• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY (TSTS) DENGAN MEDIA PETA KONSEP TERHADAP HASIL BELAJAR KIMIA SISWA PADA MATERI HIDROKARBON.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY (TSTS) DENGAN MEDIA PETA KONSEP TERHADAP HASIL BELAJAR KIMIA SISWA PADA MATERI HIDROKARBON."

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE

TWO STAY TWO STRAY (TSTS) DENGAN MEDIA PETA

KONSEP TERHADAP HASIL BELAJAR KIMIA

SISWA PADA MATERI HIDROKARBON

Oleh: Dewi Isnaini

409331010

Program Studi Pendidikan Kimia

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

JURUSAN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)

ii

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY

TWO STRAY (TSTS) DENGAN MEDIA PETA KONSEP TERHADAP HASIL

BELAJAR KIMIA SISWA PADA MATERI HIDROKARBON Dewi Isnaini (NIM 409331010)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray (TSTS) dengan media peta konsep terhadap hasil belajar siswa pada materi Hidrokarbon. Jenis penelitian ini adalah quasi eksperimen. Populasi dalam penelitian adalah seluruh siswa SMA Negeri 4 Kisaran yang terdiri dari 5 kelas. Pengambilan sampel dilakukan dengan cara simple random sampling dengan mengambil 2 kelas dari 5 kelas secara acak yaitu kelas X-2 sebagai kelas eksperimen dan kelas X-3 sebagai kelas kontrol. Instrumen yang digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa adalah tes hasil belajar dalam bentuk pilihan berganda dengan jumlah 19 butir tes yang valid dengan reabilitas 0,85 yang telah diuji dengan KR-20.

Dari hasil penelitian diperoleh nilai rata-rata pretes kelas eksperimen 22,70 dengan standar deviasi 7,4 dan nilai rata-rata pretest kelas kontrol sebesar 18,60 dengan standar deviasi 6,7. Pada pengujian normalitas kelas eksperimen diperoleh

χ2

hitung = 5,107 dan χ2tabel = 7,815, untuk kelas kontrol dengan χ2hitung = 2,752 dan

χ2

tabel = 7,815 sehingga diperoleh χ2hitung < χ2tabel, maka data kedua kelas berdistribusi normal. Pada uji homogenitas diperoleh Fhitung = 1,196 dan Ftabel = 1,7085 sehingga

Fhitung < Ftabel, maka kedua sampel homogen. Kemudian diberikan perlakuan yang

berbeda, kelas eksperimen dengan model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two

Stray (TSTS) dengan media Peta Konsep dan kelas kontrol dengan model

(4)

iv

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT, atas segala rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray (TSTS) dengan media Peta Konsep Terhadap Hasil Belajar Kimia Siswa pada Materi Hidrokarbon”. Adapun penyusunan skripisi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Jurusan Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan.

Dalam kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada Ibu Lisnawaty Simatupang, S.Si., M.Si. sebagai dosen Pembimbing Skripsi yang telah banyak memberikan bimbingan dan saran kepada penulis sejak awal seminar proposal, pelaksanaan penelitian sampai dengan pengolahan data hingga penyusunan skripsi ini dapat selesai. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada ibu Dra. Murniaty Simorangkir, MS., ibu Dr. Retno Dwi Suyanti, M. Si., dan bapak Drs. Bajoka Nainggolan, MS yang telah memberikan masukan dan saran-saran demi kesempurnaan penyusunan skripsi ini. Ucapan terima kasih disampaikan kepada bapak Dr. Zainuddin Muchtar, M.Si. selaku Dosen Pembimbing Akademik dan kepada seluruh Bapak dan Ibu Dosen beserta Staf Pegawai Jurusan Kimia FMIPA UNIMED yang telah membantu penulis.

Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada sekolah SMA Negeri 4 Kisaran yaitu Bapak Drs. Wini, M.Pd yang telah memberikan izin penelitian di sekolah yang bersangkutan dan kepada Bapak Wakil Kepala Sekolah, Guru-Guru dan Para Pegawai SMA Negeri 4 Kisaran yang telah banyak membantu penulis selama proses penelitian berlangsung.

