• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Kelayakan Usaha Peternakan Ayam Broiler Berkah Sejahtera Farm di Desa Sukamanah Kabupaten Bogor

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Kelayakan Usaha Peternakan Ayam Broiler Berkah Sejahtera Farm di Desa Sukamanah Kabupaten Bogor"

Copied!
77
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN AYAM

BROILER PADA BERKAH SEJAHTERA FARM

DESA SUKAMANAH KABUPATEN BOGOR

MART NOVA ELITA

DEPARTEMEN AGRIBISNIS

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(2)
(3)

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN

SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA

*

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Analisis Kelayakan Usaha Peternakan Ayam Broiler Berkah Sejahtera Farm di Desa Sukamanah, Kabupaten Bogor adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor.

Bogor, September 2014

Mart Nova Elita

NIM H34124053

*

(4)
(5)

ABSTRAK

MART NOVA ELITA. Analisis Kelayakan Usaha Peternakan Ayam Broiler Berkah Sejahtera Farm di Desa Sukamanah Kabupaten Bogor. Dibimbing oleh HENY K DARYANTO.

Analisis kelayakan usaha peternakan ayam broiler Berkah Sejahtera Farm merupakan dasar untuk menilai apakah kegiatan investasi yang dilakukan dalam penambahan jumlah produksi ayam broiler layak untuk dijalankan, memberikan gambaran prospek bisnis dan seberapa besar kemungkinan manfaat dari bisnis. Analisis aspek non finansial menunjukan bahwa usaha peternakan ini layak untuk dijalankan baik dari aspek pasar, teknis, manajemen, hukum, dan aspek sosial lingkungan karena sudah memenuhi kriteria kelayakan usaha. Analisis aspek finansial menunjukan bahwa usaha peternakan ini layak untuk dijalankan. Nilai NPV Berkah Sejahtera Farm diperoleh sebesar Rp 564 302 866, nilai IRR 53%, nilai Net B/C 2.95 dan nilai Payback Period 2 tahun 6 bulan. Semua nilai indikator kelayakan finansial peternakan Berkah Sejahtera Farm memenuhi standar kelayakan usaha. Berdasarkan analisis switching value ditemukan bahwa besarnya toleransi maksimal terhadap komponen input dan output oleh peternakan Berkah Sejahtera Farm adalah penurunan harga jual ayam broiler sebesar 4.06% penurunan jumlah produksi sebesar 4.06% dan kenaikan harga pakan sebesar 6.86%.

Kata kunci: IRR, kelayakan usaha, NPV, Net B/C, switching value

ABSTRACT

MART NOVA ELITA. Feasibility Analysis of Broiler Farm at Berkah Sejahtera Farm in Sukamanah, Bogor Regency. Supervised by HENY K DARYANTO.

The feasibility analysis of broiler Farm at Berkah Sejahtera Farm is needed to assess whether the activities of the investment made in the addition of broiler chicken production is feasible, gives an overview of business prospects and how likely the benefits can be received from the business. The nonfinancial analysis indicates that the Farm is feasible either from the aspect market, technical, management, legal, and social aspects of the environment because it has already met the criteria of feasibility business. The financial analysis of Berkah Sejahtera Farm indicates that the Farm deserves to be run. The values of NPV, IRR. Net B/C, and Payback Period of Berkah Sejahtera Farm are Rp 564 302 866, 53%, 2.95 and 2 year 6 month. These indicator values of financial feasibility of the business have met the business feasibility standards. Analysis switching value found that the magnitude of tolerance maximum against component input and output by the Farm are decrease selling price broiler of 4.06%, decrease the amount of production of 4.06%, and increase in the price of feed of 6.86%.

(6)
(7)

ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN AYAM

BROILER PADA BERKAH SEJAHTERA FARM

DESA SUKAMANAH KABUPATEN BOGOR

MART NOVA ELITA

DEPARTEMEN AGRIBISNIS

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2014

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi

pada

(8)
(9)

Judul Skripsi : Analisis Kelayakan Usaha Peternakan Ayam Broiler Berkah

Sejahtera Farm di Desa Sukamanah Kabupaten Bogor

Nama : Mart Nova Elita

NIM : H34124053

Disetujui oleh

Dr Ir Heny K Daryanto, MEc Pembimbing

Diketahui oleh

Dr Ir Dwi Rachmina, MSi Ketua Departemen

(10)
(11)

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang dipilih dalam penelitian ini ialah Studi Kelayakan Bisnis, dengan judul Analisis Kelayakan Usaha Peternakan Ayam Broiler Berkah Sejahtera Farm di Desa Sukamanah, Kabupaten Bogor.

Terima kasih penulis ucapkan kepada Ibu Dr. Ir. Heny K Daryanto, MEc selaku pembimbing yang telah bersedia meluangkan waktu dalam memberikan bimbingan, arahan, saran, serta ilmu pengetahuannya selama penyusunan skripsi. Terimakasih juga kepada Ibu/Bapak dosen yang telah memberikan bekal pengetahuan kepada penulis. Di samping itu, penghargaan penulis sampaikan kepada Bapak Surip selaku pemilik dari peternakan Berkah Sejahtera Farm beserta karyawan yang telah membantu selama pengumpulan data. Ungkapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada ayah, ibu dan keluarga besar atas doa dan dorongan semangat yang diberikan tak pernah putus, nasehat, serta kasih sayang yang diberikan kepada penulis. Terima kasih juga penulis sampaikan kepada teman-teman teman-teman Agribisnis Alih Jenis angkatan tiga yang tidak dapat disebutkan satu per satu.

Semoga skripsi ini dapat berguna bagi pembaca dan sebagai bahan rujukan untuk melakukan penelitian lebih lanjut.

Bogor, September 2014

(12)
(13)

DAFTAR ISI

Ruang Lingkup dan Keterbatasan Penelitian 6

TINJAUAN PUSTAKA 6

Teknis Budidaya Ayam Broiler 6

Analisis Kelayakan Usaha 8

Persamaan dan Perbedaan dengan Peneliti Terdahulu 11

KERANGKA PEMIKIRAN 12

Kerangka Pemikiran Teoritis 12

Aspek-Aspek Studi Kelayakan 13

Konsep Nilai Waktu Uang (Time value of money) 16

Kriteria Kelayakan Investasi 15

Analisis Kelayakan Aspek Non finansial 20

Analisis Kelayakan Aspek Finansial 22

Asumsi-Asumsi Dasar 24

KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 25

Gambaran Umum Berkah Sejahtera Farm 25

HASIL DAN PEMBAHASAN 26

Aspek Sosial, Ekonomi dan Lingkungan 36

Analisis Aspek Finansial 37

Arus Manfaat (Inflow) 37

Arus Biaya (Outflow) 38

Analisis Laba Rugi 46

Analisis Kriteria Kelayakan Investasi 46

Analisis Switching Value Usaha Peternakan Ayam Broiler

Berkah Sejahtera Farm 48

SIMPULAN DAN SARAN 49

Simpulan 50

(14)

DAFTAR PUSTAKA 50

LAMPIRAN 52

DAFTAR TABEL

1 Populasi ayam broiler di Indonesia tahun 2010-2013 1

2 Konsumsi rata-rata per kapita per tahun ayam broiler tahun 2009-2013 2

3 Populasi ayam broiler Kabupaten Bogor tahun 2010-2012 2

4 Rincian sumber data berdasarkan jenis data 19

5 Keperluan temperatur DOC 33

6 Rata-rata harja jual ayam broiler Berkah Sejahtera Farm 37 7 Penerimaan penjualan ayam broiler Berkah Sejahtera Farm 38 8 Biaya investasi dan nilai sisa usaha peternakan Berkah Sejahtera Farm 39

9 Rincian biaya variabel Berkah Sejahtera Farm 43

10 Rincian biaya tetap Berkah Sejahtera Farm 45

11 Hasil analisis kriteria kelayakan investasi 48

12 Hasil analisis switching value Berkah Sejahtera Farm 49

DAFTAR

GAMBAR

1 Hubungan Antara NPV dan IRR 15

2 Kerangka pemikiran operasional 18

3 Layout peternakan Berkah Sejahtera Farm 29

4 Kandang ayam broiler pada Berkah Sejahtera Farm 30

5 DOC (Day Old Chicken) 30

6 Sekam padi 32

8 Tempat minum otomatis 40

9 Tempat pakan 40

10 Kandang yang ditutupi terpal plastik 42

11 Hubungan antara NPV dan IRR 47

DAFTAR LAMPIRAN

1 Rincian biaya penyusutan investasi 53

2 Proyeksi laba rugi Berkah Sejahtera Farm 54

3 Proyeksi arus kas (cash flow) Berkah Sejahtera Farm 55 4 Analisis switching value penurunan harga jual ayam broiler sebesar

4.06%. 57

5 Analisis switching value penurunan jumlah produksi sebesar

4.06%. 59

6 Analisis switching value peningkatan harga pakan sebesar

(15)

PENDAHULUAN

Latar belakang

Sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang memiliki peran penting dalam pertumbuhan perekonomian Indonesia. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (2014), kontribusi sektor pertanian terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) berada pada posisis kedua setelah sektor industri pengolahan. Kontribusi sektor pertanian terhadap pertumbuhan PDB Indonesia pada tahun 2010 mencapai 15.29 persen, 14.71 persen pada tahun 2011, 14.50 persen pada tahun 2012 dan 14.43 persen pada tahun 2013. Salah satu dari sektor pertanian yang memberikan kontribusi terhadap PDB adalah subsektor peternakan yang sangat potensial untuk dikembangkan.

