• Tidak ada hasil yang ditemukan

GANBARAN UMUM PERUSAHAAN

A. Sejarah Berdirinya Perusahaan

PT. BPR Syariah Puduarta Insani adalah perusahaan perseroan terbatas yang bergerak di bidang Bank Perkreditan Rakyat yang berfungsi untuk menghimpun dana dan menyalurkan kembali dana tersebut ke masyarakat. Dalam hal ini BPR bertujuan untuk menunjang perekonomian masyarakat pedesaan dan memberikan pelayanan bagi pengusaha kecil dan menengan dengan menerapkan prinsip syariah.

Proses pendirian BPR dimulai dengan membentuk badan hukumnya, setelah itu disusun Anggaran Dasar, daftar calon persero, susunan direksi dan dewan komisaris, rencana susunan organisasi, rencana kerja selama satu periode, serta bukti modal setoran sebesar 30%. Hal ini dipersiapkan guna memperoleh izin prinsip dari menteri keuangan.

PT. BPR Syariah Puduarta Insani Medan diprakarasi oleh IAIN Sumatera Utara, yang tata cara operasinya atau bermua’amalah secara Islam. Kegiatan investasi atas dasar bagi hasil atau Mudharabah dan pembiayaan atau kredit perdagangan

Izin prinsip PT. BPR Syariah Puduarta Insani Medan dikeluarkan oleh Menteri Keuangan dengan keputusan S-059/MK.17/1994 pada tanggal 17 Januari 1994. Setelah itu dilanjutkan dengan melengkapi permohonan izin operasional yang harus melampirkan anggaran dasar yang telah di syahkan oleh Menteri Kehakiman berdasarkan akte No. 02-18. 631 HT. 0101 tanggal 20 Desember 1994 dengan notaris Ny. Chairani Bustami Arifin, SH dengan Akte No. 3 tanggal 4 Juli 1994. Akta ini dilengkapi dengan daftar persero, susunan organisasi, sistem dan prosedur kerja serta bukti pelunasan modal yang telah disetorkan.

Pada tanggal 10 April 1996, izin beroperasi PT. BPR Syariah Puduarta Insani Medan dikeluarkan melalui surat keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia No. Kep 130/KM. 17/1996. Ahirnya pada tanggal 18 Juni 1996 PT. BPR Syariah Puduarta Insani Medan resmi beroperasi.

B. StrukturOrganisasi Perusahaan

Organisasi merupakan bentuk kerjasama antara beberapa orang dalam rangka mencapai suatu tujuan. Dalam usaha, pencapaian tujuan tersebut

diperlukan suatu kerangka kerja dan uraian yang secara jelas atau tegas guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Struktur organisasi mewujudkan susunan pola yang tetap hubungan antar fungsi bagian atau posisi dengan tugas dan wewenangnya, serta tanggung jawab yang berbeda-beda. Pembentukan struktur organisasi akan diikuti oleh penyusunan analisa jabatan serta uraian jabatan yang akan mempertegas pembagian pekerjaan dalam perusahaan. Berikut ini adalah gambar struktur organisasi pada PT. BPRS Puduarta Insani Medan.

Struktur Organisasi

PT.BPR Syariah Puduarta Insani Medan

RUPS DEWAN KOMISASRIS DEWAN PENGAWAS SYARIAH DEWAN DIREKSI DIREKTUR OPERASIONAL DIREKTUR UTAMA

Gambar 3.1 Struktur Organisasi PT. BPRS Puduarta Insani Medan Sumber : PT. BPRS Puduarta Insani Medan

Tugas dan fungsi masing-masing bagian pada PT. BPRS Puduarta Insani Medan adalah sebagai berikut :

1. RUPS (Rapat Umum Pemegang Saham)

RUPS terdiri dari orang-orang atau perusahaan yang memiliki saham pada PT. BPRS Puduarta Insani Medan. RUPS merupakan pemegang kekuasaan tertinggi dalam proses pengambilan keputusan pada PT. BPRS Puduarta Insani Medan.

