Perguruan Tinggi. Berkat rahmatNya pula memungkinkan saya untuk menyelesaikan skripsi dengan judul “ANALISIS FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUASAN PEMAKAI DALAM PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PADA
KOPERASI SETIA BHAKTI WANITA DI SURABAYA”
Sebagaimana diketahui bahwa penulisan skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk dapat memperoleh gelar Sarjana Ekonomi (SE). Walaupun dalam penulisan skripsi ini penulis telah mencurahkan segenap kemampuan yang dimiliki, tetapi penulis yakin tanpa adanya saran dan bantuan maupun dorongan dari beberapa pihak maka skripsi ini tidak akan mungkin dapat tersusun sebagaimana mestinya.
Pada kesempatan ini, penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang sebanyak-banyaknya kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Ir. Teguh Soedarto, MP, Rektor Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
2. Bapak Dr. Dhani Ichsanuddin N, MM, Selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur Surabaya.
3. Bapak Drs. Ec. Saiful Anwar, Msi, Selaku Wakil Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur Surabaya
4. Ibu Dr. Sri Trisnaningsih, M.Si, Ketua Program Study Akuntansi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
6. Kedua orang tuaku, kakak dan adikku tercinta terima kasih atas doa, kasih sayang, dukungan dan bantuannya secara moril maupun materiil yang telah diberikan selama ini.
Akhirnya penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan didalam penulisan skripsi ini, oleh karenanya penulis senantiasa mengharapkan kritik dan saran bagi perbaikan di masa mendatang. Besar harapan penulis, semoga skripsi ini memberikan manfaat bagi pembaca.
Surabaya, Mei 2010
Penulis
DAFTAR GAMBAR ... ……. vii
1.2.Perumusan Masalah... ..…… 5
1.3.Tujuan Penelitian... ..…… 5
1.4.Manfaat Penelitian... ..…… 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... ..…… 7
2.1.Penelitian Terdahulu... …..… 7
2.2.Landasan Teori ... …..… 11
2.2.1.Sistem Informasi Akuntansi ... ..…… 11
2.2.1.1.Pengertian Sistem Informasi Akuntansi ... …….. 11
2.2.1.2.Peranan Sistem Informasi Akuntansi ... …….. 11
2.2.1.3.Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Sistem Informasi Akuntansi. 12 2.2.1.4.Pengembang Sistem Informasi... 13
2.2.1.5.Para Pemakai Informasi Akuntansi ... 14
2.2.2.Komunikasi Pemakai... ……. 16
2.2.2.1.Pengertian Komunikasi... …..… 16
2.2.2.2.Proses Komunikasi ... ..…... 17
2.2.3.Partisipasi Pemakai... ... 18
2.2.3.1.Pengertian Partisipasi ... ... 18
2.2.3.2.Prasyarat Partisipasi... ... 20
2.2.4.Kompleksitas Sistem ... ... 20
2.2.4.1.Definisi Kompleksitas Sistem . ... ... 20
2.2.4.2.Pentingnya Kompleksitas Sistem ... ... 21
2.2.6.1.Pengertian Kepuasan ... 30
2.2.6.2.Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kepuasan... 25
2.2.6.3.Faktor-faktor yang Mendorong Kepuasan Kerja Pemakai... 25
2.2.7.Teori yang Melandasi Pengaruh Komunikasi Pemakai Terhadap Kepuasan Pemakai dalam Pengembangan Sistem Informasi Akuntansi ... 27
2.2.8.Teori yang Melandasi Pengaruh Partisipasi Pemakai Terhadap Kepuasan Pemakai dalam Pengembangan Sistem Informasi Akuntansi ... 28
2.2.9.Teori yang Melandasi Pengaruh Kompleksitas Sistem Terhadap Kepuasan Pemakai dalam Pengembangan Sistem Informasi Akuntansi ... 29
2.2.10.Teori yang Melandasi Pengaruh Struktur Organisasi Terhadap Kepuasan Pemakai dalam Pengembangan Sistem Informasi Akuntansi ... 30
2.3.Kerangka Pikir ... ... 32
2.4.Hipotesis ... ... 33
BAB III METODE PENELITIAN... ……. 34
3.1.Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ... ….… 34
3.4.5.Uji Analisis Data ... 47
3.4.6.Uji Hipotesis ... 47
BAB IV HASIL PENELITIAN ... ……. 49
4.1.Deskripsi Obyek Penelitian ... ……. 49
4.1.1.Gambaran Koperasi Setia Bhakti Wanita ... ……. 49
4.1.2.Jenis Usaha ... ……. 52
4.1.3.Visi dan Misi ... ……. 54
4.1.4.Struktur Organisasi ... ……. 55
4.2.Deskripsi Hasil Penelitian... ……. 56
4.2.1.Deskripsi Variabel Komunikasi Pemakai-Pengembang (X1)..……….... 56
4.2.2.Deskripsi Variabel Partisipasi Pemakai (X2) ... ……. 58
4.2.3.Deskripsi Variabel Kompleksitas Sistem (X3) ... ……. 60
4.2.4.Deskripsi Variabel Struktur Organisasi (X4)... ……. 61
4.2.5.Deskripsi Variabel Kepuasan Pemakai (Y) ... ……. 62
4.3.Deskripsi Hasil Pengujian... ……. 63
4.3.1.Hasil Pengujian Validitas dan Reliabilitas ... ……. 63
4.3.1.l.Pengujian Validitas Variabel ... ……. 63
4.3.1.2.HasilPengujian Reliabilitas ... ……. 68
4.3.1.3.HasilPengujian Normalitas ... ……. 68
4.3.2.Pengujian Asumsi Klasik... ……. 69
4.3.2.1.Uji Multikolineritas ... ……. 69
4.3.2.2.Uji Heteroskedasitas ... ……. 70
4.3.3.Teknik Analisis... ……. 71
4.3.4.Uji F... ……. 73
4.3.5.Uji Hipotesis (Uji t) ... ……. 74
4.6.Keterbatasan Penelitian ... ……. 81
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN... ……. 82
5.1.Kesimpulan ... ……. 82
5.2.Saran ... ……. 82
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
Pemakai-Pengembang (X1) …... 57
Tabel 4.2 : Rekapitulasi Jawaban Responden Partisipasi Pemakai (X2)... 59
Tabel 4.3 : Rekapitulasi Jawaban Responden Variabel Kompleksitas Sistem (X3) ... 60
Tabel 4.4 : Rekapitulasi Jawaban Responden Variabel Struktur Organisasi (X4) ... 61
Tabel 4.5 : Rekapitulasi Jawaban Responden Variabel Kepuasan Pemakai (Y)... 63
Tabel 4.6 : Hasil Pengujian Validitas Kuesioner Komunikasi Pemakaian-Pengembang (X1)………... 64
Tabel 4.7 : Hasil Pengujian Validitas Kuesioner Partisipasi Pemakai (X2) ... 65
Tabel4.8 : Hasil Pengujian Validitas Kuesioner Partisipasi Pemakai (X2) dengan mengeliminasi pertanyaan 3 ... 66
Tabel 4.9 : Hasil Pengujian Validitas Kuesioner Kompleksitas Sistem (X3) ... 66
Tabel 4.10 : Hasil Pengujian Validitas Kuesioner Struktur Organisasi (X4) ... 67
Tabel 4.11 : Hasil Pengujian Validitas Kuesioner Kepuasan Pemakai (Y)... 66
Tabel 4.12 : Hasil Pengujian Reliabilitas ... 68
Tabel 4.13 : Hasil Pengujian Normalitas... 69
Tabel 4.14 : Hasil Pengujian Multikolineritas... 69
Tabel 4.15 : Hasil Pengujian Heteroskedastisitas ... 70
Tabel 4.16 : Hasil uji F ... 73
Tabel 4.17 : Hasil uji t ... 74
Tabel 4.18 : Perbedaan Penelitian Sekarang dengan Penelitian Terdahulu ... 80
Lampiran 2.2 : Tabulasi Jawaban Responden (X2)
Lampiran 2.3 : Tabulasi Jawaban Responden (X2) dengan megeliminasi pertanyaan 3 Lampiran 2.4 : Tabulasi Jawaban Responden (X3) dan (X4)
Lampiran 2.5 : Tabulasi Jawaban Responden (Y)
Lampiran 3.1 : Hasil Uji Validitas Variabel Komunikasi pemakai-pengembang (X1)
Lampiran 3.2 : Hasil Uji Validitas Variabel Partisipasi pemakai (X2)
Lampiran 3.3 : Hasil Uji Validitas Variabel Partisipasi pemakai (X2) dengan mengeliminasi pertanyaan 3
Lampiran 3.4 : Hasil Uji Validitas Variabel Kompleksitas Sistem (X3) Lampiran 3.5 : Hasil Uji Validitas Variabel Struktur Organisasi (X4) Lampiran 3.6 : Hasil Uji Validitas Variabel Kepuasan Pemakai (Y) Lampiran 4. : Hasil Uji Reliabilitas Variabel (X1), (X2),(X3),(X4) dan (Y) Lampiran 5 : Hasil Uji Normalitas
Lampiran 6 : Uji Hipotesis Analisis Regresi Linier Berganda Lampiran 7 : Uji Heteroskedastisitas
Lampiran 8 : UJi Multikolinieritas
x
DI SURABAYA
Oleh :
Andrik Nur Ardiawan
Abstraksi
Perubahan dan perkembangan yang cepat dewasa ini dapat mempengaruhi sistem informasi, hal itu tampak pada kebutuhan para pemakai sebagai dasar pengambilan keputusan yang berhubungan dengan strategi, tujuan dan sasaran yang ingin dicapai perusahaan. Dibeberapa perusahaan mereka merasakan bahwa informasi keaungan yang disediakan oleh sistem informasi perusahaan tidak lagi memadai untuk memenuhi semua kebutuhan perusahaan. Hal ini membuktikan sistem informasi adalah komoditas vital bagi perusahaan. Tujuan untuk menganalisis adanya pengaruh antara variabel Komunikasi pemakai-pengembang, partisipasi pemakai, kompleksitas sistem dan struktur organisasi dalam pengembangan Sistem Informasi Akuntansi di koperasi Setia Bhakti Wanita
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah Kasie dan Staf bagian keuangan yang berjumlah 21 orang dengan teknik pengambilan sampel adalah Purposive Sampling. Variabel penelitian yang digunakan adalah Komunikasi pemakai-pengembang (X1), partisipasi pemakai (X2), kompleksitas sistem (X3) dan struktur organisasi (X4) sedangkan variabel terikat yang digunaka n adalah Kepuasan pemakai (Y). Untuk menjawab perumusan masalah, tujuan dan hipotesis penelitian, analisis yang digunakan adalah analisis Regresi Linier Berganda.
