• Tidak ada hasil yang ditemukan

Gambaran Spiritualitas Lansia yang Mengalami Penyakit Jantung di RSUP H Adam Malik Medan Jantung di RSUP H Adam Malik Medan

KUESIONER SPIRITUALITAS LANSIA YANG MENGALAMI PENYAKIT JANTUNG

2. Defenisi Operasional

2.1 Gambaran Spiritualitas Lansia yang Mengalami Penyakit Jantung di RSUP H Adam Malik Medan Jantung di RSUP H Adam Malik Medan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa gambaran spiritualitas lansia yang mengalami penyakit Jantung RSUP H Adam Malik Medan dalam kategori baik. Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan Destarina, Agrina, dan Dewi (2014) yang menyatakan bahwa lansia memiliki spiritualitas yang tinggi. Hal ini disebabkan karena mayoritas responden berada pada rentang

usia 60-74 tahun. Semakin tinggi usia maka spiritual seseorang akan semakin tinggi. Spiritual adalah komponen yang sangat penting bagi kesehatan dan kesejahteraan bagi kaum lanjut usia dan akan menjadi lebih penting bagi ketika seseorang semakin tua (Frederick, 2013). Perawatan di usia senja menekankan aspek perawatan spiritual dan fisik. Banyak orang yang menderita penyakit di usia senja menimba kekuatan dan kepercayaan keagamaan spiritual mereka (Mueller et al, 2001). Menurut Nugroho (2008), sebagian besar tingkat spritualitas pada seseorang yang berusia lanjut mengalami peningkatan, dimana lansia semakin teratur dalam menjalankan kehidupan spiritualnya sehari-hari. Hal yang dikemukakan oleh Hamid (2009) bahwa kelompok lansia mempunyai dan menyediakan lebih banyak waktu untuk kegiatan agama dan berusaha untuk mengerti nilai-nilai agama yang diyakini sebagi respon terhadap kesadaran individu dalam menjalani kehidupan beragama. Hasil penelitian ini juga seiring dengan pendapat Taylor (1997) dan Craven & Hirnle (1996) dalam Hamid (2000) yang menyatakan bahwa salah satu faktor yang dapat mempengaruhi spiritual seseorang adalah usia. Selain itu faktor lain yang mempengaruhi spiritualitas seseorang adalah keluarga, latar belakang etnik budaya, pengalaman hihup sebelumnya, krisis dan perubahan, terpisah dari ikatan spiritual, isu moral terkait terapi dan asuhan keperawatan yang kurang sesuai.

Spiritualitas yang berhubungan dengan Tuhan pada lansia yang mengalami penyakit Jantung dalam kategori baik. Hal ini dapat dilihat dari pernyataan responden yang menyatakan selalu berdoa, sembahyang, dan meditasi untuk mendapatkan ketenangan. Pernyataan ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan

oleh Suryani (2010) yang menyatakan bahwa 80% penderita penyakit kronis dewasa melakukan meditasi. Meditasi tidak membuat kesadaran seseorang berubah. Meditasi juga tidak membuat seseorang mengalami sesuatu yang fenomenal dan luar biasa. Akan tetapi, meditasi membuat seseorang mampu menghadapi sesuatu yang biasa secara penuh dan menemukan kehadiran Tuhan dalam dirinya (Sutarto & Ismulcokro, 2006). Dalam penelitian ini lebih dari setengah lansia beragama Kristen hal ini dapat dilihat dar responden yang beragama Kristen sebanyak 41 orang (51,2%). Menurut Hawari (2005) Kepercayaan kepada Tuhan dapat membangkitkan motivasi seseorang dalam menjalani hidup termasuk dalam keadaan sakit, dimana keyakinan tersebut menjadi medikasi teraupetik individu sehingga dapat meningkatkan kesembuhan penyakit. Perkembangan filosofis agama yang lebih matang dapat membantu orang tua untuk menghadapi kenyataan, berperan aktif dalam kehidupan dan merasa berharga, serta lebih dapat menerima kematian sebagai sesuatu yang tidak dapat ditolak atau dihindarkan (Hamid, 2008).

Hubungan dengan dirinya sendiri pada lansia yang mengalami penyakit jantung di RSUP H Adam Malik Medan dengan dirinya sendiri dalam kategori baik. Hal ini dapat dilihat dari penyataan responden yang menyatakan selalu bersemangat dalam menjalani kehidupan sehari-hari, sering berpikir positif dalam menjalani hidup yang lebih baik, dan sering percaya bahwa penyakit yang di derita dapat disembuhkan. Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Sipayung (2015) yang melaporkan bahwa dimensi spiritualitas hubungan dengan diri sendiri pada lansia suku Batak akibat kehilangan pasangan

hidup memiliki spiritualitas yang tinggi. Orang-orang lanjut usia yang masih sehat fisik-mental memiliki keberuntungan yang lebih banyak. Lansia yang sehat dapat menyugesti dirinya sendiri dengan rasa syukur dan bahagia setiap kali melakukan hal-hal kecil yang tampaknya sederhana tetapi terasa bermakna (Sutarto & Ismulcokro, 2006).

