• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penerapan Sistem E-Court di Pengadilan Agama Sarolangun

BAB IV PENERAPAN SISTEM E-COURT DI PENGADILAN AGAMA

B. Penerapan Sistem E-Court di Pengadilan Agama Sarolangun

Pertanyaan mendasarnya adalah bagaimana penerapan e-court di Pengadilan Agama Sarolangun? Semenjak diluncurkan oleh Mahkamah Agung RI, dan berdasarkan instruksi Dirjen Badan Peradilan Agama, bahwa sebelum awal tahun 2019, sistem e-court harus sudah teraplikasi bagi seluruh

12 Ibid.

13 Ibid.

14 Ibid.

warga peradilan Agama, tanpa terkecuali harus segera mengaplikan sistem e-court dalam sistem peradilan, termasuk Pengadilan Agama Sarolangun.

Sesuai dengan Surat Edaran Dirjen Badan Peradilan Agama Nomor 8 tahun 2018 tentang tata cara pengaktifan e-court Mahkamah Agung untuk Pengadilan Agama/Mahkamah Syariyah. Bahwa untuk menggunakan fasilitas e-court, sebagaimana ketentuan Pasal 8 Peraturan Mahkamah Agung RI Nomor 3 tahun 2018 tentang Administrasi perkara secara elektronik dan pasal 12 Keputusan Direktur Jenderal Badan Peradilan Agama Mahkamah Agung RI Nomor 1294/DjA/HK.00.6/SK/05/2018 tentang petunjuk pelaksanaan peraturan Mahkamah Agung RI Nomor 3 tahun 2018 tentang administrasi perkara di Pengadilan secara elektronik, Pengadilan Agam/Mahkamah Syariyah harus mengaktifkan e-court Mahkamah Agung. Agar terdapat kepastian dan keseragaman, perlu diatur mengenai tata cara pengaktifan e-court Mahkamah Agung untuk pengadilan Agama/Mahkamah Syari’yah dengan tahapan sebagai berikut:

1. Pengadilan Agama/Mahkamah Syariyah telah menggunakan SIPP local versi minimal 3.2.0-5

2. Pengadilan Agama/Mahkamah Syariyah telah melakukan konfigurasi pada e-court Mahkamah Agung, berupa:

a. Data Pengadilan b. Data Bank c. Alamat e-mail d. Pengguna

46

e. Jenis biaya

f. Radius biaya Panggilan

3. Pembagian user name dan password login ke e-court Mahkamah Agung, oleh Direktorat Jenderal Badan Peradilan Agama akan diatur dalam surat tersendiri

4. Pengadilan Agama/Mahkamah Syariyah memastikan kelengkapan, kevalidan dan kemutakhiran berupa:

a. Data perkara pada SIPP local, dengan memedomani surat direktur jenderal badan peradilan Agama Nomor 1189/DjA/HM.02.3/5/2018 tanggal 4 Mei 2018 hal pemutakhiran dan pengakuratan dara SIPP tingkat banding dan tingkat pertama

b. Data e-skum pada aplikasi KOMDANAS Mahkamah Agung telah sesuai surat keputusan Pengadilan Agama/Mahkamah Syariyah tentang panjar biaya perkara dan radius terbaru dan masih berlaku meliputi:

Komponen panjar biaya perkara dan Radius biaya panggilan

5. Pengadilan Agama/Mahkamah Syariyah telah memiliki rekening untuk menampung biaya perkara pada bank mitra yang bekerjasama dengan Mahkamah Agung RI, yaitu BRI, BRI Syariah, BNI, BNI Syariah, BTN, Bank Mandiri dan Bank Mandiri Syariah

6. Pengadilan Agama/Mahkamah Syariyah telah mengaktifkan kode akun virtual dan memiliki kode korporasi (CID) dari bank mitra, yang diperoleh dengan cara:

a. Mengajukan pengaktifan kode akun virtual dan permintaan kode korporasi (CID) kepada bank mitra, dengan melampirkan formulir pengajuan kode akun virtual bank mitra yang telah diisi lengkap.

