• Tidak ada hasil yang ditemukan

Gambaran Umum Desa Tegal

Letak Administratif dan Kondisi Wilayah

Desa Tegal merupakan salah satu desa dari 8 desa lainnya yang terletak di Kecamatan Kemang Kabupaten Bogor. Secara wilayah, Desa Tegal memiliki luas sekitar 616.45 Ha dengan areal sawah sebesar 371.03 Ha dan areal darat sebesar 245.01 Ha. Desa ini berbatasan sebelah utara dengan Desa Babakan Kecamatan Ciseeng. Sebelah timur berbatasan dengan Desa Pondok Udik Kecamatan Kemang, sebelah selatan berbatasan dengan Desa Pabuaran Kecamatan Kemang, dan berbatasan sebelah barat dengan Desa Cibeteng, Kecamatan Ciseeng.

Banyak lahan yang berada di Desa Tegal dimanfaatkan masyarakat untuk berbagai macam aktivitas, mulai dari pertanian, perumahan, pendidikan, bahkan

Kuadran 1 Kuadran 2

Kuadran 3 Kuadran 4

sarana perkantoran. Dominasi lahan di Desa Tegal banyak dimanfaatkan sebagai lahan permukiman dan pekarangan dengan luas 317.52 Ha atau sekitar 51.51%, kemudian perkebunan / ladang sebesar 137.15 Ha atau 22.25% dan sawah / kolam empang 101.41 Ha atau 16.45%. Kondisi lahan di Kampung Kandang, Desa Tegal, Kecamatan Kemang banyak digunakan sebagai lahan permukiman / pekarangan mendukung desa ini untuk banyak ditempati sehingga mengakibatkan memiliki banyak penduduk. Di daerah ini juga terdapat beberapa perumahan yang berdiri berdampingan dengan permukiman warga bahkan untuk menuju desa ini juga melalui kawasan Perumahan Kahuripan Parung. Data tersebut menunjukan bahwa wilayah Desa Tegal banyak dipergunakan untuk permukiman dan pekarangan sehingga memungkinkan desa ini memiliki banyak penduduk dengan total 3 566 kepala keluarga (KK).

Tabel 9 Penggunaan Lahan di Kampung Kandang, Desa Tegal, Kecamatan Kemang Tahun 2012

No Peruntukan Lahan Luas (Ha) Persentase (%)

1 Peternakan dan Kolam Empang 137.15 22.25

2 Perkebunan / Ladang 101.41 16.45

3 Jalan Umum 16.40 2.66

4 Pemakaman Umum 6.20 1.01

5 Pemukiman dan pekarangan 317.52 51.51

6 Pengembangan Perumahan 30.00 4.87 7 Perkantoran 1.70 0.27 8 Lapangan Olahraga 2.50 0.42 9 Sarana Pendidikan 1.37 0.21 10 Sarana Ibadah 1.20 0.19 11 Lainnya 1.00 0.16 Jumlah 616.45 100

Sumber : Kantor Desa Tegal, Tahun 2012 (data diolah)

Kondisi Demografi

Kampung Kandang, Desa Tegal memiliki jumlah penduduk 13 030 jiwa yang terdiri dari 3 577 kepala keluarga. Jumlah penduduk tersebut terbagi dari 6 593 laki-laki dan 6 437 perempuan. Distribusi penduduk di Kampung Kandang, Desa Tegal, Kecamatan Kemang, Kabupaten Bogoe berdasarkan kelompok umur dapat dilihat pada Tabel 10.