Dari hasil penelitian yang dilakukan bahwa Komunikasi pemakai-pengembang, partisipasi pemakai, kompleksitas sistem dan struktur organisasi mempengaruhi kepuasan pemakai dalam pengembangan Sistem Informasi Akuntansi di koperasi ,sehingga hipotesis penelitian ini teruji kebenarannya. Berdasarkan koefisien regresi masing-masing variabel bebas menunjukkan bahwa Komunikasi pemakai-pengembang, partisipasi pemakai, dan kompleksitas sistem yang dapat terbukti memiliki pengaruh nyata sedangkan untuk Struktur organisasi tidak berpengaruh nyata terhadap kepuasan pemakai.
Andrik Nur Ardiawan Abstraksi
Perubahan dan perkembangan yang cepat dewasa ini dapat mempengaruhi sistem informasi, hal itu tampak pada kebutuhan para pemakai sebagai dasar pengambilan keputusan yang berhubungan dengan strategi, tujuan dan sasaran yang ingin dicapai perusahaan. Dibeberapa perusahaan mereka merasakan bahwa informasi keaungan yang disediakan oleh sistem informasi perusahaan tidak lagi memadai untuk memenuhi semua kebutuhan perusahaan. Hal ini membuktikan sistem informasi adalah komoditas vital bagi perusahaan. Tujuan untuk menganalisis adanya pengaruh antara variabel Komunikasi pemakai-pengembang, partisipasi pemakai, kompleksitas sistem dan struktur organisasi dalam pengembangan Sistem Informasi Akuntansi di koperasi Setia Bhakti Wanita
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah Kasie dan Staf bagian keuangan yang berjumlah 21 orang dengan teknik pengambilan sampel adalah Purposive Sampling. Variabel penelitian yang digunakan adalah Komunikasi pemakai-pengembang (X1), partisipasi pemakai (X2), kompleksitas sistem (X3) dan struktur organisasi (X4) sedangkan variabel terikat yang digunakan adalah Kepuasan pemakai (Y). Untuk menjawab perumusan masalah, tujuan dan hipotesis penelitian, analisis yang digunakan adalah analisis Regresi Linier Berganda.
Dari hasil penelitian yang dilakukan bahwa Komunikasi pemakai-pengembang, partisipasi pemakai, kompleksitas sistem dan struktur organisasi mempengaruhi kepuasan pemakai dalam pengembangan Sistem Informasi Akuntansi di koperasi ,sehingga hipotesis penelitian ini teruji kebenarannya. Berdasarkan koefisien regresi masing-masing variabel bebas menunjukkan bahwa Komunikasi pemakai-pengembang, partisipasi pemakai, dan kompleksitas sistem yang dapat terbukti memiliki pengaruh nyata sedangkan untuk Struktur organisasi tidak berpengaruh nyata terhadap kepuasan pemakai.
1.1. Latar Belakang
Sistem informasi tidak akan pernah berkembang dengan sendirinya, tetapi perlu didukung banyak faktor yang mampu mendukung efektifitas sistem. Salah satu faktor tersebut yang banyak diteliti sebelumnya adalah partisipasi pemakai dalam pengembangan sistem informasi yang dapat memberikan efektifitas dari sistem informasi itu sendiri yang tercermin melalui kepuasan pemakai dan kualitas jasa sistem informasi. Suatu sistem informasi akan efektif apabila didukung oleh beberapa faktor pendukungnya, diantaranya partisipasi pemakai (Purnamasari, 2004:218).
Seperti masa sekarang ini setiap perusahaan harus bergerak cepat dalam menangani masalah yang timbul akibat kurang baiknya sistem informasi akuntansi. Sistem Informasi akuntansi akan berkembang baik pada suatu perusahaan jika Manajer teliti dalam melihat kesalahan dalam suatu perusahaan dan mengganti sistem lama yang salah dengan sistem yang baru yang dapat mengatasi kesalahan pada sistem yang lama (Setianingsih dan Indirantoro, 1998: 199). Karena setiap sistem informasi akuntansi mempunyai siklus hidup tertentu, maka pengembangan memerlukan suatu kegiatan bersiklus yang terdiri dari beberapa tahap dimulai dengan perencanaan sistem, implementasi sistem dan diakhiri dengan pengoprasian sistem.
Sistem informasi akuntansi adalah suatu kerangka kerja dengan nama sumber daya (manusia, komputer) dikoordinasikan untuk mengubah masukan (data) menjadi
keluaran (informasi) untuk mencapai sasaran perusahaan dan fungsi sistem informasi akuntansi dalam suatu organisasi adalah sebagai alat bantu pencapai tujuan melalui penyediaan informasi (Moscove dalam Baridwan, 1994:4). Sebagian besar manajer saat ini menyadari bahwa mereka membutuhkan informasi yang relevan dan tepat waktu untuk mengambil suatu keputusan yang tepat, namun di beberapa perusahaan merasa suatu informasi keuangan yang disediakan oleh sistem informasi akuntansi perusahaannya tidak lagi memadai untuk memenuhi kebutuhan perusahaan. Hal ini membuktikan bahwa suatu sistem informasi akuntansi adalah komoditas vital yang harus dimliki oleh perusahaan. Oleh sebab itu kesuksesan suatu sistem informasi akuntansi perusahaan sangat tergantung pada kesesuaian harapan antara sistem informasi akuntansi, pemakai, sponsor dan customer (Simamora, 2000:6-9)
Obyek dalam penelitian ini adalah Koperasi Setia Bhakti Wanita yang berlokasi di Surabaya. Koperasi Setia Bhakti Wanita adalah koperasi yang menangani pinjaman bagi ibu – ibu rumah tangga, Pegawai Negeri dan Pegawai Swasta yang ada di Surabaya. Dari hasil observasi pendahuluan diketahui bahwa sistem informasi akuntansi yang ada pada Koperasi Setia Bhakti Wanita sudah komputerisasi namun dalam aktivitas sehari–hari masih menggunakan manual belum terpusat (LAN) sehingga kepuasan pemakai sistem informasi akuntansi tidak terwujud selain itu juga kurang diperhatikan faktor lain seperti komunikasi pemakai, partisipasi pemakai, kompleksitas sistem dan struktur organisasi.
Informasi yang dihasilkan sistem informasi akuntansi pada Koperasi Setia Bhakti Wanita digunakan oleh para pemakai sebagai dasar pengambilan keputusan
yang berhubungan dengan penyusunan strategi, tujuan dan sasaran yang ingin dicapai Koperasi. Pada kenyataannya para pemakai sistem informasi pada Koperasi Setia Bhakti Wanita sebagian dari mereka ada yang kurang puas atas informasi yang dihasilkan, karena informasi yang dihasilkan tersebut tidak sesuai dengan keinginan dan kebutuhan mereka untuk pengambilan keputusan. Hal ini sangat mempengaruhi keputusan yang diambil oleh para pengambil keputusan (Pengurus, Manajer dan kepala bagian), salah satu hal yang akan dapat terjadi adalah terjadinya kesalahan dalam pengambilan keputusan yang dapat berakibat pada Penurunan Pendapatan. Sehingga Koperasi Setia Bhakti Wanita tidak dapat mencapai pedapatan maksimal hal di sebabkan karena Pengurus, Manajer dan kepala bagian Koperasi Setia Bhakti Wanita salah dalam pengambilan keputusan dan kebijakan penetapan strategi pemasaran yang akan berdampak pada menurunnya jumlah anggota peminjam uang.
Berdasarkan data yang diperoleh, dapat dilihat Pendapatan Koperasi Setia Bhakti Wanita dalam 3 tahun adalah sebagai berikut:
Tahun Pendapatan 2006 13.106.842.457,28 2007 13.634.546.944,03 2008 12.767.395.179,41
Sumber: Laporan Laba Rugi Koperasi Setia Bhakti Wanita
Dari data di atas dapat diketahui bahwa pada tahun 2006 pendapatan sebesar Rp 13.106.842.457,28, sedangkan pada tahun 2007 pedapatan sebesar Rp 13.634.546.944,03 dan pada tahun 2008 pendapatan sebesar Rp 12.767.395.179,41. Dapat dilihat Penurunan pendapatan pada tahun 2008 sebesar Rp 867.151.764,62.
