• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Risiko Produksi pada Peternakan Ayam Broiler di Kampung Kandang, Desa Tegal, Kecamatan Kemang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Risiko Produksi pada Peternakan Ayam Broiler di Kampung Kandang, Desa Tegal, Kecamatan Kemang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat."

Copied!
74
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS RISIKO PRODUKSI PADA PETERNAKAN AYAM BROILER DI KAMPUNG KANDANG, DESA TEGAL, KECAMATAN KEMANG,

KABUPATEN BOGOR, JAWA BARAT

MANGAPUL DAVID H34114040

DEPARTEMEN AGRIBISNIS

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(2)

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN

SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Analisis Risiko Produksi pada Peternakan Ayam Broiler di Desa Tegal, Kampung Kandang, Kecamatan Kemang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor.

Bogor, September 2013

(3)
(4)

ABSTRAK

MANGAPUL DAVID. Analisis Risiko Produksi pada Peternakan Ayam Broiler di Desa Tegal, Kampung Kandang, Kecamatan Kemang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Dibimbing oleh NETTI TINAPRILLA.

Sub sektor penghasil utama komoditas pertanian adalah daging, susu, dan telur. Usaha peternakan ayam broiler menjadi salah satu usaha yang memiliki potensi di Kabupaten Bogor. Kabupaten Bogor merupakan salah satu sentra produksi ayam broiler di Jawa Barat yang pertumbuhannya mencapai 7.75 persen. Fluktuasi produksi ayam broiler menunjukkan adanya risiko produksi. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis sumber-sumber risiko produksi, menganalisis probabilitas sumber-sumber-sumber-sumber risiko, dan menganalisis dampak sumber-sumber risiko produksi di Kampung Kandang. Analisis risiko produksi ayam broiler menggunakan data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh melalui pengamatan, wawancara, diskusi, dan kuesioner dengan para peternak, sementara data sekunder diperoleh dari literatur yang relevan. Metode analisis data adalah analisis deskriptif data dengan menggunakan analisis kualitatif dan kuantitatif. Sumber risiko yang ditemukan pada produksi ayam broiler adalah perubahan cuaca, penyakit, dan predator. Penyakit adalah sumber risiko yang memiliki kemungkinan dan dampak yang paling besar, yaitu sebesar 91.62 persen dan Rp 7 857 249.00. Hasil pemetaan risiko menunjukkan bahwa ada jenis strategi manajemen, yaitu strategi preventif dan strategi mitigasi. Dalam melakukan strategi yang diusulkan sebaiknya peternak mengutamakan strategi untuk mengurangi dampak dan probabilitas oleh sumber risiko penyakit.

Kata kunci : Analisis risiko prtoduksi, sumber risiko, broiler

ABSTRAK

MANGAPUL DAVID. Production Risk Analysis on Broiler Farm in Tegal Village, Kemang Sub District, Bogor District, West Java. Supervised by NETTI TINAPRILLA.

Poultry is an important sub sector in contributing to GDP. One of poultry commodities which has big potential is broiler farm. Bogor District is one of broiler production central in West Java with growth rate about 7.75%. Meanwhile, broiler production in Bogor District is fluctuation. The purpose of this research is to analyze the risk of production sources, analyze the probability of risk source, and analyze the impact of risk sources in Kampung Kandang. Risk analysis broiler production was examined using primary data and secondary data. Primary data obtained through observation, interviews, discussions, and questionnaires with the farmers, while the secondary data obtained from the relevant literature. Method of data analysis on this research use descriptive analysis of the data using qualitative and quantitative risk analysis using the data. The sources of risk found broiler production is a weather, disease, and predators. Disease are a source of risk that may occur and the greatest impact, amounting to 91.62 percent and Rp 7 857 249. The results of mapping risk indicate that there are two kinds of management strategies such as preventive and mitigation strategies. In conducting a proposed strategy, the farmers should do strategy by prioritizing strategy that is caused by a source of risk of disease

(5)

ANALISIS RISIKO PRODUKSI PADA PETERNAKAN AYAM BROILER DI DESA TEGAL, KAMPUNG KANDANG, KECAMATAN KEMANG

KABUPATEN BOGOR, JAWA BARAT

MANGAPUL DAVID

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi

pada

Departemen Agribisnis

DEPARTEMEN AGRIBISNIS

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(6)

Judul Skripsi : Analisis Risiko Produksi pada Peternakan Ayam Broiler di Kampung Kandang, Desa Tegal, Kecamatan Kemang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.

Nama : Mangapul David

NRP : H34114040

Disetujui oleh Dosen Pembimbing

Dr. Ir. Netti Tinaprilla, MM. NIP. 132 133 965

Diketahui oleh Ketua Departemen

Dr. Ir. Nunung Kusnadi, MS. NIP. 131 415 082

(7)

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Mei 2013 ini ialah risiko produksi, dengan judul Analisis Risiko Produksi pada Peternakan Ayam Broiler di Desa Tegal, Kampung Kandang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.

Terima kasih penulis ucapkan kepada Ibu Dr. Ir, Netti Tinaprilla, MM selaku pembimbing, serta Ibu Dr. Ir. Anna Faryanti, M.Si yang telah banyak memberi saran. Di samping itu, penghargaan penulis sampaikan kepada Bapak Kiman, Bapak Ichwan, Bapak Aslih, Bapak Sudrajat, Bapak Jayadi, Bapak Iskandar, Bapak Jahidin, Bapak Rukma, Bapak Nugraha, Bapak Hasyim selaku responden selama masa penelitian dan Deine Isti Anandansya dan Khitmatul Nizhah yang telah membantu selama pengumpulan data. Ungkapan terima kasih juga disampaikan kepada orang tua, serta seluruh keluarga, atas segala doa dan kasih sayangnya.

Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.

(8)

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL iii

DAFTAR GAMBAR iii

DAFTAR LAMPIRAN iv

PENDAHULUAN 1

Latar Belakang... 1

Perumusan Masalah ... 4

Tujuan Penelitian ... 6

Kegunaan Penelitian ... 6

Ruang Lingkup Penelitian ... 6

TINJAUAN PUSTAKA 7

Peternakan Ayam Broiler ... 7

Keberhasilan Usaha Ternak Ayam Broiler ... 8

Lahan ... 8

Kandang dan Peralatan Kandang ... 8

DOC ... 10

Sumber Risiko Produksi Ayam Broiler ... Error! Bookmark not defined. Risiko Produksi Peternakan Ayam Broiler... Error! Bookmark not defined. Strategi Penanganan Risiko Peternakan Ayam BroilerError! Bookmark not defined. KERANGKA PEMIKIRAN Error! Bookmark not defined. Kerangka Pemikiran Teoritis ... Error! Bookmark not defined. Konsep Dasar Risiko ... Error! Bookmark not defined. Analisis Risiko ... Error! Bookmark not defined. Kategori Risiko ... Error! Bookmark not defined. Pemetaan Risiko ... 16

Penanganan Risiko ... 16

Alur Pemikiran Operasional ... 17

METODE PENELITIAN 19

Lokasi dan Waktu ... 19

(9)

Penanganan Risiko ... Error! Bookmark not defined.

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 26

Gambaran Umum Desa Tegal ... 26

Letak Administratif dan Kondisi Wilayah ... 26

Kondisi Demografi ... 26

Karakteristik Responden ... 28

Umur Responden ... 28

Tingkat Pendidikan ... 28

Skala Usaha ... 29

Luas Kandang ... 29

Pengalaman Usaha... 29

Proses Budidaya Ayam Ras Pedaging ... Error! Bookmark not defined. Pra Produksi ... Error! Bookmark not defined. Proses Budidaya ... Error! Bookmark not defined. ANALISIS RISIKO PRODUKSI AYAM BROILER Error! Bookmark not defined. Identifikasi Sumber-Sumber Risiko Produksi .... Error! Bookmark not defined. Analisis Probabilitas Risiko Produksi ... 36

Analisis Dampak Risiko Produksi ... 39

Pemetaan Risiko Produksi ... Error! Bookmark not defined. Strategi Penanganan Risiko Produksi ... Error! Bookmark not defined. KESIMPULAN DAN SARAN 47

Kesimpulan ... 47

Saran ... 47

(10)

DAFTAR TABEL

1 Produksi nasional daging, susu, dan telur tahun 2004-2012 ... 1 2 Kontribusi daging ayam broiler terhadap total produksi nasional daging tahun

2008-2012 ... 2 3 Tingkat konsumsi daging (Kg/Kapita/Tahun) di Indonesia tahun 2008 - 2010. 2 4 Harga rata-rata komoditi daging hasil ternak di Jawa Barat bulan Februari

tahun 2013 ... 3 5 Perkembangan populasi ayam broiler (ekor) tahun 2007-2011 di Kabupaten

Bogor 3 6 Fluktuasi tingkat mortalitas pada salah satu peternakan ayam broiler di Desa

Tegal tahun 2012 ... 5 7 Pengaruh kepadatan ruang terhadap berat badan dan tingkat mortalitas ayam

broiler 9

8 Jenis data dan sumber data ... Error! Bookmark not defined. 9 Penggunaan lahan di Desa Tegal, Kampung Kandang tahun 2012 ... 26 10 Pengelompokan penduduk Desa Tegal berdasarkan usia tahun 2012 ... 27 11 Pengelompokan penduduk Desa Tegal berdasarkan pendidikan Tahun 2012 . 27 12 Karakteristik responden peternak di Desa Tegal berdasarkan ... 28 13 Suhu ideal pemeliharaan ayam broiler ... Error! Bookmark not defined. 14 Probabilitas sumber risiko di Desa Tegal ... 37 15 Dampak kerugian peternak responden di Desa Tegal akibat sumber risiko cuaca

... 39 16 Dampak kerugian peternak responden di Desa Tegal akibat sumber risiko

predator ... Error! Bookmark not defined. 17 Dampak kerugian peternak responden di Desa Tegal akibat sumber risiko

penyakit ... Error! Bookmark not defined. 18 Analisis dampak risiko produksi pada peternakan ayam broiler di Desa Tegal

... Error! Bookmark not defined.