(5)

v

dan memberi semangat penulis, dan tak lupa kepada keluarga besar Musiman dan Sadimah yang telah memberi motivasi dan semangat. Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada teman-teman seperjuangan Inda, Febry, Dijah, Rini, Zura, Firda, Yusuf, Devi, Esti, Tri, Samsiah, Habibi, Asnidar, Poppy, Bastanta, Sadam, Ken, Rahmad, Adit dan seluruh rekan mahasiswa Pendidikan Kimia Eks’09 yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu yang telah memberikan nasihat, menjadi sahabat yang terbaik dan memberikan doa kepada saya dalam menyelesaikan studi di Unimed, dan terkhusus untuk k’Winda Safitri, k’Syahriany Sirait, k’Vera Agustina Hsb, dan Eko Ramadhan yang telah memotivasi dan memberi masukan penulis dalam mengerjakan skripsi.

Penulis telah berupaya dengan semaksimal mungkin dalam penyelesaian skripsi ini, namun penulis menyadari masih banyak terdapat kelemahan baik dari segi isi maupun tata bahasa, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun dari pembaca demi sempurnanya skripsi ini. Kiranya isi skripsi ini dapat bermanfaat dalam memperkaya khasanah ilmu pendidikan.

Medan, Juli 2013 Penulis,

(6)

vi

DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR PENGESAHAN i

ABSTRAK ii

RIWAYAT HIDUP iii

KATA PENGANTAR iv

DAFTAR ISI vi

DAFTAR GAMBAR ix

DAFTAR TABEL x

DAFTAR LAMPIRAN xi

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah 1

1.2. Identifikasi Masalah 4

1.3. Batasan Masalah 4

1.4. Rumusan Masalah 5

1.5. Tujuan Penelitian 5

1.6. Manfaat Penelitian 5

1.7. Definisi Operasional 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Kerangka Teoritis 7

2.1.1. Pengertian Belajar 7

2.1.2. Prinsip Belajar 8

2.1.3. Hakekat Belajar Kimia 9

2.1.4. Hasil Belajar 9

2.1.5. Model Pembelajaran Kooerative Learning 10 2.1.6. Model Kooperatif Learning Tipe Two Stay Two Stray 12 2.1.7. Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran

(7)

vii

2.1.9. Hidrokarbon 18

2.2. Kerangka Konseptual 27

2.3. Hipotesis Penelitian 28

BAB III METODE PENELITIAN

3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 30

3.2. Populasi dan Sampel 30

3.3. Variabel Penelitian 30

3.4. Rancangan Penelitian 31

3.5. Prosedur Penelitian 33

3.6. Instrumen Penelitian 33

3.6.1. Rencana Pelaksanaan Pembeajaran 33

3.6.2. Tes 34

3.6.3. Lembar Observer 34

3.7. Standarisasi Instrumen Penelitian 34

3.7.1. Uji Validitas 34

3.7.2. Uji Reabilitas 35

3.7.3. Uji Daya Beda 36

3.7.4. Uji Tingkat Kesukaran Soal 37

3.8. Teknik Analisis Data 37

3.8.1. Uji Normalitas 38

3.8.2. Uji Homogenitas 38

3.8.3. Uji Hipotesis 39

3.8.4. Peningkatan Hasil Belajar (Gain) 39

3.8.5. Uji Peningkatan Aktivitas Siswa 40

3.8.6. Uji Analisis Korelasi 40

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Penelitian 42

4.1.1. Analisis Data Instrumen Penelitian 42

(8)

viii

4.1.3. Uji Prasyarat Data 44

4.2. Pembahasan 49

BAB V KESIMPULAN

5.1. Kesimpulan 54

5.2. Saran 54

(9)

x

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1. Rumus molekul dan nama alkana dengan

