• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sumber-Sumber Risiko Produksi Usahaternak Ayam Broiler Pada Peternakan Mitra Dramaga Unggas Farm (DUF)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Sumber-Sumber Risiko Produksi Usahaternak Ayam Broiler Pada Peternakan Mitra Dramaga Unggas Farm (DUF)"

Copied!
86
0
0

Teks penuh

(1)

SUMBER-SUMBER RISIKO PRODUKSI USAHATERNAK

AYAM BROILER PADA PETERNAKAN MITRA

DRAMAGA UNGGAS FARM (DUF)

ADELINA FITRI

DEPARTEMEN AGRIBISNIS

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(2)
(3)

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Sumber-Sumber Risiko Produksi Usahaternak Ayam Broiler Pada Peternakan Mitra Dramaga Unggas Farm adalah benar karya saya dengan arahan dari dosen pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor.

(4)

ABSTRAK

ADELINA FITRI. Sumber-Sumber Risiko Produksi Usahaternak Ayam Broiler Pada Peternakan Mitra Dramaga Unggas Farm (DUF). Dibimbing oleh YANTI NURAENI MUFLIKH.

Peternakan Ayam Broiler merupakan salah satu usaha yang memiliki potensi dalam kontribusi daging nasional. Kabupaten Bogor merupakan salah satu sentra produksi ayam broiler di Jawa Barat sehingga mendorong tumbuhnya perusahaan mitra seperti Dramaga Unggas Farm. Adanya mortalitas mengindikasi terjadinya risiko produksi pada peternakan ayam broiler. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis sumber-sumber risiko produksi, menganalisis probabilitas setiap sumber risiko dengan metode z-score dan menganalisis dampak sumber-sumber risiko produksi dengan metode value at risk serta strategi yang dilakukan oleh peternak mitra Dramaga Unggas Farm. Sumber Risiko yang ditemukan pada peternakan ayam broiler adalah cuaca, predator, kepadatan kandang, layout kandang, pascavaksinasi, kaki kering (dehidrasi) dan penyakit. Hasil pemetaan risiko menunjukan bahwa ada dua strategi, yaitu strategi preventif dan strategi mitigasi. Penyakit adalah sumber risiko yang memiliki kemungkinan dan dampak yang paling besar. Sebaiknya peternak mengutamakan strategi untuk mengurangi dampak dan probabilitas oleh sumber risiko penyakit.

Kata kunci : Ayam broiler,Sumber risiko produksi, z-score, value at risk.

ABSTRACT

ADELINA FITRI. Sources of Production Risk on Broiler Farm in Partner Farmers Dramaga Unggas Farm (DUF). Supervised by YANTI NURAENI MUFLIKH.

Broiler farms is one of the businesses that has the potential for national poultry supply. Bogor District is one of broiler production central in West Java.So grow the companypartners on broiler farm such as Dramaga Unggas Farm (DUF). The mortality indicated the presence of production risk in partner farmers Dramaga Unggas Farm. The purpose of this research are to analyze thesources of production risk, analyze the probability of risk sources, analyze the impact of risk sources and alternative strategic for handling it. Identification of production risk in broiler farm use descriptive analysis resulted such as risk of weather, predators, cage density, layout cage, post-vaccination, dry feet (dehydrated), and disease. This research using Probability analysis with Z-score method and Implication Analysis with VaR method. The results mapping risk indicate that there two kinds of management strategies such as preventive and mitigation strategies. The disease was the source of risk that had the highest probability and the worst impact. The farmers should do strategy by prioritizing strategy that caused by a source of risk of disease.

(5)

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi

pada

Departemen Agribisnis

SUMBER-SUMBER RISIKO PRODUKSI USAHATERNAK AYAM

BROILER PADA PETERNAKAN MITRA

DRAMAGA UNGGAS FARM (DUF)

ADELINA FITRI

DEPARTEMEN AGRIBISNIS

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(6)
(7)

Judul Skripsi : Sumber-Sumber Risiko Produksi Usahaternak Ayam Broiler Pada Peternakan Mitra Dramaga Unggas Farm (DUF)

Nama : Adelina Fitri NIM : H34100072

Disetujui oleh

Yanti Nuraeni M, SP, M.Agribuss Pembimbing

Diketahui oleh

Dr Ir Dwi Rachmina, MSi Ketua Departemen

(8)

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas segala karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Sumber-Sumber Risiko Produksi Usahaternak Ayam Broiler Pada Peternakan Mitra Dramaga Unggas Farm (DUF)” dengan penelitian yang telah dilakukan sejak Januari 2014.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada Yanti Nuraeni Muflikh, SP, M.Agribuss atas bimbingannya selama penulisan skripsi. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Ir. Popong Nurhayati, MM dan Anita Primaswari W, SP, Msi selaku dosen penguji pada ujian sidang skripsi yang telah meluangkan waktunya serta memberikan kritik dan saran demi perbaikan skripsi ini. Kemudian penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Ir. Nur Riyadi selaku pimpinan Dramaga Unggas Farm (DUF) atas pemberian izin untuk melakukan penelitian. Penulis pun tak lupa berterima kasih kepada bapakAsep Tahyana dan bapak Rofi Zaenal selaku Penyuluh lapang Dramaga Unggas Farm beserta kesepuluh peternak mitra Dramaga Unggas Farm atas kerja samanya selama melakukan pengambilan data. Penulis juga mengucapkan terima kasih pada Penelitian Unggulan Departemen (PUD) yang telah membantu dalam kemudahan pencarian objek penelitian. Penulis juga tak lupa mengucapkan terima kasih kepada Dr Rudi Afnan, S.Pt, MSc yang telah memberikan banyak informasi di bidang peternakan unggas.Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada ayah, ibu, seluruh keluarga, dan teman-teman atas doa dan dukungannya.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih terdapat kekurangan karena keterbatasan dan kendala yang dihadapi, namun demikian penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Bogor, Juni 2014

(9)

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL vi

DAFTAR GAMBAR vi

DAFTAR LAMPIRAN vi

PENDAHULUAN 1

Latar Belakang 1

Perumusan Masalah 5

Tujuan Penelitian 7

Manfaat Penelitian 8

Ruang Lingkup Penelitian 8

TINJAUAN PUSTAKA 8

Sumber-sumber risiko produksi 8

Metode penilaian sumber-sumber risiko 9

Metode Penilaian risiko usahatani 10

Strategi pengelolaan Risiko 10

KERANGKA PEMIKIRAN 12

Kerangka pemikiran teoritis 12

Kerangka pemikiran operasional 17

METODE PENELITIAN 19

Lokasi dan Waktu Penelitian 19

Jenis dan Sumber Data 19

Metode pengumpulan data 20

Metode Pengolahan Data 20

Analisis Deskriptif 20

Analisis sumber-sumber risiko 21

GAMBARAN UMUM 26

Deskripsi perusahaan 26

Karakteristik Peternak Mitra 27

Proses Budidaya Ayam Broiler 29

(10)

Analisis Sumber-Sumber Risiko Produksi 35

Analisis probabilitas Risiko Produksi 45

Analisis Dampak Risiko Produksi 47

Pemetaan Risiko Produksi 48

Strategi Penanganan Risiko Produksi 50

SIMPULAN DAN SARAN 54

Simpulan 54

Saran 55

DAFTAR PUSTAKA 55

LAMPIRAN 57

(11)

DAFTAR TABEL

1 Perkembangan produksi daging, susu dan telur di Indonesia tahun 2009- 2013 1 2 Pertumbuhan konsumsi daging segar per kapita per tahun periode 2009-2012

di Indonesia (Kg/kapita/tahun) 2

3 Kontribusi daging ayam broiler terhadap total produksi daging nasional tahun

2009-2013 2

4 Populasi ayam broiler di Pulau Jawa tahun 2010-2012 (ekor) 3 5 Wilayah sentra ayam broiler di Jawa Barat tahun 2012 4 6 Perkembangan populasi ayam broiler di kabupaten Bogor pada tahun

2008-2012 (ekor) 4

7 Tingkat mortalitas pada salah satu peternak mitra Dramaga Unggas Farm. 6 8 Data Jumlah dan lokasi peternak mitra Dramaga Unggas Farm 27 9 Karakteristik sepuluh peternak mitra Dramaga Unggas Farm 28

9 Suhu Ideal pemeliharaan ayam broiler 34

10 Probabilitas sumber-sumber risiko produksi ayam broiler peternakan mitra Dramaga Unggas Farm pada skala usaha 3000 ekor 45 11 Hasil analisis dampak risiko produksi ayam broiler peternakan mitra Dramaga

Unggas Farm pada skala usaha 3000 ekor 47

12 Hasil analisis status risiko produksi usahaternak ayam broiler pada peternakan

mitra Dramaga Unggas Farm. 48

DAFTAR GAMBAR

1 Tingkat mortalitas pada salah satu peternakan ayam broiler milik peternak

mitra Dramaga Unggas Farm (DUF) 7

2 Peta risiko 16

3 Kerangka pemikiran operasional 18

4 Peta risiko 24

5 Preventif risiko 25

6 Mitigasi risiko 26

7 Disinfektan yang digunakan untuk sterilisasi kandang dan peralatan 30

8 Peralatan pakan minum yang sudah dibersihkan 30

9 Alat pakan DOC (a), tempat minum otomatis (b), tempat minum manual (c) 31

10 DOC yang baru tiba 32

11 Pakan Starter(kiri), pakan grower dan finisher (kanan) 32 12 Vaksin dengan tetes mata (kiri), vakasin ND dicampur air minum (kanan) 33

