Lampiran 2
INFORMED CONSENT
Penjelasan mengenai penelitian
Gambaran Spiritualitas Lansia yang mengalami Penyakit Jantung di RSUP H Adam Malik Medan
Oleh:
Imelti Natalia Veronika Tarigan
Saya adalah mahasiswa Fakultas Keperawatan Universitas Sumatra Utara yang sedang melakukan penelitian dengan tujuan mengidentifikasi gambaran spiritualitas lansia yang mengalami penyakit jantung.
Saya mengharapkan kesediaan Bapak/Ibu untuk berpartisipasi dalam penelitian ini. Penelitian ini tidak memberikan dampak yang membahayakan. Jika Bapak/Ibu bersedia, maka saya akan memberikan kuesioner kepada Bapak/Ibu untuk dijawab. Peneliti memohon kesediaan Bapak/Ibu memberikan jawaban sesuai keadaan yang Bapak/Ibu alami saat ini dengan jujur apa adanya.
Partisipasi Bapak/Ibu bersifat suka rela, sehingga Bapk/Ibu bebas mengundurkan diri setiap saat tanpa sanksi apapun. Semua informasi yang Bapak/Ibu berikan akan dirahasiakan dan hanya akan dipergunakan dalam penelitian ini.
Terimakasih atas partisipasi Bapk/Ibu dalam penelitian ini. Jika Bapak/Ibu bersedia menjadi responden dalam penelitian ini, maka silahkan menandatangi lembar persetujuan ini.
Medan , Juni 2016 Penulis
Lembar Persetujuan Menjadi Responden
Saya yang bertanda tangan dibawah ini : Kode responden :
Umur :
Jenis Kelamin :
Setelah mendengarkan penjelasan dari peneliti tentang penelitian yang berjudul “Gambaran Spiritualitas lansia yang mengalami Penyakit Jantung di RSUP H. Adam Malik Medan”. maka saya dengan sukarela dan tanpa paksaan menyatakan bersedia menjadi responden dalam penelitian tersebut.
Medan, Juni 2016 Responden
Kode :
Tanggal/ Waktu :
Bagian 1. Kuesioner Data Demografi
Petunjuk Pengisian
Bapak/Ibu (Responden) diharapkan:
1. Menjawab semua pertanyaan yang tersedia dengan memberikan tanda silang (X) pada setiap tempat yang disediakan.
2. Semua pertanyaan harus dijawab.
3. Semua pertanyaan diisi dengan satu jawaban.
4. Bila ada yang kurang mengerti dapat ditanyakan pada peneliti
Data Demografi
1. Usia : _________ tahun 2. Jenis Kelamin
a. Laki-laki b. Perempuan 3. Suku
a. Batak d. Melayu
b. Jawa e. Lain-lain,…………
c. Minang 4. Pendidikan :
a. Tidak sekolah d. SMA
b. SD e. Perguruan Tinggi
5. Agama :
a. Islam d. Hindu
b. Kristen Protestan e. Budha c. Kristen Katolik
6. Status Perkawinan : a. Tidak menikah b. Janda/Duda c. Menikah 7. Pekerjaan :
a. Tidak Bekerja b. Buruh/Bertani
c. PNS/BUMN/TNI/POLISI d. Wiraswasta
8. Lama Menderita Penyakit Jantung: a. < 5 tahun
b. 5 – 10 tahun c. > 10 tahun
9. Frekuensi Berobat ke rumah sakit: a. < 4 kali/ bulan
Bagian 2. Kuesioner Spiritualitas (KS)
Petunjuk Pengisian
Bapak/Ibu (Responden) diharapkan:
1. Menjawab semua pertanyaan yang tersedia dengan memberikan tanda check list (√) pada setiap tempat yang disediakan.
2. Semua pertanyaan harus dijawab.
3. Semua pertanyaan diisi dengan satu jawaban.
4. Bila ada yang kurang mengerti dapat ditanyakan pada peneliti. Keterangan:
Selalu : SL Sering : SR
Kadang-kadang : KK Tidak pernah : TP
No Pernyataan SL SR KK TP
1 Saya berdoa/sembahyang/meditasi untuk mendapatkan ketenangan
2 Saya membaca kitab suci untuk mendekatkan diri kepada Tuhan
3 Saya mengikuti kegiatan keagamaan di masyarakat untuk mendekatkan diri kepada Tuhan
4 Saya meningkatkan ibadah saya kepada Tuhan sejak terdiagnosa penyakit ini
5 Saya percaya tanpa bantuan Tuhan saya tidak mungkin sembuh
6 Saya selalu bersemangat dalam menjalani kehidupan sehari-hari saya
7 Kesulitan yang sayaa alami selama sakit, merupakan pengalaman yang positif untuk menjalani hidup lebih baik
8 Saya merasa penyakit ini menghalangi saya dalam beraktivitas
9 Saya percaya penyakit yang saya derita dapat disembuhkan
10 Saya mencari berbagi informasi pengobatan penyakit saya
11 Ketika saya sakit, saya menginginkan orang lain berdoa untuk kesembuhan saya
12 Saya berusaha untuk tidak selalu bergantung kepada orang lain
13 Saya membina hubungan yang baik dengan keluarga/kerabat
15 Saya selalu ditemani keluarga untuk berobat ke rumah sakit dan selalu diingatkan keluarga untuk minum obat dan juga makan-makanan yang dianjurkan oleh dokter
16 Saya merasa nyaman tinggal di lingkungan saya 17 Saya merasakan ketenangan saat bersama dengan
keluarga/tetangga/kerabat
18 Saya beraktivitas bersama keluarga saya
19 Saya menjaga kebersihan dan kerapian di alam lingkungan sekitar saya
Lampiran 5
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama : Imelti Natalia Veronika Tarigan
Tempat Tanggal Lahir : Pancur Batu, 25 Desember 1994 Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Kristen Protestan
Alamat : Desa Hulu Pancur Batu
Riwayat Pendidikan
TAKSAKSI DANA PENELITIAN
Proposal
1. Penelusuran literatur dan internet Rp 50.000,- 2. Print dan penjilidan proposal Rp 200. 000,- 3. Konsumsi saat sidang proposal Rp 100.000,-
4. Biaya transportasi Rp 100.000,-
5. Survey awal Rp 50.000,-
Skripsi
6. Uji reliabilitas dan pengambilan data Rp 150.000,-
7. Souvenir Rp 100.000,-
8. Print dan jilid skripsi Rp 300.000,-
9. Transportasi Rp 400.000,-
10. Biaya tak terduga Rp 100.000,-
+
INDEKS VALIDITAS DIISI OLEH AHLI
KUESIONER GAMBARAN SPIRITUALITAS LANSIA YANG MENGALAMI PENYAKIT JANTUNG DI RSUP H.ADAM MALIK MEDAN
PETUNJUK:
Instrumen ini dirancang untuk mengevaluasi validasi isi instrumen. Silahkan memberikan nilai dengan cara sebagai berikut:
1. Berikanlah nilai mengenai tingkat relevansi pada skala 1-4, dimana 4 merupakan paling relevan. Kolom sudah tersedia bagi anda untuk memberikan komentar terhadap item atau saran untuk revisi
2. Berikanlah nilai mengenai tingkat kejelasan masing-masing item, juga pada skala 1-4. Silahkan juga memberikan komentar pada kolom yang telah disediakan.
Nilai Relevansi: Nilai Kejelasan:
1 = item tidak relevan 1 = item tidak jelas
2 = item perlu revisi banyak agar relevan 2 = item perlu direvisi banyak agar jelas 3 = item perlu revisi sedikit agar relevan 3 = item perlu revisi sedikit agar jelas
4 = item sudah relevan 4 = item sudah jelas
No Item Relevansi Saran Perubahan Kejelasan Saran Perubahan
1 2 3 4 1 2 3 4
1. Saya berdoa/sembahyang/meditasi untuk mendapatkan ketenangan
2. Saya membaca kitab suci untuk mendekatkan diri kepada Tuhan
3. Saya mengikuti kegiatan keagamaan di masyarakat untuk mendekatkan diri kepada Tuhan
5. Saya percaya tanpa bantuan Tuhan saya tidak mungkin sembuh
6. Saya selalu bersemangat dalam menjalani kehidupan sehari-hari saya 7. Kesulitan yang saya alami selama sakit,
merupakan pengalaman yang positif untuk menjalani hidup lebih baik
8. Saya merasa penyakit ini menghalangi orang lain berdoa untuk kesembuhan saya kegiatan yang dilakukan di masyarakat 15. Saya selalu ditemani keluarga untuk
berobat ke rumah sakit dan selalu diingatkan keluarga untuk minum obat dan juga makan-makanan yang dianjurkan oleh dokter
17. Saya merasakan ketenangan saat
bersama dengan
keluarga/tetangga/kerabat
18. Saya beraktivitas bersama keluarga saya 19. Saya menjaga kebersihan dan kerapian
di alam lingkungan sekitar saya
20. Saya menghabiskan waktu luang saya untuk merawat tanaman/hewan peliharaan
Medan, April 2016 Validator
INDEKS VALIDITAS DIISI OLEH AHLI
KUESIONER GAMBARAN SPIRITUALITAS LANSIA YANG MENGALAMI PENYAKIT JANTUNG DI RSUP H.ADAM MALIK MEDAN
PETUNJUK:
Instrumen ini dirancang untuk mengevaluasi validasi isi instrumen. Silahkan memberikan nilai dengan cara sebagai berikut:
1. Berikanlah nilai mengenai tingkat relevansi pada skala 1-4, dimana 4 merupakan paling relevan. Kolom sudah tersedia bagi anda untuk memberikan komentar terhadap item atau saran untuk revisi
2. Berikanlah nilai mengenai tingkat kejelasan masing-masing item, juga pada skala 1-4. Silahkan juga memberikan komentar pada kolom yang telah disediakan.
