ANALISIS STRENGHT WEAKNESS OPPORTUNITY THEATS
(SWOT) PADA USAHA PETERNAKAN AYAM BROILER PAK
LAGAN DI LUBUK SAKAT, PEKANBARU
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Menyeleaikan Program Studi Strata Satu (S1)
Program Studi Administrasi Niaga/ Bisnis
Disusun oleh :
Naomi Christy Siallagan
100907106
DEPARTEMEN ILMU ADMINISTRASI NIAGA/BISNIS
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2014
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NIAGA/BISNIS
HALAMAN PERSETUJUAN
Hasil skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan dan diperbanyak oleh:
Nama : NAOMI CHRISTY SIALLAGAN
NIM : 100907106
Program Studi : Ilmu Administrasi Niaga/Bisnis
Judul : Analisis Strenght Weakness Opportunity Threats
(SWOT) Pada Usaha Peternakan Ayam Broiler Pak
Lagan Di Lubuk Sakat, Pekanbaru
Medan,1 Juli 2014
Dosen Pembimbing Ketua Program Studi
Ihsan Effendi, SE, M.Si
NIP : 196910026200501001 NIP: 195908161986111001
Prof. Dr. Marlon Sihombing, M.A
Dekan
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
NIP: 196805251992031002 Prof. Dr. Badaruddin, M.Si
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur bagi Allah karena berkat pertolongan-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan sebaik mungkin. Adapun
skripsi ini berjudul “Analisis Strenght Weakness Opportunity Threats (SWOT) Pada Peternakan ayam Broiler Pak Lagan Di Lubuk Sakat, Pekanbaru”. Penulisan skripsi ini bertujuan untuk mengetahui strategi pada peternakan ayam
broiler Pak Lagan dengan fokus SWOT sebagai syarat mendapatkan gelar sarjana
(S1) pada program studi Ilmu Administrasi Niaga/Bisnis Fakultas Ilmu Sosial dan
Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.
Skripsi ini terkhusus saya persembahkan kepada kedua orang tua saya.
Saya ucapkan banyak terimakasih atas doa, motivasi, cinta,dan pengertian yang
telah diberikan kepada saya karena berkat semuanya itulah saya dapat
mengerjakan skripsi dan kuliah ini dengan baik. Dan selama proses pengerjaan
sampai penyelesaian skripsi ini saya banyak dibantu, dibimbing dan diarahkan
oleh beberapa pihak. Dan kepada semua pihak yang telah berpartisipasi saya
mengucapkan terimakasih, yaitu kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Badaruddin, M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial
dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.
2. Bapak Prof. Dr. Marlon Sihombing MA, selaku Ketua Program Studi
Ilmu Administrasi Niaga/Bisnis FISIP USU.
3. Bapak Muhammad Arifin Nasution S.Sos, M.Sp, selaku Sekretaris
Program Studi Ilmu Administrasi Niaga/Bisnis.
4. Bapak Ihsan Effendi, SE, M.Si selaku Dosen Pembimbing yang telah
membimbing dan mnengarahkan saya dari awal pengerjaan skripsi ini
sampai selesai. Terima kasih atas bimbingan, waktu, nasihat,
perhatian, dan arahannya kepada saya selama penulisan skripsi ini.
5. Seluruh Dosen-dosen Program Studi Ilmu Administrasi Niaga/Bisnis
FISIP USU. Terima kasih atas pengajaran, ilmu, serta nasihat yang
telah diberikan kepada saya selama saya menimba ilmu di
Departemen Ilmu Administrasi Bisnis/ Niaga Fakultas Ilmu Sosial dan
Ilmu Politik.
6. Pegawai administrasi Program Studi Ilmu Administrasi Niaga/Bisnis,
kak Siswati dan bang Farid yang selama ini telah banyak membantu
segala urusan administrasi sejak awal saya memulai studi sampai
selesai
7. Terimakasih lagi buat orangtua tercinta dan terbaik Bapak Robert
Siallagan dan mama Tobing yang setia mendukung, serta ketiga adik
lelaki saya yang terganteng dan terhebat Samuel Siallagan, Andre
Siallagan dan Timothy Siallagan yang selama ini mendukung dengan
antusias sekaligus mengusili kakaknya ini.
8. Terimakasih juga kepada oppung Tobing, Tante evan, Uda Hombing,
evan yang usil, yessika teman masak dan tiara yang baik banget
karena sering ngasi pussy ku makan.
9. Terimakasih kepada semua pekerja dan pegawai yang telah bersedia
diwawancara.
10. Terimakasih juga kepada seluruh pasukan seperjuangan dari awal
kuliah sampai saat ini anak B’010.
11. Dan kepada sahabat-sahabat yang selalu menemani dalam suka duka
selama kuliah, I Love you so mucchhh. Kalian adalah orang-orang
terbaik, tercantik-terganteng, terlucu dan ternyebelin yang paling
ngangenin kalo gada. sahabat-sahabat TER- itu adalah mak bote,
achacot, eyend, mongky teddy, wak tian girang, wak diki, agus, ito
darto, nathania chang, dan mak sum Vixky.
12. Terimakasih kepada empat pussy kesayanganku yang sangat imut dan
manis nono, persi, Do dan Inyok, luar biasa penghiburan manjanya
kalian pas lagi suntuk-suntuknya dipengerjaan skripsi.
13. Terimakasih kepada ayam-ayam selaku objek penelitian (turut
berduka karena uda jadi makanan).
14. Pihak-pihak lain yang telah membantu dan memberikan dukungan
serta doa kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini memiliki banyak
kelemahan serta masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penulis
mengharapkan adanya kritik dan saran yang sifatnya membangun dan membantu
penyempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
Medan, Mei 2014
ABSTRAK
ANALISIS STRENGHT WEAKNESS OPPORTUNITY THREATS PADA USAHA PETERNAKAN AYAM BROILER PAK LAGAN DI JALAN
LUBUK SAKAT, PEKANBARU
Nama : Naomi Christy Siallagan
NIM : 100907106
Program Studi : Ilmu Administrasi Niaga/Bisnis Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Pembimbing : Ihsan Effendi, SE, M.Si
Peternakan ayam broiler merupakan usaha agribisnis dalam bidang peternakan unggas yang terdapat dibeberapa wilayah dinusantara. Peternakan ayam broiler Pak Lagan adalah usaha peternakan ayam komersial yang berada di jalan Lubuk Sakat, Pekanbaru. Peternakan ayam broiler Pak Lagan ini sudah berjalan dua tahun namun belum mengetahui secara jelas apa kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang mereka miliki. Dengan kondisi tersebut, peternakan ayam broiler Pak Lagan menganalisis kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman untuk mengetahui strategi berkembangnya.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor ekternal dan internal peternakan ayam broiler Pak Lagan untuk melihat strategi berkembang yang tepat.
Metode penelitian yang digunakan adalah metode deksriptif dengan data kualitatif. Informan dalam penelitian ini adalah semua pihak yang terlibat dalam usaha peternakan ayam broiler ini. Teknik pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini adalah wawancara, observasi, dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis SWOT.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Peternakan Ayam Broiler Pak Lagan sudah memiliki strategi pengembangannya sendiri. Strategi pengembangan pada Peternakan Ayam Broiler Pak Lagan adalah : a). Memanfaatkan perputaran modal yang cepat untuk pembangunan jangka panjang dan jangka pendek. b). Menggunakan pemasaran yang sudah pasti dalam menjual produk utama yang telah dipelihara dengan baik. c). Memiliki lokasi yang strategis yang mudah dijangkau dalam proses pemeliharaan. d). Memiliki lokasi yang jauh dari pemukiman warga untuk mengantisipasi penyebaran penyakit. e). Menggunakan perputaran modal yang cepat dalam mengantisipasi peningkatan harga bahan baku.
Kata kunci : Analisis SWOT, Peternakan Ayam Broiler.
ABSTRACT
ANALYSIS STRENGHT WEAKNESS OPPORTUNITY THREATS AT BROILER FARM CHICKEN IN LUBUK SAKAT, PEKANBARU Name : Naomi Christy Siallagan
NIM : 100907106
Study of Program : Business Administration Faculty : Social and Political Science Leader : Ihsan Effendi, SE, M.Si
Broiler chicken farm is an agribusiness business in fowl field farm that can be found in some region in Indonesia. Pak Lagan's broiler chicken farm is a commercial chicken farm business that located in Lubuk Sakat, Pekanbaru. This Pak Lagan's broiler chicken farm has been running for two years, but it's not yet know clearly about what are its strength, weakness, opportunity, and threat. with this condition, Pak Lagan's broiler chicken farm will analysis their strength, weakness, opportunity, and threat to know the development strategy for their business.
The purpose of this research is to knowPak Lagan's broiler chicken farm internal factor and external factor to identify the right development strategy for this business.
The research method that used in this research is descriptive method with qualitative data. The informan in this research were all parties that involved in this business. The two obtain data method that used in this research are interview, observation, and documentation. Analysis data thechnique that used is analysis SWOT.