13 Antibiotik Protek Enro dan Neocamp 33

14 Pemanas semawar dan pemanas dengan kayu bakar 34

15 Menimbang dan pemikulan ayam saat panen 35

16 Grafik identifikasi sumber risiko produksi usahaternak ayam broiler setiap

minggunya selama satu periode 36

17Ayam yang mati akibat perubahan cuaca yang ekstrim (kiri) dan ayam yang

mati akibat cuaca panas (kanan) 37

(12)

19 Kandang yang menggunakan jaring kawat 39 20 Kondisi kandang yang padat mengakibatkan kematian pada ayam 40 21 Kondisi lantai kandang yang renggang yang mengakibatkan kematian pada

ayam. 41

22 Kematian ayam akibat pascavaksinasi 42

23 Kaki ayam yang kering (kiri) dan kaki ayam yang sehat (kanan) 42 24 Kematian ayam akibat penyakit Omphalitis (a), Colibacillosis (b), , Coryza

(c) dan Infection Bursal Disease (gumboro) (d) 43 25 Hasil pemetaan sumber-sumber risiko produksi pada peternakan mitra

Dramaga Unggas Farm 49

26 Usulan strategi preventif pada peternakan mitra Dramaga Unggas Farm 53 27 Usulan strategi mitigasi pada peternakan mitra Dramaga Unggas Farm 54

DAFTAR LAMPIRAN

1 Hasil analisis probabilitas sumber-sumber risiko produksi pada peternakan

mitra DUF skala usaha 3000 ekor 58

2 Hasil analisis dampak dari masing-masing sumber risiko produksi pada skala

usaha 3000 ekor 61

3 Kontrak kemitraan Dramaga Unggas Farm 62

(13)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Sektor pertanian memiliki peranan yang sangat penting dalam pertumbuhan perekonomian nasional. Kontribusi sektor pertanian dalam Produk Domestik Bruto nasional menempati urutan kedua yaitu 14.7 persen setelah sektor industri pengolahan yang memiliki nilai kontribusi terbesar terhadap PDB nasional sebesar 24.3 pada tahun 2011 (Badan Pusat Statistik 2012). Namunberkembangnya sektor industri pengolahan mempunyai pengaruh positif terhadap perkembangan sektor pertanian karena keberlangsungan usaha industri pengolahan bergantung pada bahan baku yang berasal dari sektor pertanian.Salah satu subsektor dari sektor pertanian adalah subsektor peternakan.

Subsektor peternakan merupakan penghasil utama daging,susu dan telur. Tiga produk tersebut merupakan produk andalan yang diproduksi untuk perkembangan peternakan khususnya di Indonesia.Perkembangan produksi dari daging,susudan telur di Indonesia tahun 2009-2013 dapat dilihat pada tabel 1 Tabel 1 Perkembangan produksi daging,susu dan telur di Indonesia tahun

2009-2013

Tahun Daging

(000 ton)

r(%) Telur (000

ton)

r(%) Susu (000

ton)

r(%)

2009 2204.9 - 1306.9 - 827.2 -

2010 2366.2 7.31 1366.2 4.53 909.5 9.94

2011 2554.2 7.94 1456.2 6.58 974.7 7.16

2012 2666.1 4.38 1628.7 11.84 959.7 -1.53

2013 2827.8 6.06 1718.9 5.53 981.6 2.28

Sumber : Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (2013)

(14)

Tabel 2 Pertumbuhan konsumsi daging segar per kapita per tahun periode

2009-Sumber : Badan Pusat Statistik (2013)

Pada tabel 2 menunjukan bahwa laju pertumbuhan konsumsi pada produk daging sapi memiliki persentase yang besar namun tingkat konsumsi daging ayam ras memiki tingkat konsumsi paling besar dari tahun 2009 sampai tahun 2012 dengan laju pertumbuhan yang positif yang berarti setiap tahun terjadi pertumbuhan konsumsi pada daging ayam ras. Sehingga daging ayam ras memiliki potensi untuk dikembangkan.

Subsekstor peternakan pada peternakan ayam ras yang memiliki produksi yang cukup besar salah satunya adalah peternakan ayam broiler. Ayam broiler mampu menghasilkan daging seberat 1.6 kg dalam usia relatif cepat yaitu 5 hingga 6 minggu saja (Rasyaf 1995).Sehingga hal tersebut menjadikan keunggulan produksidaging ayam broiler dibanding daging lainnya yaitu denganpertumbuhannya yang cepat dan bobot yang tinggi dalam waktu yang relatif pendek, siap potong di usia muda,konversi pakan yang relatif kecil serta menghasilkan kualitas daging yang bergizi. Adapun kontribusi produksi daging ayam broilerterhadap total produksi daging di Indonesia dapat di lihat pada 3. Tabel 3 Kontribusi daging ayam broiler terhadap total produksi daging nasional

tahun 2009-2013

Tahun Produksi daging ayam broiler

(000 ton)

Sumber : Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (2013)

(15)

Kuantitas produksi ayam broiler yang besar ini merupakan potensi yang harus dikelola dengan baik agar usaha peternakan ayam broiler di Indoensia akan terus berkembang.

Peternakan ayam broiler tersebar dibeberapa wilayah di Indonesia, khususnya daerah pulau Jawa yang merupakan daerah populasi ayam broiler terbanyak. Usaha peternakan unggas ayam broiler merupakan usaha yang memiliki prospek pasar yang sangat baik karena harganya yang terjangkau di kalangan masyarakat Indonesia. Hal ini di tunjukan dengan adanya perkembangan populasi ayam broiler di Pulau Jawa yang mengalami peningkatan dari tahun ke tahun yang dapat di lihat pada tabel 4.

Tabel 4 Populasi ayam broiler di Pulau Jawa Tahun 2010-2012 (ekor) No Provinsi

Tahun

2010 2011 2012

1 DKI Jakarta 132 200 136 200 148 700

2 Jawa Barat 497 814 154 583 263 441 610 436 303

3 Jawa Tengah 64 332 799 66 239 700 76 906 291 4 D I Yogyakarta 5 435 521 5 770 832 5 814 935 5 Jawa Timur 56 993 631 149 552 720 155 945 927

Sumber : Direktorat Jendral Peternakan dan Kesehatan Hewan(2013)

Berdasarkan tabel 4 dapat di lihat bahwa adanya peningkatan populasi ayam broiler dari tahun 2010 sampai tahun 2012 di setiap provinsi. Hal ini menunjukan bahwa usaha peternakan ayam broiler di pulau jawa mengalami perkembangan dari tahun ke tahun, khususnya di provinsi Jawa Barat yang memiliki tingkat populasi ayam broiler tertinggi di pulau Jawa.Jawa Barat merupakan salah satu sentra produksi unggas ayam broiler di Indonesia karena kondisi alam yang mendukung untuk usaha peternakan ayam broiler.

Indonesia termasuk daerah beriklim tropis dengan rata-rata suhu sekitar 25.2-27.90C setiap harinya. Suhu ideal untuk mencapai berat optimum pada broiler yaitu 10-220C dan 15-270C untuk efisiensi pakan. Karena itu, lokasi kandang sebaiknya di tempat tinggi agar suhu kandang tidak jauh berbeda dengan kebutuhan optimum. Pada tempat yang semakin tinggi diatas permukaan laut (dpl), suhu udara semakin rendah, sehingga ternak akan mengonsumsi pakan lebih banyak untuk memenuhi kebutuhan energinya (Mulyantini 2010).

(16)

Tabel 5 Wilayah Sentra Ayam Broiler di Jawa Barat Tahun 2012

16 Kab. Bandung Barat 4 290 036

Sumber :Dinas Peternakan Provinsi Jawa Barat (2012)

Selain jumlah populasi yang tinggi, kabupaten Bogor memilki pertumbuhan populasi yang semakin tinggi dan selalu positif sejak tahun 2009 hingga tahun 2012. Pertumbuhan populasi ayam broiler tersebut mengindikasi bahwa kabupaten Bogor memiliki potensi besar dalam memproduksi ayam broiler. Angka perkembangan populasi ayam broiler di kabupaten Bogor dapat dilihat pada tabel 6.

Tabel 6 Perkembangan populasi ayam broilerdi kabupaten Bogor pada tahun 2008-2012 (ekor)

Sumber : Dinas Peternakan provinsi Jawa Barat (2013)

(17)

Perusahaan inti semakin lama semakin berkembang seiring bertambah banyaknya peternak ayam broiler. Salah satunya perusahaan inti berada di kabupaten Bogor yaitu Dramaga Unggas Farm (DUF). Kewajiban Dramaga Unggas Farm sebagai perusaahaan inti yaitu memenuhi kebutuhan sarana produksi ternak dan memberikan kepastian harga jual produk serta menjamin pemasaran atas produk yang dihasilkan. Namun usaha peternakan dengan inti-plasma ini masih menghadapi risiko produksi dalam usahaternaknya. Risiko produksi pada usahaternak ayam broiler disebabkan oleh berbagai faktor yang berasal dari lingkungan produksi, sarana produksi yang digunakan dan tenaga kerja yang digunakan. Salah satu sumber risiko produksi pada peternakan ayam broiler adalah adanya penyakit.

Penyakit yang menyerang unggas mengalami pasang surut yang ditentukan oleh berbagai faktor. Namun jika diamati dengan seksama perkembangan penyakit dari tahun ke tahun cenderung menunjukkan pola yang sama.Kondisi ini sudah seharusnya mulai menjadi perhatian dari semua pihak terutama yang terkait dengan produksi unggas mulai dari breeding hingga komersial farm1.

Sumber-sumber risiko produksi pada usaha ternak ayam broiler perlu di identifikasi untuk mengetahui penyebab dari risiko produksi ayam broiler agar dapat ditangani dengan baik. Dampak dari kerugian pada setiap risiko yang terjadi perlu untuk diperhitungkan karena berpengaruh langsung terhadap pendapatan yang di terima oleh peternak. Maka akan dikaji sumber-sumber risiko produksi pada usaha ternak ayam broiler serta kemungkinan terjadinya risiko dan dampak kerugian yang ditimbulkan oleh sumber-sumber risiko produksi ayam broiler.

