• Tidak ada hasil yang ditemukan

Karakteristik Wilayah

Desa Plosogenuk merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan Perak Kabupaten Jombang Jawa Timur. Secara umum karakteristik wilayah Desa Plosogenuk dapat dilihat dari aspek fisik yang meliputi letak, luas, topografi dan kondisi iklim. Desa Plosogenuk merupakan Desa yang terletak ± 8 Km dari pusat Pemerintahan Kecamatan Perak. Desa Plosogenuk terdiri dari 3 Dusun 7 RW (Rukun Warga) dan 27 RT (Rukun Tetangga). Secara administratif, Desa Plosogenuk memiliki bawas wilayah yaitu sebelah utara berbatasan dengan Desa Banjardowo Kecamatan Jombang, sebelah selatan berbatasan dengan Desa Kalangsemanding Kecamatan Perak, sebelah barat berbatasan dengan Desa Tinggar Kecamatan Bandarkedungmulyo, dan sebelah timur berbatasan dengan Desa Sukorejo Kecamatan Perak.

Luas wilayah Desa Plosogenuk adalah 287.75 Ha. Menurut jenis penggunaan tanahnya, pemukiman atau perumahan seluas 48.798 Ha, sawah seluas 65.575 Ha, dan tegal seluas 75.857 Ha. Sebagian besar wilayah Desa Plosogenuk adalah berupa dataran. Secara agraris tanah sawah juga relatif luas sebagai lahan penanaman untuk tanaman semusim. Padi merupakan komoditas unggulan Desa Plosogenuk dengan luas panen seluas 120 Ha, produksi sebanyak 85200 kwt dan volume sebanyak 710 kwt/Ha. Selain padi, holtikultura seperti jagung dan tebu merupakan salah satu potensi agribisnis yang dapat dikembangkan untuk meningkatkan pendapatan masyarakat.

Topografi Desa Plosogenuk sebagian besar terdiri dari wilayah dataran memiliki kondisi iklim tropis dengan ketinggian rata-rata 59 meter diatas permukaan laut, serta suhu berkisar antara 26°C hingga 37°C. Rata-rata curah hujan rata-rata setiap tahunnya sekitar 1600 mm dan curah hujan tertinggi berada pada bulan Februari dan Maret.

Sosial Ekonomi Masyarakat

Banyak sedikitnya penduduk miskin merupakan salah satu indikator kesejahteraan suatu masyarakat, namun ini juga bukan merupakan suatu hal yang mutlak. Berdasarkan kalisifikasi BKKBN di Desa Plosogenuk terdapat 94 keluarga yang tergolong Prasejahtera, 278 keluarga kategori sejahtera I, Sejahtera II sebanyak 835 keluarga, 215 keluarga kategori Sejahtera III dan 5 keluarga Sejahtera III +. Jumlah penduduk di Desa Plosogenuk pada Tahun 2012 adalah sebanyak 4 253 jiwa, yang terdiri dari laki-laki 2 012 jiwa dan perempuan 2 241 jiwa. Berdasarkan Tabel 4, mata pencaharian penduduk di Desa Plosogenuk sebagian besar masih berada di sektor pertanian, yaitu 322 orang bermatapencaharian sebagai petani dan 414 orang bermatapencaharian sebagai buruh tani. Hal ini menunjukkan bahwa sektor pertanian memegang peranan penting dalam bidang ekonomi masyarakat. Data menurut mata pencaharian penduduk dapat dilihat pada Tabel 4 berikut ini.

