• Tidak ada hasil yang ditemukan

Dalam bab ini penulis menguraikan sejarah singkat berdirinya Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Kota, struktur organisasi, uraian kegiatan yang ada pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Kota.

BAB III GAMBARAN TENTANG DATA PKLM

Pada bab ini penulis akan memberikan gambaran tentang data pajak seperti ketentuan perpajakan.

BAB IV ANALISIS DAN EVALUASI DATA

Penulis menguraikan tentang analisis dan evaluasi data yang diperoleh selama pelaksanaan PKLM.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Dalam bab ini penulis memberikan kesimpulan dan saran berdasarkan gambaran pada bab-bab sebelumnya. Serta saran dari penulis yang mungkin dapat diambil menjadi tindakan konkrit untuk mengatasi masalah yang ada dan diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pihak yang membutuhkan.

BAB II

GAMBARAN UMUM LOKASI PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI

A. Sejarah Umum Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Kota

Pemungutan pajak sebenarnya sudah ada sejak zaman Belanda, namun dengan nama dan system yang berbeda dengan saat ini. Kantor Pelayanan Pajak dulunya disebut dengan Kantor Inspeksi Pajak, dan Kantor Inspeksi Pajak Medan Utara Merupakan satu-satunya Kantor Pelayanan Pajak di kota Medan saat itu. Dan Kantor Pelayanan Pajak inilah yang nantinya menjadi Kantor Pelayanan Pajak Medan Timur. Pada tahun 1975 Kantor Pelayanan Pajak Medan Selatan mencakup wilayah-wilayah meliputi :

1. Kotamadya Medan

2. Kabupaten Langkat

3. Kabupaten Karo

4. Kabupaten Deli Serdang

Pada Tahun 1976 berdiri tiga Kantor Inspeksi Pajak, yaitu : 1. Kantor Inspeksi Pajak Medan Selatan

2. Kantor Inspeksi Medan Utara

3. Kantor Inspeksi Pajak Pematang Siantar

Ditahun 1978 Kantor Inspeksi Pajak Medan Selatan dipecah menjadi dua yaitu Kantor Inspeksi Pajak Medan Selatan dan Kantor Inspeksi Pajak Kisaran. Untuk memudahkan pelayanan pembayaran pajak dari masyarakat, dan dengan pertumbuhan

ekonomi yang semakin cepat maka didirikanlah Kantor Inspeksi Pajak Medan Timur (sekarang Kantor Pelayanan Pajak Medan Timur dan Kantor Pelayanan Pajak Medan Kota). Dan untuk semakin memantapkan pelayanan kepada masyarakat didalam pelayanan pembayaran pajak, maka berdasarkan pada Keputusan Mentri Keuangan Republik Indonesia No.276/PMK.01/1989 tanggal 25 Maret 1989, diadakanlah perubahan secara menyeluruh pada Direktorat Jendral Pajak yang mencakup reorganisasi Kantor Inspeksi Pajak yang diganti nama menjadi Kantor Pelayanan Pajak, yang sekaligus dibentuk dibentuknya Kantor Pelayanan Pajak Bumi dan Bangunan.

Berdasarkan pada Keputusan Mentri Keuangan Republik Indonesia No.Kep.758/KMK.01/1993 tertanggal 3 agustus 1993, maka pada tanggal 01 April 1994 didirikanlah Kantor Pelayanan Pajak Medan Timur.

Kantor Pelayanan Pajak Medan Timur Merupakan pecahan dari tiga Kantor Pelayanan Pajak, yaitu :

1. Kantor Pelayanan Pajak Medan Selatan

2. Kantor Pelayanan Pajak Medan Barat

3. Kantor Pelayanan Pajak Medan Utara

Terhitung mulai tanggal 1 April 1994, Kantor Pelayanan Pajak perubahan menjadi 4 wilayah kerja, yaitu :

1. Kantor Pelayanan Pajak Medan Timur

3. Kantor Pelayanan Pajak Medan Utara 4. Kantor Pelayanan Pajak Medan Binjai

Kemudian berdasarkan SK No.433/KMK/0.1/2001 tanggal 23 Juli 2001 perihal Kantor Pelayanan Pajak, jajaran Kantor Wilayah I Direktorat Jendral PajakSumatera Bagian Utara (KANWIL DJP SUMBAGUT) terhitung mulai tanggal 1 Januari 2002, Kantor Pelayanan Pajak di Medan menjadi enam Kantor Pelayanan Pajak meliputi :