The research result showed that Pak Lagan's broiler chicken farm already has their own development strategy. The development strategy of Pak Lagan's broiler chicken farm are: a). Utilizing a rapid turnover of capital for long-term and short-term development. b) Using marketing that definitely in selling the main products that have been properly maintained. C) Has a strategic location that is easily to access in the maintenance process. d) Has a location that far away from residential areas to anticipate the spread of the disease. e) Using the rapid turnover of capital for anticipation of the increase in raw material prices.
Keywords: SWOT Analysis, Broiler Chicken Farm.
.
DAFTAR ISI
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Strategi ... 10
2.1.1 Pengertian Strategi ... 10
2.1.2 Tipe-Tipe Strategi ... 11
2.2 Analisis Strenght Weakness Opportunity Theats (SWOT) ... 12
2.2.1 Pengertian Analisis Strenght Weakness Opportunity Theats (SWOT) ... 12
2.2.2 Analisis Lingkungan Eksternal ... 15
2.2.3 Analisis Lingkungan Internal ... 20
2.2.4 Pendekatan Dalam Analisis Strenght Weakness Opportunity Threats (SWOT) ... 25
2.3 Agribisnis Peternakan ... 23
2.3.1 Pengertian Agribisnis Peternakan ... 23
2.3.2 Jenis- Jenis Agribisnis Peternakan ... 28
2.3.3 Sejarah Perkembangan Ayam Broiler ... 30
2.3.4 Sistem Pemeliharaan Ayam Broiler ... 35
2.3.5 Sistem Agribisnis Ayam Broiler ... 37
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Bentuk Penelitian ... 39
3.2 Lokasi Penelitian ... 39
3.3 Jenis dan Sumber Data... 39
3.4 Defenisi Konsep ... 40
3.5 Teknik Pengumpulan Data ... 40
3.6 Teknik Analisis Data ... 42
3.6.1 Matriks SWOT ... 42
3.7 Penelitian Terdahulu ... 45
BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Deskripsi Objek Penelitian ... 47
4.1.1 Sejarah Singkat Peternakan Ayam Broiler Pak Lagan ... 47
4.1.2 Struktur Kerjasama Peternakan Ayam Broiler Pak Lagan ... 50
4.2 Penyajian Data ... 55
4.2.1 Identitas Informan ... 55
4.2.2 Hasil Observasi ... 58
4.2.2.1 Lokasi, Sarana dan Prasarana Penelitian ... 58
4.2.2.2 Manajemen Peternakan Ayam Broiler Pak Lagan ... 61
4.2.2.3 Pemasaran ... 67
4.2.3 Hasil Wawancara dengan Informan ... 68
4.2.3.1 Bisnis ... 68
4.2.2.2 Lokasi Peternakan ... 72
4.2.2.3 Bibit Ayam Broiler ... 75
4.2.2.4 Pembesaran Ayam Broiler Peternakan Pak Lagan ... 77
4.2.2.5 Distribusi ... 87
4.2.2.5 Pemasaran ... 89
4.2.2.6 Wawancara dengan Informan Ahli ... 92
4.3 Analisis Data ... 95
4.3.1 Analisis Strategi Internal ... 95
4.3.2 Analisis Strategi Eksternal ... 104
4.3.3 Analisis Strenght, Weakness, Opportunity dan Threats ... 107
4.4 Pembahasan Hasil Penelitian ... 119
4.4.1 Analisis Analisis Strenght, Weakness, Opportunity dan Threats Peternakan Ayam Broiler Pak Lagan ... 119
4.4.2 Strategi Usaha Peternakan Ayam Broiler Pak Lagan Dalam Menjalankan Usahanya ... 121
BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan ... 124
5.2 Saran ... 125
Daftar Pustaka
DAFTAR TABEL
Tabel 3.6 Tabel hasil Penelitian Terdahulu ... 45
Tabel 4.2.1 Identitas Informan Penelitian ... 55
Tabel 4.3.3 Matriks SWOT ... 110
DAFTAR DIAGRAM
Diagram 2.2.1 Analisis SWOT ... 13
Diagram 2.2.4 Matriks SWOT ... 26
Diagram 3.6.1 Matriks SWOT ... 43
DAFTAR GAMBAR
Gambar 4.1.2 Struktur Kerjasama Peternakan Ayam Broiler Pak Lagan ... 50
ABSTRAK
ANALISIS STRENGHT WEAKNESS OPPORTUNITY THREATS PADA USAHA PETERNAKAN AYAM BROILER PAK LAGAN DI JALAN
LUBUK SAKAT, PEKANBARU
Nama : Naomi Christy Siallagan
NIM : 100907106
Program Studi : Ilmu Administrasi Niaga/Bisnis Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Pembimbing : Ihsan Effendi, SE, M.Si
Peternakan ayam broiler merupakan usaha agribisnis dalam bidang peternakan unggas yang terdapat dibeberapa wilayah dinusantara. Peternakan ayam broiler Pak Lagan adalah usaha peternakan ayam komersial yang berada di jalan Lubuk Sakat, Pekanbaru. Peternakan ayam broiler Pak Lagan ini sudah berjalan dua tahun namun belum mengetahui secara jelas apa kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang mereka miliki. Dengan kondisi tersebut, peternakan ayam broiler Pak Lagan menganalisis kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman untuk mengetahui strategi berkembangnya.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor ekternal dan internal peternakan ayam broiler Pak Lagan untuk melihat strategi berkembang yang tepat.
Metode penelitian yang digunakan adalah metode deksriptif dengan data kualitatif. Informan dalam penelitian ini adalah semua pihak yang terlibat dalam usaha peternakan ayam broiler ini. Teknik pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini adalah wawancara, observasi, dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis SWOT.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Peternakan Ayam Broiler Pak Lagan sudah memiliki strategi pengembangannya sendiri. Strategi pengembangan pada Peternakan Ayam Broiler Pak Lagan adalah : a). Memanfaatkan perputaran modal yang cepat untuk pembangunan jangka panjang dan jangka pendek. b). Menggunakan pemasaran yang sudah pasti dalam menjual produk utama yang telah dipelihara dengan baik. c). Memiliki lokasi yang strategis yang mudah dijangkau dalam proses pemeliharaan. d). Memiliki lokasi yang jauh dari pemukiman warga untuk mengantisipasi penyebaran penyakit. e). Menggunakan perputaran modal yang cepat dalam mengantisipasi peningkatan harga bahan baku.
Kata kunci : Analisis SWOT, Peternakan Ayam Broiler.
ABSTRACT
ANALYSIS STRENGHT WEAKNESS OPPORTUNITY THREATS AT BROILER FARM CHICKEN IN LUBUK SAKAT, PEKANBARU Name : Naomi Christy Siallagan
NIM : 100907106
Study of Program : Business Administration Faculty : Social and Political Science Leader : Ihsan Effendi, SE, M.Si
Broiler chicken farm is an agribusiness business in fowl field farm that can be found in some region in Indonesia. Pak Lagan's broiler chicken farm is a commercial chicken farm business that located in Lubuk Sakat, Pekanbaru. This Pak Lagan's broiler chicken farm has been running for two years, but it's not yet know clearly about what are its strength, weakness, opportunity, and threat. with this condition, Pak Lagan's broiler chicken farm will analysis their strength, weakness, opportunity, and threat to know the development strategy for their business.
The purpose of this research is to knowPak Lagan's broiler chicken farm internal factor and external factor to identify the right development strategy for this business.
The research method that used in this research is descriptive method with qualitative data. The informan in this research were all parties that involved in this business. The two obtain data method that used in this research are interview, observation, and documentation. Analysis data thechnique that used is analysis SWOT.
The research result showed that Pak Lagan's broiler chicken farm already has their own development strategy. The development strategy of Pak Lagan's broiler chicken farm are: a). Utilizing a rapid turnover of capital for long-term and short-term development. b) Using marketing that definitely in selling the main products that have been properly maintained. C) Has a strategic location that is easily to access in the maintenance process. d) Has a location that far away from residential areas to anticipate the spread of the disease. e) Using the rapid turnover of capital for anticipation of the increase in raw material prices.
Keywords: SWOT Analysis, Broiler Chicken Farm.
.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Peternakan adalah bagian dari agribisnis yang mencakup usaha-usaha atau
tingkah laku bisnis pada usaha pengelolaan sarana produksi peternakan,
pengelolaan budidaya peternakan, prosesing atau penanganan selama masa
pemeliharaan dalam peternakan, penanganan pasca panen, dan pemasaran
(Suharno, 2002:9). Peternakan terdiri dari berbagai macam, ada peternakan sapi,
peternakan bebek, peternakan ikan, peternakan ayam dan sebagainya. Peternakan
ayam sendiri terbagi lagi atas beberapa jenis, yaitu peternakan ayam petelur,
peternakan ayam kampung, peternakan ayam cemani, peternakan ayam ras
pedaging atau broiler. Ayam ras pedaging atau broiler adalah ayam yang
pertumbuhannya sangat cepat (4-6 minggu) sehingga dapat menghasilkan daging
untuk dikonsumsi dalam waktu yang relatif singkat. Ayam broiler ini adalah
sejenis ayam yang dibudidayakan khusus untuk komersial. Di Indonesia ayam
broiler ini termasuk komoditas ternak yang relatif baru jika dibandingkan dengan
usaha ternak sapi, ternak kambing atau ternak itik. Namun, seiring waktu usaha
ternak ayam broiler ini sangat berkembang menjadi salah satu usaha peternakan
yang sangat diminati. Usaha peternakan ayam broiler ini dapat melibatkan
modal dan segala aspek lain yang diperlukan tergantung pada peternak itu sendiri.
