• Tidak ada hasil yang ditemukan

PT Permodalan Nasional Madani (Persero) dan Unit Layanan Modal Mikro (UlaMM)

Permodalan Nasional Madani (Persero) didirikan di Jakarta berdasarkan TAP XVI/MPR/1998, Letter of Intent IMF tanggal 16 Maret 1999, PP No. 38/99 tanggal 25 Mei 1999 dan Akte Notaris No. 1 tanggal 1 Juni 1999 yang mendapat pengesahan Menteri Kehakiman RI No. C-11.609.HT.01.01.TH 99 tanggal 23 Juni 1999. PT. Permodalan Nasional Madani (PNM) yang sahamnya 100 persen dimiliki pemerintah didirikan sebagai bagian dari solusi strategis pemerintah untuk meningkatkan perekonomian masyarakat melalui pengembangan akses permodalan dan program peningkatan kapasitas bagi para pelaku usaha mikro, kecil, menengah, dan koperasi (UMKMK). Solusi ini pada akhirnya dapat melahirkan pelaku-pelaku UMKMK yang tangguh, mandiri dan mampu menciptakan lapangan kerja baru.

Tugas utama PNM adalah memberikan solusi pembiayaan pada Usaha Mikro, Kecil, Menengah, Koperasi (UMKMK) dengan kemampuan yang ada berdasarkan kelayakan usaha serta prinsip ekonomi pasar. Dengan pengembangan model lembaga keuangan alternatif maka pendekatan pembiayaan yang dilakukan PNM tidak seperti pendekatan perbankan. Penguatan manajemen juga diberikan oleh PNM sebagai satu kesatuan yang tidak terpisahkan dengan penguatan permodalan.

Dalam operasinya, kebijakan PNM ini bekerja sama dengan lembaga- lembaga keuangan seperti Lembaga Modal Ventura, Bank Umum/Syariah, Koperasi Simpan Pinjam, BPR/S, maupun Lembaga Keuangan Mikro/Syariah lainnya. Fokus usaha yang perlu segera dikembangkan antara lain sektor agribisnis yang meliputi bidang pangan, perkebunan, perikanan, peternakan kehutanan, industri rumah tangga yang berorientasi ekspor atau substitusi impor, padat karya dan menghasilkan nilai tambah, disamping sektor jasa seperti pengembang, pariwisata dan tenaga kerja. Nilai tambah yang dimaksud menyangkut konsep dagang, pemanfaatan teknologi dan kualitas produk.

Sumber pembiayaan yang disalurkan PNM berasal dari modal pemerintah, dan kini dalam penjajakan untuk memperoleh pinjaman dalam dan luar negeri. Sumber pembiayaan yang berasal dari investor lokal dan luar negeri dapat dihimpun oleh PNM melalui pengelolaan dana investasi oleh unit usaha PNM Investment Management. Sesuai SK Menteri Keuangan RI No. 487/KMK.017/1999 tanggal 13 Oktober 1999, PNM telah ditetapkan menjadi salah satu BUMN Koordinator Penyalur Kredit Program eks KLBI yang sebelumnya dilaksanakan oleh Bank Indonesia.

Pada bulan Agustus 2008, PNM telah meluncurkan program pembiayaan langsung yang disebut ULaMM, atau “Unit Layanan Modal Mikro”. ULaMMmerupakan layanan pinjaman modal untuk usaha mikro dan kecil yang disertai bimbingan untuk mengembangkan usahanya. ULaMMmerupakan model atau terobosan baru bagi PNM karena penyaluran pembiayaannya dilakukan secara langsung baik kepada perorangan atau pinjaman untuk Badan Usaha (PT,

CV, Firma dan lainnya). ULaMM diluncurkan oleh PNM sebagai upaya untuk menghadapi persaingan dalam bisnis jasa pembiayaan mikro yang diprediksi akan mengalami pertumbuhan yang sangat pesat.

ULaMM memberikan keuntungan yang nyata bagi para pengusaha mikro, karena syaratnya yang jelas dan mudah. Angsuran yang ringan, karena disesuaikan dengan kemampuan bayar dan hasil usahanya, mulai dari harian, mingguan, sampai bulanan. Sedangkan tingkat bunganya kompetitif. Dengan menggunakan pendekatan klaster sektor usaha dalam membiayai UMK, sasaran ULaMM mencakup antara lain klaster makanan tradisional, perajin tas, sepatu dan aksesori, perajin logam hingga klaster peternak unggas. Dengan asumsi setiap usaha peminjam merekrut tiga orang, maka ULaMM ditargetkan mampu menciptakan lapangan kerja bagi 1,2 juta orang dan penerima manfaat sebanyak lima juta orang. Sampai September 2014 telah berdiri 582 ULaMM di seluruh Indonesia dan sesuai dengan rencana jangka panjang perusahaan ditargetkan mencapai 2000 ULaMM pada akhir tahun 2015.