2. Dewan Komisaris

Anggota Dewan Komisaris terdiri dari Komisaris Utama dan Anggota Komisaris yang secara umum memiliki tugas dan wewenang dalam melakukan

BAGIAN OPERASIONAL TELLER/PERSONALIA ACCOUNTING ADMINISTRASI KREDIT BAGIAN MARKETING ACCOUNT OFFICER/ANALISA KREDIT OFFICE BOY ACCOUNT OFFICER/ KREDIT BERMASALAH

pengawasan terhadap kebijakan direksi serta pengawasan pelaksana atas kebijakan tersebut.

Komisaris Utama berwenang memberikan arahan mengenai kebijakan dan pelaksanaan tugas direksi, memberikan persetujuan atas rencana kerja dasar (master plan) dan anggaran (budgeting) yang telah disusun oleh direksi serta melaksanakan pengawasan atas realisasi rencana kerja dan anggaran tersebut. Komisaris Utama : Prof. Dr. H. M. Yasir Nasution

Komisaris : Drs. H. MaratuanSimanjuntak Drs. A. Samad Zaino, MS 3. Dewan Pengawas Syariah

Dewan Pengawas Syariah merupakan dewan yang memiliki wewenang untuk melakukan pengawasan terhadap produk-produk bank dalam rangka menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan dana agar dapat berjalan sesuai dengan prinsip-prinsip syariah.

Ketua : Prof. Dr. H. Haidar Putra Daulay, MA Anggata : H. Mahmud Azis Siregar, MA

Dr. Amiur Nuruddin, MA 4. Dewan Direksi

Dewan Direksi terdiri dari Direktur Utama yaitu H. Saparuddin Siregar, SE.Ak. M.Ag dan direktur operasional yaitu Drs. H. Bachtiar Effendi.

5. Direktur Utama

Direktur Utama bertanggung jawab secara keseluruhan pada tingkat top management, melakukan rancangan dalam bidang marketing dan anggaran dana

untuk suatu rencana kerja satu tahun. Selain itu Direktur Utama juga bertugas untuk mempersiapkan sarana dan prasarana serta melakukan fungsi pengawasan. 6. Direktur Operasional

Direktur OPerasional bertanggung jawab sepenuhnya dalam bisang operasional, membantu Direktur Utama dalam pelaksanaan tugas pada bidang operasional. Selain itu Direktur Operasional juga berwenang untuk melakukan pengawasan atas dana-dana masyarakat dan menjaga posisi likuiditas bank serta memeriksa dan menandatangani laporan bulanan kepada Bank Indonesia.

7. Bagian Operasional

Berikut ini adalah beberapa fungsi Bagian Operasioanal, yaitu : a. Mengkoordinasikan seluruh tugas-tugas sub bagian operasional. b. Memelihara posisi likuiditas harian.

c. Memelihara keabsahan semua data-data nasabah penghimpun dana. d. Memelihara rekening nasabah.

e. Melaksanakan pemeriksaan terhadap seluruh aplikasi permohonan pembukuan rekening.

8. Teller/personalia

Teller/Personalia bertugas untuk menerima setoran tunai dan penarikan tunai kepada nasabah atau pihak lainnya, melakukan perhitungan saldo akhir jam kerja dan merapikan susunan lembar uang dan slipnya. Selain itu bagian ini juga merangkap sebagai personalia yaitu yang berhubungan dengan kepegawaian.

Accounting/Jasa Nasabah bertugas untuk melakukan pembukuan secara lengkap. Fungsi lain adalah membuat neraca harian dan bulanan, memeriksa dan memastikan setiap posting dan mutasi yang terjadi pada bank tersebut.

10.Administrasi Kredit

Administrasi Kredit bertugas dalam pencatatan laporan-laporan kredit (pembiayaan) yang diberikan kepada nasabah dan memberikan informasi- informasi mengenai prosedur umum pembiayaan.