Data distribusi penduduk di bawah menunjukakan bahwa jumlah penduduk di Desa Tegal, Kampung Kandang, Kabupaten Bogor yang berada pada usia produktif yaitu penduduk yang berusia 15 sampai 64 tahun sebanyak 9 640 jiwa. Jumlah penduduk di Desa Tegal berdasarkan data Kantor Desa Tegal pada Tahun 2012 adalah 13 030 jiwa, dengan demikian 73.90 persen penduduk di Desa Tegal berada pada usia produktif. Dari data tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa penduduk di Desa Tegal yang produktif lebih besar dibandingkan dengan jumlah penduduk yang tidak produktif. Data penduduk yang berada pada usia yang produktif merupakan suatu potensi sumber daya manusia yang berada di Kampung Kandang, Desa Tegal, Kecamatan Kemang, Kabupaten Bogor.

Tabel 10 Pengelompokan Penduduk Desa Tegal Berdasarkan Usia Tahun 2012

Usia (Tahun) Jumlah (Jiwa)

0-4 tahun 1 091 5-9 tahun 1 376 10-14 tahun 1 184 15-19 tahun 1 054 20-24 tahun 1 061 25-29 tahun 983 30-34 tahun 1 185 35-39 tahun 1 041 40-44 tahun 1 188 45-49 tahun 679 50-54 tahun 755 55-59 tahun 1 390 60-64 tahun 304 65-69 tahun 228 70-74 tahun 152 >75 tahun 76

Sumber : Kantor Desa Tegal, Tahun 2012 (data diolah)

Tingkat pendidikan di Desa Tegal masih tergolong rendah. Mayoritas penduduk di Kampung Kandang, Desa Tegal, Kecamatan Kemang, Kabupaten Bogor memiliki tingkat pendidikan tidak tamat SMP. Dari total 13 030 jiwa penduduk Desa Tegal hanya 75 jiwa yang menyelesaikan pendidikan hingga tingkat sarjana.

Tingkat pendidikan yang tergolong masih rendah di Kampung Kandang, Desa Tegal, Kecamatan Kemang, Kabupaten Bogor akan mempengaruhi tingkat masyarakat yang bekerja sebagai karyawan. Dengan tingkat pendidikan yang masih tergolong rendah, masyarakat di Kampung Kandang, Desa Tegal, Kecamatan Kemang banyak yang bekerja dengan cara wirausaha sebagai petani maupun peternak. Informasi distribusi penduduk di Kampung Kandang, Desa Tegal, Kecamatan Kemang, Kabupaten Bogor berdasarkan tingkat pendidikan pada Tahun 2012 dapat dilihat pada Tabel 11 berikut

Tabel 11 Pengelompokan Penduduk Desa Tegal Berdasarkan Tingkat Pendidikan Tahun 2012

Pendidikan Jumlah (Jiwa)

Tidak Tamat Sekolah 2 162

Tamat SD 2 765

Tamat SMP 2 137

Tamat SMA 2 147

Tamat Akademi 146

Tamat Perguruan Tinggi 75

Sumber : Kantor Desa Tegal, Tahun 2012 (data diolah)

Tingkat pendidikan yang rendah di Kampung Kandang, Desa Tegal, Kecamatan Kemang, Kabupaten Bogor juga berpengaruh pada profesi masyarakat di Desa Tegal tersebut. pekerjaan mayoritas penduduk di Kampung Kandang, Desa Tegal, Kecamatan Kemang, Kabupaten Bogor adalah petani dan petani peternak tanah.

Karakteristik Responden

Pemilihan karakteristik responden sangat mempengaruhi akan kevalidasitan data yang akan digunakan. Pemilihan responden pada penelitian ini dilakukan secara purposive. Karakteristik responden pada penelitian yang dilakukan dapat terbagi menjadi 4 karakteristik yaitu karakteristik berdasarkan usia, pendidikan, skala usaha, dan pengalaman. Karakteristik responden tersebut dapat dilihat pada tabel 12 di bawah ini.