22

Tabel 4 Data penduduk menurut mata pencaharian

No Mata Pencaharian Jumlah Penduduk

1 Petani 322 2 Buruh Tani 414 3 Pegawai Negeri 28 4 Tukang Batu/Kayu 44 5 Angkutan 31 6 ABRI 9 7 Pensiunan 20 8 Pedagang 85 9 Lain-lain 196

Sumber: Data Potensi Sosial Ekonomi Desa Tahun 2012

Profil Kelompok Tani Ngaren

Kelompok Tani Ngaren disahkan dengan Surat Keterangan Bupati pada tahun 2007, merupakan suatu organisasi petani yang terdapat di Desa Plosogenuk. Kelompok Tani Ngaren terdiri dari 112 anggota petani yang mengusahakan padi dan jagung. Kelompok Tani Ngaren didirikan dengan tujuan sebagai wadah bagi para petani untuk pengembangkan potensi pertanian yang ada di Desa Plosogenuk sehingga akan menjadi lembaga yang akan memberikan bantuan dan solusi bagi para petani dalam menghadapi permasalahan yang muncul. Kelompok Tani Ngaren memiliki visi yaitu bersama-sama Kelompok Petani untuk mencapai kemakmuran bersama. Luas lahan yang dimiliki oleh Kelompok Tani Ngaren seluas 67 Hektar yang tersebar di wilayah Desa Plosogenuk Kecamatan Perak, Jombang. Struktur organisasi Kelompok Tani Ngaren akan dijelaskan pada Gambar 2 berikut.

23 Karakteristik Petani Responden

Karakteristik petani responden yang akan dijelaskan diklasifikasikan menurut usia, tingkat pendidikan baik formal maupun informal, status usahatani, pengalaman usahatani dan status kepemilikan lahan. Keragaman karakteristik tersebut akan mempengaruhi keputusan petani responden dalam melakukan usahatani. Tabel 5 menunjukkan jenjang usia petani responden. Usia rata-rata responden dari hasil penelitian dikelompokkan dalam empat kelompok yaitu responden berusia 32-50 tahun, 53-56 tahun, 60-62 tahun dan usia lebih dari 62 tahun. Pembagian kelompok tersebut berdasarkan perhitungan antar kuartil. Berdasarkan hasil penelitian, petani responden berusia 32-50 tahun sebanyak 12 orang atau sebesar 30%, 53-56 tahun sebanyak 9 orang atau sebesar 22.5%, 60-62 tahun sebanyak 11 orang atau sebesar 27.5%, dan lebih dari 62 adalah 8 orang atau 20%.

Tabel 5 Sebaran usia responden

Golongan Usia (Tahun) Jumlah (orang) Persentase (%)

32-50 12 30

53-56 9 22.5

60-62 11 27.5

>62 8 20

Jumlah 40 100

Berdasarkan penelitian, tingkat pendidikan petani terbanyak adalah tidak lulus SD sebanyak 13 orang atau sebesar 32.5% dan posisi kedua adalah lulus SD sebanyak 11 orang atau sebesar 27.5%. Tabel 6 menunjukkan tingkat pendidikan petani responden. Hal ini berhubungan dengan usia para petani yang tergolong usia lanjut dimana saat itu, pendidikan tidak terlalu penting bagi mereka, sehingga banyak petani responden yang kurang memiliki pendidikan yang tinggi.

Tabel 6 Sebaran tingkat pendidikan responden

Tingkat Pendidikan Jumlah (orang) Persentase (%)

Tidak Lulus SD 13 32.5 SD 11 27.5 SMP 6 15 SMA 8 20 Perguruan Tinggi 2 5 Jumlah 40 100

Tingkat pengalaman usahatani padi dikelompokkan menjadi empat kelompok, yaitu 4-26 tahun, 29-39 tahun, 40-46 tahun, dan lebih dari 46 tahun. Pembagian kelompok tersebut berdasarkan perhitungan antar kuartil. Tabel 7 menunjukkan tingkat pengalaman usahatani padi. Hal ini merupakan karakateristik yang cukup penting karena tingkat pengalaman usahatani dapat mempengaruhi tingkat pengambilan keputusan terhadap cara menjalankan usahatani dan pemilihan cara penjualan hasil usahatani. Berdasarkan penelitian, mayoritas tingkat pengalaman usahatani padi berada pada usia lebih dari 25 tahun. Hal ini dikarenakan mata pencaharian sebagai petani adalah mata pencaharian utama di Desa Plosogenuk yang sudah turun menurun.

