• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL PENELITIAN

5 Syamsul 40 Laki-laki SMP Pegawai Swasta

4.3 Analisis Data dan Pembahasan Hasil Penelitian

4.3.1 Analisis Strenght Weakness Opportunity Threats (SWOT)

Analisis SWOT adalah kondisi internal dan eksternal yang dirancang untuk digunakan sebagai dasar untuk merancang strategi dan program kerja suatu usaha.

a. Identifikasi Kekuatan

Dalam usaha peternakan, agribisnis peternakan diartikan sebagai tingkah laku bisnis dalam subsektor peternakan seperti yang dilakukan oleh Bapak Robert Siallagan. Pada usaha peternakan ayam broiler Pak Lagan yang berlokasi di lubuk sakat ini memiliki kekuatan yang membedakannya pada peternakan yang ada didaerah lubuk sakat. Kekuatan yang ditawarkan oleh peternakan ini adalah suatu kenyamanan lokasi yang mampu membudidayakan ayam broiler dengan cukup baik. Salah satu kekuatan ini jugalah yang memampukan perkembangan ayam broiler pada peternakan ayam broiler milik Pak Lagan ini dapat berkembang

dengan cukup baik karena memenuhi standard dengan jauh dari pemukiman dan menjadi peternakan yang juga jauh dari kebisingan yang membuat ayam broiler mudah terkena stress.

Pada peternakan ayam broiler milik Pak Lagan ini juga menggunakan modal sendiri dan tidak melakukan pinjaman pada bank atau pihak lain. Modal membangun peternakan ini berasal dari tabungan Bapak Robert Siallagan sendiri yang memberikan keuntungan lebih karena pemilik peternakan tidak memiliki kewajiban untuk membayar pinjaman kepada pihak manapun. Pemilik menggunakan aset yaitu tanah yang telah ada sebelumnya untuk memulai pembangunan didaerah tersebut.

Peternakan ayam broiler sendiri memberikan keuntungan yang mampu memberikan kesempatan bagi Pak Lagan untuk melakukan perputaran mosal untuk pembagunan dan pengembangan hal-hal lain yang terkait dengan peternakan maupun bisnis yang lain. Dengan sistem perputaran modal yang bekerja dalam sebulan Pak Lagan biasanya langsung memecah hasil peternakan untuk keperluan pribadi dan keperluan pengembangan. Dan uang yang akan Pak Lagan gunakan untuk pengembangan saat ini sudah mulai dipakai untuk pembuatan kolam ikan lele yang berkapasitas dua puluh ribu ekor. Pak Lagan akan memulai bisnis peternakan ikan lele ini sendiri pada bulan juli tahun 2014.

Keuntungan lain yang dapat dijadikan kekuatan pada peternakan Pak Lagan ini adalah sistem kerjasama antara perusahaan inti dengan peternakan milik Pak Lagan sendiri. Dengan pola kerjasama ini Pak Lagan tidak akan terkendala

mengenai pemasaran ayam broiler miliknya dan dari mana DOC akan dibeli. Dengan sistem kerjasama PIR ini juga peternakan paka lagan memiliki kontrak pemebelian seluruh ayam Pak Lagan, sehingga apabila terjadi penurunan harga dipasaran maka harga penjualan dari kandang milik Pak Lagan adalah harga yang sesuai kontrak yang berlaku, dan apabila terjadi kenaikan harga dipasaran dan harga kontrak terjadi selisih maka peternakan milik Pak Lagan akan mendapat tambahan nilai bonus penjualan.

Peternakan ayam broiler milik Pak Lagan juga memiliki pemasukan tambahan dari penjualan kotoran ayam dan ayam mati selama ini. Kotoran ayam yang dihasilkan oleh peternakan Pak Lagan dalam satu periode mampu menghasilkan sekitar 600 goni, dimana pergoninya akan dihargai dengan Rp. 10.000 dan ayam mati perkilo dihargai dengan Rp. 1500.

b. Identifiksi Kelemahan

Pada peternakan milik Pak Lagan ini juga memiliki beberapa kelemahan yang dapat mengurangi kerja optimal proses produksi yang pertama adalah dari segi DOC yang kadang begitu sampai kandang sudah lemas dan stress karena lamanya diperjalanan dan panasnya cuaca, apabila DOC sudah dari awal mengalami suatu masalah maka begitu sampai dikandang akan kurang aktif dan sehat, DOC yang seperti ini biasanya menyebabkan mortalitas yang tinggi karena tidak mampu bertahan. Apabila DOC sudah stress , DOC tersebut akan malas makan dan minum dan hanya tidur dan akhirmnya dehidrasi dan mati. Pada

peternakan Pak Lagan beberapa kali pernah mengalami ini, pemasok DOC mengantar DOC kebeberapa wilayah pada cuaca panas dan terakhir mengantarkannya ke peternakan Pak Lagan.