Usaha peternakan ini juga dapat mengambil sistem mandiri atau usaha kemitraan.
Menjadi sebuah peternakan ayam broiler yang menguntungkan itu tidak
cukup. Peternakan harus juga tumbuh. Pada kenyataannya, jika usaha itu tidak
bertumbuh, maka tidak dapat mempertahankan keuntungan dalam jangka panjang.
Para pemilik menginginkan terjadinya pertumbuhan penghasilan, para pegawai
menginginkan untuk memiliki kesempatan untuk lebih berkembang, dan
distributor ingin melayani usaha peternakan yang bertumbuh. Dan untuk itulah
peneliti ingin melihat kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman pada
peternakan ayam, dan mengambil usaha peternakan Pak Lagan untuk menjadi
fokus penelitian. Melalui strategi pengembangan analisis SWOT (Strenght,
Weakness, Opportunity, Threat ) ini peneliti ingin melihat startegi yang tepat
untuk dijadikan cara mengembangkan peternakan ini. Peneliti melihat peternakan
ayam broiler ini memiliki prospek pasar yang bagus, karena usaha ayam broiler
atau ras pedaging ini tergolong mudah dan cepat menghasilkan keuntungan.
Namun, tidak sedikit dari para pelaku usaha tersebut justru mengalami kerugian.
Padahal, mereka merasa sudah menjalankan usahanya dengan cukup baik.
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui strategi yang tepat
untuk peternakan ayam broiler milik Pak Lagan melalui analisis SWOT yang
berasal dari Albert Humphrey dimana analisis ini memaksimalkan kekuatan
(Strenghts) dan peluang (Opportunities) , namun secara bersamaan dapat
2009:19). Setelah kita merumuskan analisis SWOT pada usaha peternakan ini
maka kita dapat melihat posisi kita dalam pasar dan dapat menfokuskan diri
kepada jenis pengembangan apa yang akan dicapai. Setelah itu memperbaiki
kelemahan-kelemahan dari peternakan ini dan membuat perencanaan yang matang
dan bagaimana menyikapinya apabila datang ancaman serta memaksimalkan
kekuatan.
Agribisnis ayam broiler mulai berkembang pada masa prapelita tahun
1950-an d1950-an era pemb1950-angun1950-an j1950-angka p1950-anj1950-ang I sampai masa Pelita (Pemb1950-angun1950-an
Lima tahun), pada saat itu peternakan ayam ras ini semakin berkembang karena
mendapat perhatian lebih dari pemerintah yang menciptakan program BIMAS
(Bimbingan Masyarakat) ayam, yaitu program pengembangan ayam ras pedaging
dan petelur secara besar-besaran yang dikembangkan diberbagai daerah ditanah
air. Melalui program ini, kalangan peternak kecil memanfaatkan dana BIMAS
untuk mengembangkan usaha dalam skala kecil menjadi usaha taninya. Dengan
program BIMAS banyak masyarakat dari semua lapisan akhirnya membuat
peternakan ayam sebagai aktivitas kegiatan bisnis baru yang menggiurkan. Ayam
broiler akhirnya menjadi suatu komoditas baru yang sangat berkembang
diberbagai daerah karena proses pemeliharaan yang relatif singkat. Akan tetapi,
disisi lain, karena peningkatan yang luar biasa cepat ayam broiler mulai
mengalami masalah dipemasaran, hasil produksi ayam broiler yang begitu banyak
tidak dapat diserap semua oleh pasar karena pola konsumsi masyarakat tidak
Bukan hanya pasar yang membebani peternak ayam broiler pada masa itu, pada
krisis moneter pada tahun 1997 terjadi penurunan industri agribisnis peternakan
unggas secara drastis. Para peternak ayam mengalami kesulitan karena harga
pakan yang merupakan kebutuhan utama ayam melonjak naik, sedangkan harga
ayam dan telur yang berada dalam pasar mengalami penurunan secara
terus-menerus. Pada akhir periode 1998 merupakan titik balik peternakan ayam ras
pedaging atau broiler yang melonjak tajam sehingga peternak mendapatkan
keuntungan lebih dibanding untung yang didapat sebelum krisis moneter.
Perkembangan ayam broiler saat ini semakin meningkat dari tahun ketahun,
ditandai dengan peningkatan pertumbuhan penduduk dan ekonomi daerah.
Semakin tinggi populasi penduduk dan pendapatan perkapita masyarakat maka hal
ini akan berbanding lurus dengan semakin tingginya permintaan akan ayam
broiler. Populasi ayam broiler tertinggi saat ini ada dipulau jawa. Ayam broiler
saat ini menjadi andalan menu keluarga-keluarga di Indonesia, restoran-restoran
juga menjadikan ayam menjadi menu andalan atau menu utama. Ayam menjadi
salah satu makanan kesukaan masyarakat Indonesia karena selain rasanya yang
enak, ayam juga merupakan sumber protein hewani yang murah dan mudah
didapat dibandingkan dengan hasil ternak jenis lain.
Peternakan ayam broiler milik Pak Lagan adalah salah satu peternakan
ayam yang belum genap berdiri selama dua tahun. Peternakan ayam Pak lagan ini
bukan satu-satunya peternakan yang berdiri diwilayah ini. Banyak peternak lain
membudidayakan ayam broiler untuk komersial dan petelur, daerah ini jauh dari
keramaian kota dan penduduk sehingga ayam broiler dapat bertumbuh dengan
baik karena jauh dari kebisingan yang dapat menyebabkan ayam tersebut stress
dan akhirnya tidak bertumbuh.
Secara umum pengelolaan ayam broiler haruslah bersifat intensif, karena
ayam broiler memiliki sensitifitas yang tinggi terhadap suara, bau-bauan dan
mudah terserang penyakit. Dalam pemeliharaan ayam broiler juga harus
benar-benar sangat diperhatikan, suhu udara, pakan, air minum, obat-obatan dan
kepadatan ayam juga sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan ayam tersebut,
apabila salah satu saja yang terlewatkan atau ditangani tidak tepat maka ayam bisa
saja tidak bertumbuh sehingga hal ini akan merugikan peternak. Hal inilah yang
harus dikuasai oleh pemilik atau orang yang khusus dipekerjakan untuk terjun
langsung menangani kandang ayam tersebut.
Indikasi yang dapat ditulis dalam penelitian ini bersifat empiris berdasarkan
fakta yang terdapat dilapangan. Peneliti melihat bahwa terdapat beberapa masalah
pada peternakan milik Pak Lagan. Bibit ayam atau lebih sering disebut DOC (Day
Old Chicken) sering sekali bermasalah pada periode tertentu sehingga membuat
keuntungan dari pemilik berkurang, DOC seringkali bermasalah pada distributor
karena perjalanan yang jauh menyebabkan bibit ayam ini stress dan terkena hujan
pada saat perjalanan dari medan/ padang kekandang sehingga menyebabkan ayam
mengalami pertumbuhan yang lambat. Dari segi pakan, agen distributor seringkali
seringkali pakan yang akan diberikan ke ayam sudah berkutu, pada saat
pemulangan terkadang distributor sangat lambat , selain itu seringkali distributor
salah memberikan pakan sesuai dengan umur ayam yang ada dipermintaan.
Faktor lingkungan juga banyak mempengaruhi kualitas ayam dan pertumbuhan
ayam, misalnya saja pada saat terjadi kebakaran hutan di Riau maka udara saat itu
tercemar dan berkabut, ayam-ayam hampir diseluruh peternakan yang ada
didaerah tersebut terjangkit penyakit ngorok yaitu ayam bersin-bersin, ingus
keluar lewat hidung dan terdengar suara ngorok pada saat bernafas.
Strategi menurut hamel dan phalad dalam rangkuti (2013 : 4) suatu tindakan
terus menerus yang dilakukan berdasarkan sudut pandang tentang apa yang
diharapkan pelanggan. Dan, Rangkuti mengelompokkan strategi menjadi 3 (tiga)
bagian , yaitu strategi manajemen, strategi investasi dan strategi bisnis. Strategi
bisnis ini bersifat fungsional karena beriorentasi pada fungsi-fungsi manajemen.