b. Formulir kode akun virtual bank mitra, dapat diperoleh dengan cara mengunduh melalui: https://ecourt.mahkamahagung.go.id/pengajuanva 7. Jika rekening yang dijadikan untuk menampung biaya perkara oleh Pengadilan Agama/Mahkamah Syariyah, bukan dari bank mitra, maka langkah yang harus dilakukan oleh Pengadilan Agama/Mahkamah Syariyah:

a. Memberi tahu kepada pihak bank, agar kantor pusatnya berkoordinasi dengan Mahkamah Agung RI melalui Sekretaris Mahkamah Agung RI untuk melakukan perjanjian kerjasama dalam rangka pengintegrasian sistem yang dimiliki oleh bank engan aplikasi e-court Mahkamah Agung RI

b. Memerikan tenggat waktu yang tidak terlalu lama kepada pihak bank c. Pengadilan Agama/Mahkamah Syariyah mengajukan permohonan

pengkatifan kode akun virtual dan dan kode korporasi (CID) dari bank, dengan langkah-langkah sebagaimana poin 6.

d. Jika langkah-langkah poin 7 tidak dapat dipenuhi, Pengadilan Agama/Mahkamah Syariyah melakukan langkah-langkah:

1) Menyampaikan kepada pihak bank, bahwa Pengadilan Agama/Mahkamah Syari’yah akan mengganti rekening penampung biaya perkara ke bank mitra

48

2) Mengajukan permohonan pembukaan rekening baru pada bank mitra untuk menampung biaya perkara

3) Mengajukan izin penggantian rekening baru sebagai penampung biaya perkara kepada kementrian keuangan

4) Mengaktifkan kode akun virtual dan meminta kode korporasi (CID) dari bank mitra dengan langkah-langkah sebagaimana petunjuk poin 6

8. Pengadilan Agama/Mahkamah Syari’yah mengajukan permohonan aktivasi e-court Mahkamah Agung kepada Direktur Jenderal Badan Peradilan Agama dengan ketentuan:

a. Didalam surat permohonan harus mencantumkan: nama Pengadilan, kode satker, nomor rekening dan nama bank, kode korporasi (CID) dan alamat e-mail

b. Melampirkan dokumen pendukung, berupa:

1) Surat dari bank mitra yang berisi pernyataan pengaktifan kode akun virtual dank ode korporasi (CID)

2) Screenshoot daftar komponen panjar biaya perkara pada aplikasi KOMDANAS

3) Screenshoot daftar radius biaya panggilan pada aplikasi KOMDANAS

c. Tembusan surat permohonan disampaikan kepada:

1) Sekretaris Mahkamah Agung RI cq. Badan Urusan Administrasi

2) Ketua Pengadilan Tinggi Agama/Mahkamah Syariyah

9. Direktorat Jenderal Badan Peradilan Agama akan memberitahukan kepada Pengadilan Agama/Mhkamah Syariyah melalui e-mail, perihal persetujuan/penolakan pengaktifan e-court Mahkamah Agung

10. Pengadilan Agama/Mahkamah Syariyah memeriksa hasil aktivasi e-court Mahkamah Agung pada Peta e-court Peradilan Agama melalui https://ecourt.mahkamahagung.go.id/mapecourt_agama

Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan Panitera Pengadilan Agama Sarolangun, Anita Kirana mengatakan, bahwa semua tahapan sebagaimana telah disebut di atas telah dilalui Pengadilan Agama Sarolangun, bahkan saat ini aplikasi e-court yang telah terintegrasi dengan SIPP itu telah berjalan dengan baik dan sudah banyak perkara yang terdaftar melalui e-court tersebut. Hal ini dapat diamati dalam peta e-court Mahkamah Agung RI, yang hingga kini tercatat sudah 70 perkara yang terdaftar secara e-court.15

Dengan demikian, sebagai sebuah sistem baru, e-court telah diterapkan dan dilaksanakan pada Pengadilan Agama Sarolangun. Bahkan sudah dikembangkan dengan litigasi yang menjadi bagian dari sistem e-court.

