• Tidak ada hasil yang ditemukan

Gambaran Spiritualitas Lansia yang mengalami Penyakit Jantung di RSUP H Adam Malik Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Gambaran Spiritualitas Lansia yang mengalami Penyakit Jantung di RSUP H Adam Malik Medan"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

1.1 Defenisi Spiritualitas

Spiritualitas adalah kenyakinan dalam hubungannya dengan yang maha kuasa dan pencipta. Sebagai contoh seseorang yang percaya kepada Allah sebagai pencipta dan sebagai yang Maha Kuasa. (Hamid, 2008)

Mickley et al (1992 dalam Hamid, 2008) menguraikan spiritualitas sebagai suatu yang multidimensi yaitu, dimensi eksistensial dan dimensi agama. Dimensi eksistensial berfokus pada tujuan dan arti kehidupan sedangkan, dimensi agama lebih berfokus pada hubungan seseorang dengan Tuhan Yang Maha penguasa.

Stoll (1989 dalam Hamid 2008 ) Menguraikan bahwa spiritualitas sebagai konsep dua dimensi yaitu, dimensi vertikal dan dimensi horizontal. Dimensi vertikal adalah hubungan dengan Tuhan atau yang Maha Tinggi Yang Menuntun kehidupan seseorang. Dimensi horizontal adalah hubungan seseorang dengan diri sendiri, dengan orang lain, dan dengan lingkungan. Terdapat hubungan yang terus-menerus antara dimensi tersebut.

Spiritualitas (spirituality) merupakan sesuatu yang dipercayai oleh seseorang dalam hubungannya dengan kekuatan yang lebih tinggi (Tuhan), yang menimbulkan suatu kebutuhan serta kecintaan terdahap adanya Tuhan, dan permohonan maaf atas segala kesalahan yang pernah diperbuat.

(2)

dan mempengaruhi kehidupannya dan dimanifestasikan dalam pemikiran dan perilaku serta dalam hubungannya denagn diri sendiri, orang lain, alam, dan Tuhan. Para ahli keperawatan menyimpulkan bahwa spiritual merupakan sebuah konsep yang dapat diterapkan pada seluruh manusia.

Spiritual juga merupakan aspek yang menyatu dan universal bagi semua manusia (Dossey & Guazetta, 2000). Setiap orang memiliki dimensi spiritual. Dimensi ini mengintrgrasi, memotivasi, menggerakkan, dan mempengaruhi seluruh aspek hidup manusia.

1.2 Aspek Spiritualitas

Menurut Burkhardt (1993 dalam Young dan Koopsen2007 ), spiritualitas meliputi aspek sebagi beriku, yaitu berhubungan dengan sesuatu yang tidak diketahui atau ketidakpastian dalam kehidupan, menemukan arti dan tujuan hidup, menyadari kemampuan untuk menggunakan sumber dan kekuatan dalam diri sendiri, dan mempunyai perasaan keterikatan dengan diri sendiri dan dengan yang maha tinggi.

1.3 Dimensi Spiritualitas

(3)

1.4 Karakteristik Spiritualitas

Karakteristik spiritualitas dikenal dengan berbagai dimensi dari spiritualitas yang dapat menggambarkan bagaimana spiritualitas seseorang.

Terdapat beberapa karakteristik Spiritual yang meliputi : 1.4.1 Hubungan dengan Tuhan

Bersifat mengekspresikan kebutuhan ritual, berbagai kenyakinan dengan orang lain dan merasa bersyukur atas berkah yang telah diberikan Tuhan. Dengan menjalin hubungan positif dan dinamis dengan Tuhan mealui kenyakinan, rasa percaya dan cinta akan memberikan perilaku yang positif bagi individu tersebut.

Nilai-nilai agama (religion) merupakan suatu sistem ibadah yang terorganisir dan mempunyai aturan-aturan tertentu yang dipraktikkan dalam kehidupan sehari-hari sehaingga dapat memberiakn kepuasan bagi yang menjalankannya.