jumlah atom 21

Tabel 2.2. Nama, rumus struktur dan rumus molekul

senyawa alkena 23

Tabel 2.3. Nama, rumus struktur dan rumus molekul

senyawa alkuna 24

Table 3.1. Rancangan Penelitian 31

Tabel 4.1. Rata-rata hasil belajar 43

Tabel 4.2. Hasil uji normalitas 44

Tabel 4.3. Hasil Uji Homogenitas 45

Tabel 4.4. Hasil Uji Hipotesis 46

Tabel 4.5. Peningkatan Hasil Belajar Kimia Siswa 46

Tabel 4.6. Aktivitas Siswa 47

(10)

ix

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1. Skema Diskusi TSTS 14

Gambar 3.1. Diagram Alir Desain Penelitian 32

Gambar 4.1. Diagram Persentase Peningkatan Hasil Belajar 47 Gambar 4.2. Diagram Penilaian Indikator Aktivitas Siswa 48

(11)

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Silabus 57

Lampiran 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) 60

Lampiran 3. Kisi-kisi soal instrument test 102

Lampiran 4. Instrumen Penelitian 103

Lampiran 5. Kunci Jawaban Test 111

Lampiran 6. Kisi - Kisi Instrumen Tes Setelah Di Validasi 112 Lampiran 7. Instrumen Penelitian Setelah Divalidasi 113 Lampiran 8. Kunci Jawaban Instrumen Tes Setelah Divalidasi 118

Lampiran 9. Tabel Validitas Tes 119

Lampiran 10. Perhitungan Validitas Tes 120

Lampiran 11. Tabel Uji Daya Beda 122

Lampiran 12. Perhitungan Uji Daya Beda 123

Lampiran 13. Tabel Tingkat Kesukaran Tes 124

Lampiran 14. Perhitungan Tingkat Kesukaran Tes 125

Lampiran 15. Tabel Reabilitas Tes 126

Lampiran 16. Reliabilitas Tes 127

Lampiran 17. Hasil Belajar Siswa 129

Lampiran 18. Standar Deviasi Dari Data Pretest Dan Postest 133

Lampiran 19. Uji Normalitas 136

Lampiran 20. Uji Homogenitas 140

Lampiran 21. Data Gain Kelas Eksperimen 143

Lampiran 22. Standar Deviasi dari Data Pretest dan Postest 147

Lampiran 23. Uji Hipotesis 149

Lampiran 24. Perhitungan Peningkatan Hasil Belajar 151

Lampiran 25. Pedoman Penskoran Observasi 152

Lampiran 26. Tabel Aktivitas Siswa 153

Lampiran 27. Data Aktivitas Belajar Siswa 161

Lampiran 28. Uji Hipotesis Korelasi 162

Lampiran 29. Peta Konsep 164

(12)

1

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

Perkembangan teknologi dan informasi yang semakin pesat saat ini tidak lepas kaitannya dengan dunia pendidikan. Oleh karena itu, dituntut sumber daya yang handal dan mampu berkompetensi secara global. Sehingga diperlukan keterampilan yang tinggi yang melibatkan pemikiran kritis, sistematis, logis, kreatif, dan kemauan kerjasama yang efektif.

Dalam pembelajaran, keterampilan dirancang sebagai proses komunikasi belajar untuk mengubah perilaku siswa menjadi cekat, cepat dan tepat dalam melakukan atau menghadapi sesuatu. Keterampilan kimia merupakan salah satu ilmu penting yang harus dimiliki oleh semua kalangan, termasuk siswa di sekolah. Kimia disekolah merupakan salah satu mata pelajaran yang dianggap sulit oleh beberapa siswa, sehingga beberapa siswa kurang tertarik untuk mempelajarinya. Adapun kesulitan tersebut terkait dengan ilmu kimia itu sendiri dan pengajaran yang dilakukan oleh guru yang dianggap kurang menarik bagi siswa. Selain itu siswa cenderung menganggap belajar itu sebagai suatu beban, bukan suatu kebutuhan. Oleh karena itu pembelajaran kimia harus dirancang sedemikian rupa agar menjadi lebih efektif dan inovatif.