19 Analisis status risiko produksi peternakan ayam broiler di Desa Tegal .. Error! Bookmark not defined.

DAFTAR GAMBAR

1 Tingkat fluktuasi mortalitas pada salah satu usaha peternakan ayam broiler di Desa Tegal tahun 2012 ... 5 2 Proses pengelolaan risiko perusahaan ... 17 3 Alur pemikiran operasional ... 19 4 Peta risiko ... Error! Bookmark not defined. 5 Preventif risiko ... Error! Bookmark not defined. 6 Mitigasi risiko ... Error! Bookmark not defined. 7 Hasil pemetaan sumber-sumber risiko produksi pada peternakan ayam broiler di,

(11)

8 Usulan strategi preventif pada peternakan ayam broiler di Desa Tegal .... Error! Bookmark not defined.

9 Usulan strategi mitigasi pada peternakan ayam broiler di Desa Tegal ... Error! Bookmark not defined.

DAFTAR LAMPIRAN

1 Hasil analisis dampak sumber penyakit ... Error! Bookmark not defined. 2 Hasil analisis probabilitas sumber penyakit ... Error! Bookmark not defined. 3 Hasil analisis dampak sumber predator... Error! Bookmark not defined. 4 Hasil analisis probabilitas sumber predator ... Error! Bookmark not defined. 5 Hasil analisis dampak sumber cuaca ... Error! Bookmark not defined. 6 Hasil analisis probabilitas sumber cuaca... Error! Bookmark not defined. 7 Jumlah kematian ayam broiler berdasarkan sumber risikoError! Bookmark not defined.

8 Jumlah kematian ayam broiler berdasarkan sumber risikoError! Bookmark not defined.

9 Tingkat fluktuatif kematian ayam pada peternakan Bapak Iskandar, Bapak Jahidin, dan Bapak Rukma ... Error! Bookmark not defined. 10 Tingkat fluktuatif kematian ayam pada peternakan Bapak Nugraha, Bapak

Hasyim, dan Bapak Kiman ... Error! Bookmark not defined. 11 Tingkat fluktuatif kematian ayam pada peternakan Bapak Ichwan, Bapak Aslih,

Bapak Sudrajat, dan Bapak Jayadi ... 57

12 Pemberian sekam pada lantai kandang ... 57

13 Pembersihan tempat pakan dan minum ... 58

14 Pengadaan DOC ... 58

15 Pemanas kandang dengan menggunakan kompor gas ... 59

16 Pemanas kandang dengan menggunakan tungku kayu bakar ... 59

17 Ciri-ciri ayam yang mengalami sakit ... 60 18 Ciri ayam yang mengalami cuaca panas ... Error! Bookmark not defined. 19 Tempat penyimpanan pakan ayam pada salah satu peternakan di Kampung

Kandang, Desa Tegal ... Error! Bookmark not defined. 20 Proses pembersihan tempat pakan dan minum ayamError! Bookmark not defined.

(12)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Indonesia merupakan salah satu negara agraris dengan kontribusi sektor pertanian dalam Produk Domestik Bruto yang cukup besar. Sub sektor peternakan merupakan bagian dari sektor pertanian yang sangat potensial untuk dikembangkan. Sub sektor peternakan perlu dikembangkan karena sub sektor ini dapat memberikan kontribusi besar untuk pertanian Indonesia. Kontribusi sub sektor peternakan terhadap pertanian Indonesia ditentukan oleh seberapa besar kemampuan pelaku di sub sektor ini mengembangkan usaha peternakan tersebut agar mempunyai prospek yang baik di pasar. Terkait dengan hal tersebut, maka sub sektor peternakan yang akan dikembangkan di masa yang akan datang diharapkan mampu menghasilkan produk-produk yang dapat bersaing di pasar.

Sub sektor peternakan adalah penghasil utama komoditi daging, susu, dan telur. Tiga komoditi ini menjadi andalan dan tolok ukur perkembangan peternakan khususnya di Indonesia. Tabel 1 menggambarkan perkembangan produksi daging, susu, dan telur di Indonesia Tahun 2004-2012.

Tabel 1 Produksi Nasional dan Perkembangan Produksi Daging, Susu, dan Telur Tahun 2004-2012

Tahun Daging

(000 Ton) r (%)

Telur

(000 Ton) r (%)

Susu

(000 Ton) r (%)

2004 2 020.4 - 850.3 - 479.9

-2005 1 817.0 -10.06 945.8 11.23 493.4 2.81

2006 2 062.9 13.53 973.5 2.92 553.4 12.16

2007 2.067.6 0.22 1 107.3 13.74 549.9 -0.63

2008 2 136.6 3.33 1 051.3 -5.04 536.0 -2.52

2009 2 204.9 3.19 1 204.4 14.54 616.5 15.02

2010 2 366.2 7.31 1 382.1 14.75 567.7 -7.92

2011 2.554.2 7.94 1 323.6 -4.23 647.0 13.97

2012* 2 690.9 5.35 1 306.8 -1.27 827.2 27.81

Sumber: Direktorat Jenderal Peternakan, 2013 (diolah)

(13)

mengalami kenaikan setiap tahun, kecuali pada tahun 2005 mengalami penurunan sebesar 10.06 persen. Meskipun pernah mengalami penurunan, secara total produksi daging masih lebih besar dibandingkan telur dan susu. Angka statistik pada Tabel 1 juga mengindikasikan bahwa daging merupakan komoditi utama dan terbesar dari sub sektor peternakan.

Saat ini budidaya ayam broiler semakin digemari karena proses pembudidayaan yang relatif lebih cepat jika dibandingkan dengan sapi ataupun hewan lain yang juga dibudidayakan untuk diambil dagingnya, hal tersebut dapat dilihat tingginya kontribusi produksi nasional daging ayam broiler terhadap total produksi nasional daging di Indonesia. Salah satu sentra pembudidayaan ayam broiler di Indonesia adalah Provinsi Jawa Barat. Tabel 2 memperlihatkan kontribusi total kuantitas daging ayam broiler terhadap produksi daging di Jawa Barat.

Tabel 2 Kontribusi Daging Ayam Broiler Terhadap Total Produksi Jawa Barat Daging Tahun 2008-2012

No Tahun DagingAyam Broiler Produksi Daging Kontribusi (%)

1 2008 1 018.70 2 136.60 47.70

2 2009 1 101.80 2 204.90 50.00

3 2010 1 214.30 2 366.20 51.30

4 2011 1 337.90 2 554.20 52.40

5 2012 1 428.80 2 690.90 53.10

Sumber : Direktorat Jendral Peternakan, 2013 (diolah)

Berdasarkan Tabel 2, daging yang dihasilkan ayam broiler memberikan kontribusi sangat besar bagi pengadaan daging. Pada Tahun 2012 kontribusi daging ayam ras mencapai angka 53.10 persen, hal ini jelas mengindikasikan bahwa ayam broiler merupakan jenis ternak yang sangat penting bagi perekonomian ataupun kehidupan masyarakat. Kuantitas produksi yang besar ini merupakan potensi yang harus dikelola dengan baik agar usaha peternakan ayam broiler dapat terus berkembang di masa yang akan datang.

Berdasarkan data yang di peroleh tingkat konsumsi daging per kapita di Indonesia, tingkat konsumsi ayam mengalami peningkatan pertumbuhan konsumsi setiap tahunnya. Tingkat pertumbahan konsumsi ayam yang cukup tinggi dapat di lihat dari Tabel 3 berikut

Tabel 3 Tingkat Pertumbuhan Konsumsi Daging (Kg / Kapita / Tahun) di Indonesia Tahun 2008 - 2010

Komoditi 2008 2009 2010 Pertumbuhan(%)

Sapi /Beef Cattle 0.37 0.31 0.37 16.67

Kambing / Goat 0.05 0.00 0.00

-Babi / Pork 0.21 0.21 0.21 0.00

Ayam / Chicken 3.02 3.60 4.17 15.94

Daging lainnya /

Other Meat 0.05 0.05 0.05 0.00

Sumber : Direktorat Jendral Peternakan, 2013 (diolah)

(14)

ataupun daging kambing. Tabel 4 menampilkan harga beberapa jenis daging ternak di Jawa Barat, yang dapat menjadi alasan minat masyarakat memilih mengkonsumsi daging ayam.

Tabel 4 Harga Rata-Rata Komoditi Daging Hasil Ternak di Jawa Barat bulan Februari Tahun 2013

Komoditi Harga rata- rata (rupiah/ kg)

Peternak Konsumen

Daging sapi murni 83 000 90 000

Daging kambing / domba 75 000 78 000

Daging ayam ras 18 000 23 000

Sumber: Direktorat Jenderal Peternakan, 2013

Tabel 4 menunjukkan bahwa harga daging ayam broiler lebih murah dibandingkan dengan harga daging sapi maupun daging kambing atau domba. Untuk mendapatkan setiap 1 kilogram daging broiler dibutuhkan Rp 23 000.00. Harga tersebut lebih murah dibandingkan dengan harga 1 kilogram daging sapi berbagai jenis dan daging kambing atau daging domba perkilogramnya. Dengan demikian secara ekonomis konsumen lebih cenderung untuk mengkonsumsi daging ayam broiler dari pada daging sapi atau kambing.

Provinsi Jawa barat memiliki beberapa kabupaten yang menjadi daerah sentra produksi dan salah satunya adalah Kabupaten Bogor. Pemilihan Kabupaten Bogor didasarkan kepada trend pertumbuhan populasi di daerah ini yang semakin tinggi. Secara statistik populasi ayam broiler sejak tahun 2008 hingga tahun 2011 terus meningkat. Trend pertumbuhan populasi ayam broiler juga selalu positif sejak tahun 2008. Jika dihitung sejak tahun 2008 sampai dengan 2011 kenaikkan populasi ayam broiler sudah mencapai 31 persen dan rata kenaikan sebesar 7.75 persen setiap tahun. Angka yang sangat besar ini mengindikasikan bahwa Kabupaten Bogor memiliki potensi yang besar terutama secara kuantitas produksi. Angka kenaikkan populasi tersebut dapat dilihat pada Tabel 5.

Tabel 5 Perkembangan Populasi Ayam Broiler (ekor) Tahun 2007-2011 di Kabupaten Bogor

Sumber : Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Bogor, 2013 (diolah)

(15)

dengan infrastruktur peternakan yang memadai. Infrastruktur yang memadai dapat ditunjukkan dengan kemudahan akses keluar dan masuk peternakan, jaringan listrik dan telepon, sumber air, tersedianya peralatan dan lain-lain.

Pada usaha peternakan ayam broiler biasanya terdapat beberapa kendala. Kendala tersebut dapat berupa tingginya tingkat risiko yang dihadapi. Risiko yang sering ditemukan dalam usahaternak ayam broiler ini adalah risiko produksi, dan risiko harga. Pengelolaan usahaternak khususnya ayam broiler selalu dihadapkan pada risiko, karena itu pelaku bisnis ini harus disertai dengan pengetahuan dan kemampuan dalam meminimalkan risiko. Kemampuan mengelola risiko yang baik sangat diperlukan peternak untuk meminimalkan risiko, sehingga usaha ini dapat memberikan keuntungan sesuai yang diharapkan peternak. Manajemen risiko adalah alat bantu bagi peternak dalam proses pengambilan keputusan. Manajemen yang diterapkan oleh para peternakan di Desa Tegal haruslah efektif agar tujuan perusahaan dapat tercapai.

