• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Strenght Weakness Opportunity Threats (SWOT) Pada Usaha Peternakan Ayam Broiler Pak Lagan di Lubuk Sakat, Pekanbaru

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Analisis Strenght Weakness Opportunity Threats (SWOT) Pada Usaha Peternakan Ayam Broiler Pak Lagan di Lubuk Sakat, Pekanbaru"

Copied!
104
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS STRENGHT WEAKNESS OPPORTUNITY THEATS

(SWOT) PADA USAHA PETERNAKAN AYAM BROILER PAK

LAGAN DI LUBUK SAKAT, PEKANBARU

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Menyeleaikan Program Studi Strata Satu (S1)

Program Studi Administrasi Niaga/ Bisnis

Disusun oleh :

Naomi Christy Siallagan

100907106

DEPARTEMEN ILMU ADMINISTRASI NIAGA/BISNIS

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2014

(2)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NIAGA/BISNIS

HALAMAN PERSETUJUAN

Hasil skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan dan diperbanyak oleh:

Nama : NAOMI CHRISTY SIALLAGAN

NIM : 100907106

Program Studi : Ilmu Administrasi Niaga/Bisnis

Judul : Analisis Strenght Weakness Opportunity Threats

(SWOT) Pada Usaha Peternakan Ayam Broiler Pak

Lagan Di Lubuk Sakat, Pekanbaru

Medan,1 Juli 2014

Dosen Pembimbing Ketua Program Studi

Ihsan Effendi, SE, M.Si

NIP : 196910026200501001 NIP: 195908161986111001

Prof. Dr. Marlon Sihombing, M.A

Dekan

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

NIP: 196805251992031002 Prof. Dr. Badaruddin, M.Si

(3)

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur bagi Allah karena berkat pertolongan-Nya

sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan sebaik mungkin. Adapun

skripsi ini berjudul “Analisis Strenght Weakness Opportunity Threats (SWOT) Pada Peternakan ayam Broiler Pak Lagan Di Lubuk Sakat, Pekanbaru”. Penulisan skripsi ini bertujuan untuk mengetahui strategi pada peternakan ayam

broiler Pak Lagan dengan fokus SWOT sebagai syarat mendapatkan gelar sarjana

(S1) pada program studi Ilmu Administrasi Niaga/Bisnis Fakultas Ilmu Sosial dan

Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

Skripsi ini terkhusus saya persembahkan kepada kedua orang tua saya.

Saya ucapkan banyak terimakasih atas doa, motivasi, cinta,dan pengertian yang

telah diberikan kepada saya karena berkat semuanya itulah saya dapat

mengerjakan skripsi dan kuliah ini dengan baik. Dan selama proses pengerjaan

sampai penyelesaian skripsi ini saya banyak dibantu, dibimbing dan diarahkan

oleh beberapa pihak. Dan kepada semua pihak yang telah berpartisipasi saya

mengucapkan terimakasih, yaitu kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Badaruddin, M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial

dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Prof. Dr. Marlon Sihombing MA, selaku Ketua Program Studi

Ilmu Administrasi Niaga/Bisnis FISIP USU.

(4)

3. Bapak Muhammad Arifin Nasution S.Sos, M.Sp, selaku Sekretaris

Program Studi Ilmu Administrasi Niaga/Bisnis.

4. Bapak Ihsan Effendi, SE, M.Si selaku Dosen Pembimbing yang telah

membimbing dan mnengarahkan saya dari awal pengerjaan skripsi ini

sampai selesai. Terima kasih atas bimbingan, waktu, nasihat,

perhatian, dan arahannya kepada saya selama penulisan skripsi ini.

5. Seluruh Dosen-dosen Program Studi Ilmu Administrasi Niaga/Bisnis

FISIP USU. Terima kasih atas pengajaran, ilmu, serta nasihat yang

telah diberikan kepada saya selama saya menimba ilmu di

Departemen Ilmu Administrasi Bisnis/ Niaga Fakultas Ilmu Sosial dan

Ilmu Politik.

6. Pegawai administrasi Program Studi Ilmu Administrasi Niaga/Bisnis,

kak Siswati dan bang Farid yang selama ini telah banyak membantu

segala urusan administrasi sejak awal saya memulai studi sampai

selesai

7. Terimakasih lagi buat orangtua tercinta dan terbaik Bapak Robert

Siallagan dan mama Tobing yang setia mendukung, serta ketiga adik

lelaki saya yang terganteng dan terhebat Samuel Siallagan, Andre

Siallagan dan Timothy Siallagan yang selama ini mendukung dengan

antusias sekaligus mengusili kakaknya ini.

(5)

8. Terimakasih juga kepada oppung Tobing, Tante evan, Uda Hombing,

evan yang usil, yessika teman masak dan tiara yang baik banget

karena sering ngasi pussy ku makan.

9. Terimakasih kepada semua pekerja dan pegawai yang telah bersedia

diwawancara.

10. Terimakasih juga kepada seluruh pasukan seperjuangan dari awal

kuliah sampai saat ini anak B’010.

11. Dan kepada sahabat-sahabat yang selalu menemani dalam suka duka

selama kuliah, I Love you so mucchhh. Kalian adalah orang-orang

terbaik, tercantik-terganteng, terlucu dan ternyebelin yang paling

ngangenin kalo gada. sahabat-sahabat TER- itu adalah mak bote,

achacot, eyend, mongky teddy, wak tian girang, wak diki, agus, ito

darto, nathania chang, dan mak sum Vixky.

12. Terimakasih kepada empat pussy kesayanganku yang sangat imut dan

manis nono, persi, Do dan Inyok, luar biasa penghiburan manjanya

kalian pas lagi suntuk-suntuknya dipengerjaan skripsi.

13. Terimakasih kepada ayam-ayam selaku objek penelitian (turut

berduka karena uda jadi makanan).

14. Pihak-pihak lain yang telah membantu dan memberikan dukungan

serta doa kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini memiliki banyak

kelemahan serta masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penulis

(6)

mengharapkan adanya kritik dan saran yang sifatnya membangun dan membantu

penyempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

Medan, Mei 2014

(7)

ABSTRAK

ANALISIS STRENGHT WEAKNESS OPPORTUNITY THREATS PADA USAHA PETERNAKAN AYAM BROILER PAK LAGAN DI JALAN

LUBUK SAKAT, PEKANBARU

Nama : Naomi Christy Siallagan

NIM : 100907106

Program Studi : Ilmu Administrasi Niaga/Bisnis Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Pembimbing : Ihsan Effendi, SE, M.Si

Peternakan ayam broiler merupakan usaha agribisnis dalam bidang peternakan unggas yang terdapat dibeberapa wilayah dinusantara. Peternakan ayam broiler Pak Lagan adalah usaha peternakan ayam komersial yang berada di jalan Lubuk Sakat, Pekanbaru. Peternakan ayam broiler Pak Lagan ini sudah berjalan dua tahun namun belum mengetahui secara jelas apa kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang mereka miliki. Dengan kondisi tersebut, peternakan ayam broiler Pak Lagan menganalisis kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman untuk mengetahui strategi berkembangnya.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor ekternal dan internal peternakan ayam broiler Pak Lagan untuk melihat strategi berkembang yang tepat.

Metode penelitian yang digunakan adalah metode deksriptif dengan data kualitatif. Informan dalam penelitian ini adalah semua pihak yang terlibat dalam usaha peternakan ayam broiler ini. Teknik pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini adalah wawancara, observasi, dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis SWOT.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa Peternakan Ayam Broiler Pak Lagan sudah memiliki strategi pengembangannya sendiri. Strategi pengembangan pada Peternakan Ayam Broiler Pak Lagan adalah : a). Memanfaatkan perputaran modal yang cepat untuk pembangunan jangka panjang dan jangka pendek. b). Menggunakan pemasaran yang sudah pasti dalam menjual produk utama yang telah dipelihara dengan baik. c). Memiliki lokasi yang strategis yang mudah dijangkau dalam proses pemeliharaan. d). Memiliki lokasi yang jauh dari pemukiman warga untuk mengantisipasi penyebaran penyakit. e). Menggunakan perputaran modal yang cepat dalam mengantisipasi peningkatan harga bahan baku.

Kata kunci : Analisis SWOT, Peternakan Ayam Broiler.

(8)

ABSTRACT

ANALYSIS STRENGHT WEAKNESS OPPORTUNITY THREATS AT BROILER FARM CHICKEN IN LUBUK SAKAT, PEKANBARU Name : Naomi Christy Siallagan

NIM : 100907106

Study of Program : Business Administration Faculty : Social and Political Science Leader : Ihsan Effendi, SE, M.Si

Broiler chicken farm is an agribusiness business in fowl field farm that can be found in some region in Indonesia. Pak Lagan's broiler chicken farm is a commercial chicken farm business that located in Lubuk Sakat, Pekanbaru. This Pak Lagan's broiler chicken farm has been running for two years, but it's not yet know clearly about what are its strength, weakness, opportunity, and threat. with this condition, Pak Lagan's broiler chicken farm will analysis their strength, weakness, opportunity, and threat to know the development strategy for their business.

The purpose of this research is to knowPak Lagan's broiler chicken farm internal factor and external factor to identify the right development strategy for this business.

The research method that used in this research is descriptive method with qualitative data. The informan in this research were all parties that involved in this business. The two obtain data method that used in this research are interview, observation, and documentation. Analysis data thechnique that used is analysis SWOT.

