• Tidak ada hasil yang ditemukan

Gambaran Pemanfaatan Jampersal Berdasarkan Pendapatan Keluarga Ibu Bersalin

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

B. Hasil Penelitian

7. Gambaran Pemanfaatan Jampersal Berdasarkan Pendapatan Keluarga Ibu Bersalin

Distribusi Gambaran Pemanfaatan Jampersal Berdasarkan Pendapatan Keluarga Ibu Bersalin Di BPS Rosmawarni

Kecamatan Mutiara Timur Tahun 2013

No Pendapatan

Pemanfaatan Jampersal

Total

Ada Tidak Ada

F % F % F %

1 Dibawah UMP 36 90 4 10 40 100

2 Diatas UMP 10 43,4 13 56,6 23 100

Total 46 17 63

Sumber : Data primer diolah tahun 2013

Berdasarkan tabel 5.8 dapat dilihat bahwa dari 40 responden yang berpendapatan dibawah UMP mayoritas memanfaatkan Jampersal yaitu sebanyak 36 orang (90%). Dari 23 responden yang berpendapatan diatas UMP mayoritas tidak memanfaatkan Jampersal yaitu sebanyak 13 orang (56,6%). Dari uraian diatas dapat dikatakan bahwa semakin rendah pendapatan, maka semakin banyak yang memanfaatkan Jampersal.

C. Pembahasan

1. Gambaran Pemanfaatan Jampersal Berdasarkan Pengetahuan Ibu Bersalin

Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa yang memanfaatkan Jampersal paling banyak pada tingkat pengetahuan baik yaitu 81,3%. Sedangkan yang tidak memanfaatkan Jampersal keseluruhan pada pengetahuan kurang yaitu 100%.

Menurut penelitian sebelumnya di wilayah Puskesmas Dupak Kota Surabaya yang dilakukan oleh Intan (2013) diketahui bahwa sebagian besar (40%) responden yang belum menggunakan Jampersal menjelaskan bahwa mereka belum mengetahui program Jampersal. Sedangkan 13,33% ibu

mengaku belum memenuhi persyaratan untuk mengikuti Jampersal sehingga mereka tidak dapat mengikuti program ini.

Pada dasarnya pengetahuan ibu tentang pemanfaatan Jampersal sangat penting diketahui karena ini merupakan tujuan pembangunan kesehatan Indonesia yang dicanangkan oleh Menkes RI pada tahun 2011 bagi seluruh masyarakat Indonesia.

Hasil penelitian ini sesuai dengan pendapat Depkes (2011) bahwa ibu yang mengetahui atau memiliki pengetahuan baik tentang pemanfaatan Jampersal, akan cenderung untuk memanfaatkan jasa tersebut. Oleh karena itu pengetahuan ibu tentang Jampersal penting untuk diketahui agar pemanfaatannya lebih maksimal.

Asumsi peneliti yang berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa dari sejumlah responden yang berpengetahuan baik hampir keseluruhannya lebih cenderung untuk memanfaatan Jampersal. Maka tingkat pengetahuan ibu bersalin cenderung berpengaruh terhadap pemanfaatan Jampersal dalam hal ini pemanfaatan untuk menggunakan jasa Jampersal saat persalinan.

Masih adanya ibu bersalin yang belum menggunakan jasa layanan Jampersal pada BPS Rosmawarni diakibatkan oleh masih adanya ibu bersalin yang berpengetahuan rendah tentang program Jampersal.

2. Gambaran Pemanfaatan Jampersal Berdasarkan Informasi Ibu Bersalin

Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa responden yang memanfaatkan Jampersal paling banyak pada katageri informasi cukup yaitu 97,6%. Sedangkan yang tidak memanfaatkan Jampersal paling banyak pada informasi kurang yaitu 80%.

Menurut hasil Riset Implementasi Jampersal oleh Depkes RI tahun 2012 yang diketuai oleh Tety Rachmawati di 14 Kabupaten/Kota Indonesia, diketahui bahwa masyarakat yang tidak memanfaatkan Jampersal 66,7% belum tersosialisasi dan mendapatkan informasi tentang Jampersal, sementara sisanya sudah mendapatkan informasi dan menggunakan Jampersal.

