• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN

4.3. Gambaran Pengetahuan Responden Dalam Pemanfaatan Air

Sebagai Sumber Air Bersih

Tabel 4.6. Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Dalam Pemanfaatan Air Hujan Sebagai Sumber Air Bersih Sebelum dan Sesudah

penyuluhan Sebelum Penyuluhan Sesudah Penyuluhan NO Pengetahuan Responden JUMLAH % JUMLAH % 1 Pengertian Air Bersih Secara Umum

a. Air Yang Tidak Keruh 23 46 2 4

b. Air Yang Tidak Berwarna, tidak berbau, tidak berasa, tidak mengandung bibit penyakit dan tidak mengandung bahan kimia yang berbahaya

24 48 48 96

c. Tidak tahu 3 6

TOTAL 50 100 50 100

2 Pengertian air hujan secara umum

a. Air yang turun dari langit 26 52 1 2

b. Air yang menguap karena panas dan dengan proses kondensasi(perubahan uap air menjadi tetes air yang sangat kecil) membentuk tetes air yang lebih besar kemudian jatuh lagi

kepermukaan bumi

23 46 49 98

c. Tidak tahu 1 2

TOTAL 50 100 50 100

3 Mengapa atap rumah dan saluran air harus selalu dibersihkan

a. Agar jadi lebih bersih 27 54 1 2

b. Supaya tidak sampah dedaunan dankotoran burung yang bisa mencemari air hujan

23 46 49 98

c. tidak tahu

TOTAL 50 100 50 100

4 Dimanalokasi atau tempat yang baik untuk meletakkan tempat

penampungan air hujan

a. Dibawah atap rumah 21 42 2 4

b. Harus jauh dari pepohanan dan sumber pencemaran

27 54 48 96

Tabel 4.6 (Lanjutan)

5 Secara Umum langkah apa yang bisa dilakukan agar mendapatkan air hujan yang baik

a. memasang saringan (filter) 28 56 5 10

b. selalu membersihkan atap rumah, saluran air, dan memasang saringan (filter) pada saluran air

19 38 45 90

c. tidak tahu 3 6

TOTAL 50 100 50 100

6 Mengapa tidak diperbolehkan

menampung air hujan pada saat hujan mulai turun

a. Karena air masih kotor 23 46 5 10

b. Karena air masih mengandung debu, sampah dan bahan pencemar yang bisa mengganggu kesehatan

21 42 45 90

c. tidak tahu 5 10

TOTAL 50 100 50 100

7 Mengapa tempat penampungan air hujan harus bangunan tempat penampungan yang baik

a. Agar air hujan bisa disimpan lebih lama 17 34 4 8

b. Agar terhindar dari pencemaran dan mencukupi kebutuhan

22 44 46 82

c. Tidak tahu 11 22

TOTAL 50 100 50 100

8 Mengapa tempat penampungan air hujan harus memiliki tutup

a. Supaya air tidak tercemar 19 38 8 16

b. Agar air tidak tercemar dan menjadi sarang vektor-vektor penyakit

22 44 42 84

c. tidak tahu 9 18

TOTAL 50 100 50 100

9 Mengapa air hujan harus bebas dari

pencemaran sampah dedaunaan dan kotoran hewan

a. Agar kelihatan bersih dan tidak mengandung bibit penyakit

20 40 8 16 b. Agar air yang ada tidak menimbulkan

gangguan kesehatan dan bisa dikonsumsi masyarakat

20 40 42 84

c. Tidak tahu 10 20

Tabel 4.6. (lanjutan)

10 Mengapa tempat penampungan air hujan

harus bebas dari tempat perkembang biakan vektor penyakit

a. Agar air hujan lebih bersih 16 32 5 10

b. Agar air hujan menjadi sumber air bersih yang sehat dan tidak menimbulkan gangguan kesehatan

21 42 45 90

c. Tidak tahu 13 26

TOTAL 50 100 50 100

11 Mengapa air hujan dapat menimbulkan

gangguan kesehatan

a. Karena air hujan memilik kandungan mineral yang rendah

17 34 9 18 b. Air hujan mudah tercemar bahan

kimia,bisa menjadi sarang perkembang biakan vektor penyakit, dan mengandung mineral yang rendah