1. Kantor Pelayanan Pajak Medan Timur yang berdomisili di Jl.Diponegoro No.30 A

Medan

2. Kantor Pelayanan Pajak Medan Kota yang berdomisili di Jl. Diponegoro No. 30 A

Medan

3. Kantor Pelayanan Pajak Medan Barat yang berdomisili di Jl. Sukamilia No. 17 A

Medan

4. Kantor Pelayanan Pajak Medan Polonia yang berdomosili di Jl. Diponegoro No.

30 A Medan

5. Kantor Pelayanan Pajak Binjai yang berdomisili di Jl. Jambi No. I Rambung Barat Binjai Selatan

6. Kantor Pelayanan Pajak Medan Belawan yang berdomisili di Jl. Asrama No. 7 A

Berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia yang mulai berlaku I April 2007, Kantor Pajak (KPP) terbagi menjadi :

1. Kantor Pelayanan Pajak Medan Timur yang berdomisili di Jl.Diponegoro No.30 A

Medan

2. Kantor Pelayanan Pajak Medan Kota yang berdomisili di Jl. Diponegoro No. 30 A

Medan

3. Kantor Pelayanan Pajak Medan Barat yang berdomisili di Jl. Sukamilia No. 17 A

Medan

4. Kantor Pelayanan Pajak Medan Polonia yang berdomosili di Jl. Diponegoro No.

30 A Medan

5. Kantor Pelayanan Pajak Binjai yang berdomisili di Jl. Jambi No. I Rambung Barat. Binjai Selatan

6. Kantor Pelayanan Pajak Medan Belawan yang berdomisili di Jl. Asrama No. 7 A

Medan

Berdasarkan Keputusan Mentri Keuangan Republik Indonesia No.443/PMK.01/2001 tentang “Organisasi dan Tata Kerja Kantor Wilayah Direktorat Jendral Pajak” dimana Kantor Pelayanan Pajak di Kantor Pelayanan Pajak di Kotamadya Medan menjadi enam wilayah kerja yaitu :

1. Kantor Pelayanan Pajak Medan Timur, dengan ruang lingkup meliputi wilayah :

2) Kecamatan Medan Area

3) Kecamatan Medan Tembung

4) Kecamatan Medan Perjuangan

2. Kantor Pelayanan Pajak Medan Barat, dengan ruang lingkup meliputi wilayah:

1) Kecamatan Medan Barat

2) Kecamatan Medan Sunggal

3) Kecamatan Maedan Petisah

4) Kecamatan Medan Helvetia

3. Kantor Pelayanan Pajak Medan Kota, dengan ruang lingkup meliputi wilayah:

1) Kecamatan Medan Kota

2) Kecamatan Medan Denai

3) Kecamatan Medan Johor

4) Kecamatan Medan Amplas

4. Kantor Pelayanan Pajak Medan Polonia, dengan ruang lingkup meliputi wilayah :

1) Kecamatan Medan Polonia

2) Kecamatan Medan Maimun

3) Kecamatan Medan Baru

4) Kecamatan Medan Tuntungan

5) Kecamatan Medan Selayang

5. Kantor Pelayanan Pajak Medan Belawan, dengan ruang lingkup meliputi wilayah :

1) Kecamatan Medan Belawan

3) Kecamatan Medan Labuhan

4) Kecamatan Medan Deli

6. Kantor Pelayanan Medan Binjai

Kantor Pelayanan Pajak Medan Kota adalah sebagai institusi pemerintah yang mempunyai tugas pokok dalam menyelenggarakan urusan perpajakan. Karena pajak merupakan iuran masyarakat kepada Negara yang dapat dipaksakan guna pembangunan dan kesejahteraan bangsa Indonesia.