11.Bagian Marketing

Berikut ini adalah fungsi karyawan marketing, yaitu :

a. Mengkoordinir tugas-tugas di bagian sub bidang pemasaran. b. Memeriksa hasil evaluasi analisa pembiayaan.

c. Melaksanakan prosedur analisa kredit (pembiayaan).

12.Account Officer/Bagian Analisa Kredit

Account Officer/Bagian Analisa Kredit berfungsi untuk melakukan analisis terhadap pembiayaan yang akan diberikan kepada nasabah atau calon nasabah. Hal ini bertujuan untuk mengambil keputusan apakah calon pembeli tersebut layak untuk diberikan fasilitas pembiayaan.

13.Account Officer/Bagian Kredit Bermasalah

Account Officer/Bagian Kredit Bermasalah bertugas untuk mengatasi kredit yang bermasalah dari nasabah yang telah diberikan fasilitas pembiayaan, baik pembiayaan mudharabah, pembiayaan murabahah dan pembiayaan al-bai bitsman ajil.

Melaksanakan tugas yang berhubungan dengan pemeliharaan kebersihan dan keindahan perusahaan. Selain itu Office Boy juga bertugas untuk melayani kebutuhan para karyawan yang berhubungan dengan kepentingan perusahaan. C. Operasional Perusahaan

PT. BPRS Puduarta Insani Medan beroperasi sejak tanggal 18 Juni 1996. Operasionalnya dilakukan dengan cara-cara Islam, yaitu investasi atas dasar bagi hasil (mudharabah) dan pembiayaan perdagangan (murabahah).

Berdasarkan ketentuan yang berlaku dengan berpedoman pada prinsip- prinsip Syariah Islam, maka produk-produk yang ditawarkan kepada masyarakat adalah sebagai berikut :

1. Pengerahan Dana Masyarakat a. Tabungan Wadiah

Tabungan Wadiah merupakan dana titipan nasabah kepada bank Syariah dalam bentuk tabungan, dimana nasabah akan memperoleh imbalan dari keuntungan pemanfaatan dana tersebut dari Bank berupa bagi hasil.

b. Tabungan Mudharabah

Tabungan Mudharabah adalah dana yang disimpan oleh nasabah dan dapat ditarik setiap saat. Dana ini akan dikelola oleh Bank Syariahuntuk memperoleh keuntungan. Bank Syariah akan membagi keuntungan kepada nasabah sesuai nisbah atau bagi hasil yang telah disetujui bersama. Pembagian keuntungan dilakukan setiap bulan berdasarkan saldo rata-rata yang mengendap selama periode tersebut. Setoran awal minimal Rp 10.000,- dan selanjutnya tidak dibatasi.

c. Deposito Investasi Mudharabah

Depositi Investasi Mudharabah merupakan investasi melalui pihak ketiga (perorangan atau badan usaha) yang penarikannya hanya dapat dilakukan dalam jangka waktu tertentu (jatuh tempo). Perbandingan bagi hasil antara pihak bank dan nasabah adalah 70:30. Setoran awal minimal Rp 500.000,- untuk perorangan dan Rp 1.000.000,- untuk badan hukum. Jangka waktu yang ditentukan adalah 1, 3, 6, dan 12 bulan.

2. Penyaluran Dana pada Masyarakat a. Pembiayaan Mudharabah

Pembiayaan Mudharabah adalah suatu perjanjian pembiayaan yang disepakati bersama antara bank syariah dengan nasabah. Bank Syariah menyediakan pinjaman modal investasi dan modal kerja, sedangkan pihak nasabah atau pengusaha menyediakan proyek atau bidang usaha beserta professional managernya atas dasar bagi hasil. Penerima pembiayaan mudharabah diwajibkan melunasi hutangnya setelah jangka waktu tertentu sesuai dengan perjanjian yang telah disepakati.