Tabel 12 Daftar Karakteristik Responden Peternak di Kampung Kandang, Desa Tegal, Kecamatan Kemang

No Nama Usia Pendidikan SkalaUsaha

(ekor)

Pengalaman (Tahun)

1 Bapak Kiman 33 SMA 7 000 8

2 Bapak Ichwan 39 Sarjana 3 500 11

3 Bapak Aslih 31 SMP 3 500 7

4 Bapak Sudrajat 48 SMA 3 500 17

5 Bapak Jayadi 44 SMA 3 500 13

6 Bapak Iskandar 51 SMP 3 500 16

7 Bapak Jahidin 33 Akademi 7 000 9

8 Bapak Rukma 52 SMA 3 500 19

9 Bapak Nugraha 42 Akademi 3 500 11

10 Bapak Hasyim 37 Sarjana 3 500 8

Umur Responden

Responden pada penelitian ini minimal sudah memulai usaha peternakan ayam ras pedaging minimal selama 5 tahun. Usia peternak ayam ras pedaging yang menjadi responden penelitian ini diantara 29-54 tahun. Usia seseorang sangat berpengaruh terhadap kondisi biologis dan psikologis seseorang. Pengalaman yang dimiliki seseorang dapat mempengaruhi kemampuan seseorang dalam menghadapi permasalahan dan pengambilan keputusan.

Responden pada penelitian ini adalah pemilik dari sepuluh kandang peternakan ayam ras pedaging yang menjadi objek dalam penelitian ini. Pemilik dari ke sepuluh kandang tersebut terdiri dari bapak Kiman, bapak Ichwan, bapak Aslih, bapak Sudrajat, bapak Jayadi, bapak Iskandar, bapak Jahidin, bapak Rukma, bapak Nugraha dan bapak Hasyim. Usia respoden berada pada kisaran 29 hingga 55 tahun. Tujuh dari sepuluh responden tersebut berusia diantara 30-46 tahun. Responden pada penelitian ini dapat dilihat pada tabel 12.

Tingkat Pendidikan

Salah satu penentu kualitas sumberdaya manusia adalah tingkat pendidikan. Kualitas individu seseorang pada dasarnya berbanding lurus dengan tingkat pendidikan orang tersebut. Pendidikan diperlukan pada semua sektor

ekonomi termasuk usaha peternakan ayam ras pedaging. Tingkat pendidikan setiap responden dapat dilihat pada table 12.

Skala Usaha

Proses budidaya ayam ras pedaging dilakukan di dalam kandang. Luas kandang dalam proses budidaya ayam ras pedaging harus sesuai dengan jumlah produksi. Luas kandang ideal dalam budidaya ayam ras pedaging adalah, setiap 1 m2 maksimal ditempati oleh sepuluh ekor ayam. Jika jumlah ayam yang dipelihara melebihi kapasitas kandang akan mempengaruhi pertumbuhan ayam yang dipelihara. Luas kandang sebagian besar responden peternak ayam pada Kampung Kandang, Desa Tegal, Kecamatan Kemang, Kabupaten Bogor adalah 28 m x 17 m. Dalam penelitian yang dilakukan skala usaha para responden tidak selalu sama. Skala usaha para responden dalam penelitian yang dilakukan tergolong dalam usaha kecil. Skala usaha yang dilakukan oleh para responden adalah 3 500 ekor dan 7 000 ekor perkandangnya. Keterbatasan modal menjadi faktor utama yang menyebabkan variasi skala usaha pada setiap peternak. Skala usaha pada setiap responden di Kampung Kandang, Desa Tegal, Kecamatan kemang dapat dilihat pada tabel 12.

Pengalaman Usaha

Pengalaman seseorang biasanya dihubungkan dengan waktu yang telah dihabiskan seseorang untuk melakukan sesuatu. Semakin banyak waktu yang telah dihabiskan orang tersebut untuk melakukan satu bidang tertentu maka dapat dikatakan bahwa orang tersebut semakin berpengalaman. Pengalaman dalam beterenak ayam juga dipengaruhi seberapa lama orang tersebut menjalankan usaha peternakan ayam. Pengetahuan seseorang tentang peternakan ayam ras pedaging juga dipengaruhi oleh pengalaman tersebut.