Nilai Relevansi: Nilai Kejelasan:
1 = item tidak relevan 1 = item tidak jelas
2 = item perlu revisi banyak agar relevan 2 = item perlu direvisi banyak agar jelas 3 = item perlu revisi sedikit agar relevan 3 = item perlu revisi sedikit agar jelas
4 = item sudah relevan 4 = item sudah jelas
No Item Relevansi Saran Perubahan Kejelasan Saran Perubahan
1 2 3 4 1 2 3 4
1. Saya berdoa/sembahyang/meditasi untuk mendapatkan ketenangan
2. Saya membaca kitab suci untuk mendekatkan diri kepada Tuhan
4. Saya meningkatkan ibadah saya kepada Tuhan sejak terdiagnosa penyakit ini 5. Saya percaya tanpa bantuan Tuhan saya
tidak mungkin sembuh
6. Saya optimis menjalani hidup saya 7. Kesulitan yang saya alami selama sakit,
merupakan pengalaman yang positif untuk menjalani hidup lebih baik
8. Saya merasa penyakit ini tidak menghalangi saya dalam aktivitas 9. Saya percaya penyakit yang saya derita
dapat disembuhkan
10. Saya mencari berbagi informasi pengobatan penyakit saya
11. Ketika saya sakit, saya menginginkan orang lain berdoa untuk kesembuhan saya
12. Saya berusaha untuk tidak bergantung kepada orang lain
13. Saya membina hubungan yang baik dengan keluarga/kerabat
14. Walaupun dalam keadaan sakit, keluarga memperhatikan saya
15. Saya diingatkan keluarga untuk kontrol, minum obat, olahraga, dan makan makanan yang dianjurkan
17. Saya merasakan ketenangan saat
bersama dengan
keluarga/tetangga/kerabat
18. Saya beraktivitas bersama keluarga saya 19. Saya menjaga kebersihan dan kerapian
di alam lingkungan sekitar saya
20. Saya menghabiskan waktu luang saya untuk merawat tanaman/hewan peliharaan
Medan, April 2016 Validator
Usia Jenis Kelamin Skala Pendidikan Agama Status Perkawinan Pekerjaan Lama Sakit Frek. Berobat
62 Laki-laki Batak P.Tinggi Katolik Menikah Wiraswasta >10 Thn <4x/bln
76 Perempuan Jawa SD Islam Janda Tdk Bekerja 5-10 Thn <4x/bln
66 Perempuan Jawa P.Tinggi Islam Menikah PNS <5 Thn <4x/bln
65 Perempuan Minang P.Tinggi Islam Menikah PNS <5 Thn <4x/bln
61 Laki-laki Batak P.Tinggi Kristen Menikah TNI <5 Thn <4x/bln
76 Perempuan Melayu SMA Islam Menikah Tdk Bekerja <5 Thn <4x/bln
71 Laki-laki Batak SD Kristen Duda Wiraswasta <5 Thn <4x/bln
74 Laki-laki Jawa P.Tinggi Islam Menikah TNI <5 Thn <4x/bln
60 Laki-laki Jawa SMP Islam Menikah Wiraswasta <5 Thn <4x/bln
61 Laki-laki Jawa SD Islam Menikah Bertani <5 Thn <4x/bln
63 Laki-laki Batak SMP Kristen Menikah Wiraswasta <5 Thn <4x/bln
60 Laki-laki Batak SMA Kristen Menikah Wiraswasta <5 Thn <4x/bln
62 Laki-laki Batak SMP Kristen Menikah Wiraswasta 5-10 Thn <4x/bln
79 Perempuan Batak SMP Kristen Menikah Wiraswasta <5 Thn <4x/bln
74 Perempuan Minang SMA Islam Menikah Wiraswasta <5 Thn <4x/bln
62 Perempuan Batak P.Tinggi Kristen Menikah PNS <5 Thn <4x/bln
64 Laki-laki Jawa SMA Islam Menikah Wiraswasta <5 Thn <4x/bln
65 Laki-laki Batak P.Tinggi Kristen Menikah PNS <5 Thn <4x/bln
77 Laki-laki Batak SMA Kristen Menikah Wiraswasta 5-10 Thn <4x/bln
74 Perempuan Batak SMP Kristen Janda Tdk Bekerja <5 Thn <4x/bln
86 Laki-laki Jawa Tdk Sekolah Islam Duda Tdk Bekerja 5-10 Thn <4x/bln
61 Laki-laki Batak SMA Kristen Menikah PNS <5 Thn <4x/bln
63 Laki-laki Jawa SMP Islam Menikah Bertani <5 Thn <4x/bln
67 Laki-laki Batak SMP Kristen Menikah Tdk Bekerja 5-10 Thn <4x/bln
70 Laki-laki Batak SD Kristen Menikah Wiraswasta <5 Thn <4x/bln
64 Laki-laki Batak SMP Kristen Menikah Wiraswasta <5 Thn <4x/bln
69 Laki-laki Batak SD Kristen Duda Bertani <5 Thn <4x/bln 72 Laki-laki Batak Tdk Sekolah Kristen Duda Tdk Bekerja <5 Thn <4x/bln
71 Perempuan Jawa Tdk Sekolah Islam Janda Wiraswasta 5-10 Thn <4x/bln
63 Laki-laki Jawa SMA Islam Menikah Wiraswasta <5 Thn <4x/bln
65 Laki-laki Jawa SD Islam Menikah Wiraswasta <5 Thn <4x/bln
73 Laki-laki Batak Tdk Sekolah Kristen Duda Wiraswasta 5-10 Thn <4x/bln
74 Perempuan Batak Tdk Sekolah Kristen Janda Bertani >10 Thn <4x/bln
63 Perempuan Jawa SMP Islam Menikah Wiraswasta <5 Thn <4x/bln
67 Perempuan Batak SD Kristen Menikah Wiraswasta 5-10 Thn <4x/bln
77 Laki-laki Batak SD Kristen Duda Wiraswasta 5-10 Thn <4x/bln
77 Laki-laki Batak P.Tinggi Kristen Duda PNS 5-10 Thn <4x/bln
62 Laki-laki Jawa P.Tinggi Islam Menikah PNS <5 Thn <4x/bln
64 Perempuan Minang SMA Islam Menikah Wiraswasta <5 Thn <4x/bln
66 Laki-laki Batak SMP Kristen Menikah PNS 5-10 Thn <4x/bln
68 Perempuan Batak SD Kristen Menikah Wiraswasta 5-10 Thn <4x/bln
61 Laki-laki Melayu SD Islam Menikah Wiraswasta <5 Thn <4x/bln
76 Perempuan Batak SMP Kristen Janda Wiraswasta >10 Thn <4x/bln
60 Perempuan Batak P.Tinggi Islam Menikah PNS <5 Thn <4x/bln
60 Laki-laki Jawa SD Islam Menikah Wiraswasta 5-10 Thn <4x/bln
75 Laki-laki Jawa SMA Islam Duda TNI 5-10 Thn <4x/bln
60 Laki-laki Minang SD Islam Menikah Wiraswasta <5 Thn <4x/bln
60 Perempuan Jawa SD Islam Menikah Bertani <5 Thn <4x/bln
76 Laki-laki Melayu Tdk Sekolah Islam Duda Tdk Bekerja >10 Thn <4x/bln
73 Laki-laki Batak SMA Islam Menikah TNI 5-10 Thn <4x/bln
60 Laki-laki Jawa P.Tinggi Islam Menikah TNI <5 Thn <4x/bln
68 Laki-laki Jawa SD Islam Duda Wiraswasta 5-10 Thn <4x/bln
60 Perempuan Minang SMP Islam Menikah Wiraswasta <5 Thn <4x/bln
74 Laki-laki Batak P.Tinggi Kristen Duda TNI 5-10 Thn <4x/bln
61 Laki-laki Jawa P.Tinggi Islam Menikah PNS <5 Thn <4x/bln
62 Laki-laki Jawa P.Tinggi Islam Menikah PNS <5 Thn <4x/bln
66 Laki-laki Batak Tdk Sekolah Kristen Menikah Bertani >10 Thn <4x/bln
68 Laki-laki Batak SD Islam Duda Bertani 5-10 Thn <4x/bln
77 Laki-laki Batak SD Kristen Duda Tdk Bekerja >10 Thn <4x/bln
64 Laki-laki Batak SMP Kristen Menikah Bertani >10 Thn <4x/bln
66 Laki-laki Jawa SD Islam Duda Tdk Bekerja 5-10 Thn <4x/bln
70 Perempuan Batak SMP Kristen Janda Tdk Bekerja 5-10 Thn <4x/bln
60 Laki-laki Batak SMA Kristen Menikah Wiraswasta <5 Thn <4x/bln
67 Perempuan Batak Tdk Sekolah Kristen Menikah Wiraswasta <5 Thn <4x/bln
68 Laki-laki Batak SD Kristen Duda Tdk Bekerja <5 Thn <4x/bln
72 Laki-laki Jawa Tdk Sekolah Islam Duda Tdk Bekerja 5-10 Thn <4x/bln
69 Perempuan Batak SD Kristen Janda Bertani <5 Thn <4x/bln
68 Laki-laki Batak SD Kristen Menikah Bertani <5 Thn <4x/bln
64 Laki-laki Melayu SMP Islam Menikah Wiraswasta <5 Thn <4x/bln
66 Laki-laki Jawa P.Tinggi Islam Menikah PNS <5 Thn <4x/bln
71 Perempuan Batak P.Tinggi Kristen Menikah PNS <5 Thn <4x/bln
64 Perempuan Jawa SD Islam Menikah Wiraswasta <5 Thn <4x/bln