Berdasarkan observasi yang telah dilakukan calon peneliti kepada beberapa orang siswa di sekolah SMA Negeri 4 Kisaran, mereka mengatakan bahwa mereka kurang tertarik dengan pelajaran kimia, karena banyak konsep-konsep yang harus dihapalkan dan perhitungan-perhitungan yang sangat rumit yang dianggap sulit. Mereka juga mengatakan bahwa dalam proses pembelajaran kimia selama ini terlihat kurang menarik karena guru hanya menjelaskan saja sehingga siswa merasa jenuh dan kurang memiliki minat dalam belajar, sehingga suasana kelas cenderung pasif, sedikit sekali siswa yang bertanya kepada guru meskipun materi yang disampaikan guru belum dapat dipahami.

(13)

2

rendah. Hal ini dapat dilihat dari hasil ulangan siswa yang masih dibawah nilai kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang telah ditetapkan oleh pihak sekolah. Siswa yang dikatakan tuntas belajar kimia harus memenuhi kriteria ketuntasan minimal 72. Sedangkan siswa yang kriteria ketuntasan minimalnya dibawah 72 belum dikatakan tuntas dalam belajar kimia. Sehingga siswa yang mendapatkan nilai rendah pada saat ujian akan diadakan remedial, sehingga nilai mereka memasuki kriteria ketuntasan.

Keberhasilan proses pembelajaran tidak terlepas dari kemampuan guru mengembangkan model-model pembelajaran yang berorientasi pada peningkatan intensitas keterlibatan siswa secara efektif di dalam proses pembelajaran. Pengembangan model pembelajaran yang tepat pada dasarnya bertujuan untuk menciptakan kondisi pembelajaran yang memungkinkan siswa dapat belajar secara aktif dan menyenangkan sehingga siswa dapat meraih hasil belajar dan prestasi optimal. (Abdurrahman,2003)

Proses belajar mengajar yang berkembang di kelas umumnya ditentukan oleh peran guru dan siswa sebagai individu-individu yang terlibat langsung di dalam proses tersebut. Prestasi belajar siswa itu sendiri sedikit banyak tergantung pada cara guru menyampaikan pelajaran pada anak didiknya. Karena kurang kreatifan guru dalam melakukan inovasi pembelajaran memiliki pengaruh yang cukup signifikan terhadap kemampuan siswa dalam menguasai kompetensi yang seharusnya dicapai. Oleh karena itu kemampuan serta kesiapan guru dalam mengajar memegang peranan penting bagi keberhasilan proses belajar mengajar pada siswa. Hal ini menunjukkan adanya keterkaitan antara prestasi belajar siswa dengan metode mengajar yang digunakan oleh guru. Perbaikan metode mengajar, pemilihan media pengajaran dan sumber belajar yang tepat sangat memegang peranan penting, metode mengajar harus mampu mendorong proses pertumbuhan dan penyempurnaan pola laku, membina kebiasaan dan mengembangkan kemahiran untuk menyesuaikan diri. (Suyatno, 2009)

(14)

3

dalam proses pembelajaran kimia khususnya model TSTS, calon peneliti memperoleh informasi bahwa siswa tidak pernah belajar menggunakan model kooperatif tipe TSTS dalam setiap proses pembelajaran.

Pembelajaran kooperatif adalah suatu model pembelajaran yang saat ini banyak digunakan untuk mewujudkan kegiatan belajar mengajar yang berpusat kepada siswa (student oriented), terutama untuk mengatasi permasalahan yang ditemukan guru dalam mengaktifkan siswa yang tidak bias bekerjasama dengan orang lain, siswa yang agresif dan tidak peduli pada orang lain. Model pembelajaran ini telah terbukti dapat dipergunakan dalam berbagai mata pelajaran dan usia. (Isjoni, 2009)

Salah satu model pembelajaran kooperatif yaitu tipe Two Stay Two Stray

(TSTS). TSTS merupakan suatu teknik belajar mengajar Dua Tinggal Dua Tamu

yang strukturnya dalam satu kelompok terdiri dari empat siswa yang nantinya dua siswa bertugas sebagai pemberi informasi bagi tamunya dan dua siswa lagi bertamu ke kelompok lain secara terpisah. Pada model pembelajaran ini, guru memberi kesempatan kepada siswa dalam kelompok untuk membagikan hasil dan informasi dengan kelompok lainnya. Dengan demikian, siswa akan belajar sambil bekerja dan berinteraksi satu sama lain. (Lie, 2010)

(15)

4

Oleh karena itu, pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray

(TSTS) ini diharapkan mampu menciptakan pengalaman belajar yang berkualitas

bagi siswa dan memandu siswa untuk mencapai hasil belajar yang maksimal serta dapat meningkatkan kreativitas dan keaktivan siswa ketika belajar didalam kelas.