Responden pada penelitian ini memiliki pengalaman dalam budidaya ayam ras pedaging yang beragam.Pada tabel 12 diatas menunjukkan bahwa para peternak yang menjadi responden dalam penelitian ini adalah orang-orang yang cukup berpengalaman di bidang peternakan ayam ras pedaging.

Proses Budidaya Ayam Ras Pedaging Pra Produksi

Tahap pra produksi adalah tahapan mulai dari persiapan kandang hingga kandang siap digunakan untuk memelihara DOC. Persiapan kandang sangat perlu karena akan berpengaruh pada perkembangan ayam dan juga kesehatan ayam. tahap pra produksi meliputi persiapan kandang dan peralatan lainnya, selain itu sterilisasi peralatan juga perlu diperhatikan agar ayam terhindar dari berbagai virus penyebab penyakit. Tahapan pra produksi yang dilakukan seluruh responden sama yaitu dimulai dari membersihkan lantai kandang, menyiram lantai dengan kapur,

menyemprot anti-biotik, dan pemberian sekam padi. Selain itu perlu juga dibuat peralatan yang dapat melindungi ayam dari hujan dan juga angin. Selain persiapan kandang, perlu juga dilakukan persiapan peralatan berupa tempat pakan, tempat minum, pemanas,dan juga pendingin. Selain pengadaan tempat pakan dan minum, kebersihan tempat pakan dan minum juga sangat perlu diperhatikan. Karena tempat pakan dan minum yang tidak bersih akan menjadi sumber virus yang dapat menyebabkan penyakit pada ayam. Waktu yang diperlukan dalam kegiatan pra produksi ayam ras pedaging adalah selama dua minggu atau kurang lebih 15 hari.ang

Pembersihan kandang meliputi pencucian kandang mulai dari lantai, dinding hingga layar kandang. pencucian kandang dilakukan dengan menggunakan air dan sabun (deterjen). Setelah kandang bersih, tahapan selanjutnya adalah sterilisasi kandang. sterilisasi kandang dilakukan dengan menggunakan kapur dan penyemprotan anti-biotik. Penyemprotan antibiotic pada kandang dilakukan untuk membersihkan kutu dan bakteri-bakteri lain yang ada di kandang. Selain penyemprotan antibiotik dilakukan juga pengapuran yang berfungsi untuk mensterilkan kandang dari serangga-serangga.

1. Pembersihan Peralatan Pakan dan Minum

Kebersihan tempat pakan dan minum sangat penting diperhatikan dalam usaha peternakan ayam ras pedaging. Tempat pakan dan minuman yang tidak bersih akan menjadi sumber munculnya bakteri yang dapat menyebabkan penyakit pada ayam. Proses pembersian tempat pakan dan tempat minum dilakukan diluar kandang. Pencucian dilakukan dengan campuran desinfektan. Pencucian tempat pakan dan minum ayam harus memperhatikan juga kualitas air yang digunakan untuk mencuci peralatan – peralatan tersebut. Peralatan kandang yang sudah dibersihkan kemudian dikeringkan lalu disimpan kembali sebelum digunakan. Penyimpanan tempat pakan dan minum ayam juga harus memperhatikan kebersihan tempat penyimpanannya. Tempat penyimpanan tempat pakan dan minum pada salah satu peternakan ayam broiler di Kampung Kandang, Desa Tegal, Kecamatan Kemang, Kabupaten Bogor dapat dilihat pada Lampiran 1.

2. Pemberian Sekam Pada Lantai

Peberian sekam pada lantai berfungsi sebagai penghangat, penyerap cairan sehingga ayam terhindar dari suhu dingin dan kerusakan di bagian kaki dan dada akibat cairan yang menggenang pada lantai kandang. Ketebalan sekam yang baik adalah sepuluh sentimeter. Pemberian sekam dilakukan dua hari sebelum DOC masukan ke dalam kandang. Pemberian sekam pada kandang ayam di Kampung Kandang, Desa Tegal, Kecamatan Kemang, Kabupaten Bogor dapat dilihat pada Lampiran 2.