Doa (prayer) merupakan kegiatan keagamaan yang dilakukan setiap individu untuk membangun hubungan dengan Tuhan. Berdoa merupakan salah satu terapi yang dapat meningkatkan koping seseorang melalui perasaan keterikatan dengan diri sendiri, dengan Tuhan, dengan berdoa individu merasa tenang dan bersyukur atas anugrah yang dilimpahkan Tuhan. (Aldridge, 2001)

1.4.2 Hubungan dengan diri sendiri.

(4)

Kepercayaan.(Faith). Mempunyai kepercayaan atau kenyakinan berarti mempercayai atau mempunyai komitmen terhadap sesuatu atau seseorang. Kepercayaan sebagai sikap sekunder. Faktor kognitif yang melibatkan kepercayaan kurang korelasi dengan fakta dibandingkan dengan perasaan faktor itu mengungkapkan kepercayaan diri atau iman akan validitas seseorang, benda atau gagasan. Iman dapat digambarkan sebagai kepercayaan akan Tuhan, yang memberi makna dan tujuan hidup. (Hamid, 2008. Dossey et Ai. 2000).

Harapan (Hope) Harapan berhubungan dengan ketidakpastian dalam hidup dan merupakan suatu proses interpersonal yang terbina melalui hubungan saling percaya dengan orang lain, termasuk dengan Tuhan. Harapan sangat penting bagi individu untuk mempertahankan hidup, tanpa harapan banyak orang menjadi depresi dan lebih cenderung terkena penyakit (Grimm, 1991 dalam Hamid 2008)

Makna dan Tujuan Hidup Pencarian akan makna hidup telah menjadi tema utama dalam spiritualitas, hubungan dengan diri sendiri, sesama dan Tuhan.(Dyson et Ai., 1997 dalam Young dan Koopsen 2007).

1.4.3 Hubungan dengan orang lain

Hubungan ini terbagi atas harmonis dan tidak harmonisnya hubungan dengan orang lain. Keadaan harmonis meliputi pembagian waktu, pengetahuan dan sumber secara timbal balik, mengasuh anak, mengasuh orang tua dan orang yang sakit, serta menyakini kehidupan dan kematian (mengunjungi,melayat,dan lain-lain).

(5)

rasa bersalah, malu, bingung, menyakini bahwa Tuhan ssedang menghukum serta mengembangkan arti penderitaan dan menyakini hikmah dari suatu kejadian atau penderitaan.

Cinta kasih dan dukungan sosial (Love and social support). Keinginan untuk menjalin dan mengembangkan hubungan antar manusia yang positif melalui keyakinan, rasa percaya dan cinta kasih. Teman dan keluarga dekat dapat member bantuan dan dukungan emosional untuk melawan banyak penyakit. Seseorang yang mempunyai pengalaman cinta kasih dan dukungan social yang kuat cenderung untuk menentang perilaku tidak sehat dan melindungi individu dari penyakit jantung (Hart, 2002).

1.4.4 Hubungan dengan alam.

Harmoni merupakan gambaran hubungan seseorang dengan alam yang meliputi pengetahuan tentang tanaman, pohon. margasatwa, iklim dan komunikasi dengan alam serta melindungi alam tersebut (Hamid, 2008)

Rekreasi (joy) merupakan kebutuhan spiritual seseorang dalam menumbuhkan keyakinan, rahmat, rasa terima kasih, harapan dan cinta kasih. Dengan rekreasi seseorang dapat menyelaraskan antara jasmani dan rohani sehingga timbul perasaan kesenangan dan kepuasan dalam pemenuhan hal-hal yang dianggap penting dalam hidup seperti menonton televisi, dengar musik, olahraga dan lain-lain (Puchalaki,2004).

(6)

1.5 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Spiritualitas

Menurut Taylor,Lillis & Le Mone (1997) dan Craven & Himle (1996) dalam Hamid (2008), faktor yang mempengaruhi spiritual seseorang adalah:

Tahap perkembangan, berdasarkan hasil penelitian terhadap anak-anak dengan empat agama yang berbeda ditemukan bahwa mereka mempunyai persepsi tentang Tuhan dan bentuk sembahyang yang berbeda menurut usia, seks, agama, dan kepribadian anak.

Keluarga, peran keluarga sangat menentukan perkembangan spiritualitas. Karena tidak bnayak yang diajarkan keluarga mengenai Tuhan, kehidupan dan diri sendiri dari perilaku keluarganya. Oleh karena itu keluarga merupakan lingkungan terdekat dan pengalaman pertama dalam mempersepsikan kehidupan di dunia.

Latar belakang etnik dan budaya, Sikap, kenyakinan, dan nilai dipengaruhi oleh latar belakang etnik dan sosial budaya. Pada umumnya, seseorang akan mengikuti tradisi agama dan spiritual keluarga. Anak belajar pentingnya menjalankan kegiatan agama, termasuk nilai moral dari hubungan keluarga dan peran serta dalam berbagia bentuk kegiatan keagamaan.

