perempuan Kewarganegaraan : Indonesia

Alamat : Kelurahan Pringapus RT 05 RW 08 Kec. Pringapus Kabupaten Semarang Agama : Islam

Pekerjaan : Pelajar Pendidikan : TK

Setiap perbuatan yang dilakukan pasti akan menimbulkan akibat baik itu akibat buruk maupun akibat baik. Begitu pula dengan adanya kejadian kekerasan seksual dalam rumah tangga pasti akan menimbulkan akibat bagi korbannya.

64

a. Latar Belakang Kekerasan Seksual Pada Keluarga Zaenuri

Angelina Juni adalah anak pertama dari pasangan Zaenuri dan Rubiah (Nama Samaran) yang menikah pada tahun 2011. Setelah satu tahun usia pernikahannya, Zaenuri dan Rubiah dikaruniai seorang anak perempuan yang diberi nama Angelina Juni.Semenjak Januari saat Angelina Juni berusia 4 tahun, Zaenuri pernah melakukan kekerasan seksual pada Angelina Juni yang tidak selayaknya orang tua lakukan kepada anaknya (Keterangan Salman pada tanggal Selasa 21 Juni 2016 sekitar pukul 13.00 WIB). Dan kekerasan seksual yang dilakukan oleh Zaenuri tidak diketahui lebih tepatnya sudah terjadi berapa kali, karena dari pihak korban tidak mengukapkan pastinya sudah berapa kali. Kejadian ini terjadi sekitar 1 bulan yaitu mulai dari bulan Januari hingga Februari.

Kekerasan Seksual yang dilakukan oleh Zaenuri terhadap Angelina Juni bukan hanya menimbulkan luka fisik (wawancara dengan Salman pada tanggal Selasa pada 21 Juni 2016), namun juga dapat menganggu psikis korban. Akan tetapi pada kasus ini patut disyukuri karena pihak korban tidak mengalami gangguan psikis maupun mental.

Keterangan Salman selaku keluarga korban dibenarkan oleh Angelina Juni selaku korban bahwa memang benar dia mengalami kekerasan seksual dari ayah kandungnya sendiri .

65

Ketidaktahuan pelaku akan dampak dari perbuatan yang dilakukannya itu akan dapat menimbulkan perbuatan yang tidak diinginkan untuk kedepannya. Seperti jika seandainya pelaku tidak menyadari akan kesalahannya dan dampak yang ditimbulkan pada korban mungkin saja perbuatan tersebut nantinya akan berlangsung lama. Kekerasan seksual tersebut dapat terjadi karena adanya ketidaktahuan korban akan hak-haknya dan kurang aktifnya peran masyarakat dan tokoh agama daerah sekitar akan terjadinya kekerasan seksual. Hal tersebut dikarenakan masyarakat sekitar mengira bahwa Angelina Juni itu hanya menangis biasa bukan karena adanya perbuatan kekerasan seksual tersebut terhadap anak yang dilakukan oleh ayah kandungnya sendiri (Wawancara dengan ibu Zubaidah pada tanggal Sabtu 18 Juli 2016). Ketidaktahuan orang tua adanya Undang-Undang yang mengatur tentang perlindungan anak menyebabkan kekerasan seksual yang terjadi pada anak tersebut tidak panjang sampai pada aparat penegak hukum.

b. Proses Terjadinya Tindak Kekerasan

Kekerasan seksual yang telah dilakukan oleh Zaenuri terhadap korban yang tidak lain adalah anak kandungnya sendiri tidak terjadi setiap saat dan kapan saja. Pelaku biasanya melakukan kekerasan seksual tersebut ketika tidak ada ibu korban dirumah. Pada saat siang hari ibu korban selalu sibuk mencari kayu bakar, blarak (daun kelapa), atau bahkan barang-barang bekas untuk menyambung hidup. Ibu

66

Zubaidah selaku tetangga korban menyatakan bahwa memang pernah mendengar Angelina Juni itu menangis berteriak-teriak tetapi beliau tidak pernah menduga akan terjadi tindak kekerasan seksual, karena beliau menggira dia hanya menangis biasa bukan karena mengalami tindak kekerasan seksual yang dilakukan oleh ayah kandungnya sendiri. Dan ibu Zubaidah Sendiri tidak menaruh rasa curiga terhadap pelaku dikarenakan Zaenuri adalah ayah kandungnya sendiri. Namun ketika Angelina Juni dirumah bersama ayah kandungnya sendiri Ibu Zubaidah selaku tetangga dekat rumah mendengar teriakan dan tangisan korban. Dan ibu Zubaidah membenarkan bahwa saat kejadian tersebut terjadi pintu dan jendela rumah korban ditutup rapat padahal waktu masih siang hari (Wawancara dengan Zubaidah pada tanggal Selasa 18 Juli 2016 pukul 17.00 WI B).

Dari pihak keluarga menyatakan faktor yang mengakibatkan terjadinya kekerasan seksual terhadap anak karena adanya kesempatan saat ayah dan korban sedang di rumah berdua. Karena saat kejadian itu ibu korban sedang pergi untuk mencari uang demi menyambung hidup. Selain karena adanya kesempatan ada pula karena adanya faktor lingkungan pergaulan Zaenuri yang tidak baik, seperti dia berteman dengan orang yang suka mabuk-mabukan.

Pelaku melakukan kekerasan seksual pada anak kandungnya sendiri itu dibenarkan oleh paman korban. Paman dan bibi korban adalah orang yang membantu memandikan dan merawat korban. Ketika

67

itu Angelina menolak untuk dimandikan dan waktu buang air kecil korban merasa kesakitan. Mulai pada saat itu paman dan bibi korban merasa curiga karena beberapa kali korban menjerit dan menangis ketika buang air kecil dan merasa kesakitan. Berbekal dari rasa curiga tersebut paman dan bibi korban memvisumkan korban ke Rumah Sakit Ungaran, kemudian dari Rumah Sakit dibawa ke Puskesmas Pringapus untuk di periksa dan ternyata pernyataan dari hasil visum tersebut menyebutkan bahwa korban pada alat vitalnya (kelamin) mengalami kerusakan akibat benda tumpul. Dari hasil visum ini dan diperkuat dari pengakuan Angelina Juni yang telah mengalami kekerasan seksual oleh ayah kandungnya sendiri terukap (hasil Wawancara dengan Paman Korban bapak Salman pada tanggal Senin, 18 Juli 2016 pukul 13.00 WIB).