3. Persiapan Tempat Pakan, Tempat Minum, Pemanas Ruangan

Tempat pakan dan minum yang sudah dibersihkan dan dikeringkan kemudian dimasukkan ke dalam kandang. jumlah tempat pakan dan minum disesuaikan dengan jumlah DOC yang akan dipelihara. 100 ekor DOC membutuhkan satu buah tempat pakan dan tempat minum.

Selain peralatan pakan dan minum, peternak juga perlu mempersiapkan pemanas untuk mengantisipasi suhu yang terlalu dingin. Pada peternakan ayam ras pedaging yang ada di Desa Tegal, pemanas yang digunakan adalah tungku dengan bahan bakar kayu dan kompor gas. Pemilihan kayu sebagai bahan bakar karena harga yang murah dan tersedia di sekitar kandang. selain alat pemanas, sedangkan

pemakaian alat pemanas dengan menggunakan kompor gas di pilih karena suhu di kandang lebih stabil menggunakan kompor gas. Pemanas kandang yang digunakan di peternakan di Kampung Kandang, Desa Tegal, Kecamatan Kemang dapat dilihat pada Lampiran 3 dan Lampiran 4.

Proses Budidaya

Proses budidaya ayam broiler merupakan tahapan pengadaan DOC hingga tahap ayam siap jual. Pada proses budidaya dilakukan pemberian pakan dan minum, vaksinisasi, pemberian vitamin dan obat-obatan serta melakukan pemanasan atau pendinginan suhu.

1. Pengadaan DOC (Day Old Chick)

DOC merupakan anak ayam yang baru ditetaskan. Pada usaha peternakan ayam tahap awal proses budidaya adalah pengadaan DOC. DOC masuk ke kandang dua sampa tiga hari setelah sekam ditebar di lantai kandang. Hal yang perlu diperhatikan adalah kualitas dan jumlah DOC yang dipasok. Peternak ayam ras pedaging yang menjadi responden pada penelitian ini membeli DOC dengan jenis CP 707 dari perusahaan yang sama. Perusahaan tersebut adalah PT.Japfa. Pemilihan produsen DOC tersebut didasarkan pada ketersediaan DOC dan kemudahan dalam memperoleh DOC tersebut. Jumlah DOC yang dibutuhkan peternak ayam ras pedaging tersebut adalah sekitar 3 500 ekor hingga 7 000 ekor pada setiap kandang. Setiap meter persegi kandang diisi dengan 10 ekor DOC. Salah satu pengadaan DOC pada salah satu peternak di Kampung Kandang, Desa Tegal, Kecamatan Kemang, Kabupaten Bogor dapat dilihat pada Lampiran 5.

Pada proses pengadaan DOC mempunyai faktor yang cukup besar untuk keberhasilan selama proses produksi berlangsung. Hal tersebut dipengaruhi oleh factor kualitas DOC tersebut. Kualitas DOC tersebut dapat menjadi factor pemicu dari risiko produksi berupa penyakit.

2. Pemberian Pakan dan Minuman

Pakan dan minuman adalah faktor paling menentukan dalam pertumbuhan ayam ras pedaging. Zat dan nutrisi yang dibutuhkan oleh ayam dalam masa pertumbuhan adalah karbohidrat, protein, lemak, vitamin dan mineral. Pemberian pakan dilakukan pada pagi, siang dan sore hari. Karyawan harus memastikan bahwa tempat pakan dan minum ayam tidak sampai kosong. Kontrol terhadap minuman ayam juga perlu dilakukan agar tidak sampai membasahi lantai sekam karena dapat menjadi sumber munculnya penyakit pada ayam. Pakan yang digunakan terdiri dari dua jenis. Ayam dengan usian nol hingga 20 Hari digunakan pakan jenis BR 11 yang memiliki tekstur lebih halus. Setelah ayam berumur diatas 20 hari maka pakan yang digunakan adalah BR 12. Pakan ayam tersebut diperoleh peternak dari tempat yang berbeda beda, seperti Sari Pakan, PT.Japfa, dan ada juga yang membeli pakan dari toko pakan di Pasar Ciseeng. Jumlah pakan yang dibutuhkan adalah 2,5 kg pakan untuk setiap ekor ayam mulai dari DOC hingga panen.