Ketidakpuasan pemakai yang ada pada Koperasi Setia Bhakti Wanita tersebut dapat disebabkan karena pemakai kurang berpatisipasi dalam pengembangan sistem informasi akuntansi selain faktor dukungan manajemen dan komunikasi antara pemakai-pengembang masih belum dapat meningkatkan partisipasi pemakai untuk memberikan masukan yang terbaik dalam pengembengan sistem informasi Akuntansi sehingga berakibat pada menurunnya kepuasan para pengguna sistem informasi akuntansi di Koperasi Setia Bhakti Wanita.
Adanya komunikasi dan partisipasi pemakai dalam pengembangan sistem informasi akuntansi diharapkan dapat mendesain suatu sistem yang mampu bekerja sama dengan pemakai sistem informasi akuntansi (user), selain itu suatu sistem informasi akuntansi yang dipakai harus sesuai struktur organisasi suatu perusahaan, kesesuaian tersebut dapat mengurangi kompleksitas sistem sehingga tidak terjadi hambatan dalam pemakaian sistem informasi akuntansi, maka diusahakan agar sistem tersebut mudah digunakan dan lebih fleksibel. Karena secanggih apapun sistem yang dibuat, namun dalam perencanaan sistemnya tidak memperhatikan faktor yang berpengaruh terhadap kepuasan pemakai, maka dapat dipastikan akan terjadi hambatan-hambatan yang disebabkan karena ketidak sesuaian antara teknologi yang digunakan dengan pemakainya.
Sesuai dengan latar belakang yang dikemukakan dalam fenomena yang terjadi pada Koperasi Setia Bhakti Wanita tersebut menarik penelitian untuk mengadakan penelitian dengan judul “Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kepuasan Pemakai dalam Pengembangan Sistem Informasi Akuntansi Pada Koperasi Setia Bhakti Wanita Di Surabaya”
1.2. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, maka perumusan masalah yang diajukan adalah sebagai berikut:
“Apakah komunikasi pemakai-pengembang, partisipasi pemakai, kompleksitas sistem dan struktur organisasi berpengaruh terhadap kepuasan pemakai dalam pengembangan sistem informasi akuntansi pada Koperasi Setia Bhakti Wanita di Surabaya?”
1.3. Tujuan Penelitian
Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini berdasarkan rumusan masalah adalah sebagai berikut :
Menguji dan membuktikan serta mengetahui variabel komunikasi pemakai-pengembang, partisipasi pemakai, kompleksitas sistem, struktur organisasi berpengaruh terhadap kepuasan pemakai dalam pengembangan Sistem Informasi akuntansi pada Koperasi Setia Bhakti Wanita di Surabaya ?
1.4. Manfaat Penelitian
Dari penelitian ini diharapkan agar pihak-pihak yang berkepentingan dapat mengambil manfaat, antara lain:
1. Bagi Peneliti
Sebagai saran untuk menerapkan dan mengaplikasikan teori-teori yang telah diperoleh selama masa studi, serta dapat menambah pengetahuan tentang kondisi perusahaan dan permasalahan yang dihadapinya, sehingga dapat bermanfaat bagi pihak yang memerlukan.
2. Bagi Koperasi Setia Bhakti Wanita
Manfaat bagi Koperasi Setia Bhakti Wanita dapat menjalankan kegiatan sehari-hari sehingga dapat memuaskan pemakai sistem informasi akuntansi.
3. Bagi Universitas
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan riset untuk mengembangkan penelitian selanjutnya bagi mahasiswa yang mengadakan penelitian terhadap tema ini.
4. Bagi Pihak Lain
Hasil penelitian ini dapat dipergunakan untuk menambah wawasan dan pengetahuan yang lebih luas.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Hasil Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu yang pernah dilakukan oleh pihak lain yang dapat dipakai sebagai
bahan masukan serta bahan pengkajian berkaitan dengan penelitian ini adalah :
1. Restuningdiah dan Indriantoro (2000)
a. Judul :
Pengaruh Partisipasi Pemakai Terhadap Kepuasan Pemakai Dalam
Pengembangan Sistem Informasi. Kompleksitas Tugas, Kompleksitas
Sistem dan Pengaruh Pemakai Sebagai Moderating Variabel.
b. Permasalahan :
1. Untuk mengetahui apakah ada hubungan antara partisipasi
pemakai dengan kepuasan pemakai dalam pengembang sistem
informasi.
2. Apakah kompleksitas sistem serta pengaruhnya sebagai variabel
moderating terhadap hubungan antara partisi dan kepuasan
pemakai dalam pengembangan sistem informasi.
c. Hasil :
1. partisipasi Pemakai dalam pengembangan sistem informasi
mempunyai pengaruh positif terhadap kepuasan pemakai atas
sistem yang dikembangkan. Meskipun pengaruh tidak terlalu
7
besar yang ditunjukkan dengan koefisien determinasi hanya
sebesar 0,096 tetapi partisipasi harus tetap dipertimbangkan
2. Dengan koefesien interaksi antara partisipasi dan dukungan
manajemen puncak positif sebesar 0,469 dan signifikan pada α
0,05 maka dukungan manajemen akan meningkatkan partisipasi
pemakai dan berpengaruh positif terhadap kepuasan pemakai
sistem informasi.
3. Terdapat pengaruh komunikasi pemakai-pengembang terhadap
hubungan partisipasi dan kepuasan pemakai dalam
pengembangan sistem informasi. Hal tersebut menunjukkan
bahwa komunikasi pemakai-pengembang tidak berpengaruh
secara signifikan pada hubungan partisipasi dengan kepuasan
pemakai. Tetapi komunikasi pemakai-pengembang berpengaruh
langsung terhadap kepuasan pemakai.
2. Dian Indri Purnamasari (2004)
a. Judul
Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keefektifan
Pengembangan Sistem Informasi.
b. Permasalahan
Apakah Faktor-faktor partisipasi, komunikasi pemakai, dukungan
manajemen puncak, kompleksitas sistem dan struktur organisasi secara
signifikan berpengaruh terhadap efektifitas dalam pengembangan
c. Hasil
Hasil penelitian yang menunjukan banyak pertentangan dengan hasil
penelitian sebelumnya dikarenakan jumlah sampel yang relatif sedikit
dan menggunakan mahasiswa Magister Manajemen sebagai proksi dari
manajer divisi dalam perusahaan kurang mewakili, sedangka variabel
dukungan manajemen puncak ternyata berpengaruh dapat dikarenakan
para responden beranggapan bahwa
dalam pengembangan sistem,
dukungan manajemen puncak mutlak diperlukan.
3. Partiwi (2006)
a. Judul
Pengaruh Komunikasi Pemakai-Pengembang Terhadap Hubungan
Partisipasi Dan Kepuasan Pemakai Dalam Pengembangan Sistem
Informasi Pda PT. Excelcomindo Pratama Tbk Area Jawa Timur.
b. Permasalahan
1. apakah ada hubungan antara partisipasi pemakai dengan
kepuasan pemakai dalam proses pengembangan sistem
Informasi.
2. Apakah komunikasi pemakai-pengembang berpengaruh
terhadap hubungan anatara partisipasi pemakai dengan
kepuasan pemakai dalam pengemnbangan sistem informasi?
c. Hasil Penelitian
1. Hipotesis pertama yang menyatakan bahwa diduga terdapat
dalam proses pengembangan sistem informasi dapat terbukti
kebenarannya. Hal tersebut ditunjukkan dengan pengaruh
sebesar 29,7%.
2. Hipotesis yang kedua yang menyatakan bahwa diduga
komunikasi pemakai-pengembang berpengaruh terhadap
hubungan antara partisipasi pemakai dengan kepuasan pemakai
dalam pengembangan sistem informasi telah terbukti
kebenarannya. Hal tersebut dibuktikan dengan pengaruh sebesar
0,535 atau sebesar 53,5%.
3. Untuk lebih meningkatkan kepuasan pemakai pada PT.
Excelcomindo Pratama Tbk diperlukan adanya kesesuaian
anatara partisipasi pemakai dengan komunikasi
pemakai-pengembang yang ada. Kesesuaian tersebut adalah bila pihak
manajer memiliki partisipasi pemakai yang tinggi maka perlu
pula diimbangi dengan komunikasi pemakai-pengembang yang
tinggi pula untuk dapat menciptakan kepuasan pemakai yang
lebih baik.
Dari penelitian diatas terdapat persamaan dan perbedaan dengan penelitian
yang telah dilakukan sekarang ini. Adapun persamaan dan perbedaan adalah sebagai
berikut :
a. Persamaan
Sama-sama meneliti tentang Variabel partisipasi pemakai, komunikasi
b. Perbedaan
Obyek penelitian yang digunakan dalam penelitian ini Koperasi Setia Bhakti
Wanita serta tahun penelitian yang dilakukan sekarang adalah pada tahun 2010
sedangkan penelitian terdahulu dilakukan pada tahun 2000 sampai 2006.