Ayam broiler adalah salah satu komoditi yang dapat diandalkan dalam subsektor peternakan di Indonesia. Perkembangan ayam broiler di Indonesia, dapat dilihat dari jumlah populasi ayam broiler setiap tahunnya. Ayam broiler atau sering disebut ayam ras pedaging di Indonesia tiap tahunnya mengalami peningkatan jumlah populasi. Tabel 1 menunjukkan bahwa jumlah populasi ayam broiler tahun 2010 sampai dengan tahun 2013 memiliki tren meningkat. Peningkatan populasi tersebut mengindikasikan bahwa peternak sangat tertarik dengan bisnis peternakan ayam broiler.

Tabel 1 Populasi ayam broiler di Indonesia tahun 2010-2013

Tahun Jumlah (ekor)

2010 986 871 712

2011 1 177 990 869

2012 1 244 402 016

2013* 1 355 288 419

Catatan : *) Angka sementara

Sumber : Direktorat Jenderal Peternakan, 2013

Permintaan terhadap daging ayam broiler sebagai kebutuhan protein hewani terus mengalami peningkatan seiring dengan pertambahan populasi penduduk. Hal tersebut ditunjukkan oleh konsumsi rata-rata per kapita ayam broiler yang terus meningkat dari lima tahun terahir bila dibandingkan dengan daging sapi dan ayam kampung. Rata-rata pertumbuhan konsumsi per kapita terhadap ayam broiler pada tahun 2009 sampai dengan tahun 2013 mencapai 4.60 persen, seperti yang ditunjukkan pada Tabel 2. Daging ayam banyak dikonsumsi masyarakat sebagai substitusi daging sapi karena harganya lebih murah dari daging sapi. Besarnya jumlah konsumsi tersebut merupakan apresiasi yang baik dari masyarakat terhadap produk peternakan ayam broiler. Selain itu, besarnya jumlah ini menunjukkan kesadaran masyarakat Indonesia untuk terus memenuhi kebutuhan protein hewani yang berasal daging ayam.

(16)

dalam peningkatan kesejahteraan masyarakat, 2) membantu program pemerintah dalam rangka membangun Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas melalui program ketahanan pangan, terutama dalam penyediaan bahan pangan protein hewani yang Aman, Sehat, Utuh, dan Halal (ASUH).

Tabel 2 Konsumsi rata-rata per kapita per tahun ayam broiler tahun 2009-2013 Bahan Makanan

Berdasarkan data sensus pertanian Jawa Barat tahun 2013, peningkatan jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum tertinggi antara tahun 2003 sampai tahun 2013 terjadi pada subsektor peternakan, yang mengalami peningkatan sebesar 94.69 persen. Subsektor peternakan memiliki jumlah usaha pertanian terbanyak pada tahun 2013, yaitu sebanyak 160 usaha, diikuti oleh subsektor hortikultura sebanyak 128 usaha dan subsektor perkebunan sebanyak 56 usaha.

Berdasarkan data Direktorat Jendral Peternakan pada tahun 2013 produksi ayam broiler Jawa Barat terus mengalami peningkatan yaitu 498 862 ton pada tahun 2012 meningkat menjadi 552 589 ton pada tahun 2013. Dari Pemetaan Sektor Pertanian di Jawa Barat yang telah direncanakan Pemerintah Provinsi Jawa Barat, Kabupaten Bogor merupakan salah satu wilayah yang dipilih untuk pengembangan usaha unggas produksi daging dan telur lebih besar dari 10 persen1.

Tabel 3 Populasi ayam broiler Kabupaten Bogor tahun 2010-2012

Tahun Populasi (ekor) Persentase Pertumbuhan (%)

2010 15 771 780

2011 17 175 302 12.13

2012 17 684 762

Sumber: Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Bogor (2014)

Tabel 3 menunjukkan laju pertumbuhan populasi ayam broiler di Kabupaten Bogor pada tahun 2010 sampai 2012 cukup besar yaitu 12.13 persen. Hal ini mengindikasikan bahwa peternak yang membudidayakan ayam broiler di Kabupaten Bogor terus bertambah. Banyaknya jumlah usaha peternakan di Kabupaten Bogor dapat berkontribusi penting dalam perekonomian daerah yaitu sebagai penyedia lapangan pekerjaan dan penyedia bahan pangan.

Usaha peternakan ayam broiler atau ayam ras pedaging memiliki beberapa keunggulan apabila dibandingkan dengan peternakan penghasil daging lainnya.

1

(17)

Keunggulan tersebut diantaranya adalah siklus produksi yang singkat yaitu dalam waktu 4-6 minggu ayam broiler sudah dapat dipanen dengan bobot badan 1.5-1.56 kg/ekor. Siklus produksi yang pendek menjadi daya tarik bagi peternak karena perputaran modalnya relatif lebih cepat kembali, sehingga keuntungan akan cepat didapatkan.

Peningkatan populasi ayam broiler di Kabupaten Bogor sampai saat ini belum mampu memenuhi kebutuhan konsumen. Hal tersebut terlihat dari jumlah penduduk Kabupaten Bogor yang mencapai 4 966 621 jiwa pada tahun 2012. Dengan asumsi konsumsi rata-rata ayam broiler 7.0 kg per kapita per tahun2 dan satu ekor ayam broiler diasumsikan 1 kg, maka untuk memenuhi kebutuhan penduduk Kabupaten Bogor dibutuhkan tambahan sebanyak 17 081 585 ekor ayam broiler per tahun. Konsumsi rata-rata per kapita masyarakat Indonesia terhadap ayam broiler dianggab masih rendah bila dibandingkan dengan Malaysia dan Thailand yang sudah mengkonsumsi ayam broiler sebanyak 10-11 kg per kapita per tahun. Untuk mewujudkan pencapaian tersebut maka peternakan ayam broiler harus terus dikembangkan. Dilain sisi, dalam memulai usaha peternakan ayam broiler memerlukan investasi yang besar sehingga belum banyak peternak yang membudidayakan ayam broiler dalam skala yang besar.

Kecamatan Megamendung merupakan salah satu wilayah di Kabupaten Bogor dimana masyarakatnya banyak membudidayakan ayam broiler. Berkah Sejahtera Farm merupakan peternakan ayam broiler milik Bapak Surip yang terletak di Desa Sukamanah, Kecamatan Megamendung, Kabupaten Bogor. Berkah Sejahtera Farm telah melakukan kegiatan investasi yang cukup besar dalam kegiatan produksi ayam broiler. Melihat besarnya jumlah investasi yang telah dilakukan, maka penelitian tentang kelayakan usaha perlu dilakukan. Selain itu peternakan ayam broiler sebagai salah satu usaha pertanian sangatlah sensitif terhadap perubahan lingkungan. Perubahan tersebut dapat berasal lingkungan ekstenal maupun internal seperti: kenaikan biaya bahan baku, penurunan harga jual output, adanya gangguan penyakit, dan sebagainya. Perubahan tersebut diduga akan langsung mempengaruhi komponen cashflow yang pada akhirnya akan mempengaruhi net benefit dan mengubah kelayakan dari bisnis peternak ayam broiler atas investasi yang telah dilakukan.

Perumusan Masalah

Kebutuhan akan daging dalam negeri terus meningkat seiring dengan peningkatan jumlah penduduk dan meningkatnya kesadaran masyarakat untuk mengkonsumsi protein hewani. Salah satu komoditi penyedia protein hewani adalah ayam. Telur dan daging ayam merupakan sumber protein yang digemari oleh masyarakat Indonesia karena harganya yang relatif murah dibandingkan dengan daging sapi dan protein hewani lainnya. Selain itu konsumen cenderung memilih daging ayam karena alasan kesehatan, mudah diperoleh, serta mudah untuk dimasak (Mulyantini 2011). Oleh sebab itu, ayam broiler memiliki peran penting untuk memenuhi kebutuhan protein hewani.

2

(18)

Kabupaten Bogor merupakan salah satu wilayah yang dipilih untuk pengembangan usaha unggas produksi daging dan telur lebih besar dari 10 persen. Hal tersebut harus didukung dengan terus mengembangkan peternakan ayam broiler di Kabupaten Bogor. Peternakan ayam broiler merupakan salah satu bidang bisnis yang dibangun dengan menggunakan modal yang besar. Sebagaimana suatu proyek atau bisnis yang dibangun dan telah menghabiskan biaya investasi yang cukup besar, sebuah usaha peternakan diharapkan dapat mendatangkan manfaat yang lebih besar dibandingkan dengan biaya yang dikeluarkannya. Gambaran mengenai biaya dan manfaat dapat diketahui melalui

cash flow perusahaan dari hasil studi kelayakan usaha.

Berkah Sejahtera Farm merupakan salah satu usaha peternakan ayam broiler milik Bapak Surip yang terletak di Desa Sukamanah, Kecamatan Megamendung Kabupaten Bogor. Melihat permintaan ayam broiler pada Berkah Sejahtera Farm terus meningkat serta peluang pasar yang masih terbuka, maka pada awal tahun 2013 Berkah Sejahtera Farm telah melakukan penambahan jumlah produksinya sebanyak 20 000 ekor per siklus. Penambahan jumlah produksi ini dilakukan pada bulan Maret tahun 2013, diikuti dengan pembangunan kandang permanen yang memiliki umur ekonomis yang lebih lama dengan tujuan untuk proses budidaya pembesaran ayam broiler secara intensif. Selain itu alat yang digunakan dalam proses produksi sudah menggunakan pemanas gas, manajemen pakan yang baik, serta pemberian vitamin dan vaksin yang teratur.

