• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran umum PT Asuransi Takaful Umum

Sebagai pelopor asuransi syariah di Nusantara, Takaful Indonesia telah melayani masyarakat dengan jasa asuransi yang sesuai dengan prinsip syariah, selama lebih dari satu dasawarsa, melalui dua perusahaan operasionalnya PT Asuransi Takaful Keluarga (Asuransi Jiwa Syariah) dan PT Asuransi Takaful Umum (Asuransi Umum Syariah).

PT Syarikat Takaful Indonesia (Perusahaan) berdiri pada 24 Februari 1994 atas prakarsa Tim Pembentukan Asuransi Takaful Indonesia (TEPATI) yang dimotori oleh Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) melalui Yayasan Abdi Bangsa, Bank Muamalat Indonesia Tbk., PT Asuransi Jiwa Tugu Mandiri, Departemen Keuangan RI, serta beberapa pengusaha muslim Indonesia. Melalui kedua anak perusahaannya yaitu PT Asuransi Takaful Keluarga dan PT Asuransi Takaful Umum, Perusahaan telah memberikan jasa perlindungan asuransi yang menerapkan prinsip-prinsip murni syariah pertama di Indonesia.

PT Asuransi Takaful Keluarga yang bergerak di bidang asuransi jiwa Syariah didirikan pada 4 Agustus 1994 dan mulai beroperasi pada 25 Agustus 1994, yang ditandai dengan peresmian oleh Menteri Keuangan Mar'ie Muhammad. Diikuti dengan pendirian anak perusahaan yang bergerak di bidang asuransi umum Syariah yaitu PT Asuransi Takaful Umum, yang diresmikan oleh Menristek/Ketua BPPT Prof. Dr. B.J. Habibie pada 2 Juni 1995.

Kepemilikan mayoritas saham Syarikat Takaful Indonesia saat ini dikuasai oleh Syarikat Takaful Malaysia Berhad (56,00%) dan Islamic Development Bank (IDB, 26,39%), sedangkan selebihnya oleh Permodalan Nasional Madani (PNM) dan Bank Muamalat Indonesia serta Karya Abdi Bangsa dan lain-lain.

37

Di tahun 2004, Perusahaan melakukan restrukturisasi yang berhasil menyatukan fungsi pemasaran Asuransi Takaful Keluarga dan Asuransi Takaful Umum sehingga lebih efisien serta lebih efektif dalam penetrasi pasar, juga diikuti dengan peresmian kantor pusat, Graha Takaful Indonesia di Mampang Prapatan, Jakarta pada Desember 2004. Selain itu, dilakukan pula revitalisasi identitas korporasi termasuk penataan ruang kantor cabang di seluruh Indonesia, untuk memperkuat citra perusahaan.

Untuk meningkatkan kualitas layanan yang diberikan Perusahaan dan menjaga konsistensinya, Perusahaan memperoleh Sertifikasi ISO 9001:2000 dari SGS JAS-ANZ, Selandia Baru bagi Asuransi Takaful Umum, serta Asuransi Takaful Keluarga memperoleh Sertifikasi ISO 9001:2000 dari dari Det Norske Veritas (DNV), Belanda pada April 2004. Selain itu, atas upaya keras seluruh jajaran perusahaan, Asuransi Takaful Keluarga meraih MUI Award 2004 sebagai Asuransi Syariah Terbaik di Indonesia, dan Asuransi Takaful Umum memperoleh penghargaan sebagai asuransi dengan predikat Sangat Bagus dari Majalah InfoBank secara berturut-turut pada tahun 2004 dan 2005.Dengan dukungan Pemerintah dan tenaga professional yang berkomitmen untuk mengembangkan asuransi syariah, Syarikat Takaful Indonesia bertekad untuk menjadi perusahaan asuransi syariah terkemuka di Indonesia.

4.2 Visi dan Misi PT Asuransi Takaful Umum Medan a. Visi

Menjadi Perusahaan Asuransi Umum Kepercayaan Masyarakat

b. Misi

Bersama mewujudkan rasa aman dengan memberikan solusi pada pengelolaan resiko dan pelayanan terbaik berdasarkan prinsip-prinsip tata kelola bisnis syariah yang baik.

38 4.3 Konsep dan Filosofi PT Asuransi Takaful Umum Medan

Segala musibah dan bencana yang menimpa manusia adalah ketentuan Allah.Namun manusia wajib berikhtiar untuk memperkecil resiko dan juga dampak keuangan yang mungkin timbul. Upaya tersebut seringkali tidak memadai, sehingga tercipta kebutuhan akan mekanisme mengalihkan resiko seperti melalui konsep Takaful atau asuransi.

Sebagai perusahaan asuransi syariah, Takaful bekerja dengan konsep tolong menolong dalam kebaikan dan ketakwaan, sebagaimana telah digariskan di dalam Al Qur’an “Dan tolong menolonglah kamu dalam kebaikan dan takwa” (Qs. Al Maidah: 2). Dengan landasan ini, Takaful menjadikan semua peserta sebagai satu keluarga besar yang akan saling melindungi dan secara bersama menanggung resiko keuangan dari musibah yang mungkin terjadi di Al-Mudharabah, Al-Wakalah, dan Tabarru’. Akad-akad Takaful tidak mengandung unsur Al-Riba (bunga uang), Al-Maisir (Judi), dan Al Gharar (untung-untungan) yang dilarang dalam akad-akad keuangan Islami.

39 4.4 Hasil Uji Validitas dan Realibilitas

Suatu instrumen yang baik harus memiliki tingkat validitas serta tingkat realibilitas yang tinggi.Suatu kuesioner dikatakan valid apabila instrumen penelitian tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. Sedangkan suatu instrumen dikatakan reliabel apabila instrumen penelitian tersebut bila digunakan beberapa kali untuk mengukur objek yang sama, akan menghasilkan data yang sama.