Salah satu sumber risiko pada peternakan ayam penyakit yang menyerang ayam broiler. Penyakit pada peternakan ayam yang sangat merugikan para peternak adalah penyakit flu burung yang menyebabkan kematian pada ayam. Penyakit flu burung di Jakarta mengakibatkan kematian pada ayam hingga mencapai 100 000 ekor pada tahun 2006. Berdasarkan data yang diperoleh dari Ditjen Peternakan, jumlah kematian unggas akibat virus flu burung pada periode Januari – Februari 2004 mencapai 4.80 juta ekor sementara untuk periode Januari – Juli 2005 tercatat 8 000 ekor dan selama Mei – Desember 2005 kematian unggas mencapai 3 ribu ekor. Kematian ayam yang cukup besar akibat dari virus flu burung menyebabkan banyak peternakan yang mengalami kerugian hingga harus menutup peternakan.

Perumusan Masalah

Peternakan yang berada di Kampung Kandang, Desa Tegal, Kecamatan Kemang merupakan peternakan yang bergerak di usaha peternakan ayam broiler. Sama seperti usaha pertanian lainnya usaha peternakan ayam broiler tersebut memiliki berbagai macam risiko dan salah satu risiko yang di hadapinya adalah risiko produksi. Adanya tingkat mortalitas yang berfluktuasi pada setiap angkatan menunjukkan akan adanya risiko produksi yang dialami pada peternakan ayam broiler yang berada di Kampung Kandang, Desa Tegal, Kecamatan Kemang.

Sumber risiko produksi adalah perubahan cuaca dan iklim yang semakin tidak menentu sebagai dampak dari global warming. Perubahan cuaca dan iklim yang tidak menentu sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan ternak ayam broiler. Saat musim hujan, suhu udara di dalam kandang menjadi dingin, dan udara dalam kandang menjadi lembab. Sebaliknya dimusim kemarau, suhu udara di dalam kandang menjadi panas, kadar karbondioksida meningkat dan udara dalam kandang terasa lebih pengap. Kondisi seperti ini sulit dihindari dan mengakibatkan kematian dengan tingkat mortilitas yang cukup tinggi. Pada dasarnya suhu potensial untuk pemeliharaan ayam broiler adalah sebesar 18°-21° C (Rasyaf 2007).

(16)

macam penyakit dan parasit. Salah satu penyebab rentannya ayam broiler terhadap penyakit adalah karena perubahan cuaca dan iklim yang tidak menentu akhir-akhir ini. Penyakit yang menyerang ayam broiler pada usaha peternakan ayam broiler di Kampung Kandang, Desa Tegal, Kecamatan Kemang, Kabupaten Bogor adalah cronic respiratory disease, infectious bursal disease, colibacillosis, dan newcastle disease. Tabel 6 di bawah ini akan menggambarkan fluktuasi tingkat mortalitas ayam broiler pada salah satu peternakan ayam broiler di Kampung Kandang, Desa Tegal, Kecamatan Kemang pada 6 periode terakhir yang secara umum bersumber dari perubahan cuaca dan beberapa penyakit yang menyerang setiap musimnya.

Tabel 6 Tingkat Mortalitas pada Salah Satu Peternakan Ayam Broiler di Desa Tegal Tahun 2012

Sumber : Manajemen Salah Satu Peternakan Ayam Broiler Desa Tegal Tahun 2012

Tingkat mortalitas ayam broiler pada salah satu peternak ayam broiler di Desa Tegal terhitung sangat tinggi. Pada angkatan 3 angka tingkat mortalitas sampai 7.91 persen, dan pada angkatan terakhir yaitu angkatan 6 tingkat mortalitas mencapai 7.09 persen.

Gambar 1 Tingkat Mortalitas pada Salah Satu Usaha Peternakan Ayam Broiler di Kampung Kandang, Desa Tegal, Kecamatan Kemang Tahun 2012

Tingginya angka mortalitas tersebut menjadi dasar untuk melakukan penelitian analisis risiko pada peternakan ayam broiler milik di Kampung

(17)

Kandang, Desa Tegal, Kecamatan Kemang, Kabupaten Bogor. Berdasarkan kondisi peternakan yang telah dipaparkan di atas, maka beberapa permasalahan yang akan diteliti adalah sebagai berikut:

1. Sumber - sumber risiko produksi pada peternakan ayam broiler di Kampung Kandang, Desa Tegal, Kecamatan Kemang?

2. Berapa besar probabilitas dan dampak risiko produksi dalam kegiatan usaha peternakan ayam broiler di Kampung Kandang, Desa Tegal, Kecamatan Kemang?

3. Bagaimana alternatif strategi yang diterapkan untuk mengatasi risiko produksi yang dihadapi oleh usaha peternakan ayam broiler di Kampung Kandang, Desa Tegal, Kecamatan Kemang?

Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah yang telah dikemukakan di atas, maka penelitian ini bertujuan untuk:

1. Mengidentifikasi sumber-sumber risiko produksi selain sumber yang sudah ditemukan pada penelitian-penelitian sebelumnya pada peternakan ayam broiler di Kampung Kandang, Desa Tegal, Kecamatan Kemang.

2. Menganalisis probabilitas dan dampak setiap risiko produksi pada usaha peternakan ayam broiler di Kampung Kandang, Desa Tegal, Kecamatan Kemang.

3. Menganalisis alternatif strategi yang diterapkan untuk mengatasi risiko produksi yang dihadapi oleh usaha peternakan ayam broiler di Kampung Kandang, Desa Tegal, Kecamatan Kemang.

Kegunaan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah yang telah dikemukakan di atas, maka penelitian ini bertujuan untuk:

1. Sebagai bahan masukan dan pertimbangan bagi usaha peternakan ayam broiler di Kampung Kandang, Desa Tegal, Kecamatan Kemang dalam mengambil suatu keputusan bisnis, sehinga usaha ini dapat mengambil keputusan yang stategis dan tepat sasaran.

2. Sebagai bahan informasi dan rujukan untuk penelitian selanjutnya, dimana penelitian selanjutnya dapat lebih baik dan bisa menganalisis lebih dalam lagi berkaitan dengan penulisan ilmiah khususnya tentang risiko dalam usaha peternakan ayam broiler.

3. Penelitian ini juga bermanfaat bagi penulis sebagai wadah dalam menerapkan teori risiko agribisnis yang telah dipelajari selama masa perkuliahan.

(18)

Produk yang akan dikaji dan diteliti dalam penelitian ini adalah ayam broiler yang dibudidayakan oleh para peternak di Desa Tegal, KampungKandang, Kabupaten Bogor. Kajian masalah yang akan diteliti pada penelitian ini adalah identifikasi risiko produksi, sumber-sumber risiko dan dampak dari risiko tersebut. Penelitian ini memerlukan beberapa data berupa data produksi satu periode terakhir, data DOC, maupun data hasil panen.

TINJAUAN PUSTAKA

Peternakan Ayam Broiler

Usaha peternakan ayam broiler saat ini berkembang sangat pesat, baik dari segi skala usaha maupun dari segi tingkat efisiennya. Banyak para pelaku usaha menekuni usaha peternakan ayam broiler, baik secara sistem mandiri maupun secara sistem plasma. Alasannya adalah selain jumlah permintaan daging ayam yang terus meningkat, perputaran modal yang sangat cepat merupakan daya tarik tersendiri bagi para pelaku usaha untuk menekuni usaha peternakan ayam broiler ini. Alasan lainnya adalah tersedianya faktor-faktor produksi dalam jumlah yang banyak. Khusus untuk usaha peternakan ayam broiler dengan sistem plasma, faktor-faktor produksi seperti DOC, pakan, obat-obatan, vaksinasi, dan vitamin tidak harus dibayar langsung. Faktor-faktor produksi tersebut sudah bisa dipakai untuk diproduksi selama masa produksi yaitu selama 30-40 hari dan baru bisa dibayar setelah ayam broiler dipanen.

Usaha peternakan ayam broiler dapat digolongkan kedalam beberapa bagian. Menurut Surat Keputusan Menteri Pertanian No. 472/Kpts/TN.330/6/96, usaha peternakan terbagi menjadi tiga kategori, yaitu peternakan rakyat, pengusaha kecil peternakan, dan pengusaha peternakan. Peternakan rakyat adalah peternak yang mengusahakan budidaya ayam dengan jumlah populasi maksimal 15 000 ekor per periode. Pengusaha kecil peternakan adalah peternak yang membudidayakan ayam dengan jumlah populasi maksimal 65 000 ekor per periode. Sedangkan untuk pengusaha peternakan adalah peternak yang membudidayakan ayam dengan jumlah populasi melebihi 65 000 ekor per periode. Khusus untuk Pengusaha Peternakan, dapat menerima bimbingan dan pengawasan dari pemerintah. Hal tersebut ditegaskan dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 16 Tahun 1977 tentang usaha peternakan. Peraturan pemerintah ini menjelaskan bahwa Menteri bertanggung jawab dalam bidang peternakan atau pejabat yang ditunjuk olehnya berkewajiban melakukan bimbingan dan pengawasan atas pelaksanaan perusahaan-perusahaan peternakan.

(19)

dihasilkan oleh sub sistem budidaya ternak menjadi produk olahan dan produk akhir. Sedangkan sub sistem penunjang adalah sub sistem yang menunjang keberhasilan ketiga sub sistem diatas. Sub sistem penunjang ini dapat berupa lembaga keuangan bank mapun non bank, lembaga penelitian dan pengembangan, lembaga pendidikan dan pelatihan, transportasi, komunikasi, dan kebijakan-kebijakan pemerintah.

Keberhasilan Usaha Ternak Ayam Broiler

Faktor-faktor produksi yang digunakan dalam produksi ayam broiler terbagi menjadi dua, yaitu faktor produksi tetap dan faktor produksi variabel. Faktor produksi tetap terdiri dari lahan, kandang, dan peralatan. Sedangkan faktor produksi variabel terdiri dari DOC, pakan, obat-obatan, vaksin, vitamin, sekam, air, listrik, bahan bakar untuk pemanas dan tenaga kerja (Aziz 2009).