76 Laki-laki Batak P.Tinggi Kristen Menikah PNS <5 Thn <4x/bln
60 Perempuan Batak P.Tinggi Kristen Menikah PNS <5 Thn <4x/bln
60 Laki-laki Batak P.Tinggi Kristen Menikah TNI <5 Thn <4x/bln
81 Laki-laki Batak SMP Kristen Duda Wiraswasta <5 Thn <4x/bln
63 Perempuan Jawa P.Tinggi Islam Menikah PNS <5 Thn <4x/bln
p1 p2 p3 p4 p5 p6 p7 p8 p9 p10 p11 p12 p13 p14 p15 p16 p17 p18 p19 p20 TOTAL
3 3 2 4 4 4 3 2 4 3 4 3 3 2 2 4 3 3 4 3 63
4 4 3 4 4 3 3 2 4 3 4 4 4 2 2 3 4 3 3 3 66
4 3 3 3 3 4 3 2 4 4 4 4 4 3 4 3 3 3 4 4 69
4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 4 4 4 74
4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 78
4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 2 4 4 3 4 4 4 76
4 3 3 4 4 4 4 4 3 3 4 3 3 2 3 3 4 3 4 4 69
4 3 2 4 4 3 3 3 3 3 3 4 4 2 2 3 4 3 3 3 63
3 3 3 3 2 2 3 3 3 2 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 64
4 3 4 4 4 4 3 2 3 4 4 4 3 2 4 3 3 4 3 4 69
3 3 3 4 4 4 4 2 4 3 4 2 3 2 4 3 4 4 3 3 66
3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 4 4 4 3 4 4 3 3 4 4 65
4 3 4 4 4 4 3 2 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 3 73
4 4 3 3 4 3 3 3 4 4 3 3 4 2 4 4 4 3 4 4 70
4 4 4 4 4 4 3 2 4 4 4 3 3 3 4 4 3 4 4 4 73
4 3 4 4 4 4 3 4 3 3 4 3 3 3 4 3 4 3 4 4 71
3 2 2 4 4 3 3 3 3 2 4 3 3 2 3 3 4 4 3 3 61
4 4 4 4 3 4 4 3 4 3 3 4 4 4 4 3 3 4 4 4 74
3 3 3 4 4 3 3 4 4 4 4 3 3 3 4 4 3 3 4 4 70
4 2 4 3 3 3 2 2 3 3 4 4 4 2 3 3 3 4 3 3 62
4 2 4 4 4 3 3 3 4 3 4 4 3 1 3 4 3 3 4 3 66
4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 2 3 3 4 3 4 4 73
4 4 3 4 4 3 3 3 4 3 4 4 3 1 3 3 4 3 3 4 67
4 3 3 4 4 3 3 3 4 2 4 4 3 2 3 3 3 3 4 3 65
2 2 2 3 4 4 3 2 2 3 3 4 4 2 3 4 3 3 4 4 61
4 3 2 4 3 3 3 3 3 3 4 3 4 2 3 4 4 3 4 4 66
4 2 3 4 4 3 3 3 2 2 4 3 3 2 2 3 3 4 3 3 60
2 2 3 4 4 3 2 2 3 3 4 3 3 2 2 3 3 2 2 3 55
4 3 2 3 4 4 3 3 3 4 4 3 4 2 3 4 4 4 4 4 69
4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 2 2 3 4 4 4 4 73
4 3 3 3 4 4 4 4 3 3 4 4 3 2 3 3 4 3 4 4 69
4 2 2 3 4 4 3 3 2 3 4 4 4 1 3 3 4 4 3 4 64
4 3 4 3 4 3 2 3 3 3 4 4 3 1 3 3 4 3 4 4 65
4 3 3 3 4 3 3 2 3 4 4 3 3 2 3 3 3 4 3 2 62
3 3 3 3 4 4 3 3 3 4 4 4 4 1 3 3 4 3 3 3 65
4 3 3 3 4 4 3 4 3 4 4 4 3 2 3 3 4 4 4 3 69
4 3 4 4 4 3 3 2 3 4 4 4 3 1 3 3 4 4 4 1 65
4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 1 75
4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 3 3 74
4 3 3 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 2 4 4 4 4 4 1 71
4 3 3 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 1 3 3 4 4 4 1 68
4 4 2 3 4 4 3 4 3 4 4 4 4 1 3 4 4 4 4 3 70
4 3 3 3 4 4 3 4 3 3 4 4 3 1 4 3 3 3 4 4 67
4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4 3 4 3 4 4 4 3 3 73
4 4 3 4 4 4 3 2 3 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 73
4 3 3 3 3 3 3 4 4 3 4 4 4 2 4 3 4 3 3 4 68
3 3 2 3 3 3 3 2 3 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 67
4 3 2 4 4 4 3 3 4 4 4 3 4 2 4 4 4 4 4 4 72
4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 1 4 4 3 4 3 4 72
3 3 3 3 4 4 4 3 3 4 4 3 4 2 3 4 4 3 4 4 69
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 3 77
3 3 2 3 2 3 3 3 4 3 4 3 4 2 4 4 4 4 4 4 66
4 3 4 3 4 4 3 3 3 4 4 3 4 2 4 4 4 4 4 3 71
4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4 3 2 3 4 4 3 3 4 71
4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 70
4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 77
4 3 3 3 4 3 2 3 4 4 4 3 3 2 2 3 3 4 4 3 64
3 3 3 4 4 4 3 2 3 3 4 4 4 1 3 4 4 4 3 3 66
3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 4 4 2 2 4 4 4 4 3 66
4 4 3 3 3 3 3 2 4 3 4 4 2 2 3 3 3 3 4 3 63
4 3 3 3 3 3 4 1 4 3 4 3 4 2 3 3 4 4 4 3 65
3 3 3 3 4 3 3 2 4 4 4 4 4 1 4 3 3 4 4 4 67
4 3 3 3 3 4 3 2 3 3 4 4 4 3 2 4 4 4 3 3 66
4 3 2 3 3 4 3 3 3 3 4 4 4 4 2 3 3 3 3 4 65
3 3 2 4 4 2 3 2 2 2 4 3 3 2 3 3 3 4 3 3 58
4 3 1 3 3 3 3 3 2 2 4 4 4 2 3 3 3 4 2 4 60
4 3 2 4 4 4 3 3 3 3 4 3 4 2 3 3 4 4 4 4 68
4 3 2 3 3 4 2 2 3 4 4 3 3 2 2 3 4 3 3 3 60
4 4 3 4 4 4 3 4 3 3 3 4 4 2 3 3 4 4 3 3 69
4 3 3 3 4 4 3 4 3 4 4 3 3 2 3 3 4 4 4 3 68
4 4 4 4 4 4 4 1 3 3 4 3 4 3 2 3 3 4 4 4 69
4 3 2 3 3 4 4 3 3 4 4 4 4 2 2 3 4 3 4 4 67
4 3 2 3 3 3 4 4 3 3 4 3 4 2 3 3 3 4 3 3 64
4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 77
3 3 2 2 2 3 3 2 4 3 4 4 3 2 2 3 2 4 4 4 59
3 3 3 4 3 4 3 3 4 4 3 3 3 2 4 4 4 3 4 3 67
4 3 3 3 4 4 3 1 3 3 4 3 3 2 3 4 3 4 3 3 63
USIA
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid ELDERLY 66 82.5 82.5 82.5
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Laki-lak 54 67.5 67.5 67.5
Perempua 26 32.5 32.5 100.0
Total 80 100.0 100.0
SUKU
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Batak 45 56.2 56.2 56.2
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
AGAMA
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Islam 38 47.5 47.5 47.5
Katolik 1 1.2 1.2 48.8
Kristen 41 51.2 51.2 100.0
Total 80 100.0 100.0
STATUS PERKAWINAN
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Duda 18 22.5 22.5 22.5
Janda 8 10.0 10.0 32.5
Menikah 54 67.5 67.5 100.0
Total 80 100.0 100.0
PEKERJAAN
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Bertani 11 13.8 13.8 13.8
PNS 16 20.0 20.0 33.8
Tdk Beke 13 16.2 16.2 50.0
TNI 7 8.8 8.8 58.8
Wiraswas 33 41.2 41.2 100.0
Total 80 100.0 100.0
LAMA SAKIT
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid <5 Thn 50 62.5 62.5 62.5
>10 Thn 8 10.0 10.0 72.5
5-10 Thn 22 27.5 27.5 100.0
FREKUENSI BEROBAT
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid <4x/bln 80 100.0 100.0 100.0
Statistics
USIA
N Valid 80
Missing 0
Mean 1.18
Mode 1
Minimum 1
Hasil Pengolahan Spiritual
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid BAIK 76 85.4 95.0 95.0
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid BAIK 52 65.0 65.0 65.0
CUKUP 15 18.8 18.8 83.8
KURANG 13 16.2 16.2 100.0
Total 80 100.0 100.0
HUBUNGAN DENGAN DIRI SENDIRI
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid BAIK 52 65.0 65.0 65.0
CUKUP 25 31.2 31.2 96.2
KURANG 3 3.8 3.8 100.0
HUBUNGAN DENGAN ORANG LAIN
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid BAIK 58 72.5 72.5 72.5
CUKUP 22 27.5 27.5 100.0
Total 80 100.0 100.0
HUBUNGAN DENGAN LINGKUNGAN
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid BAIK 67 83.8 83.8 83.8
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid KK 2 2.5 2.5 2.5
SR 17 21.2 21.2 23.8
SL 61 76.2 76.2 100.0