Berdasarkan latar belakang masalah maka perlu dilakukan penelitian tentang pembelajaran kooperatif. Untuk itu calon peneliti mengadakan penelitian dengan judul : “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay Two

Stray (TSTS) Dengan Media Peta Konsep Terhadap Hasil Belajar Kimia

Siswa Pada Materi Hidrokarbon”.

1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka yang menjadi identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Hasil belajar siswa dipengaruhi oleh berbagai faktor, antara lain strategi dan model pembelajaran yang masih kurang sesuai.

2. Pandangan siswa bahwa kimia merupakan mata pelajaran yang dianggap sulit di pelajari.

3. Keterlibatan siswa selama proses pembelajaran masih kurang dan siswa belum dilibatkan secara optimal.

1.3. Batasan Masalah

Agar penelitian ini mempunyai arah yang jelas dan pasti, maka perlu diberikan batasan masalah. Berdasarkan pada latar belakang masalah dan identifikasi masalah, maka pembatasan masalah dititikberatkan pada:

1. Objek penelitian adalah siswa kelas X semester genap SMA Negeri 4 Kisaran.

2. Pembelajaran dilakukan dengan model kooperatif Learning tipe Two Stay Two

Stray (TSTS) dengan media peta konsep.

3. Materi yang diajarkan dibatasi pada pokok bahasan Hidrokarbon.

(16)

5

1.4. Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah diatas maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Apakah peningkatan hasil belajar kimia siswa menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray (TSTS) dengan media peta konsep lebih tinggi dari pada hasil belajar menggunakan pembelajaran konvensional?

2. Bagaimana hubungan aktivitas dengan hasil belajar siswa kelas X Semester 2 SMA Negeri 4 Kisaran yang diberi pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray dengan media peta konsep dalam pokok bahasan hidrokarbon ?

1.5. Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan tersebut, maka tujuan dalam penelitian ini adalah:

1. Mengetahui hasil belajar kimia siswa yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TSTS dengan media peta konsep apakah lebih tinggi dari pada hasil belajar kimia yang menggunakan model pembelajaran konvensional.

2. Mengetahui hubungan aktivitas dengan hasil belajar siswa kelas X Semester 2 SMA Negeri 4 Kisaran yang diajarkan dengan model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray (TSTS) dengan media peta konsep.

1.6. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah : 1. Manfaat bagi siswa

Memberikan peluang kepada siswa untuk dapat belajar dengan strategi pembelajaran yang berbeda, sehingga siswa dapat mengoptimalkan potensi yang dimilikinya dan meningkatkan hasil belajar kimia siswa.

(17)

6

Memberikan masukan atau bahan referensi kepada guru mengenai strategi dan model pembelajaran untuk dilaksanakan pada pengajaran yang efektif. 3. Manfaat bagi Mahasiswa Calon Peneliti

Sebagai bahan acuan dalam pelaksanaan proses belajar mengajar pada masa mendatang serta meningkatkan pemahaman tentang model pembelajaran TSTS dalam pembelajaran Kimia.

4. Manfaat bagi Peneliti Selanjutnya

Sebagai bahan pertimbangan dalam memilih model pembelajaran yang baik dalam melakukan penelitian selanjutnya untuk meningkatkan kualitas pendidikan.

1.7. Defenisi Operasional

Untuk memperoleh persamaan persepsi dan menghindarkan penafsiran berbeda dari beberapa istilah dalam penelitian ini, maka perlu dijelaskan beberapa istilah yang digunakan.