Penambahan jumlah produksi baru berjalan selama satu tahun. Peternakan ini sudah melakukan investasi yang cukup besar dengan harapan investasi tersebut dapat memberikan keuntungan. Investasi yang telah dilakukan berupa pembangunan kandang dan penambahan peralatan pemanas gas (gasolec). Sejauh ini usaha peternakan milik Bapak Surip berjalan dengan baik, namun Bapak Surip belum mengetahui secara pasti seberapa besar manfaat (benefit) yang diperoleh atas investasi yang telah dikeluarkan terutama pada penambahan jumlah produksi. Hal ini dikarenakan belum pernah dilakukan perhitungan secara khusus baik dari pihak pemilik sendiri maupun pihak dari luar seperti mahasiswa, oleh karena itu penelitian mengenai kelayakan usaha menjadi penting untuk dilakukan, mengingat besarnya biaya investasi yang dikeluarkan dengan menggunakan sumber modal yang besar.

Studi kelayakan usaha pada Berkah Sejahtera Farm dianalisis secara finansial dan non finansial. Aspek non finansial yang dianalisis adalah aspek pasar, aspek teknis, aspek hukum, aspek manajemen, dan aspek sosial, ekonomi dan lingkungan. Analisis non finansial penting dilakukan karena masing-masing aspek ini tidak dapat berdiri sendiri tapi saling berkaitan. Misalnya aspek teknis, dalam hal kemampuan berproduksi akan sangat mempengaruhi aspek finansial atau pelaksanaan bisnis secara operasional akan berpengaruh terhadap kualitas dan kuantitas output yang dihasilkan. Nurmalina et al (2010) menyatakan apabila suatu bisnis salah satu aspeknya kurang memenuhi kriteria kelayakan, maka perlu dilakukan perbaikan atau tambahan yang diperlukan.

(19)

secara mandiri adalah ketidakpastian harga jual ayam broiler. Masalah fluktuasi harga yang terjadi pada saat penjualan output merupakan suatu faktor ketidakpastian yang harus diterima oleh peternak. Hal ini terjadi karena faktor harga bergantung kepada fluktuasi penawaran dan permintaan akan daging ayam di pasaran. Selain itu peningkatan harga pakan juga menjadi faktor ketidakpastian bagi kegiatan peternakan ayam broiler. Harga pakan yang meningkat disebabkan karena adanya kelangkaan dari input untuk pembuatan pakan itu sendiri. Mengingat hingga saat ini input pakan utama seperti kedelai dan jagung pemenuhannya masih mengandalkan impor Mulyantini (2011). Selain itu penurunan jumlah produksi ayam broiler yang dapat disebabkan oleh kurangnya pasokan bibit dan mortalitas tinggi akibat serangan penyakit atau kondisi yang kurang menguntungkan juga menjadi faktor yang tidak pasti bagi peternak. Faktor ketidakpastian ini sangat berpengaruh besar dalam kelayakan usaha peternakan ayam broiler Berkah Sejahtera Farm. Oleh karena itu, perlu dilakukan analisis

switching value untuk melihat seberapa besar perubahan-perubahan pada variabel

input dan output produksi, terutama pada harga jual ayam broiler, harga pakan ayam broiler dan penurunan jumlah produksi yang dapat terjadi agar usaha peternakan ayam broiler pada Berkah Sejahtera Farm masih tetap layak untuk dijalankan.

Berdasarkan uraian tersebut, masalah-masalah yang dianggap perlu untuk dikaji yaitu:

1. Bagaimana kelayakan usaha peternakan ayam broiler Berkah Sejahtera Farm pada penambahan 20 000 ekor DOC per periode jika dianalisis dari aspek non finansial, yaitu aspek pasar, aspek teknis, aspek manajemen, aspek hukum serta aspek sosial, ekonomi, dan lingkungan? 2. Bagaimana kelayakan usaha peternakan ayam broiler Berkah Sejahtera Farm pada penambahan 20 000 ekor DOC per periode jika dianalisis dari aspek finansial?

3. Seberapa besar perubahan maksimum yang dapat terjadi pada variabel penurunan harga jual ayam broiler, penurunan jumlah produksi (output)

serta peningkatan harga pakan (input) pada penambahan 20 000 ekor DOC per periode agar Berkah Sejahtera Farm tetap layak untuk dijalankan?

Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah diatas, maka tujuan dari penelitian pada Berkah Sejahtera Farm adalah sebagai berikut:

1. Menganalisis kelayakan usaha peternakan ayam broiler Berkah Sejahtera Farm pada penambahan 20 000 ekor DOC per periode ditinjau dari aspek non finansial.

2. Menganalisis kelayakan usaha peternakan ayam broiler Berkah Sejahtera Farm pada penambahan 20 000 ekor DOC per periode ditinjau dari aspek finansial.

(20)

serta peningkatan harga pakan (input) pada penambahan 20 000 ekor DOC per periode

Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat dan berguna bagi berbagai pihak, yaitu:

1. Bagi para pembaca, menjadi bahan referensi dan bahan bacaan yang memberikan manfaat ilmu.

2. Bagi Berkah Sejahtera Farm, menjadi bahan masukan sebagai referensi bisnis dan pertimbangan untuk bahan evaluasi bagi kelangsungan usaha. 3. Bagi pihak lain hasil penelitian ini dapat menjadi referensi atau bahan

rujukan bagi pembaca dalam melakukan penelitian lebih lanjut. Ruang Lingkup dan Keterbatasan Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini mencakup usaha ayam broiler yang dilakukan oleh Berkah Sejahtera Farm pada penambahan 20 000 ekor DOC per periode, yang terletak di Desa Sukamanah, Kecamatan Megamendung Kabupaten Bogor. Peneliltian ini difokuskan pada penilaian kelayakan finansial dan non finansial. Kelayakan non finansial yang dibahas dibatasi pada aspek pasar, aspek teknis, aspek manajemen, aspek hukum serta aspek sosial, ekonomi, dan lingkungan. Sedangkan kelayakan finansial yang dibahas dibatasi pada perhitungan laba rugi, kriteria kelayakan investasi yang terdiri dari NPV, IRR, Net B/C dan tingkat pengembalian atau Payback Periode. Selain itu dilakukan juga analisis nilai pengganti (switching value).

TINJAUAN PUSTAKA

Teknis Budidaya Ayam Broiler

(21)

raya sejauh 500 m, sehingga tidak memiliki risiko ayam broiler yang dipelihara akan mengalami stress karena bising dari aktivitas lalulintas.

Kepadatan kandang dalam budidaya ayam broiler harus diperhatikan karena akan berpengaruh pada mortalitas atau tingkat kematian ayam. Selain itu ruang gerak yang cukup akan membuat pertumbuhan ayam broiler optimal. Yunus et al

(2007) menemukan kepadatan kandang ayam broiler yang ditelitinya adalah 8 sampai 9 ekor untuk 1 m2, hal ini tidak terlalu jauh dari standar pemeliharaan ayam broiler yaitu 10 ekor dalam 1 m2. Subkhi et al (2012) dalam penelitiannya menemukan kepadatan kandang 11 sampai 12 ekor dalam 1 m2, kondisi tersebut disimpulkan Subkhi cukup padat dan dapat menghambat pertumbuhan ayam.

Mortalitas atau kematian adalah salah satu faktor yang dapat mempengaruhi keberhasilan usaha pengembangan peternakan ayam. Tingkat kematian ayam broiler sering terjadi pada periode awal atau starter dan semakin rendah pada periode akhir atau finisher. Pemeliharaan yang baik selama proses budidaya per periode akan menghasilkan tingkat mortalitas yang rendah. Rata-rata tingkat mortalitas yang dapat dipertahan peternakan ayam broiler berdasarkan penelitian Saputra (2011) adalah 3,5 persen dari jumlah DOC awal yang dipelihara. Sedangkan penelitian Karmidi (2012) tingkat mortalitasnya sebesar 4.5 persen dan Yunus et al (2007) menemukan mortalitas 4.03 persen. Mortalitas yang tinggi juga disebabkan oleh penyakit yang menyerang ayam broiler pada saat kegiatan produksi. Subkhi et al (2012) menemukan penyakit yang sering menyerang ayam pada periode pertumbuhan adalah gumboro, CRD, newcastle disease (ND),

coccisiosis, bakteri Escherichia coli, dan jamur. Penyebab timbulnya penyakit pada ayam yaitu, mutu DOC jelek, sehingga ketahanan tubuhnya lemah, kegagalan sanitasi ketika mempersiapkan kandang, kegagal-an vaksinasi, terinfeksi penyakit, dan faktor lain, seperti stres.

Pemilihan bibit ayam yang akan dibudidayakan sangat menentukan tingkat produktivitas ayam broiler di akhir periode panen. Namun pemilihan jenis atau strain DOC tergantung pada masing-masing peternak ayam broiler, karena setiap

strain memiliki keunggulan masing-masing. Siregar (2009) dalam penelitiannya menjelaskan terdapat empat strain DOC yaitu Hobb, Ross, AA dan Hybro. Kualitas strain Hobb ditunjukkan dengan pertumbuhan awal (1-2 minggu) yang sangat bagus dengan memperlihatkan pertumbuhan lebih pada daging dan seterusnya pertumbuhan rata untuk daging dan bulu. Sedangkan untuk strain Ross, DOC yang dihasilkan kecil, pertumbuhan awal (1-2 minggu) menunjukkan hasil kurang bagus tetapi untuk selanjutnya pertumbuhan lebih pada daging. Bibit ayam broiler yang baik memiliki ciri : sehat dan aktif bergerak, tubuh gemuk (bentuk tubuh bulat), bulu bersih dan kelihatan mengkilat, hidung bersih, mata tajam dan bersih serta lubang kotoran (anus) bersih, sesuai dengan penelitian Mustiqoh (2009).