2.2. Landasan Teori
2.2.1 Sistem Informasi Akuntansi
2.2.1.1. Pengertian Sistem Informasi Akuntansi
Menurut Moscove dalam Baridwan (1994:4) bahwa sistem informasi akuntansi
adalah suatu kompoenen organisasi yang mengumpulkan, mengklasifikasikan,
mengolah, menganalisa dan mengomunikasikan informasi finansial dan mengambil
keputusan yang relevan kepada pihak luar perusahaan (seperti kantor pajak, investor,
dan kreditor) dan pihak intern (terutama manajemen)
Menurut Jogiyanto (2000:54), sistem informasi akuntansi adalah sistem
akuntansi dengan pengembangan informasi lebih luas dengan menekankan informasi
kepada manajemen tanpa mengurangi informasi kepada pihak luar. Sedangkan
menurut Widjajanto (2001:4), sistem informasi akuntansi adalah susunan berbagai
formulir, catatan , peralatan, termasuk komputer dan perlengkapannya serta alat
komunikasi, tenaga pelaksaannya, dan laporan yang terkoordinasikan secara erat
yang didesain untuk mentransformasikan data keuangan menjadi informasi yang
dibutuhkan oleh manajemen.
2.2.1.2. Peranan Sistem Informasi Akuntansi
Organisasi perusahaan modern yang dilayani oleh sistem informasi akuntansi
dunia modern menimbulkan kepentingan dalam aktivitas-aktivitasnya diantara
banyak golongan masyarakat. Golongan masyarakat yang langsung tertarik antara
lain adalah para pelanggan, leveransir (supplier), pegawai, pemberi kredit atau
pemberi pinjaman, pemegang saham dan berbagai instansi pemerintahan yang
berkepentingan dalam hal tersebut. Dan akan sangat berguna bila peninjauan sistem
informasi akuntansi dari sudut pandang para pemakai informasi akuntansi yang
memanfaatkannya sebagai dasar untuk pengambilan keputusan. Hal tersebut
dikemukakan oleh Cushing (1991:5) tentang peranan sistem informasi akuntansi
dalam suatu organisasi atau perusahaan.
2.2.1.3. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Sistem Informasi Akuntansi
Terdapat beberapa faktor yang perlu diperhitungkan dalam menyusun sistem
informasi akuntansi. Faktor-faktor itu merupakan hal di luar sistem akuntansi, tetapi
menentukan keberhasilan dari suatu sistem. Faktor-faktor itu antara lain adalah
perilaku manusia dalam organisasi, penggunaan metode kuantitatif, dan juga
pengguanaan komputer sebagai alat bantu.
Perilaku manusia dalam organisasi perlu dipertimbangkan dalam menyusun
sistem informasi akuntansi karena sistem informasi itu tidak mungkin berjalan tanpa
manusia. Faktor psikologis karyawan, baik yang melaksanakan proses data dalam
sistem itu, maupun pihak-pihak yang menerima keluaran (output) dari proses itu perlu
dipertimbangkan. Metode kuantitatif, seperti analisa regresi, metode-metode statistik
lainnya merupakan alat bantu yang penting bagi manajemen dalam rangka
manfaatnya bila proses data menggunakan komputer. Hal ini terjadi karena
kemampuan komputer yang tinggi untuk memanipulasi data (Baridwan, 1994:7).
2.2.1.4. Pengembangan Sistem Informasi
Sistem informasi berkembang selama masa hidup suatu perusahaan. Artinya,
suatu sistem informasi yang baru (atau paling tidak yang akan dikembangkan
mutunya secara besar-besaran) akan menggantikan sistem yang lama digunakan jika
tidak memadai lagi.
Menurut Wilkinson (1993:12) terdapat beberapa tahap siklus pengembangan
sistem antara lain :
1. Perencanaan sistem meletakkan landasan bangun untuk sistem informasi yang
baru atau yang direvisi. Dalam tahap ini disiapkan rencana sistem induk secara
usulan (proposal) proyek sistem untuk menjalankan rencana tersebut.
2. Analisis sistem mensurvai dan menganalisis sistem informasi yang sedang
dipakai untuk menentukan jenis informasi yang dibutuhkan pemakai dari
sistem yang baru dan persyaratan teknik untuk sistem tersebut.
3. Pengkajian dan pemilihan sistem akan mencakup analisis manfaat biaya yang
terinci untuk rancangan sistem yang dipilih. Juga akan dievaluasi usulan dari
pabrik pembuat alat pemrosesan agar bisa memilih peralatan yang sesuai.
4. Implementasi sistem terdiri dari langkah-langkah seperti pelengkapan rician
untuk rancangan yang baru, pengangkatan dan pelatihan (training) karyawan
baru, penginstalasian dan penyajian peralatan baru dan penerapan awal dari
5. Pengoperasian sistem mencakup operasi rutin, pemeliharaan dan manajemen
dari sistem yang baru atau yang ditingkatkan. Secara berkala atau
berkesinambungan akan dilakukan evaluasi terhadap interpretasi sistem dan
kendala keluaran.
2.2.1.5. Para Pemakai Informasi Akuntansi
Menurut Simamora (2000:6-9) pihak – pihak yang membutuhkan informasi
akuntansi terdiri atas berbagai kalangan. Pada umumnya, para pemakai laporan
keuangan dapat dibagi kedalam golongan antara lain, para pemakai internal dan para
pemakai eksternal.
a. Pemakai Internal
Para manajer dan staf internal dari berbagai entitas bisnis. Manajer – manajer
perusahaan memakai informasi akuntansi untuk menetapkan sasaran bagi
organisasinya, untuk mengevaluasi kemajuan terhadap sasaran tersebut dan
mengambil tindakan korelatif manakala dibutuhkan.
b. Pemakai Eksternal
1. Pemilik perusahaan, para pemilik (owners) telah menanamkan dana
mereka yang berharga ke dalam sebuah organissi bisnis. Orang-orang
ini menghendaki wawasan keinginan pendapatan masa lalu,
kemungkinan pertumbuhan pada waktu yang akan datang dan prospek
arus kas.
2. Para karyawan biasanya berkepentingan dengan penilaian positif
finansial perusahaaan mereka guna menunjukkan suatu indikasi
pada informasi yang memungkinkan mereka menilai kemampuan
perusahaan dalam memberikan balas jasa, tunjangan, pensiun, dan
kesempatan kerja.
3. Para investor pemasok dana yang dibutuhkan untuk memulai kegiatan
usaha. Untuk memutuskan apakah akan membantu permodalan suatu
perusahaan, pemodal-pemodal potensial biasanya mengevaluasi
besarnya pendapatan yang diperkirakan dapat diperoleh dari investasi
mereka.
4. Kreditor adalah pihak yang menyediakan barang–barang, jasa –jasa dan
sumber daya keuangan bagi perusahaan baik dengan memberikan
kredit usaha maupun memberikan pinjaman. Kreditor berminat untuk
mengetahui kesanggupan sebuah perusahaan melunasi kewajiban–
kewajibannya secara tepat waktu dan terjadwal.
5. Badan Pemerintahan membutuhkan informasi dalam upaya mengatur
kegiatan–kegiatan perusahaan dan sebagai dasar untuk menyusun
statistik pendapatan nasional dan statistik lainnya. Pemerintahan pusat
dan daerah menarik pajak dari perusahaan – perusahaan yang
beroperasi. Besarnya pajak terutang yang harus dibayar tentunanya
ditetapkan berdasarkan angka yang tertera dalam laporan keuangan.
6. Organisasi Nirlaba (nonprofit organization), seperti yayasan
pendidikan, rumah sakit, panti asuhan pemakai informasi akuntansi
perlu pula menyusun anggaran, menggaji pegawainya, membeli
peralatan dan semuanya itu membutuhkan informasi akuntansi.
Masyarakat pada umumnya sering sekali tergantung pada informasi keuangan
yang di rangkum dalam laporan – laporan keuangan untuk mengevaluasi tindakan –
tindakan perusahaan besar di indonesia. Masyarakat memakai banyak informasi
finansial dalam menilai kebutuhan ekonomi perusahan – perusahan di tengah
masyarakat.
2.2.2. Komunikasi Pemakai 2.2.2.1.Pengertian Komunikasi
Komunikasi sangat dibutuhkan dalam kelangsungan hidup karena dengan
adanya komunikasi individu-individu dapat menyampaikan dan berbagi hal-hal yang
dirasakan.
Menurut Gitosudarmo (1996:195) komunikasi adalah suatu proses
penyampaian ide, konsep, gagasan atau informasi dari si pengirim kepada si penerima
informasi.
Menurut Davis dan Neswtrom (1996:50) komunikasi merupakan cara
penyampaian gagasan, fakta, pikiran, perasaan dan nilai kepada orang lain.
Hal yang terpenting tentang komunikasi adalah bahwa paling sedikit harus
melibatkan dua orang, yaitu pengirim (sender) dan penerima (receiver). Satu orang
saja tidak dapat berkomunikasi. Adanya satu penerima atau lebih dapat melengkapi
Dari beberpa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa komunikasi pemakai
menurut peneliti adalah proses penyampaian ide, konsep gagasan atau informasi yang
dilakukan oleh pemakai selama proses pengembangan sistem informasi.
2.2.2.2.Proses Komunikasi
Proses Komunikasi adalah proses penyampaian pesan dari pengirim kepada
penerima yang disebut proses. Menurut Davis dan Newstrom (1992:152) terdapat
enam langkah proses komunikasi, antara lain:
1. Mengembangkan gagasan yaitu mengembangkan gagasan yang ingin disampaikan
pengirim. Ini merupakan langkah yang penting, karena apabila tidak ada pesan
yang berharga semua langkah lain sedikit banyaknya akan sia-sia.
2. Penyandian yaitu menyadikan gagasan menjadi kata-kata, bagan atau syimbol lain
yang pantas disampaikan.