The research result showed that Pak Lagan's broiler chicken farm already has their own development strategy. The development strategy of Pak Lagan's broiler chicken farm are: a). Utilizing a rapid turnover of capital for long-term and short-term development. b) Using marketing that definitely in selling the main products that have been properly maintained. C) Has a strategic location that is easily to access in the maintenance process. d) Has a location that far away from residential areas to anticipate the spread of the disease. e) Using the rapid turnover of capital for anticipation of the increase in raw material prices.

Keywords: SWOT Analysis, Broiler Chicken Farm.

.

(9)

DAFTAR ISI

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Strategi ... 10

2.1.1 Pengertian Strategi ... 10

2.1.2 Tipe-Tipe Strategi ... 11

2.2 Analisis Strenght Weakness Opportunity Theats (SWOT) ... 12

2.2.1 Pengertian Analisis Strenght Weakness Opportunity Theats (SWOT) ... 12

2.2.2 Analisis Lingkungan Eksternal ... 15

2.2.3 Analisis Lingkungan Internal ... 20

2.2.4 Pendekatan Dalam Analisis Strenght Weakness Opportunity Threats (SWOT) ... 25

2.3 Agribisnis Peternakan ... 23

2.3.1 Pengertian Agribisnis Peternakan ... 23

2.3.2 Jenis- Jenis Agribisnis Peternakan ... 28

2.3.3 Sejarah Perkembangan Ayam Broiler ... 30

2.3.4 Sistem Pemeliharaan Ayam Broiler ... 35

2.3.5 Sistem Agribisnis Ayam Broiler ... 37

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Bentuk Penelitian ... 39

3.2 Lokasi Penelitian ... 39

(10)

3.3 Jenis dan Sumber Data... 39

3.4 Defenisi Konsep ... 40

3.5 Teknik Pengumpulan Data ... 40

3.6 Teknik Analisis Data ... 42

3.6.1 Matriks SWOT ... 42

3.7 Penelitian Terdahulu ... 45

BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Deskripsi Objek Penelitian ... 47

4.1.1 Sejarah Singkat Peternakan Ayam Broiler Pak Lagan ... 47

4.1.2 Struktur Kerjasama Peternakan Ayam Broiler Pak Lagan ... 50

4.2 Penyajian Data ... 55

4.2.1 Identitas Informan ... 55

4.2.2 Hasil Observasi ... 58

4.2.2.1 Lokasi, Sarana dan Prasarana Penelitian ... 58

4.2.2.2 Manajemen Peternakan Ayam Broiler Pak Lagan ... 61

4.2.2.3 Pemasaran ... 67

4.2.3 Hasil Wawancara dengan Informan ... 68

4.2.3.1 Bisnis ... 68

4.2.2.2 Lokasi Peternakan ... 72

4.2.2.3 Bibit Ayam Broiler ... 75

4.2.2.4 Pembesaran Ayam Broiler Peternakan Pak Lagan ... 77

4.2.2.5 Distribusi ... 87

4.2.2.5 Pemasaran ... 89

4.2.2.6 Wawancara dengan Informan Ahli ... 92

4.3 Analisis Data ... 95

4.3.1 Analisis Strategi Internal ... 95

4.3.2 Analisis Strategi Eksternal ... 104

4.3.3 Analisis Strenght, Weakness, Opportunity dan Threats ... 107

4.4 Pembahasan Hasil Penelitian ... 119

4.4.1 Analisis Analisis Strenght, Weakness, Opportunity dan Threats Peternakan Ayam Broiler Pak Lagan ... 119

4.4.2 Strategi Usaha Peternakan Ayam Broiler Pak Lagan Dalam Menjalankan Usahanya ... 121

BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan ... 124

5.2 Saran ... 125

Daftar Pustaka

(11)

DAFTAR TABEL

Tabel 3.6 Tabel hasil Penelitian Terdahulu ... 45

Tabel 4.2.1 Identitas Informan Penelitian ... 55

Tabel 4.3.3 Matriks SWOT ... 110

(12)

DAFTAR DIAGRAM

Diagram 2.2.1 Analisis SWOT ... 13

Diagram 2.2.4 Matriks SWOT ... 26

Diagram 3.6.1 Matriks SWOT ... 43

(13)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 4.1.2 Struktur Kerjasama Peternakan Ayam Broiler Pak Lagan ... 50

(14)

ABSTRAK

ANALISIS STRENGHT WEAKNESS OPPORTUNITY THREATS PADA USAHA PETERNAKAN AYAM BROILER PAK LAGAN DI JALAN

LUBUK SAKAT, PEKANBARU

Nama : Naomi Christy Siallagan

NIM : 100907106

Program Studi : Ilmu Administrasi Niaga/Bisnis Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Pembimbing : Ihsan Effendi, SE, M.Si

Peternakan ayam broiler merupakan usaha agribisnis dalam bidang peternakan unggas yang terdapat dibeberapa wilayah dinusantara. Peternakan ayam broiler Pak Lagan adalah usaha peternakan ayam komersial yang berada di jalan Lubuk Sakat, Pekanbaru. Peternakan ayam broiler Pak Lagan ini sudah berjalan dua tahun namun belum mengetahui secara jelas apa kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang mereka miliki. Dengan kondisi tersebut, peternakan ayam broiler Pak Lagan menganalisis kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman untuk mengetahui strategi berkembangnya.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor ekternal dan internal peternakan ayam broiler Pak Lagan untuk melihat strategi berkembang yang tepat.

Metode penelitian yang digunakan adalah metode deksriptif dengan data kualitatif. Informan dalam penelitian ini adalah semua pihak yang terlibat dalam usaha peternakan ayam broiler ini. Teknik pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini adalah wawancara, observasi, dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis SWOT.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa Peternakan Ayam Broiler Pak Lagan sudah memiliki strategi pengembangannya sendiri. Strategi pengembangan pada Peternakan Ayam Broiler Pak Lagan adalah : a). Memanfaatkan perputaran modal yang cepat untuk pembangunan jangka panjang dan jangka pendek. b). Menggunakan pemasaran yang sudah pasti dalam menjual produk utama yang telah dipelihara dengan baik. c). Memiliki lokasi yang strategis yang mudah dijangkau dalam proses pemeliharaan. d). Memiliki lokasi yang jauh dari pemukiman warga untuk mengantisipasi penyebaran penyakit. e). Menggunakan perputaran modal yang cepat dalam mengantisipasi peningkatan harga bahan baku.

Kata kunci : Analisis SWOT, Peternakan Ayam Broiler.

(15)

ABSTRACT

ANALYSIS STRENGHT WEAKNESS OPPORTUNITY THREATS AT BROILER FARM CHICKEN IN LUBUK SAKAT, PEKANBARU Name : Naomi Christy Siallagan

NIM : 100907106

Study of Program : Business Administration Faculty : Social and Political Science Leader : Ihsan Effendi, SE, M.Si

Broiler chicken farm is an agribusiness business in fowl field farm that can be found in some region in Indonesia. Pak Lagan's broiler chicken farm is a commercial chicken farm business that located in Lubuk Sakat, Pekanbaru. This Pak Lagan's broiler chicken farm has been running for two years, but it's not yet know clearly about what are its strength, weakness, opportunity, and threat. with this condition, Pak Lagan's broiler chicken farm will analysis their strength, weakness, opportunity, and threat to know the development strategy for their business.

The purpose of this research is to knowPak Lagan's broiler chicken farm internal factor and external factor to identify the right development strategy for this business.

The research method that used in this research is descriptive method with qualitative data. The informan in this research were all parties that involved in this business. The two obtain data method that used in this research are interview, observation, and documentation. Analysis data thechnique that used is analysis SWOT.

The research result showed that Pak Lagan's broiler chicken farm already has their own development strategy. The development strategy of Pak Lagan's broiler chicken farm are: a). Utilizing a rapid turnover of capital for long-term and short-term development. b) Using marketing that definitely in selling the main products that have been properly maintained. C) Has a strategic location that is easily to access in the maintenance process. d) Has a location that far away from residential areas to anticipate the spread of the disease. e) Using the rapid turnover of capital for anticipation of the increase in raw material prices.

Keywords: SWOT Analysis, Broiler Chicken Farm.

.

(16)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Peternakan adalah bagian dari agribisnis yang mencakup usaha-usaha atau

tingkah laku bisnis pada usaha pengelolaan sarana produksi peternakan,

pengelolaan budidaya peternakan, prosesing atau penanganan selama masa

pemeliharaan dalam peternakan, penanganan pasca panen, dan pemasaran

(Suharno, 2002:9). Peternakan terdiri dari berbagai macam, ada peternakan sapi,

peternakan bebek, peternakan ikan, peternakan ayam dan sebagainya. Peternakan

ayam sendiri terbagi lagi atas beberapa jenis, yaitu peternakan ayam petelur,

peternakan ayam kampung, peternakan ayam cemani, peternakan ayam ras

pedaging atau broiler. Ayam ras pedaging atau broiler adalah ayam yang

pertumbuhannya sangat cepat (4-6 minggu) sehingga dapat menghasilkan daging

untuk dikonsumsi dalam waktu yang relatif singkat. Ayam broiler ini adalah

sejenis ayam yang dibudidayakan khusus untuk komersial. Di Indonesia ayam

broiler ini termasuk komoditas ternak yang relatif baru jika dibandingkan dengan

usaha ternak sapi, ternak kambing atau ternak itik. Namun, seiring waktu usaha

ternak ayam broiler ini sangat berkembang menjadi salah satu usaha peternakan

yang sangat diminati. Usaha peternakan ayam broiler ini dapat melibatkan

(17)

modal dan segala aspek lain yang diperlukan tergantung pada peternak itu sendiri.