Kantor Pelayanan Pajak Medan Kota berada di Gedung Keuangan Negara I lantai IV dan beralamatkan dijalan Diponegoro No.30 A Medan. Adapun Sejarah Singkat dari Kantor Pelayanan Pajak Medan Kota adalah sebagai berikut :

1. Kantor Pelayanan Pajak Medan Kota merupakan pecahan dari Kantor Pelayanan

Pajak Medan Timur yang berdasarkan kepada :

a. Keputusan Mentri Keuangan Republik Indonesia No.443/KMK.01/2001

tanggal 23 Juli 2001.

b. Keputusan Mentri Keuangan Republik Indonesia No.58/KMK.01/2002 tanggal

26 Juli 2002.

Berdasarkan penjelasan sejarah Kantor Pelayanan Pajak Medan Kota diatas, Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Medan Kota berganti nama menjadi Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan Kota pada tanggal 27 mei 2008 sesuai dengan peraturan Mentri Keuangan Nomor 131/PMK.01/2006 tentang Organisasi dan Tata Kerja Departemen Keuangan yang telah diubah terakhir dengan Peraturan Mentri Keuangan

Nomor 132/PMK.01/2006 tentang Organisasi dan Tata Cara Kerja Instansi Vertikal Direktorat Jendral Pajak sebagaimana telah diubah dengan peraturan Mentri Keuangan Nomor 67/PMK.01/2008.

Sesuai dengan Peraturan Mentri Keuangan Nomor 132/PMK.01/2006 tentang Organisasi Tata Kerja Instansi Vertikal Direktotar Jendral Pajak, Kantor Pelayanan Pajak (KPP) di seluruh jajaran Direktorat Jendral Pajak terdiri dari 3 (tiga) jenis, yaitu:

1) KPP Wajib Pajak Besar yang terdiri dari KPP Wajib Pajak besar dua, dan KPP

Badan Usaha Milik Negara.

2) KPP Madya yang terdiri dari KPP Penanaman Modal Asing, KPP Madya Medan,

KPP Madya Palembang, KPP Madya Pekan Baru, KPP Madya Batam, KPP Madya Tanggerang, KPP Madya Bekasi, KPP Madya Jakarta, KPP Madya Jakarta Pusat, KPP Madya Jakarta Barat, KPP Madya Jakarta Selatan, KPP Madya Jakarta Timur, KPP Ma dya Jararta Utara, KPP Madya Bandung, KPP Madya Semarang, KPP Madya Surabaya, KPP Madya Sidoarjo. KPP Madya Malang, KPP Madya Balik Papan, KPP Madya Denpasar, KPP Madya Makasar.

3) KPP Pratama

Beberapa karakteristik untuk setiap jenis KPP, diantaranya dapat dijelaskan dalam table berikut :

NO URAIAN KPP WP BESAR KPP MADYA KPP PRATAMA 1 Skala Wajib Pajak BUMN & WP Besar Nasional WP Besar Kanwil (Regional) WP Menengah Kecil ( SME) 2 Jenis Wajib Pajak Badan (Corporate) Badan (Corporate) dan Ekspatriat Badan dan OP 3 Jumlah Wajib Pajak 300-400 200-500 Ribuan

4 Jenis Pajak PPh, PPN, dan

PTLL PPh, PPN, dan PTLL PPh, PPN, PTLL, PBB, dan BPHTB

5 PPN Sentralisasi Sentralisasi Disentralisasi

6 P2PPh Disentralisasi Disentralisasi Disentralisasi

7 Penugasan AR Sektor Industri Sektor Industri Wilayah

8 Fungsi

Ekstensifikasi Tidak Ada Tidak Ada Ada

9 Jumlah Eselon

IV 9 (Sembilan) 9 (Sembilan) 10 (Sepuluh)

10 Wilayah Kerja Nasional Regional Lokal

Sumber : Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Kota

Karakteristik dari KPP ini di mulai pada tahun 2002, di mana pada saat itu KPP di bagi menjadi 3 bagian yaitu KPP LTO (large tax office), MTO (middle tax office), dan STO (small tax office). Pada tahun itu WP hanya berkisar sekitar 300-400 wajib pajak se Indonesia. Di dalam LTO ini lah adanya di sebut sebagai Wajib Pajak Besar karena merupakan penyumbang terbesar se Indonesia. Dan pembagian atau

pengelompokan KPP WP Besar ini mulai berlaku sejak saat modernisasi perpajakan hingga saat ini. Skala wajib pajak KPP WP Besar ini adalah BUMN & WP Besar. BUMN ini seperti Telkom, mandiri, dan WP Besar seperti exsom mobil, caltex. Dengan pajak bersifat nasional dan jenis pajak yang terdiri dari badan (corporate). Jenis pajak dalam KPP WP Besar ini terdiri dari PPh, PPN, PTLL (pajak tidak langsung lain-lain). Dalam PTLL ini termasuk didalamnya penerimaan negara bukan pajak seperti sewa rumah dinas. Pembayaran dalam KPP ini bersifat sentralisasi atau dlakukan di dalam kantor pusat saja, sedangkan untuk P2PPh dapat bersifat desentralisasi atau dapat dilakukan di KPP setempat. Adapun fungsi AR (account representative) ini dIlakukan pada sektor industri.