Rangkuti (2004) juga merumuskan srategi dalam hubungannya terhadap faktor
internal dan eksternal. Dimana analisis internal dan eksternal adalah keseluruhan
analisis yang tergabung dalam analisis SWOT (kekuatan, kelemahan, peluangdan
ancaman). Analisis SWOT adalah keseluruhan evaluasi tentang kekuatan,
kelemahan, peluang, dan ancaman perusahaan (kotler 2009 : 51). Peneliti ingin
menganalisis SWOT pada peternakan ini karena peneliti ingin lebih
mengembangkan usaha peternakan ayam Pak Lagan ini, dan memaksimalkan
keuntungan dari segala produk peternakan ayam broiler tersebut. Peneliti melihat
kotoran ayam yang dapat dimanfaatkan sebagai pupuk tanaman atau untuk bahan
gas bio. Dan ayam-ayam yang mati selama pemeliharaan dapat digunakan untuk
pakan ikan lele. Peneliti ingin melihat semua nilai komersial yang dapat
memberikan keuntungan maksimal. Sehingga peternak tidak hanya terfokus pada
satu jenis produk yaitu ayam hidup yang akan dipasarkan.
Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti tertarik untuk meneliti strategi
pengembangan melalui “Analisis SWOT Pada Usaha Peternakan Ayam Broiler
Pak Lagan Di Lubuk Sakat, Pekanbaru Riau “
1.2 Pembatasan Masalah
Pembatasan masalah adalah suatu langkah yang diambil peneliti agar
penelitian tidak melebar dan terlalu luas, sehingga peneliti kehilangan fokus dan
menyulitkan proses penelitian. Maka peneliti membuat batasan masalah sebagai
pengontrol penelitian. Adapun batasan masalah peneliti adalah sebagi berikut :
1. Penelitian ini dibatasi hanya pada analisis SWOT pada peternakan ayam Pak
Lagan
2. Unit analisis dalam penelitian ini adalah pemilik peternakan ayam broiler
1.3 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka dapat dirumuskan
permasalahan dalam penelitian ini adalah :
1. Bagaimana strenght weakness opportunity threat (SWOT) peternakan ayam
broiler Pak Lagan ?
2. Apa strategi Pak Lagan dalam mengembangkan usaha peternakannya?
1.4 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui faktor-faktor internal pada peternakan ayam broiler Pak
Lagan.
2. Untuk mengetahui faktor-faktor eksternal pada peternakan ayam broiler Pak
Lagan.
3. Untuk melihat strategi yang tepat pada peternakan ayam broiler Pak Lagan
1.5 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah :
1. Secara teoritis, penelitian ini dapat memperkaya bahan refrensi penelitian di
2. Secara Akademis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi
baik secara langsung maupun tidak langsung bagi kepustakaan Departemen
Ilmu Administrasi Bisnis
3. Secara Praktis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi serta
kontribusi sumbangan pemikiran kepada pihak-pihak terkait dalam bidang
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Strategi
2.1.1 Pengertian Strategi
Strategi adalah perekat yang bertujuan untuk membangun dan memberikan
preposisi nilai yang konsisten dan membangun citra yang berbeda kepada pasar
sasaran ( Kotler 2004 : 191). Dalam strategi inilah suatu penentu bagi perusahaan
untuk melihat dan merumuskan cara mereka bersaing, bertahan dan berkembang.
Untuk dapat berkembang perusahaan harus memiliki strategi yang baik,
dimana strategi ini melihat kondisi eksternal dan internal perusahaan agar dapat
mengembangkan usahanya dengan tepat. Strategi yang ditetapkan perusahaan
berbeda-beda, sekalipun perusahaan tersebut menghasilkan produk yang sama,
akan tetapi strategi mereka bersaing dan berkembang pastilah memiliki
perbedaan. Dalam menetapkan strategi perusahaan tidak boleh sembarangan
karena strategi mencakup kegiatan untuk mempertahankan perusahaan dan
memajukan perusahaan tersebut, apabila strategi pada suatu perusahaan tidak
terfokus dan jelas maka arah tujuan yang akan dicapai oleh perusahaan juga tidak
2.1.2 Tipe - tipe Strategi
Menurut Rangkuti (2013:) strategi dibagi kedalam tiga kelompok yaitu
strategi manajemen, strategi investasi, dan manajemen bisnis.
Strategi manjemen ini adalah strategi yang dilakukan langsung oleh divisi
manajemen dengan berorientasi terhadap pengembangan strategi secara lebih luas
atau makro. Misalnya adalah , strategi pengembangan produk, strategi penetapan
harga, strategi akuisisi, strategi pengembangan pasar, strategi mengenai keuangan
dan sebagainya.
Strategi investasi adalah strategi yang fokus pada masalah investasi yang
dilakukan oleh perusahaan. Misalnya, apakah perusahaan ingin melakukan
strategi pertumbuhan yang agresif atau berusaha mengadakan penetrasi pasar,
strategi bertahan, strategi pembangunan kembali suatu divisi baru atau strategi
investasi, dan sebagainya.
Strategi terakhir menurut Rangkuti ialah strategi bisnis yang sering juga
disebut secara fungsional karena strategi ini beriorentasi pada fungsi-fungsi
kegiatan manajemen, misalnya strategi pemasaran, strategi produksi atau
operasional, strategi distribusi, strategi organisasi dan strategi-strategi yang
2.2 Strenght , Weakness, Opportunity, Theats
2.2.1 Pengertian Strenght, Weakness, Opportunity, Theats
Menurut Rangkuti (2013 : 19) analisis SWOT (strenght, weakness,
opportunity, threats) adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk
merumuskan strategi perusahaan.
Analisis SWOT adalah hasil dari suatu kajian akan kegiatan observasi yang
menganalisis persaingan dan reaksinya terhadap pasar. Dalam hal inilah
perusahaan akan merumuskan dan menganalisis segala aktivitas dan kegiatan
internal perusahaan dan kegiatan eksternal yang mempengaruhi perusahaan. Dari
hasil analisis internal dan eksternal, perusahaan menggabungkan hasil observasi
tersebut dan membuat suatu kesimpulan tentang kelebihan, kelemahan, peluang
dan ancaman perusahaan tersebut pada saat ini dan orientasinya pada masa depan.
Melalui analisis SWOT perusahaan dapat melihat apakah kekuatan pada
perusahaan dapat meraih peluang yang lebih maksimal pada perusahaan dan
meminimalkan kelemahan serta ancaman yang mungkin akan datang.
Analisis SWOT banyak digunakan oleh perusahaan yang sedang
berkembang untuk menentukan kearah mana bisnis perusahaan akan beroperasi,
tujuan utama perusahaan dan bagaimana cara menuju kearah tujuan dan indikator
apa yang akan digunakan untuk mengukur keberhasilan dalam mewujudkan misi
dan visinya. Hasil dari analisis SWOT ini akan memetakan posisi perusahaan
terhadap lingkungannya dan menyediakan pilihan strategi umum yang sesuai,
tahun kedepan untuk memenuhi kebutuhan dan harapan dari para stakeholder
(Situmorang 2008 : 253).
Apabila ekternal dan internal telah dirangkum maka akan dipetakanlah
hasil analisis matriks posisi perusahaan dengan cara berikut :
a. Sumbu horizontal (x) menunjukkan kekuatan dan kelemahan, sedangkan
sumbu vertikal (y) menunjukkan peluang dan ancaman.
b. Posisi perusahaan ditentukn dengan analisis sebagai berikut
c. Kalau peluang lebih besar daripada ancaman maka nilai y > 0 dan
sebaliknya ancaman lebih besar daripada peluang maka nilai y< 0.
d. Kalau kekuatan lebih besar dari kelemahan maka nilai x > 0 dan sebaliknya
apabila kelemahan lebih besar dari kekuatan maka nilai x < 0.
Diagram 2.2.1 Analisis SWOT
Eksternal Faktor
Internal Faktor Kuadran III
Strategi Turn - Around
Kuadran I
Strategi Agresif
Kuadran IV Strategi Defensif
Kuadran II
Kuadran I
a) Merupakan posisi sangat menguntungkan
b) Perusahaan mempunyai kekuatan dan peluang sehingga ia dapat
memanfaatkan peluang yang ada secara maksimal
Kuadran II
a) Meskipun menghadapi berbagai ancaman, perusahaan mempunyai
keunggulan sumber daya
b) Perusahaan-perusahaan pada posisi seperti ini dapat menggunakan
kekuatannya untuk memanfaatkan peluang jangka panjang
c) Dilakukan melalui penggunaan strategi diverifikasi produk atau pasar
Kuadran III
a) Perusahaan menghadapi peluang pasar yang besar tetapi sumber dayanya
lemah. Karena itu dapat memanfaatkan peluang tersebut secara optimal
fokus strategi perusahaan pada posisi seperti ini ialah meminimalkan
kendala-kendala internal perusahaan.
Kuadran IV
a) Merupakan kondisi yang serba tidak menguntungkan
b) perusahaan menghadapi berbagai ancaman eksternal sementara sumber daya
2.2.2 Analisis Lingkungan Eksternal
Analisis lingkungan eksternal adalah analisis yang mempengaruhi
perusahaan dari lingkungan luar perusahaan, dimana lingkungan luar ini yang
akan membrikan peluang pada perusahaan dan ancaman juga. Pada lingkungan
eksternal, perusahaan akan lebih melihat perkembangan yang terjadi diluar,
misalkan ekonomi, politik, hukum dan banyak lainnya yang secara langsung
maupun tidak langsung akan langsung berdampak pada perusahaan tersebut.