Usaha peternakan ini juga dapat mengambil sistem mandiri atau usaha kemitraan.

Menjadi sebuah peternakan ayam broiler yang menguntungkan itu tidak

cukup. Peternakan harus juga tumbuh. Pada kenyataannya, jika usaha itu tidak

bertumbuh, maka tidak dapat mempertahankan keuntungan dalam jangka panjang.

Para pemilik menginginkan terjadinya pertumbuhan penghasilan, para pegawai

menginginkan untuk memiliki kesempatan untuk lebih berkembang, dan

distributor ingin melayani usaha peternakan yang bertumbuh. Dan untuk itulah

peneliti ingin melihat kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman pada

peternakan ayam, dan mengambil usaha peternakan Pak Lagan untuk menjadi

fokus penelitian. Melalui strategi pengembangan analisis SWOT (Strenght,

Weakness, Opportunity, Threat ) ini peneliti ingin melihat startegi yang tepat

untuk dijadikan cara mengembangkan peternakan ini. Peneliti melihat peternakan

ayam broiler ini memiliki prospek pasar yang bagus, karena usaha ayam broiler

atau ras pedaging ini tergolong mudah dan cepat menghasilkan keuntungan.

Namun, tidak sedikit dari para pelaku usaha tersebut justru mengalami kerugian.

Padahal, mereka merasa sudah menjalankan usahanya dengan cukup baik.

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui strategi yang tepat

untuk peternakan ayam broiler milik Pak Lagan melalui analisis SWOT yang

berasal dari Albert Humphrey dimana analisis ini memaksimalkan kekuatan

(Strenghts) dan peluang (Opportunities) , namun secara bersamaan dapat

(18)

2009:19). Setelah kita merumuskan analisis SWOT pada usaha peternakan ini

maka kita dapat melihat posisi kita dalam pasar dan dapat menfokuskan diri

kepada jenis pengembangan apa yang akan dicapai. Setelah itu memperbaiki

kelemahan-kelemahan dari peternakan ini dan membuat perencanaan yang matang

dan bagaimana menyikapinya apabila datang ancaman serta memaksimalkan

kekuatan.

Agribisnis ayam broiler mulai berkembang pada masa prapelita tahun

1950-an d1950-an era pemb1950-angun1950-an j1950-angka p1950-anj1950-ang I sampai masa Pelita (Pemb1950-angun1950-an

Lima tahun), pada saat itu peternakan ayam ras ini semakin berkembang karena

mendapat perhatian lebih dari pemerintah yang menciptakan program BIMAS

(Bimbingan Masyarakat) ayam, yaitu program pengembangan ayam ras pedaging

dan petelur secara besar-besaran yang dikembangkan diberbagai daerah ditanah

air. Melalui program ini, kalangan peternak kecil memanfaatkan dana BIMAS

untuk mengembangkan usaha dalam skala kecil menjadi usaha taninya. Dengan

program BIMAS banyak masyarakat dari semua lapisan akhirnya membuat

peternakan ayam sebagai aktivitas kegiatan bisnis baru yang menggiurkan. Ayam

broiler akhirnya menjadi suatu komoditas baru yang sangat berkembang

diberbagai daerah karena proses pemeliharaan yang relatif singkat. Akan tetapi,

disisi lain, karena peningkatan yang luar biasa cepat ayam broiler mulai

mengalami masalah dipemasaran, hasil produksi ayam broiler yang begitu banyak

tidak dapat diserap semua oleh pasar karena pola konsumsi masyarakat tidak

(19)

Bukan hanya pasar yang membebani peternak ayam broiler pada masa itu, pada

krisis moneter pada tahun 1997 terjadi penurunan industri agribisnis peternakan

unggas secara drastis. Para peternak ayam mengalami kesulitan karena harga

pakan yang merupakan kebutuhan utama ayam melonjak naik, sedangkan harga

ayam dan telur yang berada dalam pasar mengalami penurunan secara

terus-menerus. Pada akhir periode 1998 merupakan titik balik peternakan ayam ras

pedaging atau broiler yang melonjak tajam sehingga peternak mendapatkan

keuntungan lebih dibanding untung yang didapat sebelum krisis moneter.

Perkembangan ayam broiler saat ini semakin meningkat dari tahun ketahun,

ditandai dengan peningkatan pertumbuhan penduduk dan ekonomi daerah.

Semakin tinggi populasi penduduk dan pendapatan perkapita masyarakat maka hal

ini akan berbanding lurus dengan semakin tingginya permintaan akan ayam

broiler. Populasi ayam broiler tertinggi saat ini ada dipulau jawa. Ayam broiler

saat ini menjadi andalan menu keluarga-keluarga di Indonesia, restoran-restoran

juga menjadikan ayam menjadi menu andalan atau menu utama. Ayam menjadi

salah satu makanan kesukaan masyarakat Indonesia karena selain rasanya yang

enak, ayam juga merupakan sumber protein hewani yang murah dan mudah

didapat dibandingkan dengan hasil ternak jenis lain.

Peternakan ayam broiler milik Pak Lagan adalah salah satu peternakan

ayam yang belum genap berdiri selama dua tahun. Peternakan ayam Pak lagan ini

bukan satu-satunya peternakan yang berdiri diwilayah ini. Banyak peternak lain

(20)

membudidayakan ayam broiler untuk komersial dan petelur, daerah ini jauh dari

keramaian kota dan penduduk sehingga ayam broiler dapat bertumbuh dengan

baik karena jauh dari kebisingan yang dapat menyebabkan ayam tersebut stress

dan akhirnya tidak bertumbuh.

Secara umum pengelolaan ayam broiler haruslah bersifat intensif, karena

ayam broiler memiliki sensitifitas yang tinggi terhadap suara, bau-bauan dan

mudah terserang penyakit. Dalam pemeliharaan ayam broiler juga harus

benar-benar sangat diperhatikan, suhu udara, pakan, air minum, obat-obatan dan

kepadatan ayam juga sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan ayam tersebut,

apabila salah satu saja yang terlewatkan atau ditangani tidak tepat maka ayam bisa

saja tidak bertumbuh sehingga hal ini akan merugikan peternak. Hal inilah yang

harus dikuasai oleh pemilik atau orang yang khusus dipekerjakan untuk terjun

langsung menangani kandang ayam tersebut.

Indikasi yang dapat ditulis dalam penelitian ini bersifat empiris berdasarkan

fakta yang terdapat dilapangan. Peneliti melihat bahwa terdapat beberapa masalah

pada peternakan milik Pak Lagan. Bibit ayam atau lebih sering disebut DOC (Day

Old Chicken) sering sekali bermasalah pada periode tertentu sehingga membuat

keuntungan dari pemilik berkurang, DOC seringkali bermasalah pada distributor

karena perjalanan yang jauh menyebabkan bibit ayam ini stress dan terkena hujan

pada saat perjalanan dari medan/ padang kekandang sehingga menyebabkan ayam

mengalami pertumbuhan yang lambat. Dari segi pakan, agen distributor seringkali

(21)

seringkali pakan yang akan diberikan ke ayam sudah berkutu, pada saat

pemulangan terkadang distributor sangat lambat , selain itu seringkali distributor

salah memberikan pakan sesuai dengan umur ayam yang ada dipermintaan.

Faktor lingkungan juga banyak mempengaruhi kualitas ayam dan pertumbuhan

ayam, misalnya saja pada saat terjadi kebakaran hutan di Riau maka udara saat itu

tercemar dan berkabut, ayam-ayam hampir diseluruh peternakan yang ada

didaerah tersebut terjangkit penyakit ngorok yaitu ayam bersin-bersin, ingus

keluar lewat hidung dan terdengar suara ngorok pada saat bernafas.

Strategi menurut hamel dan phalad dalam rangkuti (2013 : 4) suatu tindakan

terus menerus yang dilakukan berdasarkan sudut pandang tentang apa yang

diharapkan pelanggan. Dan, Rangkuti mengelompokkan strategi menjadi 3 (tiga)

bagian , yaitu strategi manajemen, strategi investasi dan strategi bisnis. Strategi

bisnis ini bersifat fungsional karena beriorentasi pada fungsi-fungsi manajemen.

Rangkuti (2004) juga merumuskan srategi dalam hubungannya terhadap faktor

internal dan eksternal. Dimana analisis internal dan eksternal adalah keseluruhan

analisis yang tergabung dalam analisis SWOT (kekuatan, kelemahan, peluangdan

ancaman). Analisis SWOT adalah keseluruhan evaluasi tentang kekuatan,

kelemahan, peluang, dan ancaman perusahaan (kotler 2009 : 51). Peneliti ingin

menganalisis SWOT pada peternakan ini karena peneliti ingin lebih

mengembangkan usaha peternakan ayam Pak Lagan ini, dan memaksimalkan

keuntungan dari segala produk peternakan ayam broiler tersebut. Peneliti melihat

(22)

kotoran ayam yang dapat dimanfaatkan sebagai pupuk tanaman atau untuk bahan

gas bio. Dan ayam-ayam yang mati selama pemeliharaan dapat digunakan untuk

pakan ikan lele. Peneliti ingin melihat semua nilai komersial yang dapat

memberikan keuntungan maksimal. Sehingga peternak tidak hanya terfokus pada

satu jenis produk yaitu ayam hidup yang akan dipasarkan.

Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti tertarik untuk meneliti strategi

pengembangan melalui “Analisis SWOT Pada Usaha Peternakan Ayam Broiler

Pak Lagan Di Lubuk Sakat, Pekanbaru Riau “

1.2 Pembatasan Masalah

Pembatasan masalah adalah suatu langkah yang diambil peneliti agar

penelitian tidak melebar dan terlalu luas, sehingga peneliti kehilangan fokus dan

menyulitkan proses penelitian. Maka peneliti membuat batasan masalah sebagai

pengontrol penelitian. Adapun batasan masalah peneliti adalah sebagi berikut :

1. Penelitian ini dibatasi hanya pada analisis SWOT pada peternakan ayam Pak

Lagan

2. Unit analisis dalam penelitian ini adalah pemilik peternakan ayam broiler

(23)

1.3 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka dapat dirumuskan

permasalahan dalam penelitian ini adalah :

1. Bagaimana strenght weakness opportunity threat (SWOT) peternakan ayam

broiler Pak Lagan ?

2. Apa strategi Pak Lagan dalam mengembangkan usaha peternakannya?

1.4 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui faktor-faktor internal pada peternakan ayam broiler Pak

Lagan.

2. Untuk mengetahui faktor-faktor eksternal pada peternakan ayam broiler Pak

Lagan.

3. Untuk melihat strategi yang tepat pada peternakan ayam broiler Pak Lagan

1.5 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah :

1. Secara teoritis, penelitian ini dapat memperkaya bahan refrensi penelitian di

(24)

2. Secara Akademis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi

baik secara langsung maupun tidak langsung bagi kepustakaan Departemen

Ilmu Administrasi Bisnis

3. Secara Praktis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi serta

kontribusi sumbangan pemikiran kepada pihak-pihak terkait dalam bidang

(25)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Strategi

2.1.1 Pengertian Strategi

Strategi adalah perekat yang bertujuan untuk membangun dan memberikan

preposisi nilai yang konsisten dan membangun citra yang berbeda kepada pasar

sasaran ( Kotler 2004 : 191). Dalam strategi inilah suatu penentu bagi perusahaan

untuk melihat dan merumuskan cara mereka bersaing, bertahan dan berkembang.

Untuk dapat berkembang perusahaan harus memiliki strategi yang baik,

dimana strategi ini melihat kondisi eksternal dan internal perusahaan agar dapat

mengembangkan usahanya dengan tepat. Strategi yang ditetapkan perusahaan

berbeda-beda, sekalipun perusahaan tersebut menghasilkan produk yang sama,

akan tetapi strategi mereka bersaing dan berkembang pastilah memiliki

perbedaan. Dalam menetapkan strategi perusahaan tidak boleh sembarangan

karena strategi mencakup kegiatan untuk mempertahankan perusahaan dan

memajukan perusahaan tersebut, apabila strategi pada suatu perusahaan tidak

terfokus dan jelas maka arah tujuan yang akan dicapai oleh perusahaan juga tidak

(26)

2.1.2 Tipe - tipe Strategi

Menurut Rangkuti (2013:) strategi dibagi kedalam tiga kelompok yaitu

strategi manajemen, strategi investasi, dan manajemen bisnis.

Strategi manjemen ini adalah strategi yang dilakukan langsung oleh divisi

manajemen dengan berorientasi terhadap pengembangan strategi secara lebih luas

atau makro. Misalnya adalah , strategi pengembangan produk, strategi penetapan

harga, strategi akuisisi, strategi pengembangan pasar, strategi mengenai keuangan

dan sebagainya.

Strategi investasi adalah strategi yang fokus pada masalah investasi yang

dilakukan oleh perusahaan. Misalnya, apakah perusahaan ingin melakukan

strategi pertumbuhan yang agresif atau berusaha mengadakan penetrasi pasar,

strategi bertahan, strategi pembangunan kembali suatu divisi baru atau strategi

investasi, dan sebagainya.

Strategi terakhir menurut Rangkuti ialah strategi bisnis yang sering juga

disebut secara fungsional karena strategi ini beriorentasi pada fungsi-fungsi

kegiatan manajemen, misalnya strategi pemasaran, strategi produksi atau

operasional, strategi distribusi, strategi organisasi dan strategi-strategi yang

(27)

2.2 Strenght , Weakness, Opportunity, Theats

2.2.1 Pengertian Strenght, Weakness, Opportunity, Theats

Menurut Rangkuti (2013 : 19) analisis SWOT (strenght, weakness,

opportunity, threats) adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk

merumuskan strategi perusahaan.

Analisis SWOT adalah hasil dari suatu kajian akan kegiatan observasi yang

menganalisis persaingan dan reaksinya terhadap pasar. Dalam hal inilah

perusahaan akan merumuskan dan menganalisis segala aktivitas dan kegiatan

internal perusahaan dan kegiatan eksternal yang mempengaruhi perusahaan. Dari

hasil analisis internal dan eksternal, perusahaan menggabungkan hasil observasi

tersebut dan membuat suatu kesimpulan tentang kelebihan, kelemahan, peluang

dan ancaman perusahaan tersebut pada saat ini dan orientasinya pada masa depan.

Melalui analisis SWOT perusahaan dapat melihat apakah kekuatan pada

perusahaan dapat meraih peluang yang lebih maksimal pada perusahaan dan

meminimalkan kelemahan serta ancaman yang mungkin akan datang.

Analisis SWOT banyak digunakan oleh perusahaan yang sedang

berkembang untuk menentukan kearah mana bisnis perusahaan akan beroperasi,

tujuan utama perusahaan dan bagaimana cara menuju kearah tujuan dan indikator

apa yang akan digunakan untuk mengukur keberhasilan dalam mewujudkan misi

dan visinya. Hasil dari analisis SWOT ini akan memetakan posisi perusahaan

terhadap lingkungannya dan menyediakan pilihan strategi umum yang sesuai,

(28)

tahun kedepan untuk memenuhi kebutuhan dan harapan dari para stakeholder

(Situmorang 2008 : 253).

Apabila ekternal dan internal telah dirangkum maka akan dipetakanlah

hasil analisis matriks posisi perusahaan dengan cara berikut :

a. Sumbu horizontal (x) menunjukkan kekuatan dan kelemahan, sedangkan

sumbu vertikal (y) menunjukkan peluang dan ancaman.

b. Posisi perusahaan ditentukn dengan analisis sebagai berikut

c. Kalau peluang lebih besar daripada ancaman maka nilai y > 0 dan

sebaliknya ancaman lebih besar daripada peluang maka nilai y< 0.

d. Kalau kekuatan lebih besar dari kelemahan maka nilai x > 0 dan sebaliknya

apabila kelemahan lebih besar dari kekuatan maka nilai x < 0.

Diagram 2.2.1 Analisis SWOT

Eksternal Faktor

Internal Faktor Kuadran III

Strategi Turn - Around

Kuadran I

Strategi Agresif

Kuadran IV Strategi Defensif

Kuadran II

(29)

Kuadran I

a) Merupakan posisi sangat menguntungkan

b) Perusahaan mempunyai kekuatan dan peluang sehingga ia dapat

memanfaatkan peluang yang ada secara maksimal

Kuadran II

a) Meskipun menghadapi berbagai ancaman, perusahaan mempunyai

keunggulan sumber daya

b) Perusahaan-perusahaan pada posisi seperti ini dapat menggunakan

kekuatannya untuk memanfaatkan peluang jangka panjang

c) Dilakukan melalui penggunaan strategi diverifikasi produk atau pasar

Kuadran III

a) Perusahaan menghadapi peluang pasar yang besar tetapi sumber dayanya

lemah. Karena itu dapat memanfaatkan peluang tersebut secara optimal

fokus strategi perusahaan pada posisi seperti ini ialah meminimalkan

kendala-kendala internal perusahaan.

Kuadran IV

a) Merupakan kondisi yang serba tidak menguntungkan

b) perusahaan menghadapi berbagai ancaman eksternal sementara sumber daya

(30)

2.2.2 Analisis Lingkungan Eksternal

Analisis lingkungan eksternal adalah analisis yang mempengaruhi

perusahaan dari lingkungan luar perusahaan, dimana lingkungan luar ini yang

akan membrikan peluang pada perusahaan dan ancaman juga. Pada lingkungan

eksternal, perusahaan akan lebih melihat perkembangan yang terjadi diluar,

misalkan ekonomi, politik, hukum dan banyak lainnya yang secara langsung

maupun tidak langsung akan langsung berdampak pada perusahaan tersebut.

Peluang adalah faktor eksternal yang akan didapat seiring berjalannya waktu dan

kondisi dipasar, peluang adalah lingkungan yang harus dimanfaatkan oleh

organisasi dengan baik agar menunjang kemajuan perusahaan. selain peluang,

waktu pada perusahaan juga akan mendatangkan ancaman yang akan dihindari

atau dihadapi. Ancaman adalah suatu kondisi yang mungkin akan membahayakan

kelancaran aktivitass organisasi, atau bahkan menghancurkan organisasi tersebut.

Maka, perusahaan yang baik haruslah memetakan peluang dan ancaman pada

poisi yang seharusnya agar dapat dimanfaatkan dengan baik.

