• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN

4.2 Pelaksanaan CSMS PT. Pertamina (Persero) Region I Termi-

4.2.4 Gambaran Tahapan Pra Pelaksanaan Pekerjaan ter-

Hasil wawancara dengan informan mengenai gambaran tahapan Pra Pelaksanaan terkait pelaksanaan CSMS terhadap kontraktor pada Tanki Timbun di TBBM Medan Group dapat dilihat dalam tabel 4.4 dibawah ini.

Tabel 4.4 Matriks Pernyataan Informan Tentang Gambaran Tahapan Pra Pelaksanaan terkait Pelaksanaan CSMS terhadap Kontraktor pada Pembangunan Tanki Timbun di TBBM Medan Group

No Informan Pernyataan

1 Asisten HSE 1 Sebenarnya menilai kesiapan kontraktor sebelum dia melakukan pekerjaan , pre job activity (PJA) ini menjadi tanggung jawab lokasi dimana pekerjaan itu dilakukan. Cuma kemarin karena ini baru berjalan beberapa waktu, baru 2 tahun belum terlalu terinternalisasi, PJA kita lakukan sebagian di regent untuk menilai sebelum mereka turun ke lapangan. Medan group ini kan termasuk lokasi besar trus kompetensi blok pekerja yang disana juga sudah mendingan. Kalau pekerjaan-pekerjaan di tempat terpencil, kalau ga dibantu mereka ga ngerti harus mau ngapain. Jadi waktu itu kita masih bantu PJA, dokumennya kita cek disini. Tapi kesiapan dia seperti peralatan, orang, perlengkapan kerja,

peralatan kerja itu dicek benar di lapangan. Ada cheklistnya sih sebenarnya yang di sini yang dilihat HSE Plan, itu kita lihat ada atau tidaknya secara fisik di PJA. Sebelum memulai pekerjaan kita cek lagi di HSE Plan mu akan menyediakan peralatan safetynya misalkan peralatan naik di ketinggian, kalau ga ya belum. Harusnya ini dilakukan oleh orang IMG, cuma karena masih pembinaan waktu itu, sebagian kita nilai juga di sini. Cuma nilai akhirnya ya di sana. Karena fisik harus dicek, orangnya cocok ga sama yang disampaikan di HSE Plan, karena pekerjanya kan harus melampirkan KTP, harus melampirkan surat keterangan sehat, cocok ga orangnya. Kontraktor pasti ada masa kerja nya, istilahnya pekerjaan pembanguna tangki dikontrak selama 3 bulan (120 hari). Kalau dia semakin lama mengurusnya, dia kena penalty sendiri. Kita tidak memberikan batas waktu kalau kalian pengen cepat, ya cepat diurus, kalau gaya ga usah diurus. Misalkan dia ngurus PJA nya aja kena revisi, masih salah, masih kurang alat, ga sesuai HSE Plan nya sampai dia sebulan setengah ngurusnya, pas pelaksanaan pekerjaan cuma tinggal sebulan setengah lagi kan, dia sendiri yang rugi. Lamanya waktu kontrak ditentukan oleh Pertamina. Kalau lebih, ada penaltynya. Dipotonglah pembayarnnya

berapa persen. Dia mengajukan konsultasilah kalau untuk perbaikan.

2 Asisten HSE 2 Selama ini kita langsung isi yang di lapangan, yang warna biru karena kan sebelumnya yang hijau diisi oleh kantor unit HSE unit. Jadi kami ambil sampling, 1-3 orang kami ,tanya mereka udah paham belum keadaan darurat di lokasi kami tapi dengan catatan sebelumnya kami menyampaikan dulu lokasi keadaan darurat di TBBM Medan Grup. Kemudian secara acak kami tanya mereka paham atau tidak, setiap kontraktor itu wajib mengadakan HSE meeting sebelum melakukan pekerjaannya. Kami minta buktinya, semacam absensi atau notulen rapat. Kalau tidak ada, ini yang ada di lokasi kami cek.. Kalau contoh di unit, pelaksaan HSE plan dalam 1 bulan ada berapa kali. Ada atau ga nya, ini yang kami cek di lokasi. Mereka harus mempersiapkan secara detail semua sebelum bekerja. Kalau nilainya di bawah 95% tidak boleh kerja. Jika masih di bawah nilai itu, kami kasi waktu untuk melengkapi dulu dan tidak boleh bekerja. Waktu yang diberikan tergantung mereka, kalau mau cepat ya silakan. Kalau lama kan, mereka yang rugi. Biasanya sih cepat, paling 1 hari atau 2 hari mereka sudah selesai melengkapi. Selama ini belum ada kejadian sih, selama aku