Perkembangan ULaMM di Kota dan Kabupaten Bekasi

Di Bekasi tercatat 10 UlaMM yang rinciannya 5 unit di Kota Bekasi dengan keseluruhan 469 debitur dan 5 unit di Kabupaten Bekasi dengan 615 debitur (lihat Tabel 4). ULaMM di Bekasi didirikan tahun 2009 yaitu ULaMM Bekasi Juanda dan yang terbaru ULaMM Serang Cikarang yang berdiri tahun 2011.

Tabel 4 Jumlah debitur ULaMM di Kota dan Kabupaten Bekasi

Kota Bekasi Kabupaten Bekasi

UlaMM Debitur UlaMM Debitur

Bekasi Juanda 107 Cikarang 223

Pondok Gede 80 Cibitung 156

Cileungsi 116 Serang Cikarang 81

Cikeas 77 Bantargebang 83

Jatiasih 89 Bintara 72

Total 469 615

Sumber: PT PNM (Persero)

Sementara jumlah kredit yang disalurkan untuk Kota dan Kabupaten Bekasi dalam kurun waktu 2010 sampai 2013 umumnya meningkat. Tahun 2010 jumlah kredit yang disalurkan mencapai Rp29,27 Miliar dan meningkat di tahun 2011 menjadi Rp39,10 Miliar dan di tahun 2013 tercatat Rp33,80 Miliar (lihat Gambar 2).

34

Rp. Miliar

Gambar 2 Perkembangan jumlah kredit mikro dan kecil ULaMM di Kota/Kabupaten Bekasi, (2010-2013)

Sumber: PT PNM (Persero)

Karakteristik Responden

Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Responden dalam penelitian ini merupakan debitur ULaMM di Kota dan Kabupaten Bekasi. Berdasarkan jenis kelamin, terdapat sebanyak 80 orang responden yang terdiri dari 51 orang (64 persen) responden laki-laki dan 29 orang (36 persen) responden perempuan (lihat Gambar 3).

Jika responden tersebut dirinci lagi berdasarkan kelompok besar pinjaman, mayoritas responden laki-laki berada pada kelompok pinjaman di bawah Rp50 juta. Hal yang sama juga ditemui pada responden perempuan, dari 36 persen perempuan, 17,5 persen diantaranya berada pada kelompok pinjaman di bawah Rp50 juta (lihat Tabel 5). Hal ini menunjukkan mayoritas responden adalah pelaku usaha mikro, karena sebagian besar responden yang diobservasi berada pada kelompok pinjaman di bawah Rp50 juta.

Gambar 3 Gambaran pinjaman berdasarkan jenis kelamin Sumber: Data Primer

Tabel 5 Persentase responden berdasarkan kelompok pinjaman dan jenis kelamin

Pinjaman (Rp) Jenis Kelamin

Perempuan Laki-laki Total

<50 jt 17.5 25 42.5

50 sd 100 jt 7.5 23.75 31.25

>100jt 11.25 15 26.25

Total 36.25 63.75 100

Sumber: Data Primer

Responden Berdasarkan Usia

Berdasarkan usia, terdapat sebanyak 59 orang (74 persen) responden berusia 30 sampai dengan 50 tahun dan 12 orang (15 persen) responden berusia di atas 50 tahun serta 9 orang (11 persen) responden berusia di bawah 30 tahun (lihat Gambar 4).

Jika responden tersebut dirinci lagi berdasarkan kelompok besar pinjaman, mayoritas responden berusia 30 sampai dengan 50 tahun berada pada kelompok pinjaman di bawah Rp50 juta. Mayoritas responden di atas 50 tahun berada pada kelompok pinjaman di atas Rp100 juta dan mayoritas responden dibawah usia 30 tahun berada pada kelompok pinjaman di antara 50 sampai 100 juta (lihat Tabel 6). Hal ini menunjukkan mayoritas responden adalah pelaku usaha mikro, karena sebagian besar responden yang diobservasi berada pada kelompok pinjaman di bawah Rp50 juta.

Gambar 4 Gambaran pinjaman berdasarkan usia responden Sumber: Data Primer

Tabel 6 Persentase responden berdasarkan kelompok pinjaman dan umur

Pinjaman (Rp) Umur (Tahun)

<30 30 sd 50 >50 Total

<50 jt 2.5 37.5 2.5 42.5

50 sd 100 jt 7.5 18.75 5 31.25

>100jt 1.25 17.5 7.5 26.25

Total 11.25 73.75 15 100

36

Responden Berdasarkan Pendidikan

Berdasarkan pendidikan, terdapat sebanyak 59 orang (73,5 persen) responden berpendidikan SMP dan SMA. Sebanyak 14 orang (17,5 persen). Sementara responden berpendidikan D3 dan S1, serta sebanyak 7 orang (8,75 persen) responden berpendidikan sampai SD (lihat Gambar 5).

