• Tidak ada hasil yang ditemukan

Gambaran Radiografi Manifestasi Oral Sindrom McCune-Albright

MANIFESTASI KLINIS,GAMBARAN RADIOGRAFI, DIAGNOSA BANDING DAN PERAWATAN SINDROM MCCUNE-ALBRIGHT

3.2 Gambaran Radiografi Manifestasi Oral Sindrom McCune-Albright

Gambaran radiografi dapat digunakan untuk membantu menegakkan diagnosa Sindrom McCune-Albright, terutama dalam menentukan perluasan lesi tulang yang mengalami fibrous displasia. Pada Sindrom McCune-Albright ini gambaran radiografinya tidak hanya terlihat pada foto rontgen rongga mulut tetapi juga dapat terlihat dengan bantuan konvensional X-ray lainnya pada daerah lengan, tungkai bawah dan tulang punggung. Dalam bagian ini penulis hanya menitikberatkan pada pembahasan gambaran radiografi pada foto panoramik dan radiografi kraniofasial dengan menggunakan computed tomography (CT-Scan).

Pada Sindrom McCune-Albright gambaran radiografi yang terlihat adalah fibrous displasia. Secara umum pemeriksaan roentgen foto pada fibrous displasia

memberikan gambaran yang bervariasi, tergantung dari perluasan dari lesi. Pada gambaran radiografi panoramik dari rahang, terlihat gambaran ground glass yang berkembang menjadi lesi-lesi campuran antara radiopaque/radiolusen, dan penipisan tepi tulang kortikal (gambar 16,gambar 17).2

Gambar 16. Gambaran panoramik fibrous displasia menunjukkan daerah ground glass pada sisi kanan dan kiri, serta radiopaque pada mandibula kiri.2

Gambar 17. Gambaran panoramik seorang anak laki-laki berusia 15 tahun penderita Sindrom McCune-Albright, terlihat daerah radiopaque kedua rahang, maksila dan mandibula.2

Penelitian yang dilakukan Xavier et al (2008), memperlihatkan hasil asimetri wajah sisi kiri akibat perluasan lesi fibrous displasia. Mandibula kiri terlihat

gambaran ground glass, daerah campuran radiopaque/radiolusen (mixed density) terlihat radiolusen, serta penipisan dari dinding tulang kortikal mandibula (gambar 18).3

Gambar 18. Gambaran radiografi foto panoramik ini menunjukkan dengan gambaran ground glass pada daerah anterior mandibula dan gambaran radiolusen pada daerah mixed density.3

Selain itu Xavier et al(200), juga melakukan penelitian pada seorang anak perempuan ras Kaukasoid berusia 10 tahun. Hasil foto panoramik menunjukkan gambaran radiopaque yang homogen dengan tampilan ground glass, serta beberapa area radiolusen dengan batas yang tidak jelas pada bagian anterior mandibula (gambar 19).3

Gambar 19. Gambaran radiologi foto panoramik pada seorang anak perempuan ras Kaukasoid terlihat radiopaque yang homogen dengan gambaran ground glass, serta radiolusen pada regio anterior mandibula .3

Dari hasil penelitian Akintoye et al (2004), gambaran radiografi foto panoramik fibrous displasia pada Sindrom McCune-Albright dapat dikelompokkan menjadi empat gambaran yang berbeda, yaitu, ground glass (padat/trabekula bergranular), radiolusen (lisis), campuran radiolusen/radiopaque (mixed density), dan radiopaque (sklerotik). Dari penelitian ini didapatkan hasil bahwa bentuk ground

glass yang terlihat pada maksila dan mandibula lebih tinggi prevalensinya pada

pasien berusia di bawah 21 tahun, sedangkan pada pasien berusia diatas 21 tahun bentuk radiopaque prevalensinya lebih tinggi pada maksila, sedangkan pada mandibula gambaran mixed density yang akan lebih sering terlihat.23

Pada pengamatan tersebut diketahui bahwa fibrous displasia yang terdapat pada maksila berbeda dengan fibrous displasia pada mandibula. Sebagai contoh, gambaran ini dapat dilihat pada gambar 20, dimana lesi pada maksila yang terlihat berupa gambaran ground glass sedangkan pada mandibula lesinya terlihat radiolusen.