3. Penyampaian yaitu menyampaikan dengan cara memilih seperti melalui memo,
telepon, atau kunjungan pribadi.
4. Penerimaan, para penerima perlu menjadi penyimak yang baik dan kemudian
dibahas, jika penerima tidak berfungsi maka pesan itu lenyap.
5. Pengolahan sandi yaitu pengolahan sandi agar pesan yang disampaikan dapat
dimengerti atau dipahami.
6. Penggunaan, penerimaan pesan harus menggunakan pesan yang disampaikan
dengan tidak mengabaikan tugas yang ditetapkan dan dengan tidak menyimpan
informasi yang telah diberikan atau melakukan hal-hal lain.
Supaya komunikasi yang disampaikan mudah dimengerti, dalam komunikasi
karena itu, pemberi komunikasi harus tahu kepada siapa komunikasi tersebut
disampaikan, dalam arti tingkat pendidikannya, kemampuannya menerima
komunikasi, dan sebagainya.
2.2.3. Partisipasi Pemakai 2.2.3.1. Pengertian Partisipasi
Istilah partisipasi diambil dari istilah bahasa asing yaitu pacticipation yang
artinya mengikut sertakan pihak lain pihak lain.
Menurut Setianingsih dan Indriantoro (1998: 195) pemakia adalah mereka
yang terlibat seacara langsung dalam penggunaan informasi.
Partsipasi pemakai adalah perilaku pernyataan, dan aktivitas yang dilakukan
pemakai selama proses pengembangan sistem informasi (Barki dan Hartwick, 1994
dalam Purnamasari, 2004: 220).
Sedangkan menurut Davis dan Newstrom (1992:179) partisipasi adalah
keterlibatan mental dan emosional orang-orang dalam situasi kelompok yang
mendorong mereka untuk memberikan kontribusi kepada tujuan kelompok.
Berdasarkan definisi diatas, menurut Mangkunegara (2000:133) terdapat tiga
aspek yang sangat penting dalam partisipasi kerja, antara lain :
1. Keterlibatan emosi dan mental pegawai
Berpartisipasi berarti melibatkan emosi dan mental pegawai daripada kegiatan
fisik. Keterlibatan psikologis pegawai lebih besar daripada secara fisik.
2. Motivasi untuk menyumbang
Dalam partisipasi, motivasi untuk menyumbangkan ide–ide kreatif dan
3. Penerimaan tanggung jawab
Partisipasi kerja menuntut pegawai untuk mampu menerima tanggung jawab
dalam kegiatan kelompok sehingga mereka dapat bekerja sama dalam satuan
unit kerja untuk menapai tujuan yang telah ditetapkan.
Menurut Restuningdiah dan Indriantoro (2000:121-122) partisipasi pemakai
merupakan prilaku, pekerja dan aktivitas yang dilakukan oleh pemakai selama proses
pengembangan sistem informasi. Dan membedakan definisi user involment dengan
user participation perbedaan tersebut adalah sebagai berikut.
1. Istilah “user participation” sebaiknya lebih digunakan dibandingkan “user
involvement” apabila berkaitan dengan perilaku dan aktifitas yang diakukan
oleh pemakai selama proses pengembangan sistem. Lebih jauh dinyatakan
bahwa pengukuran perilaku pemakai dan aktifitas harus dipertimbangkan
sebagai prngukuran user participation bukan user involvement.
2. Konsisten dengan disiplin ilmu yang lain, maka “user involvement” digunakan
berkaitan dengan pernyataan psychological dari individu dan didefinisikan
sebagai pentingnya, serta relevansi personal sistem kepada pemakai.
3. Mencatat adanya hubungan implisit antara participation dengan involvement,
dan berpendapat bahwa user participation merupakan penyebab penting bagi
user involvement.
Pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa partisipasi pemakai dalam
penelitian ini adalah perilaku atau aktivitas pemakai untuk ikut serta dalam
keseluruhan proses pengembangan sistem informasi dalam rangka mencapai
2.2.3.2. Prayarat Partisipasi
Keberhasilan partisipasi berkaitan langsung dengan seberapa baik terpenuhinya
prasyarat tertentu. Terdapat beberapa prasyarat partisi menurut Davis dan Newstrom
(1990:183), antara lain:
1. Harus ada waktu untuk berpartisipasi sebelum diperlukan tindakan. Partisipasi
hampir-hampir tidak tepat dalam situasi darurat.
2. Kemungkinan maslahat seyogyanya lebih besar dari kerugiannya.
3. Bidang garapan partisipasi haruslah dan menarik bagi pegawai, jika tidak pegawai
akan memandang sekedar kerja sibuk.
4. Para peserta hendaklah memiliki kemampuan, seperti kecerdasan dan
pengetahuan teknis untuk berpartisipasi.
5. Para peserta harus mampu berkomunikasi timbal balik untuk berbicara dengan
bahasa orang lain untuk dapat bertukar gagasan.
6. Masing-masing pihak seyogyanya tidak merasa bahwa posisinya terancam oleh
partisipasi.
7. Partisipasi untuk memutuskan arah tindakan dalam organisasi hanya boleh
berlangsung dalam bidang keleluasaan kerja kelompok. Bidang keleluasaan kerja
bagi salah satu epartemen adalah wilayah kebijaksanaannya setelah dikurangi
semua batasan yang ada.
2.2.4. Kompleksitas Sistem
2.2.4.1.Definisi Kompleksitas sistem
Kompleksitas menurut Robbins (1996:91-100) merujuk pada tingkat
1. Differensiasi Horisontal
Menunjukkan pada tingkatan differensiasi antara unit-unit berdasarkan
orientasi para anggotanya, sifat,dari tugas yang mereka laksanakan dan tingkat
pendidikan serta pelatihannya.
2. Differensiasi Vertikal
Merujuk pada kedalaman struktur organiisasi, dimana semakin meningkat
differensiasi yang ada pada sebuah perusahaan maka akan semakin meningkat
pula kompleksitasnya karena jumlah tingkatan hierarki di dalam organisasi
bertambah.
3. Differensiasi Spansial
Merujuk pada sejauh mana lokasi fasilitas dan pegawai organisasi tersebar
secara geografis.
2.2.4.2. Pentingnya Kompleksitas Sistem
Organisasi terdidri dari sub sistem yang membutuhkan koordinasi komunikasi
dan kontrol agar dapat efektif. Maka makin kompleks sebuah organisasi, makin besar
kebutuhan akan alat komunikasi, koordinasi dan kontrol yang efektif. Dengan kata
lain, jika kompleksitas meningkat maka akan demikian juga halnya dengan tuntunan
terhadap manajemenn untuk memastikan bahwa aktivitas-aktivitas yang di
differensiasi dan disebarkan bekerja dengan mulus dan secara bersama kea rah
pencapaian tujuan organisasi,Hal tersebut menurut Robbins (1996:101).
Jadi arti kompleksitas bagi manajer adalah ia menciptakan permintaan
besar pula jumlah perhatian yang harus mereka berikan untuk menghadapi masalah
komunikasi, koordinasi dan kontrol.
2.2.5. Struktur Organisasi
2.2.5.1. Pengertian Struktur Organisasi
Pengertian struktur organisasi menurut Wursanto (1996:108) adalah Sususnan
hubungan-hubungan antar satuan-satuan organisasi, jabatan-jabatan, wewenang,
pertanggung jawaban dalam organisasi , sedangkan menurut Cushway dan Lodge
(1993:24) struktur organisasi adalah sebuah kerangka kerja yang menjelaskan
bagaimana sumber-sumber daya dan alur-alur komunikasi serta pembuatan keputusan
alokasi dan ditangani. Menurut Robbins (2002:176) struktur organisasi adalah
penetapan cara tugas pekerjaan dibagi, dikelompokkan, dan dikoordinasi secara
formal.
Beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa struktur organisasi
adalah suatu sistem atau kerangka kerja yang menjelaskan penetapan cara tugas
pekerjaan dibagi, kelompokkan, dan dikoordinasi secara formal.
2.2.5.2. Bentuk-Bentuk Organisasi
Bentuk organisasi memandang oragaisasi dari segi tata-hubungan, wewenang
(authority), hak dan tanggung jawab (responsibility) yang ada dalam suatu organisasi.
Dalam hal ini, hubungan kerja tersebut bisa diamati dari struktur organisasi yang
1. Bentuk Organisasi Staff
Dalam organisasi staff hanya terdapat pucuk pimpinan dan staff yang
memberikan bantuan pemikiran berupa saran atau nasihat kepada pucuk
pimpinan.
2. Bentuk Organisasi Garis atau Lini
Adalah suatu bentuk organisasi di mana pucuk pimpinan dipandang sebagai
sumber kekuasaan tunggal.
3. Bentuk Organisasi
Organisasi fungsional disusunan berdasarkan sifat dan macam-macam fungsi
sesuai dengan kepentingan organisasi.
4. Bentuk Organisasi fungsional dan Lini
Merupakan perpaduan antara organisasi fungsional dan organisasi lini/garis
5. Bentuk Organisasi fungsional dan Lini dan Staff
Adalah suatu organisasi yang merupakan perpaduan dari tiga bentuk
organisasi, yaitu organisasi fungsional, organisasi lini dan organisasi staf.
6. Bentuk Organisasi Lini dan Staff
Yaitu wewenang diserahkan dari pucuk pimpinan kepada unit-unit
(satuan-satuan) organisasi yang ada di bawahnya dalam semua bidang pekerjaan dan di
bawah pucuk pimpinan ditempatkan staff.