22 44 41 82

c. Tidak tahu 11 22

TOTAL 100 50 100

12 Mengapa untuk kebutuhan Air minum

tidak direkomendasi dari air hujan

a. Air hujan belum mencukupi persyaratan untuk air minum

19 38 10 20 b. Air hujan lebih mudah tercemar,

mengandung mineral yang rendah sehingga dapat mengganggu kesehatan

18 36 40 80

c. Tidak tahu 13 26

TOTAL 50 100 50 100

13 Mengapa tempat penampungan air hujan

harus selalu dibersihkan

a. Agar air tidak kotor 14 24 8 16

b. Untuk mencegah tempat penampungan air menjadi sarang vektor dan air tidak tercemar

17 34 42 84

c. Tidak tahu 9 18

TOTAL 50 100 50 100

14 Mengapa air hujan dikatakan bukan

sumber bersih yang baik dan sehat

a. Air hujan memiliki kandungan mineral yang rendah

14 28 8 16 b. Air hujan sudah mengalami pencemaran,

mengandung bahan kimia yang dapat menyebabkan penyakit dan rendah mineral

18 36 42 84

Tabel 4.6. (lanjutan)

15 Gangguan kesehatan yang diakibatkan karena mengkosumsi air hujan

a. tidak ada 13 26 11 22

b. Dapat menyebabkan rapuhnya tulang dan karies gigi karena memiliki kandungan kalsium yang rendah

17 34 39 78

c. tidak tahu 20 40

TOTAL 50 100 50 100

16 Mengapa perlu dipasang saringan (filter) dalam penampungan air hujan sebagai sumber air bersih

a. Agar mendapatkan air hujan yang baik 12 24 19 38

b. agar air hujan tidak kotor, dan tercemar sehingga tidak menimbulkan gangguan kesehatan

13 26 31 62

c. tidak tahu 25 50

TOTAL 50 100 50 100

Berdasarkan tabel 4.6. diperoleh bahwa sebagian besar responden yaitu 23 orang (46%) sebelum penyuluhan dan 2 orang (4%) sesudah penyuluhan kurang mengerti tentang pengertian air bersih secara umum, 24 orang (48%) sebelum penyuluhan dan 48 orang (96%) sesudah diberikan penyuluhan sudah mengerti tentang pengertian air bersih secara umum, dan yang tidak tahu tentang pengertian air bersih secara umum adalah sebanyak 3 orang (6%) sebelum di berikan penyuluhan.

Sebagian besar responden yaitu 26 orang (52%) sebelum penyuluhan dan 1 orang (2%) sesudah penyuluhan kurang mengerti tentang pengertian air hujan secara umum, 23 orang (46%) sebelum penyuluhan dan 49 orang (98%) sesudah penyuluhan sudah mengerti tentang pengertian air hujan secara umum, dan yang tidak tahu tentang pengertian air hujan secara umum 1 orang (2%) sebelum penyuluhan.

Sebagian besar responden yaitu 27 orang (54%) sebelum penyuluhan dan 1 orang (2%) sesudah penyuluhan kurang mengerti tentang pentingnya membersihkan

atap rumah dan saluran air, 23 orang (46%) sebelum penyuluhan dan 49 orang (98%) sesudah penyuluhan sudah mengerti tentang pentingnya membersihkan atap rumah dan saluran air, dan yang tidak tahu tidak ada ditemukan.

Sebagian besar responden yaitu 21 orang (42%) sebelum penyuluhan dan 2 orang (4%) sesudah penyuluhan kurang mengerti dimana lokasi atau tempat yang baik meletakkan tempat penampungan air hujan, 27 orang (54%) sebelum penyuluhan dan 48 orang (96%) sesudah penyuluhan sudah mengerti lokasi atau tempat meletakkan tempat penampungan air hujan, dan yang tidak tahu sebanyak 2 orang (4%) sebelum penyuluhan.

Sebagian besar responden yaitu 28 orang (56%) sebelum penyuluhan dan 5 orang (10%) sesudah penyuluhan kurang mengerti langkah-langkah yang bisa dilakukan untuk mendapatkan air hujan yang baik, 19 orang (38%) sebelum penyuluhan dan 45 orang (90%) sesudah penyuluhan sudah mengerti langkah-langkah yang bisa dilakukan untuk mendapatkan air hujan yang baik, dan yang tidak tahu sebanyak 3 orang (6%) sebelum penyuluhan.