Peluang adalah faktor eksternal yang akan didapat seiring berjalannya waktu dan
kondisi dipasar, peluang adalah lingkungan yang harus dimanfaatkan oleh
organisasi dengan baik agar menunjang kemajuan perusahaan. selain peluang,
waktu pada perusahaan juga akan mendatangkan ancaman yang akan dihindari
atau dihadapi. Ancaman adalah suatu kondisi yang mungkin akan membahayakan
kelancaran aktivitass organisasi, atau bahkan menghancurkan organisasi tersebut.
Maka, perusahaan yang baik haruslah memetakan peluang dan ancaman pada
poisi yang seharusnya agar dapat dimanfaatkan dengan baik.
2.2.3 Analisis Lingkungan Internal
Pada semua jenis usaha pasti memiliki suatu keunggulan (kekuatan) dan
kelemahan, karena tidak satupun kuat atau lemah pada semua bidang. Strenght
(kekuatan) adalah suatu keunggulan pada perusahaan tersebut yang mampu
membawa perusahaan tersebut dikenal dan maju, kekuatan adalah hal yang harus
setiap usaha berbeda-beda, misalnya saja pada usaha yang bergerak dibidang jasa,
pada usaha ini kualitas pelayanan adalah suatu prioritas yang harus dicapai oleh
usaha tersebut untuk mendapatkan loyalitas pelanggan, sedangkan dalam bidang
barang dagangan, suatu perusahaan harus memiliki kualitas, harga yang relatif dan
penampilan yang menarik. Kekuatan pada usaha bisnis itu dapat berupa keahlian,
sumberdaya, teknologi yang superior, dan lain-lain.
Kelemahan (weakness) merupakan kekurangan perusahaan atau suatu
kondisi yang menghambat perusahaan untuk lebih baik. Dimana kekurangan
inilah yang harus terus diperbaiki oleh perusahaan untuk dapat berkembang.
Kelemahan pada usaha bisnis, misalnya, saja pada sistem manajemen yang kurang
baik sehingga tidak memberikan kontribusi yang signifikan pada hasil yang
diinginkan oleh perusahaan, kurangnya riset yang dilakukan oleh perusahaan pada
pasar sehingga produk dan cara pemasaran yang dilakukan tidak mendapatkan
hati masyarakat jaringan distribusi yang kurang, reputasi perusahaan kurang baik,
arah strategi usaha kurang jelas, fasilitas yang disediakan oleh perusahaan kurang
atau sudah usang.
Kelemahan pada perusahaan inilah yang berusaha diperbaiki dan ditutupi
oleh perusahaan dengan meningkatkan keunggulan dan memanfaatkan faktor
ekternal yaitu peluang yang ada dipasar sehingga perusahaan dapat lebih
berkembang. Oleh sebab itu strategi dibuat untuk memperbaiki ketidakmampuan
perusahaan dan menghindari kelemahan perusahaan berdasarkan kekuatan
2.2.4 Pendekatan Dalam Analisis Strenght, Weakness, Opportunity, Threats
Analisis SWOT adalah kondisi internal dan eksternal suatu organisasi
yang selanjutnya akan digunakan sebagai dasar untuk merancang strategi dan
program kerja. Dalam merancang strategi dan program kerja, SWOT terbagi atas
dua macam pendekatan dalam menganalisis.
Pendekatan pertama, pendekatan kualitati matriks SWOT sebagaimana
dikembangkan oleh Kearns menampilkan delapan kotak, yaitu dua paling atas
adalah faktor eksternal (peluang dan ancaman), sedangkan kotak sebelah kiri
adalah faktor internal (kekuatan dan kelemahan). Empat kotak lainnya merupakan
isu-isu strategis yang timbul sebagai titik pertemuan antara faktor-faktor internal
dan eksternal .
EKSTERNAL
INTERNAL OPPORTUNITY THREATS
STRENGHT
WEAKNESS
Matriks SWOT 2.2.4
Yang kedua adalah pendekatan kuantitatif analisis SWOT, data SWOT
kualitatif diatas dapat dikembangkan oleh Pearce dan Robinson (1998) agar
diketahui secara pasti posisi organisasi yang sesungguhnya. Pada pendekatan
kuantitatif analisis SWOT maka akan dilakukan peratingan dan pembobotan pada
2.3 Agribisnis Peternakan
2.3.1 Pengertian Agribisnis Peternakan
Saragih, adalah pakar ekonomi pertanian pada tahun 2000-an yang
mempopulerkan istilah agribisnis pada bidang pertanian. Umumnya agribisnis
diartikan sebagi kegiatan secara keseluruhan yang terkait dengan suatu usaha dari
hulu sampai hilir. Menurut suharno (2012) agribisnis peternakan diartikan
sebagai tingkah laku bisnis dalam subsektor peternakan yang mencakup
penyediaan sarana produksi peternakan, busidaya peternakan, penanganan pasca
panen, dan pemasaran.
Keuntungan usaha peternakan yang besar berada diluar usaha budidaya
peternakan, misalnya saja peternakan domba, pendapatan peternakan domba
tergantung kemampuan pabrik menampung bulu domba tersebut. Apabila pabrik
sedikit yang berminat pada bulu domba maka budidaya domba akan mengalami
kesia-sian karena tidak cukup menghasilkan. Oleh karena itu, peternak harus
melihat kondisi pasar untuk melihat peluang dalam memasarkan produknya.
Informasi dari pasar inilah yang akan membuat peternak tahu apakah harus
meningkatkan produksinya untuk mendapatkan keuntungan lebih atau mengurangi
produksi karena permintaan dari pasar yang kurang.
Pada praktek dilapangannya peternak harus mengatur strategi yang tepat
untuk mengembangkan usahanya, misalnya saja peternak harus tahu apa yang
akan dipelihara, dan apa hasil dari pemliharaan tersebut dan kemana hasil tersebut
yang dapat dimanfaatkan. Misalnya saja ayam yang sudah mati tersebut dapat
dijual kepada peternakan ikan lele, dan kotoran ayam dapat digunakan untuk
kompos tanaman dijual kepada petani tanaman, dan begitu seterusnya sampai
semua hasil peternakan tersebut dapat dimanfaatkan untuk mendapatkan
keuntungan bisnis.
2.3.2 Jenis-jenis Agribisnis Peternakan
Di Indonesia terdapat berbagai macam peternakan yang menghasilkan
protein hewani bagi masyarakaat Indonesia, baik yang diolah oleh rumah tangga
maupun hasil olahan pabrik.
Peternakan sapi perah, merupakan penghasil susu segar yang mulai
diperkenalkan oleh penjajah belanda. Selain dijual dalam bentuk susu segar , hasil
susu sapi perah juga diolah oleh pabrik-pabrik susu yang berada di indonesia
kedalam beberapa jenis susu bubuk dan cair dengan variasi rasa tambahan. Ada
juga yang mengolah susu segar tersebut menjadi youghurt dan permen susu.
Peternakan sapi potong adalah jenis peternakan yang menghasilkan daging
untuk dikonsumsi. Daging sapi ini biasanya dijual dalam bentuk yang masih segar
dipasaran tradisional maupun dalam bentuk yang sudah dibekukan dalam pasar
modern. Sapi potong juga banyak dimanfaatkan oleh perusahaan-perusahaan
untuk dibuat menjadi abon daging sapi, dan olahan rumah tangga seperti bakso,
Peternakan kerbau merupakan jenis peternakan yang menghasilkan daging
yang biasanya menjadi pelegkap upacara adat atau hari-hari besar. Selain itu
banyak kerbau di Indonesia dimanfaatkan tenaganya untuk membantu petani
dalam membajak sawah.
Peternakan kambing dan domba umumnya juga menghasilkan daging
untuk dikonsumsi. Namun kedua binatang ini mempunyai keistimewaan tersendiri
bagi pengrajin karena kulitnya dapat dimanfaatkan menjadi bahan baku industri
kerajinan dan bulu domba untuk tekstil.
Peternakan babi merupakan peternakan penghasil daging yang dikonsumsi
oleh kalangan tertentu saja karena merupakan jenis binatang yang bagi agama
muslim merupakan binatang yang tidak halal. Selain konsumennya yang dari
kalangan tertentu saja, lokasi peternakan ini juga hanya ada dibeberapa daerah
tertentu saja.
Peternakan ayam kampung juga merupakan agribisnis yang bergerak pada
kegiatan penghasil daging yang paling populer dimasyarakat. Selain dagingnya
yang enak ayam kampung juga bulunya dapat dimanfaatkan untuk keperluan
industri pengrajin.
Itik merupakan ternak yang dwiguna karena selain menghasilkan daging
untuk dikonsumsi itik juga menghasilkan telur yang dapat dikonsumsi dan bulu
yang dapat digunakan untuk industri pengrajin.
Ayam ras petelur adalah ayam yang dulunya berasal dari Eropa dan
banyak dipilih karena selain telurnya yang enak , telur ayam ras petelur ini juga
lebih murah ketimbang telur bebek.
Ayam Ras Pedaging adalah jenis ayam yang dipelihara dalam kurun waktu
30-40 hari untuk dikonsumsi, sehingga ayam ini sangat menguntungkan apabila
dibudidayakan sebagai penghasil daging. Jenis ayam pedaging yang biasanya
dibudidayakan di Indonesia antara lain CP 707, Starbro, Hybro.