2.2.6. Kepuasan Pemakai 2.2.6.1.Pengertian Kepuasan
Kepuasan sering kali dihubungkan dengan pekerjaan (kepuasan kerja).
favorableness or unfavorableness with employees view their work” (kepuasan kerja
adalah perasaan menyenangkan atau tidak menyenangkan yang dialami pegawai
dalam bekerja).
Menurut Mangkunegara (2000:177) kepuasan kerja adalah ”is the way
employee feels abaut his or her job” (kepuasan kerja adalah cara pegawai merasakan
dirinya).
Berdasarkan pendapat di atas kepuasan kerja adalah suatu perasaan yang
menyenangkan atau tidak menyenangkan diri pegawai yang berhubungan dengan
pekerjaannya maupun dengan kondisinya. Perasaan yang berhubungan dengan
pekerjaan melibatkan aspek-aspek seperti upah atau gaji yang diterima, kesempatan
pengembangan karir, hubungan dengan pegawai lainnya, penempatan kerja, jenis
pekerjaan, struktur organisasi, perusahaan, dan mutu pengawasan. Sedangkang
perasaan yang berhubungan dengan dirinya antara lain umur, kondisi kesehatan,
kemampuan dan pendidikan.
Sedangkan menurut Setianingsih dan indriantoro, (1998:87-88) kepuasan
pemakai adalah seberapa jauh pemakai percaya pada sistem yang disediakan untuk
memenuhi kebutuhan informasi mereka dan kualitas keputusan sebagai tujuan
penting dari sistem informasi dalam mendukung pembuatan keputusan. Apabila suatu
sistem informasi mengalami kegagalan, salah satu sebabnya mungkin karena
ketidakmampuan sistem informasi itu memenuhi harapan stockholder yang meliputi:
analisis sistem, pemakai akhir, sponsor dan pelanggan. Dan untuk mengurangi resiko
sedang dilakukan untuk mengembangkan sistem informasi. Prediksi lebih awal ini
dapat dibuat dalam tahap-tahap proyek pengembangan sistem informasi.
Oleh sebab itu, dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa
kepuasan pemakai menurut penelitian adalah pengungkapan perasaan senang atau
tidak senang yang timbul dalam diri pemakai sehubungan dengan partisi yang
diberikannya selama pengembangan sistem informasi.
2.2.6.2.Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kepuasan
Menurut Mangkunegara (2000:120) ada dua faktor yang mempengaruhi
kepuasan kerja, yaitu faktor yang ada pada diri pegawai dan faktor pekerjaannya.
1. Faktor Pegawai
Yaitu kecerdasan (IQ), kecakapan khusus, umur, jenis kelamin, kondisi, fisik,
pendidikan, pengalaman kerja, masa kerja. Kecerdasan emosional (EQ),
kepribadian, emosi, sikap kerja.
2. Faktor Pekerjaan
Yaitu jenis pekerjaan, struktur organisasi, pangkat (golongan), kedudukan, mutu
pengawasan, jaminan finansial, kesempatan, promosi jabatan interaksi sosial dan
hubungan kerja.
2.2.6.3.Faktor-Faktor Yang Mendorong Kepuasan Kerja Pemakai
Menurut Robbins (1996, 149-150) menyatakan bahwa faktor-faktor yang lebih penting
yang mendorong kepuasan kerja pemakai adalah:
1. Kerja yang secara mental menantang
Karyawan cenderung lebih menyukai pekerjaan yang memberikan mereka
menawarkan beragam tugas, kebebasan, dan umpan balik mengenai betapa baik
mereka mengerjakan. Karakteristik ini membantu kerja secara mental menantang.
2. Ganjaran yang pantas
Karyawan menginginkan sistem upah dan kebijakan promosi yang mereka
persepsikan sebagai adil. Bila upah dilihat yang didasarkan pada tuntutan pekerjaa,
tingkat keterampilan individu, dan standart pengupahan komunitas, kemungkinan
besar akan dihasilkan kepuasan.
3. Kondisi kerja yang mendukung
Karyawan peduli akan lingkungan kerja baik untuk kenyamanan pribadi maupun
untuk memudahkan mengerjakan tugas dengan baik. Studi-studi memperagakan
bahwa karyawan lebih menyukai keadaan sekitar fisik yang tidak berbahaya atau
merepotkan.
4. Rekan kerja yang mendukung
Tindakan mengejutkan bila mempunyai rekan sekerja yang ramah dan mendukung
yang menghantarkan pada peningkatan kepuasan kerja. Perilaku seorang atasan
juga merupakan determinan utama dari kepuasan.
Kepuasan pemakai (user safisfaction) merupakan salah satu indikator dari
keberhasilan pengembangan sistem informasi. Dari banyak peneliti yang dilakukan
untuk menentukan keberhasilan pengembangan sistem informasi, keterlibatan dan
partisipasi pemakai dalam perencanaan dan perancangan sistem merupakan salah satu
2.2.7. Teori yang Melandasi Pengaruh Komunikasi Pemakai-Pengembang Terhadap Kepuasan Pemakai dalam Pengembangan Sistem Informasi Akuntansi
Teori yang melandasi pengaruh komunikasi pemakai-pengembang terhadap
kepuasan pemakai adalah Teori ERG (Existance, Relatedness, Growth) ini merupakan
teori Motivasi oleh Clayton Alderfer pada tahun 1972. Teori ini mengenalkan tiga
kelompok inti dari kebutuhan-kebutuhan yaitu kebutuhan akan keadaan (existence),
kebutuhan berhubungan (relatedness), dan kebutuhan untuk berkembang (growth).
Diantara tiga kebutuhan tersebut, yang dapat membentuk komunikasi dan
kerjasama adalah kebutuhan untuk berhubungan (relatedness), yaitu suatu kebutuhan
untuk menjalin hubungan sesamanya, melakukan hubungan sosial dan kerjasama
dengan orang lain (Miftah Thota, 2004: 233). Kebutuhan ini merupakan kebutuhan
interpersonal, yang dapat memberikan kepuasan dalam berinteraksi di lingkungan
kerja.
Komunikasi pemakai-pengembang adalah suatu proses penyampaian ide,
konsep, gagasan atau informasi dari si pengirim kepada si penerima informasi. Jadi
komunikasi pemakai-pengembang merupakan salah satu sarana dalam penyampaian ide
atau gagasan dari pemakai sistem informasi kepada pengembangan sistem informasi
sehingga hasil dari pengembangan sistem informasi dapat dipakai oleh pemakai sistem
informasi dalam menjalankan kegiatannya.
Kesimpulan dari keterangan di atas adalah untuk mencapai tujuan perusahaan
diperlukan komunikasi antar komponen yang ada dalam perusahaan, begitu juga
informasi sehingga hasil dari pengembangan sistem informasi dapat dipakai oleh
pemakai sistem informasi yang pada akhirnya kepuasan pemakai dapat terwujud.
2.2.8. Teori yang Melandasi Pengaruh Partisipasi Pemakai Terhadap Kepuasan Pemakai dalam Pengembangan Sistem Informasi Akuntansi
Teori yang melandasi pengaruh partisipasi pemakai terhadap kepuasan
pemakai adalah Teori Y dikemukakan oleh McGregor, 1960 dalam Lucas (1987:18).
Teori Y berasal dari penilakan atas asumsi teori X yang ditentukan oleh McGregor
sendiri. Teori Y mengemukakan bahwa (diantaranya) :
1. Pengukuran usaha fisik dan mental dalam bekerja adalah alami dan sama
seperti yang dilakukan dalam bermain. Orang akan berlatih untuk
memerintah dan mengendalikan diri sendiri guna mencapai sasaran yang
telah mereka sanggupi.
2. Teori Y yang mengemukakan bahwa kemauan untuk mencapai suatu
tujuan berhubungan dengan perhargaan atau hadiah yang diberikan jika
tujuan tersebut tercapai. Orang akan belajar bukan hanya untuk menerima
tanggung jawab, bahkan mereka akan mencarinya.
3. Dalam keadaan tertentu dianjurkan sesuatu yang disebut rencana Scanlon,
dimana para pekerja diberi hadiah atau penghargaan bila berhasil
menurunkan biaya dibawah batas atas yang telah disepakati. Rencana ini
menampilkan adanya komisi pekerja yang berperan serta dalam
mengemukakan cara-cara baru untuk menurunkan biaya berkenaan dengan
Berdasarkan Teori Y McGregor tersebut diatas, bila dihubungkan dengan
variabel partisipasi pemakai dapat ditarik kesimpulan bahwa bentuk dari pengarahan
dan pengendalian diri sendiri untuk mencapai tujuan adalah partisipasi. Partisipasi
mendorong orang-orang untuk menerima tanggung jawab dalam aktivitas kelompok
dan merupakan salah satu bentuk keterlibahatan individu dalam kegiatan
pengembangan sistem informasi yang bertujuan untuk mencapai kepuasan pemakai
informasi tersebut.
2.2.9. Teori yang Melandasi Pengaruh Kompleksitas Sistem Terhadap Kepuasan Pemakai dalam Pengembangan Sistem Informasi Akuntansi
Teori yang melandasi hubungan antara kompleksitas sistem terhadap
kepuasan pemakai adalah toeri sikap dan perilaku (theory of attitude and behavior)
yang dikembangkan oleh Triandis (1980) yang menyatakan bahwa pemanfaatan
komputer personal atau PC (personal computer) oleh pemakai yang memiliki
pengetahuan di lingkungan yang dapat memiliki (optional) dipengaruhi oleh afeksinya
(affect) terhadap pemanfaatan PC.