Pengalaman hidup sebelumnya, Pengalaman hidup baik yang positif maupun pengalaman negatif dapat memengaruhi spiritualitas seseorang. Sebaliknya, juga dipengaruhi oleh bagaimana seseorang mengartikan secara spiritual kejadian atau pengalaman tersebut.(Taylor,Lilis dan Lemon, 1997 dalam Young dan Koopsen, 2007).

(7)

penderitaan, proses penuaan, kehilangan, dan bahkan kematian, khususnya pada klien dengan penyakit terminal atau dengan prognosis yang buruk. Perubahan dalam kehidupan dan krisis yang dihadapi tersebut merupakan pengalaman spiritual selain juga pengalaman yang bersifat fisik dan emosional.(Toth, 1992;Craven & Himle, 1996 dalam Young dan Koopsen, 2007)).

Terpisah dari ikatan spiritual. Menderita sakit terutama yang bersifat akut, sering kali membuat individu merasa terisolasi dan kehilangan kebebasan pribadi dan sistem dukungan sosial kebiasaan hidup sehari-hari juga berubah,anatara lain tidak dapat menghadiri acara resmi,mengikuti kegiatan keagamaan atua tidak dapat berkumpul dengan keluarga atau teman dekat yang bisa memberikan dukungan setiap saat diinginkan. Terpisahnya klien dari ikatan spiritual dapat beresiko terjadinya perubahan fungsi spiritualnya.(Hamid, 2008)

Isu moral terkait dengan terapi, pada kebanyakan agama, proses penyembuhan dianggap sebagai cara Tuhan untuk menunjukkan kebesarannya walaupun ada juga yang menolak intervensi pengobatan.(Hamid, 2008).

Asuhan keperawatan yang kurang sesuai, Ketika memberikan asuhan keperawatan kepada klien, perawat diharapkan peka terhadap kebutuhan spiritual klien, tetapi dengan berbagai alasan ada kemungkinan perawat justru menghindar untuk memberi asuhan spiritualitas.

1.6 Perkembangan Spiritual pada Lansia

(8)

dan mawas diri. Perkembangan filosofis agama yang lebih matang sering dapat membantu orang tua untuk menghadapi kenyataan, berperan aktif dalam kehidupan dan merasa berharga, serta lebih dapat menerima kematian sebagai sesuatu yang tidak dapat ditolak atau dihindarkan.(Hamid, 2008).

2. Lanjut Usia

2.1 Konsep Lanjut Usia

Menurut Undang-undang No.13 Tahun 1998 tentang kesejahteraan lanjut usia menyatakan bahwa lanjut usia adalah seseorang yang telah mencapai usia 60 tahun ke atas. Berbagai istilah berkembang terkait dengan lanjut usia (lansia) yaitu: gerontologi.

Gerontology berasal dari kata genos artinya lanjut usia dan logos adalah ilmu. Jadi gerontology adalah sebagai ilmu yang mempelajari tentang proses penuaan dan proses yang dialami oleh lansia serta konsekuensi akibat proses menua terdahap untuk kehidupan lansia sendiri maupun kelompok masyarakat. (Nugroho, 2000 dalam Padila 2014)

(9)

sakit, dari kebutuhan biopisikososial hingga spiritual, serta dari kondisi adaptif hingga maladaptif serta lingkungan tempat tinggal yang bervariasi.

Memasuki usia tua banyak mengalami kemunduran misalnya kemunduran fisik yang ditandai dengan kulit menjadi keriput karena berkurangnya bantalan lemak, rambut memutih, pendengaran berkurang, penglihatan memburuk, aktivitas menjadi lambat, nafsu makan berkurang, dan kondisi tubuh yang lain menjadi kemunduran. Proses penuaan terdiri atas teori-teori tentang penuaan, aspek biologis pada proses menua, proses penuaan pada tingkat sel, proses penuaan menurut sistem tubuh, dan aspek psikologis pada proses penuaan.

3. Penyakit jantung

3.1 Defenisi Penyakit Jantung

Penyakit jantung merupakan suatu kelainan yang terjadi pada organ jantung dengan akibat terjadinya ngangguan fungsiona, anatomis serta sistem hemodinamis. Depkes RI (2007)

Penyakit jantung adalah penyakit pada jantung yang terjadi karena adanya kelainan pada pembuluh darah jantung.Resiko terjadinya penyakit jantung dapat dikurangi dengan menjalankan berbagai tahap untuk mencengah dan mengontrol factor resiko yang memperburuk terjadinya penyakit jantung atau serangan jantung (The State Gooverment of Victoria, 2004).