2.3.3 Sejarah Perkembangan Ayam Broiler
Ayam broiler atau lebih dikenal dengan ayam ras pedaging merupakan
ayam jenis unggulan yang merupakan hasil persilangan dari ayam-ayam yang
memiliki kemampuan cepat bertumbuh dengan ayam produktivitas yang tinggi.
Ayam broiler sendiri mulai populer di Indonesia pada tahun 1980-an pada saat
pemerintah mencanangkan program BIMAS ayam, yaitu program pengembangan
ayam ras secara besar-besaran. Ada tiga masa perkembangan ayam broiler
sebelum akhirnya mendapatkan hati konsumen seperti sekarang ini.
Perkembangan ayam ras dimulai pada masa prapelita (1950) dimana
pemerintah mencanangkan sebuah program Rencana Kesejahtraan Istimewa
(RKI) atau lebih sering disebut dengan plan kasimo. Yaitu suatu program yang
dibiayai oleh pemerintah pusat untuk pembangunan ternak-ternak diberbagai
provinsi. Pada saat penggalangan pembangunan ternak-teknak tersebut , ayam ras
merupakan salah satu ternak yang dibudidayakan. Menurut suharno, semenjak
impor, antara lain leghorn, white rock, rhode island red (RIR), new hamshire,
noord holland blauw, austrolop, minorca, dan vantress. Dan seiring berjalannya
waktu hanya ada tiga jenis ayam yang bertahan sampai tahun 1960, yaitu ayam
leghorn putih, RIR, dan autrolop. Namun , berangsur-angsur ayam tersebut ikut
juga menghilang dari pasaran.
Perkembangan ayam ras tersebut mulai mengalami kendala pada masa
selanjutnya sehingga pemerintah pusat mengalihkan pembangunan peternakan ini
kepada pemerintah daerah, namun pemerintah daerah kewalahan dan tidak
sanggup karena usaha peternakan membutuhkan dana yang cukup besar sehingga
pada tahun 1961 usaha peternakan mulai jatuh pada perusahaan swasta yang
memiliki modal besar. Para pengusaha swasta ini pun mulai mengimbor ayam ras
jenis baru seperti hyline, hanson, H & N, dan babrock.
Pada saat pemerintah mulai mencanangkan program Pembangunan Lima
Tahun (Pelita), ayam broiler merupakan salah satu usaha yang ikut menjadi
program yang diperhatikan oleh pemerintah. ayam broiler merupakan ayam yang
memiliki produktivitas yang tinggi dibandingkan ayam jenis lain sehingga
pemerintah lebih memperhatikannya. Perhatian pemerintah terhadap ayam ras
dibuktikan dengan adanya program bimbingan massal (Bimas) pada tahun 1976
yang dimulai di Bogor dan DIY. Untuk 2 tahun anggaran (tahun 1972-1974)
program ini menyediakan 444 paket kredit yang nilainya 58,940 juta rupiah.
Dengan berhasilnya program bimas pada kota DIY dan Bogor, program
Program ini menguntungkan petani sehingga dilanjutkan dengan bimas broiler
mulai tahun 1980. Para peternak kecil pun dianggap layak mendapatkan paket
program ini dengan memberikan 500 ekor ayam /periode atau 2.500 ekor ayam/
tahun (tiap periode terdiri dari 7-8 minggu). Paket-paket tersebut juga termasuk
biaya kandang, pengadaan bibit, pengadaan pakan, vaksin dan lain-lain dengan
total nilai kredit sebesar Rp. 1.000.000.00/paket. Kredit tersebut dulunya
disalurkan oleh bank BRI dan dan jalan lain untuk memperlancar program ini juga
didirikan KPPU ( Koperasi Produksi Peternakan Unggas) yang ikut berperan
dalam kelancaran produksi ternak.
Meskipun keuntungan yang diperoleh peternak cukup bagus, program
bimas ini menemui sejumlah maslah dilapangan terutama sejak memasuki pelita
III banyak peternak mandiri yang lahir dari unsur wiraswasta murni tanpa
bantuan kredit yang menyebabkan kekurangan bahan baku pakan, dan pada saat
pakan naik sedangkan jual daging dan telur mengalami penurunan dipasaran. Para
peternak mulai mengeluh kepada pemerintah terhadap kendala-kendala yang
mulai mereka hadapi pada Februari 1981. Sebagai jawaban atas keluhan peternak
maka pemerintah menerbitkkan Keppres No. 50/1981 pada tangga 2 November
1981 tentang pembinaan usaha peternakan ayam ras. Inti dari materi keppres
tersebut adalah sebagai beriku :
a) Perorangan / badan hukum yang menjalankan usaha peternakan ayam
sebanyak-banyaknya 5.000 ekor, sedangkan ayam pedaging maksimal 750
ekor/ minggu.
b) Perorangan / badan hukum yang memiliki ayam petelur / ras pedaging
melebihi jumlah yang ditentukan diatas harus menguranginya secara
bertahap.
c) Untuk menjamin tersedianya produksi telur dan daging ayam dilakukakn
usaha-usaha sebagai berikut
1. Meningkatkan usaha ayam ras yang sudah ada untuk mencapai skala
usaha peternakan kecil yang maksimal
2. Mendorong terbentuknya peternakan-peternakan ayam ras baru dengan
melalui bimas dan non bimas.
Sekalipun telah ada keppres ini, ternyata keadaan tidak semulus yang
diharapkan dengan terjadinya pelanggaran sehingga Menteri Pertanian RI
menerbitkan SK Mentan No. TN. 406/Kpts/5/1984 tanggal 28 mei 1984. Mentan
mengatur pola kerjasama antara perusahaan peternak sebagai inti dan peternak
sebagai plasma. Kerjasama ini kemudian populer dengan sebutan Perusahaan inti
Rakyat (PIR).
Ternyata PIR juga tidak dapat meredam apa yang terjadi dilapangan
sehingga keppres No.50/1981 dicabut dan diganti denga keppres No. 22/1990.
Keppres baru tersebut memaparkan tentang kebijakan pembinaan usaha ayam
broiler. Sejak Keppres No.22/1990 diterbitkan muncul peternakan-peternakan
pembudidayaan maupun dalam hal pemasaran. Perkembangan tersebut dapat
dilihat dengan peningkatan populasi ayam broiler pertahunnya 10%.
Perkembangan ayam ras ini disebabkan oleh meningkatnya konsumsi masyarakat
terhadap daging dan telur yang merupakan sumber protein hewani yang sangat
murah.
Pada bulan Juli 1997, kondisi ekonomi Indonesia mengalami krisis yang
membawa perubahan besar di Indonesia. Krisis ekonomi tersebut bedampak pada
usaha perunggasan yang ada di Indonesia. Pada saat krisis tersebut harga pakan
meningkat sementara harga daging dan telur turun secara terus-menerus karena
berkurangnya minat beli masyarakat. Dan keadaan semakin tidak terkendali saat
terjadi kerusuhan dan perubahan peta plitik dan pergantian pemerintahan pada
tahun 1998.
Banyak peternakan yang gulung tikar dan cuti dari aktivitas agribisnis
peternakan, sehingga mengakibatkan harga pakan dan DOC pun turun dan
populasi ayam broiler pada saat itu hanya tersisa 500.000 ekor perhari. Para
produsen bibit ayam (DOC) pun ikut terkena imbasnya. Kemerosotan srbrsar 70%
tersebut cuku sulit karena terjadi hanya dalam hitungan bulan, yakni akhir tahun
1997 sampai awal 1998.
Dalam upaya penyelamatan bisnis ayam broiler dari guncangan krisis
menjadi bahan diskusi oleh beberapa kalangan diantaranya Fakultas Peternakan
IPB dan Forum Masyarakat Peternakan Indonesia (Masterindo) , sementara itu
kedelai dan tepung ikan dengan subsidi nilai tukar. Tujuan subsidi tersebut untuk
membantu pabrik pakan mendapatkan bahan baku yang murah sehingga akan
dapat dijangkau oleh peternak. Namun usaha pemerintah ini dinilai tidak megenai
sasaran.
Titik balik industri perunggasan dimulai pada akhir tahun 1998. Setelah
mengalami kemerosotan pada saat krisis, harga produk ungga merosot tajam naik
keatas sehingga memberikan keuntungan yang sangat besar bagi peternak. Hal
tersebut membangkitkan kembali gairah bisnis ayam broiler. Inovasi produk
peternakan juga mendapat hati konsumen seperti chicken nugget karya Sierad
produce ditahun 1998. Dengan terjadinya titik balik bisnis ayam broiler ternyata
mengubah pola bisnis yang sebelum krisis dengan pola kemitraan dan pola
mandiri menjadi pola kemitraan yang bervariasi tanpa campur tangan pemerintah
seperti sebelum terjadinya krisis. Pola kemitraan ini dikembangkan antara lain
oleh PT Charoen Pokphand Group, Japfa Group, Sierad Group,dan Wonokoyo
Group.