Pemanfaatan media informasi penting untuk mengetahui tentang program Jampersal dan berpengaruh terhadap pemanfaatannya. Oleh itu sumber informasi sangat erat kaitannya dengan pemanfaatan Jampersal oleh ibu hamil dan bersalin. Jika media-media informasi tersebut bisa dimanfaatkan dengan baik maka ibu bersalin akan cenderung untuk memanfaatkan Jampersal dan sangat membantu untuk pemanfaatannya (Depkes RI, 2012). Hasil penelitian ini menunjukkan tingginya ibu dengan katagori informasi cukup memanfaatkan Jampersal dan yang mendapatkan informasi kurang hampir keseluruhan tidak memanfaatkan Jampersal.

Asumsi peneliti berdasarkan uraian diatas menunjukkan bahwa ibu bersalin yang mendapatkan informasi cukup tentang Jampersal cenderung lebih banyak menggunakan jasa layanan Jampersal pada saat persalinan. Jika informasi tentang Jampersal yang dimiliki ibu bersalin cukup, maka ibu

bersalin akan semakin besar kemungkinan bahkan cenderung untuk memanfaatkan jasa tersebut.

Masih adanya ibu bersalin yang belum menggunakan jasa layanan Jampersal pada BPS Rosmawarni diakibatkan oleh masih adanya ibu bersalin yang belum dan kurang memiliki informasi tentang program Jampersal. Petugas kesehatan dalam hal ini bidan harus lebih dapat terus memberi tahu tentang program Jampersal pada masyarakat.

3. Gambaran Pemanfaatan Jampersal Berdasarkan Pendapatan Keluarga Ibu Bersalin

Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa responden yang memanfaatkan Jampersal paling banyak pada tingkat pendapatan dibawah UMP yaitu 90%. Sedangkan yang tidak memanfaatkan Jampersal paling banyak pada tingkat pendapatan diatas UMP yaitu 56,6%.

UMP sendiri yaitu tingkat upah terendah bagi Kabupaten/Kota yang berada di wilayah Provinsi yang bersangkutan tanpa mempertimbangkan sektor tertentu. UMP bertujuan untuk mensejahterakan kehidupan dan perekonomian pekerja/buruh (Budiono, 2007). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa banyaknya keluarga ibu bersalin dengan pendapatan dibawah UMP yang memanfaatkan Jampersal.

Pada penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Astrid Kizi di Puskesmas Candi Puro Kota Malang (2012), diketahui responden pengguna Jampersal yang berpenghasilan Rp. 500.000,- sampai 1 Juta sebesar 47.62%, sedangkan non Jampersal yang berpenghasilan Rp. 500.000,-

sampai 1 Juta sebesar 58.73%. Responden yang berpenghasilan Rp. 500.000,- sampai 1 Juta lebih besar pada responden non Jampersal dibandingkan dengan responden pengguna Jampersal. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Astrid berbanding terbalik dengan penelitian yang peneliti lakukan di BPS. Rosmawarni Kabupaten Pidie, dimana responden yang berpenghasilan rendah lebih banyak menggunakan jasa Jampersal.

Program Jampersal seperti yang dikutip dari artikel Depkes (2012) diperuntukkan bagi seluruh masyarakat Indonesia khususnya masyarakat miskin dan kurang mampu. Untuk mengukur tingkat keadaan ekonomi masyarakat dapat dilihat dari pendapatannya. Sehubungan dengan program Jampersal yang digulirkan pemerintah khusunya untuk masyarakat miskin dan kurang mampu maka pendapatan berkaitan dengan pemanfaatan Jampersal dapat diukur dari tingkat UMP.

Asumsi peneliti berdasarkan uraian hasil penelitian bahwa ibu bersalin yang berpedapatan dibawah UMP atau tergolong masyarakat yang berpenghasilan rendah atau kurang mampu lebih memiliki kecenderungan untuk memanfaatkan jasa Jampersal. Sesuai tujuan pemerintah yaitu Jampersal diperuntukkan bagi seluruh masyarakat Indonesia terutama masyarakat kurang mampu. Karena program ini tidak memungut biaya atau gratis maka pasien yang menggunakan jasa ini didominasi oleh ibu bersalin yang berpenghasilan dibawah UMP.