Makanan ternak atau pakan juga merupakan kelemahan pada peternakan milik Pak Lagan ini karena peternak mandiri tidak leluasa memilih pakan yang dia mau untuk peternakannya. Pakan ayam broiler pada peternakan ayam milik Pak Lagan pada dua periode yang peneliti teliti bermasalah pada pakan ayam yang berusia siap panen atau menggunakan pakan kasar. Pada pakan kasar ini ayam broiler seringkali hanya mengais-ais dan mematuk-matuk makanan tapi tidak dimakan, pada dua periode yang peneliti teliti ini pakan kasar untuk ayam

finishing biasanya harus dicampur pada pakan untuk anak ayam barulah

ayam-ayam tersebut makan. Karena nafsu makan yang tidak ada pada pakan kasar ini ayam-ayam broiler tersebut mengalami penurunan berat badan, dan apabila berlanjut maka akan merugikan pihak peternak mandiri.

Kurangnya tenaga bantu pada saat-saat tertentu pada peternakan ayam broiler milik Pak Lagan ini. Pada saat bibit ayam datang biasanya pekerja akan kewalahan karena proses pembagian kerja pada 10.000 ekor ayam broiler yang harus segera dikeluarkan dari kotak sangatlah banyak. Pada awal masuknya ayam harusnya ada yang mengangkat ayam kekandang, mengeluarkan dari kotak, menimbang apakah ayam broiler sesuai dengan berat standard, dan mengatur suhu, tempat paka, minum dan menyiapkan air gula merah. Dengan banyaknya kerja pada masa awal mengakibatkan kewalahannya pekerja kandang.

Tenaga bantu juga sangat diperlukan saat masa pengurangan dan panen tiba, dengan pengurangan dan panen banyak bidang yang diperlukan untuk bekerja. Pada saat panen harus ada tukang tangkap ayam minimal dua orang agar proses panen cepat dan ayam yang dikandang tidak stress, lalu harus ada satu orang yang mencatat hasil timbangan setiap kali ditimbang, karena penimbangan ayam dilakukan dengan ukuran yang diminta pengecer. Ayam-ayam tersebut nanti akan dimasukkan kedalam goni dengan jumlah 8-10. Maka setiap kali timbang ayam akan dihitung dimana nanti ayam akan dijumlah berapa kilo yang diangkut dan berapa ekor. Pada posisi ini juga harus ada teliti dan telaten agar tidak terjadi kesalahn jumlah, posisi tukang hitung timbangan juga berasal dari peternak. Pada proses penelitian ini, peneliti juga turut bekerja pada posisi tukang tangkap dan lebih sering menjadi tukang mencatat hasil timbangan. Selain yang disebut diatas dari kandang jugalah tukang timbangnya, tukang timbang tidak boleh merangkap kadi tukang tangkap karena hanya akan memperlama proses panen. Pada kedua kegiatan tersebutlah Pak Lagan seringkali kewalahan dalam menjalani prosesnya.

c. Identifikasi Peluang

Peternakan ayam adalah suatu usaha bisnis yang membantu masyarakat untuk memenuhi protein hewani mereka. Dalam memenuhi protein ini, ayam broiler adalah daging hewan yang paling digemari karena rasa dan harga yang relatif lebih murah. Di Indonesia pendapatan perkapita masyarakat terus meningkat, hal ini juga berbanding lurus dengan peningkatan permintaan

masyarakat pada ayam broiler karena masyarakat mulai menyadari asupan gizi dari protein hewani sangat diperlukan. Dengan perkembangan ini, permintaan yang terus meninggi menjadi suatu peluang bagi peternakan-peternakan ayam broiler. Karena permintaan pasar selalu tinggi, maka peluang bagi peternakan ayam diberbagai daerah cukup tinggi, peluang ini memang tidak setiap waktu datang dan kadang hanya ada diwaktu-waktu tertentu saja, namun beberapa peternakan biasanya mencocoklan periode masuk ayam dengan masa panene yang berkaitan dengan peluang tersebut. Salah satu peluang pertumbuhan permintaan yang cukup signifikan dibanding bulan lainnya adalah pada saat lebaran, maka apabila peternakan mampu memanen dan menghasilkan ayam yang berkualitas saat itu maka peternakan ayam ini akan mendapatkan keuntungan lebih. Pak Lagan juga menggunakan periode waktu ini untuk memanfaatkan peluang yang ada.