1) Hasil belajar yang dimaksud dalam proposal ini adalah peningkatan kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Hasil belajar dapat berbentuk suatu perubahan tingkah laku pada diri siswa pada aspek kognitif yang dapat diukur dengan tes yang ditunjukkan dengan skor atau angka diberikan oleh guru (Sudjana,2002).

2) Model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray merupakan pembelajaran yang membentuk kelompok belajar dengan sistem tamu dan tuan rumah yang saling berbagi informasi hasil diskusi materi yang telah dibahas oleh kelompok awal kepada kelompok lain (Lie, 2010)

3) Media peta konsep adalah suatu media pembelajaran dengan teknik mengorganisasi atau menyusun informasi yang menunjukkan keterkaitan antara satu konsep dengan konsep yang lainnya (Trianto, 2009)

(18)

54

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, diperoleh kesimpulan sebagai berikut :

1. Hasil belajar siswa melalui model belajar kooperatif tipe TSTS dengan peta

konsep lebih tinggi dibandingkan dengan hasil belajar siswa melalui

pengajaran secara konvensional pada materi Hidrokarbon. Hal ini ditunjukkan oleh peningkatan hasil belajar kimia siswa kelas eksperimen lebih besar dari pada hasil belajar kimia kelas kontrol, yaitu 68% dan 57%.

2. Keaktifan siswa berbanding lurus dengan hasil belajar siswa, di mana siswa yang skor keaktifannya tinggi maka nilai hasil belajar yang diperoleh juga tinggi, dan sebaliknya, siswa yang keaktifannya kurang atau rendah maka nilai hasil belajar yang diperoleh juga rendah. Hal ini sesuai dengan nilai rata-rata aktivitas belajar siswa yaitu 78,9 (dalam katagori aktif) dengan tingkat koefisien korelasi antara aktivitas dengan hasil belajar siswa sebesar 0,822.

5.2. Saran

1. Bagi guru dan calon guru diharapkan dapat menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe TSTS dalam upaya meningkatkan hasil belajar siswa, khususnya mata pelajaran kimia.

(19)

55

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, M., (2003), Pendidikan Bagi Anak Berkesuitan Belajar, Rineka Cipta, Jakarta

A.M, Sardiman., (2003), Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Arikunto, Suharsimi, (2002), Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Rineka Cipta, Yogyakarta.

Arikunto, Suharsimi, (2009), Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, Penerbit Bumi Aksara, Jakarta

Dimyati dan Mudjiono, (2006), Belajar dan Pembelajaran, Rineka Cipta, Jakarta Dzamarah dan Zain, (2006), Strategi Belajar Mengajar, Rineka Cipta, Jakarta Dudewicz, Edward J., dan Stya N. Mishra, (1995), Statistika Matematika Modern,

ITB, Bandung

http://furahasekai.wordpress.com/2011/09/07/pembelajaran-kooperatif-tipe-two-stay-two-stray/ (diakses pada Januari 2013)

http://tri-bowop.blogspot.com/2012/01/model-kooperatif-tipe-two-stay-two.html (diakses pada Januari 2013)

Hasibuan, F, N., (2012), Pengembangan Model Pembelajaran Untuk

Meningkatkan Kreativitas Dan Hasil Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Hidrokarbon Di Man 1 Medan, Skripsi, FMIPA, Universitas Negeri Medan,

Medan

Hasibuan, V. A., (2011), Efektivitas Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Two

Stay Two Stray (TSTS) Terhadap Hasil Belajar Kimia Siswa Pada Pokok Bahasan Hidrokarbon di SMA, Skripsi, FMIPA, Universitas Negeri Medan,

Medan

Isjoni, H., (2009), Pembelajaran Kooperatif Meningkatkan Kecerdasan

Komunikasi Antar Peserta Didik, Pustaka Pelajar, Yogyakarta

Istarani., (2012), 58 Model Pembelajaran Inovatif, Media Persada, Medan

Justiana, S. dan Muchtariadi, (2006), Chemistry For Senior High School, Yudhistira, Jakarta.