Jika responden tersebut dirinci lagi berdasarkan kelompok besar pinjaman, mayoritas responden berpendidikan SMP dan SMA berada pada kelompok pinjaman di bawah Rp50 juta. Mayoritas responden berpendidikan D3 dan S1 berada pada kelompok pinjaman di atas Rp100 juta dan mayoritas responden berpendidikan sampai SD berada pada kelompok pinjaman di bawah Rp50 juta (lihat Tabel 7). Hal ini menunjukkan mayoritas responden adalah pelaku usaha mikro, karena sebagian besar responden yang diobservasi berada pada kelompok pinjaman di bawah Rp50 juta.

Gambaran 5 Gambaran pinjaman berdasarkan pendidikan responden Sumber: Data Primer

Tabel 7 Persentase responden berdasarkan kelompok pinjaman dan pendidikan

Pinjaman Pendidikan Sampai SD SMP dan SMA D3/S1 Total <50 jt 6.25 33.75 2.50 42.50 50 sd 100 jt 2.50 22.50 6.25 31.25 >100jt 0 17.50 8.75 26.25 Total 8.75 73.75 17.5 100

Sumber: Data Primer

Berdasarkan bidang usaha, terdapat sebanyak 51 (63,80 persen) responden berada di sektor usaha dagang dan jasa. Sebanyak 16 (20 persen) responden berada di sektor usaha pengolahan dan 13 (16,20 persen) responden berada di sektor usaha lainnya (lihat Gambar 6).

Jika responden tersebut dirinci lagi berdasarkan kelompok besar pinjaman, mayoritas responden sektor usaha dagang dan jasa berada pada kelompok pinjaman dibawah Rp50 juta. Mayoritas responden di sektor usaha pengolahan berada pada kelompok pinjaman 50 sampai 100 juta dan mayoritas responden di sektor usaha lainnya berada pada kelompok pinjaman di atas Rp100 juta (lihat Tabel 8). Hal ini menunjukkan mayoritas responden adalah pelaku usaha mikro, karena sebagian besar responden yang diobservasi berada pada kelompok pinjaman di bawah Rp50 juta.

Gambar 6 Gambaran pinjaman berdasarkan bidang usaha responden Sumber: Data Primer

Tabel 8 Persentase responden berdasarkan kelompok pinjaman dan bidang usaha Pinjaman (Rp) Usaha Perdagangan

dan Jasa Pengolahan Lainnya Total

<50 jt 33.8 6.3 2.5 42.5

50 sd 100 jt 17.5 10.0 3.8 31.3

>100jt 12.5 3.8 10.0 26.3

Total 63.8 20.0 16.3 100.0

Sumber: Data Primer

38

Berdasarkan kelompok tenor, terdapat sebanyak 39 orang (48,8 persen) responden meminjam kredit sampai jangka waktu 24 bulan. Sebanyak 36 orang (45 persen) responden meminjam kredit antara 24 sampai 36 bulan dan 5 orang (6,2 persen) responden meminjam kredit di atas 36 bulan (lihat Gambar 7).

Jika responden tersebut dirinci lagi berdasarkan kelompok besar pinjaman, mayoritas responden yang meminjam sampai dengan 24 bulan berada pada kelompok pinjaman dibawah Rp50 juta. Mayoritas responden meminjam kredit antara 24 sampai 36 bulan berada pada kelompok pinjaman Rp50 sampai Rp100 juta dan seluruh responden meminjam kredit diatas 36 bulan berada pada kelompok pinjaman diatas Rp100 juta (lihat Tabel 9). Hal ini menunjukkan mayoritas responden adalah pelaku usaha mikro, karena sebagian besar responden yang diobservasi berada pada kelompok pinjaman dibawah Rp50 juta.

Gambar 7 Gambaran pinjaman berdasarkan tenor pinjaman Sumber: Data Primer

Tabel 9 Persentase responden berdasarkan kelompok pinjaman dan tenor Pinjaman (RP) Tenor sd 24 Bulan 24 sd 36 Bulan Di atas 36 Bulan Total <50 jt 28.8 13.8 0.0 42.5 50 sd 100 jt 15.0 16.3 0.0 31.3 >100jt 5.0 15.0 6.3 26.3 Total 48.8 45.0 6.3 100.0

Sumber: Data Primer

Dokumen terkait