Sebagian besar responden yaitu 23 orang (46%) sebelum penyuluhan dan 5 orang (10%) sesudah penyuluhan kurang mengerti mengapa tidak diperbolehkan menampung air hujan pada saat hujan mulai turun, 21 orang (42%) sebelum penyuluhan dan 45 orang (90%) sesudah penyuluhan sudah mengerti mengapa tidak diperbolehkan menampung air hujan pada saat hujan mulai turun, dan yang tidak tahu sebanyak 5 orang (10%) sebelum penyuluhan.

penampungan air hujan yang baik, 22 orang (44%) sebelum penyuluhan dan 46 orang (92%) sesudah penyuluhan sudah mengerti pentingnya memiliki tempat penampungan air hujan yang baik, dan yang tidak tahu sebanyak 11 orang (22%) sebelum penyuluhan.

Sebagian besar responden yaitu 19 orang (38%) sebelum penyuluhan dan 8 orang (16%) sesudah penyuluhan kurang mengerti tentang pentingnya tempat penampungan air hujan memilik tutup, 22 orang (44%) sebelum poenyuluhan dan 42 orang (84%) sesudah penyuluhan sudah mengerti pentingnya tempat penampungan air hujan memiliki tutup, dan yang tidak tahu sebanyak 9 orang (18%) sebelum penyuluhan.

Sebagian besar responden yaitu 20 orang (40%) sebelum penyuluhan dan 8 orang (16%) sesudah penyuluhan kurang mengerti mengapa air hujan harus bebas dari pencemaran sampah dedaunan dan kotoran hewan. 20 orang (20%) sebelum penyuluhan dan 42 orang (84%) sesudah penyuluhan sudah mengerti tentang mengapa air hujan harus bebas dari pencemaran sampah dedaunan dan kotoran hewan dan yang tidak tahu sebanyak 10 orang (20%) sebelum penyuluhan.

Sebagian besar responden yaitu 16 orang (32%) sebelum penyuluhan dan 5 orang (10%) sesudah penyuluhan kurang mengerti mengapa tempat penampungan air hujan harus bebas dari tempat perkembang biakan vektor penyakit, 21 orang (42%) sebelum penyuluhan dan 45 orang (90%) sesudah penyuluhan sudah mengerti mengapa tempat penampungan air hujan harus bebas dari tempat perkembang biakan vektor panyakit, dan yang tidak tahu sebanyak 13 orang (26%) sebelum penyuluhan.

Sebagian besar responden yaitu 17 orang (34%) sebelum penyuluhan dan 9 orang (18%) sesudah penyuluhan kurang mengerti mengapa air hujan dapat menimbulkan penyakit, 22 orang (44%) sebelum penyuluhan dan 41 orang (82%) sesudah penyuluhan sudah mengerti mengapa air hujan dapat menimbulkan penyakit dan yang tidak tahu sebanyak 11 orang(22%) sebelum penyuluhan.

Sebagian besar responden yaitu 19 orang (38%) sebelum penyuluhan dan 10 orang (20%) sesudah penyuluhan kurang mengerti mengapa untuk kebutuhan air minum tidak direkomendasikan dari air hujan, 18 orang (36%) sebelum penyuluhan dan 40 orang (80%) sesudah penyuluhan sudah mengerti mengapa untuk kebutuhan air minum tidak direkomendasikan dari air hujan dan yang tidak tahu sebanyak 13 orang (26%) sebelum penyuluhan.

Sebagian besar responden yaitu 14 orang (28%) sebelum penyuluhan dan 8 orang (16%) sesudah penyuluhan kurang mengerti mengapa tempat penampungan air hujan harus selalu dibersihkan. 17 orang (34%) sebelum penyuluhan dan 42 orang (84%) sesudah penyuluhan sudah mengerti mengapa tempat penampungan air hujan harus selalu dibersihkan, dan yang tidak tahu sebanyak 9 orang (18%) sebelum penyuluhan.