Peternakan yang diteliti oleh Karmidi (2012) dan Saputra (2011) menggunakan bibit ayam berumur 1 hari atau DOC (Day Old Chick) yaitu strain Hobb. Pemilihan strain tersebut didasarkan pada kualitas yang dinilai dari sejarah penggunaan strain Hobb pada periode-periode sebelumnya baik yaitu memiliki tingkat mortalitas yang baik, jarang melebihi 4,5 persen dan FCR ± 1,8.

(22)

total biaya produksi. Dalam pemberian pakan apabila menggunakan pakan dari pabrik, maka jenis pakan disesuaikan dengan tingkat pertumbuhan ayam yang dibedakan menjadi 2 tahap. Tahap pembesaran umur 1 sampai 20 hari dan tahap penggemukan diatas umur 20 hari. Subkhi et al (2012) mengemukakan pertumbuhan ayam akan terganggu, bila manajemen pemeliharaan pada periode tersebut tidak dilaksanakan sesuai dengan standar, yang pada akhirnya bobot badan yang dihasilkan tidak optimal dan feed conversion rate (FCR) akan lebih tinggi dari pada standar umur panen pada bobot 1,55 yang dicapai pada kisaran pemeliharaan hari ke-32 atau 33.

Keterlambatan panen akan mengakibatkan kerugian bagi peternak karena pertumbuhan ayam akan mencapai puncak pada umur 32 sampai 33 hari, sedangkan biaya operasional harus tetap dikeluarkan untuk mempertahankan bobot badan yang telah dicapai. Siregar (2008) dan Setiawan (2010) menggunakan sistem pemeliharaan all in all out, yaitu sistem pemeliharaan yang memasukkan dan memelihara DOC dalam kandang dengan umur yang sama dan dapat dipanen dalam umur yang sama. Sistem pemeliharaan ini dapat mempermudah dalam proses pengelolaan produksi dan dapat mengurangi stres pada ayam. Penelitian Yunus et al (2007), Saputra (2011) dan Karmidi (2012 menyatakan panen dilakukan antara umur 32 sampai 36 hari di mana ayam sudah mencapai berat rata-rata 1,75 kg/ekor.

Analisis Kelayakan Usaha

Penelitian analisis kelayakan usaha perlu dilakukan untuk mengetahui apakah usaha tersebut layak atau tidak untuk dikembangkan atau diteruskan. Selain itu analisis kelayakan usaha sangat penting untuk mengambil keputusan yang berkonsekuensi jangka panjang dan berdampak secara finansial. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Saputra (2011), Subkhi et al. (2012) dan Karmidi (2012) usaha peternakan ayam broiler layak untuk terus diusahakan secara finansial. Serli (2013) juga menganalisis kelayakan usaha peternakan ayam, namun jenis peternakan ayam yang dianalisis adalah peternakan ayam kampung. Usaha peternakan ayam kampung yang dianalisis oleh Serli (2013) layak untuk terus diusahakan secara finansial. Masing-masing peneliti menggunakan analisis aspek finansial melalui analisi laba rugi dan kriteria investasi yaitu terdiri dari Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR), Net B/C, dan Payback Period (PP).

Nilai NPV yang diperoleh pada penelitian Saputra (2011), Subkhi et al. (2012), Karmidi 2012, dan Serli (2013) adalah Rp147 928 117, Rp654 918 085, Rp45 021 751, dan Rp13 125 900. NPV yang diperoleh dari masing-masing peneliti tersebut lebih besar dari nol sehingga peternakan layak untuk dijalankan. IRR yang diperoleh adalah 27.84 persen, 25.10 persen, 41.46 persen dan 10.53 persen. Nilai IRR yang dihasilkan oleh masing-masing peneliti lebih besar dari suku bunga yang berlaku, sehingga layak untuk terus dijalankan. Net B/C yang diperoleh adalah 2.124, 2.502, 1.99 dan 1.23. Berdasarkan nilai Net B/C yang diperoleh masing-masing peternak dinyatakan layak karena lebih besar dari satu.

(23)

hasil penelitian Subkhi et al. (2012) yang menganalisis kelayakan usaha peternakan ayam pedaging dengan pola kemitraan di Kecamatan Ciampea Kabupaten Bogor dan dan Serli (2013) yang menganalisis kelayakan usaha peternakan ayam buras pedaging pada Kelompok Tani Sehati di Desa Sirnagalih Kabupaten Bogor. Subkhi et al. (2012) NPV yang diperoleh dari peternakan dengan populasi 22 000 ekor adalah sebesar Rp654 918 085 dan NPV pada peternakan dengan populasi 14 000 sebesar Rp432 786 449, sedangkan Serli (2013) menemukan NPV sebesar Rp13 125 900 dengan populai ayam kampung sebanyak 1500 ekor. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa semakin besar skala usaha yang dijalankan maka hasil NPV yang diperoleh semakin besar pula.

IRR yang diperoleh dari peternakan dengan populasi 22 000 ekor ayam broiler adalah 25.10 persen, sedangkan peternakan dengan populasi 14 000 ekor diperoleh IRR sebesar 26.21 persen. Net B/C ratio yang dihasilkan dari peternakan dengan populasi 22 000 ekor ayam broiler adalah 2.502 yang artinya

benefit yang diperoleh adalah 2.502 kali lipat dari biaya yang dikeluarkan. Sedangkan peternakan dengan populasi 14 000 ekor diperoleh Net B/C ratio

sebesar 2.665 yang artinya benefit yang diperoleh adalah 2.665 kali lipat dari biaya yang dikeluarkan. Hasil perhitungan tersebut mengindikasikan bahwa IRR dan Net B/C pada skala usaha yang lebih besar akan menghasilkan IRR dan Net

B/C yang semakin kecil.

Semakin kecil hasil Payback Period (PP) yang diperoleh maka semakin cepat investasi yang telah dikeluarkan dapat kembali. Serli (2013) memperoleh

Payback Period selama 8 tahun 1 bulan 14 hari, artinya investasi dapat kembali setelah usaha berjalan selama 8 tahun 1 bulan 14 hari. Sedangkan Karmidi (2012) memperoleh Payback Period (PP) selama 11 bulan artinya investasi dapat kembali setelah usaha berjalan selama 11 bulan.

Penelitian yang dilakukan oleh Yunus et al. (2007) berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti-peneliti sebelumnya, yaitu perhitungan kelayakan usaha dilakukan berdasarkan pendapatan peternak yang dirumuskan dengan penerimaan dikurangi total biaya dengan menggunakan rumus R/C Ratio. Yunus et al. (2007) membandingkan tingkat pendapatan yang diperoleh dengan modal yang harus dikeluarkan, sehingga dari analisis tersebut peternakan ayam broiler di Kabupaten Gowa layak untuk terus diusahakan karena R/C Ratio yang diperoleh lebih besar dari 1.

Usaha peternakan ayam broiler tidak terlepas dari lingkungan bisnis yang senantiasa berubah seperti perubahan-perubahan pada variabel input dan output

produksi. Analisis nilai pengganti (switching value) dilakukan untuk melihat variabel atau komponen inflow atau outflow manakah yang paling mempengaruhi kelayakan suatu usaha yang dijalankan. Penelitian Karmidi (2012) menganalisis batas toleransi kenaikan harga DOC dan harga pakan sebagai perubahan pada komponen inflow. Batas toleransi kenaikan harga DOC berdasarkan analisis

(24)

Analisis kelayakan usaha peternakan ayam broiler selain dikaji dari aspek finansial dapat juga dianalisis dari aspek non finansial, yaitu aspek pasar, aspek teknis, aspek manajemen, aspek hukum, dan aspek sosial, ekonomi dan lingkungan.

1. Aspek pasar

Aspek pasar dapat dilihat dari sisi permintaan, penawaran, dan pemasaran output. Penelitian Saputra (2011) dan Karmidi (2012) terlihat secara umum peternak yang melakukan kerjasama akan memperoleh kepastian pasar bila dibandingkan dengan yang tidak melakukan kerjasama. Penelitian Saputra (2011) mengemukakan bahwa peternakan yang diteliti sudah melakukan jalinan kerjasama dengan perusahaan Dramaga Unggas Farm, sehingga berapapun jumlah ternak yang dihasilkan pasti akan dibeli. Adanya pasar yang sudah tetap dan permintaan yang tidak terbatas menyimpulkan bahwa usaha peternakan layak berdasarkan aspek pasar. Karmidi (2012) juga mengemukakan bahwa usaha peternakan yang ditelitinya layak jika ditinjau dari aspek pasar karena peternakan melakukan kerjasama dengan Tunas Mekar Farm. Hal tersebut dibuktikan dengan adanya kepastian pasar dan pembeli langsung datang ke kandang dengan menggunakan harga kontrak tetap, sehingga hasil produksi ayam broiler selalu habis terjual.

2. Aspek teknis

Indikator utama aspek teknis dapat dikatakan layak dilihat dari penentuan lokasi usaha. Saputra (2011) dan Karmidi (2012) menemukan apabila lokasi usahanya sesuai dengan usaha yang dijalankan maka secara teknis dapat dikatakan layak. Selain itu kemudahan akses terhadap sarana dan prasarana juga akan menentukan layak atau tidaknya suatu usaha berdasarkan aspek teknisnya. Proses budidaya juga menjadi faktor penentu kelayakan secara teknis, karena apabila budidaya yang dilakukan menghasilkan suatu output yang sesuai dengan standar maka secara teknis dapat dikatakan layak.