Bagi sebagian mereka yang berpenghasilan diatas UMP, lebih memilih untuk tidak menggunakan jasa Jampersal, mungkin mereka

meragukan kualitas layanan bagi peserta Jampersal. tetapi pada hakikatnya dalam melayani tiap pasien, petugas kesehatan harus selalu memberikan kualitas jasa pelayanan yang baik dan memuaskan. Bagi mereka yang berpenghasilan di bawah UMP lebih cenderung menggunakan Jampersal karena keterbatasan biaya dan menganggap Jampersal adalah sebuah program untuk membantu masyarakat kalangan menengah dan bawah untuk mendapatkan jasa pertolongan di Rumah Sakit atau tempat persalinan lainnya baik pemerintah dan swasta (yang melakukan Perjanjian Kerja Sama dengan Dinas Kesehatan) dalam hal layanan Jampersal.

BAB VI

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai gambaran faktor-faktor yang berhubungan dengan pemanfaatan program jaminan persalinan ibu bersalin di BPS Rosmawarni pada 63 responden dapat diambil kesimpulan bahwa:

1. Gambaran pemanfaatan Jampersal berdasarkan pengetahuan ibu bersalin. Responden yang memanfaatkan Jampersal paling banyak pada tingkat pengetahuan baik yaitu 81,3%. Maka responden yang berpengetahuan baik memiliki kecenderungan untuk lebih memanfaatkan Jampersal.

2. Gambaran pemanfaatan Jampersal berdasarkan informasi ibu bersalin. Responden yang memanfaatkan Jampersal paling banyak pada katagori informasi cukup yaitu 97,6%. Maka responden yang mendapatkan informasi cukup lebih cenderung memanfaatkan Jampersal.

3. Gambaran pemanfaatan Jampersal berdasarkan pendapatan keluarga ibu Bersalin. Responden yang memanfaatkan Jampersal paling banyak pada tingkat pendapatan dibawah UMP yaitu 90%. Maka responden yang berpendapatan dibawah UMP memiliki kecendrungan untuk lebih memanfaatkan Jampersal.

B. Saran

1. Institusi Pendidikan

Agar dapat lebih meningkatkan pengetahuan mahasiswi tentang persalinan melalui proses belajar mengajar, dan lebih memperbanyak bahan bacaan tentang Jampersal.

2. Tempat Penelitian/BPS

Agar lebih menjelaskan tentang program Jampersal pada ibu bersalin agar mereka dapat memanfaatkan program pemerintah tersebut dengan baik demi tercapainya persalinan yang nyaman.

3. Peneliti Lain

Agar bisa lebih mengembangkan penelitian ini dengan baik dan bermutu baik tentang persalinan atau Jampersal.

Ahyan, Syahibul, 2012. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan Seseorang.

www.syahibul628.wordpress.com (Diakses 1 Feb. 2013)

Ali, G. M. (2001) Kemampuan dan Kemauan Membayar Premi Asuransi Kesehatan di Kabupaten Gunung Kidul. Jurnal Manajemen Pelayanan Kesehatan. Vol. 04/Nomor 02/2001, Pusat Manajemen Pelayanan Kesehatan FK-UGM, Yogyakarta

. (2003) Mencari Alternatif Pembiayaan Kesehatan Berbasis Asuransi Kesehatan Sosial di Era Desentralisasi. Jurnal Manajemen Pelayanan Kesehatan. Vol. 06/Nomor 02/2003, Pusat Manajemen Pelayanan Kesehatan FK-UGM, Yogyakarta

Amin, Muhammad. 2012, Buku Saku Bidan, Media Aesculapius, Jakarta. Anoraga, P. (2006) Psikologi Kerja. Rineka Cipta, Jakarta

Arikunto. S, 2006. Prosedur Penelitian. Suatu Pendekatan Praktek. Rineka Cipta. Jakarta

Astrid Kizy. 2012. Kepuasan Ibu Bersalin Terhadap Status Penggunaan Jampersal. Skripsi. Prodi S-1 Kebidanan Universitas Brawijaya, Malang.

Azwar, A. (1999) Pengantar Epidemiologi. Binarupa Aksara, Jakarta

Budiono. 2007. Penerapan Upah Minimum Dalam Kaitannya Dengan Upaya Perlindungan Bagi Pekerja/Buruh untuk perkembangan Perusahaan. Thesis. Program Pasca Sarjana Fakultas Hukum Universitas Diponogoro. Semarang.