(10)

3.2. Penatalaksanaan Penyakit Jantung 3.2.1 Berhenti merokok sedini mungkin

Nikotin, karbon monoksida (CO) dan zat lainnya yang terkandung dalam rokok berpotensi menimbulkan kerusakan dinding pembuluh darah. Hal ini akan mempermudah kolesterol untuk melekat pada dinding pembuluh darah yang mengalami kerusakan sehingga membentuk plak. Resiko terkena serangan jantung akan meningkat 50% jika menghisap 4 batang setiap hari.

3.2.2. Berolahraga secara teratur

Ketiak melakukan aktivitas fisik, jantung akan berdenyut lebih cepat untuk meningkatkan jumlah darah yang kaya akan oksigen ke seluruh tubuh sehingga meningkatkan kadar HDL/kolesterol baik dan menurunkan LDL/kolesterol jahat. Selain itu berolahraga juga membantu mengurangi berat badan.

3.2.3. Perbaikan diet

Membatasi konsumsi daging, ikan atau unggas maksimal 150 gram per har. Tingkatkan asupan makanan tinggi serat. Antara lain roti/sereal tinggi serat, sayuran serta buah-buahan.

3.2.4 Hindari stress yang berlebihan

Stres bisa menyebabkan peningkatan kadar hormon epinefrin yang mengakibatkan naiknya tekanan darah dan denyut jantung sehingga mempermudah kerusakan pada dinding pembuluh darah.

3.2.5 Hindari pola hidup tidak sehat

(11)

3.2.6 Spiritualitas

Selain pengobatan fisik seperti berhenti merokok, perbaikan diet dan hindari pola hidup tidak sehat, spiritualitas merupakan salah satu cara pengobatan terapeutik yang efektif pada pasien penyakit jantung karena dapat meningkatkan koping, dukungan social, optimis, harapan, mempromosikan perilaku sehat, mengurangi depresi dan kecemasan serta mendukung perasaan relaksasi pada penderitanya. (Young, 2005)

3.3 Kebutuhan Spiritualitas pada Pasien Penyakit Jantung

Setelah mengalami gejala yang tidak juga sembuh, pasien penyakit jantug mulai berusaha mencari sumber kekuatan dan sumber dukungan yang lebih luar biasa yaitu dari Tuhan. Ritual keagamaan akan semakin terlihat meningkat sebagai bentuk kompensasi kejiwaan untuk mencari kesembuhan dari Tuhan Yang Maha Kuasa, berdoa atau pergi ketempat ibadah (Riyadi, 2008)

Selain dukungan dari Tuhan, lansia yang mengalami penyakit jantung juga membutuhkan dukungan dari dirinya sendiri, orang lain dan lingkungannya. Kekuatan yang timbul dari seseorang membantunya menyadari makna dan tujuan hidupnya, diantarnya memandang pengalaman hidupnya sebagai pengalaman yang positif, kepuasan hidup, optimis terhadap masa depan, dan tujuan hidup yang semakin jelas (Kozier dan Wilkinson, 2002)

(12)

Referensi

Dokumen terkait

memperjelas ketentuan Pasal 8 dalam Undang- Undang Perlindungan Konsumen, selain itu alasan lainnya adalah masih banyaknya barang impor yang beredar di pasar dalam negeri yang

Mahasiswa diharapkan memahami dan menguasai feature dan operasi EIGRP, mengidentifikasi tujuan serta konfigurasi dasar EIGRP. EIGRP

Akses terhadap penyelesaian permasalahan atas kebijakan dan peraturan yang dikeluarkan Kementerian Perdagangan telah menjadi perhatian penting dari Kementerian Perdagangan

Kegiatan Pemeliharaan Saluran Irigasi Pekerjaan Pemeliharaan Saluran Irigasi Dk.. Pandanan Desa Soropaten

Surat undangan ini disamping dikirimkan melalui e-mail juga diumumkan melalui halaman berita di website LPSE Provinsi Jawa Tengah, oleh karenanya Panitia

Direktur : MUHAMMAD DARYONO Alamat : Gumulan Klaten Tengah Klaten NPWP : 01.490.905.5-525.000.

Panitia Pengadaan Barang/Jasa pada Dinas Sosial Provinsi Jawa Tengah akan melaksanakan Pemilihan Langsung dengan pascakualifikasi untuk paket pekerjaan pengadaan

Kegiatan Pemeliharaan Saluran Irigasi Pekerjaan Pemeliharaan. Saluran Irigasi Desa