Penelitian Saputra (2011) dan Karmidi (2012) aspek teknis dilihat dari penentuan lokasi budidaya, luasan produksi, letak sumber bahan bakunya, sarana dan prasarana, serta proses pembesaran ayam broiler. Peternakan dikatakan layak secara teknis karena lokasi usaha yang cukup strategis yaitu lokasi kandang yang didirikan cukup jauh dari pemukiman warga sehingga tidak menimbulkan polusi. Selain itu, mudah dilalui oleh sarana transportasi, kemudahan sarana prasarana seperti penyediaan input utama yaitu DOC, pakan, obat-obatan, vitamin dan vaksin, tenaga kerja dan bahan penunjang lainnya yang diperlukan dalam proses produksi. Selain itu pemeliharaan yang dilakukan sudah sesuai dengan teori budidaya ayam yang kebanyakan dilakukan oleh peternakan lainya.

(25)

3. Aspek manajemen

Indikator layaknya aspek manajemen dapat dilihat dari struktur organisasi dari bisnis peternakan yang dijalankan. Saputra (2011) dan Karmidi (2012) mengemukakan walaupun aspek manajemen peternakan sederhana, namun kegiatan pembesaran ayam broiler mampu berjalan dengan lancar sudah dapat dikatakan layak secara manajemen. Selain itu adanya pengawasan dan karyawan yang memiliki pembagian tugas yang jelas, terperinci dan tertulis, sehingga manajemen usaha dapat berjalan dengan baik. Indikator layaknya aspek manajemen selain dilihat dari struktur organisasinya, dapat dilihat dari adanya perencanaan produksi dan pengawasan terhadap kegiatan produksi sehingga meskipun struktur organisasinya masih sederhana namun apabila dalam menjalankannya dapat menghasilkan output dari usaha yang dijalankan, maka secara manajemen usaha tersebut dapat dikatakan layak.

4. Aspek Hukum

Kelengkapan bisnis dari aspek hukum sangat menentukan kelayakan bisnis tersebut. Indikator layaknya aspek hukum dapat dilihat dari ijin masyarakat sekitar, RT/RW, kepala desa, kelurahan sampai pada dinas yang menangani pembuatan ijin usaha. Saputra (2011) dan Karmidi (2012) mengatakan usaha peternakan layak secara aspek hukum, karena sudah memiliki ijin dari masyarakat sekitar peternakan dan RT/RW. Selain itu apabila melakukan kerjasama, peternak memiliki ketentuan kerjasama yang jelas dan tertulis.

5. Aspek Sosial, Ekonomi, dan Lingkungan

Aspek sosial, ekonomi dan lingkungan juga sangat menentukan kelayakan sebuah bisnis, karena apabila salah satu aspek tidak lulus maka bisnis tersebut akan dinyatakan tidak lulus. Indikator aspek sosial dapat dilihat dari dampak yang ditimbulkan dari adanya usaha yang dijalankan dan bagaimana menanganinya. Selain itu dari aspek ekonomi dapat dilihat dari penyerapan tenaga kerja dari adanya usaha, serta aspek lingkungan dilihat dari bagaimana pengelolaan limbah yang dihasilkan dari usaha yang dijalankan. Saputra (2011) dan Karmidi (2012) menemukan apabila suatu usaha dapat menangani dampak dari usahanya dengan baik, dan mampu menyerap tenaga kerja, serta mampu mengelola limbah yang dihasilkannya dengan baik maka secara aspek sosial, ekonomi, dan lingkungan layak untuk dijalankan.

Persamaan dan Perbedaan dengan Peneliti Terdahulu

(26)

Kajian yang dilakukan pada penelitian ini adalah analisis kelayakan dari aspek finansial dan non finansial, dimana terdapat perbedaan dengan penelitian terdahulu yang hanya menganalisis kelayakan usaha peternakan ayam broiler dari aspek finansial yaitu Subkhi et al. (2012) dan Yunus et al. (2007). Analisis kelayakan non finansial tidak jauh berbeda dengan penelitan Karmidi (2012) dan Saputra (2011). Terdapat perbedaan dengan penelitian Yunus et al. (2007) yang menggunakan alat analisis R/C Ratio pada aspek finansial, sedangkan pada penelitian ini dilakukan perhitungan semua biaya yang dikeluarkan dan penerimaan yang diperoleh, dan akan dimasukan kedalam arus kas (cashflow). Arus kas (cashflow) ini terdiri dari komponen arus penerimaan (inflow) dan arus pengeluaran (outflow). Hasil arus kas yang diperoleh dilakukan analisis aspek finansial melalui analisis laba rugi, penilian kriteria investasi yaitu Net Present Value (NPV), Interna Rate of Return (IRR), Net B/C, dan Payback Period (PP), serta dilakukan perhitungan analisis nilai pengganti (switching value). Penelitian ini menganalisis nilai pengganti (switching value) yang dilakukan pada peningkatan harga pakan, penurunan jumlah produksi dan penurunan harga jual ayam broiler. Selain itu perbedaan dengan penelitian sebelumnya yaitu Berkah Sejahtera Farm memiliki jumlah populasi yang lebih banyak dan kandang yang permanen.

KERANGKA PEMIKIRAN

Kerangka Pemikiran Teoritis

Kerangka pemikiran teoritis merupakan kumpulan dari teori-teori yang dijadikan pedoman dalam melakukan penelitian kelayakan usaha peternakan ayam broiler Berkah Sejahtera Farm. Teori konsep kelayakan usaha yang meliputi pengertian kelayakan usaha dari beberapa ahli kelayakan usaha dan aspek-aspek kelayakan usaha yang meliputi aspek non finansial dan aspek finansial dimana suatu bisnis dikatakan layak jika kedua aspek tersebut memenuhi kriteria layak oleh bisnis yang bersangkutan.

Studi Kelayakan Bisnis

(27)

Studi kelayakan bisnis merupakan salah satu langkah awal yang dapat digunakan untuk menilai tingkat kelayakan bisnis yang akan dikerjakan. Selain itu, perhitungan ini juga dapat dipakai pada bisnis yang sedang berjalan jika perhitungan kelayakannya belum pernah dilakukan selama bisnis berjalan.

Studi kelayakan bisnis merupakan dasar untuk menilai apakah kegiatan investasi atau suatu bisnis layak untuk dijalankan. Bagi penanam modal, studi kelayakan bisnis dapat memberikan gambaran prospek bisnis dan seberapa besar kemungkinan tingkat manfaat (benefit) dapat diterima dari suatu bisnis sehingga hal ini merupakan dasar dalam pengambilan keputusan investasi Nurmalina et al.

(2010)

Bisnis yang diperhitungkan dengan menggunakan studi kelayakan bisnis karena nilai investasi yang dikeluarkan besar pada tahap awal pelaksanaan dan nilainya tidak langsung kembali di awal tahun pertama. Menurut Nurmalina et al.

(2010) ada tiga cara penentuan panjangnya umur bisnis yang ditentukan berdasarkan tingkat kemampuan kegiatan bisnis, yaitu:

1. Umur ekonomis suatu bisnis merupakan ukuran umum yang sering dipakai, ditetapkan berdasarkan jangka waktu (periode) yang kira-kira sama dengan umur ekonomis dari aset terbesar yang ada di bisnis.

2. Umur teknis suatu bisnis merupakan ukuran untuk memudahkan perhitungan, biasanya digunakan untuk bisnis yang besar atau bergerak diberbagai bidang sehingga akan lebih mudah menggunakan umur teknis dari unsur-unsur investasi. Umur teknis umumnya lebih panjang dari umur ekonomis. Tetapi hal ini tidak berlaku apabila ada keusangan teknologi. 3. Untuk bisnis yang umur teknis/ekonomis lebih dari 25 tahun biasanya umur

bisnis ditentukan selama 25 tahun karena nilai-nilai sesudah 25 tahun jika di discount rate dengan tingkat suku bunga lebih besar dari 10% maka present value akan kecil sekali karena nilai DF-nya kecil mendekati nol.

Aspek-Aspek Studi Kelayakan

Faktor-faktor yang perlu dinilai dalam menyusun studi kelayakan bisnis adalah menyangkut beberapa aspek yang saling terlibat antara satu dengan lainnya. Aspek-aspek tersebut menentukan bagaimana keuntungan yang diperoleh dari suatu penanaman modal atau investasi yang dilakukan, serta pertimbangan dari seluruh aspek tersebut akan mempengaruhi pada setiap tahap dalam perencanaan siklus pelaksanaan bisnis. Aspek yang perlu diperhatikan dalam studi kelayakan terbagai dalam dua kelompok yaitu aspek non finansial dan aspek finansial. Menurut Jumingan (2009) dan Nurmalina et al. (2010) secara umum aspek-aspek yang perlu diperhatikan dalam studi kelayakan bisnis adalah sebagai berikut :

1. Aspek Pasar

(28)

penawaran, harga, program pemasaran dan perkiraan penjualan yang bisa dicapai perusahaan.

2. Aspek Teknis

Aspek teknis merupakan suatu aspek yang berkenaan dengan proses pembangunan bisnis secara teknis dan pengoperasiannya setelah bisnis tersebut selesai dibangun. Berdasarkan analisis ini dapat diketahui rancangan awal penaksiran biaya investasi termasuk biaya eksploitasi. Beberapa pertanyaan utama yang perlu mendapatkan jawaban dari aspek teknis ini adalah :

a. Lokasi bisnis, yakni dimana suatu bisnis akan dilaksanakan baik untuk pertimbangan lokasi dan lahan pabrik maupun lokasi bukan pabrik. b. Seberapa besar skala operasi / luas produksi ditetapkan untuk mencapai

suatu tingkatan skala ekonomis.

c. Kriteria pemilihan mesin dan equipment utama serta alat pembantu mesin dan equipment.

d. Bagaimana proses produksi dilakukan dan layout pabrik yang dipilih,termasuk juga layout bangunan dan fasilitas lain.

e. Apakah jenis teknologi yang diusulkan cukup tepat, termasuk didalamnya pertimbangan variabel sosial yaitu kemampuan atau penerimaan masyarakat terhadap teknologi yang digunakan.