Perumusan Masalah

Perusahaan mitra bidang peternakan ayam broiler di Indonesia semakin berkembang. Hal ini dikarenakan peternak ayam broiler memiliki modal yang terbatas sehingga memilih bermitra dengan perusahaan inti agar dapat membantu kelangsungan usahanya. Salah satu perusahaan mitra yang berada di kabupaten Bogor yaitu Dramaga Unggas Farm (DUF) yang merupakan perusahaan inti yang bergerak di bidang peternakan ayam broiler. Perusahaan ini memiliki peternak mitra yang tersebar di berbagai kecamatan di kabupaten Bogor yaitu kecamatan Dramaga, Nanggung, Pamijahan,Cibungbulang,Ciampea, Ciseeng dan Tenjolaya. Tujuan peternak ayam broiler bermitra yaitu untuk meningkatkan pendapatan, mendapat jaminan pasar dan dapat meminimalkan risiko khususnya risiko harga.Kunggulan kemitraan bagipeternak plasma adalah mendapat kepastian harga produk darikontrak yang ditetapkan sehinggadapat membantu peternak mitra dalam menghadapi penurunan harga ayam hidup di pasar sehingga tidak terjadi kerugian besar akibat risiko harga.

Namun risiko produksi tidak dapat dihindari dari usaha peternakan ini meskipun peternak sudah bermitra dengan perusahaan inti,sehingga risiko

1

(18)

produksi harus tetap dihadapi oleh peternak plasma. Risiko produksi terjadi karena adanya sumber-sumber risiko produksi.Salah satu sumber-sumber risiko produksi ayam broiler yang sering dijumpai pada bulan terakhir ini adalah ketidaktentuan cuaca dan iklim yang merupakan faktor ekternal yang tidak dapat dihindari oleh para peternak mitra maupun perusahaan inti. Salah satu kondisi cuaca di Indonesia adalah curah hujan tinggi, lembab, dan panas. Namun ketiga kondisi itu tidak akrab dengan ayam ras pada umumnya khususnya terhadap ayam broiler yang kondisi optimalnya pada suhu diantara 19-21oC (Rasyaf 1995).

Sumber risiko produksi selain cuaca dan iklim adalah penyakit. Ayam broiler sangat rentan terhadap gangguan dari berbagai macam penyakit. Penyebabrentannya ayam broiler terhadap penyakit adalah karena kualitas DOC yang kurang baik. Selain itu kandungan amoniak yang tinggi karena penggumpalan kotoran pada sekam di dalam kandang akan memicu penyakit pada ayam dan peralatan yang kurang higienis serta kualitas air minum yang diberikan. Faktor-faktor inilah yang dapat menimbulkan penyakit bila peternak tidak hati-hati. Penyakit yang sering menyerang ayam broiler pada peternak mitra Dramga Unggas Farm adalahCronic Respiratory Disease (CRD),Coryza (Snot),Newcastle Disease (tetelo),Infection Bursal Disease(gumboro) , Omphalitis, Aspergillosisdan Colibacillosis.

Mortalitas ayam broiler pada peternakan merupakan indikasi adanya risiko produksi. Dengan adanya mortalitas ini yang menyebabkan hasil yang diperoleh peternak menjadi lebih kecil dibandingkan dengan hasil yang diharapkannya oleh peternak. Tabel 7 di bawah ini akan menggambarkan tingkat mortalitas ayam broiler pada salah satu peternak mitra Dramaga Unggas farm yang sudah bermitra selama 3 tahun. Tingkat mortalitas ayam broiler milik salah satu peternak mitra DUF disajikan pada 6 periode di tahun 2013 yang secara umum di sebabkan oleh perubahan cuaca dan beberapa penyakit yang menyerang disetiap musimnya. Tabel 7 Tingkat mortalitas pada salah satu peternak mitra Dramaga Unggas Farm.

Periode Jumlah

Sumber : Dramaga Unggas Farm (2013) (data diolah)

(19)

Gambar 1 Tingkat mortalitas pada salah satu peternakan ayam broiler milik peternak mitra Dramaga Unggas Farm (DUF)

Tingginya tingkat mortalitas tersebut menjadikan dasar untuk melakukan penelitian analisis sumber-sumber riskoproduksi pada peternakan mitra Dramaga Unggas Farm (DUF). Selain tingginya mortalitas, besar risiko dari salah satu peternak mitra Dramaga Unggas Farm mencapai 0.04. Hasil tersebut di peroleh dari perhitungan koefisien variasi yaitu membagi standar deviasi (penyimpangan) dengan expected return yang di peroleh dari jumlah ayam yang dipanen. Sehingga diperoleh koefisien variasi sebesar 0.04 yang berarti setiap produksi satu ekor ayam broiler yang diharapkan akan menghadapi risiko sebesar 0.04 pada skala usaha dengan populasi 6000 ekor ayam broiler. Angka 0.04 atau 4 persen ini mendekati batas maksimum mortalitas yaitu 5 persen sehingga mengindikasikan adanya risiko produksi pada peternakan mitra Dramaga Unggas Farm.Sesuai dengan uraian diatas,maka rumusan permasalahan dalam penelitian ini adalah: 1. Sumber-sumber risiko produksi apa saja yang terdapat pada usahaternak

ayam broiler pada peternakan mitra Dramaga Unggas Farm?

2. Berapa besar probabilitas serta dampak dari masing masing sumber risiko produksi pada usahaternak ayam broiler ?

3. Bagaimana alternatif strategi yang dapat diterapkan untuk mengatasi risiko pada usahaternak ayam broiler ?

Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka tujuan yang akan dicapai melalui penelitian ini adalah:

1. Mengidentifikasi sumber-sumber risiko produksi selain sumber yang sudah ditemukan pada penelitian sebelumnya pada usahaternak ayam broiler pada peternakan mitra Dramaga Unggas Farm.

2. Menganalisis probabilitas dan dampak risiko produksi pada setiap sumber risiko produksi serta strategi pengelolaan risiko pada usahaternak ayam broiler pada peternakan mitra Dramaga Unggas Farm.

0 2 4 6 8 10 12 14

jan-feb mar-apr mei-jun jul-agt sept-okt nov-des

batas maksimal (%)

(20)

Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi beberapa pihak, yakni: 1. Bagi perusahaan inti, sebagai bahan evaluasi dan pertimbangan Dramaga

Unggas Farm dalam pengambilan keputusan untuk menentukan kebijakan serta prosedur dalam bermitra dengan peternak plasma.

2. Bagi peternak mitra, dapat menjadi bahan evaluasi dan masukan dalam manajemen pengendalian risiko produksi usahaternak ayam broiler .

Ruang Lingkup Penelitian

1. Produk yang dikaji dan diteliti pada penelitian ini adalah ayam broiler fase pembesaran yang diusahakan oleh peternak mitra Dramga Unggas Farm 2. Penelitian ini menggunakan data kematian ayam periode produksi bulan

februari-Maret 2014 yaitu dari masuknya DOC sampai panen.

3. Lingkup kajian masalah yang diteliti adalah mengenai sumber-sumber risiko produksi pada usaha ternak ayam broiler.

4. Responden yang di pilih yaitu 10 peternak yang tersebar di kecamatan Dramaga,Cibungbulang dan Ciampea yang didasarkan oleh kesamaan waktu periode masuknya DOC sehingga dapat mewakili peternak lainnya.

TINJAUAN PUSTAKA

Sumber-sumber risiko produksi

Sumber-sumber risiko pada usaha produksi peternakan dari segi teknis (proses produksi) sebagian besar di sebabkan oleh cuaca (perubahan suhu), hama dan penyakit,teknologi,penggunaan sarana produksi ternak serta kesalahan teknis dari tenaga kerja (human error). Sumber-sumber risiko tersebut merupakan sumber risiko produksi pada usaha peternakan. Jika dilihat dari segi non-teknis, maka sumber-sumber risiko pada usaha peternakan digolongkan pada risiko pasar yang mencakup fluktuasi harga input dan output.

(21)

yang terjadi pada usaha pada bidang hortikultura dan perikanan. Dalam penelitian Sembiring (2010), Silaban (2011), Jamilah dan Nurhayati (2011) serta Situngkir (2013) menjelaskan bahwa usaha pada bidang hortikultura dan perikanan sering menghadapisumber risiko produksi berupa hama dan penyakit.Kesalahan teknis dari tenga kerja (human error) juga merupakan sebagian besar sumber risiko produksi dalam usaha bidang pertanian (Situngkir 2013).

Selain hama dan penyakit,faktor cuaca dan iklim, kesalahan teknis dari tenaga kerja, ada juga beberapa sumber risiko lain yang terdapat pada kegiatan produksi pertanian. Sumber-sumber tersebut tergantung dari karakteristik usahanya.Pada penelitian Jamilah dan Nurhayati (2011) sumber Risiko produksi yang dihadapi pada usaha wortel dan bawang daun adalahfaktor cuaca dan iklim, hama dan penyakit, kesuburan lahan,input yang digunakan dan kualitas sumberdaya manusia. Selain itu, Pada usaha produksi jamur tiram putih, bahan baku yang digunakan,kematangan baglog yang tidak sempurna serta tingkat kegagalan peralatan yang digunakan merupakan sumber risiko dalam produksinya (Situngkir 2013). Pada usaha produksi sayuran organik,tingkat kesuburan lahan merupakan sumber risiko dalam usaha produksinya (Sembiring 2010), berbeda halnya dengan usaha perikanan ikan hias, kualitas input merupakan sumber risiko dalam memproduksi ikan hias tersebut (Silaban 2011).