Lahan

Pemilihan lokasi lahan peternakan penting untuk kelangsungan usaha agar berjalan dengan baik. Hal ini menjadi sesuatu yang harus diperhatikan oleh peternak, sebab akhir-akhir ini lokasi peternakan sudah berebut areal dengan kepentingan lain seperti perumahan dan industri berbagai macam barang. Panduan penetuan lokasi peternakan sesuai dengan kriteria-kriteria yang baik sesuai panduan beternak ayam pedaging (Rasyaf 2007).

a. Lokasi lahan untuk peternakan ayam broiler sebaiknya jauh dari keramaian, jauh dari lokasi perumahan atau dipilih tempat yang sunyi. Suasana yang tenang sangat diperlukan oleh ayam yang pada dasarnya mudah terkejut dan stress. Tujuan dari pemilihan lokasi jauh dari perumahan penduduk adalah agar penduduk tidak mengganggu peternakan yang membutuhkan ketenangan serta sebaliknya keberadaan peternakan tidak mengganggu kehidupan penduduk dengan adanya polusi.

b. Lokasi lahan peternakan sebaiknya tidak jauh dari pusat pasokan bahan baku dan lokasi pemasaran. Hal ini berhubungan dengan dengan akses transportasi. Apabila akses sudah baik, maka persyaratan ini tidak terlalau penting.

c. Lokasi lahan yang dipilih untuk peternakan sebaiknya termasuk areal agribisnis agar terhindar dari penggusuran. Hal ini sebaiknya disesuaikan dengan peraturan daerah setempat.

Kandang dan Peralatan Kandang

(20)

Ukuran kandang dapat dibagi menjadi luas ruang kandang, lebar kandang dan tinggi kandang. Luas ruang kandang untuk ayam broiler di Indonesia adalah 10 ekor/m2. Dengan demikian luas ruang yang disediakan tinggal dikalikan dengan jumlah ayam yang akan dipelihara dalam kandang tersebut (Rasyaf 2007). Sebagai contoh, apabila direncanakan akan memelihara 1 000 ekor ayam broiler, maka luas lantai yang akan dibutuhkan sebagai berikut.

Lebar kandang maksimal 4 m, kecuali bila di tengah-tengah kandang terdapat jalan tengah maka dapat lebih lebar, akan tetapi maksimal kandang memiliki lebar 11 m. Kandang dengan jalan tengah biasanya digunakan untuk peternakan ayam broiler bibit, tetapi peternakan ayam broiler komersial (final stock) jarang mempergunakan jalan tengah. Sedangkan untuk tinggi kandang berkaitan erat dengan besarnya kandang. Ketinggian kandang dari lantai sampai atap teratas minimal 7 m, dan ketinggian kandang dari lantai sampai tinggi atap terendah minimal 4 m. Ketinggian kandang mempengaruhi ventilasi, temperatur kandang, dan biaya pembuatan kandang. Tabel 7 menggambarkan pengaruh kepadatan ruang dalam kandang terhadap berat badan dan mortalitas ayam broiler. Tabel 7 Pengaruh Kepadatan Ruang Terhadap Berat Badan dan Tingkat Mortalitas

Ayam Broiler Kepadatan ruang

(ekor/m2)

Rata – rata Berat badan ayam (kg)

Mortalitas (%)

11 1.87 2.10

12 1.86 2.30

14 1.84 2.60

16 1.82 3.00

20 1.79 3.60

25 1.75 4.50

33 1.70 5.80

Sumber : Rasyaf (2007) disederhanakan dari North 1978

Tabel 7 tersebut menunjukkan bahwa berat badan ayam harus selalu terkontrol agar tingkat mortalitas ayam tidak tinggi. Berdasarkan tabel 7 dapat dilihat bahawa tingkat kematian ayam pada tingkat kepadatan yang telah ditentukan dengan berat rata-rata ayam yang semakin tinggi dapat mengurangi tingkat mortalitas. Apabila berat badan ayam 1.70 kg dengan kepadatan kandang 33 ekor/m2 akan menimbulkan tingkat mortalitas 5.80 persen. Angka tersebut cukup tinggi karena apabila dimisalkan dalam suatu kandang terdiri dari 1 000 ekor ayam maka 58 ekor ayam diprediksi akan mati.

(21)

bantuan negatif dan ventilasi bantuan positif. Ventilasi bantuan negatif adalah penambahan kipas yang berfungsi menyedot udara busuk dari sisi kandang sementara udara segar masuk dari sisi lain. Ventilasi bantuan positif adalah penambahan kipas yang berfungsi menghembuskan angin segar ke dalam kandang dan udara busuk di dalam kandang kemungkinan akan terdesak ke luar (Rasyaf 2007).

Sistem alas lantai untuk pemeliharaan anak ayam dikenal dengan tiga macam sistem lantai yang dapat digunakan, antara lain sistem alas litter, sistem alas berlubang dan sistem campuran. Sistem alas litter berupa lantai semen atau tanah yang dipadatkan kemudian di atasnya ditaburkan kulit padi atau sekam padi. Sistem alas berlubang terbuat dari bahan kawat atau bambu. Sistem lantai ini jarang digunakan untuk peternakan ayam broiler, namun mengingat semakin terbatasnya tanah sistem ini diperkirakan akan semakin digemari peternak.

DOC

Day Old Chick (DOC) adalah komoditas unggulan perunggasan hasil persilangan dari jenis-jenis ayam berproduktifitas tinggi yang memiliki nilai ekonomis tinggi (Rasyaf 2007). Salah satu ciri khas yang dimiliki komoditas ini adalah memiliki pertumbuhan yang sangat cepat. DOC merupakan faktor produksi utama dalam usaha ternak ayam broiler. Beberapa ciri DOC yang berkualitas baik diantaranya adalah bebas dari penyakit, bobot tidak kurang dari 37 gram, DOC terlihat aktif, berbulu cerah, kakinya besar dan basah, tampak segar, tidak ada cacat fisik, dan tidak ada lekatan tinja di duburnya. DOC yang baik akan menghasilkan ayam broiler dewasa yang baik pula, dimana daging ayam broiler mengandung protein hewani yang tinggi. Selain itu DOC yang berkualitas juga dapat dilihat dari tingkat mortalitas yang rendah, dengan standar tingkat mortalitassebesar 4-5 persen dari total populasi per periode (Fadilah et al 2007).

Sumber Risiko Produksi Ayam Broiler

Pada kajian penelitian terdahulu, peneliti mengambil beberapa penelitian yang terkait dengan topik penelitian yang akan dilakukan saat ini yaitu penelitian dengan topik analisis risiko. Selain topik penelitian, peneliti juga mengkaji analisis sumber risiko yang di hadapi oleh para peternak. Hal tersebut bertujuan untuk mengetahui sumber risiko yang dihadapi antara penelitian terdahulu yang pernah ada dengan penelitian yang akan dilakukan ini, sehingga dapat menunjukkan adanya persamaan maupun perbedaan antara penelitian terdahulu dengan penelitian yang akan dilakukan.

Penelitian (Pinto 2011) menyatakan bahwa sumber risiko yang dihadapi pada penelitiannya terdapat 4 jenis sumber risiko produksi yaitu kepadatan ruang, perubahan cuaca, predator, dan penyakit. Penelitian (Amelia 2012) menyatakan sumber risiko yang dihadapi memiliki tiga sumber risiko yaitu ayam broiler yang afkir, serangan penyakit, dan kondisi cuaca.

(22)

protozoa, dan parasit. Beberapa penyakit ayam yang popular di Indonesia antara lain Cronic respiratory disease, coryza, Newcastle disease (ND) atau sering disebut tetelo, gumboro, berak darah, colibacillosis, dan avian influenza yang menjadi musuh menakutkan bagi peternak akhir-akhir ini (Rasyaf 2007). Akan tetapi pada setiap peternakan jenis penyakit yang menyerang tidak selalu sama. Ini terjadi pada penelitian (Solihin 2009) dan (Aziz 2009).

Penelitian (Solihin 2009) dilakukan pada peternakan ayam broiler CV AB Farm Kecamatan Bojonggenteng , Sukabumi. Jenis penyakit yang menyrang ayam pada peternakan ini antara lain cronic respiratory disease atau penykit pernafasan, colibasilus yang disebabkan oleh oksigen dalam kandang yang berkurang baik karena manajemen kandang terutama manajemen buka tutup tirai, sehingga sirkulasi udara kurang lancar dan ayam menghirup oksigen yang mengandung amoniak. Penyakit colibasilus juga disebabkan oleh sekam atau alas lantai yang basah. Penyakit lain terjadi pada masim pancaroba adalah ND atau tetelo, CRD kompleks dan coccidiosis, runting stunting syndrome (kekerdilan) yang timbul lebih disebabkan karena kualitas DOC yang kurang baik.. Sedangkan pada penelitian (Aziz 2009) pada peternakan ayam broiler milik Bapak Rahmat di Desa Tapos, Kecamatan Tenjo, Kabupaten Bogor, penyakitnya yang menyerang ayam broiler pada peternakan ini yaitu nutritional deficiency (penyakit defisiensi nutrisi), pullorum disease (penyakit berak putih), coccidiosis (berak darah), flowl cholera (berak hijau), dan ND atau tetelo. Berdasarkan hasil penelitian sebelumnya ditemukan sumber risiko usaha peternakan ayam broiler yang paling sering di temui akibat dari faktor cuaca, iklim dan penyakit. Hal tersebut dapat dilihat dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Solihin, Aziz, Pinto, dan Amelia.

Risiko Produksi Peternakan Ayam Broiler

Risiko merupakan kemungkinan kejadian yang akan menimbulkan dampak kerugian. Dalam menjalankan suatu bisnis, setiap keputusan selalu mengandung risiko. Oleh sebab itu kejelian menanggapi dan meminimalisir risiko merupakan hal wajib yang harus dilakukan setiap perusahaan. Terutama agribisnis yang merupakan usaha dengan makhluk hidup sebagai objek usaha akan sangat membutuhkan penanganan risiko yang efektif. Risiko dalam agribisnis diantaranya risiko produksi, disini dapat dilihat dalam hal produk yaitu produk tersebut gagal panen, dan rendahnya kualitas produk. Selanjutnya risiko pasar dapat terjadi karena rendahnya harga jual, bargaining position perusahaan yang rendah dan ketidaktersediaan pasar. Selanjutnya risiko dalam hal teknologi seperti rusaknya mesin dan alat-alat pertanian. Selain itu risiko yang sering dihadapi oleh dunia agribisnis yaitu risiko pendanaan seperti kredit macet.