Total 80 100.0 100.0
P2
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid KK 8 10.0 10.0 10.0
SR 51 63.8 63.8 73.8
SL 21 26.2 26.2 100.0
P3
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid TP 1 1.2 1.2 1.2
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid KK 2 2.5 2.5 2.5
SR 33 41.2 41.2 43.8
SL 45 56.2 56.2 100.0
Total 80 100.0 100.0
P5
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid KK 3 3.8 3.8 3.8
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid KK 2 2.5 2.5 2.5
SR 30 37.5 37.5 40.0
SL 48 60.0 60.0 100.0
Total 80 100.0 100.0
P7
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid KK 5 6.2 6.2 6.2
SR 53 66.2 66.2 72.5
SL 22 27.5 27.5 100.0
P8
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid TP 3 3.8 3.8 3.8
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid KK 5 6.2 6.2 6.2
SR 43 53.8 53.8 60.0
SL 32 40.0 40.0 100.0
Total 80 100.0 100.0
P10
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid KK 6 7.5 7.5 7.5
SR 40 50.0 50.0 57.5
SL 34 42.5 42.5 100.0
Total 80 100.0 100.0
P11
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid SR 7 8.8 8.8 8.8
SL 73 91.2 91.2 100.0
Total 80 100.0 100.0
P12
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid KK 1 1.2 1.2 1.2
SR 35 43.8 43.8 45.0
SL 44 55.0 55.0 100.0
P13
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid KK 1 1.2 1.2 1.2
SR 30 37.5 37.5 38.8
SL 49 61.2 61.2 100.0
Total 80 100.0 100.0
P14
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid TP 12 15.0 15.0 15.0
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid KK 17 21.2 21.2 21.2
SR 37 46.2 46.2 67.5
SL 26 32.5 32.5 100.0
Total 80 100.0 100.0
P16
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid SR 46 57.5 57.5 57.5
SL 34 42.5 42.5 100.0
Total 80 100.0 100.0
P17
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid KK 1 1.2 1.2 1.2
SR 29 36.2 36.2 37.5
SL 50 62.5 62.5 100.0
P18
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid KK 1 1.2 1.2 1.2
SR 30 37.5 37.5 38.8
SL 49 61.2 61.2 100.0
Total 80 100.0 100.0
P19
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid KK 2 2.5 2.5 2.5
SR 26 32.5 32.5 35.0
SL 52 65.0 65.0 100.0
Total 80 100.0 100.0
P20
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid TP 4 5.0 5.0 5.0
KK 1 1.2 1.2 6.2
SR 33 41.2 41.2 47.5
SL 42 52.5 52.5 100.0
Ayu, D. K. (2007). Pedoman pengendalian penyakit Jantung dan Pembuluh
Darah. Jakarta. Diakses tanggal 13 Oktober 2015 melalui http://id.scribd.com
Badan Pusat Statistik. (2012). Jumlah Lansia di Indonesia dan di Dunia
Destarina, V., Agrina, Dewi, Y. I. (2014). Gambaran Spiritualitas Lansia di Panti
Sosial Tresna Werdha Khusnul Khotimah Pekanbaru. Diakses tanggal 20
Oktober 2015 melalui www.jom.unri.ac.id
Frederick, T.E., (2013). Third Age and Spirituality: Interbeing, 6(1), 41-43
Hamid, A. Y. S. (2009). Bunga Rampai Asuhan Keperawatan Kesehatan Jiwa. Jakarta: Buku Kedokteran EGC
Hart, J.A. (2002). Spirituality and Palliative Care. Dibuka pada website: http://cancer-research.umaryland.edu/spirituality.htm.
Hawari, D. (2005). Dimensi Religi dalam praktek Psikiatri dan Psikologi. Jakarta: Gaya Baru
Hidayat, A. A. A. (2007) Riset Keperawatan dan Teknik Penulisan Ilmiah. Jakarta: Salemba Medika
Kozier, Y. (2002). Buku Ajar Aspek Spiritual dalam Keperawatan. Jakarta: Widya Medika
Kuswardani, I. (2014). Terapi Kulltural dan Spiritual Penyakit Jantung Koroner. Diakses tanggal 14 Oktober 2015 pukul 15.06 Wib melalui www.setiabudi.ac.id
Moeini. (2012) Hubungan Peran Perawat Dalam Pemberian Terapi Spiritual
Terhadap Perilaku Pasien dalam Pemenuhan Kebutuhan Spiritual.
Diakses tanggal 12 januari 2016 pukul 20.10 Wib melalui www.setikesstrada.ac.id
Mueller, P.S., Plevak, D.J., & Rummans, T.A. (2001) Religious Involvement, Spirituality and medicine: Implication For Clinical Practice. Mayo Cilinic
Nigrum, A. W. (2014). Gambaran Spiritualitas pada Pasien Diabetes Mellitus di
Puskesmas Kampung Baru Medan. diakses 10 November 2015 dari
www.repository.usu.ac.id
Notoatmodjo, S. (2010). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: PT Rineka Cipta
Nugroho, W (2008). Keperawatan Gerontik & Geriatrik. Edisi-3. Jakarta :EGC. Padila. (2014). Buku Ajar Keperawatan Gerontik. Yogyakarta: Nuha Medika Puchalski, C. (2004). Spirituality and Health. Website:
http://www.spiritualityhealth.com
Riset Kesehatan Dasar. (2013). Diambil tanggal 13 Oktober 2015 pukul 20.14WIB melalui www.depkes.go.id
Setiadi. (2012). Konsep dan Praktik Penulisan Riset Keperawatan. Yogyakarta : Graha Ilmu
Sipayung, M.S. (2014). Spiritualitas Lansia Suku Batak Akibat Kehilangan
Pasangan Hidup di Desa Pagar Manik Kecamatan Silinda Kabupaten Serdang Badagai. Skripsi USU
Suardirman. (2001). Masalah mengenai Lansia. Jakarta: Salemba Medika
Suryani, L.K. (2010). Meditasi Membantu Penderita Penyembuhan. Denpasar: Universitas Udayana
Sutarto, J.S. Ismulcokro, C. (2006). Pensiun Bukan Segalanya. Jakarta: Gramedia Young, C., Koopsen, C. (2007). Spiritualitas, Kesehatan, dan Penyembuhan.
1. Kerangka Konseptual
Kerangka konseptual dalam penelitian ini memberikan gambaran tentang spiritualitas pada Lansia yang mengalami Penyakit Jantung di RSUP H Adam Malik Medan. Spiritualitas meliputi dua dimensi, yaitu dimensi vertikal dan dimensi horizontal. Dimensi vertikal merupakan hubungan dengan Tuhan. Dimensi horizontal merupakan hubungan dengan diri sendiri, hubungan dengan orang lain dan hubungan dengan lingkungan (Young & Koosen, 2007).
Skema 1.1 Gambaran Spiritualitas pada Lansia ynag mengalami Penyakit Jantung di RSUP H.Adam Malik Medan
Spiritualitas lansia yang mengalami Penyakit Jantung di RSUP H.Adam Malik Medan
a.Hubungan dengan Tuhan b.Hubungan dengan diri sendiri c.Hubungan dengan orang lain d.Hubungan dengan Lingkungan
Baik
Cukup
2. Defenisi Operasional
Variabel Defenisi
Operasional Alat ukur Hasil ukur Skala
1. Desain Penelitian
Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah yang bersifat deskriptif
yang bertujuan untuk mengetahui spiritualitas lansia yang mengalami penyakit jantung di RSUP H.Adam Malik Medan.
2. Populasi dan Sampel Penelitian 2.1 Populasi Penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah lansia yang mengalami penyakit Jantung di RSUP H.Adam Malik Medan dengan jumlah pasien lansia pada tahun 2015 400 orang per bulan.