Menurut Robbins yang memandang organisasi terdiri dari sub sistem yang
membutuhkan koordinasi, komunikasi dan kontrol agar dapat efektif. Seseorang
dengan jabatan manajemen membutuhkan informasi yang sangat komplek sehingga
memerlukan sistem informasi yang sesuai dengan kebutuhannya karena apabila tidak
didukung oleh sistem informasi yang baik maka manajer tersebut tidak dapat
mengambil keputusan yang akurat sehingga kepuasan pemakai tidak dapat terpenuhi.
Kesimpulan dari penjelasan di atas adalah pemanfaatan sistem informasi
membutuhkan informasi yang semakin kompleks untuk itu diperlukan sistem yang
dapat memenuhi kebutuhan tersebut, karena apabila didukung oleh sistem informasi
yang baik maka manajer tersebut dapat mengambil keputusan yang akurat sehingga
kepuasan pemakai dalam pengembangan sistem informasi akuntansi dapat terwujud.
2.2.10.Teori yang Melandasi Pengaruh Struktur Organisasi Terhadap Kepuasan Pemakai dalam Pengembangan Sistem Informasi Akuntansi
Teori yang melandasi hubungan antara struktur organisasi terhadap kepuasan
pemakai adalah Teori Kontingensi. Menurut Wilkinson (1993:47), organisasi formal
disusun berdasarkan asas-asas yang berlaku. Salah satu prinsip yang banyak dianut
dewasa ini, disebut Teori Kontigensi, mengatakan bahwa setiap perusahaan tunduk
pada seperangkat kondisi yang khas; karena, struktur organisasi tiap-tiap perusahaan
bergantung pada kondisi tertentu (jenis industri, kewajiban hukum, proses-proses
intern, dsb) yang dihadapi oleh perusahaan itu. Namun demikian, kebanyakan prinsip
yang digunakan didasarkan pada teori organisasi klasik atau tradisional. Prinsip-prinsip
ini meliputi wewenang, kesatuan komando, rentang manajemen, dan pembagian tugas.
1. Wewenang adalah kekuasaan manajer untuk menuntut kepatuhan. Wewenang ini
didelegasikan ketingkat manajerial yang rendah, seperti manajer yang berada tiga
tingkat dibawah direktur utama.
2. Kesatuan komando mengacu pada jalur wewenang yang jelas, dimana setiap
orang melapor hanya kepada seorang atasan. Bila prinsip ini dilanggar maka
3. Rentang manajemen disebut juga rentang kendali, mengacu pada jumlah bawahan
yang melapor kepada seorang atasan. Dalam pratiknya rentang manajemen
berbeda-beda.
4. Pembagian kerja mengacu pada segmentasi operasi dengan membagi-bagi
pekerjaan, perusahaan memperoleh dua manfaat:
a. Memungkinkan spesialisasi karyawan dan manajer.
b. Membantu perusahaan melakukan pengendalian yang lebih efektif atas berbagai
operasi kegiatan.
Setiap perusahaan pasti memiliki struktur yang mengatur tugas dan wewenang,
seorang pemimpin atau manajer bertanggung jawab atas semua aktivitas perusahaan
sedangkan bawahan atau karyawan bertanggung jawab terhadap tugas masing-masing
dimana ia berada, kesemua bagian tersebut memerlukan sistem informasi yang
berbeda-beda, agar dapat mencapai tujuan yang sama yaitu tujuan perusahaan maka
dari itu bagian pengembangan informasi hendaknya dapat membuat sistem informasi
yang dapat mendukung terciptanya komunikasi antara pimpinan dan bawahan yang ada
dalam struktur organisasi.
Kesimpulan dari uraian diatas adalah agar suatu kelompok bisa mencapai
tujuan-tujuan yang hendak dicapai, maka harus terdapat suatu pertukaran yang positif
diantara pemimpin dan pengikut-pengikutnya, komunikasi antar bagian yang ada dalam
struktur organisasi dapat tercipta apabila sistem informasi yang digunakan mendukung
2.3. Kerangka Pikir
Penelitian sekarang ini tentang Kepuasan pemakai dalam pengembangan
sistem informasi akuntansi dipengaruhi oleh faktor-faktor yang meliputi komunikasi
pemakai-pengembang, partisipasi pemakai, kompleksitas sistem dan struktur
organisasi.
Berdasarkan uraian diatas, kerangka pikir dirumuskan sebagai berikut:
Gambar Kerangka Pikir
Komunikasi
pemakai-pengembang (X1)
Partisipasi pemakai (X 2)
Kompleksitas sistem ( X3)
Kepuasan pemakai (Y)
Struktur organisasi ( X4 )
2.4. Hipotesis
Perumusan hipotesis yang telah dikemukakan diatas maka dapat disusun
hipotesis yang dapat menyelesaikan perumusan masalah dalam penelitian ini.
Hipotesis dari penelitian ini adalah :
Diduga komunikasi pemakai-pengembang, partisipasi pemakai, kompleksitas
sistem, struktur organisasi berpengaruh terhadap kepuasan pemakai dalam
pengembangan Sistem Informasi Akuntansi pada Koperasi Setia Bhakti Wanita di
METODE PENELITIAN
3.1. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel 3.1.1. Definisi Operasional
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah kepuasan pemakai
sebagai variabel terikat (Y). Sedangkan variabel bebasnya adalah komunikasi
pemakai-pengembang (X1) partisipasi pemakai (X2), kompleksitas sistem (X3) dan
struktur organisasi (X4).
Konsep dan definisi operasioanl setiap variabel dengan hipotesis yang
diajukan dalam penelitian ini adalah.
a. Variabel Terikat
Kepuasan pemakai (Y) adalah pengungkapan perasaan senang atau
tidak senang yang timbul dalam diri pemakai sehubungan dengan partisipasi
yang diberikan selama pengembangan sistem informasi, di Koperasi Setia
Bhakti Wanita. Meliputi Kepuasan terhadap dukungan dan jasa informasi,
keterlibatan dan partisipasi, kepercayaan terhadap sistem informasi yang
dihasilkan (Purnamasari, 2004) dan dikembangkang lagi oleh peneliti.
b. Variabel bebas
1. Komunikasi Pemakai-Pengembang (X1) adalah merupakan cara
menyampaikan gagasan, fakta, pikiran, dan nilai kepada orang lain
yang bertujuan meminimalisirkan kesalapahaman, sehingga
pengembangan sistem informasi di Koperasi Setia Bhakti Wanita dapat
pemakaian bahasa, insentifikasi (Purnamasari, 2004) dan
dikembangkan lagi oleh peneliti.
2. Partisi pemakai (X2) adalah keterlibatan emosi dan mental pegawai
dalam Koperasi Setia Bhakti Wanita yang mendorong mereka untuk
memberikan kontribusi yang terbaik kepada perusahaan. Meliputi:
pengujian sistem, mengevaluasi hasil pengujian, tanggapan dan saran,
partisipasi aktif (Purnamasari, 2004) dan dikembangkan lagi oleh
peneliti.
3. Kompleksitas Sistem (X3) adalah persepsi individu terhadap sistem
informasi yang digunakan. Instrumen yang dikembangkan oleh Rizzo
(1970) dalam Purnamasari (2004:222)
4. Struktur Organisasi (X4) adalah bagan-bagan yang menggambarkan
struktur fungsional kerja di Koperasi Setia Bhakti Wanita yang
menunjukkan pusat-pusat pertanggung jawaban seorang manajer dan
garis yang berhubungan dengan pusat pertanggung jawaban. Meliputi
pendelegasian keputusan dan gaya manajerial, kuisioner diambil dari
penelitian terdahulu (Dian Indri P, 2004) dan dikembangkan oleh
peneliti.
3.1.2. Pengukuran Variabel
Skala pengukuran yang digunakan dalam penelitian adalah skala interval dan
teknik pengukuran yang digunakan adalah semantic differential. Skala ini tersusun
sangat negatif terletak sebelah kiri (Sumarsono, 2004: 25).
Skala data yang digunakan adalah skala interval. Dengan pengukuran
intervalnya dimulai dengan angka 1 sampai 7 dimana angka 1 menunjukkan nilai
terendah, sedangkan angka 7 menunjukkan angka tertinggi.
Berikut ini uraian singkat mengenai teknik pengukuran variabel terikat dan variabel
bebasnya dengan menggunakan instrumen yaitu:
1. Kepuasan pemakai (Y)
Variabel ini diukur dengan instrument yang terdiri dari 4 item pertanyaan
dengan menggunakan skala Semantic Defferensial. Digunakan untuk
mengukur kepuasan pemakai atas partisipasinya dalam pengembangan sistem
informasi.
Teknik pengukuran variabel.
Sangat Tidak Puas 1 2 3 4 5 6 7 Sangat Puas
Jawaban dengan nilai 1-3 berarti cenderung sangat tidak setuju
dengan pernyataan yang diberikan. Nilai 4 merupakan nilai tengah antara
sangat tidak setuju dengan sangat setuju dan nilai 5-7 berarti cenderung sangat
setuju dengan pernyataan yang diberikan.
Variabel ini diukur dengan instrumen yang dikembangkang oleh
Galleta dan Lederer (1990) dalam Purnamasari (2004:222) sebanyak 4 item
pertanyaan.