(23)

sempurna serta fluktuasi hasil produksi yang bergantung pada kondisi alam yang menyebabkan risiko yang dihadapi tinggi. Penelitian (Herawati 2001) juga menyatakan bahwa biaya biaya paling besar yang dikeluarkan CV Pekerja Keras dalam produksinya adalah biaya pakan sebesar 62.55 persen dan DOC sebesar 29.23 persen. Sedangkan biaya obat dan vaksin, biaya tenaga kerja, biaya sewa kandang dan biaya lain-lain relatif kecil yaitu sebesar 4.06 persen, 1.34 persen, 1.23 persen dan 0.33 persen.

Risiko produksi pada peternakan ayam broiler tergolong besar, perubahan cuaca dan penyakit menjadi hal yang paling berpengaruh terhadap risiko produksi. Hal ini sesuai dengan penelitian (Aziz 2009) tentang analisis risiko dalam usaha ternak ayam broiler studi kasus peternakan ayam broiler milik Bapak Rahmat di Desa Tapos Kecamatan Tenjo, Kabupaten Bogor. Hasil dari penelitian ini adalah usaha tersebut memiliki produksi dan sosial yang berakibat pendapatan berfluktuasi tajam. Khusus untuk risiko produksi disebabkan oleh cuaca, iklim dan penyakit. Pada dasarnya risiko produksi yang disebabkan oleh penyakit dan keadaan cuaca tidak hanya menyerang usahaternak ayam broiler akan tetapi hal ini juga terdapat pada usaha agribisnis secara keseluruhan.

Strategi Penanganan Risiko Peternakan Ayam Broiler

Penelitian (Pinto 2011) menyatakan trategi preventif yang diusulkan peneliti untuk sumber risiko kepadatan ruang adalah pemakaian ventilasi bantuan. Hal ini bertujuan agar udara busuk yang ada di dalam kandang dapat terusir dan tidak mengganggu perkembangan ayam. Usulan strategi preventif berikutnya yaitu untuk mengurangi probabilitas penyakit. Strategi preventif yang diusulkan adalah meningkatkan kedisplinan anak kandang dalam menjaga sarana prasarana seperti sumur sebagai sumber air minum serta menjaga perlakuan yang bersifat operasional agar tetap steril. Selain itu untuk menghindari tumbuh berkembangnya kutu dan parasit lainnya, peternakan Bapak Restu disarankan untuk melakukan penyemprotan menggunakan insectysida. Cuaca yang berada pada kuadran 3 juga diusulkan menggunakan strategi preventif, yaitu dengan mendisiplinkan anak kandang dalam buka tutup tirai, hal ini bertujuan perubahan cuaca tidak dirasakan langsung oleh ayam. Selain itu. strategi mitigasi juga diusulkan peneliti bagi peternakan ayam broiler milik Bapak Restu untuk mengurangi dampak dari sumber risiko penyakit.

(24)

KERANGKA PEMIKIRAN

Kerangka Pemikiran Teoritis

Penelitian ini disusun melalui kerangka pemikiran, yang berasal dari penelusuran teori-teori yang relevan dengan masalah penelitian. Berikut adalah kerangka pemikiran teoritis yang akan dijelaskan secara terperinci.

Konsep Dasar Risiko

Definisi risiko sangat beragam dimana masing-masing definisi tersebut memiliki kelebihan dan kelemahan, sehingga setiap definisi tersebut dapat saling mengisi satu sama lain. Kamus Besar Bahasa Indonesia (1999) menyebutkan bahwa risiko adalah akibat yang kurang menyenangkan (merugikan dan membahayakan) dari suatu perbuatan atau tindakan. Pengertian lain tentang risiko menurut Darmawi (2006) adalah penyebaran hasil aktual dari hasil yang diharapkan.

Ketidakpastian (uncertainty) merupakan kondisi yang menyebabkan tumbuhnya risiko. Ketidakpastian tersebut akan timbul karena berbagai sebab antara lain: jarak waktu dimulai perencanaan suatu kegiatan sampai kegiatan itu berakhir, keterbatasan tersedianya informasi yang diperlukan, dan keterbatasan pengetahuan, keterampilan, dan teknik pengambilan keputusan.

Kountur (2006) menjelaskan bahwa risiko adalah kemungkinan kejadian yang merugikan. Terkait dengan definisi tersebut, Roumasset (1979) menjelaskan bahwa terdapat tiga unsur yang terkait dalam sebuah risiko. Ketiga unsur tersebut adalah kejadian, kemungkinan, dan akibat. Apabila diuraikan lebih jauh maka masih ada tiga unsur lagi yang dapat menjadi penentu besaran suatu risiko. Unsur pertama adalah eksposur, yaitu sesuatu yang berhubungan dengan peluang keterlibatan pada suatu atau beberapa kejadian. Semakin terekspos sesuatu, maka risikonya semakin besar. Unsur kedua adalah waktu, semakin lama sesuatu terekspos maka risikonya semakin besar. Unsur ketiga adalah rentan, semakin mudah rusak sesuatu maka risikonya semakin besar.

(25)

Menurut Siregar (1995), risiko dapat diklasifikasikan menjadi empat bentuk risiko berdasarkan jenisnya, yaitu risiko keuangan dan non keuangan, risiko statis dan dinamis, risiko fundamental dan khusus, serta risiko murni dan spekulatif.

1. Risiko Keuangan dan Non Keuangan

Risiko keuangan dan non keuangan adalah jenis risiko yang ditinjau dari penyebabnya. Risiko keuangan adalah jenis risiko yang disebabkan oleh faktor-faktor keuangan seperti perubahan harga, perubahan mata uang, dan perubahan tingkat suku bunga. Risiko keuangan terjadi karena dilaksanakannya keputusan-keputusan yang terpenting mengenai banyaknya modal yang akan dipakai dan sumber-sumber mana yang akan dipilih. Risiko ini berhubungan dengan pelaksanaan keputusan-keputusan di bidang keuangan baik itu mencakup metode pembiayaan investasi, pembiayaan operasional, maupun pembiayaan lain. Sedangkan risiko non keuangan adalah risiko-risiko yang berada di luar risiko keuangan seperti risiko yang disebabkan oleh manusia, teknologi, alam, dan sebagainya.

2. Risiko Statis dan Risiko Dinamis

Risiko dinamis merupakan risiko yuang disebabkan karena adanya perubahan dalam perekonomian. Perubahan tersebut mencakup perubahan tingkat harga, keinginan konsumen, pendapatan, pengeluaran, dan teknologi yang akan menyebabkan para pelaku usaha mengalami kerugian. Risiko statis adalah risiko yang bersifat tetap dan dapat terjadi meskipun tidak terjadi perubahan dalam perekonomian. Risiko ini dapat disebabkan oleh bencana alam dan perbuatan manusia yang menyebabkan kerusakan sarana dan prasarana, perubahan hak milik akibat ketidakjujuran atau pengabaian hak.

3. Risiko Fundamental dan Risiko Khusus

Risiko fundamental adalah risiko kerugian yang mengenai dan dirasakan oleh masyarakat secara keseluruhan. Sedangkan risiko khusus adalah risiko di luar kegiatan manusia yang kerugiannya hanya dirasakan oleh beberapa individu saja. 4. Risiko Murni dan Risiko Spekulatif

Risiko murni dan spekulatif adalah jenis risiko berdasarkan akibat yang ditimbulkannya. Risiko murni adalah risiko yang hanya mengakibatkan kerugian saja. Sedangkan risiko spekulatif disebabkan pada keadaan dimana terdapat kemungkinan kerugian dan juga terdapat kemungkinan adanya keuntungan. Kedua kemungkinan ini bersifat saling meniadakan, maka tidak mungkin keduanya terjadi secara bersama-sama.

Beberapa ukuran risiko yang dapat digunakan adalah nilai variance, standard deviation, dan coefficient variation. Nilai variance diperoleh dari hasil pendugaan fungsi produksi. Standard deviation diperoleh dari akar kuadrat nilai variance sedangkan coefficient variation diperoleh dari rasio antara standard deviation dengan expected return (Hanafi 2006).

Analisis Risiko

(26)

mengambilkeputusan bisnis. Alat analisis yang umumnya digunakan dalam menganalisismengenai pengambilan keputusan yang berhubungan dengan risiko yaitu expected utility model (Hanafi 2006). Analisis mengenai pengambilan keputusan yangberhubungan dengan risiko dapat menggunakan expected utility model. Model inidigunakan karena adanya kelemahan yang terdapat pada expected return model,yaitu bahwa yang ingin dicapai oleh seseorang bukan nilai (return) melainkankepuasan (utility).

Jika dilihat dari sikap pembuat keputusan dalam menghadapi risiko dapat diklasifikasikan menjadi tiga kategori (Hanafi 2006) yaitu sebagai berikut:

1. Pembuat keputusan yang takut terhadap risiko (risk averter). Sikap ini menunjukkan bahwa jika terjadi kenaikan ragam (variance) dari keuntungan maka pembuat keputusan akan mengimbangi dengan menaikkan keuntungan yang akan diharapkan yang merupakan ukuran tingkat kepuasan.

2. Pembuat kuputusan yang netral terhadap risiko (risk neutral). Sikap ini menunjukkan bahwa jika terjadi kenaikkan ragam (variance) dari keuntungan maka pembuat keputusan akan mengimbangi dengan menurunkan atau menaikkan keuntungan yang diharapkan.

3. Pembuat keputusan yang berani terhadap risiko (risk taker). Sikap ini menunjukkan bahwa jika terjadi kenaikkan ragam (variance) dari keuntungan maka pembuat keputusan akan mengimbangi dengan menurunkan keuntungan yang diharapkan.

Fluktuasi harga dan hasil produksi akan menyebabkan fluktuasi pendapatan. Ukuran yang dapat digunakan untuk melihat besarnya risiko yang dihadapi suatu usaha adalah dengan mengetahui terlebih dahulu besar ragamnya (variance) atau simpangan baku (standard deviation) dari pendapatan bersih per periode atau return. Dimana jika risiko tinggi maka return juga akan meningkat ataupun sebaliknya.

Beberapa ukuran risiko yang dapat digunakan adalah nilai variance, standard deviation, dan coefficient variation. Nilai variance diperoleh dari hasilpendugaan fungsi produksi. Standard deviation diperoleh dari akar kuadrat nilai variance sedangkan coefficient variation diperoleh dari rasio antara standard deviation dengan expected return (Hanafi 2006).

Kategori Risiko

Risiko dapat dikategorikan dari sudut pandang penyebab timbulnya risiko, akibat yang ditimbulkan (Kountur 2008), namun pada sub bab ini hanya akan menjelaskan tentang risiko berdasarkan sudut pandang penyebabnya saja, karena penelitian ini lebih mendekati sudut pandang tersebut.