2.2 Sampel Penelitian
Sampel adalah sebagian dari keseluruhan subjek penelitian yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi (Notoatmodjo, 2012). Penentuan jumlah sampel dalam penelitian ini menggunakan rumus Slovin, yaitu:
n =
n =
n =
n =
Keterangan: n = Jumlah sampel N = Jumlah populasi
d = Tingkat signifikansi (0,1)
Sampel pada penelitian ini sebanyak 80 orang yaitu Lansia yang mengalami penyakit jantung diruang rawat jalan RSUP H. Adam Malik Medan yang berusia 60 tahun keatas yang mengalami penyakit jantung dan dirawat jalan bersedia menjadi responden.
3. Teknik Sampling
Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah non probability dengan purposive sampling. Sehingga besar sampel pada penelitian ini sebanyak 80 orang. Kriteria sampel yang akan diteliti adalah Lansia yang berusia 60 tahun keatas yang mengalami penyakit jantung dan dirawat jalan bersedia menjadi responden.
4. Lokasi dan Waktu Penelitian
5. Pertimbangan Etik Penelitian
Pertimbangan etik dimulai dari proses administrasi penelitian yaitu setelah mendapatkan persetujuan dari institusi pendidikan (Fakultas Keperawatan USU) dan persetujuan dari Komisi Etik Penelitian Kesehatan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara dan izin dari RSUP H.Adam Malik Medan, selanjutnya peneliti melakukan beberapa langkah-langkah penelitian mulai dari pertimbangan etik penelitian yang meliputi: persetujuan dari responden penelitian (Informed Consent) lembar persetujuan ini diberikan kepada responden yang akan diteliti yang sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan dan disertai judul penelitian, bila responden tidak bersedia menjadi responden maka peneliti tidak memaksa dan tetap menghargai hak-hak responden. Penelitian dilakukan dengan rahasia (Anomity), dan untuk menjaga kerahasiaan identitas responden, maka waktu penelitian ini peneliti tidak mencantumkan nama responden, tetapi lembar tersebut diberikan kode penelitian, kerahasiaan informasi responden dijamin oleh peneliti sebagai kelompok data tertentu yang akan dilaporkan sebagai hasil penelitian. Penelitian ini tidak menyakiti aspek biologis, psikologis, sosial, spiritual dari responden.
6. Instrumen Penelitian
6.1 Kuesioner Data Demografi (KDD)
Kuesioner data demografi adalah aspek data tentang responden meliputi umur, jenis kelamin, pendidikan, agama, suku, status perkawinan, pekerjaan, penghasilan perbulan, lama menderita penyakit jantung dan frekuensi berobat ke RSUP H.Adam Malik Medan. Biodata ini diisi pada bagian yang telah disediakan pada lembar kuesioner.
6.2 Kuesioner Spiritualitas (KS)
Kuesioner spiritualitas diidentifikasi berdasarkan dimensi spiritualitas yaitu hubungan dengan Tuhan, hubungan dengan diri sendiri, hubungan dengan orang lain dan hubungan dengan alam menggunakan pernyataan-pernyataan yang memberikan gambaran spiritualitas responden. Kuesioner ini terdiri dari 20 butir pernyataan yang dimodifikasi dari “Spiritual Involement and Belief Scala”Revised
Version (SIBS-R) sesuai dengan kebutuhan penelitan (Hatch, dkk., 2007) yang
menggunakan jenis kuesioner Multiple Choice Closed Ended dengan Skala Likert. Yang diadopsi dari instrument yang sudah ada yaitu penelitian yang dilakukan oleh Anindiah widya ningrum dengan judul penelitian gambaran spiritualitas pada pasien diabetes mellitus di puskesmas kampung baru medan.
pada skala pernyataan positif adalah selalu (SL) skor 4, sering (SR) skor 3, kadang-kadang (KK) skor 2 dan tidak pernah (TP) skor 1. Skor pada skala pernyataan negatif adalah selalu (SL) skor 1, sering (SR) skor 2, kadang-kadang (KK) skor 3 dan tidak pernah (TP) skor 4. Sehingga diperoleh nilai minimum 20 dan nilai maksimum 80, semakin tinggi skor maka semakin tinggi spiritualitasnya. Spiritualitas pasien yang mengalami penyakit jantung akan dikategorikan berdasarkan rumus statistika menurut Hidayat (2009).
Dimana i merupakan panjang kelas dengan rentang (nilai tertinggi dikurang dengan nilai terendah). Dari hasil skoring spiritualitas nilai maksimum 80 dan nilai minimum adalah 20, maka rentang kelas adalah 60 dengan 3 kategori banyak kelas, sehingga diperoleh panjang kelas sebesar 20. Data untuk kuesioner spiritualitas (KS) dkategorikan sebagai berikut: 60-80 adalah spiritualitas yang baik, 40-59 adalah spiritualitas yang cukup, dan 20-39 adalah spiritualitas yang kurang.
7. Validitas dan Reliabilitas Instrumen 7.1 Validitas
tujuan penelitian agar dapat mengukur objek dengan jelas. Pada penelitian ini akan dilakukan penyesuaian instrumen penelitian sesuai dengan tujuan penelitian, yaitu relevan pada sasaran subjek dan cara pengukuran melalui instrumen yang disusun. Instrumen diujikan kepada dosen yang berkompeten di bidang spiritualitas sebanyak 2 orang di Fakultas Keperawatan USU dan dinyatakan valid dengan hasil 1.
7.2 Reliabilitas
Reliabitas ialah indeks yang menunjukan sejauh mana suatu alat pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan (Notoatmodjo, 2010 ). Uji reliabilitas untuk kuesioner dilakukan dengan program komputerisasi yaitu analisi cronbach alpha dimana koefisien α harus > 0,7 agar reliabel, sehingga kuesioner ini layak
digunakan. Uji reliabilitas ini akan dilakukan pada 30 orang klien yang sesuai dengan kriteria sampel penelitian di rumah sakit yang berbeda yaitu di RSU.Dr.Pirngadi Medan. Hasil uji reliabilitas dari 20 pernyataan yang diberikan kepada 30 responden di RSU.Dr.Pirngadi Medan adalah 0, 777. Oleh karena itu kuesioner yang digunakan peneliti reliable.
8. Pengumpulan Data
responden tentang tujuan, manfaat dan cara pengisian kuesioner. Kemudian bagi calon responden yang bersedia diminta untuk menandatangani informed consent. Peneliti membacakan isi kuesioner kepada responden, kemudian responden menjawab sesuai dengan keadaan yang dialaminya saat itu selanjutnya peneliti menandai jawaban yang diberikan responden dilembar kuesioner. Selesai pengisian, peneliti memeriksa kelengkapan data, Jika ada data yang kurang lengkap, dapat langsung dilengkapi, selanjutnya data yang terkumpul dianalisa.
Namun apabila pada saat pengisian kuesioner responden mengalami kekambuhan penyakit maka pengisian kuesioner dibatalkan dan dianggap gagal dan akan digantikan dengan responden yang lain.
9. Analisa Data
1. Hasil Penelitian
Bab ini menguraikan tentang Gambaran Spiritualitas Lansia yang mengalami Penyakit Jantung di RSUP H Adam Malik Medan, diperoleh melalui pengumpulan data pada bulan mei – juni 2016 dan menggunakan kuesioner terhadap 80 orang responden yang berobat jalan di RSUP H Adam Malik Medan.
1.1 Karakteristik Responden
frekuensi lansia yang berobat jalan di RSUP H Adam Malik Medan rutin berobat kurang dari <4x/bulan (80%).
Tabel 1. Distribusi Frekuensi dan Persentasi karakteristik Responden
Lanjutan tabel 1.
Karakteristik Frekuensi (n) Persentasi (%) Status perkawinan
1.2 Gambaran Spiritualitas Lansia yang mengalami Penyakit Jantung
Tabel 2 Distribusi Frekuensi dan Persentasi Gambaran Spiritualitas yang Mengalami Penyakit Jantung
Pernyataan Frekuensi Persentasi (%)
Spiritualitas lansia yang mengalami penyakit Jantung
Baik (60-80) Cukup (40-59) Kurang (20-39)
76 4 0
95,0 5,0
0
Total 80 100
1.3 Gambaran Spiritualitas Lansia yang Mengalami Penyakit Jantung Berdasarkan Karakteristik Spiritual
Tabel 3 Distribusi Frekuensi dan Persentasi Gambaran Spiritualitas Lansia yang Mengalami Penyakit Jantung Berdasarkan Karakteristik Spiritualitas
Karakteristik Frekuensi (%) Persentasi (%) Hubungan dengan Tuhan
Hasil dari penelitian yang diperoleh, pembahasan akan dilakukan untuk menjawab pertanyaan penelitian tentang gambaran spiritualitas lansia yang mengalami penyakit jantung di RSUP H Adam Malik Medan.