1. Partisipasi dan keterlibatan dalam Operasi dalam pengembangan sistem
2. Dukungan yang diberikan oleh divisi EDP
3. Informasi yang diberikan oleh divisi EDP
4. Sistem Informasi dan lingkungan pendukungnya
2. Komunikasi Pemakai-Pengembang (X1)
Variabel ini diukur dengan instrument yang terdiri dari 12 item pertanyaan
dengan menggunakan skala Semantic Defferensial untuk menilai kualitas
komunikasi pemakai selama proses pengembangan sistem informasi serta
kemampuan pemakai sistem dalam berkomunikasi.
Teknik pengukuran variabel.
Sangat Tidak Setuju 1 2 3 4 5 6 7 Sangat Setuju
Jawaban dengan nilai 1-3 berarti cenderung sangat tidak setuju
dengan pernyataan yang diberikan. Nilai 4 merupakan nilai tengah antara
sangat tidak setuju dengan sangat setuju dan nilai 5-7 berarti cenderung sangat
setuju dengan pernyataan yang diberikan.
Variabel ini diukur dengan instrumen yang dikembangkan oleh
Kettinger (1990) dalam Purnamasari (2004: 222) sebanyak 12 item
pertanyaan.
Indikator yang digunakan dalam variabel ini adalah:
1. Memiliki tutur bahasa yang baik.
2. Sensitif terhadap kebutuhan pemakai
3. Berusaha memberikan yang terbaik
5. Dapat berhubungan dengan para pemakai secara efektif
6. Pendengar yang baik
7. Hasil kerja Pengembang mudah untuk dipahami
8. Mengeskspresikan Ide dengan jelas
9. Pembicaraan pengembang mudah dipahami
10. Mengatakan sesuatu yang tepat waktu
11. Pengembang sangat komunikatif
12. Menanggapi pesan (memo, telepon, laporan) dengan tepat
3. Partisipasi Pemakai (X2)
Variabel ini, diukur dengan instrumen yang terdiri dari 9 item pertanyaan
dengan menggunakan skala Semantic Defferensial untuk mengukur adanya
partisipasi dari pemakai selama proses pengembangan sistem mulai dari tahap
perencanaan sampai dengan tahap implementasi.
Teknik pengukuran variabel.
Sangat Rendah 1 2 3 4 5 6 7 Sangat Tinggi
Jawaban dengan nilai 1-3 berarti cenderung sangat rendah dengan
pernyataan yang diberikan. Nilai 4 merupakan nilai tengah antara sangat
rendah dengan sangat tinggi dan nilai 5-7 berarti cenderung sangat tinggi
dengan pernyataan yang diberikan.
Variabel ini diukur dengan instrumen yang dikembangkan oleh Mc
Keen (1994) dalam Purnamasari (2004:222) sebanyak 9 item pertanyaan.
1. Pimpinan tim proyek dalam melakukan studi kelayakan dan analisa pengembangan sistem informasi
2. Membuat kebijaksanaan pembiayaan pengembangan sistem informasi
3. Bertanggung jawab dalam merancang file, pengkodean program,
menyiapkan prosedur dan dokumentasi sistem yang dikembangkan
4. Menentukan prosedur pengendalian dan keamanan sistem yang
dikembangkan
5. Mengevaluasi dan menyetujui bentuk input, output, layout, layar
monitor dan format laporan
6. Melakukan pengujian terhadap sistem informasi
7. Melakukan pelatihan untuk para pemakai dari sistem yang
dikembangkan
8. Membuat rencana pelaksanaan kegiatan dan laporan kemajuan
pengembangan sistem informasi
9. Tingkat partisipasi dalam membuat rencana pelaksanaan kegiatan dan
Laporan kemajuan pengembangan sistem informasi yang dibuat oleh perancang sistem informasi.
4. Kompleksitas Sistem (X3)
Variabel ini diukur dengan instrument yang terdiri dari 3 item pertanyaan
dengan menggunakan skala Semantic Defferensial.
Teknik pengukuran variabel.
Sangat Tidak Setuju 1 2 3 4 5 6 7 Sangat Setuju
Jawaban dengan nilai 1-3 berarti cenderung sangat tidak setuju
dengan pernyataan yang diberikan. Nilai 4 merupakan nilai tengah antara
setuju dengan pernyataan yang diberikan.
Variabel ini diukur dengan instrumen yang dikembangkan oleh Rizzo
(1970) dalam Purnamasari (2004:222) sebanyak 3 item pertanyaan yaitu.
Indikator yang digunakan dalam variabel ini adalah:
1. Persyaratan sistem telah dispesifikasi dengan jelas
2. persyaratan operasi dalam sistem merupakan hal yang kompleks
3. keseluruhan perencanaan (desain) sistem merupakan tugas yang
kompleks
5. Struktur Organisasi (X4)
Variabel ini, diukur dengan instrumen yang terdiri dari 8 item pertanyaan
dengan menggunakan skala Semantic Defferensial untuk mengetahui apakah
struktur organisasi pada perusahaan responden menerapkan struktur yang
tersentralisasi data atau desentralisasi.
Teknik pengukuran variabel.
Sangat Tidak Setuju 1 2 3 4 5 6 7 Sangat Setuju
Jawaban dengan nilai 1-3 berarti cenderung sangat tidak setuju
dengan pernyataan yang diberikan. Nilai 4 merupakan nilai tengah antara
sangat tidak setuju dengan sangat setuju dan nilai 5-7 berarti cenderung sangat
setuju dengan pernyataan yang diberikan.
Variabel ini diukur dengan instrumen yang dikembangkan oleh Mc
Keen (1994) dalam Purnamasari (2004: 222), sebanyak 8 item petanyaan yaitu.
Indikator yang digunakan dalam variabel ini adalah:
pengembangan produk
2. Wewenang telah didelegasikan kepada Bapak/Ibu untuk bidang
penerimaan dan pemutusan karyawan manajerial
3. Wewenang telah didelegasikan kepada Bapak/Ibu untuk bidang
pemilihan investasi
4. Wewenang telah didelegasikan kepada Bapak/Ibu untuk bidang
pengembangan Jasa baru
5. Pimpinan Bapak/Ibu telah memberikan tugas dengan memberikan
penjelasan yang sangat jelas dan rinci
6. Perusahaan tempat Bapak/Ibu bekerja menggunakan buku pedoman
yang menjelaskan tugas-tugas dan hak-hak karyawan
7. Keputusan-keputusan yang berlaku dibuat oleh eksekutif senior tanpa
melibatkan Bapak/Ibu
8. Gaya-gaya manajerial dari pimpinan langsung dimana Bapak/Ibu
bekerja disesuaikan dengan situasi dan kondisi
3.2. Teknik Pengukuran Sampel
a. Populasi
Populasi merupakan kelompok Subyek atau obyek yang memiliki
ciri-ciri atau karakteristik-karakteristik tertentu yang berbebeda dengan kelompok
Subyek dan Obyek yang lain, dan kelompok tersebut akan di kenali
generalisasi dari hasil penelitian (Sumarsono, 2002:44). Pada penelitian ini
Bhakti Wanita di Surabaya yang terlibat dalam penggunaan sistem informasi
akuntansi guna memperlancar pelaksanaan tugas dan wewenang yang sesuai
dengan bidangnya dengan jumlah 71 orang
b. Sampel
Sampel adalah bagian dari populasi yang mempunyai ciri dan
karakteristik yang sama dengan populasi tersebut (Sumarsono, 2004:04).
Teknik penentuan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah
purposive sampling, jadi semua populasi adalah orang-orang yang
menggunakan sistem informasi akuntansi. Sedangkan sampel yang digunakan
dalam penelitian ini difokuskan pada Kepala Seksi dan Staff pada bagian
keuangan dan didasarkan atas pertimbangan, antara lain:
1. Kasie dan Staff yang hanya menggunakan sistem informasi akuntansi.
2. Hanya Kasie dan Staff bagian keuangan yang menjadi sampel dalam
penelitian ini.
3. Kasie dan Staff bagian keuangan yang telah bekerja minimal 3 tahun.
Berdasarkan ketentuan di atas maka jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini berjumlah 21 orang.
3.3. Teknik Pengumpulan Data 3.3.1. Jenis Data
Data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah data primer yaitu data utama
yang diambil langsung dari angket yang diisi oleh responden. Hasil pengukuran data
yang bersifat langsung dari sumber data ini selanjutnya akan menjadi dasar analisis
terikat sebelumnya (Nazir, 1999:212).
3.3.2. Sumber Data
Sumber data diperoleh dari Koperasi Setia Bhakti Wanita dimana data diambil
dari hasil kuesioner yang dibagikan pada bagian manajer.
3.3.3. Pengumpulan Data
Pengumpulan data primer, menggunakan beberapa metode (Nazir, 1999:24)
sebagai berikut :
a. Observasi
Menggunakan pengamatan langsung kepada obyek yang diteliti guna
mencocokkan hasil dari wawancara sehingga mendapatkan keyakinan terhadap
kebenaran data.
b. Wawancara atau interview
Mengadakan wawancara baik pimpinan maupun staff perusahaan untuk
mendapatkan data yang diperlukan guna menunjang serta mempermudah
penulisan tentang masalah yang diteliti dalam penelitian.
c. Dokumenter
Teknik pengumpulan data historis perusahaan yang telah di dokumentasi dan
masih berlaku saat ini.
d. Kuesioner
Teknik pengumpulan data yang dilakukan oleh peneliti berdasarkan daftar
pertanyaan yang telah disiapkan.