Selain KPP WP Besar, dalam modernisasi perpajakan ini juga ada KPP Madya. Dalam KPP ini terdiri dari wajib pajak besar yang berada di Kanwil atau Madya. Wajib Pajak besar yang tidak termasuk di dalam KPP WP Besar dimasukkan ke dalam KPP Madya. WP besar di dalam KPP Madya ini merupakan ruang lingkup wajib pajak dalam Kanwil SUMUT 1 yang melakukan pembayaran pajak terbesar di KPP tersebut. Adapun skala wajib pajak bersifat regional dengan jenis pajak badan dan ekspakriat (Wajib Pajak Luar Negeri) serta jumlah wajib pajak berkisar antara 200-500 WP. Jenis pajak dalam KPP Madya ini terdiri dari PPh, PPN dan PPTL dengan pembayaran yang juga bersifat sentralisasi atau di KPP Pusat sedangkan P2PPH yang bersifat desentralisasi atau dapat dilakukan di KPP setempat dengan Fungsi AR dibagian sektor industri.

Kantor Pelayanan Pajak Pratama juga merupakan pembagian dari jenis KPP pada masa modernisasi yang terdiri dari Wajib Pajak menengah. Tidak termasuk dalam kelompok KPP WP Besar dan KPP Madya. KPP Pratama ini terdiri dari WP OP dan Badan dengan jumlah wajib pajak yang terdiri dari ribuan WP. Jenis pajak yang ada di KPP Pratama ini terdiri dari PPh, PPN, PTLL, PBB, dan BPHTB. Jenis pembayaran PPN dalam KPP ini bersifat desentralisasi atau dilakukan di KPP setempat dengan fungsi AR yang bekerja di wilayah KPP tersebut.

Pembentukan KPP Wajib Pajak Besar dan KPP Madya telah diselesaikan pada akhir tahun 2006, sedangkan KPP Pratama yang ada saat ini berjumlah 15 KPP Pratama, yaitu, KPP Pratama dilingkungan Kanwil DJP Jakarta Pusat dan Pembentukan KPP Pratama untuk seluruh Indonesia yang direncanakan telah diselesaikan akhir tahun 2008.

Sebagai lazimnya KPP yang menerapkan sistem administrasi perpajakan modern, KPP Pratama juga memiliki karakteristik : Organisasi berdasarkan fungsi, sistem informasi yang terintegrasi, sumber daya manusia yang kompeten, sarana kantor yang memadai, tata kerja yang transparan, penggabungan KPP, KPPBB, dan Karikpa adalah tidak menghilangkan tugas dan fungsi yang sebelumnya ada ke masing-masing seksi pada KPP Pratama sesuai dengan fungsinya yang sama digabung menjadi seksi yang ada di KPP Pratama.

Fungsi keberatan (Psl.25 UU KUP dan Psl.16 UU PBB), pengurangan/ penghapusan sanksi administrasi dan pembatalan ketetapan pajak (Psl.36 UU KUP) dan penghapusan PBB (Psl.19 UU PBB) yang sebelumnya ada di KPP dan KPPBB, seluruhnya ada di Kanwil.

Fungsi pemeriksaan yang sebelumnya dilaksanakan oleh KPP, Karikpa dan Kanwil, dilaksanakan KPP Pratama oleh Pejabat Fungsional Pemeriksaan, sedangkan fungsi pemeriksaan bukti permulaan dan penyidikan semula dilaksanakan oleh Karikpa Kanwil.