Kehadiran e-litigasi juga membuka lebar praktek peradilan elektronik di Indonesia. Hal ini tergambar dengan setidak-tidaknya dua indicator, pertama e-litigasi memperluas cakupan subyek hukum yang dapat memanfaatkan sistem peradilan elektronik. Semula hanya untuk para advokat

15 Wawancara dengan Anita Kirana, S.H.I., selaku Panitera Pengadilan Agama Sarolangun, pada tanggal 17 Maret 2021.

50

sebagai pengguna terdaftar, hingga mencakup juga pengguna lain yang meliputi jaksa selaku pengecara Negara, biro hokum pemerintah, TNI Polri, Kejaksaan RI, direksi/pengurus atau karyawan yang ditunjuk badan hukum, dan kuasa insidentil yang memenuhi syarat sebagai pengguna sistem informasi peradilan. Kedua, pemanfaatan e-litigasi tidak hanya untuk persidangan di tingkat pertama, tapi juga bias dilakukan untuk upaya hukum banding, kasasi dan peninjauan kembali terhadap perkara yang menggunakan e-litigasi pada tingkat pertama. Hatta Ali mengungkapkan berbagai manfaat yang dapat dinikmati oleh masyarakat pencari keadilan jika menggunakan e-litigasi. Menurutnya, e-litigasi menjadikan sistem peradilan lebih sederhana dan lebih cepat. Para pihak berperkara juga tidak perlu berlama-lama antre menunggu persidangan yang selama ini sering dikeluhkan, sehingga proses persidangan juga menjadi lebih cepat. Selain itu menurut Hatta Ali, e-litigasi dapat menjembatani kendala geografis Indonesia yang sangat luas yang terdiri dari bentangan ribuan pulau juga menekan biaya perkara karena proses peradilan dilaksanakan secara elektronik, seperti biaya pemanggilan, kehadiran di persidangan untuk jawab menjawab, pembuktian maupun mendengarkan pembacaan putusan. Tak kalah penting, sistem elektronik meningkatkan kepercaan public terhadap lembaga peradilan. Membatasi intraksi langsung antara pengguna layanan peradilan dengan hakim dan aparatur peradilan. Caranya dengan mengurangi kedatangan pengguna layanan ke Pengadilan serta mengkanalisasi cara berinteraksi, sehingga

meminimalisasi kemungkinan penyimpangan etik maupun pelanggaran hukum.16

Berdasarkan wawancara penulis dengan Petugas Pelayanan Terpadu Satu Pintu Pengadilan Agama Sarolangun Ayu Febri, mengatakan sejauh ini pelaksanaan pendaftaran perkara secara e-court berjalan dengan baik, bahkan ada dua perkara yang dilaksanakan sidangnya secara e-litigasi. Yang sedikit jadi masalah itu ketika pendaftaran itu dilakukan pada akhir bulan, karena pendaftaran itu mengganggu sistem laporan perkara. Sebab pada akhir bulan lembaga sudah harus tutup buku dan membuat laporan secara tertulis terkait berapa jumlah perkara masuk dan berapa yang telah diselesaikan.17

Saat ini ada dua sistem yang diterapkan Pengadilan Agama Sarolangun dalam melakukan pendaftaran dan persidangan bagi pencari keadilan. Kedua sistem itu adalah sistem biasa dan sistem elektronik (e-court system).