Sebagian besar responden yaitu 14 orang (28%) sebelum penyuluhan dan 8 orang (16%) sesudah penyuluhan kurang mengerti mengapa air hujan dikatakan bukan sumber air bersih yang baik dan sehat. 18 orang (36%) sebelum penyuluhan dan 42 orang (84%) sesudah penyuluhan sudah mengerti mengapa air hujan dikatakan bukan sumber air bersih yang baik dan sehat, dan yang tidak tahu sebanyak 18 orang

Sebagian besar responden yaitu 13 orang (26%) sebelum penyuluhan dan 11 orang (22%) sesudah penyuluhan kurang mengerti tentang gangguan kesehatan akibat mengkonsumsi air hujan, 17 orang (34%) sebelum penyuluhan dan 39 orang (78%) sesudah penyuluhan sudah mengerti gangguan kesehatan yang di akibatkan karena mengkonsumsi air hujan, dan yang tidak tahu sebanyak 20 orang (40%) sebelum penyuluhan.

Sebagian besar responden yaitu 12 orang (24%) sebelum penyuluhan dan 19 orang (38%) sesudah penyuluhan kurang mengerti mengapa perlu dipasang saringan (filter) dalam penampungan air hujan, 13 orang (26%) sebelum penyuluhan dan 31 orang (62%) sesudah penyuluhan sudah mengerti mengapa perlu dipasang saringan (filter) dalam penampungan air hujan, dan yang tidak tahu sebanyak 25 orang (50%) sebelum penyuluhan.

4.3.2. Gambaran Pengetahuan Responden Dalam Pemanfaatan Air hujan Sebagai Sumber Air Bersih Sebelum dan Sesudah penyuluhan

Tabel 4.7. Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Dalam Pemanfaatan Air Hujan Sebagai Sumber Air Bersih Sebelum dan Sesudah Diberikan Penyuluhan Di RW 06 Desa Pematang Duku Tahun, 2011

No Pengetahuan Responden Sebelum

Penyuluhan Jumlah (orang Persentase (%)

1 Baik 18 36

2 Sedang 7 14

3 Kurang 25 50

Total 50 100

No Pengetahuan Responden Sesudah

Penyuluhan Jumlah (orang) Persentase (%)

1 Baik 48 96

2 Sedang 2 4

Pada tabel 4.7. di atas menunjukkan tingkat pengetahuan responden dalam pemanfaatan air hujan sebagai sumber air bersih sebelum diberikan penyuluhan yang terbanyak adalah kategori kurang yaitu sebanyak 25 orang (50%) dan tingkat pengetahuan paling sedikit adalah kategori sedang yaitu sebanyak 7 orang (14%).

Dari tabel di atas menunjukkan bahwa adanya perubahan tingkat pengetahuan sesudah diberikan penyuluhan pada responden dan didapatkan hasil pengetahuan responden terbanyak sesudah diberikan penyuluhan adalah baik yaitu sebesar 48 orang (96%) dan sedang sebesar 2 orang (4%).

4.3.3. Perbedaan Pengetahuan Dalam Pemanfaatan Air Hujan Sebagai Sumber Air Bersih Sebelum Dan Sesudah Diberikan Penyuluhan Di RW 06 Desa Pematang Duku Tahun 2011

Gambaran perbedaan pengetahuan responden dalam pemanfaatan air hujan sebagai sumber air bersih di RW 06 Desa Pematang Duku Kecamatan Bengkalis Kabupaten Bengkalis sebelum dan sesudah diberikan penyuluhan dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 4.8. Perbedaan Rata-rata Pengetahuan Sebelum dan Sesudah Penyuluhan Dalam Pemanfaatan Air Hujan Sebagai Sumber Air Bersih

Variabel Rata-rata Nilai Responden P

Pengetahuan Sebelum 19,30

Sesudah 29,76 0,000

Pada table 4.8. diatas menunjukkan bahwa hasil analisis dengan menggunakan Wilcoxon diperoleh rata-rata pengetahuan responden sebelum diberikan penyuluhan

(p=0,000), maka dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan secara nyata pengetahuan responden sebelum dan sesudah penyuluhan, sehingga dapat diartikan bahwa ada peningkatan terhadap pengetahuan responden dalam pemanfaatan air hujan sebagai sumber air bersih setelah diberikan penyuluhan dan pembagian brosur (leaflet) tentang pemanfaatan air hujan sebagai sumber air bersih.