Penggabungan KPP, KP PBB dan KARIKPA

KPP KPP PRATAMA KPP PBB KARIKPA

SUBAG UMUM SUBAG UMUM SUBAG UMUM SUBAG UMUM

SEKSI PDI SEKSI PDI SEKSI DAI SEKSI PENERIMAAAN SEKSI PENERIMAAAN

SEKSI TUP SEKSI PELAYANAN

SEKSI

PENAGIHAN SEKSI PENAGIHAN SEKSI PENAGIHAN

SEKSI PPh BADAN SEKSI P2PPh SEKSI PPN SEKSI PENGAWASAN DAN KONSULTASI (I – IV) SEKSI KEBERATAN DAN PENGURANGAN SEKSI PEMERIKSAAN FUNGSI KEBERATAN DITANGANI OLEH KANWIL DJP BIDANG PKB SEKSI EKSTENSIFIKASI PERPAJAKAN SEKSI PEDANIL KELOMPOK FUNGSIONAL FUNGSIONAL PENILAI KEL. FUNGSIONAL PEMERIKSA SEKSI PENETAPAN

B. Visi, Misi, dan Nilai

a. Visi Direktorat Jendral Pajak

Visi Direktorat Jendral Pajak adalah “ Menjadi Institusi pemerintah yang menyelenggarakan system administrasi perpajakan modern yang efektif, efisien, dan dipercaya masyarakat dengan integritas dan profesionalisme yang tinggi”

Dari penggalan kalimat visi yang pertama menegaskan bahwa Direktorat Jendral Pajak ingin menjadi suatu institusi pemerintah yang menjalankan system administrasi perpajakan modern, efektif, efisien, dan dipercaya masyarakat. Efektif dan Efisien artinya bahwa Direktorat Jendral Pajak melakukan pengukuran dan pertanggung jawaban terhadap system modern yang dijalankan tersebut. Dipercaya oleh masyarakat memiliki arti yaitu Direktorat Jendral Pajak memastikan masyarakat yakin bahwa system administrasi perpajakan memberikan manfaat yang sebesar-besarnya kepada masyarakat, bangsa, dan Negara.

b. Misi Direktorat Jendral Pajak

Sesuai dengan tugas yang diberikan kepada Direktorat Jendral Pajak sebagaimana disebutkan dalam Peraturan Mentri Keuangan Nomor 131/PMK.01/2006, maka Direktorat Jendral Pajak memiliki misi “Menghimpun Penerimaan Pajak Negara berdasarkan Undang-Undang Perpajakan yang mampu mewujudkan kemandirian pembiayaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara melalui system administrasi perpajakan yang efektif dan efisien”

Misi tersebut menjelaskan bahwa keberadaan Direktorat Jendral Pajak adalah untuk menghimpun pajak dari masyarakat guna menunjang pembiayaan pemerintah. Peran Direktorat Jendral Pajak tersebut dijalankan melalui system administrasi perpajakan yang efektif dan efisien. System administrasi tersebut dapat diukur dan dipertanggungjawabkan dalam rangka menjalani masyarakat secara optimal untuk menjalankan hak dan kewajiban perpajakan.

c. Nilai Direktorat Jendral Pajak

Dalam rangka mewujudkan visi dan misi. Direktorat Jendral Pajak berpedoman pada nilai-nilai sebagai berikut :

- Integritas

Menjalankan tugas dan pekerjaan dengan selalu memegang teguh kode etik dan prinsip-prinsip moral, yang diterjemahkan dengan bertindak jujur, konsisten, dan menepati janji.

- Profesional

Memiliki kompetensi dibidang profesi dan menjalankan tugas dan pekerjaan sesuai dengan kompetensi, kewenangan serta norma-norma profesi, etika dan social.

- Inovasi

emiliki perkiraan yang bersifat terobosan dan/atau alternative pemecahan masalah yang kreatif, dengan memperhatikan aturan dan norma yang berlaku.

- Teamwork

Memiliki kemampuan untuk bekersama dengan orang/pihak lain, serta membangun network untuk menunjang tugas dan pekerjaan.

Nilai-nilai tersebut menjadi acuan perilaku bagi seluruh Sumber daya Manusia Direktorat Jendral Pajak dalam melaksanakan tugas dan pekerjaannya. Diharapkan seluruh jajaran Direktorat Jendral Pajak menunjang tinggi nilai-nilai tersebut dan mengaplikasikan dalam pelaksanaan tugas sehingga dapat diperoleh kinerja yang maksimal, dan selanjutnya untuk memudahkan Direktorat Jendral Pajak dalam visi dan misinya dan prinsip-prinsip moral, yang diterjemahkan dengan bertindak jujur, konsisten dan menepati janji.