Berdasarkan uraian diatas diperoleh variabel-variabel yang menjadi sumber-sumber risiko produksi pada pertanian, yaitu faktor cuaca dan iklim, hama dan penyakit, kesalahan teknis dari tenaga kerja (human error),kualitas input,perlatan yang digunakan. Sebagian dari variabel-variabel tersebut juga menjadi sumber risiko pada usaha peternakan ayam broiler pada peternak plasma Dramaga Unggas Farm di kecamatan Dramaga.

Metode penilaian sumber-sumber risiko

Sumber-sumber risiko diidentifikasi dengan analisis kualitatif. Setelah di identifikasi, sumber-sumber risiko tersebut dapat di nilai dengan memperlihatkan tingkat risiko yang paling tinggi hingga yang paling rendah pada suatu usaha. Salah satunya dengan menggunakan metode nilai standar (analisis z-score) untuk mengukur probabilitas atau kemungkinan terjadinya risiko dari masing masing sumber risiko produksi yang ada pada suatu usaha dan dengan menggunakan analisis Value at Risk (VaR) untuk mengukur dampak risiko tersebut. Hasil perkalian antara probabilitas risiko dan dampak dari risiko tersebut menghasilkan status risiko. Status risiko akan memeperlihatkan sumber risiko produksi yang paling besar sampai paling kecil yang seperti telah digunakan oleh David (2013). Sedangkan pada penelitian Ojo (2005) menggunakan metode bayesian modeluntuk mencari peluang bersyarat dari sumber-sumber risiko yang telah teridentifikasi terhadap tipe peternakan yang sudah ada di Osun, Nigeria.

(22)

dengan kuantitatif berdasarkan nilai kerugian yang timbul dari masing-masing sumber risiko yang ada. Dengan adanya tingkatan nilai kerugian dari setiap sumber risiko akan menunjukan sumber risko mana yang menimbulkan nilai kerugian yang paling kecil hingga paling besar.

Metode Penilaian risiko usahaternak

Metode Analais yang dipakai dalam pengukuran risiko antara lain Variance, Standard Deviation, dan Coefficient variation. Ketiga ukuran tersebut berhubungan satu sama lainnya , dimana untuk menghitung variance sebelumnya harus mengetahui peluang dan expected return dari suatu kejadian dalam suatu usaha. Alat ukur risiko ini digunakan untuk mengukur besarnya risiko yang di hadapi dalam usaha tertentu. Semakin kecil nilai pada variance,standar deviation dan coefficien variation, maka semakin rendah risiko yang di hadapi.

Pengukuran risiko mengunakan variance,standard deviation dan coefficient variation telah digunakan oleh Sembiring (2010), Silaban (2011), Jamilah dan Nurhayati (2011). Para peneliti ini meneliti risiko produksi dalam suatu perusahaan. Demikian juga dengan Situngkir (2013) yang juga menggunakan data suatu perusahaan dengan mengamati setiap hari objek penelitian yang disebabkan oleh sumber risiko pada setiap proses produksi usaha tersebut.

Berbeda halnya dengan metode analisis risiko yang digunakan oleh David (2013). Peneliti ini menggunakan metode analisis yang dimulai dari mengidentifikasi sumber risiko yang dihadapi,mengukur probabilitas atau kemungkinan terjadinya risiko dari masing-masing sumber risiko produksi yang ada pada suatu usahatersebut dengan menggunakan metode nilai standard (analisis z-score), mengukur dampak risiko dengan menggunakan analisis Value at Risk (VaR), mengklasifikasi sumber risiko ke dalam peta risiko dan mengidentifikasi strategi penanganan risiko yang dihadapi perusahaan.

Strategi pengelolaan Risiko

Strategi pengelolaan risiko diperlukan untuk meminimalkan risiko yang terjadi pada suatu usaha. Strategi yang akan dilakukan pada awalnya tentu akan mengidentifikasi sumber-sumber risiko yang terjadi. Strategi pengelolaan risiko dapat dibedakan menjadi dua, yaitu strategi preventif dan strategi mitigasi. Strategi preventif dilakukan untuk menghindari terjadinya risiko dalam usaha. Strategi ini dilakukan jika probabilitas risikonya besar. Strategi mitigasi dilakukan untuk memperkecil dampak yang ditimbulkan dari risiko. Strategi mitigasi dilakukan untuk menangani risiko yang memiliki dampak yang sangat besar (Kountur 2008).

(23)

kecamatan Kemang,kabupaten Bogor,Jawa Barat (David 2013),usaha peternakan di Osun, Nigeria. usaha jamur tiram putih pada Rimba Jaya Mushroom, kecamatan Ciawi, kabupaten Bogor, provinsi Jawa Barat (Situngkir 2013), dan usaha wortel dan bawang daun di Kawasan Agropolitan Cianjur Jawa Barat (Jamilah dan Nurhayati 2011).

Strategi preventif yang dilakukan oleh usaha-usaha tersebut tentu berbeda satu sama lain, tergantung dari karakteristik usaha dan sumber-sumber risiko yang dihadapi. Pada usaha produksi jamur tiram putih, contoh strategi preventif yang dilakukan adalah dengan meningkatkan kualitas perawatan dengan menggunakan termometer ruangan dan higrometer yang berfungsi untuk mengukur kelembabaan serta membersihkan area produksi serta peralatan yang digunakan untuk mencegah timbulnya hama penyakit dan melakukan perencanaan pembibitian yang baik dengan kualitas bahan baku yang baik (Situngkir 2013). Contoh Strategi preventif yang dilakukan pada usaha produksi sayuran organik adalah dengan melakukan pengendalian hama dan penyakit tanaman dan adanya perlakuan pada saat pemanenan dan pengemasan (Sembiring 2010). Sama halnya dengan penelitian Jamilah dan Nurhayati (2011) yang meneliti mengenai usaha wortel dan bawang daun menerapkan alternatif penanganan risiko dengan pengendalian hama secara terpadu (PHT), penyiraman secara rutin pada musim kemarau, meningkatkan kesuburan tanah dengan pemupukan, penggunaan input menurut Standard Operational Procedur (SOP) dan mengembangkan sumberdaya manusia dengan pelatihan dan penyuluhan.

Berbeda halnya dengan Strategi preventif yang dilakukan pada usaha produksi ikan hias yaitu dengan penerapan teknologi baru seperti teknologi suntik hormon agar mempercepat proses pematangan gonad ikan dan meningkatkan manajemen perusahaan yang terarah (Silaban 2011). Pada usaha peternakan ayam broiler juga dapat menerapkanstrategi preventif yaitu dengan memasang jaringkawat pada seluruh bagian kandang untuk mencegah serangan predator, melakukan biosecurity, sistem buka tutup tirai,pembersihan kandang setelah hujan, pemberian vaksin, vitamin dan obat yang bervariasi dan menggunakan kualitas DOC yang baik (David 2013). Strategi preventif yang diterapkan pada usaha peternakan di Osun,Nigeria adalah dengan melakukan manajemen yang efisien agar sumber risiko penyakit dapat ditangani (Ojo 2005)

Selain strategi preventif, ada beberapa usaha menerapkan strategi mitigasi, salah satunya adalah dengan melakukan diversifikasi yaitu dengan mengusahakan lebih dari satu komoditas. Strategi mitigasi dengan diversifikasi juga telah dilakukan oleh beberapa usaha seperti usaha sayuran organik pada The Pinewood Organic Farm di Kabupaten Bogor, Jawa Barat (Sembiring 2010), usaha ikan hias pada PT Taufan Fish Farm di Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat (Silaban 2011) dan usaha wortel dan bawang daun di Kawasan Agropolitan Cianjur Jawa Barat (Jamilah dan Nurhayati 2011).

(24)

Berdasarkan uraian diatas mengenai strategi preventif dan strategi mitigasi yang dilakukan oleh setiap usaha berbeda sesuai dengan karakteristik usaha dan sumber-sumber risiko yang dihadapi.

KERANGKA PEMIKIRAN

Kerangka pemikiran teoritis

kerangka pemikiran teoritis dalam penelitian ini menjelaskan teori-teori yang relevan dengan permasalahan penelitian, yaitu mengenai konsep risiko serta teori yang berkaitan dengan topik penelitian

Konsep Risiko

Setiap usaha yang di jalankan oleh pelaku usaha pasti tidak terlepas dari adanya risiko.Kountur (2008) menyatakan bahwa risiko itu terdiri dari tiga unsur penting, yaitu kejadian, kemungkinan, dan akibat. Risiko itu berhubungan dengan suatu kejadian, dimana kejadian tersebut memiliki kemungkinan untuk terjadi atau tidak terjadi, dan jika terjadi ada akibat berupa kerugian yang ditimbulkan. Jika salah satu kriteria tersebut tidak terpenuhi maka pernyataan tersebut bukan risiko. Menurut Kasidi (2010), risiko adalah kemungkinan terjadinya penyimpangan dari harapan yang dapat menimbulkan kerugian.

Pengertian lain tentang risiko menurut Darmawi (2004) yaiturisiko dihubungkan dengan kemungkinan terjadinya akibat buruk (kerugian) yang tidak diinginkan, atau tidak terduga.Artinya bahwa penggunaan kata kemungkinan tersebut sudah menunjukkan adanya ketidakpastian.Ketidakpastian itu merupakan kondisi yang menyebabkan tumbuhnya risiko.Kondisi yang tidak pasti tersebut timbul karena berbagai sebab, antara lain :

1. Jarak waktu dimulai perencanaan atas kegiatan sampai kegiatan itu berakhir.

2. Keterbatasan tersedianya informasi yang diperlukan.

3. Keterbatasan pengetahuan, keterampilan dan teknik mengambil keputusan. Terdapat persamaan konsep risiko antara Kountur (2008) , Kasidi (2010) dan Darmawi(2004) yaitu suatu kondisi dengan adanya kemungkinan timbulnya kerugian atau penyimpangan terhadap hasil yang diinginkan atau diharapkan.