4.4. Gambaran Sikap Responden Dalam Pemanfaatan air Hujan Sebagai Sumber Air Bersih

4.4.1. Gambaran Sikap Responden Dalam Pemanfaatan Air Hujan Sebagai Sumber Air Bersih Sebelum dan Sesudah Penyuluhan

Tabel 4.9. Distribusi Responden Berdasarkan Sikap Dalam Pemanfaatan Air Hujan Sebagai Sumber Air Bersih Sebelum dan Sesudah Penyuluhan

Sebelum Penyuluhan Sesudah Penyuluhan

Setuju Tidak Setuju N % Setuju Tidak Setuju N % No Sikap Responden n % n % N % n % 1 selalu membersihkan

atap rumah dan saluran penampungan air hujan 46 92 4 8 50 100 50 100 - - 50 100 2 Pada tempat penampungan air hujan dipasang

alat penyaring (filter)

41 82 3 6 50 100 45 90 5 10 50 100

3 selalu menutup tempat

penampungan air hujan

39 78 11 22 50 100 41 82 9 18 50 100

4 tempat penampungan

air hujan harus memiliki tutup

29 58 21 42 50 100 37 74 13 26 50 100

5 dirumah anda harus

memiliki tempat penampungan air hujan yang memenuhi standar 30 60 20 40 50 100 31 62 19 38 50 100 6 selalu membersihkan tempat penampungan air hujan 27 54 23 46 50 100 33 66 17 34 50 100

Tabel 4.9 (Lanjutan)

Sebelum Penyuluhan Sesudah Penyuluhan Setuju Tidak Setuju N % Setuju Tidak Setuju N % NO Sikap Responden n % n % N % n % 7 dalam menampung

air hujan tidak dimulai pada saat hujan mulai turun

30 60 20 40 50 100 35 70 15 30 50 100 8 mengkonsumsi air hujan bisa berakibat rapuhnya tulang 22 44 28 56 50 100 33 66 17 34 50 100 9 penampungan air hujan yang kurang baik bisa menimbulkan resiko berupa penyakit 22 44 28 56 50 100 38 76 12 24 50 100 10 air hujan merupakan sumber air bersih yang tidak memenuhi syarat kesehatan

25 50 25 50 50 100 37 74 13 26 50 100

11 air hujan memiliki zat asam yang tinggi yang bisa menyebabkan kerusakan pada saluran air dan mencemari lingkungan

26 52 24 48 50 100 42 84 8 16 50 100

12 air hujan memiliki kelemahan rendah mineral dan menimbulkan gangguan kesehatan jika dikonsumsi 31 62 19 38 50 100 45 90 5 10 50 100

Tabel 4.9 (Lanjutan)

Sebelum Penyuluhan Sesudah Penyuluhan Setuju Setuju Tidak N % Setuju Setuju Tidak N % NO Sikap Responden

n % n % N % n %

13 mengajarkan kepada anak-anak anda untuk selalu menutup tempat penampungan dan selalu menjaga kebersihan air hujan 37 74 13 26 50 100 50 100 - - 50 100 14 diadakan penyuluhan tentang pemanfaatan air hujan 45 90 5 10 50 100 50 100 - - 50 100

Berdasarkan tabel 4.9. diketahui bahwa mayoritas responden yaitu 46 orang (92%) sebelum penyuluhan dan 50 orang (100%) sesudah penyuluhan setuju untuk selalu membersihkan atap rumah dan saluran penampungan air hujan, 4 orang (8%) sebelum penyuluhan yang tidak setuju.

Sebagian besar responden yaitu 41 orang (82%) sebelum penyuluhan dan 45 orang (90%) sesudah penyuluhan setuju jika pada tempat penampungan air hujan di pasang penyaring (filter), 9 orang (18%) sebelum penyuluhan dan 5 orang (10%) sesudah penyuluhan tidak setuju jika pada tempat penampungan air hujan di pasang penyaring (filter).

Sebagaian besar respnden yaitu 39 orang (78%) sebelum penyuluhan dan 41 orang (82%) sesudah penyuluhan setuju untuk selalu menutup tempat penampungan air hujan, 11 orang (22%) sebelum penyuluhan dan 9 orang (18%) sesudah penyuluhan tidak setuju untuk selalu menutup tempat penampungan air hujan.