C. Kedudukan, Tugas Dan Fungsi Kantor Pelayanan Pajak Medan Kota

Kantor Pelayanan Pajak Medan Kota merupakan salah satu instansi vertical Direktorat Jendral Pajakyang berada dan bertanggung jawab langsung kepada Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jendral Pajak Sumatera Bagian Utara. Kantor Pelayanan Pajak Medan Kota dipimpin oleh seorang kepala kantor.

Kantor Pelayanan Pajak Medan Kota mempunyai tugas melaksanakan pelayanan, pengawasan administrative, dan pemeriksaan sederhana terhadap Wajib Pajak di

bidang Pajak Penghasilan, Pajak Pertambahan Nilai, Pajak Penjualan atas Barang Mewah, dan Pajak Tidak Langsung dalam wilayah kerja Kantor Pelayanan Pajak Medan Kota yaitu meliputi :

1. Kecamatan Medan Kota

2. Kecamatan Medan Amplas

3. Kecamatan Medan Johor

4. Kecamatan Medan Denai

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud, KPP Medan Kota menyelenggarakan fungsi :

1. Pengumpulan dan pengolahan data, penyajian informasi perpajakan, penggalian

potensi pajak serta ekstensifikasi Waji Pajak

2. Penelitian dan piñatausahaan surat pemberitahuan tahunan, surat pemberitahuan

masa serta berkas Wajib Pajak

3. Pengawasan pembayaran masa Pajak Penghasilan, Pajak Pertambahan Nila, Pajak

Penjualan atas Barang Mewah, dan Pajak Tidak Langsung lainnya.

4. Penatausahaan piutang pajak, penerimaan, penagihan, penyelesaian keberatan,

banding dan penyelesaian restitusi PPh, PPN, dan PPTL 5. Verivikasi dan penerapan sanksi Perpajakan

6. Pengurus pemberian Surat Ketetapan Pajak 7. Penyuluhan dan Konsultasi Perpajakan

D. Struktur Organisasi Kantor Pelayanan Pajak Medan Kota

Kantor Pelayanan Pajak Medan Kota memakai struktur organisasi dan staf yang dipakai leh Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jendrak Pajak Sumatera Utar, dimana semua pegawainya merupakan Pegawai Negri Sipil Departemen Keuangan Republik Indonesia.

Struktur organisasi adalah suatu bagan yang menggambarkan sistematis penerapan tugas-tugas, fungsi, wewenang serta tanggung jawab masing-masing dengan tujuan yang telah ditetapkan. Dengan adanya stuktur organisasi yang baik maka dapat ditentukan kepada siapa tugas diberikan dan setiap orang harus mempertanggung jawabkan tugas yang diberikan kepadanya, sehingga rencana dapat dilaksanakan dengan baik dan tujuan yang diinginkan dapat tercapai.

Secara umum tugas Kepala Kantor masing-masing Kepala Seksi KPP Pratama Medan Kota adalah sebagai berikut :

1. Kepala Kantor

Mengingat KPP Pratama merupakan penggabungan dari KPP, KP PBB, dan Karipka maka Kepala Kantor KPP Pratama mempumyai tugas mengkoordinasikan pelaksanaan penyuluhan, pelayanan, dan pengawasan Wajib Pajak dibidang Pajak Penghasilan, Pajak Pertambahan Nilai, Pajak Penjualan atas Barang Mewah dan Pajak Tidak Langsung Lainnya dan Pajak Bumi dan Bangunan dan Bea Perolehan

Hak atas Tanah dan Bangunandalam wilayah wewenangnya berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

2. Kepala Sub.Bagian Umum

Membantu dan mrnunjang kelancaran tugas Kepala Kantor dalam mengkoordinasi tugas dan fungsi pelayanan kesekretariatan terutama dalam hal pengaturan kegiatan tata usaha dan kepegawaian, keuangan, rumah tangga serta perlengkapan.

3. Kepala Seksi Ekstensifikasi

Membantu tugas Kepala Kantor mengkoordinasi pelaksanaan dan penatausahaan pengamatan potensi perpajakan, pendapatan obyek dan subyek pajak, penilaian obyek pajak, dan kegiatan ekstensifikasi perpajakan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

4. Kepala Seksi Pengolahan Data dan Informasi

Membantu tugas Kepala Kantor dalam mengkoordinasi pengumpulan, pengolahan data, penyajian informasi perpajakan, perekaman dokumen perpajakan, urusan tatausaha penerimaan pajak pengalokasiandan penatausahaan bagi hasil Pajak Bumi dan Bangunan dan Bea Perolehan atas Tanah dan Bangunan, pelayanan dukungan tekhnis komputer,pemantauan aplikasi e-SPT dan e-Filling dan penyiapan laporan kinerja.