2.2.3 Analisis Lingkungan Internal

Pada semua jenis usaha pasti memiliki suatu keunggulan (kekuatan) dan

kelemahan, karena tidak satupun kuat atau lemah pada semua bidang. Strenght

(kekuatan) adalah suatu keunggulan pada perusahaan tersebut yang mampu

membawa perusahaan tersebut dikenal dan maju, kekuatan adalah hal yang harus

(31)

setiap usaha berbeda-beda, misalnya saja pada usaha yang bergerak dibidang jasa,

pada usaha ini kualitas pelayanan adalah suatu prioritas yang harus dicapai oleh

usaha tersebut untuk mendapatkan loyalitas pelanggan, sedangkan dalam bidang

barang dagangan, suatu perusahaan harus memiliki kualitas, harga yang relatif dan

penampilan yang menarik. Kekuatan pada usaha bisnis itu dapat berupa keahlian,

sumberdaya, teknologi yang superior, dan lain-lain.

Kelemahan (weakness) merupakan kekurangan perusahaan atau suatu

kondisi yang menghambat perusahaan untuk lebih baik. Dimana kekurangan

inilah yang harus terus diperbaiki oleh perusahaan untuk dapat berkembang.

Kelemahan pada usaha bisnis, misalnya, saja pada sistem manajemen yang kurang

baik sehingga tidak memberikan kontribusi yang signifikan pada hasil yang

diinginkan oleh perusahaan, kurangnya riset yang dilakukan oleh perusahaan pada

pasar sehingga produk dan cara pemasaran yang dilakukan tidak mendapatkan

hati masyarakat jaringan distribusi yang kurang, reputasi perusahaan kurang baik,

arah strategi usaha kurang jelas, fasilitas yang disediakan oleh perusahaan kurang

atau sudah usang.

Kelemahan pada perusahaan inilah yang berusaha diperbaiki dan ditutupi

oleh perusahaan dengan meningkatkan keunggulan dan memanfaatkan faktor

ekternal yaitu peluang yang ada dipasar sehingga perusahaan dapat lebih

berkembang. Oleh sebab itu strategi dibuat untuk memperbaiki ketidakmampuan

perusahaan dan menghindari kelemahan perusahaan berdasarkan kekuatan

(32)

2.2.4 Pendekatan Dalam Analisis Strenght, Weakness, Opportunity, Threats

Analisis SWOT adalah kondisi internal dan eksternal suatu organisasi

yang selanjutnya akan digunakan sebagai dasar untuk merancang strategi dan

program kerja. Dalam merancang strategi dan program kerja, SWOT terbagi atas

dua macam pendekatan dalam menganalisis.

Pendekatan pertama, pendekatan kualitati matriks SWOT sebagaimana

dikembangkan oleh Kearns menampilkan delapan kotak, yaitu dua paling atas

adalah faktor eksternal (peluang dan ancaman), sedangkan kotak sebelah kiri

adalah faktor internal (kekuatan dan kelemahan). Empat kotak lainnya merupakan

isu-isu strategis yang timbul sebagai titik pertemuan antara faktor-faktor internal

dan eksternal .

EKSTERNAL

INTERNAL OPPORTUNITY THREATS

STRENGHT

WEAKNESS

Matriks SWOT 2.2.4

Yang kedua adalah pendekatan kuantitatif analisis SWOT, data SWOT

kualitatif diatas dapat dikembangkan oleh Pearce dan Robinson (1998) agar

diketahui secara pasti posisi organisasi yang sesungguhnya. Pada pendekatan

kuantitatif analisis SWOT maka akan dilakukan peratingan dan pembobotan pada

(33)

2.3 Agribisnis Peternakan

2.3.1 Pengertian Agribisnis Peternakan

Saragih, adalah pakar ekonomi pertanian pada tahun 2000-an yang

mempopulerkan istilah agribisnis pada bidang pertanian. Umumnya agribisnis

diartikan sebagi kegiatan secara keseluruhan yang terkait dengan suatu usaha dari

hulu sampai hilir. Menurut suharno (2012) agribisnis peternakan diartikan

sebagai tingkah laku bisnis dalam subsektor peternakan yang mencakup

penyediaan sarana produksi peternakan, busidaya peternakan, penanganan pasca

panen, dan pemasaran.

Keuntungan usaha peternakan yang besar berada diluar usaha budidaya

peternakan, misalnya saja peternakan domba, pendapatan peternakan domba

tergantung kemampuan pabrik menampung bulu domba tersebut. Apabila pabrik

sedikit yang berminat pada bulu domba maka budidaya domba akan mengalami

kesia-sian karena tidak cukup menghasilkan. Oleh karena itu, peternak harus

melihat kondisi pasar untuk melihat peluang dalam memasarkan produknya.

Informasi dari pasar inilah yang akan membuat peternak tahu apakah harus

meningkatkan produksinya untuk mendapatkan keuntungan lebih atau mengurangi

produksi karena permintaan dari pasar yang kurang.

Pada praktek dilapangannya peternak harus mengatur strategi yang tepat

untuk mengembangkan usahanya, misalnya saja peternak harus tahu apa yang

akan dipelihara, dan apa hasil dari pemliharaan tersebut dan kemana hasil tersebut

(34)

yang dapat dimanfaatkan. Misalnya saja ayam yang sudah mati tersebut dapat

dijual kepada peternakan ikan lele, dan kotoran ayam dapat digunakan untuk

kompos tanaman dijual kepada petani tanaman, dan begitu seterusnya sampai

semua hasil peternakan tersebut dapat dimanfaatkan untuk mendapatkan

keuntungan bisnis.

2.3.2 Jenis-jenis Agribisnis Peternakan

Di Indonesia terdapat berbagai macam peternakan yang menghasilkan

protein hewani bagi masyarakaat Indonesia, baik yang diolah oleh rumah tangga

maupun hasil olahan pabrik.

Peternakan sapi perah, merupakan penghasil susu segar yang mulai

diperkenalkan oleh penjajah belanda. Selain dijual dalam bentuk susu segar , hasil

susu sapi perah juga diolah oleh pabrik-pabrik susu yang berada di indonesia

kedalam beberapa jenis susu bubuk dan cair dengan variasi rasa tambahan. Ada

juga yang mengolah susu segar tersebut menjadi youghurt dan permen susu.

Peternakan sapi potong adalah jenis peternakan yang menghasilkan daging

untuk dikonsumsi. Daging sapi ini biasanya dijual dalam bentuk yang masih segar

dipasaran tradisional maupun dalam bentuk yang sudah dibekukan dalam pasar

modern. Sapi potong juga banyak dimanfaatkan oleh perusahaan-perusahaan

untuk dibuat menjadi abon daging sapi, dan olahan rumah tangga seperti bakso,

(35)

Peternakan kerbau merupakan jenis peternakan yang menghasilkan daging

yang biasanya menjadi pelegkap upacara adat atau hari-hari besar. Selain itu

banyak kerbau di Indonesia dimanfaatkan tenaganya untuk membantu petani

dalam membajak sawah.

Peternakan kambing dan domba umumnya juga menghasilkan daging

untuk dikonsumsi. Namun kedua binatang ini mempunyai keistimewaan tersendiri

bagi pengrajin karena kulitnya dapat dimanfaatkan menjadi bahan baku industri

kerajinan dan bulu domba untuk tekstil.

Peternakan babi merupakan peternakan penghasil daging yang dikonsumsi

oleh kalangan tertentu saja karena merupakan jenis binatang yang bagi agama

muslim merupakan binatang yang tidak halal. Selain konsumennya yang dari

kalangan tertentu saja, lokasi peternakan ini juga hanya ada dibeberapa daerah

tertentu saja.

Peternakan ayam kampung juga merupakan agribisnis yang bergerak pada

kegiatan penghasil daging yang paling populer dimasyarakat. Selain dagingnya

yang enak ayam kampung juga bulunya dapat dimanfaatkan untuk keperluan

industri pengrajin.

Itik merupakan ternak yang dwiguna karena selain menghasilkan daging

untuk dikonsumsi itik juga menghasilkan telur yang dapat dikonsumsi dan bulu

yang dapat digunakan untuk industri pengrajin.

Ayam ras petelur adalah ayam yang dulunya berasal dari Eropa dan

(36)

banyak dipilih karena selain telurnya yang enak , telur ayam ras petelur ini juga

lebih murah ketimbang telur bebek.

Ayam Ras Pedaging adalah jenis ayam yang dipelihara dalam kurun waktu

30-40 hari untuk dikonsumsi, sehingga ayam ini sangat menguntungkan apabila

dibudidayakan sebagai penghasil daging. Jenis ayam pedaging yang biasanya

dibudidayakan di Indonesia antara lain CP 707, Starbro, Hybro.

2.3.3 Sejarah Perkembangan Ayam Broiler

Ayam broiler atau lebih dikenal dengan ayam ras pedaging merupakan

ayam jenis unggulan yang merupakan hasil persilangan dari ayam-ayam yang

memiliki kemampuan cepat bertumbuh dengan ayam produktivitas yang tinggi.

Ayam broiler sendiri mulai populer di Indonesia pada tahun 1980-an pada saat

pemerintah mencanangkan program BIMAS ayam, yaitu program pengembangan

ayam ras secara besar-besaran. Ada tiga masa perkembangan ayam broiler

sebelum akhirnya mendapatkan hati konsumen seperti sekarang ini.