disini selalu lengkap, nilainya 100. Kalau HSE Plan belum lengkap, para kontraktor mengadakan meeting (pramobilisasi). Dalam pramobilisasi ada yang disebut dengan kick of meeting, biasanya dilakukan oleh fungsi HSE, fungsi teknis, project leader, yang punya kerjaan atau user. Jadi mereka meeting dulu sebelum bekerja, menyesuaikan HSE Plan, berembuklah disitu. Habis itu, apa yang dibahas banyak, mereka bisa tawar menawar. Tapi bukan masalah harga, masalah HSE yang KPI nya. Kalau HSE sih ga bisa tawar-menawar. KPI kontraktor, contohnya target mereka untuk pekerjaan yang fatality berapa, insiden sedang berapa, insiden besar berapa, meetingnya berapa kali. Jadi nanti diakhir pekerjaan kita evaluasi lagi, mereka udah melakukan belum, minta buktinya kemudian dinilai. namanya evaluasi akhir nanti. HSE plan wajib, jumlah tenaga kerjanya berapa, jumlah jam kerja amannya berapa, fatality atau kematian harus nol. Insiden besar harus zero, sedang juga zero, kecil mungkin kayak tergores. Kalau bisa jangan, cuma kalau kontraktor kadang-kadang kan batuk ni pastilah dalam 90 hari itu ada 5 tapi mudah-mudahan tidak ada. First aid ini yang perlu ditanggulangi kayak P3K.

ada teknisnya (sambil menunjukkan kertas checklist PJA) ini ada warna biru, ada hijau. Untuk warna biru itu dinilai oleh HSE lokasi, yang hijau itu oleh pihak unit atas izin kantor. Yang hijau itu kebanyakan dokumen. Jadi pihak unit itu mencari dokumen, kalau yang biru kebanyakan di lapangan. 4 Operator HSE Tidak ada informasi yang diberikan

5 Teknik Tidak ada informasi yang diberikan

Berdasarkan hasil wawancara dan hasil dokumentasi peneliti, pada tahapan ini dilakukan dua tahapan yaitu pra-mobilisasi dan mobilisasi. Pada pra-mobilisasi ini dilakukan komunikasi tentang potensi bahaya dan risiko dari pekerjaan tersebut, perubahan yang mempengaruhi potensi bahaya pekerjaan dan memastikan kesiapan kontraktor dalam melaksanakan HSE Plan berdasarkan persyaratan HSE Plan yang telah ditentukan. Sebelum kontraktor melakukan pekerjaan, dilakukan Kick of Meeting (rapat awal sebelum pekerjaan) antara pihak Pertamina dan kontraktor untuk menilai kembali kesiapan kontraktor sebelum melaksanakan pekerjaan. Kick of Meeting dilakukan untuk memberikan kesempatan kepada kedua belah pihak untuk mengkomunikasikan gap dari HSE Plan yang telah disusun oleh kontraktor pada saat proses tender terhadap persyaratan HSE Plan yang diminta Pertamina, serta memastikan penerapan mitigasi terhadap potensi bahaya pekerjaan tersebut (baik yang sudah teridentifkasi sebelumnya maupun yang teridentifikasi kemudian), mampu secara efektif mencegah potensi insiden yang dapat terjadi dalam pekerjaan

kontrak serta memastikan rencana mitigasi tersebut telah siap dilaksanakan oleh kontraktor terhadap pekerjaan tersebut. Kick of Meeting juga dapat digunakan untuk membahas/menjelaskan rencana mitigasi yang belum teridentifikasi dan belum tercantum dalam dokumen kontrak serta persyaratan yang juga harus dipenuhi oleh kontraktor. Pada saat Kick Of Meeting pihak Pertamina juga akan mengajak kontraktor untuk meninjau tempat project pelaksanaan pekerjaan yang akan dikerjakan oleh kontraktor. Kontraktor menyampaikan kembali isi dari HSE Plandan diperiksa kembali oleh pihak Pertamina, Pertamina akan memeriksa dan menilai semua isi dari HSE Plan mulai dari penjelasan mengenai rencana kerja, kesiapan semua perlengkapan dan peralatan HSE serta APD yang dibutuhkan, mereview kembali JHSE, dan target KPI.

Dari hasil rapat dan pemeriksaan di lapangan jika masih ada ketidaksesuaian dengan HSE Plan yang dibuat oleh kontraktor, maka pihak kontraktor wajib untuk memperbaiki HSE Plan. Setelah pihak kontraktor memperbaiki HSE Plan dan disepakati oleh pihak Pertamina, hasil penilaian ditandatangani oleh pihak Pertamina dan pihak kontraktor. Kemudian kontraktor dan Direksi Pelaksana Pekerjaan Pertamina dibantu oleh fungsi HSE mengkaji ulang seluruh potensi bahaya dan semua masalah HSE yang terkait proses mobilisasi sehingga tidak ada potensi bahaya yang belum teridentifikasi. Seluruh persiapan yang terkait dengan proses mobilisasi dibahas dalam tahapan ini, disebut local kick of meeting. Setelah seluruh persyaratan aspek HSE dalam proses mobilisasi terpenuhi, maka pekerja dan peralatan kontraktor dapat dimobilisasi ke lokasi pekerjaan. Selama dalam pelaksanaan proses mobilisasi,

yang disyaratkan pada saat proses mobilisasi aktivitas inspeksi dan audit HSE. aktivitas audit dan inspeksi HSE tersebut dapat menggunakan checklist pre-job activity (lihat pada lampiran 3) dengan poin pemeriksaan yang dapat disesuaikan dengan cakupan jenis pekerjaan yang dikontrakkan namun tidak mengurangi upaya untuk mencegah insiden selama pelaksanaan pekerjaan tersebut.

4.2.5. Gambaran Tahapan Pekerjaan Berlangsung terkait Pelaksanaan CSMS

Dokumen terkait