1. Sistem perdaftaran dan persidangan biasa a. Pendaftaran

Pendaftaran perkara gugatan atau permohonan dilakukan di meja I yang terdapat pada meja pelayanan terpadu satu pintu, lalu ditentukan besaran biaya panjar perkara yang dituangkan dalam SKUM (surat kuasa untuk membayar) dan kasir akan mengeluarkan slip storan ke bank untuk dibayar. Setelah melakukan pembayaran, berkas perkara

16 Mahkamah Agung Republik Indonesia, E-Litigasi, Redesain Praktik Peradilan Indonesia, Edisi XX, 2019, hal 72.

17 Wawancara dengan Ayu Febri selaku petugas Pelayanan Terpadu Satu Pintu Pengadilan Agama Sarolangun, Ayu Febri pada tanggal 22 Maret 2021.

52

yang telah dibayar diberi nomor perkara dan dinaikkan ke meja II untuk dicatat dalam buku register, lalu dinaik ke ketua Pengadilan untuk ditetapkan Majelis hakim yang akan menyidangkan perkara.

Setelah majelis Hakim di tunjuk, oleh ketua majelis ditetapkan tanggal dan hari sidang perkara tersebut dengan memerintahkan Jurusita/Jurusita Pengganti memanggil para pihak berperkara untuk datang menghadap persidangan sesuai dengan tanggal dan hari yang telah ditetapkan Majelis.

b. Panggilan para pihak

Setelah ditetapkan Ketua Majelis hari dan tanggal persidangan, lalu memerintahkan jurusita/jurusita pengganti untuk memanggil pihak berperkara di alamat sebagaimana tertera dalam surat gugatan Penggugat. Atas perintah itu, jurusita segera melaksanakan tugas memanggil pihak berperkara untuk datang dan menghadap persidangan pada hari dan tanggal yang telah ditetapkan. Panggilan di sampaikan di alamat Penggugat dan Tergugat sebagaimana yang tersebut dalam surat gugatan Penggugat, dan harus disampaikan sesuai dengan ketentuan yang telah diatur dalam perudang-undangan.

c. Persidangan

Setelah dilakukan pemanggilan kepada para pihak berperkara, dan para pihak pun telah hadir di persidangan, maka persidangan dilakukan dengan tahapan-tahapan seperti pelaksanaan tahapan mediasi, tahapan pembacaan gugatan, tahapan jawaban Tergugat, tahapan replik,

tahapan duplik, tahapan pembuktian, tahapan kesimpulan dan tahapan pembacaan putusan. Dan semua tahapan itu tidak dilakukan dalam satu kali sidang, tapi dengan beberapa kali penundaan sidang. Dan para pihak ataupun kuasanya wajib daatang menghadap persidangan dalam setiap kali tahapan apabila sudah diperintahkan oleh Ketua Majelis Hakim.

2. Sistem elektronik

a. Pendaftaran (e-filling)

Dalam pelaksanaan pendaftaran secara elektronik, terdapat beberapa langkah pendaftaran perkara sehingga terdaftar dan mendapatkan nomor perkara. Berikut adalah penjelasannya :18

1) Pendaftaran Akun Pengguna Terdaftar dan Pengguna lain

Layanan administrasi perkara secara elektronik dapat digunakan oleh pengguna terdaftar dan pengguna lain. Persyaratan untuk dapat menjadi pengguna bagi advokat adalah kartu tanda penduduk (KTP), kartu keanggotaan advokat dan berita acara sumpah advokat oleh pengadilan tinggi. Sedangkan persyaratn untuk pengguna lain adalah kartu tanda penduduk (KTP)/ paspor dan identitas lainnya, penetapan ketua pengadilan untuk bercacara secara insidentil karena hubungan keluarga calon pengguna terdaftar dan pengguna lain melakukan pendaftran melalui sistem informasi pengadilan.