Perkembangan ayam ras dimulai pada masa prapelita (1950) dimana

pemerintah mencanangkan sebuah program Rencana Kesejahtraan Istimewa

(RKI) atau lebih sering disebut dengan plan kasimo. Yaitu suatu program yang

dibiayai oleh pemerintah pusat untuk pembangunan ternak-ternak diberbagai

provinsi. Pada saat penggalangan pembangunan ternak-teknak tersebut , ayam ras

merupakan salah satu ternak yang dibudidayakan. Menurut suharno, semenjak

(37)

impor, antara lain leghorn, white rock, rhode island red (RIR), new hamshire,

noord holland blauw, austrolop, minorca, dan vantress. Dan seiring berjalannya

waktu hanya ada tiga jenis ayam yang bertahan sampai tahun 1960, yaitu ayam

leghorn putih, RIR, dan autrolop. Namun , berangsur-angsur ayam tersebut ikut

juga menghilang dari pasaran.

Perkembangan ayam ras tersebut mulai mengalami kendala pada masa

selanjutnya sehingga pemerintah pusat mengalihkan pembangunan peternakan ini

kepada pemerintah daerah, namun pemerintah daerah kewalahan dan tidak

sanggup karena usaha peternakan membutuhkan dana yang cukup besar sehingga

pada tahun 1961 usaha peternakan mulai jatuh pada perusahaan swasta yang

memiliki modal besar. Para pengusaha swasta ini pun mulai mengimbor ayam ras

jenis baru seperti hyline, hanson, H & N, dan babrock.

Pada saat pemerintah mulai mencanangkan program Pembangunan Lima

Tahun (Pelita), ayam broiler merupakan salah satu usaha yang ikut menjadi

program yang diperhatikan oleh pemerintah. ayam broiler merupakan ayam yang

memiliki produktivitas yang tinggi dibandingkan ayam jenis lain sehingga

pemerintah lebih memperhatikannya. Perhatian pemerintah terhadap ayam ras

dibuktikan dengan adanya program bimbingan massal (Bimas) pada tahun 1976

yang dimulai di Bogor dan DIY. Untuk 2 tahun anggaran (tahun 1972-1974)

program ini menyediakan 444 paket kredit yang nilainya 58,940 juta rupiah.

Dengan berhasilnya program bimas pada kota DIY dan Bogor, program

(38)

Program ini menguntungkan petani sehingga dilanjutkan dengan bimas broiler

mulai tahun 1980. Para peternak kecil pun dianggap layak mendapatkan paket

program ini dengan memberikan 500 ekor ayam /periode atau 2.500 ekor ayam/

tahun (tiap periode terdiri dari 7-8 minggu). Paket-paket tersebut juga termasuk

biaya kandang, pengadaan bibit, pengadaan pakan, vaksin dan lain-lain dengan

total nilai kredit sebesar Rp. 1.000.000.00/paket. Kredit tersebut dulunya

disalurkan oleh bank BRI dan dan jalan lain untuk memperlancar program ini juga

didirikan KPPU ( Koperasi Produksi Peternakan Unggas) yang ikut berperan

dalam kelancaran produksi ternak.

Meskipun keuntungan yang diperoleh peternak cukup bagus, program

bimas ini menemui sejumlah maslah dilapangan terutama sejak memasuki pelita

III banyak peternak mandiri yang lahir dari unsur wiraswasta murni tanpa

bantuan kredit yang menyebabkan kekurangan bahan baku pakan, dan pada saat

pakan naik sedangkan jual daging dan telur mengalami penurunan dipasaran. Para

peternak mulai mengeluh kepada pemerintah terhadap kendala-kendala yang

mulai mereka hadapi pada Februari 1981. Sebagai jawaban atas keluhan peternak

maka pemerintah menerbitkkan Keppres No. 50/1981 pada tangga 2 November

1981 tentang pembinaan usaha peternakan ayam ras. Inti dari materi keppres

tersebut adalah sebagai beriku :

a) Perorangan / badan hukum yang menjalankan usaha peternakan ayam

(39)

sebanyak-banyaknya 5.000 ekor, sedangkan ayam pedaging maksimal 750

ekor/ minggu.

b) Perorangan / badan hukum yang memiliki ayam petelur / ras pedaging

melebihi jumlah yang ditentukan diatas harus menguranginya secara

bertahap.

c) Untuk menjamin tersedianya produksi telur dan daging ayam dilakukakn

usaha-usaha sebagai berikut

1. Meningkatkan usaha ayam ras yang sudah ada untuk mencapai skala

usaha peternakan kecil yang maksimal

2. Mendorong terbentuknya peternakan-peternakan ayam ras baru dengan

melalui bimas dan non bimas.

Sekalipun telah ada keppres ini, ternyata keadaan tidak semulus yang

diharapkan dengan terjadinya pelanggaran sehingga Menteri Pertanian RI

menerbitkan SK Mentan No. TN. 406/Kpts/5/1984 tanggal 28 mei 1984. Mentan

mengatur pola kerjasama antara perusahaan peternak sebagai inti dan peternak

sebagai plasma. Kerjasama ini kemudian populer dengan sebutan Perusahaan inti

Rakyat (PIR).

Ternyata PIR juga tidak dapat meredam apa yang terjadi dilapangan

sehingga keppres No.50/1981 dicabut dan diganti denga keppres No. 22/1990.

Keppres baru tersebut memaparkan tentang kebijakan pembinaan usaha ayam

broiler. Sejak Keppres No.22/1990 diterbitkan muncul peternakan-peternakan

(40)

pembudidayaan maupun dalam hal pemasaran. Perkembangan tersebut dapat

dilihat dengan peningkatan populasi ayam broiler pertahunnya 10%.

Perkembangan ayam ras ini disebabkan oleh meningkatnya konsumsi masyarakat

terhadap daging dan telur yang merupakan sumber protein hewani yang sangat

murah.

Pada bulan Juli 1997, kondisi ekonomi Indonesia mengalami krisis yang

membawa perubahan besar di Indonesia. Krisis ekonomi tersebut bedampak pada

usaha perunggasan yang ada di Indonesia. Pada saat krisis tersebut harga pakan

meningkat sementara harga daging dan telur turun secara terus-menerus karena

berkurangnya minat beli masyarakat. Dan keadaan semakin tidak terkendali saat

terjadi kerusuhan dan perubahan peta plitik dan pergantian pemerintahan pada

tahun 1998.

Banyak peternakan yang gulung tikar dan cuti dari aktivitas agribisnis

peternakan, sehingga mengakibatkan harga pakan dan DOC pun turun dan

populasi ayam broiler pada saat itu hanya tersisa 500.000 ekor perhari. Para

produsen bibit ayam (DOC) pun ikut terkena imbasnya. Kemerosotan srbrsar 70%

tersebut cuku sulit karena terjadi hanya dalam hitungan bulan, yakni akhir tahun

1997 sampai awal 1998.

Dalam upaya penyelamatan bisnis ayam broiler dari guncangan krisis

menjadi bahan diskusi oleh beberapa kalangan diantaranya Fakultas Peternakan

IPB dan Forum Masyarakat Peternakan Indonesia (Masterindo) , sementara itu

(41)

kedelai dan tepung ikan dengan subsidi nilai tukar. Tujuan subsidi tersebut untuk

membantu pabrik pakan mendapatkan bahan baku yang murah sehingga akan

dapat dijangkau oleh peternak. Namun usaha pemerintah ini dinilai tidak megenai

sasaran.

Titik balik industri perunggasan dimulai pada akhir tahun 1998. Setelah

mengalami kemerosotan pada saat krisis, harga produk ungga merosot tajam naik

keatas sehingga memberikan keuntungan yang sangat besar bagi peternak. Hal

tersebut membangkitkan kembali gairah bisnis ayam broiler. Inovasi produk

peternakan juga mendapat hati konsumen seperti chicken nugget karya Sierad

produce ditahun 1998. Dengan terjadinya titik balik bisnis ayam broiler ternyata

mengubah pola bisnis yang sebelum krisis dengan pola kemitraan dan pola

mandiri menjadi pola kemitraan yang bervariasi tanpa campur tangan pemerintah

seperti sebelum terjadinya krisis. Pola kemitraan ini dikembangkan antara lain

oleh PT Charoen Pokphand Group, Japfa Group, Sierad Group,dan Wonokoyo

Group.

Umur Keppres No.22/1990 ternyata sama dengan Keppres No. 50/1981.

Tahun 2000, presiden BJ Habibie menandatangani Keppres No. 85/2000 yang

menyatakan tidak berlakunya lagi Keppres No.22/1990. Dengan pencabutan

Keppres, masyarakat kembali mengikuti UU No. 6/1967 dan PP No. 16/1977.

Dan stelah lama berusaha untuk diperbaiki, pada tahun 2009 disempurnakanlah

(42)

2.3.4 Sistem Pemeliharaan Ayam Broiler

Dalam memulai budidaya ayam broiler peternak harus memilih bibit atau

DOC yang bagus agar mengalami peertumbuhan yang baik. Ayam broiler adalah

jenis ayam yang pertumbuhannya sangat cepat dalam waktu 30 hari sudah

mencapi berat 1,5kg. Ayam broiler biasanya berbuluh putih dengan daging dada

yang padat dan kaki yang gemuk kokoh. Pemeliharaan ayam broiler dilakukan

pada kandang yang berlantai panggung. Hal ini dilakukan agar ayam bersih dan

mengurangi bau amoniak pada ayam broiler. Dan dinding kandang dibuat terbuka

dengan menggunakan bahan bambu agar sirkulasi angin dapat berputar dengan

baik.