b. Pembiayaan Murabahah

Pembiayaan Murabahah merupakan suatu perjanjian kredit yang disepakati antara Bank Syariah dengan nasabahnya, dimana Bank Syariah menyediakan talangan dananya untuk membeli barang yang dibutuhkan oleh nasabah. Harga barang yang dibayar oleh Bank Syariah ditambah dengan mark-up yang sudah disetujui oleh nasabah (penerima pembiayaan) menjadi hutang yang harus dibayar oleh nasabah pada saat jatuh tempo (dengan jangka waktu 6 sampai dengan 12 bulan).

c. Pembiayaan Al-Bai Bitsaman Ajil

Pembiayaan Al-Bai Bitsaman Ajil adalah pembiayaan yang diberikan oleh Bank Syariah kepada nasabah dalam rangka pemenuhan kebutuhan barang modal untuk dibayar kembali oleh nasabah pada waktu jatuh tempo dengan cara mencicil. Harga barang yang telah dibayar oleh Bank Syariah ditambah mark-up yang telah disetujui penerima kredit atau pembiayaan menjadi hutang yang harus dibayar oleh penerima kredit atau pembiayaan pada saat jatuh tempo dengan cara mencicil setiap bulan dalam jangka waktu 1 - 3 tahun.

3. Prinsip dan Cara Pembagian Hasil a. Prinsip Bagi Hasil

Prinsi bagi hasil yang diterapkan pada PT. BPRS Puduarta Insani Medan adalah sebagai berikut :

1. Berkeadilan

2. Tidak berlipat ganda

3. Tidak ada penetapan bungan dibayar dimuka 4. Tidak mengandung riba

PT. BPRS Puduarta Insani Medan memperoleh pendapatan untuk dibagi hasilkan kepada pemegang rekening tabungan mudharabah dari pembiayaan investasi al-mudharabah dan al-musyarakah berupa bagi hasil dari pembiayaan barang bai bitsaman ajil. Semua pendapatan ini dikumpulkan dalam pendapatan bagi hasil bank untuk dibagikan.

Bagi hasil untuk masing-masing pembiayaan dana PT. BPRS Puduarta Insani Medan diperhitungkan setiap bulan sesuai dengan jenis simpanannya. Kemungkinan bank menderita kerugian dari berbagai operasinya menyalurkan

dana kepada masyarakat bisa saja terjadi di PT. BPRS Puduarta Insani Medan, apabila terdapat banyak sekali nasabah yang tidak memenuhi kewajibannya. Besar kecilnya keuntungan ataupun kerugian yang diderita nasabah dipengaruhi oleh besar kecilnya jumlah nasabah yang tidak memenuhi kewajibannya terhadap bank. Hal ini juga akan mempengaruhi jumlah bagi hasil yang akan diterima penyimpan dana.

b. Cara Pembagian Imbalan Bagi Hasil

Tata cara pemberian imbalan bagi hasil kepada pemegang rekening tabungan mudharabah diatur sebagai berikut :

1. Bank menetapkan jumlah masing-masing dana simpanan yang berhak atas bagi hasil usaha bank menurut jenis tabungan mudharabah sesuai dengan jangka waktunya. Caranya adalah dengan mengalikan persentase dana yang mengendap dari masing-masing jenis simpanan dengan simpanan yang terjadi menurut jenisnya.

2. Bank menetapkan bagi hasil untuk masing-masing jenis simpanan dana. Caranya dengan mengalikan bagi hasil dengan jumlah simpanan yang berhak atas bagi hasil usaha bank menurut masing-masing jenisnya dengan jumlah simpanan dana yang berhak atas bagi hasil bank dibagikan yang diperoleh dari seluruhnya.

3. Bank menetapkan porsi bagi hasil antara bank dengan masing-masing jenis simpanan dana sesuai dengan kondisi pasar yang berlaku.

4. Bank menetapkan porsi bagi hasil setiap rekening menurut jenis simpanannya sebanding dengan jumlah simpanannya.

Dokumen terkait