2.1 Gambaran Spiritualitas Lansia yang Mengalami Penyakit Jantung di RSUP H Adam Malik Medan
usia 60-74 tahun. Semakin tinggi usia maka spiritual seseorang akan semakin tinggi. Spiritual adalah komponen yang sangat penting bagi kesehatan dan kesejahteraan bagi kaum lanjut usia dan akan menjadi lebih penting bagi ketika seseorang semakin tua (Frederick, 2013). Perawatan di usia senja menekankan aspek perawatan spiritual dan fisik. Banyak orang yang menderita penyakit di usia senja menimba kekuatan dan kepercayaan keagamaan spiritual mereka (Mueller et al, 2001). Menurut Nugroho (2008), sebagian besar tingkat spritualitas pada seseorang yang berusia lanjut mengalami peningkatan, dimana lansia semakin teratur dalam menjalankan kehidupan spiritualnya sehari-hari. Hal yang dikemukakan oleh Hamid (2009) bahwa kelompok lansia mempunyai dan menyediakan lebih banyak waktu untuk kegiatan agama dan berusaha untuk mengerti nilai-nilai agama yang diyakini sebagi respon terhadap kesadaran individu dalam menjalani kehidupan beragama. Hasil penelitian ini juga seiring dengan pendapat Taylor (1997) dan Craven & Hirnle (1996) dalam Hamid (2000) yang menyatakan bahwa salah satu faktor yang dapat mempengaruhi spiritual seseorang adalah usia. Selain itu faktor lain yang mempengaruhi spiritualitas seseorang adalah keluarga, latar belakang etnik budaya, pengalaman hihup sebelumnya, krisis dan perubahan, terpisah dari ikatan spiritual, isu moral terkait terapi dan asuhan keperawatan yang kurang sesuai.
oleh Suryani (2010) yang menyatakan bahwa 80% penderita penyakit kronis dewasa melakukan meditasi. Meditasi tidak membuat kesadaran seseorang berubah. Meditasi juga tidak membuat seseorang mengalami sesuatu yang fenomenal dan luar biasa. Akan tetapi, meditasi membuat seseorang mampu menghadapi sesuatu yang biasa secara penuh dan menemukan kehadiran Tuhan dalam dirinya (Sutarto & Ismulcokro, 2006). Dalam penelitian ini lebih dari setengah lansia beragama Kristen hal ini dapat dilihat dar responden yang beragama Kristen sebanyak 41 orang (51,2%). Menurut Hawari (2005) Kepercayaan kepada Tuhan dapat membangkitkan motivasi seseorang dalam menjalani hidup termasuk dalam keadaan sakit, dimana keyakinan tersebut menjadi medikasi teraupetik individu sehingga dapat meningkatkan kesembuhan penyakit. Perkembangan filosofis agama yang lebih matang dapat membantu orang tua untuk menghadapi kenyataan, berperan aktif dalam kehidupan dan merasa berharga, serta lebih dapat menerima kematian sebagai sesuatu yang tidak dapat ditolak atau dihindarkan (Hamid, 2008).
hidup memiliki spiritualitas yang tinggi. Orang-orang lanjut usia yang masih sehat fisik-mental memiliki keberuntungan yang lebih banyak. Lansia yang sehat dapat menyugesti dirinya sendiri dengan rasa syukur dan bahagia setiap kali melakukan hal-hal kecil yang tampaknya sederhana tetapi terasa bermakna (Sutarto & Ismulcokro, 2006).
setiap manusia memiliki keinginan untuk menjalin dan mengembangkan hubungan antar manusia yang positif melalui keyakinan, rasa percaya, dan cinta kasih. Teman dan keluarga dekat dapat memberikan bantuan dan dukungan emosional untuk melawan banyak penyakit.
Spiritualitas yang berhubungan dengan lingkungan pada lansia yang mengalami penyakit jantung yang di rawat jalan di RSUP H Adam Malik Medan dalam kategori baik. Hal ini dapat dilihat dari pernyataan lansia sering merasa nyaman tinggal di lingkungan rumah sebanyak 46 orang (57,5%). Hal ini dipengaruhi oleh lingkungan tempat tinggal responden yang nyaman dan kondusif dalam jangka waktu yang cukup lama. Hal yang sama dikemukakan oleh Kozier, et al, (1995) bahwa pemenuhan spiritualitas yaitu melalui kedamaian dan lingkungan atau suasana yang tenang. Kedamaian merupakan keadilan, empati dan kesatuan.
sehingga terciptanya kedamaian dalam hidup seseorang. Pernyataan ini seiring dengan pendapat Kozier, Erb, Blasis & Wilkinson (1995) bahwa hubungan seseorang dengan alam yang meliputi pengetahuan tentang tanaman, pohon, margasatwa, iklim dan berkomunikasi dengan alam serta melindungi alam tersebut dapat menciptakan kedamaian. Dengan kedamaian, seseorang akan lebih merasa nyaman dan tenang sehingga dapat meningkatakan status kesehatan seseorang (Hamid, 2009).
1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian ini dan uraian pembahasan dapat disimpulkan bahwa gambaran spiritualitas lansia yang mengalami penyakit Jantung di RSUP H Adam Malik Medan dalam kategori baik.
2. Saran
2.1 Bagi keluarga pasien
Keluarga sebagai orang terdekat bagi lansia hendaknya mencurahkan segala perhatian kepada lansia. Diharapkan hasil penelitian ini dapat menjadi masukan kepada keluarga lansia dalam keadaan apapun untuk selalu memberikan dukungan kepada lansia yang mengalami penyakit Jantung baik materil, moral, dan spiritual agar dapat meningkatkan motivasi lansia terhadap kesembuhan penyakitnya.
2.2 Bagi Pendidikan Keperawatan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi bagi pendidikan keperawatan tentang spiritualitas dan penyakit jantung sehingga perawat dapat melakukan asuhan keperawatan secara holistik dan komprehensif kepada lansia yang mengalami penyakiit jantung.
2.3 Bagi Riset Keperawatan
1. Spiritualitas
1.1 Defenisi Spiritualitas
Spiritualitas adalah kenyakinan dalam hubungannya dengan yang maha kuasa dan pencipta. Sebagai contoh seseorang yang percaya kepada Allah sebagai pencipta dan sebagai yang Maha Kuasa. (Hamid, 2008)
Mickley et al (1992 dalam Hamid, 2008) menguraikan spiritualitas sebagai suatu yang multidimensi yaitu, dimensi eksistensial dan dimensi agama. Dimensi eksistensial berfokus pada tujuan dan arti kehidupan sedangkan, dimensi agama lebih berfokus pada hubungan seseorang dengan Tuhan Yang Maha penguasa.
Stoll (1989 dalam Hamid 2008 ) Menguraikan bahwa spiritualitas sebagai konsep dua dimensi yaitu, dimensi vertikal dan dimensi horizontal. Dimensi vertikal adalah hubungan dengan Tuhan atau yang Maha Tinggi Yang Menuntun kehidupan seseorang. Dimensi horizontal adalah hubungan seseorang dengan diri sendiri, dengan orang lain, dan dengan lingkungan. Terdapat hubungan yang terus-menerus antara dimensi tersebut.
Spiritualitas (spirituality) merupakan sesuatu yang dipercayai oleh seseorang dalam hubungannya dengan kekuatan yang lebih tinggi (Tuhan), yang menimbulkan suatu kebutuhan serta kecintaan terdahap adanya Tuhan, dan permohonan maaf atas segala kesalahan yang pernah diperbuat.
dan mempengaruhi kehidupannya dan dimanifestasikan dalam pemikiran dan perilaku serta dalam hubungannya denagn diri sendiri, orang lain, alam, dan Tuhan. Para ahli keperawatan menyimpulkan bahwa spiritual merupakan sebuah konsep yang dapat diterapkan pada seluruh manusia.
Spiritual juga merupakan aspek yang menyatu dan universal bagi semua manusia (Dossey & Guazetta, 2000). Setiap orang memiliki dimensi spiritual. Dimensi ini mengintrgrasi, memotivasi, menggerakkan, dan mempengaruhi seluruh aspek hidup manusia.
1.2 Aspek Spiritualitas
Menurut Burkhardt (1993 dalam Young dan Koopsen2007 ), spiritualitas meliputi aspek sebagi beriku, yaitu berhubungan dengan sesuatu yang tidak diketahui atau ketidakpastian dalam kehidupan, menemukan arti dan tujuan hidup, menyadari kemampuan untuk menggunakan sumber dan kekuatan dalam diri sendiri, dan mempunyai perasaan keterikatan dengan diri sendiri dan dengan yang maha tinggi.
1.3 Dimensi Spiritualitas
1.4 Karakteristik Spiritualitas
Karakteristik spiritualitas dikenal dengan berbagai dimensi dari spiritualitas yang dapat menggambarkan bagaimana spiritualitas seseorang.
Terdapat beberapa karakteristik Spiritual yang meliputi : 1.4.1 Hubungan dengan Tuhan
Bersifat mengekspresikan kebutuhan ritual, berbagai kenyakinan dengan orang lain dan merasa bersyukur atas berkah yang telah diberikan Tuhan. Dengan menjalin hubungan positif dan dinamis dengan Tuhan mealui kenyakinan, rasa percaya dan cinta akan memberikan perilaku yang positif bagi individu tersebut.
Nilai-nilai agama (religion) merupakan suatu sistem ibadah yang terorganisir dan mempunyai aturan-aturan tertentu yang dipraktikkan dalam kehidupan sehari-hari sehaingga dapat memberiakn kepuasan bagi yang menjalankannya.
