• Tidak ada hasil yang ditemukan

METODE PENELITIAN

5. Struktur Organisasi (X 4 )

4.1. Deskripsi Objek Penelitian

4.1.1. Gambaran Koperasi Setia Bhakti Wanita “Jawa Timur”

Bermula dari kumpulan ibu-ibu arisan yang terdiri dari 35 orang. Setiap bulan mereka berkumpul dari anggota satu ke yang lain secara bergiliran. Dan nilai arisannya sebesar Rp. 2.000 per orang. Dari berkumpul, idepun terus berkembang dengan memunculkan usaha simpan pinjam. Ide ini terlaksana sejak 1975 dengan besar pinjaman Rp. 5.000 yang diangsur 5 kali.

Seiring waktu, modal bertambah, pinjaman bisa semakin ditingkatkan menjadi Rp. 50.000,- dan biasanya anggota memanfaatkan pinjaman untuk membuka usaha walaupun sifatnya kontemporer. Seperti misalnya membuat kue yang akan dijual tatkala lebaran atau acara tertentu. Sampai akhirnya, kumpulan ibu-ibu ini menarik perhatian ibu Mursina Zaafril Liyas, separah tokoh koperasi dan pencetus tanggung renteng.

Sejak 1977 Ibu Musia Zaafril Ilyas yang juga pernah menjadi sekretaris presiden I RI saat di Yogyakarta, mulai datang ke pertemuan arisan untuk memperkenalkan tentang koperasi. Tapi ide pembentukan koperasi ini tidak langsung diterima ibu-ibu. Kendati demikian Ibu Mersina tidak putus asa, pada setiap pertemuan arisan selalu datang untuk memotivasi agar membentuk koperasi. Karena dari jumlah anggota, memang sudah memenuhi persyaratan.

untuk mencoba membentuk koperasi. Sedang untuk aktivitas kantor pada waktu itu dilakukan garasi rumah Ny. Tatiek Yudara yang berada di jalan Gubeng Kertajaya 178 Surabaya.

Dari anggota 35 orang, kemudian beberapa orang mencoba membentuk kelompok baru hingga terbentuk 4 kelompok. Karena anggota sudah banyak, akhirnya Departemen Koperasi Kodya Surabaya menyarankan untuk mengajukan permohonan badan hukum.

Kemudian pada tanggal 30 Mei 1978, Koperasi Wanita Setia Bhakti Wanita diresmikan oleh Departemen Koperasi Kodya Surabaya dengan wilayah kerja Kecamatan Gubeng. Dan lima ibu sebagai pendiri yakni, Ibu Mursia, Ny. Atmadji, Ny. Abdulkadir S, Ny. Tini Hasana dan Ny. Tatiek Yudara. Dua tahun kemudian tepatnya 15 Januari 1980 mendapat badan hukum Depkop Surabaya, dengan Nomor: 4362/BH/II/80.

Waktu terus berlalu, kegigihan pengurus Koperasi yang baru berdiri ini membuahkan hasil. Jumlah anggota terus bertambah sehingga kantorpun berpindah dari sebuah garasi ke kantor di Jl. Panglima Sudirman. Kantor tersebut milik Puskowanjati yang direlakan untuk ditempatkan dengan sewa relatif murah.

Selama 6 tahun berjalan, anggota meningkat menjadi 2.1913 orang. Perkembangan pesat itulah kemudian menuntut adanya perubahan anggaran dasar. Jangkauan pun diperluas mencakup wilayah kerja Surabaya Timur. Perubahan anggaran dasar dilakukan lagi di tahun 1988. karena saat itu anggota sudah mencapai 3.341 orang yang terbagi dalam 270 kelompok. Jangkauan tidak lagi sebatas

diantaranya masuk dalam wilayah kerja Kopwan Setia Bhakti Wanita.

Jangkauan pun diperluas lagi yang mencakup wilayah Surabaya dan sekitar dengan demikian AD kembali mengalami perubahan yang diusahakan dalam rapat anggota 9 Februari 1996. di tahun tersebut anggota telah mencapai 6.303. ketika anggota mencapai 9.832 pada tahun 2001, muncul keinginan memperluas wilayah kerja hingga seluruh Nusantara, walaupun kemudian tidak terlaksana.

Baru tahun 2006, wilayah kerja bisa menjadi seluruh Jawa Timur. Dengan demikian sejak 11 September 2006 Kopwan Setia Bhakti Wanita mengalami alih bina dari kantor Dinas Koperasi dan Sektor Informal Kota Surabaya ke Kantor Dinas Koperasi dan PKM Propinsi Jawa Timur dengan nomor Badan Hukum 518.1/PAD/BH/22/2006. pada 17 Oktober 2006 Kopwan Setia Bhakti Wanita telah tercatat dalam Tambahan Berita Negara dengan Nomor 83.

Omset & Asset, rasa memiliki, merupakan salah satu kunci dari perkembangan Kopwan Setia Bhakti Wanita. Dari awal yang hanya bermodalkan Rp. 300.000,- kini omset telah berkembang menjadi lebih Seratus milyar Rupiah. Sementara Asset, yang menjadi Puluhan Milyar Rupiah.