Sedangkan menurut (Djohanputro 2008) mengatakan bahwa risiko dan ketidakpastian itu berbeda. Perbedaan risiko dan ketidakpastian terletak pada subjek yang diukur bisa dihitung (risiko) dan tidak bisa dihitung (ketidakpastian) karena risiko memiliki data pendukung atau informasi sedangkan ketidakpastian tidak ada data pendukung untuk mengukur kemungkinan kejadian.

(25)

risiko dari sudut pandang aktivitas yang dilakukan, dan risiko dari sudut pandang kejadian yang terjadi, yaitu:

a) Risiko dari sudut Pandang Penyebab

Berdasarkan sudut pandang penyebab kejadian, risiko dapat dibedakan kedalam risiko keuangan dan risiko operasional. Risiko keuangan disebabkan oleh faktor-faktor keuangan seperti perubahan harga input maupun output, tingkat bunga dan mata uang asing. Risiko operasional disebabkan oleh faktor-faktor nonkeuangan seperti manusia, teknologi dan keadaan suhu kandang.

b) Risiko dari Sudut Pandang Akibat

Dilihat dari sudut pandang akibat yang ditimbulkan terdapat dua kategori risiko yakni risiko murni dan risiko spekulatif. Risiko murni merupakan risiko yang mengakibatkan sesuatu yang merugikan dan tidak memungkinkan adanya keuntungan. Risiko spekulatif adalah risiko yang memungkinkan untuk menimbulkan suatu kerugian atau menimbulkan keuntungan.

c) Risiko dari Sudut Pandang Aktivitas

Kountur (2008) menyebutkan bahwa segala aktivitas dapat menimbulkan berbagai macam risiko. Banyaknya risiko dari sudut pandang aktivitas sebanyak jumlah aktivitas yang ada.

d) Risiko dari Sudut Pandang Kejadian

Risiko yang dinyatakan berdasarkan kejadian merupakan pernyataan risiko yang paling baik. Setiap kegiatan dalam suatu usaha pasti mengandung risiko dalam pengusahaanya dan risiko tersebut tentunya akan memberikan dampak kerugian bagi perusahaan. Jenis-Jenis risikonya tergantung dari jenis usahanya juga, sehingga dalam menentukan strategi untuk menangani risiko yang ada, maka harus terlebih dahulu diketahui jenis risikonya. Dalam bidang agribisnis, risiko yang dapat terjadi pada kegiatan usahatani adalah risiko selama proses produksi berlangsung dan risiko terhadap harga jual. Risiko yang paling utama dihadapi oleh usaha ternak ayam broiler adalah risiko produksi. Risiko produksi antara lain disebabkan cuaca dan iklim,serangan hama, input, dan faktor kesalahan tenaga kerja. Akibat risiko produksi tersebut terjadi penurunan kualitas serta kuantitas hasil panen. Sedangkan risiko harga disebabkan oleh fluktuasi harga input dan harga output yang dipengaruhi tingkat inflasi serta kondisi permintaan dan penawaran produk.

Sumber-Sumber Risiko

Risiko merupakan hal yang sulit bahkan tidak bisa dihindari pada suatu kegiatan atau aktivitas usahatani dan apabila risiko terjadi maka akan menimbulkan kerugian. Suatu perusahaan harus mampu mengidentifikasi risiko-risiko apa saja yang dihadapi sebelum membuat strategi untuk mengendalikan risiko tersebut. Oleh karena itu, perusahaan harus mampu mengidentifikasi sumber-sumber yang menimbulkan risiko. Menurut Harwood,et al. (1999) ada lima sumber-sumber risiko yaitu,

1. Risiko produksi (Yield Risk)

(26)

2. Risiko pasar (Market Risk)

Merupakan risiko yang terjadi akibat dari tidak stabilnya harga komoditi yang dihasilkan dari usaha (output) dan harga sumber daya (input) yang digunakan untuk menghasilkan komoditi tersebut (fluktuasi harga output dan input). Namun, selain itu risiko pasar juga dipengaruhi oleh penurunan permintaan terhadap output perusahaan, mutu produk yang tidak sesuai, persaingan antar sesama produsen, kegagalan strategi pemasaran, kelemahan daya tawar perusahaan dibandingkan dengan pembeli. Pada akhirnya risiko harga tersebut akan berpengaruh pada pendapatan yang diperoleh petani.

3. Risiko Kelembagaan (Institusional Risk)

Risiko kelembagaan muncul sebagai akibat dari perubahan kebijakan atau peraturan yang mempengaruhi sektor pertanian.Sebagai contoh, perubahan dalam peraturan pemerintah tentang penggunaan pestisida untuk tanaman atau obat-obatan untuk ternak, keputusan negara asing dalam membatasi impor dari tanaman tertentu.Risiko kelembagaan lainnya mungkin timbul dari perubahan kebijakan yang mempengaruhi pembuangan kotoran hewan, pembatasan dalam praktek konservasi atau penggunaan lahan, atau perubahan kebijakan pajak penghasilan atau kebijakan kredit.

4. Risiko Sumber Daya Manusia (Personal Risk)

Risiko sumber daya manusia dapat muncul sebagai akibat dari kematian tenaga kerja, perceraian, cedera, kesahatan yang buruk. Selain itu, perubahan tujuan individu yang terlibat dalam perusahaan akan memiliki pengaruh yang signifikan dalam sistem operasional perusahaan dalam jangka panjang. Risiko aset misalnya pencurian, kebakaran, kerusakan, juga dapat terjadi.

5. Risiko Keuangan (Financial Risk)

Risiko keuangan berbeda dengan risiko usaha yang sudah dijelaskan sebelumnya.Risiko ini erat kaitannya dengan fluktuasi suku bunga pinjaman modal, kenaikan upah minimum regional (UMR), hutang piutang yang macet, dan aliran uang yang rendah.

Menurut Kountur ( 2004) ada tiga faktor penyebab terjadinya suatu risiko (kemungkinan kejadian yang merugikan) pada perusahaan, yaitu faktor fisik, faktor sosial dan faktor ekonomi.

1. Penyebab dari faktor fisik

Beberapa risiko disebabkan oleh faktor fisik, seperti api, angin, banjir, gempa bumi, dan kadaluarsa. Risiko yang disebabkan oleh faktor fisik ini bisa dikelompokan ke dalam dua kelompok besar yaitu faktor fisik alam yang disebabkan faktor alam yang tidak dapat di kendalikan manusia seperti cuaca dan iklimyang merupakan salah satu sumber risiko pada peternakan ayam broiler dan faktor fisik non alam yang disebabkan faktor fisik berupa teknologi yang diciptakan manusia seperti mesin mogok akibat kehabisan bahan bakar.

2. Penyebab dari faktor sosial

(27)

3. Penyebab dari faktor ekonomi

Faktor ekonomi penyebab risiko diantaranyaharga,suku bunga,dan nilai tukar mata uang. Harga yang tidak menentu atau berubah-ubah, suku bunga yang tidak stabil dan nilai tukar mata uang yang fluktuatif dapat menyebabkan timbulnya risiko.

Menurut Rasyaf (2001) Sumber Risiko produksi yang sering ditemui pada usaha peternakan Ayam broiler salah satunya adalah penyakit. Faktor-faktor pendukung terjangkitnya penyakit pada ayam broiler disebabkan oleh kondisi atau faktor sebagai berikut

a) Perubahan kelembaban dan temperatur lingkungan

kelembaban di Indonesia membuat masalah dalam tata laksana peternakan. Misalnya, bahan litter yang terlalu basah atau sulit kering,kandang baudan sumpek. Hal ini dapat menyebabkan daya tahan ayam melemahdan bibit penyakit tumbuh lebih dari biasanya. Temperatur lingkungan yang tinggi akan menyebabkan ayam kehausan dan mengurangi konsumsi ransum. Akibatnya unsur gizi yang seharusnya terpenuhi, menjadi tidak terpenuhi. Kejadian itu akan memperlemah daya tahan ayam terhadap penyakit.

b) Perubahan musim

Perubahan musim hujan ke musim kemarau atau sebaliknya merupakan kesempatan bagi bibit penyakit untuk menyerang ayam. Hal ini karena selama perubahan tersebut kembali ayam tercekam dan akibatnya daya tahannya melemah.

c) kebersihan kandang dan peralatan

kandang yang kotor dan peralatan yang tidak bersih akan mengundang bibit penyakit atau dapat menjadi media penularan penyakit. Misalnya, kandang yang kotor karena ceceran makanan akan mengundang tikus dan siput ke kandang. Selain itu peralatan baru yang hendak dimasukan ke kandang sebaiknya dibersihkan dengan alat pembunuh kuman.

d) Keadaan ayam

Ada penyakit tertentu yang diturunkan oleh induknya. Jadi jika menerima anak ayam atau membeli anak ayam berumur satu hari (DOC) hendaknya pembibit yang bersangkutan telah terbukti menjual ayam yang berkualitas baik. Selain itu ada pula bibit ayam yang lemah. Bila menghadapi hal ini maka usaha pencegahan harus benar-benar dilakukan dan perlu ditanyakan dengan sesama kawan peternak mengenai keadaan bibit ayam tertentu yang pernah dipelihara. Namun, perlu diingat sekali lagi tidak satupun bibit ayam yang sempurna. Bibit ayam yang dipilih tergantung pada tujuan yang hendak dicapai.

e). Kualitas ransum

kualitas ransum ini berkaitan dengan penyakit karena kekurangan atau kelebihan gizi. Selain itu dapat menyebabkan penyakit lain ikut serta mendampingi penyakit kekurangan unsur gizi ini, akibat dari daya tahan tubuh ayam yang lemah. Misalnya ayam yang kekurangan mineral kalsium, sedangkan untuk ayam broiler sangat membutuhkan kalsium untuk pertumbuhannya. Kekurangan kalsium ini dapat mengganggu pertumbuhan.