Hasil penelitian spiritualitas yang berhubungan dengan orang lain pada lansia yang mengalami penyakit Jantumg dan dirawat jalan di RSUP H Adam Malik Medan memiliki hubungan yang baik dengan orang lain. Hal ini didukungan dengan hasil penelitian yang menunjukkan tingginya spiritualitas lansia yang masih bekerja sebagai wiraswata, PNS, petani, dan TNI. Menurut Sutarto & Ismulcokro (2006) menyatakan bahwa keinginan lansia pada umumnya adalah supaya kelak tidak menjadi beban bagi keturunannya. Baik beban keuangan maupun beban energi perasaan. Lansia akan merasa berbahagia apabila dapat membahagiakan anak keturunannya, kerabatnya, maupun sesama lainnya. Lansia selalu menginginkan orang lain berdoa untuk kesembuhannya, lansia sering berusaha untuk tidak bergantung dengan orang lain, lansia selalu membina hubungan yang baik dengan keluarga, serta lansia juga kadang-kadang aktif dalam mengikuti kegiatan yang dilakukan di masyarakat, dan ada juga lansia yang sering di temani oleh keluarga untuk berobat ke rumah sakit serta keluarga mengingatkan untuk minum obat dan makan makanan yang di anjurkan dokter. Hal ini menunjukkan bahwa lansia yang mengalami penyakit jantung membutuhkan orang lain untuk memberikan dukungan serta doa untuk kesembuhannnya. Hal ini sesuai dengan Hart (2002) yang menyatakan bahwa

setiap manusia memiliki keinginan untuk menjalin dan mengembangkan hubungan antar manusia yang positif melalui keyakinan, rasa percaya, dan cinta kasih. Teman dan keluarga dekat dapat memberikan bantuan dan dukungan emosional untuk melawan banyak penyakit.

Spiritualitas yang berhubungan dengan lingkungan pada lansia yang mengalami penyakit jantung yang di rawat jalan di RSUP H Adam Malik Medan dalam kategori baik. Hal ini dapat dilihat dari pernyataan lansia sering merasa nyaman tinggal di lingkungan rumah sebanyak 46 orang (57,5%). Hal ini dipengaruhi oleh lingkungan tempat tinggal responden yang nyaman dan kondusif dalam jangka waktu yang cukup lama. Hal yang sama dikemukakan oleh Kozier, et al, (1995) bahwa pemenuhan spiritualitas yaitu melalui kedamaian dan lingkungan atau suasana yang tenang. Kedamaian merupakan keadilan, empati dan kesatuan.

Kedamaian membuat lansia menjadi tenang dan dapat meningkatkan status kesehatan. Serta lansia juga selalu merasakan ketenangan saat bersama keluarga, tetangga, dan kerabat. Hal ini didukung dengan status perkawinan lansia adalah menikah dan memiliki pasangan hidup sebanyak 54 orang (67,5%). Pasangan hidup merupakan salah satu sistem pendukung kesembuhan penyakit bagi penderitanya sehingga tercipta kedamaian dalam diri seseorang. Lansia selalu menjaga kebersihan dan kerapian di alam lingkungan sekitarnya, dan lansia juga selalu menghabiskan waktu luang untuk merawat tanaman atau hewan peliharaan. Hai ini menunjukkan serta menyediakan waktu untuk bersatu dengan alam yang seperti mengunjungi alam yang indah, merawat tanaman atau hewan peliharaan

sehingga terciptanya kedamaian dalam hidup seseorang. Pernyataan ini seiring dengan pendapat Kozier, Erb, Blasis & Wilkinson (1995) bahwa hubungan seseorang dengan alam yang meliputi pengetahuan tentang tanaman, pohon, margasatwa, iklim dan berkomunikasi dengan alam serta melindungi alam tersebut dapat menciptakan kedamaian. Dengan kedamaian, seseorang akan lebih merasa nyaman dan tenang sehingga dapat meningkatakan status kesehatan seseorang (Hamid, 2009).

Menurut Puchalaki (2004) rekreasi merupakan kebutuhan spiritual seseorang dalam menumbuhkan keyakinan, rahmat, rasa terima kasih, harapan, dan cinta kasih. Dengan rekreasi seseorang dapat menyelaraskan antara jasmani dan rohani sehingga timbul perasaan kesenangan dan kepuasaan dalam pemenuhan hal-hal yang dianggap penting dalam hidup.

1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian ini dan uraian pembahasan dapat disimpulkan bahwa gambaran spiritualitas lansia yang mengalami penyakit Jantung di RSUP H Adam Malik Medan dalam kategori baik.

2. Saran

2.1 Bagi keluarga pasien

Keluarga sebagai orang terdekat bagi lansia hendaknya mencurahkan segala perhatian kepada lansia. Diharapkan hasil penelitian ini dapat menjadi masukan kepada keluarga lansia dalam keadaan apapun untuk selalu memberikan dukungan kepada lansia yang mengalami penyakit Jantung baik materil, moral, dan spiritual agar dapat meningkatkan motivasi lansia terhadap kesembuhan penyakitnya.

2.2 Bagi Pendidikan Keperawatan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi bagi pendidikan keperawatan tentang spiritualitas dan penyakit jantung sehingga perawat dapat melakukan asuhan keperawatan secara holistik dan komprehensif kepada lansia yang mengalami penyakiit jantung.

2.3 Bagi Riset Keperawatan

Pada penelitian ini, peneliti tidak menganalisa bagaimana perilaku lansia yang mengalami penyakit Jantung terhadap pengobatan penyakit Jantung, sehingga peneliti mengharapkankepada peneliti selanjutnya untuk meneliti

bagaimana hubungan tingkat spiritualitas terhadap perilaku lansia yang mengalami penyakit Jantung mengenai pengobatan.

1. Spiritualitas

Dokumen terkait