(27)

hujan badai dan lain-lain. Oleh sebab itu manusia, teknologi dan alam dapat dikatakan sebagai sumber risiko operasional.

Pemetaan Risiko

Pemetaan risiko dilakukan berdasarkan hasil dari prioritas risiko. Prioritas risiko ditentukan atas dasar hasil perkalian antaran probabilitas dan dampak yang terjadi akibat oleh suatu risiko tertentu.

Gambar 1. Peta Risiko Sumber: (Kountur 2008)

Kuadran 1 merupakan kuadran dimana risiko memiliki probabilitas yang tinggi, akan tetapi dampak yang ditimbulkan kecil. Kuadran 2 merupakan risiko yang memiliki probabilitas yang tinggi dan dampak yang disebabkan juga tinggi. Pemetaan risiko pada kuadran 3 adalah risiko yang memiliki probabilitas yang kecil dan dampak yang disebabkan juga kecil. Kuadran 4 merupakan kuadran dimana risiko memiliki probabilitas yang kecil akan tetapi dampak yang disebabkan besar.

Penanganan Risiko

Penanganan risiko adalah suatu usaha untuk mengetahui, menganalisis serta mengendalikan risiko dalam setiap kegiatan perusahaan dengan tujuan untuk efektifitas dan efisiensi yang lebih tinggi. Karena itu perlu terlebih dahulu memahami tentang konsep-konsep yang dapat memberi makna, cakupan yang luas dalam rangka memahami proses penangan tersebut. Hal ini sesuai dengan defenisi yang di tetapkan oleh (Darmawi 2005).

Cara-cara yang digunakan penangan untuk menangani berbagai permasalahan yang disebabkan oleh adanya risiko merupakan defenisi manajemen risiko menurut (Kountur 2008). Keberhasilan perusahaan ditentukan oleh kemampuan manajemen menggunakan berbagai sumberdaya yang ada untuk mencapai tujuan perusahaan. Dengan adanya penanganan risiko yang baik, segala

Kuadran 1 Kuadran 2

Kuadran 3 Kuadran 4

Probabilitas (%)

Besar

Kecil

(28)

Evaluasi

Penanganan Risiko Identifikasi Risiko

Pengukuran Risiko kemungkinan kerugian yang dapat menimpa perusahaan dapat diminimalkan sehingga biaya menjadi lebih kecil dan pada akhirnya perusahaan mendapatkan keuntungan yang lebih besar. Selanjutnya Kountur mengatakan dalam menangani risiko yang ada dalam perusahaan diperlukan suatu proses yang dikenal dengan istilah proses pengelolaan risiko. Proses manajemen atau pengelolaan risiko dapat dilakukan dengan mengidentifikasi risiko-risiko apa saja yang dihadapi perusahaan, kemudian mengukur risiko-risiko yang telah teridentifikasi untuk mengetahui seberapa besar kemungkunan terjadinya risiko dan seberapa besar konsekuensi dari risiko tersebut. Tahap berikutnya yaitu dengan menanganirisikorisiko tersebut yang selanjutnya dilakukan evaluasi untuk mengetahui sejauh mana manajemen risiko telah diterapkan.

Sumber : (Kontur, 2008)

Ada empat cara menangani risiko menurut (Kountur 2008), yaitu dengan cara menerima atau menghadapi risiko, menghindari risiko, mengendalikan risiko dan mengalihkan risiko. Mengendalikan risiko yaitu mengelola risiko dengan meminimalkan risiko melalui pencegahan, sedangkan mengalihkan risiko dapat dilakukan dengan mengalihkan kepada pihak lain seperti asuransi, hedging, leasing, outsourcing dan kontrak.

Alternatif penanganan risiko pada produk pertanian dilakukan dengan berbagai cara yaitu dengan diversifikasi usaha, integrasi vertikal, kontrak produksi, kontrak pemasaran, perlindungan nilai dan asuransi.

Alur Pemikiran Operasional

Ayam broiler merupakan salah satu komoditas peternakan yang potensial untuk dikembangkan. Hal utama yang menjadi alasan peternak untuk mengembangkan usaha ini adalah karena faktor ekonomis, sebab ayam ini memiliki siklus produksi yang relatif pendek dan relatif menguntungkan. Selain dengan siklus produksi yang relative pendek pada peternak berminat mengembangkan usaha peternakan ayam broiler dikarenakan faktor permintaan pasar yang cukup tinggi. Kebutuhan masyarakat yang tinggi akan daging merupakan pemicu pertumbuhan usaha peternakan ayam broiler.

Salah satu peternakan ayam broiler dari 10 peternak di Kampung Kandang, Desa Tegal, Kecamatan Kemang, Kabupaten Bogor, Propinsi Jawa Barat memiliki

(29)

jumlah populasi ayam broiler sebanyak 7 000 ekor. Pada peternakan tersebut ditugaskan 1 orang anak kandang untuk melakukan kegiatan operasional sehari-hari. Kegiatan operasional mulai dari pemberian pakan, minuman, obat-obatan, pengaturan suhu kandang dan pengaturan sirkulasi udara kandang.

Berdasarkan wawancara yang dilakukan, usaha peternakan ayam broiler di Kampung Kandang, Desa Tegal, Kecamatan Kemang, Kabupaten Bogor menghadapi kendala dalam kegiatan budidayanya yaitu risiko produksi, hal ini disebabkan oleh kondisi cuaca, serangan predator penyakit dan parasit. Indikasi risiko produksi pada salah satu peternakan peternakan ayam broiler di Kampung Kandang, Desa Tegal, Kecamatan Kemang dilihat dari adanya fluktuasi tingkat mortalitas ayam.

Untuk mengetahui tingkat risiko dapat dianalisis dengan menggunakan metode analisis risiko dengan mengkaji faktor penyebab atau sumber risiko produksi. Untuk meminimalkan risiko yang ada, dapat dilakukan analisis risiko produksi dengan menggunakan analisis deskriptif yaitu berupa observasi, wawancara dan diskusi dengan pihak perusahaan. Selanjutnya dianalisis strategi yang dilakukan untuk mengatasi risiko produksi yang baik dan efektif bagi peternakan ayam broiler di Kampung Kandang, Desa Tegal, Kecamatan Kemang agar permasalahan yang terkait dengan risiko produksi dapat diminimalkan. Alur kerangka pemikiran konseptual pada penelitian yang akan dilakukan dapat dilihat pada Gambar 3

‐ Sumber Risiko Lainnya

Pemetaan risiko berdasarkan dampak dan probabilitas

Usaha peternakan ayam broiler di Kampung Kandang, Desa Tegal, Kecamatan Kemang bertujuan memperoleh

profit sesuai yang maksimum

Peternakan ayam broiler tidak dapat berporduksi secara Optimal

Perlu dilakukan analisis probabilitas dan dampak risiko Dampak Risiko = Jumlah Kematian Ayam x Harga Jual Menyebabkan

Adanya risiko produksi

Strategi penanganan Risiko Produksi di Kampung Kandang, Desa Tegal, Kecamatan

(30)

METODE PENELITIAN

Lokasi dan Waktu

Penelitian ini dilaksanakan pada 10 usaha peternakan ayam broiler di Kampung Kandang, Desa Tegal, Kecamatan Kemang, Kabupaten Bogor. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja (purposive) dengan pertimbangan bahwa Kampung Kadang, Desa Tegal, Kecamatan Kemang merupakan salah satu sentra produksi peternakan ayam broiler di Kabupaten Bogor. Kapasitas peternakan para responden berbeda-beda berkisar 3 500 ekor sampai 7 000 ekor setiap peternak. Pengambilan data dalam penelitian ini dilaksanakan selama tiga bulan yaitu pada bulan Maret-Juni 2013.

Data dan Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder, kedua data ini bersifat kuantitatif dan kualitatif. Data primer diperoleh melalui wawancara, pengamatan secara langsung, dan pengisian kuesioner. Proses wawancara dan pengisian kuesioner dilakukan dengan pemilik usaha peternakan, kepala kandang, anak kandang, dan pihak yang terkait dengan usaha peternakan ayam broiler di Kampung Kandang. Data primer ini diantaranya berupa teknik pengelolaan risiko atau manajemen risiko yang dilakukan oleh usaha peternakan. sedangkan data sekunder diperoleh melalui jurnal peternakan ayam, Direktorat Jenderal Peternakan, Dinas Peternakan Jawa Barat, Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Bogor, perpustakaan LSI IPB, buku-buku ekonomi dan pertanian. Data sekunder ini diantaranya adalah data jumlah produksi ayam ras pedaging, jumlah populasi ayam ras pedaging, jumlah konsumsi daging ayam, harga DOC, pakan, dan obat-obatan, harga jual output, dan laporan keuangan usaha peternakan ayam broiler milik Bapak Kiman berupa laporan biaya per periode produksi, laporan pendapatan per periode produksi.

Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara observasi, wawancara, diskusi, dan melalui kuesioner. Proses penentuan responden dilakukan secara sengaja (purposive) dengan pertimbangan responden memiliki kapabilitas untuk memberikan data-data yang akurat. Beberapa pihak yang menjadi responden dalam penelitian ini antara lain, manajer yang menjadi sumber untuk mendapatkan data produksi dan pendapatan peternakan. Sumber kedua yaitu mandor yang menjadi kepala kandang, karena mandor merupakan orang yang

(31)

mengawasi perkembangan pada setiap harinya sehingga memiliki kapabititas untuk memberikan data mengenai pemakaian input-input produksi seperti pakan, obat-obatan, vaksin ayam dan beberapa input lainnya. Sedangkan responden terakhir yaitu anak kandang yang memiliki pengalaman dalam teknik pemeliharaan ayam.

Observasi dilakukan dengan pencatatan langsung yang dilakukan setiap hari selama satu siklus oleh peneliti dan responden pada penelitian tersebut. Pencatatan dilakukan pada sepuluh peternak di lokasi penelitian tentang jumlah kematian ayam dan penyebab kematiannya. Penentuan 10 peternak dilakukan berdasarkan salah satu sumber responden yang memberikan informasi tentang peternak lainnya yang mempunyai kapasitas produksi yang hampir sama. Wawancara, diskusi, dan pengisian kuesioner dilakukan untuk memperoleh data mengenai gambaran umum lokasi penelitian, manajemen risiko yang telah dijalankan peternak, data harga-harga input dan output. Data primer dan data sekunder yang telah didapatkan kemudian diolah dan dianalisis untuk mengetahui pengaruh risiko terhadap pendapatan dan strategi mengatasi risiko yang diterapkan oleh usaha peternakan ayam broiler di Kampung Kandang, Desa Tegal Kabupaten Bogor.