Gedung berlantai dua di atas tanah 1.400 m2 yang dimiliki data ini juga tak lepas dari kontribusi seluruh anggota. Seperti pada pembangunan gedung tahap pertama, anggota merelakan SHU-nya selama 3 tahun demi keinginan menaiki gedung kantor sendiri. Begitu pula pada pembangunan gedung tahap II, setiap anggota menyumbangkan Rp. 16.000,-. Sedang gedung tahap III merupakan hasil usaha selama 25 tahun perjalanan Kopwan Setia Bhakti Wanita.

Adapun jenis usaha yang dijalankan Koperasi Setia Bhakti Wanita “Jawa Timur” yaitu:

1. Simpan Pinjam

Produk simpanan Kopwan Setia Bhakti Wanita:

a. Simpanan Anggota/Sukarela adalah simpanan yang dapat disetor maupun

ditarik setiap saat dengan setoran minimal Rp. 2.500,-

b. Simpanan Harian adalah simpanan dengan bunga harian yang dapat disetor

dan ditarik setiap saat.

c. Simpanan Setia Plus adalah simpanan dengan terbatas minimal Rp. 500

ribu yang diwujudkan dalam bentuk bilyet dengan jangka waktu 6 bulan dan 1 tahun.

d. Simpanan Berjangka adalah investasi aman, terpercaya sekaligus

memberikan bunga yang kompetitif. Dana dapat disimpan sesuai kebutuhan penyimpanan yaitu 1, 3, 6 dan 12 bulan dengan sistem perpanjangan otomatis tanpa perlu instruksi pada saat jatuh tempo.

2. Produk Pinjaman

a. Pinjaman dengan sistem tanggung renteng. Pinjaman ini diperuntukkan

bagi anggota secara berkelompok dengan sistem tanggung renteng. Untuk pinjaman pada anggota ini besarnya dihitung berdasarkan plafon kelompok. Ada beberapa jenis pinjaman yakni: Pinjaman SP 1, Pinjaman SP2, Pinjaman SP3.

pinjaman UKM.

3. Swalayan

Usaha ini berawal dari tuntutan anggota agar Kopwan Setia Bhakti Wanita juga melayani barang kebutuhan sehari-hari anggota. Sesuai dengan

keputusan dalam rapat anggota, maka dibukalah Waserda. Namun seiring

dengan perkembangan anggota yang mencapai sepuluh ribu lebih, tuntutan-pun

berkembang dari Waserda menjadi swalayan.

4. Learning Center

Unit ini dibentuk pada tahun 2004 setelah Kopwan Setia Bhakti Wanita mendapat tugas dari Kementrian Negara Koperasi dan UKM RI untuk mensosialisasikan sistem tanggung renteng. Disamping itu juga ditunjang dari data yang menunjukkan banyaknya tamu yang berkunjung ke tempat Kopwan

Setia Bhakti wanita untuk studi banding. Di unit inilah, peserta learning center

akan mendapatkan materi tentang pengelolaan koperasi dan aplikasi sistem tanggung renteng. Dalam hal ini materi tidak hanya diberikan dalam kelas tetapi peserta juga bisa melihat langsung bagaimana pelaksanaan sistem tanggung renteng dikelompokkan anggota. Kemudian dilengkapi dengan simulasi sistem tanggung renteng.

Dalam rangka untuk tetap memberikan pijakan arah perjuangan agar tidak terjadi disorientasi, Kopwan Setia Bhakti Wanita tetap berpegang teguh pada visi dan misinya, maka Visi dan Misi adalah sebagai berikut:

1. Visi

Meningkatkan Koperasi Setia Bhakti Wanita sebagai Organisasi Koperasi yang handal dan tangguh dengan dukungan sumber daya manusia yang profesional, serta penerapan sistem tanggung renteng yang efektif melalui pemberdayaan anggota sehingga dapat meningkatkan ekonomi mereka.

2. Misi

Meningkatkan pelayanan koperasi dan kualitas sumber daya manusia untuk dapat menumbuh kembangkan kehidupan yang lebih bertanggung jawab (mandiri) dan Berkesinambungan.

Struktur Organisasi Koperasi Setia Bhakti Wanita “Jawa Timur” adalah sebagai berikut: PENGURUS BENDAHARA I BENDAHARA II KETUA I KETUA II SEKRETARIS KETUA ANGGOTA

GRUP INTERNAL AUDIT

GRUP EDP GRUP SEKRETARIAT KOORD UMUM & KABAG SDM ANGGOTA KELOMPOK PJ KELOMPOK GRUP PPL KABAG KEUANGAN PENGAWAS RAT KASIE ACCOUNTING KASIE SP KASIE UKM KASIE TOKO

Data penelitian dikumpulkan dengan menyebarkan 21 kuesioner secara langsung kepada Kasie dan Staff bagian keuangan Koperasi Setia Bhakti Wanita. Kuesioner yang kembali sebanyak 21 buah. Dari 21 kuesioner tersebut ada 1 kuesioner yang tidak diisi, sehingga banyaknya kuesioner yang dapat digunakan sebanyak 20 buah dengan tingkat pengembalian yang digunakan sebesar 95,23 %.

Dokumen terkait