Berikut ini merupakan tabel output hasil uji validitas dan realibilitas menggunakan SPSS 21:

Tabel 4.1

Hasil Uji Validitas dan Realibilitas

Variabel Pernyataan r- Cronbach's hitung Alpha

Variabel Pelayanan Pernyataan 1 0.650 0.811 Pernyataan 2 0.561 0.815 Variable Religius Stimuli Pernyataan 3 0.616 0.814 Pernyataan 4 0.610 0.814 Variabel Profit sharing Pernyataan 5 0.565 0.817 Pernyataan 6 0.559 0.817 Variabel Reputasi Pernyataan 7 0.392 0.828 Pernyataan 8 0.492 0.819 Variabel Promosi Pernyataan 9 0.321 0.835 Pernyataan 10 0.396 0.826 Variabel Lokasi Pernyataan 11 0.294 0.838 Pernyataan 12 0.454 0.822 Variabel Minat Pernyataan 13 0.452 0.822 Pernyataan 14 0.482 0.820 Sumber: data diolah

Nilai r-tabel untuk N=98; df=96; tingkat signifikansi=5% adalah 0,199. Dari Tabel 4.1 dapat dilihat bahwa tiap-tiap pernyataan memiliki r-hitung>r-tabel, yang menandakan bahwa masing-masing pernyataan dapat dinyatakan valid, dan tiap-tiap pernyataan memiliki cronbach’s alpha> 0,60 yang menandakan bahwa masing-masing pernyataan dapat dinyatakan reliabel.

40 4.5 Karakteristik Responden

4.5.1 Usia

Dari hasil penyebaran kuesioner, didapatkan bahwa sebagian besar yang menjadi responden berusia 40-50 tahun , yakni sebesar 39 persen, Pada rentang usia ini seseorang sudah dapat dikatakan memiliki pekerjaan dalam waktu yang lama dan memiliki penghasilan yang cukup untuk menjadi nasabah asuransi syariah .kemudian responden usia 30-40 tahun sebesar 38 persen, responden berusia 50 tahun sebesar 8 persen, responden berusia 20-30 tahun sebesar 7 persen, kemudian responden berusia 20 tahun sebesar 6 persen, pada usia saat ini nasabah cenderung belum mendapatkan pekerjaan dan penghasilan tetap sehingga sangat sulit untuk menjadi nasabah sebuah asuransi. Adapun penyebaran karakteristik responden berdasarkan usia dapat dilihat pada gambar 4.1.

Gambar 4.1 Jumlah Responden Berdasarkan Usia (Data Primer)

4.5.2 Agama

Dari hasil penyebaran kuesioner didapatkan hasil bahwa yang menjadi nasabah PT Asuransi Takaful Umum Medan sebagian besar adalah beragama islam yaitu sebesar 64 persen, kemudian Kristen protestan sebesar 13 persen, katolik 9 persen, hindu sebesar 6 persen, dan budha sebesar 6 persen. Dari hasil di atas dapat disimpulkan bahwa walaupun PT Asuransi Takaful Umum Medan berbasis syariah tetapi nasabahnya tidak hanya beragama

6 7

38 39

8 20 tahun 20-30 tahun 30-40 tahun 40-50 tahun 50 tahun

41

islam saja, ada nasabah beragama lain yang ikut menjadi nasabah asuransi syariah. Adapun penyebaran karakteristik responden berdasarkan usia dapat dilihat pada gambar 4.2.

Gambar 4.2 Jumlah Responden Berdasarkan Agama (Data Primer)

4.5.3 Pendidikan

Tingkat pendidikan mempengaruhi sikap responden terhadap kesadaran berasuransi.Semakin tinggi tingkat pendidikan seharusnya semakin memiliki kesadaran pentingnya berasuransi. Pada studi kali ini persentase tingkat pendidikan responden yang tertinggi adalah yang berpendidikan S1/S2/S3dimana total persentasenya adalah 58 persen. Sedangkan yang terendah adalah yang berpendidikan SD dan SMP yakni sebesar 0 persen.Kurangnya minat masyarakat berpendidikan SD dan SMP disebabkan kurangnya pengetahuan mereka terhadap asuransi syariah itu sendiri.Sebaran karakteistik berdasarkan pendidikan terakhir dapat dilihat pada gambar 4.3.

64

9 13 6 6

islam katolik kristen protestan

42 Gambar 4.3 Jumlah Responden Berdasarkan Pendidikan

(Data Primer) 4.5.4 Pekerjaan

Pekerjaan responden sangat menentukan keputusan responden dalam berasuransi. Jika pekerjaan yang dimiliki responden termasuk pekerjaan yang menghasilkan pendapatan yang tinggi, maka kemungkinan untuk berasuransi akan semakin besar.

Gambar 4.4 Jumlah Responden Berdasarkan Pekerjaan (Data Primer)

Pada umumnya, responden memilki pekerjaan sebagai Pegawai Swasta, yaitu sebesar 36 persen, lalu diikuti dengan pekerjaan Pegawai Negeri sebesar 16 persen. Sebaran karakteistik berdasarkan pekerjaan dapat dilihat pada gambar 4.4 di atas.

4.5.5 Pendapatan

Tingkat pendapatan responden sangat menentukan sikap responden dalam berasuransi.Responden yang berpenghasilan besar lebih berpeluang untuk berasuransi, karena

0 0

30

10

58

SD/Sederajat SMP/Sederajat SMA/Sederajat D3/Sederajat S1/S2/S3

16

36

20

0

Dokumen terkait