Setelah pasca panen maka kandang ayam akan divacumkan selama 2

minggu untuk dibersihkan, dilakukan pencucian kandang, pengapuran dinding dan

lantai, pembilasan kandang dengan menggunakan desinfektan pada seluruh bagian

kandang, membuat pemanas seminggu sebelum DOC datang, memasang peralatan

pakan untuk anak ayam dan terakhir memasang tirai untuk menjaga kehangatan

pada saat DOC sudah datang.

Sebelum DOC datang umumnya pemanas sudah disiapkan sejam

sebelumnya, dan makanan serta air gula merah juga sudah disediakan dan suhu

dalam kandang harus diatur 32°C selama minggu awal. Seiring bertambahnya

umur ayam maka ayam harus divaksinasi dan mulai ditimbang untuk melihat

peningkatan Kg-nya. Perubahan pakan dari halus sampai menjadi besar juga

(43)

sore diselang-seling dengan pemberian obat apabila ayam mengalami gejala

penyakit. Apabila ayam sudah mencapai berat 0,8-1kg biasanya sudah dilakukan

pengurang untuk mengurangi kepadatan kandang sampai akhirnya seluruh ayam

dipanen saat beratnya mencapai 2kg .

2.3.5 Sistem Agribisnis Ayam Broiler

Sistem agribisnis ayam broiler memiliki empat subsistem agribisnis

sebagai berikut: Pertama, upstream off farm agribusiness (subsistem agribisnis

hulu) ayam broiler yaitu kegiatan yang menghasilkan breeding farm (industry

pembibitan) dengan seluruh pendalaman srukturnya, industri pakan, industri

obat-obatan/ vaksin dan industri alat serta peralatan peternakan. Pada usaha ini

peternakan tidak menghasilkan daging namun menghasilkan ternak unruk

dipelihara. Ada empat usaha pembibitan (suharno 2012 : 11) yaitu :

1. Pembibitan untuk menghasilkan PL (Pure Line) atau ayam galur murni

2. Pembibitan untuk menghasilkan GGPS (Great Grang Parent Stock) atau

ayam bibit “buyut”

3. Pembibitan untuk menghasilkan GPS ( Grand Parent Stock) atau ayam bibit

nenek

4. Pembibitan untuk menghasilkan PS (Parent Stock) atauayam induk.

Keturunan parent stock ini disebut Final Stock. Jenis bibit terakhir inilah

yang disebut sebagai ayam niaga dan DOC –nya dipelihara peternak untuk

(44)

Kedua, budidaya agribisnis ayam broiler, yaitu kegiatan yang

menghasilkan ayam ras potongan atau telur konsumsi. Subsistem inilah yang di

masa lalu kita lihat sebagai peternakan ayam broiler. Namun ada perbedaan

sistem ayam broiler yang dipelihara di Indonesia dengan yang dipelihara diluar

negeri, perbedaannya pada lama pemeliharaan. Umumnya di Indonesia lama

pemeliharaan 4-6 minggu, sedangkan diluar negeri 7-8 bulan . perbedaan ini

terjadi karena masyarakat Indonesia lebih menyukai ayam berukuran kecil.

Ketiga, downstream off-farm (subsistem agribisnis hilir) ayam broiler, yaitu

kegiatan pengolahan pascapanen ayam ras potong dan telur konsumsi beserta

kegiatan perdagangannya. Termasuk kedalam subsistem ini adalah agroindustri

hilir ayam ras seperti RPA/TPA, industri pengalengan daging ayam ras, dan

industri-industri yang menggunakan telur ayam ras sebagai bahan bakunya.

Keempat, (supporting institutions) subsistem jasa penunjang agribisnis

ayam ras, yaitu seluruh kegiatan yang menyediakan jasa yang dibutuhkan

agribisnis ayam ras. Termasuk didalamnya distribusi. Di Indonesia ada dua jalur

distribusi ayam, yang pertama, yaitu jalur distribusi tradisional, yaitu dari kandang

langsung menuju pasar atau tempat pemotongan tradisional yang dijual dalam

bentuk ayam segar. Kedua, jalur distribusi modern , yaitu dari kandang lalu

ketempat pemotongan lalu kepenyimpanan ayam beku, dan penjualan ayam beku.

Ayam pada jalur distribusi ini dijual dalam bentuk beku.

Apabila melihat fakta dilapangan, pemasaran ayam broiler di Indonesia

(45)

langsung memasarkan produknya sendiri kepasaran, namun peternakan besar

pemasarannya melalui cara tata niaga, yaitu produsen – pengumpul – pedagang

(46)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Bentuk Penelitian

Bentuk penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan pendekatan

metode analisis Kualitatif. Menurut Sugiyono (2006) penelitian dengan metode

deskriptif adalah dengan melukiskan dan menafsirkan keadaan sekarang ini

berkenaan dengan kondisi yang ada dan memusatkan diri pada pemecahan

masalah yang akan datang.

3.2 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada usaha peternakan ayam broiler Pak Lagan

yang terletak di Lubuk Sakat, Pekanbaru, Riau.

3.3 Jenis dan Sumber Data

Dalam penelitian ini peneliti akan menggunakan data primer dan data

sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh dengan pengamatan/ observasi

langsung dilapangan, wawancara langsung dengan pihak peternakan dan data

sekunder diperoleh dari dokumen-dokumen peternakan, penelitian terdahulu dan

literatur yang berkaitan dengan penelitian ini.

Responden yang dipilih untuk pemberian data pada matriks internal dan

(47)

pengecer Pemilihan ini dilakukan atas dasar bahwa mereka dianggap mempunyai

pengetahuan yang cukup banyak terhadap kondisi internal dan eksternal

perusahaan.

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Untuk mendapatkan data atau informasi-informasi, keterangan atau fakta-

fakta yang dibutuhkan, peneliti mempergunakan teknik pengumpulan data sebagai

berikut :

1. Metode wawancara yaitu melakukan tanya jawab secara langsung yang

bertujuan untuk melengkapi data yang dibutuhkan. Dalam hal ini yang

akan peneliti wawancara adalah pemilik usaha, pekerja yang berjumlah

dua orang, pemasok DOC dan pemasok pupuk, pengecer, dan pesaing.

Pada pemilik peneliti akan bertanya mengenai situasi, lama usaha, persepsi

pemilik pada internal dan eksternal usaha, dan lain-lain. Pada pekerja

peneliti akan menanyakan pengalaman bekerja, kondisi peternakan, dan

kegiatan-kegiatan yang dilakukan di peternakan. Pada pemasok peneliti

akan menanyakan asal bibit/pupuk, lama bekerja, sedikit memngulas

mengenai pakan dan pupuk yang baik untuk ayam. Pada pesaing peneliti

akan mewawancarai lama usaha, kondisi ayam dan membandingkan usaha

dengan usaha peternakan milik Pak Lagan. Pada pengecer peneliti akan

menanyakan kemana saja ayam dipasarkan dan bagaimana cara

(48)

2. Metode Observasi yaitu untuk memungkinkan pengamat melihat dunia

sebagaimana yang dilihat oleh subjek yang diteliti, menangkap makna,

fenomena dan budaya dari pemahaman subjek. Peneliti akan mengamati

tempat penelitian, orang yang terlibat dalam peristiwa yang terjadi

sepanjang itu berpengaruh terhadap gejala-gejala yang diamati. Selain itu

peneliti juga akan mengamati pelaku-pelaku yang berinteraksi dalam

peternakan dan melihat kegiatan-kegiatan serta alat-alat yang

dipergunakan dalam periode waktu obseravasi.

3. Metode dokumentasi adalah teknik pengumpulan data dengan

menggunakan catatan-catatan yang ada dilokasi penelitian atau

sumber-sumber lain yang terkait dengan penelitian. dalam dokumentasi ini peneliti

akan menyertakan dokumentai foto kegiatan wawancara, foto

kegiatan-kegiatan pada peternakan dan dokumen-dokumen transaksi pembelian

DOC.

3.5 Teknis Analisis Data

Analisis data merupakan bagian yang sangat penting dalam penelitian

karena dari analisis akan diperoleh temuan, baik temuan substanttif maupun

formal. Analisis data (Gunawan 2013:209) adalah sebuah kegiatan untuk

mengatur, mengurutkan, mengelompokkan, memberi kode/tanda, dan untuk

mengkategorikannya sehingga diperoleh suatu temuan berdasarkan fokus atau

(49)

3.5.1 Matriks SWOT

Matriks SWOT menurut rangkuti adalah alat yang dipakai untuk

menyusun faktor-faktor startegis perusahaan. Matriks ini dengan jelas

menggambarkan bagaimana peluang dan ancaman eksternal yang dihadapi

perusahaan dapat disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan internal

perusahaan.