Peluang lain yang dapat tercipta adalahdengan pengadopsian cara pemeliharaan yang terus dikembangkan oleh peneliti unggas. Dari cara pemeliharaan yang baru tersebut kadang dapat meningkatkan kualitas atau penghasilan peternakan Pak Lagan ini. Dengan pola pemeliharaan yang terus dikembangkan oleh perusahaan inti dan diberikan pengajaran kepada peternak mandiri memberikan peluang pada peternak mandiri untuk meningkatkan lagi hasil yang bisa didaptkannya dari usaha peternakan ayam broiler.

Ancaman yang datang apada peternakan milik Pak Lagan ini yang terutama adalah penyebaran penyakit ayam seperti virus flu burung. Apabila terjadi lagi virus flu burung yang mewabah, maka tidak ada konsumen dan tidak ada pembelian ayam kekandang maka ayam akan tertahan dikandang selamanya atau apabila terjangkit maka harus dimusnahkan semuanya dan peternak akan mengalami kerugian yang sangat banyak. Sedangkan penyakit Gumboro adalah penyakit yang menyerang antibody ayam broiler dan menyebabkan kematian yang sangat cepat, dan sampai saat ini obat untuk mencegah dan mengobati penyakit ini belum ada. Apabila penyakit gumboro ini telah menyerang maka dalam sehari kematian ayam bisa melebihi 1000 ekor ayam dan ini akan sangat merugikan peternak.

Selain penyakit yang menjadi ancaman bagi peternakan ayam broiler milik Pak Lagan ini adalah banjir. Sebelum menjadi peternakan daerah ini merupaka daerah lahan gambut yang telah ditimbun tahan, namun apabila musim hujan dan hujan terus maka banjir tidak dapat dielakkan dan menghambat proses pemeliharaan karena jalan menuju kandang akan sangat susah dan kotoran ayam sebagai salah satu sumber penghasilan pun akan lenyap. Apabila banjir datang maka bakteri penyebab penyakit juga akan lebih mudah datang karena udara yang lembab, pada saat seperti ini biasanya ayamakan mudah terjangkit penyakit dan mati tiba-tiba.

Tabel 4.3.1 Matriks SWOT

Faktor Internal

Faktor Eksternal

Strenght (Kekuatan)

1. Lokasi peternakan yang jauh dari pemukiman, strategis dan mudah dijangkau oleh kendaraan.

2. Modal berasal dari pemilik sendiri

3. Pemasaran yang sudah pasti dari pihak perusahaan inti

Weakness ( Kelemahan) 1. Bibit ayam yang kurang baik

2. Pakan yang kurang berkualitas

3. Kurangnya jumlah pekerja

Opportunity (Peluang) 1. Permintaan pasar yang terus meningkat

2. Cara pemeliharaan yang terus dikembangkan dan mudah diadopsi oleh peternak

Strategi SO

1. Menggunakan perputaran modal yang cepat untuk pengembangan usaha agar dapat memenuhi permintaan pasar S2 ;O1

2. Menggunakan pemasaran yang sudah pasti untuk menjual ayam broiler yang dipelihara dengan tepat. S3;O2

3. Lokasi yang mudah dijangkau dan strategis memudahkan proses pemenuhan permintaan pasar

S1;S1

Strategi WO

1. Mengatasi bibit ayam yang kurang baik dengan

mengadopsi cara pemeliharaan yang baik

W1;S2

2. Kurangnya jumlah pekerja dapat diatasi dengan cara pemeliharaan yang terus dikembangkan agar pekerjaan dapat lebih ringan W3;O2

Threats ( Ancaman)

1. Penyakit virus flu burung dan gumboro 2. Banjir

Strategi ST

1. Perputaran modal yang ada juga disisihkan untuk menimbun tanah agar tidak terjadi banjir S2;T2

2. Karena jauh dari pemukiman warga dan aktivitas maka penyebaran penyakit dapat lebih diantisipasi. S1;T1

Strategi WT

1. Mengantisipasi bibit ayam yang kurang baik dengan tepat untuk mencegah penyakit flu burung atau gumboro. W1;T1

Memperbaiki dan meningkatkan kualitas produksi ayam broiler adalah hal utama bagi peternakan ayam broiler Pak Lagan agar dapat meningkatkan penghasilan dan perusahaan inti tidak kecewa. Dan melalui analisis SWOT ini, peternakan ayam broiler milik Pak Lagan dapat mengetahui potensinya dari segi kekuatan, kelemahan, peluang serta ancaman yang berada disekeliling peternakan ayam broiler milik Pak Lagan ini. Startegi SO ( kekuatan-peluang) peternakan ayam broiler Pak Lagan adalah menggunakan perputaran modal yang cepat dari usaha peternakan ini memungkinkan pak lagan untuk mengolah hasil laba untuk bisnis yang lain atau mengembangkan usaha ayam broiler ini lebih jauh lagi. Strategi SO ini memberikan kesempatan bagi pak lagan sendiri untuk memperbesar bisnis yang ia jalani dibidang peternakan. Dengan pengolahan seperti hal tersebut maka pak lagan memungkinkan untuk beternak selain peternakan ayam broiler saja.