Budiarto, 2007. Biostatistik Untuk Kedokteran dan Kesehatan Masyarakat. EGC, Jakarta.

Dinkes Pidie, 2012, Laporan Ibu Hamil, Ibu Bersalin dan Bayi.

Dapkes RI. 2011. Survey Demografi Kesehatan Indonesia. Kementerian Kesehatan RI. Jakarta

, 2011. Petunjuk Teknis Jaminan Persalinan, Kementerian Kesehatan R.I, Jakarta.

, 2012. Dirjen Anak. Artikel Upaya Percepatan Penurunan Angka Kematian Ibu dan Bayi Baru Lahir di Indonesia. Kementrian Kesehatan RI. Jakarta.

. 2006, Asuhan Persalinan Normal, Edisi Baru Dengan Resusitasi. Depkes RI, Jakarta.

Dachlia. 2000, Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Perilaku Seksual Beresiko Terinfeksi HIV/AIDS Pada Pelaut/Pekerja Pelabuhan di Jakarta, Manado dan Surabaya (Thesis). Universitas Indonesia. Jakarta.

Erawati, Ambar D. 2012, Buku Ajar Asuhan Kebidanan Persalinan Normal, Penerbit Buku Kedokteran EGD, Jakarta.

Harian Kompas, 2012. Kepuasan Pasien Jampersal di RSUD Kraton. Halaman 12. Kolom 3. Pekalongan.

Henderson. 2006, Buku Ajar Konsep Kebidanan, Penerbit Buku Kedokteran, EGC, Jakarta.

Hardiwinoto, 2011. Ilmu Kesehatan Masyarakat. http:/ilmu-kesehatan-masyarakat.blogspot.com (Diakses 1 Februari 2013).

Hidayat, Alimul. 2005. Kapita Selekta Kedokteran. ECG: Jakarta.

Lailiyana, dkk,. 2011, Buku Ajar Asuhan Kebidanan Persalinan, Penerbit Buku Kedokteran EGD, Jakarta.

Loedin. 1985. Konsep Kebidanan. Toha Putra: Semarang.

Mandriwati, G.A., 2008 Asuhan Kebidanan Ibu Hamil, EGC, Jakarta.

Maryunani, Anik. 2010, Nyeri Dalam Persalinan : Teknik dan Cara Penanganannya, Trans Info Media, Jakarta Timur.

Mochtar, Rustam. 2006, Buku Acuan Pelayanan Nasional: Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka

Notoatmadjo, 2003. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Rineka Cipta:Jakarta ---, 2007. Promosi Kesehatan dan Ilmu Prilaku. Rineka Cipta:Jakarta ---, 2010. Metode Penelitian Kesehatan, Rineka Cipta:Jakarta

Prawirohardjo, 2007, Ilmu Kebidanan, Edisi III, Jakarta : PT. Bina Pustaka. Peraturan Pemerintah RI Nomor 08 Tahun 1981 Tentang Perlindungan Upah. Rachmawati, Tety. dkk. 2012, Riset Evaluasi Implementasi Jampersal,

Sari, I Nina. Pudjiraharjo, Widodo J. 2013. Ekuitas Dalam Pemberian Pelayanan Kesehatan. Jurnal Administrasi Kesehatan Indonesia Volume 1 Nomor 1 Januari – Maret 2013. Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Airlangga, Surabaya.

Suara Merdeka. 2013. Optimalisasi Program Jampersal. Diposting 18 Juli 2013 oleh Fuad Fatkhurrohman. Dalam Blog suaramerdeka.com.

http://www.suaramerdeka.com/v1/index.php/read/cetak/2013/01/15 /212017/10/Optimalisasi-Program-Jampersal

Sunaryo. 2005, Psikologi Keperawatan, EGC:Jakarta.

Timreck, 2004. Mereka Bilang Aku Sakit Jiwa, Madia Aeculapius: Jakarta. Tugiman. 2005, Media dan Informasi. Rineka Cipta:Jakarta.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2003 Tentang

Ketenaga kerjaan

Yayasan TIFA, 2013. Turunkan Angka Kematian Ibu dan Bayi, Tingkatkan Kualitas Layanan Jampersal. Dalam Blog TIFA. Diposting 15 April 2013. 11:25. http://www.tifafoundation.org/tag/jampersal/.

Dokumen terkait