Strategi Pengelolaan Risiko

(28)

berisiko.Salah satu strategi pengelolaan risiko adalah dengan menggunakan pemetaan risiko yang dilakukan berdasarkan hasil dari kemungkinan (probabilitas) dan dampak dari sumber risiko. Pemetaan risiko dapat dilihat pada gambar 2.

Probabilitas (%) Besar

Kecil

Dampak (Rp) kecil besar

a

Strategi preventif untuk mengurangi kemungkinan terjadinya risiko yang besar b

Strategi mitigasi untuk mengurangi dampak risiko yang ditimbulkan besar

Gambar 2 Peta Risiko

Sumber : (Kountur 2008)

Menurut Kountur (2008) Strategi penanganan risiko dapat dibedakan menjadi dua, yaitu strategi preventif dan strategi mitigasi.

1. Strategi Preventif

Preventif dilakukan untuk menghindari terjadinya risiko. Strategi ini dilakukan apabila probabilitas risiko besar (kuadran 1 dan 2). Strategi preventif dapat dilakukan dengan beberapa cara, diantaranya :

a. Membuat atau memperbaiki sistem dan prosedur b. Mengembangkan sumberdaya manusia, dan c. Memasang atau memperbaiki fasilitas fisik 2. Strategi Mitigasi

Mitigasi adalah strategi penanganan risiko yang dimaksud untuk memperkecil dampak yang ditimbulkan dari risiko. Strategi mitigasi dilakukan untuk menangani risiko yang memiliki dampak yang sangat besar (kuadran 2 dan 4). Menurut Kountur (2008), ada beberapa cara yang termasuk ke dalam strategi mitigasi, yaitu diversifikasi, penggabungan, dan pengalihan risiko. Seperti yang dikemukakan oleh Kountur (2008) di atas, bahwa terdapat beberapa alternatif strategi penanganan risiko dalam suatu usaha. Strategi ini dilakukan apabila dampak risikonya besar.

Kuadran 1 a

Kuadran 2 a

b

Kuadran 3 Kuadran 4

(29)

Kerangka pemikiran operasional

Populasi ayam broiler di Indonesia dari tahun ketahun meningkat. Hal itu disebabkan karena ayam ras pedaging yang mampu tumbuh cepat dan dapat menghasilkan daging dalam waktu relatif singkat. Selain itu juga daging ayam broiler menjadi pilihan untuk memenuhi kebutuhan hewani karena harganya yang lebih murah dan mudah dijangkau oleh semua kalangan dibandingkan dengan daging ternak lainnya. Namun keterbatasan modal membuat para peternak bermitra dengan perusahaan inti sehingga tumbuh perusahaan inti yang bergerak dibidang peternakan ayam broiler. Tetapi, peternak masih dihadapkan dengan ketidakpastian dan risiko dalam menjalankan usahanya. Risiko yang dihadapi adalah risiko produksi. Penelitian ini dilakukan terhadap peternak plasma dari perusahaan Dramaga Unggas Farm (DUF) sebanyak 10 responden yang di pilih berdasarkan waktu periode masuknya DOC (Day Old Chick) ke kandang peternak mitra pada waktu yang hampir bersamaan. Sistem budidaya yang diterapkan oleh peternak masih bersifat sederhana yaitu masih menggunakan sistem kandang terbuka dan panggung serta penggunaan peralatan yang masih tradisional. Kesepuluh peternak mitra rata-rata memiliki pengalaman beternak kurang lebih satu tahun sehingga minimnya manajemen yang dilakukan peternak mitra DUF dalam pencegahan terhadap risiko yang dihadapi.

Dalam menjalankan proses produksi ternak ayam broiler selalu dihadapi dengan adanya risiko produksi. Indikasi yang menyatakan bahwa peternak mengalami risiko produksi adalahdengan adanya mortalitas ayam broiler yang tidak sesuai antara aktual dan standar yang telah ditetapkan yaitu maksimum lima persen. Tingkat kematian sebagian besar peternak plasma DUF melebihi standar normal yaitu lebih dari lima persen pada umur ayam 30 hari. Tingkat kematian yang tinggi tersebut dapat dijadikan bahwa peternak plasma DUF mengalami risiko produksi.Risiko produksi tersebut berasal dari beberapa sumber-sumber risiko produksi, seperti faktor cuaca dan iklim, adanya predator dan penyakit, kepadatan dalam kandang. Sumber risiko produksi terjadi akibat adanya faktor pendukung seperti kesalahan sumberdaya manusia atau manajemen yang kurang baik, kualitas Day Old Chick (DOC) yang kurang bagus serta kulitas pakan. Kerugian akibat risiko produksi akan berdampak pada pendapatan yang diterima oleh peternak. Oleh sebab itu, perlu adanya upaya mengatasi risiko.

(30)

Gambar 3 Kerangka Pemikiran Operasional

Berkembangnya perusahaan kemitraan pada usahaternak ayam broiler di Indonesia khususnya kabupaten Bogor

Peternak mitra Dramaga Unggas Farm (DUF)

Adanya Mortalitas yang tidak sesuai dengan standar perusahaan mitra yaitu tingkat kematian ayam diatas 5% menunjukan adanya

risiko produksi usahaternak

Strategi pengelolaan risiko yang dapat diterapkan olehPara peternak mitra Dramaga Unggas Farm Penilaian sumber-sumber risiko :

Analisis probabilitias setiap sumber risiko menggunakan Z-score (%)

Analisis dampak setiap sumber risiko menggunakan Value at Risk (Rp)

Pemetaan risiko berdasarkan dampak dan probabilitas dengan peta risiko

Sumber-sumber risiko

produksi usahaternak ayam broiler Cuaca / iklim

Predator

Kepadatan kandang Penyakit

Kurangnya pengalaman beternak ayam broiler pada peternak mitra

Faktor pendukung terjadinya sumber risiko produksi usahaternak ayam broiler

(31)

METODE PENELITIAN

Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada peternakanmitra Dramaga Unggas Farm (DUF) yang berada di kecamatan Dramga, kecamatan Ciampea dan kecamatan Cibungbulang kabupaten Bogor,Jawa Barat.Pemilihan lokasi di lakukan dengan sengaja (purposive) yang didasarkan pada pertimbangan bahwa daerah tersebut merupakan daerah yang berpotensi untuk peternakan ayam broiler dan memiliki waktu periode masuknya DOC (Day Old Chick)yang hampir sama. Dramaga Unggas Farm (DUF) merupakan perusahaan inti yang sudah berdiri sejak tahun 2009 dan memiliki cukup banyak peternak plasma yang tersebar di kabupaten Bogor.Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari sampai dengan Maret 2014.

Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data yang bersifat kualitatif dan kuantitatif. Data kualitatif merupakan data bukan angka yang bersangkutan dengan gambaran umum perusahaan mitra dan peternak mitra. Data kuantitatif merupakan data yang berupa angka, misalnya jumlah produksi, angka kematian ayam broiler dannilaikerugian.

(32)

Metode pengumpulan data

Metode pengumpulan data yang dilakukan pada penelitian ini menggunakanteknik pengamatan atau observasi langsung, wawancara atau diskusi langsung, menggunakan kuesioner dan studi pustaka terkait penelitian. Pengamatan yang dilakukan adalah dengan mengamati langsung proses produksi ayam broiler pada peternakan mitra Dramaga Unggas Farm (DUF) sehingga didapatkan data yang diperlukan untuk analisis sumber-sumber risiko produksi, misalnya angka kematian ayam dan sumber risiko yang dihadapi peternak mitra.Jadwal pengamatan ke sepeuluh peternak mitra DUF disesuaikan dengan masuknya DOC ke kandang peternak yaitu mulai pada tanggal 8-14 Februari 2014 hingga panen pada tanggal 10-16 Maret 2014. Teknik wawancara atau diskusi langsung yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan mewawancaraipimpinan perusahaan inti, penyuluh lapang, peternak mitra maupun dengan Para pakar di bidang peternakan Ayam Broiler menyangkut kondisi sebenarnya yang ada di lapang. Seperti kendala ketika produksi, gambaran umum perusahaan inti dan peternak mitra,proses produksi ayam broiler dan strategi yang dilakukan untuk mengatasi risiko produksi pada peternakan ayam broiler.Teknik kuesioner yang dilakukan adalah dengan pengisian kuesioner oleh responden yang telah ditentukan yaitu para peternak mitra Dramaga Unggas Farm.Teknik studi pustaka yang berkaitan dengan penelitian secara sekunder sebagai literatur untuk memperkuat penelitian ini. Seperti data produksi dan populasi Ayam Broiler wilayah dan kontribusi komoditas Ayam Broiler terhadap Produksi Daging nasional.

Metode Pengolahan Data

Pengolahan data dalam penelitian ini adalah secara kulitatif dan kuantitatif. Data primer dan data sekunder yang diperoleh akan dijadikan ukuran dalam penelitian ini. Kedua data ini akan diolah dan dianalisis melalui beberapa metode analisis yang digunakan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif dan analisis sumber-sumber risiko produksi.