Doa (prayer) merupakan kegiatan keagamaan yang dilakukan setiap individu untuk membangun hubungan dengan Tuhan. Berdoa merupakan salah satu terapi yang dapat meningkatkan koping seseorang melalui perasaan keterikatan dengan diri sendiri, dengan Tuhan, dengan berdoa individu merasa tenang dan bersyukur atas anugrah yang dilimpahkan Tuhan. (Aldridge, 2001)
1.4.2 Hubungan dengan diri sendiri.
Kepercayaan.(Faith). Mempunyai kepercayaan atau kenyakinan berarti mempercayai atau mempunyai komitmen terhadap sesuatu atau seseorang. Kepercayaan sebagai sikap sekunder. Faktor kognitif yang melibatkan kepercayaan kurang korelasi dengan fakta dibandingkan dengan perasaan faktor itu mengungkapkan kepercayaan diri atau iman akan validitas seseorang, benda atau gagasan. Iman dapat digambarkan sebagai kepercayaan akan Tuhan, yang memberi makna dan tujuan hidup. (Hamid, 2008. Dossey et Ai. 2000).
Harapan (Hope) Harapan berhubungan dengan ketidakpastian dalam hidup dan merupakan suatu proses interpersonal yang terbina melalui hubungan saling percaya dengan orang lain, termasuk dengan Tuhan. Harapan sangat penting bagi individu untuk mempertahankan hidup, tanpa harapan banyak orang menjadi depresi dan lebih cenderung terkena penyakit (Grimm, 1991 dalam Hamid 2008)
Makna dan Tujuan Hidup Pencarian akan makna hidup telah menjadi tema utama dalam spiritualitas, hubungan dengan diri sendiri, sesama dan Tuhan.(Dyson et Ai., 1997 dalam Young dan Koopsen 2007).
1.4.3 Hubungan dengan orang lain
Hubungan ini terbagi atas harmonis dan tidak harmonisnya hubungan dengan orang lain. Keadaan harmonis meliputi pembagian waktu, pengetahuan dan sumber secara timbal balik, mengasuh anak, mengasuh orang tua dan orang yang sakit, serta menyakini kehidupan dan kematian (mengunjungi,melayat,dan lain-lain).
rasa bersalah, malu, bingung, menyakini bahwa Tuhan ssedang menghukum serta mengembangkan arti penderitaan dan menyakini hikmah dari suatu kejadian atau penderitaan.
Cinta kasih dan dukungan sosial (Love and social support). Keinginan untuk menjalin dan mengembangkan hubungan antar manusia yang positif melalui keyakinan, rasa percaya dan cinta kasih. Teman dan keluarga dekat dapat member bantuan dan dukungan emosional untuk melawan banyak penyakit. Seseorang yang mempunyai pengalaman cinta kasih dan dukungan social yang kuat cenderung untuk menentang perilaku tidak sehat dan melindungi individu dari penyakit jantung (Hart, 2002).
1.4.4 Hubungan dengan alam.
Harmoni merupakan gambaran hubungan seseorang dengan alam yang meliputi pengetahuan tentang tanaman, pohon. margasatwa, iklim dan komunikasi dengan alam serta melindungi alam tersebut (Hamid, 2008)
Rekreasi (joy) merupakan kebutuhan spiritual seseorang dalam menumbuhkan keyakinan, rahmat, rasa terima kasih, harapan dan cinta kasih. Dengan rekreasi seseorang dapat menyelaraskan antara jasmani dan rohani sehingga timbul perasaan kesenangan dan kepuasan dalam pemenuhan hal-hal yang dianggap penting dalam hidup seperti menonton televisi, dengar musik, olahraga dan lain-lain (Puchalaki,2004).
1.5 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Spiritualitas
Menurut Taylor,Lillis & Le Mone (1997) dan Craven & Himle (1996) dalam Hamid (2008), faktor yang mempengaruhi spiritual seseorang adalah:
Tahap perkembangan, berdasarkan hasil penelitian terhadap anak-anak dengan empat agama yang berbeda ditemukan bahwa mereka mempunyai persepsi tentang Tuhan dan bentuk sembahyang yang berbeda menurut usia, seks, agama, dan kepribadian anak.
Keluarga, peran keluarga sangat menentukan perkembangan spiritualitas. Karena tidak bnayak yang diajarkan keluarga mengenai Tuhan, kehidupan dan diri sendiri dari perilaku keluarganya. Oleh karena itu keluarga merupakan lingkungan terdekat dan pengalaman pertama dalam mempersepsikan kehidupan di dunia.
Latar belakang etnik dan budaya, Sikap, kenyakinan, dan nilai dipengaruhi oleh latar belakang etnik dan sosial budaya. Pada umumnya, seseorang akan mengikuti tradisi agama dan spiritual keluarga. Anak belajar pentingnya menjalankan kegiatan agama, termasuk nilai moral dari hubungan keluarga dan peran serta dalam berbagia bentuk kegiatan keagamaan.
Pengalaman hidup sebelumnya, Pengalaman hidup baik yang positif maupun pengalaman negatif dapat memengaruhi spiritualitas seseorang. Sebaliknya, juga dipengaruhi oleh bagaimana seseorang mengartikan secara spiritual kejadian atau pengalaman tersebut.(Taylor,Lilis dan Lemon, 1997 dalam Young dan Koopsen, 2007).
penderitaan, proses penuaan, kehilangan, dan bahkan kematian, khususnya pada klien dengan penyakit terminal atau dengan prognosis yang buruk. Perubahan dalam kehidupan dan krisis yang dihadapi tersebut merupakan pengalaman spiritual selain juga pengalaman yang bersifat fisik dan emosional.(Toth, 1992;Craven & Himle, 1996 dalam Young dan Koopsen, 2007)).
Terpisah dari ikatan spiritual. Menderita sakit terutama yang bersifat akut, sering kali membuat individu merasa terisolasi dan kehilangan kebebasan pribadi dan sistem dukungan sosial kebiasaan hidup sehari-hari juga berubah,anatara lain tidak dapat menghadiri acara resmi,mengikuti kegiatan keagamaan atua tidak dapat berkumpul dengan keluarga atau teman dekat yang bisa memberikan dukungan setiap saat diinginkan. Terpisahnya klien dari ikatan spiritual dapat beresiko terjadinya perubahan fungsi spiritualnya.(Hamid, 2008)
Isu moral terkait dengan terapi, pada kebanyakan agama, proses penyembuhan dianggap sebagai cara Tuhan untuk menunjukkan kebesarannya walaupun ada juga yang menolak intervensi pengobatan.(Hamid, 2008).
Asuhan keperawatan yang kurang sesuai, Ketika memberikan asuhan keperawatan kepada klien, perawat diharapkan peka terhadap kebutuhan spiritual klien, tetapi dengan berbagai alasan ada kemungkinan perawat justru menghindar untuk memberi asuhan spiritualitas.
1.6 Perkembangan Spiritual pada Lansia
dan mawas diri. Perkembangan filosofis agama yang lebih matang sering dapat membantu orang tua untuk menghadapi kenyataan, berperan aktif dalam kehidupan dan merasa berharga, serta lebih dapat menerima kematian sebagai sesuatu yang tidak dapat ditolak atau dihindarkan.(Hamid, 2008).
2. Lanjut Usia
2.1 Konsep Lanjut Usia
Menurut Undang-undang No.13 Tahun 1998 tentang kesejahteraan lanjut usia menyatakan bahwa lanjut usia adalah seseorang yang telah mencapai usia 60 tahun ke atas. Berbagai istilah berkembang terkait dengan lanjut usia (lansia) yaitu: gerontologi.
Gerontology berasal dari kata genos artinya lanjut usia dan logos adalah ilmu. Jadi gerontology adalah sebagai ilmu yang mempelajari tentang proses penuaan dan proses yang dialami oleh lansia serta konsekuensi akibat proses menua terdahap untuk kehidupan lansia sendiri maupun kelompok masyarakat. (Nugroho, 2000 dalam Padila 2014)
sakit, dari kebutuhan biopisikososial hingga spiritual, serta dari kondisi adaptif hingga maladaptif serta lingkungan tempat tinggal yang bervariasi.
Memasuki usia tua banyak mengalami kemunduran misalnya kemunduran fisik yang ditandai dengan kulit menjadi keriput karena berkurangnya bantalan lemak, rambut memutih, pendengaran berkurang, penglihatan memburuk, aktivitas menjadi lambat, nafsu makan berkurang, dan kondisi tubuh yang lain menjadi kemunduran. Proses penuaan terdiri atas teori-teori tentang penuaan, aspek biologis pada proses menua, proses penuaan pada tingkat sel, proses penuaan menurut sistem tubuh, dan aspek psikologis pada proses penuaan.
3. Penyakit jantung
3.1 Defenisi Penyakit Jantung
Penyakit jantung merupakan suatu kelainan yang terjadi pada organ jantung dengan akibat terjadinya ngangguan fungsiona, anatomis serta sistem hemodinamis. Depkes RI (2007)
Penyakit jantung adalah penyakit pada jantung yang terjadi karena adanya kelainan pada pembuluh darah jantung.Resiko terjadinya penyakit jantung dapat dikurangi dengan menjalankan berbagai tahap untuk mencengah dan mengontrol factor resiko yang memperburuk terjadinya penyakit jantung atau serangan jantung (The State Gooverment of Victoria, 2004).