Umur Keppres No.22/1990 ternyata sama dengan Keppres No. 50/1981.
Tahun 2000, presiden BJ Habibie menandatangani Keppres No. 85/2000 yang
menyatakan tidak berlakunya lagi Keppres No.22/1990. Dengan pencabutan
Keppres, masyarakat kembali mengikuti UU No. 6/1967 dan PP No. 16/1977.
Dan stelah lama berusaha untuk diperbaiki, pada tahun 2009 disempurnakanlah
2.3.4 Sistem Pemeliharaan Ayam Broiler
Dalam memulai budidaya ayam broiler peternak harus memilih bibit atau
DOC yang bagus agar mengalami peertumbuhan yang baik. Ayam broiler adalah
jenis ayam yang pertumbuhannya sangat cepat dalam waktu 30 hari sudah
mencapi berat 1,5kg. Ayam broiler biasanya berbuluh putih dengan daging dada
yang padat dan kaki yang gemuk kokoh. Pemeliharaan ayam broiler dilakukan
pada kandang yang berlantai panggung. Hal ini dilakukan agar ayam bersih dan
mengurangi bau amoniak pada ayam broiler. Dan dinding kandang dibuat terbuka
dengan menggunakan bahan bambu agar sirkulasi angin dapat berputar dengan
baik.
Setelah pasca panen maka kandang ayam akan divacumkan selama 2
minggu untuk dibersihkan, dilakukan pencucian kandang, pengapuran dinding dan
lantai, pembilasan kandang dengan menggunakan desinfektan pada seluruh bagian
kandang, membuat pemanas seminggu sebelum DOC datang, memasang peralatan
pakan untuk anak ayam dan terakhir memasang tirai untuk menjaga kehangatan
pada saat DOC sudah datang.
Sebelum DOC datang umumnya pemanas sudah disiapkan sejam
sebelumnya, dan makanan serta air gula merah juga sudah disediakan dan suhu
dalam kandang harus diatur 32°C selama minggu awal. Seiring bertambahnya
umur ayam maka ayam harus divaksinasi dan mulai ditimbang untuk melihat
peningkatan Kg-nya. Perubahan pakan dari halus sampai menjadi besar juga
sore diselang-seling dengan pemberian obat apabila ayam mengalami gejala
penyakit. Apabila ayam sudah mencapai berat 0,8-1kg biasanya sudah dilakukan
pengurang untuk mengurangi kepadatan kandang sampai akhirnya seluruh ayam
dipanen saat beratnya mencapai 2kg .
2.3.5 Sistem Agribisnis Ayam Broiler
Sistem agribisnis ayam broiler memiliki empat subsistem agribisnis
sebagai berikut: Pertama, upstream off farm agribusiness (subsistem agribisnis
hulu) ayam broiler yaitu kegiatan yang menghasilkan breeding farm (industry
pembibitan) dengan seluruh pendalaman srukturnya, industri pakan, industri
obat-obatan/ vaksin dan industri alat serta peralatan peternakan. Pada usaha ini
peternakan tidak menghasilkan daging namun menghasilkan ternak unruk
dipelihara. Ada empat usaha pembibitan (suharno 2012 : 11) yaitu :
1. Pembibitan untuk menghasilkan PL (Pure Line) atau ayam galur murni
2. Pembibitan untuk menghasilkan GGPS (Great Grang Parent Stock) atau
ayam bibit “buyut”
3. Pembibitan untuk menghasilkan GPS ( Grand Parent Stock) atau ayam bibit
nenek
4. Pembibitan untuk menghasilkan PS (Parent Stock) atauayam induk.
Keturunan parent stock ini disebut Final Stock. Jenis bibit terakhir inilah
yang disebut sebagai ayam niaga dan DOC –nya dipelihara peternak untuk
Kedua, budidaya agribisnis ayam broiler, yaitu kegiatan yang
menghasilkan ayam ras potongan atau telur konsumsi. Subsistem inilah yang di
masa lalu kita lihat sebagai peternakan ayam broiler. Namun ada perbedaan
sistem ayam broiler yang dipelihara di Indonesia dengan yang dipelihara diluar
negeri, perbedaannya pada lama pemeliharaan. Umumnya di Indonesia lama
pemeliharaan 4-6 minggu, sedangkan diluar negeri 7-8 bulan . perbedaan ini
terjadi karena masyarakat Indonesia lebih menyukai ayam berukuran kecil.
Ketiga, downstream off-farm (subsistem agribisnis hilir) ayam broiler, yaitu
kegiatan pengolahan pascapanen ayam ras potong dan telur konsumsi beserta
kegiatan perdagangannya. Termasuk kedalam subsistem ini adalah agroindustri
hilir ayam ras seperti RPA/TPA, industri pengalengan daging ayam ras, dan
industri-industri yang menggunakan telur ayam ras sebagai bahan bakunya.
Keempat, (supporting institutions) subsistem jasa penunjang agribisnis
ayam ras, yaitu seluruh kegiatan yang menyediakan jasa yang dibutuhkan
agribisnis ayam ras. Termasuk didalamnya distribusi. Di Indonesia ada dua jalur
distribusi ayam, yang pertama, yaitu jalur distribusi tradisional, yaitu dari kandang
langsung menuju pasar atau tempat pemotongan tradisional yang dijual dalam
bentuk ayam segar. Kedua, jalur distribusi modern , yaitu dari kandang lalu
ketempat pemotongan lalu kepenyimpanan ayam beku, dan penjualan ayam beku.
Ayam pada jalur distribusi ini dijual dalam bentuk beku.
Apabila melihat fakta dilapangan, pemasaran ayam broiler di Indonesia
langsung memasarkan produknya sendiri kepasaran, namun peternakan besar
pemasarannya melalui cara tata niaga, yaitu produsen – pengumpul – pedagang
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Bentuk Penelitian
Bentuk penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan pendekatan
metode analisis Kualitatif. Menurut Sugiyono (2006) penelitian dengan metode
deskriptif adalah dengan melukiskan dan menafsirkan keadaan sekarang ini
berkenaan dengan kondisi yang ada dan memusatkan diri pada pemecahan
masalah yang akan datang.
3.2 Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada usaha peternakan ayam broiler Pak Lagan
yang terletak di Lubuk Sakat, Pekanbaru, Riau.
3.3 Jenis dan Sumber Data
Dalam penelitian ini peneliti akan menggunakan data primer dan data
sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh dengan pengamatan/ observasi
langsung dilapangan, wawancara langsung dengan pihak peternakan dan data
sekunder diperoleh dari dokumen-dokumen peternakan, penelitian terdahulu dan
literatur yang berkaitan dengan penelitian ini.
Responden yang dipilih untuk pemberian data pada matriks internal dan
pengecer Pemilihan ini dilakukan atas dasar bahwa mereka dianggap mempunyai
pengetahuan yang cukup banyak terhadap kondisi internal dan eksternal
perusahaan.
3.4 Teknik Pengumpulan Data
Untuk mendapatkan data atau informasi-informasi, keterangan atau fakta-
fakta yang dibutuhkan, peneliti mempergunakan teknik pengumpulan data sebagai
berikut :
1. Metode wawancara yaitu melakukan tanya jawab secara langsung yang
bertujuan untuk melengkapi data yang dibutuhkan. Dalam hal ini yang
akan peneliti wawancara adalah pemilik usaha, pekerja yang berjumlah
dua orang, pemasok DOC dan pemasok pupuk, pengecer, dan pesaing.
Pada pemilik peneliti akan bertanya mengenai situasi, lama usaha, persepsi
pemilik pada internal dan eksternal usaha, dan lain-lain. Pada pekerja
peneliti akan menanyakan pengalaman bekerja, kondisi peternakan, dan
kegiatan-kegiatan yang dilakukan di peternakan. Pada pemasok peneliti
akan menanyakan asal bibit/pupuk, lama bekerja, sedikit memngulas
mengenai pakan dan pupuk yang baik untuk ayam. Pada pesaing peneliti
akan mewawancarai lama usaha, kondisi ayam dan membandingkan usaha
dengan usaha peternakan milik Pak Lagan. Pada pengecer peneliti akan
menanyakan kemana saja ayam dipasarkan dan bagaimana cara
2. Metode Observasi yaitu untuk memungkinkan pengamat melihat dunia
sebagaimana yang dilihat oleh subjek yang diteliti, menangkap makna,
fenomena dan budaya dari pemahaman subjek. Peneliti akan mengamati
tempat penelitian, orang yang terlibat dalam peristiwa yang terjadi
sepanjang itu berpengaruh terhadap gejala-gejala yang diamati. Selain itu
peneliti juga akan mengamati pelaku-pelaku yang berinteraksi dalam
peternakan dan melihat kegiatan-kegiatan serta alat-alat yang
dipergunakan dalam periode waktu obseravasi.
3. Metode dokumentasi adalah teknik pengumpulan data dengan
menggunakan catatan-catatan yang ada dilokasi penelitian atau
sumber-sumber lain yang terkait dengan penelitian. dalam dokumentasi ini peneliti
akan menyertakan dokumentai foto kegiatan wawancara, foto
kegiatan-kegiatan pada peternakan dan dokumen-dokumen transaksi pembelian
DOC.