5. Kepala Seksi Pelayanan

Membantu Tugas Kepala Kantor dalam mengkoordinasikan penetapan dan penerbitan produk hukum perpajakan, pengadministrasian dokumen dan berkas perpajakan, penerimaan dan pengolahan surat pemberitahuan dan surat lainnya, penyuluhan perpajakan, pelaksanaan registrasi Wajib Pajak, serta kerjasama perpajakan sesuai ketentuan yang berlaku.

6. Kepala Seksi Pengawasan dan Konsultasi (I,II,III,IV)

Membantu tugas Kepala Kantor mengkoordinasikan pengawasan kepatuhan kewajiban perpajakan Wajib Pajak (PPh, PPN, PBB, BPHTB, dan Pajak Lainnya), bimbingan atau himbauan kepada Wajib Pajak dan konsultasi teknis perpajakan, penyusunan profil Wajib Pajak, analisis kinerja Wajib Pajak, rekonsiliasi data Wajib Pajak dalam rangka melakukan intensifikasi, dan melakukan evaluasi hasil banding berdasarkan ketentuan yang berlaku. Dalam satu KPP Pratama terdapat 4 (empat) Kepala Seksi Pengawasan dan Konsultasi yang pembagian tugasnya didasarkan pada cakupan wilayah (territorial tertentu).

7. Kepala Seksi Pemeriksaan

Membantu Tugas Kepala Kantor mengkoordinasikan pelaksanaan penyusunan rencana pemeriksaan, pengawasan pelaksanaan aturan pemeriksaan, penerbitan dan penyaluran Surat Perintah Pemeriksaan Pajak serta administrasi pemeriksaan, penerbitan pemeriksaan perpajakan lainnya.

8. Kepala Seksi Penagihan

Membantu tugas Kepala Kantor mengkoordinasikan pelaksanaan dan penatausahaan penagihan aktif, piutang pajak, penundaan dan angsuran tunggakan pajak, dan usulan penghapusan pajak serta penyimpanan dokumen-dokumen penagihan.

9. Kelompok Jabatan Fungsional

Pejabat Fungsional terdiri dari Pejabat Fungsional Pemeriksaan dan Pejabat Fungsional Penilai yang bertanggung jawab secara langsung kepada kepala KPP Pratama. Dalam melaksanakan pekerjaannya, pejabat Fungsional Pemeriksaan berkoordinasi, integrasi, sinkronisasi, dan simplikasi dengan Seksi Ekstensifikasi. Selain itu, Tekhnologi Informatika dan Sistem Informasi dimanfaatkan secara optimal.

Perbedaan Struktur Organisasi Lama Dengan Struktur Organisasi Baru

Pada Struktur Organisasi KPP Pratama Medan Kota sebelumnya untuk masing-masing pajak dibuat secara terpisah, baik itu Pajak Penghasilan (PPh), Pajak Pertambahan nilai (PPN), Pajak Bumi Bangunan (PBB), Pajak Pertambahan Nilai Bumi (PPnBm), Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB), dan lain-lain. Sedangkan struktur Organisasi Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Kota yang sekarang dengan cara menggabungkan bagian-bagian pajak yang terpisah tersebut kedalam setiap bagian, misalnya terdapat masalah pajak baik itu Pajak

Penghasilan (PPh), Pajak Pertambahan Nilai (PPN), Pajak Bumi Bangunan (PBB), Pajak Pertambahan Nilai Bumi (PPnBm, Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB), dan lain-lain, maka untuk menyelesaikan masalah yang ada tidak lagi dibagian pajak yang bersangkutan melainkan dapat konsultasikan di bagian pengawasan dan konsultasi, begitu juga dengan bagian yang lainnya. Sehingga pekerjaan setiap bagian lebih efektif dan efesien.

Bagan Kantor Pelayanan Pajak Pratama

KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA

KANTOR PELAYANAN PAJAK SEKSI PENGOLAHAN DATA DAN INFORMASI SEKSI PELAYANAN SEKSI PENAGIHAN SEKSI PEMERIKSAAN

Dokumen terkait