Analisis sumber-sumber risiko produksi digunakan untuk menjawab tujuan penelitian yang ke dua yaitu menganalisis seberapa besar kemungkinan risiko pada setiap sumber risiko serta dampak yang di timbulkan pada peternakan ayam broiler. Pada analisis sumber-sumber risiko ini menggunakan data kuantitatif. Sumber data kuantitatif yang digunakan berasal dari data kematian ayam broiler. Analisis deskriptif digunakan untuk menjawab tujuan penelitian yang pertama dan ke tiga yaitu mengidentifikasi sumber-sumber risiko yang ada pada peternakan mitra Dramaga Unggas Farm dan upaya yang dilakukan untuk mengatasi risiko yang dihadapi oleh peternak. Adapun data yang digunakan dalam analisis ini adalah data kualitatif. Sumber data kualitatif diperoleh melalui kuesioner dan wawancara ke peternak mitra maupun perusahaan inti.

Analisis Deskriptif

(33)

produksi usaha ternak ayam broiler dan menganalisis upaya yang dilakukan oleh peternak untuk mengantisipasi risiko produksi usaha ternak ayam broiler. Metode analisis deskriptif dilakukan dengan cara observasi dan wawancara dengan peternak ataupun pihak Dramaga Unggas Farm secara mendalam untuk keperluan analisis selanjutnya.

Analisis sumber-sumber risiko

Penilaian sumber-sumber risiko ini menggunakan jenis pengolahan data kuantitatif dengan menilai kemungkinan terjadinya risiko pada setiap sumber risiko yang teridentifikasi kemudian menilai dampak yang terjadi akibat sumber risiko sehingga dapat diketahui nilai kerugian akibat dari setiap sumber risiko. Setelah mengetahui kemungkinan terjadinya risiko dan dampaknya disetiap sumber risiko produksi kemudian dapat dihasilkan status risiko,dimana status risiko ini dapat digunakan untuk memprioritaskan penanganan risiko. Kemudian dipetakan dalam pemetaan risko sehingga dapat menganalisis strategi apa yang dapat dilakukan untuk menangani adanya sumber-sumber risiko tersebut.

Analisis kemungkinan terjadinya Risiko

Besarnya risiko dapat diukur jika mengetahui kemungkinan terjadinya risiko dan besarnya dampak risiko terhadap suatu usaha. Dalam analisis risiko pertama yang diperhitungkan adalah seberapa besar kemungkinan terjadinya risiko. Metode yang digunakan untuk mengetahui kemungkinana terjadinya risiko adalah metode nilai standar atau z-score. Metode ini dapat digunakan apabila ada data historis dan berbentuk kontinus(desimal). Penentuan batas probabilitas atau kemungkinan besar dan kecil terjadinya risiko dalam penelitian ini yaitu sebesar 20 persen (Kountur 2008). Jika sumber risko yang probablitasnya lebih dari 20 persen dianggap sebagai kemungkinan besar, sedang jika kurang dari 20 persen maka dianggap kemungkinan kecil (Kountur 2008).

Pada penelitian ini yang akan dihitung adalah kemungkinan terjadinya risiko pada kegiatan produksi ayam broiler dari 10 peternak pada satu siklus terakhir. Menurut kountur,2008 ada beberapa langkah yang perlu dilakukan untuk menghitung kemungkinan risiko jika menggunakan metode ini, yaitu :

1. Menghitung rata-rata kejadian berisiko dengan cara sebagai berikut :

Dimana :

x = Nilai rata-rata dari kejadian berisiko daripeternakan mitra Dramaga Unggas Farm (ekor)

xi = Nilai per periode kejadian berisiko peternakan mitra Dramaga Unggas Farm (ekor)

(34)

Dimana :

s = Standar deviasi dari kejadian berisiko peternakan mitra Dramaga Unggas Farm

xi = Nilai per periode kejadian berisiko peternakan mitra Dramaga Unggas Farm (ekor)

x = Nilai rata-rata dari kejadian berisiko dari peternakan mitra Dramaga Unggas Farm (ekor)

n = Jumlah responden peternakan mitra Dramaga unggas Farm (10 Peternak) 3. Menghitung Z-score

Dimana :

z = Nilai Z-score dari kejadian berisiko padapeternakan mitra Dramaga Unggas Farm

X = Batas risiko yang masih dianggap masih dalam taraf normal dalam peternakan ayam pada peternak mitra Dramaga Unggas Farm

x = Nilai rata-rata dari kejadian berisiko dari peternakan mitra Dramaga Unggas Farm (ekor)

s = Standar deviasi dari kejadian berisiko peternakan mitra Dramaga Unggas Farm

4. Mencari probabilitas terjadinya risiko

Setelah dicari nilai z-score dari peternakan ayam broiler pada peternak mitra Dramaga Unggas farm, maka selanjutnya data dihitung probabilitas terjadinya risiko produksi yang di peroleh dari tabel distribusi normal sehingga dapat diketahui berapa persen kemungkinan terjadinya keadaan dimana produksi ayam broiler mendatangkan kerugian.

Analisis Dampak Risiko

Metode yang digunakan dalam mengukur dampak risiko adalah VaR(Value at Risk). VaR menunjukan besarnya potensi kerugian dari suatu kejadian yang bisa terjadi pada suatu periode tertentu dengan tingkat toleransi tertentu (Kountur 2008).Penggunaan VaR dalam mengukur dampak risiko hanya dapat dilakukan apabila terdapat data historis sebelumnya.

(35)

Perhitungan VaR dapat di mulai dengan mengidentifikasi sumber-sumber risiko produksi pada usahaternak ayam broiler pada peternakan mitra Dramaga Unggas Farm. Kemudian hitung jumlah kematian ayam per periode. Jumlah kematian ayam broiler tersebut kemudian dikalikan dengan harga kontrak ayam hidup pada kontrak kemitraan yaitu Rp14 500 dan dikali berat rata-rata ayam hidup yang terjadi pada peternakan mitra DUF yaitu 1.6 kg per ekor. Setelah didapat angka kerugiandari masing masing periodekemudian dijumlahkan dan dihitung rata-ratanya setelah itu dicari berapa nilai standar deviasi (penyimpangan). Kemudian selanjutnya menghitung Value at Risk.Menurut Kountur 2008, VaR Dapat di hitung dengan rumus berikut :

Dimana :

VaR= Dampak kerugian yang di timbulkan oleh kejadian berisiko usahaternak ayam broiler pada peternakan mitra DUF(Rp)

x = Nilai rata-rata kerugian akibat dari kejadian berisiko padapeternakanmitra Dramaga Unggas Farm (Rp)

z = Nilai Z yang diambil dari tabel distribusi normal dengan alfa 5 persen s = Standar deviasi kerugian dari kejadian berisiko peternakan mitra

Dramaga Unggas Farm

n = Jumlah kejadian yang berisiko pada peternakan mitra Dramga Unggas Farm (10 peternak )

Penentuan nilai yang membatasi dampak besar dan kecil yaitu melalui diskusi dengan para peternak mitra dan perusahaan inti yaitu dengan memperhitungkan setengah dari batas maksimum tingkat kematian ayam yaitu dua setengah persen dikalikan harga kontrak ayam hidup sebesar Rp14 500 dikalikan bobot rata-rata ayam yaitu 1.6 kg per ekor kemudian dikalikan jumlah populasi ayam pada penelitian ini yaitu 3000 ekor. Hasilnya adalah sebesar Rp1 740 000. Jadi jika sumber risiko yang menghasilkan dampak risiko yang lebih dari Rp1 740 000 maka sumber risiko tersebut memiliki dampak kerugian yang besar begitu juga sebaliknya.

Pemetaan Risiko

(36)

Probablitias (%) Besar

Kecil

Dampak (Rp) Kecil Besar

Gambar 4 Peta Risiko

Sumber : Kountur (2008)

Probabalitias atau kemungkinan terjadinya risiko dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu kemungkinan besar dan kemungkinan kecil. Penentuan batas kemungkinan besar dan kecil mengacu pada kountur (2008) yaitu risiko yang probabilitas terjadinya 20 persen atau lebih besar dianggap kemungkinan besar sedangkan di bawah 20 persen dianggap kemungkinan kecil (Kountur 2008).

Dampak risiko juga di bagi menjadi dua bagian yaitu dampak besar dan kecil.Penentuan nilai yang membatasi dampak besar dan kecil yaitu melalui informasi mengenai kerugian rata-rata peternak pada periode sebelumnya dan melalui diskusi dengan para peternak mitra dan perusahaan inti serta penyuluh lapang yaitu dengan memperhitungkan setengah dari batas maksimum tingkat kematian ayam (5 persen) yaitu 2.5 persen dikalikan harga kontrak ayam hidup sebesar Rp14 500 dikalikan bobot rata-rata ayam yaitu 1.6 kg per ekor kemudian dikalikan jumlah populasi ayam pada penelitian ini yaitu 3000 ekor.Kemudian didapat hasilnya yang membatasi dampak dari sumber risiko besar dan kecil, sehingga jika sumber risiko yang dampaknya melebihi hasil tersebut akan menjadi sumber risiko yang memiliki dampak besar, sedangkan sumber risko yang memiliki dampak lebih kecil dari hasil tersebut maka sumber risiko tersebut memiliki dampak kecil.

Status Risiko

Penempatan risiko pada peta risiko didasarkan atas perkiraan posisisnya berada di mana dari hasil perhitungan probabilitas dan dampak. Untuk mengetahui posisi yang sebenarnya, maka perlu di hitung status risikonya. Status risiko di peroleh dari hasil perkalian antara probabilitas dan dampak (Kountur 2008) :

Status Risiko = Probabilitas x Dampak

Status Risiko hanya menggambarkan urutan risiko dari yang paling berisiko sampai dengan yang paling tidak berisiko sehingga dapat digunakan untuk mengutamakan penanganan pada suatu sumber risiko.