18 Buku Panduan E-court, https://ecourt.mahkamahagung.go.id/, di akses pada tanggal 13 Januari 2021, pukul 19.00 WIB.

54

Dalam hal ini untuk melakukan pendaftaran syarat wajib yang harus dilakukan adalah harus memiliki akun pada aplikasi e-court. Untuk melakukan pendaftaran melalui e-court yang dilakukan pertama kali adalah membuka website e-court Mahkamah Agung di https://ecourt.mahkamahagung.go.id dan menekan tombol Register Pengguna Terdaftar.19 Kemudian selanjutnya akan tampil halaman pendaftaran akun pengguna terdaftar sebagai berikut :

Gambar : Halaman Register Akun Pengguna Terdaftar

Dalam pendaftaran Pengguna Terdaftar harus dimasukkan alamat email yang valid karena aktivasi akun akan dikirimkan melalui email yang didaftarkan yang nantinya akan menjadi alamat domisili elektronik pengguna terdaftar. Apabila pendaftaran berhasil pengguna terdaftar akan mendapatkan email user dan password yang telah dibuatnya dan dapat digunakan untuk login pada aplikasi e-court.

2) Login

Login pada aplikasi e-court dapat dilakukan pada tombol Login halaman pertama e-court.

19 Ibid.

Gambar : Halaman Utama e-court

Setelah berhasil login untuk pertama kali login, pengguna terdaftar harus melengkapi data Advokat. Sesuai Perma No. 1 Tahun 2019 bahwa Pengguna Terdaftar untuk saat ini hanya bisa dilakukan oleh Advokat, untuk pengguna terdaftar lain dari Perseorangan atau Badan Hukum akan diatur kemudian.

Dalam melengkapi Data Advokat juga jarus melengkapi dengan dokumen Advokat sesuai persyaratan yang telah diatur pada Perma No. 1 Tahun 2019 yaitu KTP, Berita Acara Sumpah dan Kartu Tanda Anggota (KTA).20

20 Ibid.

56

Halaman : Data Advokat Pendaftaran

Dengan melengkapi data Advokat yang benar untuk pendaftaran akun pengguna terdaftar telah selesai dilakukan, akan tetapi untuk bisa beracara dengan menggunakan e-court harus menunggu verifikasi dan validiasi oleh Pengadilan Tingkat Banding dimana Advokat tersebut disumpah.

3) Pendaftaran Perkara

Setelah Pengguna Terdaftar dinyatakan terverifikasi dan valid sebagai Advokat oleh Pengadilan Tingkat Banding dimana Advokat Tersebut disumpah, maka berikutnya adalah Pendaftaran Perkara.

Tahapan Pendaftaran Perkara melalui e-court adalah sebagai berikut:

a) Memilih Pengadilan

Dari Menu Gugatan Online pilih Tambah Gugatan21

Gambar : Menu Dashboard Tambah Gugatan

21 Ibid.

Gambar : Memilih Pengadilan tempat mendaftarkan perkara Advokat dapat beracara di Pengadilan yang telah membuka layanan e-court dan dalam hal ini Pengadilan yang membuka layanan e-court tidak serempak di Indonesia akan tetapi bagi yang sudah dinyatakan siap oleh Dirjen masing-masing.

b) Mendapatkan Nomor Register Online (Bukan Nomor Perkara) Pada tahapan awal, setelah memilih Pengadilan pengguna terdaftar akan mendapatkan Nomor Register Online dan Barcode akan tetapi bukan Nomor Perkara.22

Gambar : Halaman Pendaftaran Perkara Gugatan

22 Ibid.

58

Setelah memahami dan menyetujui syarat dan ketentuan dalam pendaftaran online melalui e-court, tekan Tombol Daftar

1) Pendaftaran Kuasa

Pendaftaran Surat Kuasa adalah bagian dari Tahapan dimana Advokat atau Pengguna terdaftar harus mengupload Surat Kuasa sebelum melanjutkan pendaftaran perkara. Syarat Pendaftaran Lain dalam beracara seperti Berita Acara Sumpah, KTP dan Kartu Anggota Advokat tidak perlu dicantumkan lagi karena sudah akan selalu terlampirkan setiap pendaftaran perkara.