Metode Analisis Data

Data primer dan data sekunder yang diperoleh akan dijadikan ukuran dalam penelitian ini. Kedua data ini akan diolah dan dianalisis melalui beberapa metode analisis yang digunakan. Metode analisis yang digunakan untuk menjawab tujuan penelitian disajikan dalam Tabel 8.

Tabel 8 Jenis Data

No Jenis Data Sumber PIC Keterangan 1 Primer

(32)

dari rata-rata pendapatan bersih yang diterima usaha peternakan ayam broiler di Kampung Kandang, Desa Tegal, Kecamatan Kemang, Kabupaten Bogor dari satu periode pengamatan yaitu sebanyak satu periode dari 10 peternak. Analisis deskriptif digunakan untuk menjawab tujuan penelitian yang pertama dan ketiga, yaitu menganalisis sumber-sumber risiko yang ada pada peternakan ayam broiler di Kampung Kandang, Desa Tegal, Kecamatan Kemang, Kabupaten Bogor dan alternatif manajemen risiko yang diterapkan untuk mengatasi risiko yang dihadapi oleh usaha peternakan ayam broiler Kampung Kandang, Desa Tegal, Kecamatan Kemang, Kabupaten Bogor. Adapun data yang digunakan untuk analisis ini adalah data kualitatif. Sumber data kualitatif diperoleh melalui kuesioner dan wawancara dengan pihak perusahaan.

Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif digunakan untuk menganalisis sumber-sumber risiko dan alternatif manajemen risiko yang diterapkan oleh usaha peternakan ayam broiler Kampung Kandang, Desa Tegal, Kabupaten Bogor untuk meminimalkan risiko dan ketidakpastian yang dihadapi. Penentuan awal sumber-sumber risiko di Kampung Kandang, Desa Tegal, Kabupaten Bogor dilakukan dengan wawancara terhadap para responden, yang kemudian dilakukan penyaringan untuk penentuan sumber-sumber risiko yang akan di analisis. Manajemen risiko yang diterapkan berdasarkan pada penilaian peternak sebagai pengambil keputusan secara subjektif. Identifikasi ini dilakukan untuk melihat apakah manajemen risiko yang diterapkan efektif untuk meminimalkan risiko. Hal tersebut didasarkan pada tingkat risiko yang dihadapi oleh usaha peternakan ayam Kampung Kandang, Desa Tegal, Kecamatan Kemang, Kabupaten Bogor.

Analisis Kemungkinan Terjadinya Risiko

Risiko dapat diukur jika diketahui kemungkinan terjadinya risiko dan besarnya dampak risiko terhadap perusahaan. Ukuran pertama dari risiko adalah besarnya kemungkinan terjadinya yang mengacu pada seberapa besar probabilitas risiko akan terjadi. Metode yang digunakan untuk mengetahui kemungkinan terjadinya risiko adalah metode nilai standar atau z-score. Metode ini dapat digunakan apabila ada data historis dan berbentuk kontinus (desimal).

Probabilitas atau kemungkinan terjadinya risiko dibagi menjadi dua bagian, yaitu besar dan kecil. Penentuan batas probabilitas yang digunakan pada penelitian ini mengacu pada Kountur, 2008 yaitu 20 persen. Risiko yang probabilitasnya diatas 20 persen atau lebih dianggap sebagai kemungkinan besar, sedangkan dibawah 20 persen dianggap sebagai kemungkinan kecil (Kountur 2008).

(33)

tersebut dilakukan untuk mengatasi kevalidan data yang digunakan. Menurut (Kountur 2008), langkah yang perlu dilakukan untuk melakukan perhitungan kemungkinan terjadinya risiko menggunakan metode ini dan aplikasinya pada usaha peternakan ayam broiler di Kampung Kandang, Desa Tegal, Kecamatan Kemang, Kabupaten Bogor adalah:

1. Menghitung rata-rata kejadian berisiko (kematian ayam).

Rumus yang digunakan untuk menghitung rata-rata kematian ayam broiler yang diproduksi adalah:

Dimana:

= Nilai rata-rata dari kejadian berisiko peternakan ayam broiler di Desa Tegal (ekor).

xi = Nilai per periode kejadian berisiko peternakan ayam broiler di Desa Tegal (ekor)

n = Jumlah responden peternakan ayam broiler di Desa Tegal 2. Menghitung nilai standar deviasi dari kejadian berisiko.

s = ∑ Dimana:

s = Standar deviaasi dari kejadian berisiko peternakan ayam broiler di Desa Tegal xi = nilai per periode dari kejadian berisiko peternakan ayam broiler di Desa Tegal

= Nilai rata-rata dari kejadian berisiko peternakan ayam broiler di Desa Tegal n = Jumlah responden peternakan ayam broiler di Desa Tegal

3. Menghitung z-score

z = Nilai z-score dari kejadian berisiko peternakan ayam broiler di Desa Tegal X = Batas risiko yang dianggap masih dalam taraf normal dalam peternakan ayam

broiler di Desa Tegal

= Nilai rata-rata dari kejadian berisiko peternakan ayam broiler di Desa Tegal s = Standar deviasi dari kejadian berisiko peternakan ayam broiler di Desa Tegal

Jika hasil z-score yang diperoleh bernilai negatif, maka nilai tersebut berada di sebelah kiri nilai rata-rata pada kurva distribusi normal dan sebaliknya jika nilai z=score positif, maka nilai tersebut berada di sebelah kanan kurva distribusi z (normal).

4. Mencari probabilitas terjadinya risiko produksi

(34)

VaR =

Tabel distribusi z (normal) sehingga dapat diketahui berapa persen kemungkinan terjadinya keadaan dimana produksi ayam broiler mendatangkan kerugian.

Analisis Dampak Risiko

Metode yang paling efektif digunakan dalam mengukur dampak risiko adalah VaR (Value at Risk). VaR adalah kerugian terbesar yang mungkin terjadi dalam rentang waktu tertentu yang diprediksikan dengan tingkat kepercayaan tertentu. Penggunaan VaR dalam mengukur dampak risiko hanya dapat dilakukan apabila terdapat data historis sebelumnya. Analisis ini dilakukan untuk mengukur dampak dari risiko pada kegiatan produksi ayam broiler pada peternakan ayam broiler di Kampung Kandang, Desa Tegal, Kecamatan Kemang, Kabupaten Bogor. kejadian yang dianggap merugikan berupa penurunan produksi sebagai akibat dari trjadinya sumber-sumber risiko. Dalam menghitung VaR terlebih dahulu dihitung jumlah kematian ayam setiap periode.

Penghitungan data kematian selama masa produksi dengan jumlah kapasitas yang berbeda-beda pada setiap peternak dilakukan konversi data dengan kapasitas 3 500 ekor, penentuan konversi tersebut dilakukan atas dasar pertimbangan sebagian besar kapasitas peternakan pada responden adalah 3 500 ekor. Hal tersebut dilakukan untuk mengatasi kevalidan data yang digunakan Jumlah kematian ayam broiler tersebut kemudian dikalikan dengan harga yang terjadi pada periode yangsama dan dikali berat rata-rata yang terjadi pada periode yang sama. Setelah didapat angka kerugian dari masing-masing periode kemudian dijumlahkan dandihitung rata-ratanya, setelah itu dicarai berapa besar nilai standar deviasi ataupenyimpangan.

Penentuan nilai yang membatasi dampak besar dan kecil adalah sebesar Rp 2 500 000.00. Nilai Rp 2 500 000.00 diambil berdasarkan setengah dari tingkat mortalitas standar menurut Rasyaf, 2007 yaitu 5 persen yang dikalikan dengan berat rata-rata panen sebesar 1,6 kilogram, dan hasilnya dikalikan dengan harga pada saat kondisi normal yaitu sebesar Rp 18 000.00 per kilogram. Hasil perkalian tersebut di dapatkan Rp 2 520 000.00 yang kemudian di konfirmasikan terhadap para responden peternak di Desa Tegal, untuk dilakukan pembulatan menjadi Rp 2 500 000.00. Jadi, sumber risiko dengan dampak lebih besar dari Rp 2 500 000.00 akan masuk kedalam kategori dampak besar dan begitu pula sebaliknya. Proses terakhir menetapkan batas toleransi kevalidan dan mencari nilai VaR. Menurut (Kountur 2008), VaR dapat dihitung dengan rumus berikut:

Dimana:

VaR= Dampak kerugian yang ditimbulkan oleh kejadian berisiko peternakan ayam broiler di Desa Tegal (rupiah)

= Nilai rata-rata kerugian akibat kejadian berisiko peternakan ayam broiler di Desa Tegal

(35)

s = Standar deviasi kerugian akibat kejadian berisiko peternakan ayam broiler di Desa Tegal

n = Banyaknya kejadian berisiko peternakan ayam broiler di Desa Tegal Pemetaan Risiko

Menurut (Kountur 2008), sebelum dapat menangani risiko, hal yang terlebih dahulu perlu dilakukan adalah membuat peta risiko. Peta risiko adalah gambaran mengenai posisi risiko pada suatu peta dari dua sumbu, yaitu sumbu vertikal yang menggambarkan probabilitas dan sumbu horizontal yang menggambarkan dampak, ataupun sebaliknya. Contoh layout peta risiko dapat dilihat pada Gambar 4.

Probabilitas (%)

Besar

Kecil

Dampak (Rp) Kecil Besar

Sumber : (Kountur, 2008)

Probabilitas atau kemungkinan terjadinya risiko dibagi menjadi dua bagian, yaitu besar dan kecil. Penentuan batas probabilitas yang digunakan pada penelitian ini mengacu pada Kountur, 2008 yaitu 20 persen. Risiko yang probabilitasnya diatas 20 persen atau lebih dianggap sebagai kemungkinan besar, sedangkan dibawah 20 persen dianggap sebagai kemungkinan kecil (Kountur 2008).