Sebagian besar responden yaitu 29 orang (58%) sebelum penyuluhan dan 37 orang (74%) sesudah penyuluhan setuju jika tempat penampungan air hujan harus memiliki tutup, 21 orang (42%) sebelum penyuluhan dan 13 orang (26%) sesudah penyuluhan tidak setuju jika tempat penampungan air hujan harus memiliki tutup.

Sebagian besar responden yaitu 30 orang (60%) sebelum penyuluhan dan 31 orang (62%) sesudah penyuluhan setuju jika tempat penmpungan air hujan harus memenuhi standar, 20 orang (40%) sebelum penyuluhan dan 19 orang (38%) sesudah penyuluhan tidak setuju jika tempat penampungan air hujan harus memenuhi standar.

Sebagian besar responden yaitu 27 orang (54%) sebelum penyuluhan dan 33 orang (66%) sesudah penyuluhan setuju jika tempat penampungan air hujan harus selalu dibersihkan, 23 orang (46%) sebelum penyuluhan dan17 orang (34%) sesudah penyuluhan tidak setuju.

Sebagian besar responden yaitu 30 orang (60%) sebelum penyuluhan dan 35 orang (70%) sesudah penyuluhan setuju jika menampung air hujan tidak dimulai pada saat hujan mulai turun, 20 orang (40%) sebelum penyuluhan dan 15 orang (30%) sesudah penyuluhan tidak setuju jika menampung air hujan tidak dimulai pada saat hujan mulai turun.

Sebagian besar responden yaitu 22 orang (44%) sebelum penyuluhan dan 33 orang (66%) sesudah penyuluhan setuju jika mengkonsumsi air hujan bisa berakibat rapuhnya tulang, 28 orang (56%) sebelum penyuluhan dan 17 orang (34%) sesudah penyuluhan tidak setuju jika mengkonsumsi air hujan bisa menyebabkan rapuhnya tulang.

Sebagian besar responden yaitu 22 orang (44%) sebelum penyuluhan dan 38 orang (76%) sesudah penyuluhan setuju jika penampungan air hujan yang kurang baik bisa menimbulkan resiko berupa penyakit, 28orang (56%) sebelum penyuluhan dan 12 orang (24%) sesudah penyuluhan tidak setuju jika penampungan air hujan yang tidak baik dapat menimbulkan resiko berupa penyakit.

Sebagian besar responden yaitu 25 oarang (50%) sebelum penyuluhan dan 37 orang(74%) sesudah penyuluhan setuju jika air hujan merupakan sumber air bersih yang tidak memenuhi syarat kesehatan, 25 orang (50%) sebelum penyuluhan dan 13 orang (26%) sesudah penyuluhan tidak setuju jika air hujan merupakan sumber air bersih yang tidak memenuhi syarat kesehatan.

Sebagian besar responden yaitu 26 orang (52%) sebelum penyuluhan dan 42 orang (84%) sesudah penyuluhan setuju jika air hujan memiliki zat asam yang tinggi yang bisa menbyebabkan kerusakan pada saluran air dan mencemari lingkungan, 24 orang (48%) sebelum penyuluhan dan 8 orang (16%) sesudah penyuluhan tidak setuju jika air hujan memiliki kandungan zat asam yang bisa merusak salutan air dan mencemari lingkungan.

Sebagian besar responden yaitu 31 orang (62%) sebelum penyuluhan dan 45 orang (90%) sesudah penyuluhan setuju jika air hujan memiliki kelemahan rendah mineral dan dapat menimbulkan gangguan kesehatan jika dikonsumsi, 19 orang (38%) sebelum penyuluhan dan 5 orang (10%) sesudah penyuluhan tidak setuju jika air hujan memiliki kelemahan rendah mineral dan menimbulkan gangguan kesehatan jika dikonsumsi.

Sebagian besar responden yaitu 37 orang (74%) sebelum penyuluhan dan 50 orang (100%) sesudah penyuluhan setuju untuk mengajarkan kepada anak- anak untuk selalu menutup tempat penampungan dan selalu menjaga kebersihan air hujan, 13 orang (26%) sebelum penyuluhan yang tidak setuju, setelah dadakan penyuluhan seluruh nya responden setujuuntuk mengajarkan kepada anak-anak untuk selalu menutup tempat penampungan dan menjaga kebersihan air hujan.