Dokumen seperti Berita Acara Sumpah, KTP dan KTA sudah didaftar saat pendaftaran akun pengguna terdaftar.23

Gambar : Halaman Pendaftaran Surat Kuasa

2) Mengisi Data Pihak

23 Ibid.

Mengisi Data Pihak adalah menjadi hal wajib dalam pendaftaran perkara dan dalam pengisian data pihak ini akan mengisi alamat pihak baik penggugat dan tergugat sehingga dapat memilih lokasi Provinsi, Kabupaten dan Kecamatan. Dengan melengkapi data alamat maka biaya panjar dapat ditaksirkan sesuai besaran radius masing-masing wilayah pengadilan sesuai ketetapan Ketua Pengadilan.24

Gambar : Halaman Formulir Data Pihak 3) Upload Berkas Gugatan

Tahapan berikutnya adalah melengkapi Dokumen Gugatan yang harus diupload pada tahapan Upload Berkas. Berkas Gugatan dan Persetujuan Prinsipal diupload dalam tahapan Upload Berkas Gugatan.25

24 Ibid.

25 Ibid

60

Gambar : Halaman Upload Berkas Gugatan 4) Elektronik SKUM (e-SKUM)

Dengan selesainya melangkapi data pendaftaran dan dokumen Pengguna Terdaftar akan mendapatkan taksiran panjar biaya perkara dalam bentuk Elektronik SKUM (e-SKUM) yang digenerate otomatis oleh sistem dengan Komponen Biaya Panjar dan Radius yang telah ditetapkan oleh Ketua Pengadilan. Besaran Taksiran Panjar Biaya Perkara ini sudah diperhitungan dengan rumusan sesuai Penentukan Taksiran Biaya Panjar untuk perkara Gugatan, namun demikian apabila dalam perjalanannya terdapat kekurangan maka akan diberitkan tagihan untuk Tambah Biaya Panjar dan sebaliknya apabila biaya panjar kelebihan akan dikembalikan kepada Pihak yang mendaftar perkara.

7). Pembayaran (e-Payment)

Pengguna Terdaftar setelah mendapatkan Taksiran Panjar atau e-SKUM akan mendapatkan Nomor Pembayaran (Virtual Account) sebagai rekening virtual untuk pembayaran Biaya Panjar Perkara. Pengguna terdaftar setelah mendapatkan Taksiran Panjar Biaya Perkara (e-SKUM) akan mendapatkan Nomor Pembayaran (Virtual Account) yang digunakan sebagai Rekening Virtual untuk pembayaran Biaya Panjar Perkara.26

26 Ibid.

62

Gambar : Halaman Penyelesaian Pembayaran dengan Virtual Account

Setelah dilakukan pembayaran otomatis status dari pendaftaran akan berubah. Untuk tahapan pendaftaran perkara sudah selesai berikutnya adalah Pengguna Terdaftar menunggu verifikasi dan validasi yang dilakukan oleh Pengadilan untuk Mendapatkan Nomor Perkara.Pengguna Terdaftar akan mendapatkan email Pemberitahuan dan Tagihan. Email Pemberitahuan bahwa status pendaftaran, dan email tagihan dan besaran biaya panjar yang harus dibayarkan.

8). Mendapatkan Nomor Perkara

Pengadilan baru akan mendapatkan notifikasi atau pemberitahuan disaat Pendaftaran Perkara sudah dilakukan pembayaran kemudian Pengadilan akan melakukan verifikasi dan validasi dilanjutkan dengan mendaftarkan Perkara di SIPP (Sistem Informasi Penelusuran Perkara) yang merupakan aplikasi manajemen administrasi perkara di Pengadilan sehingga akan otomatis mendapatkan Nomor Perkara dan melalui SIPP akan otomatis mengirimkan informasi pendaftaran perkara berhasil melalui e-court dan SIPP. Pengguna Terdaftar juga dapat memantau pendaftaran perkara yang dilakukan secara online pada Detil Verifikasi.27