3.5 Teknis Analisis Data
Analisis data merupakan bagian yang sangat penting dalam penelitian
karena dari analisis akan diperoleh temuan, baik temuan substanttif maupun
formal. Analisis data (Gunawan 2013:209) adalah sebuah kegiatan untuk
mengatur, mengurutkan, mengelompokkan, memberi kode/tanda, dan untuk
mengkategorikannya sehingga diperoleh suatu temuan berdasarkan fokus atau
3.5.1 Matriks SWOT
Matriks SWOT menurut rangkuti adalah alat yang dipakai untuk
menyusun faktor-faktor startegis perusahaan. Matriks ini dengan jelas
menggambarkan bagaimana peluang dan ancaman eksternal yang dihadapi
perusahaan dapat disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan internal
perusahaan.
Diagram 3.5.1 Matriks SWOT
IFAS
EFAS
Strenght (S)
faktor kekuatan internal
a. Strategi SO
Dibuat berdasarkan jalan pikiran usaha peternakan, yaitu dengan
memanfaatkan seluruh kekuatan untuk merebut dan memanfaatkan
peluang sebesar-besarnya
b. Strategi ST
Strategi dalam menggunakan kekuatan yang dimiliki usaha untuk
mengatasi ancaman
c. Strategi WO
Strategi ini diterapkan berdasarkan pemanfaatan peluang yang ada dengan
meminimalkan kelemahan
d. Strategi WT
Strategi ini di dasarkan pada kegiatanyang bersifat defenif dan berusaha
3.6 Penelitian Terdahulu
2008 Hasil penelitian menunjukka
perusahaan dalam masa
pertumbuhan dan menurut
analisis SWOT faktor
kekuatan dan peluang sangat
mempengaruhi perusahaan
2011 Penelitian ini memberikan hasil, yaitu Prioritas strategi
yang dapat diimplementasikan untuk
pengembangan usaha peternakan itik di Kecamatan
Baranti Kabupaten Sidenreng
Rappang adalah 1)peningkatan populasi
ternak itik dengan mengembangkan usaha
pembibitan ternak itik
itik.
Sidik Ikhsan Analisis SWOT Untuk
Merumuskan Strategi
Pengembangan
Komoditas Karet di
Kabupaten Pulau Pisau
Kalimantan Tengah
2011 Hasil menunjukkan bahwa
komoditas karet memiliki
posisi strategis untuk
berkembang
Rizky
Maisyarah
Strategi Pengembangan
Bisnis Dengan Analisis
SWOT Pada Lumpia
Leker Medan
2013 Hasil penelitian menunjukkan
bahwa lumpia leker medan
telah menerapkan SWOT
BAB IV
HASIL PENELITIAN
4.1 Deskripsi Objek Penelitian
4.1.1 Sejarah Singkat Peternakan Ayam Broiler Pak Lagan
Sekitar lima tahun lalu di daerah lubuk sakat ini hanya terdapat dua
peternakan kandang ayam broiler yang dimiliki oleh perusahaan Satwa Utama
Jaya (SUJ) dimana perusahaan ini memiliki peternakan yang memiliki kapasitas
35.000 dan kapasitas 20.000 pada awal yang dimakan dengan Farm I dan Farm II.
Dan setelah perusahaan SUJ mulai membangun farm yang keempat mulailah
pengusaha peternakan mandiri saat itu dimulai oleh Bapak Tarno dengan membeli
bibit ayam, memelihara sampai pemasaran dilakukan oleh Pak Tarno sendiri,
namun pada saat itu pak Tarno hanya dapat bertahan selama dua periode saja,
pada periode ketiga pak Tarno gagal dan merugi akibat harga pasaran ayam yang
merosot turun dan membuat Pak Tarno kewalahan dan merugi. Belajar dari
pengalaman Pak Tarno maka Pak Sihombing membangun peternakannya dengan
menggunakan sistem kerjasama mitra usaha dengan perusahaan SUJ, dimana
perusahaan akan menyediakan bibit, pakan, obat-obatan dan setelah layak jual
maka akan dipasarkan oleh pihak SUJ, sehingga tugas Pak Sihombing adalah
menyediakan tempat dan modal membeli bibit, setelah itu Pak sihombing akan
memlihara ayam tersebut ssampai besar dan menjualnya kembali pada SUJ sesuai
Peternakan adalah tempat berbisnis yang menjanjikan terlepas bagaimana
orang menjadikannya dan melihatnya. Ada sebagian orang yang menjadikan
peternakan sebagai tempat penelitian, tempat berbisnis atau sekedar tempat suatu
hobi yang ingin dilakukan. Dan dari semua hal tersebut Pak Lagan menjadikan
peternakan adalah suatu bisnis yang umumnya dilakukan juga oleh orang lain.
Peternakan Pak Lagan ini memasuki usia dua tahun lebih, proses pengerjaannya
mulai dilakukan pada bulan april 2011, setelah kandang yang berkapasitas 5000
ekor tersebut berdiri dan mulai berjalan barulah pada bulan oktober pengerjaan
kandang kedua dengan kapasitas sama mulai dibangun. Pada bulan november,
kandang tersebut mulai menerima DOC dengan kapasitas 10.000 ekor ayam
broiler. Dengan kapasitas kandang dan ayam yang semakin bertambah maka Pak
lagan juga menambah pekerjanya satu orang. Sehingga, total dua pekerja untuk
mengurusi ayam-ayam broiler tersebut pada kandangnya masing-masing.
Lokasi peternakan ayam broiler ini berada di pinggiran kota pekanbaru. Di
daerah Lubuk sakat yang berjarak dua jam dari kota pekanbaru ini adalah
pemukiman penduduk yang didominasi oleh orang kampung itu sendiri. Daerah
yang memiliki banyak perkebunan sawit namun masih memiliki banyak hutan
dibanding tempat lain. Di daerah yang masih minim penduduk dan aktivitas suara
ini Pak Lagan membangun peternakannya, karena ayam broiler adalah ayam yang
pemeliharaannya super intensif dan jauh dari hal-hal yang dapat membuatnya
stress. Dengan panjang 75m2 dan luas 8m2 pada masing-masing kandang Pak
banyak pohon yang dapat meredam suara dari luar. Tempat ini cukup baik bagi
perkembangan ayam broiler kedepannya.
Pak Lagan adalah seorang perantau dari daerah sumatera tepatnya samosir
30 tahun lalu. Memulai kegiatannya diperantauan menjadi karyawan pembibitan
sawit pada saat itu, Pak Lagan sudah menjalani pekerjaan itu selama 25 tahun.
Dengan rutinitas pekerjaan selam 25 tahun tersebut Pak lagan akhirnya menarik
diri dari rutinitas tersebut dan mulai fokus pada usaha ternak ayam. Pak Lagan
sendiri mulai terjun langsung pada peternakan ini setahun yang lalu, Pak Lagan
tidak ingin hanya membuka bisnis, namun ia juga ingin menjadi orang yang
paham dengan bisnis yang ia buka sendiri. Peternakan ayam adalah pekerjaan
yang ia gemari saat ini karena banyak hal baru yang dapat ia temukan saat
menekuninya terlepas dari sawit-sawit yang selalu ia lihat selama 25 tahun.
Jenis peternakan ayam milik Pak Lagan adalah peternakan ayam broiler
komersial, bukan peternakan sebagai pencetak ayam baru atau peternakan petelur.
Peternakan ini adalah peternakan yang sistemnya adalah membeli bibit ayam atau
DOC lalu membesarkannya selama kurang lebih 35 hari atau sampai beratnya
kira-kira 2kg lebih lalu dijual tanpa ada yang ditinggalkan sebagai induk untuk
populasi selanjutnya. Ayam-ayam yang cukup umur inilah nanti yang akan dijual
oleh Pak Lagan. Peternakan ayam Pak Lagan dapat dikatakan adalah peternakan
yang membesarkan ayam broiler tersebut lalu dipotong atau dikonsumsi. pada
permintaan konsumen terhadap perusahaan dimana peternakan ayam Pak Lagan
ini bekerjasama sebagai mitranya.
4.1.2 Visi dan Misi Peternakan Pak Lagan
Visi dan misi dari suatu bisnis, dapat membantu usaha tersebut berjalan
dengan arah yang jelas. Visi dan misi tersebut dirumuskan untuk dijadikan sebagi
pedoman didalam mencapai tujuan dari dibangunnya suatu usaha. Visi dan Misi
peternakan ayam broiler Pak Lagan adalah :
Visi :
Peternakan Pak Lagan memiliki visi sebagai mitra/partner strategis yang
sanggup memberikan kepuasan dan memberikan produksi yang berkualitas.
Misi :
1. Membuat produksi yang berkualitas
2. Menciptakan lapangan kerja
3. Mengembangkan peternakan yang berkualitas kedepannya.
4.1.3 Struktur Kerjasama Peternakan Ayam Broiler Pak Lagan
Pada peternakan ayam broiler milik Pak Lagan ini adalah peternakan
dengan pola usaha kemitraan Kinak PIR (perusahaan inti rakyat) yang sudah