Selain itu fibrous displasia juga menutupi bentuk radiografi dari sinus maksilaris (gambar 20,21,22) dan kanalis mandibula (gambar 23).23

Gambar 20. Bentuk radiolusen pada pasien wanita berusia 15 tahun. Radiografi panoramik memperlihatkan asimetri rahang, pada mandibula terlihat radiolusen (panah putih) yang meluas dari kondilus ke simpisis, sedangkan fibrous displasia pada maksila terlihat radiopaque (segitiga hitam) yang menutupi seluruh sinus maksilaris.23

Batas pinggir lesi fibrous displasia yang terlihat secara radiografi biasanya bercampur dengan jaringan sehat yang berbatas langsung dengan lesi ini, sehingga sulit untuk membuat garis pembatas antara lesi fibrous displasia dengan jaringan yang sehat. Pencampuran antara lesi fibrous displasia dengan jaringan yang sehat dapat dilihat pada lesi dengan pola ground grass (gambar 21) dan lesi dengan pola radiopaque (gambar 22).23

Gambar 21. Gambaran ground glass. Fibrous displasia pada maksila kanan dari pasien wanita berusia 20 tahun. Gambaran radiografi panoramik menunjukkan bentuk ground glass pada maksila kanan dan sinus maksilaris terlihat radiopaque (tanda panah).23

Gambar 22. Gambaran Radiopaque. Fibrous displasia yang menyeluruh pada maksila dan mandibula pada pasien wanita berusia 31 tahun. Gambaran radiografi panoramik menunjukkan gambaran radiopaque (sklerotik) dari fibrous displasia yang meluas pada maksila dan mandibula, serta prominensia dari palatum keras (tanda bintang).23

Pada lesi dengan pola radiolusen akan lebih mudah untuk membuat batas antara lesi fibrous displasia dengan jaringan yang sehat. Hal ini dapat dilihat pada

gambar 20. Sedangkan pada lesi dengan pola mixed density, batas antara lesi fibrous displasia dapat dibedakan dengan jaringan yang sehat secara parsial (gambar 23) .

Gambar 23. Gambaran radiolusen/radiopaque (mixed density). Fibrous displasia pada maksila dan mandibula pada pasien wanita berusia 53 tahun. Gambaran radiografi panoramik menunjukkan bentuk mixed density pada mandibula kanan (panah putih) dan menutupi kanalis mandibula kanan, dapat dibandingkan dengan kanalis mandibula pada mandibula kiri yang tidak terinfeksi (panah transparan). Fibrous displasia pada maksila kanan terlihat radiopaque (segitiga), sedangkan maksila kiri terlihat gambaran ground glass (bintang).23

Selain gambaran radiografi dari foto panoramik, gambaran radiografi dari

computed tomography (CT-scan) dapat juga dipergunakan untuk mendiagnosa lesi

fibrous displasia. Pada gambaran radiografi dengan menggunakan computed

tomography (CT-scan), terlihat gambaran berupa bagian granular yang dibatasi oleh

tulang sklerotik. Selain untuk menunjukkan bentuk granular dari jaringan yang terkena lesi, CT-scan juga digunakan juga untuk melihat perluasan lesi pada tulang kraniofasial (gambar 24).2 Gambaran radiografi CT-scan pada rahang akan terlihat gambaran ground glass yang berkembang menjadi lesi-lesi campuran antara radiopaque/radiolusen, dan penipisan tepi tulang kortikal (gambar 25).2

Gambar 24. Computed Tomography memperlihatkan perluasan dari lesi fibrous displasia.2

Gambar 25. CT-scan menunjukkan lesi yang sama pada level yang berbeda yang memperlihat ekspansi ground glass kearah lateral maksila yang ditunjukkan oleh tanda panah pada gambar (b), dan perluasan dari sinus kedalam regio alveolar antara akar-akar kaninus dan premolar pertama (panah) pada gambar (c).23

Hasil CT-scan pada mandibula akan terlihat gambaran daerah tulang yang lebih gelap, dengan batas yang jelas dengan kontur perifer yang berwarna lebih gelap (gambar 26).

Hasil gambaran dari 3D CT (three-dimentional computed tomography) dapat juga digunakan sebagai alat bantu dalam merencanakan perawatan, terutama untuk merencanakan bedah rekonstruksi pada daerah kraniofasial.

A B

Gambar 26 (A). Gambaran radiografi CT Scan dari pasien pada gambar 19. CT scan menunjukkan batas sangat jelas.3

Gambar 27 (B). Gambaran 3D CT menunjukkan keadaan asimetri wajah akibat lesi-lesi fibrous displasia.24

Dokumen terkait