Strategi SO yang kedua adalah penggabungan kekuatan peternakan yang memiliki pangsa pasar yang telah pasti dalam menjual ayam-ayam broiler tersebut dengan sistem pemeliharaan yang telah diadopsi dengan efektif dan sesuai dengan kemampuan peternakan dalam pengaplikasiannya. Dalam satu periode ayam broiler umumnya perusahaan inti akan memiliki pengawas lapangan yang mengontrol kegiatan peternak mandiri dan membantu peternak mandiri mendapatkan pengajaran-pengajaran baru yang lebih baik dari perusahaan inti agar mampu memaksimalkan pemeliharaannya. Strategi SO selanjutnya adalah mengenai lokasi yang menjadi kekuatan peternakan ini karena dengan lokasi yang

mudah terjangkau dan memiliki lokasi strategis memudahkan pemasok untuk proses pengantaran bahan baku dan proses panen ayam. Dengan mudahnya menjangkau lokasi tersebut maka proses pemenuhan kebutuhan dan permintaan pasar juga lebih mudah karena lebih memudahkan mobil dalam mengantar pesanan.

Selain SO, strategi yang yang menggunakan kekuatan untuk meminimalkan kerugian dan mencegah datangnya ancaman adalah strategi ST (kekuatan- ancaman). Bagi usaha lain yang tidak sejenis maupun sejenis peternakan mungkin pesaing adalah salah satu ancaman yang cukup membahayakan proses mempertahankan pelanggan, akan tetapi pada peternakan ayam broiler pak lagan ini pesaing bukanlah momok menakutkan karena peternakan milik pak robert siallagan ini menggunakan sistem kerjasama PIR dimana ada kontrak kerjasama dengan perusahaan besar yang menjadi inti yang nantinya akan mengatasi problem peternak mengenai pemasaran. Pada strategi ST penelitian ini, hal yang berusaha dicegah dan dihindari peternanakan pak lagan ini adalah penyakit flu burung dan gumboro serta banjir, dan dengan kekuatan yang ada maka peminimalisiran yang dibuat pada strategi ini adalah menyisihkan sebagian laba usaha yang dihasilkan untuk penimbunan tanah yang lebih rendah sehingga apabila banjir datang maka proses pemeliharaan ayam broiler yidak akan terlalu mengalami gangguan yang signifikan. Selain itu, pada proses sterilisasi pada kandang sebelum ayam masuk harus lebih diperhatikan agar proses masuknya penyakit seperti gumboro dapat dihindari dan dengan jauhnya dari

pemukiman warga yang memiliki spesies unggas maka proses penularan pada virus flu burung juga sebisa mungkin dapat dihindari.

Strategi kelemahan-peluang WO, kurangnya jumlah tenaga kerja pada beberapa kegiatan utama terus diminimalisir oleh peternakan ayam broiler milik pak lagan dengan mengembangkan sistem pemeliharaan di proses kegiatan itu yang lebih simpel sehingga mengurangi jumlah pembagian kerja yang seharusnya. Apabila jumlah tersebut dapat diisi dengan baik maka kemungkinan tercapainya program kerja yang optimal akan terjadi. Lalu dengan mengatasi kondisi bibit ayam yang kurang berkualitas maka sistem pemeliharaan yang baru dan inovatif pun harus selalu dan terus ditingkatkan oleh peternakan ayam broiler milik pak lagan ini. Dengan cara tersebut maka kekurangan atas standard ayam yang didapat dari perusahaan inti dapat menjadi lebih stabil dan tidak merugikan peternakan pak lagan tersebut.

Dan strategi terakhir adalah strategi WT (kelemahan-ancaman), dengan mengetahui strategi WT ini maka peternakan pak lagan akan lebih mengenali kelemahan mereka serta ancaman yang mungkin datang dan membuat persiapan yang matang dalam menghindari dan mencegah hal tersebut terjadi. Peternakan ayam broiler pak lagan memiliki satu permasalahan kompleks yang mungkin saja terjadi apabila bibit ayam yang kurang berkualitas tersebut kurang staminanya maka akan menyebabkan mudahnya terkena bibit penyakit yang dapat membunuh seluruh ayam yang berada pada peternakan tersebut. Maka dalam melihat hal ini, peternakan milik pak lagan harus dapat memecahkan suatu inovasi program baru

dimana inovasi ini mampu menghindarkan ayam yang kurang staminanya terhadap bibit-bibit penyakit yang mematikan.

4.3.2 Strategi Usaha Peternakan Ayam Broiler Pak Lagan dalam

Dokumen terkait