Sebagian besar responden yaitu 45 orang (90%) setuju jika diadakan penyuluhan tentang pemanfaatan air hujan dan 5 orang (10%) tidak setuju jika diadakan penyuluhan tentang pemanfaatan air hujan

4.4.2. Gambaran Sikap Responden Dalam Pemanfaatan Air Hujan Sebagai Sumber Air bersih Sebelum dan Sesudah Diberikan Penyuluhan

Tabel 4.10. Sikap Responden Dalam Pemanfaatan Air hujan Sebelum dan sesudah penyuluhan

No Sikap Responden Sebelum

Penyuluhan Jumlah (orang) Persentase (%)

1 Baik 40 80

2 Sedang 10 20

Total 50 100

No

Sikap Responden Sesudah

Penyuluhan Jumlah (orang) Persentase (%)

1 Baik 48 96

2 Sedang 2 4

Total 50 100

Pada tabel 4.9, di atas menunjukkan sikap responden dalam pemanfaatan air hujan sebagai sumber air bersih sebelum diberikan penyuluhan yang terbanyak adalah kategori baik yaitu sebanyak 40 orang (80%) dan tingkat sikap paling sedikit adalah

Dari tabel diatas menunjukkan bahwa adanya perubahan sikap responden sesudah diberikan penyuluhan dan didapatkan hasil sikap responden terbanyak sesudah diberikan penyuluhan adalah menjadi lebih baik yaitu sebesar 48 orang (96%) dan sedang sebesar 2 orang (4%).

4.4.3. Perbedaan Sikap Responden dalam pemanfaatan air hujan sebagai sumber air bersih Sebelum dan Sesudah Diberikan penyuluhan Di RW 06 Desa Pematang Duku Kecamatan Bengkalis Kabupaten Bengkalis Tahun 2011

Gambaran perbedaan sikap responden dalam pemanfaatan air hujan sebagai sumber air bersih di RW 06 Desa Pematang Duku Kecamatan Bengkalis Kabupaten Bengkalis sebelum dan sesudah diberikan penyuluhan dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.11. Perbedaan Rata-rata Sikap responden Sebelum dan Sesudah Penyuluhan dalam Pemanfaatan Air Hujan Sebagai Sumber Air Bersih

Variabel Rata-rata Nilai Responden p

Sikap Sebelum 23,00 0,000

Sesudah 25,26

Pada tabel 4.13. diatas menunjukkan bahwa hasil analisis dengan menggunakan Wilcoxon diperoleh rata-rata sikap responden sebelum sebelum diberikan penyuluhan sebesar 23,00 dan sesudah diberi penyuluhan sebesar 25,26, dengan nilai probabilitas (p=0,000), oleh karena (p<0,05) maka dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan secara nyata sikap responden sebelum dan sesudah diberikan penyuluhan. Sehingga dapat diartikan bahwa ada peningkatan terhadap sikap responden setelah

diberikan penyuluhan dan pembagian brosur (leaflet) tentang pemanfaatan air hujan sebagai sumber air bersih.

4.5. Gambaran Tindakan Responden Dalam Pemanfaatan Air Hujan Sebagai Sumber Air Bersih

4.5.1. Gambaran Tindakan Responden Dalam Pemanfaatan Air Hujan Sebagai Sumber Air Bersih Sebelum dan Sesudah Penyuluhan

Tabel 4.12. Distribusi Responden Berdasarkan Tindakan Dalam Pemanfaatan Air Hujan Sebagai Sumber Air Bersih Sebelum dan Sesudah Penyuluhan

Sebelum Penyuluhan N % Sesudah

Penyuluhan N %

Ya Tidak ya Tidak

No TINDAKAN

RESPONDEN

n % n % n % n %

1 Apakah anda selalu membersihkan atap Rumah dan saluran air

35 70 15 30 50 100 37 74 13 26 50 100

2 Apakah anda

menampung air hujan pada tempat

penampungan yang baik dan bersih

27 54 23 46 50 100 49 98 1 2 50 100 3 Apakah anda menutup tempat penampungan air hujan 26 52 24 48 50 100 41 82 9 18 50 100 4 Apakah anda memasang alat penyaringan (filter) pada saluran penampungan air hujan 27 54 23 46 50 100 45 90 5 10 50 100 5 Apakah anda meletakkan tempat penampungan air hujan jauh dari sumber pencemaran 30 60 20 40 50 100 45 90 5 10 50 100 6 Apakah anda melakukan penyaringan menggunakan batu kerikil dan arang batok kelapa sebelum air dimasukkan di