Kimia, Tim Pendidikan, 2011, Evaluasi Hasil Belajar, Universitas Negeri Medan, Medan

Lie, A., (2010), Cooperative Learning: Mempraktekkan Cooperatif Learning di

Ruang-Ruang kelas, P.T Grasindo, Jakarta.

(20)

56

Purmiati, Wakhid Akhdinirwanto, dan H. Ashari, (2012), Penerapan Metode

Koperatif Tipe Two Stay Two Stray Untuk Meningkatkan Aktivitas Belajar IPA Siswa di SMP Negeri 7 Purworejo, Jurnal endidikan Kimia 1 : 4-6

Ratnasari, Arnelis Djalil, dan Rini Asnawati, (2012), Efektivitas Model

Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray Ditinjau Dari Hasil Belajar Matematika Siswa, Jurnal Pendidikan Kimia 4 : 187-191

Sanga, Leony L. P, (2011), Pengaruh Penenrapan Kooperatif Tipe Two Stay Two

Stray (TS-TS) Terhadap Peningkatan Hasil Belajar dan Aktivitas Belajar

Siswa Pada Pokok Bhasan Koloid di Kelas XI Semester 2 SMA Negeri 2 Sidikalang TA 2010/2011

Saraswati, Diyah, Edy Soedjoko, dan Bambang Eko Susilo, (2012), Penerapan

Pembelajaran Two Stay Two Stray Terhadap Kemampuan Pemahaman Konsep dan Minat, Unnes Journal of Mathematics Education 1 : 31-36

Silitongan, P. M, (2008), Metodologi Penelitian Pendidikan, FMIPA, Unimed, Medan

Slavin, Robert E,. (2005), Cooperative Learning Teori, Riset dan Praktik, Nusa Media, Bandung

Sudjana, M.A., (2002), Metode Statistika, Tarsito, Bandung.

Sudjana, N., (2005), Media Pembelajaran, CV. Sinar Baru, Bandung

Sugiyono, (2010), Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, Alfabeta, Bandung

Sumarna, Omay, (2006), Kimia SMA / MA Kelas X, Regina Publishing & Peinting, Bogor

Suprijono, Agus., (2009), Cooperative Learning : Teori & Aplikasi PAIKEM,

Pestaka Belajar, Surabaya

Sutresna, Nana., (2007), Cerdas Belajar Kimia untuk Kelas X, Grafindo, Bandung Suyatno, (2009), Menjelajah Pembelajaran Inovatif, Masmedia Buana Pustaka,

Surabaya

Tarigan, Simson, (2011), Metode Penelitian, Unimed, Medan.

Trianto, (2009), Mendesain Model Pembelajaran Inovativ Progresif: Konsep,

Landasan, dan Implementasinya Pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), Kencana, Jakarta

Gambar

Tabel 2.1. Rumus molekul dan nama alkana dengan
Gambar 2.1. Skema Diskusi TSTS

Referensi

Dokumen terkait

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat, hidayah dan karunia- Nya, sehingga skripsi yang berjudul “Upaya Meningkatkan Minat dan Prestasi Belajar Siswa

PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE DAN LATAR BELAKANG PENDIDIKAN TERHADAP ENVIRONMENTAL DISCLOSURE Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Listing Di Bursa Efek. Indonesia

Penelitian yang dilakukan di Kecamatan Jatiroto ini bertujuan untuk : (1) mengetahui besar dan agihan erosi tanah, serta (2) melakukan evaluasi

Peneliti dalam melakukan penelitian ini hendak membatasi penelitian ini hanya dengan melihat peran semua akun komunitas Ketimbang Ngemis Solo di media sosial dalam membentuk

[r]

Termoregulasi adalah proses fisioogos yang merupakan kegiatan integrasi dan koordinasi yang digunakan secara aktif untuk mempertahankan suhu inti tubuh melawan

Bila dengungan setelah dinyatakan berhenti oleh si pemeriksa juga tidak dapat didengar oleh op maka hasil pemeriksaan adalah Schwabach normal.... BAB 5

This research was conducted over six months and comprised three stages (Figure. 1): (1) AM isolatation, propagation and identification (Chruz, 1991), from soil collected