3. Aspek Manajemen Dan Hukum

Aspek manajemen mempelajari tentang manajemen dalam masa pembangunan bisnis dan manajemen dalam masa operasi. Dalam masa pembangunan bisnis, hal yang dipelajari adalah siapa pelaksana bisnis tersebut, bagaimana jadual penyelesaian bisnis tersebut, dan siapa yang melakukan studi masing-masing aspek kelayakan bisnis. Sedangkan manajemen dalam operasi, hal yang dipelajari adalah bagaimana bentuk organisasi/badan usaha yang dipilih, bagaimana struktur organisasi, bagaimana deskripsi masing-masing jabatan, berapa banyak jumlah tenaga kerja yang digunakan, dan menentukan siapa-siapa anggota direksi dan tenaga-tenaga inti. Aspek hukum mempelajari tentang bentuk badan usaha yang akan digunakan (dikaitkan dengan kekuatan hukum dan konsekuensinya), dan mempelajari jaminan-jaminan yang bisa disediakan bila akan menggunakan sumber dana yang berupa pinjaman, berbagai akta, setifikat dan izin. Aspek hukum dari suatu kegiatan bisnis diperlukan dalam hal mempermudah dan mempelancar kegiatan bisnis pada saat menjalin jaringan kerjasama dengan pihak lain.

4. Aspek Sosial, Ekonomi dan Lingkungan

(29)

5. Aspek Finansial

Pengkajian aspek finansial (keuangan) sangat memperhitungkan berapa jumlah dana yang dibutuhkan untuk membangun dan kemudian mengoperasikan kegiatan bisnis. Aspek ini membandingkan antara pengeluaran dan penerimaan suatu bisnis. Kemudian dibuat suatu aliran kas, selanjutnya dinilai kelayakan bisnis berdasarkan kriteria kelayakan investasi. Tujuannya adalah untuk menilai apakah investasi tersebut layak atau tidak untuk dijalankan dilihat dari aspek keuangan. Alat ukur untuk menentukan kelayakan suatu usaha berdasarkan kriteria investasi pada umumnya dapat dilakukan melalui pendekatan Net Present Value (NPV),

Internal Rate of Return (IRR), Net Benefit Cost Ratio (Net B/C) dan

Payback Period (PP) Kriteria Kelayakan Investasi

Studi kelayakan bisnis pada dasarnya bertujuan untuk menentukan kelayakan bisnis berdasarkan kriteria investasi. Menurut Jumingan (2009) dan Nurmalina et al. (2010) ada beberapa kriteria investasi yang sering digunakan diantaranya adalah nilai bersih kini atau Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR), Net Benefit per Cost (Net B/C), dan jangka waktu pengembalian modal investasi atau Payback Period. Untuk menetukan layak tidaknya suatu kegiatan investasi digunakan metode yang umum dipakai yaitu metoda

Discounted Cash Flow, dimana seluruh manfaat dan biaya untuk setiap tahun didiskonto dengan discoutfactor (DF).

NPV layak apabila lebih besar dari nol, IRR layak apabila lebih besar dari tingkat suku bunga, Net B/C layak apabila lebih besar dari satu dan payback periode layak apabila lebih kecil dari umur bisnis. Hasil nilai IRR akan menghasilkan nilai NPV yang nol. Hubungan antara IRR dan NPV dapat dilihat pada Gambar 1.

Gambar 1 Hubungan Antara NPV dan IRR

Sumber : Sumber: Nurmalina et al. (2010)

(30)

urutan-urutan berbagai alternatif bisnis dari investasi yang sama Nurmalina et al. (2010).

Konsep Nilai Waktu Uang (Time value of money)

Biaya dan manfaat biasanya bukan hanya jumlahnya yang berbeda tetapi waktu dibayarkan dan diterima yang berbeda selama umur bisnis. Sejumlah uang baik yang kita keluarkan dalam bentuk biaya bisnis atau yang akan kita peroleh sebagai manfaat bisnis, mempunyai nilai yang berbeda bila dikeluarkan atau diterima dalam waktu yang berbeda. Biaya-biaya bisnis banyak dikeluarkan pada waktu awal bisnis sedangkan manfaat baru akan diterima kemudian. Arus biaya dan manfaat yang terjadi pada waktu yang tidak sama dapat dibandingkan sehingga perlu memperhatikan mengenai perbedaan nilai uang karena adanya pengaruh waktu Nurmalina et al. (2010)

Analisis Switching Value

Analisis nilai pengganti (switching value) merupakan variasi dari analisis

sensitivitas yang digunakan untuk mengukur “perubahan maksimum” dari

perubahan suatu komponen inflow (penurunan harga output atau penurunan produksi) atau perubahan komponen outflow (peningkatan harga input atau peningkatan biaya produksi) yang masih dapat ditoleransi agar bisnis masih tetap layak. Menurut Nurmalina et al. (2010) perbedaan yang mendasar antara analisis sensitivitas yang biasa dilakukan dengan switching value adalah pada analisis sensitivitas besarnya perubahan sudah diketahui secara empirik.

Perhitungan nilai pengganti (switching value) mengacu pada seberapa besar perubahan terjadi yang menyebabkan nilai NPV=0 atau merupakan titik impas selama umur usaha. Pada kondisi NPV=0 akan membuat nilai IRR sama dengan tingkat suku bunga dan nilai Net B/C sama dengan satu.

Kerangka Pemikiran Operasional

Kegiatan bisnis peternakan ayam broiler memiliki peluang yang baik. Meningkatnya segala kebutuhan masyarakat yang diakibatkan oleh perubahan peningkatan pendapatan membuat masyarakat ingin hidup lebih sehat dengan cara memenuhi kebutuhan protein hewani. Produksi ayam broiler yang semakin meningkat diiringi dengan konsumsi yang semakin meningkat juga, sehingga permintaan daging ayam broiler sampai saat ini belum dapat dipenuhi. Hal ini memberikan kesempatan bagi pebisnis yang bergerak dalam usaha peternakan ayam broiler untuk terus mengembangkan bisnis peternakannya. Prospek peternakan ayam broiler masih sangat besar dilihat dari rata-rata pertumbuhan konsumsi per kapita yang terus meningkat selama lima tahun terahir yaitu 4.60 persen.

(31)

Berkah Sejahtera Farm dilakukan menggunakan teknologi seperti alat pemanas yang berasal dari bahan bakar gas. Usaha peternakan ayam broiler dengan jumlah populasi yang besar pasti memerlukan biaya kandang ternak dan peralatan yang cukup besar sebagai biaya investasi. Melihat besarnya investasi yang telah dikeluarkan pada usaha peternakan ini, maka analisis studi kelayakan bisnis perlu dilakukan. Hasil analisis digunakan untuk mengetahui sejauh mana kelayakan usaha peternakan ayam broiler Berkah Sejahtera Farm baik dari aspek non finansial maupun finansial terutama setelah melakukan tambahan produksi sebesar 20 000 ekor per siklus.

Penentuan kelayakan aspek non finansial dilakukan dengan membandingkan fakta yang terjadi dilapangan dengan literatur atau penelitian terdahulu melalui kegiatan observasi kemudian di analisis dengan analisis deskriptif. Aspek non finansial yang dianalisis adalah aspek teknis (teknis budidaya), aspek pasar, aspek hukum, aspek manajemen, dan aspek sosial, ekonomi dan lingkungan. Sedangkan aspek finansial dinilai berdasarkan kriteria kelayakan investasi bisnis yang meliputi Net Present Value (NPV), Net B/C, Internal Rate of Return (IRR) dan

payback Period (PP). Informasi tersebut diharapkan dapat memberikan informasi kelayakan aspek finansial dan aspek non finansial bagi bisnis peternakan ayam broiler Berkah Sejahtera Farm.

Setelah diketahui kelayakan bisnis melalui empat kriteria tersebut, kemudian dilakukan analisis nilai pengganti (switching value) yang digunakan untuk mengukur perubahan maksimum dari inflow atau outflow yang masih dapat ditoleransi oleh Berkah Sejahtera Farm. Perubahan komponen inflow yang dianalisis yaitu penurunan harga jual ayam dan penurunan jumlah produksi sedangkan perubahan pada komponen outflow yang dianalisis adalah peningkatan biaya produksi yaitu peningkatan harga pakan yang masih dapat ditoleransi agar bisnis peternakan ayam broiler Berkah Sejahtera Farm masih tetap layak untuk dijalankan.