Tabel 4.12 (Lanjutan)

7 Apakah anda

memanfaatkan air hujan untuk minum dan memasak juga

32 64 18 36 50 100 50 10 0

- - 50 100

8 Apakah anda

menampung air hujan pamenampung air hujan pada saat hujan mulai turun

21 42 29 58 50 100 7 14 43 86 50 100

9 Apakah anda

melakukanperlakuan khusus terhadap air hujan

14 28 36 72 50 100 22 44 28 56 50 100

10 Apakah anda pernah memeriksakan air hujan dilaboratorium Dinas Kesehatan - - 50 10 0 50 100 - - 50 10 0 50 100

Berdasarkan tabel 4.12. diperoleh bahwa sebagian besar responden yaitu 35 orang (70%) sebelum penyuluhan dan 37 orang (74%) sesudah penyuluhan selalu membersihkan atap rumah dan saluran air, 15 orang (30%) sebelum penyuluhan dan 13 0rang (26%) sesudah penyuluhan tidak membersihkan atap rumah dan saluran air.

Sebagian besar responden yaitu 27 orang (54%) sebelum penyuluhan dan 49 otang (98%) sesudah penyuluhan sudah menggunakan tempat penampungan airhujan yang baik dan bersih, 23 orang (46%) sebelum penyuluhan dan 1 orang (2%) sesudah penyuluhan tidak menggunakan tempat penampungan air hujan yang baik dan bersih.

Sebagian besar responden yaitu 26 orang (52%) sebelum penyuluhan dan 41 orang (82%) sesudah penyuluhan sudah menutup tempat penampungan air hujan, 24 orang (48%) sebelum penyuluhan dan 9 orang (18%) sesudah penyuluhan tidak menutup tempat penampungan air hujan.

Sebagian besar responden yaitu 27 orang (54%) sebelum penyuluhan dan 45 orang (90%) sesudah penyuluhan sudah memasang saringan (filter) pada saluran penampungan air hujan, 23 orang (46%) sebelum penyuluhan dan 5 orang (10%) sesudah penyuluhan tidak memasang saringan (filter) pada saluran penampungan air hujan.

Sebagian besar responden yaitu 30 orang (60%) sebelum penyuluhan dan 45 orang (90%) sesudah penyuluhan meletakan tempat penampungan air hujan jauh dari sumber pencemaran, 20 orang (40%) sebelum penyuluhan dan 5 orang (10%) sesudah penyuluhan masih meletakan tempat penampungan air hujan dekat dengan sumber pencemaran.

Sebagian besar responden yaitu 46 orang (92%) sebelum penyuluhan dan 36 orang (72%) sesudah penyuluhan tidak melakukan penyaringan dengan kerikil dan arang batok kelapa sebelum air di masukkan ke bak penyimpanan, hanya 4 orang (8%) sebelum penyuluhan dan 14 orang (28%) sesudah penyuluhan yang sudah menyaring air hujan dengan batu kerikil dan arang batok kelapa sebelum air di masukkan ke dalam bak penyimpanan.

Sebagian besar responden yaitu 32 orang (64%) sebelum penyuluhan dan 50 orang (100%) sesudah penyuluhan menggunakan air hujan untuk minum dan memasak, dan yang tidak menggunakan air hujan untuk minum dan memasak hanya 18 orang (36%) sebelum penyuluhan.

Sebagian besar responden yaitu 29 orang (58%) sebelum penyuluhan dan 43 orang (86%) sesudah penyuluhan tidak menampung air hujan pada saat hujan mulai

turun, 21 orang (42%) sebelum penyuluhan dan 7 orang sesudah penyuluhan yang masih menampung air hujan pada saat hujan mulai turun.

Sebagian besar responden yaitu 14 orang (28%) sebelum penyuluhan dan 22 orang (44%) sesudah penyuluhan sudah melakukan perlakuan khusus terhadap air hujan, 36 orang (72%) sebelum penyuluhan dan 28 orang (56%) sesudah penyuluhan tidakmelakukan perlakuan khusu terhadap air hujan.

Seluruh responden tidak melakukan pemeriksaan air hujan di laboratorium

Dokumen terkait