Pada proses pemberian pakan dan minum selama proses produksi terdapat factor risiko produksi yang diakibatkan oleh tidak steril tempat makan maupun minum yang digunakan.

3. Pemberian Vaksin, Vitamin dan Obat-Obatan

Ayam memerlukan vaksin yaitu berupa bibit penyakit yang sudah dilemahkan untuk menjaga kekebalan tubuh ayam terhadap beberapa penyakit. Proses pemberian vaksin pada peternakan yang menjadi obejek penelitian dilakukan dalam dua tahap yaitu pemberian vaksin mata pada saat usia ayam empat hari. Vaksin yang digunakan untuk mata adalah IB 1. Setelah ayam berumur 12 Hari kembali diberikan vaksin yang dicampur ke minuman ayam yaitu vaksin ND 2.

4. Pemanas Ruangan

Ayam merupakan hewan yang sensitif terhadap perubahan suhu. Pemanas ruangan dapat mempengaruhi tingkat kematian pada ayam selama proses produksi. Pada saat DOC baru datang, pemanasan ruangan sangat penting karena DOC membutuhkan udara yang hangat khususnya pada malam hari. Pemanasan udara juga dilakukan oada saat suhu dingin kususnya pada musim penghujan. Pada peternakan yang menjadi objek penelitian ini, pemanasan suhu dilakukan dengan menggunakan kayu bakar dan kompor gas. Alasan penggunaan kayu bakar adalah karena lebih hemat biaya sedangkan peternak yang menggunakan kompor gas mempertimbangkan kestabilan suhu yang lebih stabil jika menggunakan kompor gas dibandingkan dengan menggunakan kayu bakar. Suhu ideal pada budidaya ayam ras pedaging dapat dilihat pada Tabel 15 berikut

Tabel 13 Suhu Ideal Pemeliharaan Ayam Broiler

Umur (Hari) Suhu (0C)

1-7 34 – 32

8-14 29 – 27

15-21 26 – 25

21-29 24 – 23

Sumber : Peternakan Ayam Broiler di Desa Tegal, 2013

5. Kontrol

Kontrol sangat penting dilakukan pada peternakan ayam tas pedaging. kontrol terdiri dari kontrol terhadap peralatan seperti tempat pakan dan minum dan kontrol terhadap tirai kandang. tirai kandang perlu diperhatikan dan digunakan seperlunya saja karena dapat menghambat sirkulasi udara di kandang tersebut. Penyakit pada ayam juga perlu diperhatikan, dimana ayam yang sudah terkena penyakit perlu segera dilakukan penanganan dan juga dipisahkan dari ayam lain agar menghindari risiko kematian yang disebabkan oleh penyebaran penyakit.

6. Panen

Panen pada peternakan yang menjadi tempat penelitian ini dilakukan pada saat bobot ayam 1.4 kg hingga 1.6 kg. Waktu yang dibutuhkan untuk mencapai bobot tersebut adalah 25 hingga 30 hari. Penangkapan ayam dilakukan ketika pembeli yang berasal dari perusahaan pemotongan atau pedagang pengumpul datang ke peternakan. Harga jual ayam disesuaikan dengan harga ayam yang berlaku di pasaran.

Pada saat melakukan panen harus diperhatikan cara melakukan pemanenannya. Proses pemanenan ayam dapat meningkatkan kematian ayam yang dikarenakan ayam menderita stres pada saat melakukan pemanenan.

Dokumen terkait