(32)

Gambar 2 Kerangka pemikiran operasional

Meningkatnya konsumsi daging ayam menyebabkan permintaan ayam broiler meningkat

Prospek peternakan ayam broiler masih sangat besar

Meningkatnya jumlah permintaan ayam broiler terhadap Berkah Sejahtera Farm sehingga dilakukan penambahan jumlah populasi

sebanyak 20 000 ekor per siklus

Besarnya investasi yang telah dikeluarkan Berkah Sejahtera Farm seperti penambahan jumlah kandang

permanen dan peralatan

Analisis Kelayakan Usaha

Analisis Nonfinansial 1. Aspek Teknis 2.Aspek Pasar

3.Aspek Manajemen 4.Aspek Hukum 5.Aspek Sosial, ekonomi, lingkungan

Analisis Finansial 1. NPV

2. Net B/C 3. IRR

4. Payback period

Layak Lanjutkan

Tidak Layak Tinjau Ulang Evaluasi Usaha

(33)

METODE PENELITIAN

Lokasi dan Waktu penelitian

Penelitian ini dilakukan di Berkah Sejahtera Farm yang merupakan peternakan ayam broiler yang berada di Desa Sukamanah, Kecamatan Megamendung, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Berkah Sejahtera Farm merupakan peternakan ayam broiler yang dimiliki oleh Bapak Surip. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja (purposive) dengan pertimbangan bahwa Berkah Sejahtera Farm melakukan kegiatan produksi ayam broiler dalam jumlah yang besar dan menggunakan kandang permanen. Jumlah populasi yang banyak akan mengakibatkan adanya biaya investasi kandang dan peralatan yang besar juga. Kegiatan pengumpulan data dilakukan pada akhir bulan Mei sampai dengan bulan Juli 2014.

Jenis dan Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan data sekunder. Rincian data primer dan data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini ditunjukkan pada Tabel 4.

Tabel 4 Rincian sumber data berdasarkan jenis data

No Jenis Data Sumber

1 Data primer: Informasi tentang peternakan ayam broiler di Berkah Sejahtera Farm yang terdiri dari:

Tatalaksana peternakan ayam broiler, keadaan pasar, struktur organisasi kandang dan dampak keberadaan peternakan bagi masyarakat sekitar.

(34)

Metode Pengumpulan Data

Metode yang digunakan dalam pengumpulan data adalah dengan wawancara langsung, wawancara mendalam dan observasi. Teknik pengumpulan data tersebut digunakan untuk mengumpulkan data primer. Sedangkan untuk data sekunder, teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara studi literatur dan

browsing internet. Pengambilan data dengan metode pengamatan langsung dilokasi penelitian, yakni dengan pengamatan dan wawancara langsung dengan berbagai pihak yang terkait disekitar lokasi penelitian dan juga instansi terkait dengan penelitian mengenai kelayakan usaha peternakan ayam broiler ini. Selain itu, data juga dikumpulkan melalui penelusuran pustaka ataupun literatur di perpustakaan IPB, instansi terkait dan media cetak maupun internet.

Metode Pengolahan Data

Metode pengolahan dan analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dan kuantitatif sesuai dengan sifat data. Analisis secara kualitatif dilakukan untuk mendapatkan gambaran pengusahaan peternakan ayam broiler secara deskriptif atau dengan cara menginterpretasikan dari tiap-tiap aspek dalam studi kelayakan usaha ini yang tergabung dalam aspek non finansial yaitu aspek pasar, aspek teknis, aspek manajemen, aspek hukum serta aspek sosial, ekonomi, dan lingkungan. Analisis secara kuantitatif digunakan untuk menilai kelayakan usaha peternakan ayam broiler Berkah Sejahtera Farm secara finansial dengan melakukan analisis laporan laba rugi, penilaian kriteria investasi yaitu: analisis nilai bersih sekarang (Net Present Value atau NPV), tingkat pengembalian investasi (Internal Rate of Return atau IRR), Net Benefit Cost Ratio (Net B/C) dan masa pengembalian investasi (Payback Period atau PP), serta dilakukan juga analisis nilai pengganti (Switching value). Data yang diperoleh diolah dengan menggunkaan Microsoft Excel dan kalkulator.

Analisis Kelayakan Aspek Non finansial

Aspek non finansial terdiri dari aspek pasar, aspek teknis, aspek manajemen, aspek hukum, aspek sosial, ekonomi dan lingkungan. Masing-masing aspek ini tidak dapat berdiri sendiri tapi saling berkaitan satu sama lain. Bila suatu bisnis salah satu aspeknya kurang memenuhi kriteria kelayakan maka perlu dilakukan perbaikan atau tambahan yang diperlukan.

1. Aspek Pasar

(35)

penjualan yang memadai dan menguntungkan. Indikator dari layak atau tidaknya usaha peternakan ayam broiler pada Berkah Sejahtera Farm secara aspek pasar dapat dilihat dari ada atau tidaknya permintaan akan ayam broiler pada Berkah Sejahtera Farm ini. Sehingga aspek pasar pada peternakan ayam broiler Berkah Sejahtera Farm dikatakan layak secara pasar apabila masih ada permintaan terhadap output yang dihasilkan yaitu ayam broiler pada usaha tersebut.

2. Aspek Teknis

Aspek teknis mencakup proses pembangunan dan pengoperasian usaha secara teknis. Aspek teknis yang dilakukan mencakup lokasi usaha, bagaimana proses produksi dilakukan, serta tata letak (layout). Menurut Jumingan (2009) dan Nurmalina et al. (2010) penilaian terhadap aspek teknis dilihat dari apakah lokasi yang digunakan untuk pendirian usaha sudah pada lokasi yang tepat, mesin dan peralatan yang digunakan apakah sudah sesuai, apakah jenis teknologi sudah tepat, bagaimana ketersediaan bahan baku dan penolong dalam jumlah yang cukup dan kontinu sehingga tidak mengganggu proses produksi, serta proses budidaya apakah sudah dilakukan sesuai dengan proses budidaya yang umum dilakukan. Dari segi teknis budidaya yang dianalisis adalah bagaimana kegiatan budidaya ayam broiler dari awal masuk DOC sampai panen. Bagaimana kepadatan kandang, jenis DOC yang digunakan, tingkat mortalitas, manajemen pakan dan vaksinasi serta bagaimana tindakan terhadap mengendalikan penyakit. Apabila peternakan ayam broiler Berkah Sejahtera Farm sudah memenuhi kriteria tersebut maka usaha peternakan ayam broiler tersebut layak secara teknis.

3. Aspek Manajemen

Aspek manajemen merupakan aspek yang cukup penting untuk kelayakan suatu proyek investasi. Karena walaupun suatu proyek investasi telah dinyatakan layak untuk diusahakan tanpa dukungan dengan manajemen yang baik, maka bukan tidak mungkin proyek tersebut tidak akan berjalan dengan lancar bahkan mengalami kegagalan. Aspek manajemen dilihat berdasarkan bagaimana pengelolaan usaha, spesifikasi keahlian dan distribusi tanggung jawab (job description) para pekerja yang terlibat dalam pelaksanaan usaha peternakan ayam broiler ini dan struktur organisasinya. Nurmalina et al. (2010) menjelaskan aspek manajemen dalam operasi harus dapat dikelola dengan baik, seperti struktur organisasi bisnis, deskripsi masing-masing jabatan, jumlah tenaga kerja yang digunakan dan penentuan anggota direksi dan tenega-tenaga inti. Apabila Peternakan ayam broiler Berkah Sejahtera Farm dapat melakukan pengelolaan dan pembagian kerja pada kegiatan usahanya maka usaha peternakan ayam broiler tersebut secara manajemen layak untuk dijalankan.

4. Aspek Hukum

(36)

masyarakat sekitar yang berdekatan langsung dengan peternakan dan juga ijin ke perangkat desa atau RT/RW setempat. Persetujuan dari masyarakat sekitar akan memudahkan ijin dari tingkat selanjutnya, yaitu kelurahan dan kecamatan. Menurut Nurmalina et al. (2010) aspek hukum yaitu adanya jaminan-jaminan seperti akta, sertifikat dan ijin. Aspek hukum dari suatu kegiatan bisnis diperlukan dalam hal mempermudah dan memperlancar kegiatan bisnis pada saat menjalin jaringan kerjasama dengan pihak lain. Apabila usaha ternak ayam broiler sudah memiliki ijin-ijin tersebut maka usaha ternak ayam broiler layak secara hukum. Indikator layaknya usaha dari aspek hukum, yaitu apabila persyaratan hukum seperti ijin usaha, kepemilikan dokumen-dokumen tersebut sudah dipenuhi oleh peternakan ayam broiler Berkah Sejahtera Farm maka dapat dikatakan layak secara aspek hukum.

5. Aspek sosial, ekonomi dan Lingkungan

Aspek sosial dan lingkungan dianalisis untuk menilai apakah peternakan ayam broiler Berkah Sejahtera Farm memiliki dampak positif atau negatif setelah dan sebelum adanya investasi. Dampak positif dan negatif ini akan dirasakan oleh berbagai pihak, baik kelompok maupun masyarakat luas termasuk pemerintahan. Menurut Jumingan (2009) sikap masyarakat yang mendukung adanya usaha petenakan, maka usaha peternakan tersebut layak dilaksanakan secara sosial dan lingkungan. Menurut Nurmalina et al. (2010) kegiatan usaha produk pertanian yang menghasilkan limbah dan dapat menimbulkan masalah jika penanganan limbah tidak dilakukan secara bijaksana, maka usaha tersebut tidak layak dilaksanakan secara lingkungan. Apabila peternakan ayam broiler Berkah Sejahtera Farm dapat mengelola limbah kegiatan produksinya dengan baik, sehingga tidak ada komplain dari masyarakat sekitar, dan dengan adanya usaha ini dapat memberikan manfaat bagi masyarakat, sehingga masyarakat sekitar mendukung usaha peternakan ayam broiler yang dilakukan, maka peternakan ayam broiler Berkah Sejahtera Farm layak untuk dijalankan pada aspek sosial dan lingkungan. Sedangkan pada aspek ekonomi dilihat dari seberapa besar penyerapan tenaga kerja yang diserap oleh usaha yang dijalanakan.