24

Tabel 7 Sebaran tingkat pengalaman usahatani padi petani responden

Tingkat Pengalaman (Tahun) Jumlah (orang) Presentase (%)

4-26 11 27.5

29-39 10 25

40-46 10 25

>46 9 22.5

Jumlah 40 100

Penguasaan lahan dibagi menjadi empat kelompok, yaitu dengan luas kurang dari 0.25 Ha, 0.25-<0.5Ha, dan 0.5-<1 Ha. Berdasarkan hasil penelitian, penguasaan luas lahan padi responden terbesar adalah 0.25-<0.5 Ha, yakni sebanyak 26 orang atau sebesar 65%. Namun demikian, penguasaan luas lahan tidak dapat menentukan jumlah hasil panen yang akan didapat oleh petani responden. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor seperti modal, jumlah pupuk yang digunakan, serangan hama dan jenis pengairan sawah. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 8.

Tabel 8 Sebaran penguasaan luas lahan padi responden

Luas Lahan (Ha) Jumlah (Orang) Persentase (%)

<0.25 8 20

0.25-<0.5 26 65

0.5-<1 6 15

Jumlah 40 100

Jenis pengairan akan mempengaruhi besarnya pengeluaran oleh petani responden. Terdapat dua jenis sistem pengairan yang dilakukan oleh petani responden, yaitu pengairan teknis dan diesel. Pengairan teknis adalah jenis pengairan dimana lahan petani tidak memerlukan alat tambahan untuk mengairi sawahnya. Pengairan diesel memerlukan bantuan alat tambahan untuk mengairi lahannya karena lahan tersebut jauh dari sumber air. Berdasarkan hasil penelitian, 59 orang petani responden adalah jenis pengairan lahan teknis atau sebesar 92.1875% dan 5 orang petani responden adalah jenis pengairan lahan diesel atau sebesar 7.8125%. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 9.

Tabel 9 Sebaran jenis pengairan lahan padi responden

Jenis Pengairan Jumlah (Orang) Persentase (%)

Teknis 38 95

Diesel 2 5

Jumlah 40 100

Resi Gudang

Jenis resi gudang yang diterbitkan adalah jenis resi gudang atas nama, yang diterbitkan oleh PT Pertani (Persero), untuk Kelompok Tani Ngaren, yang beralamat di Dusun Ngaren RT 03 RW 04 Plosogenuk Perak Kabupaten Jombang Jawa Timur. Pada tanggal 3 April 2013 dengan nomor resi 00401604130014. Komoditi barang yang disimpan adalah gabah dengan varietas Ciherang, sejumlah 370 Colly atau 18 250 Kg. Mutu barang dengan kadar air 14%, gabah hampa 3%, gabah varietas lain 2%, butir rusak dan butir kuning 5%, butir merah 1%, butir mengapur dan gabah muda 1%, dan benda asing 1%. Mutu barang tersebut

25 merupakan kelompok kelas barang III. Mutu barang diuji oleh PT BPSMB Surabaya, selaku Lembaga Penilaian Kesesuaian Barang pada tanggal 3 April 2013 dengan nomor 054/NS/IV/2013. Lokasi gudang yang dipilih adalah Gudang Stimulus Fiskal Gudang 01 UPG. JATIM Perak-Jombang. Barang tersebut telah diasuransikan terhadap risiko kebakaran dengan nomor polis atau masa berlaku SA.025.2013.00020 sejak tanggal 3 April 2013 sampai dengan 3 Agustus 2013 oleh Perusahaan Asuransi Sinar Mas Syariah.

Struktur Organisasi SRG

Struktur organisasi SRG adalah sebuah tingkatan koordinasi yang dilakukan dari atas ke bawah, yang dimulai dari Kementerian Perdagangan, BAPPEBTI, Dinas Perdagangan Tingkat I Provinsi, Dinas Perdagangan Tingkat II Kabupaten, hingga pengelola gudang. Selanjutnya terdapat jalur koordinasi khusus yang terjadi antara pengelola gudang dengan pelaksana SRG yang terdiri dari kelompok tani, koperasi, dan swasta. Lalu adapun jalur laporan yang dilakukan dari bawah ke atas yang terjadi antara pengelola gudang hingga Kementerian Perdagangan. Lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 3.

26

Dokumen terkait