Kuadran 1 Kuadran 2

(37)

Penanganan Risiko

Setelah mengetahui hasil dari pemetaan risko, kemudian dapat diterapkan strategi penanganan risiko yang sesuai. Menurut Kountur (2008) terdapat dua strategi yang dapat dilakukan untuk menangani risiko, yaitu :

1. Menghindari risiko (Strategi Preventif)

Sebelum risiko terjadi harus ada cara-cara preventif yang dilakukan sehingga risiko tidak terjadi. Preventif dilakukan apabila probabilitas risiko besar. Sumber risiko yang berada di kuadran 1 dan 2 yang dapat di lihat pada gambar 5 adalah sumber risko dengan probabilitas atau kemungkianan terjadinya besar. Dengan demikian, strategi untuk menangani sumber risiko yang berada di kuadran 1 dan 2 adalah strategi preventif. Strategi preventif membuat sumber risiko yang berada di kuadran 1 atau 2 akan bergeser ke kuadran 3 atau 4 seperti terlihat pada gambar 5.

Probablitias (%) Besar Preventif

Kecil

Dampak (Rp) Kecil Besar

Gambar 5 Preventif Risiko

Sumber : Kountur (2008)

2. Mengurangi risiko (Mitigasi)

Mitigasi adalah strategi penanganan risiko yang dimaksudkan untuk memperkecil dampak yang ditimbulkan dari risiko. Strategi mitigasi akan menangani risko sedemikian rupa sehingga risko yang berada di kuadran 2 bergeser ke kuadran 1 dan risiko yang berada di kuadran 4 akan bergeser ke kuadran 3 (lihat gambar 6) . Strategi mitigasi dapat dilakukan dengan diversifikasi, penggabungan dan pengalihan (Kountur 2008).

Kuadran 1 Kuadran 2

(38)

Probablitias (%) Besar

Kecil

Dampak (Rp)

Kecil Besar

Mitigasi

Gambar 6 Mitigasi Risiko

Sumber : Kountur (2008)

GAMBARAN UMUM

Deskripsi perusahaan

Dramaga Unggas Farm merupakan perusahaan mitra ayam broiler yang didirikan pada tanggal 17 Juli 2009. Lokasi kantor perusahaan ini berada di Jl. Raya Dramaga KM 8, Ruko peumahan Dramaga Hijau, kecamatan Dramaga Kabupaten Bogor.

Dramaga Unggas Farm memasok kebutuhan sarana produksi peternakan (sapronak) yang terdiri dari bibit ayam (DOC), pakan, obat-obatan, vitamin serta bahan kimia (OVK). DUF sendiri tidak memproduksi sapronak tersebut akan tetapi memasok dari produsen sapronak. Meskipun masih bergantung pada pemasok sapronak, DUF tetap dapat menjamin kelancaran penyaluran sapronak kepada peternakan mitranya. Hal ini dikarenakan DUF sudah memiliki lebih dari satu produsen sapronak, contohnya saja sarana produksi ternak berupa DOC ( Day Old Chick) yang di pasok dari berbagai produsen DOC seperti Charoen Phokpand, Malindo, KMS (Kerta Mulya Sejahterah) dan Wonokoyo. Sama halnya dengan sarana produksi ternak lainnya seperti pakan. Pakan yang digunakan pada umur seminggu (starter) menggunakan pakan dari PT Malindo,sedangkan untuk ayam yang berumur 2-4 minggu yang di kenal dengan pakanfinisheritu dipasok dari PT Charoen Phokpand.

Dalam menjalankan kegiatan operasional pemilik perusahaan dibantu olehbagian administrasi produksi,bagian logistik,bagian pemasaran dan petugas penyuluh lapang (PPL). Semua bagian pekerjaan telah memiliki tugas dan tanggung jawab masing-masing.

Peternak plasma yang bekerjasama dengan Dramaga Unggas Farm tersebar di beberapa wilayah di kecamatan yang berada di kabupaten Bogor. Hal

Kuadran 1 Kuadran 2

(39)

ini disebabkan karena perusahaan ini berlokasi di kecamatan Dramaga kabupaten Bogor,Jawa Barat. Kabupaten Bogor merupakan kabupaten yang sangat berpotensi untuk peternakan ayam broiler yang kemudian sebagai pemasok untuk berbagai industri makanan dan restoran di luar kabupaten Bogor. Saat ini Dramaga Unggas memiliki jumlah peternak mitra sebanyak 54 peternak. Adapun lokasi penyebaran peternakanmitra dapat dilihat pada tabel 8.

Tabel 8 Data Jumlah dan lokasi peternak mitra Dramaga Unggas Farm

No Wilayah Kecamatan Jumlah peternak (orang)

1 Dramaga 17

Sumber : Dramaga Unggas Farm (2014)

Berdasarkan tabel 8 mayoritas peternak mitra Dramaga Unggas Farm berada di kecamatan Dramaga. Namun demikian DUF tidak berkonsentrasi untuk memajukan satu kecamatan saja , karena semua wilayah kecamatan di kabupaten Bogor dibidik untuk memajukan usaha kemitraan perusahaan.

Pola kemitraan yang dilakukan yaitu dengan pola inti-plasma. Dramaga Unggas Farm (DUF) sebagai perusahaan inti yang memasok sarana produksi ternak dan menjamin pemasaran ayam, sedangkan peternak sebagai plasma yang bermitra dengan perusahaan inti yang berkewajiban menjaga dan memelihara ayam broiler sebaik mungkin dari masuknya DOC ke kandang sampai panen. Kemitraan yang terjalin antara peternak dan perusahaan inti didasarkan dengan adanya kontrak kemitraan yang mencakup harga sarana produksi ternak, harga ayam hidup sesuai bobot badan ayam yang diperoleh saat panen dan ketentuan lainnya yang dapat di lihat pada lampiran 3. Pengaruh kemitraan ini terhadap risiko produksi yang dialami peternak plasma yaitu peternak plasma mendapat garansi dari perusahaan pemasok DOC (Day Old Chick) sebesar dua persen. Selain itu juga kemitraan yang terjalin menambah pengetahuan peternak plasma dan mengatisipasi timbulnya risiko produksi dengan adanya penyuluh lapang dan dokter hewan yang membantu peternak dalam menghadapi risiko produksi ayam broiler.

Karakteristik Peternak Mitra

(40)

Tabel 9 Karakteristik sepuluh peternak mitra Dramaga Unggas Farm

Sumber : Dramaga Unggas Farm (2014)

Usia

Berdasarkan hasil penelitian, didapatkan bahwa usia peternak responden menyebar mulai 23 sampai dengan 63 tahun. Sebagian besar usia peternak berada pada usia dewasa. Usia seseorang dapat menentukan prestasi kerja atau kinerja orang tersebut. Usia peternak juga berpengaruh terhadap kondisi biologis dan psikologis seseorang.

Responden pada Penelitian ini adalah sepuluh peternak mitra DUF yang tersebar di kecamatan Dramga, Ciampea dan Cibungbulang yang merupakan objek penelitian ini. Enam dari sepuluh responden tersebut berusia diantara 23 sampai 35 tahun dan empat responden lainnya berusia diatas 40 tahun.

Tingkat Pendidikan

Pada dasaranya Kualitas sumberdaya manusia berbanding lurus dengan tingkat pendidikan orang tersebut.Pendidikan sangat diperlukan di semua sektor termasuk usaha peternakan ayam broiler.

Responden pada penelitian ini sebagian besar memiliki tingkat pendidikan terakhir pada tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA). Ada dua responden yang memiliki tingkat pendidikan terakhir pada tingkat Sekolah Dasar (SD). Namun tidak menutup kemungkinan untuk melakukan usahaternak ayam broiler. Karena usahaternak ayam broiler dapat dilakukan oleh siapa saja yang ingin dan berkomitmen di bidang ini. Selain itu, ada salah satu responden yang memiliki tingkat pendidikan terakhir Sarjana. Bagi responden yang belatar belakang pendidikan tinggi tersebut, bermitra dengan DUF merupakan pekerjaan sampingan, sedangkan responden yang belatarbelakang pendidikan rendah bermitra dengan DUF merupakan pekerjaan utama.

Skala usaha

Gambar

Gambar 3  Kerangka Pemikiran Operasional
Gambar 4 Peta Risiko
Gambar 5  Preventif Risiko
Tabel 8  Data Jumlah dan lokasi peternak mitra  Dramaga Unggas Farm
+7

Referensi

Dokumen terkait

Kegiatan Magang Manajemen Pemeliharaan Ayam Petelur dilaksanakan pada tanggal 16 Pebruari sampai 16 Maret 2009. Pemeliharaan ayam petelur berlokasi di peternakan PT Sari

1) Analisis kelayakan non finansial usaha peternakan ayam broiler peternakan Agus Suhendar dengan sistem kemitraan pola inti plasma bersama CV. Tunas Mekar Farm

Robert Sianturi Dalam Satu Periode 62 Tabel 4.12 Biaya Tenaga Kerja Langsung Pabrik Peternakan Ayam Broiler Robert Sianturi Dalam Satu Periode 62 Tabel 4.13 Biaya

Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui analisis benchmarking pada biaya produksi sehingga mampu menekan biaya produksi pada Peternakan Ayam Broiler Arjo Saragi..

Setelah melakukan benchmarking terhadap peternakan ayam broiler Robert Sianturi, peternakan ayam broiler Arjo Saragi mengurangi jumlah karyawannya menjadi 3 orang untuk

DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI YANG BERJUDUL ANALISIS RISIKO DALAM USAHATERNAK AYAM BROILER (STUDI KASUS USAHA PETERNAKAN X DI DESA TAPOS, KECAMATAN TENJO, KABUPATEN

Penelitian yang dilakukan adalah optimalisasi faktor-faktor produksi peternakan ayam broiler dengan menggunakan Goal Programming.Tujuan penelitian ini adalah untuk menentukan

Ketinggian lokasi kandang di peternakan Bagus Farm yang tidak sesuai dengan ketinggian ideal peternakan ayam broiler dapat menyebabkan ayam broiler mengalami