3.2. Penatalaksanaan Penyakit Jantung
3.2.1 Berhenti merokok sedini mungkin
Nikotin, karbon monoksida (CO) dan zat lainnya yang terkandung dalam rokok berpotensi menimbulkan kerusakan dinding pembuluh darah. Hal ini akan mempermudah kolesterol untuk melekat pada dinding pembuluh darah yang mengalami kerusakan sehingga membentuk plak. Resiko terkena serangan jantung akan meningkat 50% jika menghisap 4 batang setiap hari.
3.2.2. Berolahraga secara teratur
Ketiak melakukan aktivitas fisik, jantung akan berdenyut lebih cepat untuk meningkatkan jumlah darah yang kaya akan oksigen ke seluruh tubuh sehingga meningkatkan kadar HDL/kolesterol baik dan menurunkan LDL/kolesterol jahat. Selain itu berolahraga juga membantu mengurangi berat badan.
3.2.3. Perbaikan diet
Membatasi konsumsi daging, ikan atau unggas maksimal 150 gram per har. Tingkatkan asupan makanan tinggi serat. Antara lain roti/sereal tinggi serat, sayuran serta buah-buahan.
3.2.4 Hindari stress yang berlebihan
Stres bisa menyebabkan peningkatan kadar hormon epinefrin yang mengakibatkan naiknya tekanan darah dan denyut jantung sehingga mempermudah kerusakan pada dinding pembuluh darah.
3.2.5 Hindari pola hidup tidak sehat
3.2.6 Spiritualitas
Selain pengobatan fisik seperti berhenti merokok, perbaikan diet dan hindari pola hidup tidak sehat, spiritualitas merupakan salah satu cara pengobatan terapeutik yang efektif pada pasien penyakit jantung karena dapat meningkatkan koping, dukungan social, optimis, harapan, mempromosikan perilaku sehat, mengurangi depresi dan kecemasan serta mendukung perasaan relaksasi pada penderitanya. (Young, 2005)
3.3 Kebutuhan Spiritualitas pada Pasien Penyakit Jantung
Setelah mengalami gejala yang tidak juga sembuh, pasien penyakit jantug mulai berusaha mencari sumber kekuatan dan sumber dukungan yang lebih luar biasa yaitu dari Tuhan. Ritual keagamaan akan semakin terlihat meningkat sebagai bentuk kompensasi kejiwaan untuk mencari kesembuhan dari Tuhan Yang Maha Kuasa, berdoa atau pergi ketempat ibadah (Riyadi, 2008)
Selain dukungan dari Tuhan, lansia yang mengalami penyakit jantung juga membutuhkan dukungan dari dirinya sendiri, orang lain dan lingkungannya. Kekuatan yang timbul dari seseorang membantunya menyadari makna dan tujuan hidupnya, diantarnya memandang pengalaman hidupnya sebagai pengalaman yang positif, kepuasan hidup, optimis terhadap masa depan, dan tujuan hidup yang semakin jelas (Kozier dan Wilkinson, 2002)
1. Latar belakang
Lansia dikatakan sebagai tahap akhir perkembangan pada daur kehidupan manusia menurut UU No. 3 tahun 1998 tentang kesejahteraan lansia disebutkan bahwa lansia adalah seseorang yang telah mencapai usia lebih dari 60 tahun keatas. Berdasarkan Badan Pusat Statistik (2012) pertambahan persentase penduduk lansia yang berusia 60 tahun keatas di Indonesia dan dunia pada tahun 2013 8,9% di Indonesia dan 13,4% di dunia hingga pada tahun 2050 21,4% di Indonesia dan 25,35 di dunia dan tahun 2100 41% di Indonesia dan 35,1% di dunia. Ketika individu memasuki lanjut usia ia akan dihadapkan pada perubahan dan penurunan dalam hal fisik, kemampuan berpikir, dan kondisi kepribadian. Perubahan dan penurunan yang terjadi akan mendorong lansia akan menghadapi banyak masalah kehidupan.
Proporsi penyebab kematian kelompok lansia yang berusia 55-64 tahun dan >65 tahun salah satunya adalah penyakit jantung. Menurut WHO pada tahun 2004 penyakit jantung koroner merupakan penyebab kematian utama di dunia. Terhitung sebanyak 7.200.000 atau 12,2% kematian terjadi akibat penyakit jantung koroner diseluruh dunia. Penyakit jantung koroner di Indonesia pada tahun 2002 merupakan penyebab kematian pertama dengan mortalitas 220.000 (14%) WHO (2008).
Perlu adanya upaya-upaya peningkatan status kesehatan pada penderita penyakit jantung yaitu dengan cara berhenti merokok sedini mungkin, berolahraga secara teratur, perbaikan diet, hindari stress yang berlebihan, hindari pola hidup yang tidak sehat dan spiritual. (Warmasif, 2008)
Dengan dipenuhinya kebutuhan spiritual maka diharapkan pasien akan mencapai kesejahteraan spiritual (Moeini, 2012). Dalam penelitian yang dilakukan Destarina, Agrina dan Dewi (2014) menunujukkan bahwa 59,0% dari lansia memiliki spiritualitas yang tinggi dan 41,0% dari lansia memiliki spiritualitas rendah. Serta didukung juga oleh hasil penelitian yang dilakukan oleh Kuswardani (2014) membuktikan bahwa agama dan spiritualitas dalam menghadapi rasa sakit akan mempercepat proses penyembuhan. Maka dari itu, peneliti tertarik untuk meneliti “Gambaran Spiritualitas Lansia yang mengalami
Penyakit Jantung di RSUP H.Adam Malik Medan.
2. Rumusan Masalah
Untuk Mengidentifikasi spiritualitas lansia yang mengalami penyakit jantung di RSUP H Adam Malik Medan
3. Pertanyaan Penelitian
Berdasarkan uraian latar belakang di atas peneliti ingin mengetahui Bagaimanakah spiritualitas pasien lansia yang mengalami penyakit jantung di RSUP H.Adam Malik Medan?
4. Tujuan Penelitian
4.1 Tujuan Umum
4.2 Tujuan Khusus
Secara khusus penelitian ini bertujuan untuk:
A. Untuk mengetahui spiritualitas yang berhubungan dengan Tuhan pada lansia yang mengalami penyakit Jantung?
B. Untuk mengetahui spiritualitas yang berhubungan dengan diri sendiri pada lansia yang mengalami penyakit Jantung?
C. Untuk mengetahui spiritualitas yang berhubungan dengan orang lain pada lansia yang mengalami penyakit Jantung?
D. Untuk menegtahui spiritualitas yang berhubungan dengan lingkungan pada lansia yang mengalami penyakit Jantung?
5. Manfaat Penelitian
5.1 Bagi Praktik Keperawatan
Hasil dari penelitian ini dapat memberikan informasi dan saran bagi perawat yang bertugas di RSUP H.Adam Malik untuk memberikan informasi kepada pasien lansia yang mengalami penyakit jantung untuk selalu memenuhi kebutuhan spiritualitasnya.
5.2 Bagi Keluarga Pasien
5.3 Bagi Pendidikan Keperawatan
Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk masukan bagi pendidikan keperawatan tentang gambaran spiritualitas lansia yang mengalami penyakit jantung khususnya di RSUP H Adam Malik Medan dan dapat menjadi masukan tambahan bagi institusi pendidikan keperawatan untuk diintergrasikan pada materi perkuliahan khususnya dalam pemberian asuhan keperawatan pada kebutuhan spiritual pasien.
5.4 Bagi Riset Keperawatan
Fakultas : Keperawatan Universitas Sumatera Utara
Tahun : 2016
Abstrak
Spiritualitas adalah komponen yang dapat meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan lansia dalam menjalani kehidupan sehari-harinya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran spiritualitas lansia yang mengalami Penyakit Jantung di RSUP H Adam Malik Medan. Penelitian ini menggunakan desain deskriptif dengan besar sampel sebanyak 80 orang, dengan metode pengambilan sampel adalah purposive sampling dan instrumen yang digunakan berupa kuesioner yang terdiri dari kuesioner data demografi dan kuesioner spiritualitas yang disusun menggunakan skala Likert. Uji reliabilitas penelitian ini menggunakan Cronbach Alpha sebesar 0,777. Pengumpulan data dilakukan pada bulan Mei-Juni 2016. Karakteristik responden dan gambaran spiritualitas lansia yang mengalami penyakit Jantung dideskripsikan dengan analisa deskriptif untuk mengetahui frekuensi dan persentasenya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa gambaran spiritualitas lansia yang mengalami penyakit Jantung di RSUP H Adam Malik Medan yang dirawat jalan dalam kategori baik (85,4%). Dimensi spiritualitas yang berhubungan dengan Tuhan pada lansia yang mengalami penyakit Jantung dalam kategori baik (65,0%). Dimensi spiritualitas yang berhubungan dengan diri sendiri pada lansia yang mengalami penyakit Jantung dalam kategori baik (65,0%). Dimensi spiritualitas yang berhubungan dengan orang lain pada lansia yang mengalami penyakit Jantung dalam kategori baik (72,5%). Dimensi spiritualitas yang berhubungan dengan lingkungan pada lansia yang mengalami penyakit Jantung dalam kategori baik (83,8%). Untuk pemenuhan kebutuhan spiritual pada lansia diharapkan bagi semua pihak baik keluarga untuk lebih mengikut sertakan lansia dalam setiap kegiatan keluarga, sosial, dan kegiatan yang dilakukan di kemasyarakatan.