Analisis Kelayakan Aspek Finansial

Aspek finansial dilakukan untuk membandingkan antara pengeluaran dan penerimaan suatu bisnis yang dijalankan. Analisis finansial mengkaji berbagai kebutuhan dana yang digunakan dalam usaha peternakan ayam broiler, baik kebutuhan dana untuk biaya tetap, biaya investasi, biaya variabel, dan biaya lainnya. Aspek ini dianalisis dengan membuat cash flow dan kelayakan usaha dilihat dari analisis laba rugi serta kriteria kelayakan investasi yang digunakan yaitu: Net Present Value (NPV), Net Benefit Cost Ratio (Net B/C), Internal Rate of Return (IRR), dan Payback Period (PP) serta dilakukan analisis nilai pengganti (switching value).

1. Net Present Value (NPV)

(37)

Present Value atau nilai kini manfaat bersih adalah selisih antara nilai sekarang dari manfaat bersih dengan total biaya nilai sekarang. Untuk menghitung nilai sekarang tersebut perlu ditentukan terlebih dahulu tingkat bunga yang dianggap relevan. Terdapat tiga penilaian investasi dalam metode NPV, yaitu jika NPV > 0 berarti layak untuk dilakukan karena bisnis tersebut akan menguntungkan dan dapat memberikan manfaat. Sebaliknya, jika NPV < 0, maka usaha tersebut tidak layak untuk dilaksanakan, hal ini dikarenakan manfaat yang diperoleh tidak cukup untuk menutup biaya yang dikeluarkan. Jika NPV = 0, berarti proyek dapat dilaksanakan tetapi dengan konsekuensi hanya dapat memberikan manfaat atau keuntungan yang cukup untuk menutupi biaya yang dikeluarkan atau sering disebut tidak untung dan tidak rugi.

Menurut Kadariah et al.(1999), Jumingan (2009) dan Nurmalina et al.

(2010), secara matematis dapat dirumuskan sebagai berikut :

Dimana :

Bt = Manfaat pada tahun t Ct = Biaya pada tahun t

t = Tahun kegiatan bisnis (t = 0,1,2,3) i = Tingkat DR (%)

2. Internal Rate of Return (IRR)

Internal Rate of Return (IRR) menunjukkan kemampuan suatu usaha untuk menghasilkan persentase keuntungan setiap tahunnya dan menunjukkan seberapa besar pengembalian bisnis terhadap investasi yang ditanamkan. Suatu usaha dinyatakan layak untuk dikembangkan jika nilai IRR lebih besar dari tingkat suku bunga berlaku. Menurut Kadariah et al.(1999), Jumingan (2009) dan Nurmalina et al. (2010) rumus IRR sebagai berikut:

Dimana :

i2 = Discount rate yang menghasilkan NPV positif

i1 = Discount rate yang menghasilkan NPV negatif

NPV1 = NPV positif

NPV2 = NPV negatif

3. Net Benefit per Cost Ratio (Net B/C)

Net Benefit per Cost Ratio (Net B/C) adalah rasio antara manfaat bersih yang bernilai positif dengan manfaat bersih yang bernilai negatif. Net B/C menggambarkan manfaat bersih yang menguntungkan bisnis yang dihasilkan setiap satu satuan kerugian dari bisnis tersebut. Usaha dikatakan layak apabila Net B/C > 1 dan dikatakan tidak layak bila Net B/C < 1. Menurut Kadariah et al.(1999), Jumingan (2009) dan Nurmalina et al.

(38)

NET B / C =

Dimana :

Bt = Manfaat pada tahun t Ct = Biaya pada tahun t I = Discount rate (%)

t = Tahun

4. Payback Period

Payback Period merupakan metode untuk mengukur seberapa cepat investasi yang telah dikeluarkan dapat kembali. Bisnis yang payback period-nya cepat berarti semakin baik bisnis tersebut diusahakan, karena investasi yang dikeluarkan lebih cepat kembali. Menurut Jumingan (2009) apabil payback period lebih pendek daripada payback period yang telah ditentukan maka bisnis tersebut baik untuk dijalankan. Metode payback period ini merupakan metode pelengkap penilaian investasi. Menurut Jumingan (2009) dan Nurmalina et al. (2010) secara matematis dapat dituliskan sebagai berikut :

Dimana :

I = besarnya biaya investasi yang diperlukan

Ab = manfaat bersih yang dapat diperoleh pada setiap tahunnya 5. Analisis switching value

Analisis switching value digunakan untuk mengetahui perubahan variabel-variabel yang masih dapat ditoleransi agar usaha peternakan ayam broiler Berkah Sejahtera Farm tetap layak untuk dijalankan. Selain itu, analisis

switching value dapat membantu Berkah Sejahtera Farm untuk mengantisipasi perubahan-perubahan yang bisa terjadi di masa mendatang. Variabel-variabel yang digunakan dalam switching value adalah komponen

inflow yaitu penurunan harga jual ayam dan jumlah penurunan jumlah produksi serta komponen outflow yaitu peningkatan harga pakan. Menurut Nurmalina et al. (2010) hasil yang diperoleh dari analisis switching value

yaitu : Jumlah NPV = 0, Net B/C = 1, dan IRR sama dengan tingkat suku bunga.

Asumsi-Asumsi Dasar

Asumsi-asumsi dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

1. Peternakan ayam broiler Berkah Sejahtera Farm yang dianalisis adalah peternakan dengan skala 20 000 ekor Day Old Chicken (DOC) per siklus. 2. Lahan yang digunakan adalah lahan sewa seluas 1200 m2

(39)

4. Seluruh modal yang digunakan dalam usaha peternakan ayam broiler Berkah Sejahtera Farm adalah modal sendiri, sehingga yang digunakan adalah suku bunga deposito dengan acuan Bank Indonesia per Juli 2014 sebesar 7.5 persen.

5. Kapasitas maksimal kandang adalah 20 000 DOC ekor per siklus.

6. Siklus produksi selama 7 minggu termasuk persiapan kandang. Ayam dijual setiap akhir periode yaitu umur 5 minggu dan 2 minggu sisanya untuk persiapan kandang. Dalam satu tahun terjadi 6 kali panen.

7. Setiap ayam hidup yang dihasilkan terjual habis setiap periodenya.

8. Ayam broiler dijual setelah berumur 27 hari sampai akhir periode yaitu umur 5 minggu dengan bobot rata-rata 1.4 kg per ekor.

9. Harga jual digunakan rataan harga jual ayam broiler pada periode panen tahun 2013 dan 2014 yaitu Rp 15 500 serta diasumsikan konstan hingga akhir bisnis.

10. Tahun pertama dilakukan 4 kali siklus produksi dan untuk tahun kedua sampai tahun kedelapan dilakukan 6 kali siklus produksi dalam satu tahun 11. Penyusutan investasi dihitung berdasarkan metode garis lurus

12. Besarnya pajak yang digunakan berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 46 tahun 2013 tentang tarif umum PPH Wajib Pajak Badan Dalam Negeri yang menetapkan pajak sebesar 1 persen per tahun dari hasil penerimaan, dengan ketentuan total penerimaan tidak melebihi 4.8 miliar dan pajak sebesar 25% dengan ketentuan total penerimaan melebihi 4.8 miliar. Ketentuan ini diasumsikan tetap hingga akhir umur bisnis.

KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

Gambaran Umum Berkah Sejahtera Farm

Berkah Sejahtera Farm merupakan salah satu usaha yang dilakukan secara mandiri yang bergerak dalam bidang agribisnis khususnya budidaya ayam broiler atau sering disebut ayam ras pedaging. Berkah Sejahtera Farm didirikan pada bulan November tahun 2009 oleh Bapak Surip dengan salah satu rekannya. Awal berdirinya peternakan ini, Bapak Surip mengajak rekannya untuk bergabung membuat sebuah peternakan ayam broiler. Disamping masih kekurangan modal, Bapak Surip juga masih belum berpengalaman dalam bisnis peternakan ayam broiler sehingga beliau memutuskan untuk bekerjasama. Setelah satu tahun berjalan, Bapak Surip sudah memiliki modal dan pengalaman yang cukup sehingga beliau memutuskan untuk berdiri sendiri.

Gambar

Tabel 1 Populasi ayam broiler di Indonesia tahun 2010-2013
Gambar 2 Kerangka pemikiran operasional
Tabel 4 Rincian sumber data berdasarkan jenis data
Gambar 4 Kandang ayam broiler pada Berkah Sejahtera Farm
+7

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil analisis video terhadap subjek penelitian kedua, diperoleh beberapa keunggulan dari subjek penelitian kedua, antara lain: Sudah percaya diri berdiri

Sedangkan penelitian kami akan melakukan analisis AVO di lapangan “ X ” pada lapisan TAF formasi Talang Akar cekungan Jawa Barat Utara dengan menggunakan atribut

Korosi retak tegang (Stress Corrosion Cracking) adalah istilah yang diberikan untuk peretakan intergranular atau transgranular pada logam akibat kegiatan gabungan antara

Seperti yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya bahwa penulis disini melakukan penelitian tentang etika bisnis islam di kalangan pedagang pasar manaqib di

Untuk informasi lebih lanjut tentang pengadaan barang/jasa dapat dikonfirmasi ke masing-masing SKPD. Pengumuman ini juga dapat diakses di situs resmi Pemerintah Kabupaten

Bentuk grafik yang diperoleh cocok dengan bentuk dari titik pencar yang didapat dari data, sehingga pendayagunaan Linear Air Track dengan cara foto elektrik dan cara fotografi

Pertidaksamaan Pecahan, Irrasional dan Mutlak 1 PERTIDAKSAMAAN PECAHAN,A. IRRASIONAL

T api saya lebih cenderung melakukan cara dakwahnya nabi Muhammad dengan ceramah yang membangun.. orang-orang sukses, agar siswa terpancing. Manusia kan