Diagram 3.5.1 Matriks SWOT

IFAS

EFAS

Strenght (S)

faktor kekuatan internal

(50)

a. Strategi SO

Dibuat berdasarkan jalan pikiran usaha peternakan, yaitu dengan

memanfaatkan seluruh kekuatan untuk merebut dan memanfaatkan

peluang sebesar-besarnya

b. Strategi ST

Strategi dalam menggunakan kekuatan yang dimiliki usaha untuk

mengatasi ancaman

c. Strategi WO

Strategi ini diterapkan berdasarkan pemanfaatan peluang yang ada dengan

meminimalkan kelemahan

d. Strategi WT

Strategi ini di dasarkan pada kegiatanyang bersifat defenif dan berusaha

(51)

3.6 Penelitian Terdahulu

2008 Hasil penelitian menunjukka

perusahaan dalam masa

pertumbuhan dan menurut

analisis SWOT faktor

kekuatan dan peluang sangat

mempengaruhi perusahaan

2011 Penelitian ini memberikan hasil, yaitu Prioritas strategi

yang dapat diimplementasikan untuk

pengembangan usaha peternakan itik di Kecamatan

Baranti Kabupaten Sidenreng

Rappang adalah 1)peningkatan populasi

ternak itik dengan mengembangkan usaha

pembibitan ternak itik

(52)

itik.

Sidik Ikhsan Analisis SWOT Untuk

Merumuskan Strategi

Pengembangan

Komoditas Karet di

Kabupaten Pulau Pisau

Kalimantan Tengah

2011 Hasil menunjukkan bahwa

komoditas karet memiliki

posisi strategis untuk

berkembang

Rizky

Maisyarah

Strategi Pengembangan

Bisnis Dengan Analisis

SWOT Pada Lumpia

Leker Medan

2013 Hasil penelitian menunjukkan

bahwa lumpia leker medan

telah menerapkan SWOT

(53)

BAB IV

HASIL PENELITIAN

4.1 Deskripsi Objek Penelitian

4.1.1 Sejarah Singkat Peternakan Ayam Broiler Pak Lagan

Sekitar lima tahun lalu di daerah lubuk sakat ini hanya terdapat dua

peternakan kandang ayam broiler yang dimiliki oleh perusahaan Satwa Utama

Jaya (SUJ) dimana perusahaan ini memiliki peternakan yang memiliki kapasitas

35.000 dan kapasitas 20.000 pada awal yang dimakan dengan Farm I dan Farm II.

Dan setelah perusahaan SUJ mulai membangun farm yang keempat mulailah

pengusaha peternakan mandiri saat itu dimulai oleh Bapak Tarno dengan membeli

bibit ayam, memelihara sampai pemasaran dilakukan oleh Pak Tarno sendiri,

namun pada saat itu pak Tarno hanya dapat bertahan selama dua periode saja,

pada periode ketiga pak Tarno gagal dan merugi akibat harga pasaran ayam yang

merosot turun dan membuat Pak Tarno kewalahan dan merugi. Belajar dari

pengalaman Pak Tarno maka Pak Sihombing membangun peternakannya dengan

menggunakan sistem kerjasama mitra usaha dengan perusahaan SUJ, dimana

perusahaan akan menyediakan bibit, pakan, obat-obatan dan setelah layak jual

maka akan dipasarkan oleh pihak SUJ, sehingga tugas Pak Sihombing adalah

menyediakan tempat dan modal membeli bibit, setelah itu Pak sihombing akan

memlihara ayam tersebut ssampai besar dan menjualnya kembali pada SUJ sesuai

(54)

Peternakan adalah tempat berbisnis yang menjanjikan terlepas bagaimana

orang menjadikannya dan melihatnya. Ada sebagian orang yang menjadikan

peternakan sebagai tempat penelitian, tempat berbisnis atau sekedar tempat suatu

hobi yang ingin dilakukan. Dan dari semua hal tersebut Pak Lagan menjadikan

peternakan adalah suatu bisnis yang umumnya dilakukan juga oleh orang lain.

Peternakan Pak Lagan ini memasuki usia dua tahun lebih, proses pengerjaannya

mulai dilakukan pada bulan april 2011, setelah kandang yang berkapasitas 5000

ekor tersebut berdiri dan mulai berjalan barulah pada bulan oktober pengerjaan

kandang kedua dengan kapasitas sama mulai dibangun. Pada bulan november,

kandang tersebut mulai menerima DOC dengan kapasitas 10.000 ekor ayam

broiler. Dengan kapasitas kandang dan ayam yang semakin bertambah maka Pak

lagan juga menambah pekerjanya satu orang. Sehingga, total dua pekerja untuk

mengurusi ayam-ayam broiler tersebut pada kandangnya masing-masing.

Lokasi peternakan ayam broiler ini berada di pinggiran kota pekanbaru. Di

daerah Lubuk sakat yang berjarak dua jam dari kota pekanbaru ini adalah

pemukiman penduduk yang didominasi oleh orang kampung itu sendiri. Daerah

yang memiliki banyak perkebunan sawit namun masih memiliki banyak hutan

dibanding tempat lain. Di daerah yang masih minim penduduk dan aktivitas suara

ini Pak Lagan membangun peternakannya, karena ayam broiler adalah ayam yang

pemeliharaannya super intensif dan jauh dari hal-hal yang dapat membuatnya

stress. Dengan panjang 75m2 dan luas 8m2 pada masing-masing kandang Pak

(55)

banyak pohon yang dapat meredam suara dari luar. Tempat ini cukup baik bagi

perkembangan ayam broiler kedepannya.

Pak Lagan adalah seorang perantau dari daerah sumatera tepatnya samosir

30 tahun lalu. Memulai kegiatannya diperantauan menjadi karyawan pembibitan

sawit pada saat itu, Pak Lagan sudah menjalani pekerjaan itu selama 25 tahun.

Dengan rutinitas pekerjaan selam 25 tahun tersebut Pak lagan akhirnya menarik

diri dari rutinitas tersebut dan mulai fokus pada usaha ternak ayam. Pak Lagan

sendiri mulai terjun langsung pada peternakan ini setahun yang lalu, Pak Lagan

tidak ingin hanya membuka bisnis, namun ia juga ingin menjadi orang yang

paham dengan bisnis yang ia buka sendiri. Peternakan ayam adalah pekerjaan

yang ia gemari saat ini karena banyak hal baru yang dapat ia temukan saat

menekuninya terlepas dari sawit-sawit yang selalu ia lihat selama 25 tahun.

Jenis peternakan ayam milik Pak Lagan adalah peternakan ayam broiler

komersial, bukan peternakan sebagai pencetak ayam baru atau peternakan petelur.

Peternakan ini adalah peternakan yang sistemnya adalah membeli bibit ayam atau

DOC lalu membesarkannya selama kurang lebih 35 hari atau sampai beratnya

kira-kira 2kg lebih lalu dijual tanpa ada yang ditinggalkan sebagai induk untuk

populasi selanjutnya. Ayam-ayam yang cukup umur inilah nanti yang akan dijual

oleh Pak Lagan. Peternakan ayam Pak Lagan dapat dikatakan adalah peternakan

yang membesarkan ayam broiler tersebut lalu dipotong atau dikonsumsi. pada

(56)

permintaan konsumen terhadap perusahaan dimana peternakan ayam Pak Lagan

ini bekerjasama sebagai mitranya.

4.1.2 Visi dan Misi Peternakan Pak Lagan

Visi dan misi dari suatu bisnis, dapat membantu usaha tersebut berjalan

dengan arah yang jelas. Visi dan misi tersebut dirumuskan untuk dijadikan sebagi

pedoman didalam mencapai tujuan dari dibangunnya suatu usaha. Visi dan Misi

peternakan ayam broiler Pak Lagan adalah :

Visi :

Peternakan Pak Lagan memiliki visi sebagai mitra/partner strategis yang

sanggup memberikan kepuasan dan memberikan produksi yang berkualitas.

Misi :

1. Membuat produksi yang berkualitas

2. Menciptakan lapangan kerja

3. Mengembangkan peternakan yang berkualitas kedepannya.

4.1.3 Struktur Kerjasama Peternakan Ayam Broiler Pak Lagan

Pada peternakan ayam broiler milik Pak Lagan ini adalah peternakan

dengan pola usaha kemitraan Kinak PIR (perusahaan inti rakyat) yang sudah

Gambar

Tabel 3.6
Gambar 4.1.3
Tabel 4.2.1 Identitas Informan Penelitian
Tabel 4.3.1 Matriks SWOT

Referensi

Dokumen terkait

Pengamatan yang dilakukan adalah dengan mengamati langsung proses produksi ayam broiler pada peternakan mitra Dramaga Unggas Farm (DUF) sehingga didapatkan data yang

1) Analisis kelayakan non finansial usaha peternakan ayam broiler peternakan Agus Suhendar dengan sistem kemitraan pola inti plasma bersama CV. Tunas Mekar Farm

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pendapatan usaha peternakan ayam broiler pada peternakan rakyat di Desa Karya Bakti Kecamatan Rungan, Kabupaten Gunung

1) Analisis kelayakan non finansial usaha peternakan ayam broiler peternakan Agus Suhendar dengan sistem kemitraan pola inti plasma bersama CV. Tunas Mekar Farm

Berdasarkan hasil analisis lingkungan internal dan lingkungan eksternal peternakan ayam broiler di Kecamatan Kandat diketahui faktor – faktor yang menjadi kekuatan,

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui besarnya pendapatan yang diperoleh usaha peternakan ayam broiler, mengetahui pengaruh faktor skala usaha, harga jual

Struktur biaya, penerimaan, dan pendapatan rata- ratausaha peternakan ayam broiler pada pola dan skala usaha yang berbeda di Kabupaten Lumajang dapat dilihat pada

Di desa Mulyoagung sendiri terdapat usaha peternakan ayam broiler pola kemitraan inti plasma yang dijalankan oleh bapak Nuh Rachmat, beliau memberikan keterangan bahwa selama masa