27 Ibid.

Gambar : Halaman Verifikasi Pendaftaran

Gambar diatas adalah contoh dimana pendaftaran belum dilakukan verifikasi dan validasi sehingga statusnya masih menunggu.Apabila Pengadilan telah selesai memverifikasi pendaftaran kemudian mendapatkan Nomor Perkara maka halaman verifikasi akan berubah sebagai berikut :

Gambar : Halaman Verifikasi Berhasil dan Mendapatkan Nomor Perkara

Dengan mendapatkan Nomor Perkara, tahapan pendaftaran perkara online telah selesai, dan menunggu pemanggilan dari Pengadilan. Pendaftaran Berhasil ini juga akan mendapatkan email pemberitahuan sehingga diharapkan informasinya cepat sampai kepada Pengguna Terdaftar.

64

Sampai saat ini perkara yang terdaftar secara e-court di Pengadilan Agama Sarolangun berjumlah 70 perkara. Hal demikian dapat dilihat dalam Map E-court Mahkamah Agung Republik Indonesia.

Sumber: Peta Pengguna e-court di Pengadilan Agama Sarolangun 2.1 Panggilan Para Pihak (e-Summons)

Dalam panggilan kepada para pihak untuk datang menghadap ke persidangan, sangat berbeda dengan panggilan biasa, jika dengan cara biasa dilakukan langsung memanggil ke alamat Penggugat atau Tergugat, panggilan secara elektronik ini, dipanggil melalui email bagi Penggugat, sedangkan kepada Tergugat dipanggil secara biasa, terkecuali dalam persidangan Tergugat mewakilkan kepada kuasa hukum dan menyatakan ingin beracara secara elektronik, maka panggilan selanjutnya dilakukan melalui email

yang telah terdaftar. Demikian Wakil Ketua Pengadilan Agama Sarolangun, Deni Irawan, S.H.I., M.S.I. menjelaskan.28

2.2 Persidangan (e-litigasi)

Apabila kedua belah pihak berperkara hadir dalam persidangan, dan kedua pihak sepakat untuk beracara secara elektronik, maka tahap awal persidangan adalah mediasi, setelah itu persidangan ditunda dan memerintahkan kedua belah pihak hadir kembali pada hari dan tanggal persidangan yang telah ditetapkan. Selanjutnya pada sidang kedua, pembacaan gugatan sekaligus menetapkan jadwal persidangan selanjutnya yang disusun dalam court calender.

Dalam court calender itu ditetapkan jadwal sidang dan agendanya, mulai dari tanggal dan agenda sidang jawaban Tergugat, tanggal dan agenda sidang Replik, tanggal dan agenda sidang duplik, tanggal dan agenda sidang pembuktian, tanggal dan agenda sidang kesimpulan, serta tanggal dan agenda sidang pembacaan putusan.

Semua jadwal dan agenda persidangan tersebut, selain pembuktian dilakukan atau dikirim secara elektronik tanpa perlu datang ke pengadilan. Khusus untuk pembuktian, para pihak harus datang dan menyampaikan bukti-bukti serta menghadirkan saksi-saksi secara langsung di muka persidangan. Demikian wakil ketua Pengadilan Agama Sarolangun menjelaskan.29

28 Wawancara dengan Deni Irawan selaku Wakil Ketua Pengadilan Agama Sarolangun, tanggal 22 Maret 2021

29 Wawancara dengan Wakil Ketua Pengadilan Agama Sarolangun, Deni Irawan, S.H.I., M.S.I., tanggal 22 Maret 2021

66

Dengan demikian, melalui sidang elektronik ini cukup datang tiga kali ke persidangan, selebihnya cukup mengirim data-data secara elektronik.

C. Peluang dan Hambatan dalam Penerapan Sistem E-Court di Pengadilan

Dokumen terkait