Dampak risiko juga dibagi menjadi dua bagian, yaitu besar dan kecil. Pembagian batas kecildan besarnya dampak risiko di ambil dari kerugian rata-rata peternak yang dialami selama satu siklus selama penelitian dilakukan. Penentuan batas dampak risiko pada penelitian tersebut berdasarkan pada setengah dari tingkat mortalitas standar yang mengacu pada Rasyaf, 2005 yaitu 5 persen dikalikan dengan berat rata-rata pada saat panen sebesar 1.6 kilogram, dan hasilnya dikalikan dengan harga pada saat kondisi normal yaitu sebesar Rp 18 000.00 per kilogram. Hasil perkalian tersebut didapatkan sebesar Rp 2 520 000.00 yang kemudian di konfirmasikan terhadap para responden peternakn di Desa Tegal untuk dilakukan pembulatan menjadi Rp 2 500 000.00. Sumber risiko dengan

Kuadran 1 Kuadran 2

Kuadran 3 Kuadran 4

(36)

Status Risiko = Probabilitas Risiko x VaR

dampak di atas Rp 2 500 000.00 akan menjadi sumber risiko yang memiliki dampak yang besar, sedangkan sumber risiko yang memiliki dampak di bawah Rp 2 500 000.00 akan menjadi sumber risiko yang memiliki dampak yang kecil.

Status Risiko

Setelah melakukan analisis kemungkinan terjadinya risiko dan analisis dampak risiko, dilakukan analisis status risiko. Analisis status risiko yang dilakukan pada penelitian ini didapat dari hasil perkalian antara hasil analisis kemungkinan terjadinya risikodan hasil analisis dampak risiko. Rumus yang digunakan untuk mendapatkan status risiko yaitu sebagai berikut :

Status Risiko yang didapatkan diurutkan berdasarkan hasil perkalian yang paling besar. Hasil perkalian yang didapatkan digunakan untuk memprioritaskan penanganan suatu risiko.

Penanganan Risiko

Berdasarkan hasil pemetaan risiko, maka selanjutnya dapat ditetapkan strategi penanganan risiko yang sesuai. Terdapat dua strategi yang dapat dilakukan untuk menangani risiko, yaitu:

1. Penghindaran Risiko (Preventif)

Strategi preventif dilakukan untuk risiko yang tergolong dalam probabilitas risiko yang besar. Strategi preventif akan menangani risiko yang berada pada kuadran 1 dan 2. Penanganan risiko dengan menggunakan strategi preventif, maka risiko yang ada pada kuadran 1 akan bergeser menuju kuadran 3 dan risiko yang berada pada kuadran 2 akan bergeser menuju kuadran 4 (Kountur 2008). Penanganan risiko menggunakan strategi preventif dapat dilihat pada Gambar 5.

Probabilitas (%)

Besar

Kecil

Dampak (Rp) Kecil Besar

Sumber : (Kountur, 2008)

Kuadran 1 Kuadran 2

Kuadran 3 Kuadran 4

(37)

2. Mitigasi Risiko

Strategi mitigasi digunakan untuk meminimalkan dampak risiko yang terjadi. Risiko yang berada pada kuadran dengan dampak yang besar diusahakan dengan menggunakan strategi mitigasi dapat bergeser ke kuadran yang memiliki dampak risiko yang kecil. Strategi mitigasi akan menangani risiko sedemikian rupa sehingga risiko yang berada pada kuadran 2 bergeser ke kuadran 1 dan risiko yang berada pada kuadran 4 bergeser ke kuadran 3. Strategi mitigasi dapat dilakukan dengan metode diversifikasi, penggabungan, dan pengalihan risiko (Kountur 2008). Mitigasi risiko dapat dilihat pada Gambar 6.

Probabilitas (%) Besar

Kecil

Dampak (Rp) Kecil Besar

Sumber : (Kountur, 2008)

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

Gambaran Umum Desa Tegal

Letak Administratif dan Kondisi Wilayah

Desa Tegal merupakan salah satu desa dari 8 desa lainnya yang terletak di Kecamatan Kemang Kabupaten Bogor. Secara wilayah, Desa Tegal memiliki luas sekitar 616.45 Ha dengan areal sawah sebesar 371.03 Ha dan areal darat sebesar 245.01 Ha. Desa ini berbatasan sebelah utara dengan Desa Babakan Kecamatan Ciseeng. Sebelah timur berbatasan dengan Desa Pondok Udik Kecamatan Kemang, sebelah selatan berbatasan dengan Desa Pabuaran Kecamatan Kemang, dan berbatasan sebelah barat dengan Desa Cibeteng, Kecamatan Ciseeng.

Banyak lahan yang berada di Desa Tegal dimanfaatkan masyarakat untuk berbagai macam aktivitas, mulai dari pertanian, perumahan, pendidikan, bahkan

Kuadran 1 Kuadran 2

Kuadran 3 Kuadran 4

(38)

sarana perkantoran. Dominasi lahan di Desa Tegal banyak dimanfaatkan sebagai lahan permukiman dan pekarangan dengan luas 317.52 Ha atau sekitar 51.51%, kemudian perkebunan / ladang sebesar 137.15 Ha atau 22.25% dan sawah / kolam empang 101.41 Ha atau 16.45%. Kondisi lahan di Kampung Kandang, Desa Tegal, Kecamatan Kemang banyak digunakan sebagai lahan permukiman / pekarangan mendukung desa ini untuk banyak ditempati sehingga mengakibatkan memiliki banyak penduduk. Di daerah ini juga terdapat beberapa perumahan yang berdiri berdampingan dengan permukiman warga bahkan untuk menuju desa ini juga melalui kawasan Perumahan Kahuripan Parung. Data tersebut menunjukan bahwa wilayah Desa Tegal banyak dipergunakan untuk permukiman dan pekarangan sehingga memungkinkan desa ini memiliki banyak penduduk dengan total 3 566 kepala keluarga (KK).

Tabel 9 Penggunaan Lahan di Kampung Kandang, Desa Tegal, Kecamatan Kemang Tahun 2012

No Peruntukan Lahan Luas (Ha) Persentase (%)

1 Peternakan dan Kolam Empang 137.15 22.25

2 Perkebunan / Ladang 101.41 16.45

3 Jalan Umum 16.40 2.66

4 Pemakaman Umum 6.20 1.01

5 Pemukiman dan pekarangan 317.52 51.51

6 Pengembangan Perumahan 30.00 4.87

7 Perkantoran 1.70 0.27

8 Lapangan Olahraga 2.50 0.42

9 Sarana Pendidikan 1.37 0.21

10 Sarana Ibadah 1.20 0.19

11 Lainnya 1.00 0.16

Jumlah 616.45 100

Sumber : Kantor Desa Tegal, Tahun 2012 (data diolah)

Kondisi Demografi

Kampung Kandang, Desa Tegal memiliki jumlah penduduk 13 030 jiwa yang terdiri dari 3 577 kepala keluarga. Jumlah penduduk tersebut terbagi dari 6 593 laki-laki dan 6 437 perempuan. Distribusi penduduk di Kampung Kandang, Desa Tegal, Kecamatan Kemang, Kabupaten Bogoe berdasarkan kelompok umur dapat dilihat pada Tabel 10.

(39)

Tabel 10 Pengelompokan Penduduk Desa Tegal Berdasarkan Usia Tahun 2012

Usia (Tahun) Jumlah (Jiwa)

0-4 tahun 1 091

Sumber : Kantor Desa Tegal, Tahun 2012 (data diolah)

Tingkat pendidikan di Desa Tegal masih tergolong rendah. Mayoritas penduduk di Kampung Kandang, Desa Tegal, Kecamatan Kemang, Kabupaten Bogor memiliki tingkat pendidikan tidak tamat SMP. Dari total 13 030 jiwa penduduk Desa Tegal hanya 75 jiwa yang menyelesaikan pendidikan hingga tingkat sarjana.

Tingkat pendidikan yang tergolong masih rendah di Kampung Kandang, Desa Tegal, Kecamatan Kemang, Kabupaten Bogor akan mempengaruhi tingkat masyarakat yang bekerja sebagai karyawan. Dengan tingkat pendidikan yang masih tergolong rendah, masyarakat di Kampung Kandang, Desa Tegal, Kecamatan Kemang banyak yang bekerja dengan cara wirausaha sebagai petani maupun peternak. Informasi distribusi penduduk di Kampung Kandang, Desa Tegal, Kecamatan Kemang, Kabupaten Bogor berdasarkan tingkat pendidikan pada Tahun 2012 dapat dilihat pada Tabel 11 berikut

Tabel 11 Pengelompokan Penduduk Desa Tegal Berdasarkan Tingkat Pendidikan Tahun 2012

Pendidikan Jumlah (Jiwa)

Tidak Tamat Sekolah 2 162

Tamat SD 2 765

Tamat SMP 2 137

Tamat SMA 2 147

Tamat Akademi 146

Tamat Perguruan Tinggi 75

Sumber : Kantor Desa Tegal, Tahun 2012 (data diolah)

Gambar

Tabel 1 Produksi Nasional dan Perkembangan Produksi Daging, Susu, dan Telur Tahun 2004-2012
Tabel 2 Kontribusi Daging Ayam Broiler Terhadap Total Produksi Jawa Barat Daging Tahun 2008-2012
Tabel 5 Perkembangan Populasi Ayam Broiler (ekor) Tahun 2007-2011 di Kabupaten  Bogor
Tabel 6 Tingkat Mortalitas pada Salah Satu Peternakan Ayam Broiler di Desa Tegal Tahun 2012
+7

Referensi

Dokumen terkait

Identifikasi sumber- sumber risiko, analisis probabilitas terjadinya risiko, dan analisis dampak risiko yang bersumber dari mortalitas akan membantu Plasma X

Penyakit yang menyerang ayam broiler di Kecamatan Ciampea yaitu penyakit coli , gumboro , SNOT dan aspergillossis. Penyakit yang menyerang ayam pada umunya

Namun pada penelitian Pinto (2011) menyatakan bahwa risiko yang terjadi pada peternakan ayam broiler milik Bapak Restu di Desa Cijayanti, Kab.Bogor adalah risiko

Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui analisis benchmarking pada biaya produksi sehingga mampu menekan biaya produksi pada Peternakan Ayam Broiler Arjo Saragi..

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi saya yang berjudul “Risiko Produksi dan Harga serta Pengaruhnya terhadap Pendapatan Peternakan Ayam Broiler CV AB Farm

Penelitian yang dilakukan adalah optimalisasi faktor-faktor produksi peternakan ayam broiler dengan menggunakan Goal Programming.Tujuan penelitian ini adalah untuk menentukan

Nilai R 2 sebesar 0,708 menunjukan bahwa 70,8 persen dari produksi telur ayam dapat dijelaskan oleh variasi faktor-faktor produksi seperti ayam dara, ayam petelur, pakan

Ketinggian lokasi kandang di peternakan Bagus Farm yang tidak sesuai dengan ketinggian ideal peternakan ayam broiler dapat menyebabkan ayam broiler mengalami