IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Gambaran Umum Bank BTN
Bank Tabungan Negara merupakan Badan Usaha Milik Negara Indonesia yang berbentuk perseroan terbatas dan bergerak di bidang jasa keuangan perbankan. Bank BTN pada awalnya bernama Poostspaar Bank yang didirikan pada tahun 1897 di Jakarta. Pada tahun 1942, Jepang masuk menyerbu Indonesia dan membekukan Poostspaar Bank. Jepang yang berhasil mengusir Belanda pada saat itu, mengambil alih penguasaan Poostspaar Bank dan mengubahnya menjadi Tyokin Kyoku. Pada kenyataannya, Tyokin Kyoku tidak seberhasil Poostspaar Bank dan kehilangan kepercayaan dari masyarakat. Setelah peristiwa Proklamasi 17 Agustus 1945 yang menandai kemerdekaan Indonesia, Tyokin Kyoku diambil alih oleh pemerintah Indonesia dan berganti nama menjadi Kantor Tabungan Post (KTP).
Fungsi strategis utama KTP pada saat itu adalah sebagai tempat penukaran mata uang Jepang ke mata uang ORI (Oeang Republik Indonesia). Belanda kembali melancarkan agresi militer I pada 19 Desember 1946, ibukota Jakarta diduduki Belanda dan kemudian dipindah ke Yogyakarta. Dalam moment agresi militer ini, Belanda kembali menguasai kantor pusat dan semua kantor cabang Poostspaar Bank, yang telah beralih nama menjadi Kantor Tabungan Post.
Setelah Belanda sepenuhnya hengkang dari Indonesia pada tahun 1949, pemerintah Indonesia kembali menguasai Poostspaar Bank. Selanjutnya, banyak kejadian bernilai sejarah sejak tahun 1950 tetapi yang paling subtantif bagi sejarah BTN adalah dikeluarkanya UU Darurat No. 9 tahun 1950 tanggal 9 februari 1950 yang mengubah nama “Poostspaar Bank In Indonesia” berdasarkan staatsblat No. 295 tahun 1941 menjadi Bank Tabungan Pos dan memindahkan induk kementrian dari Kementrian Perhubungan ke Kementrian Keuangan di bawah Mentri Urusan Bank Sentral. Walaupun dengan UU Darurat tersebut masih bernama Bank Tabungan Pos, tetapi tanggal 09 Februari 1950 ditetapkan sebagai Hari dan Tanggal lahir Bank Tabungan Negara. Nama Bank Tabungan Pos menurut UU Darurat tersebut dikukuhkan dengan UU NO.36 Tahun 1953
Tanggal 18 Desember 1953. perubahan nama dari nama Bank Tabungan Pos menjadi Bank Tabungan Negara didasarkan pada perpu no. 4 Tahun 1963 tanggal 22 Juni 1963 yang kemudian dikuatkan dengan UU No.2 tahun 1964 Tanggal 25 Mei 1964.
Pengesahan status Bank Tabungan Negara sebagai bank milik Negara ditetapkan dengan UU No. 20 tahun 1968 tanggal 19 Desember 1968 yang sebelumnya (sejak tahun 1964) Bank Tabungan Negara menjadi BNI unit V. Jika tugas utama saat pendirian Poostspaar Bank (1897) sampai dengan Bank Tabungan Negara (1968) adalah bergerak dalam penghimpunan dana masyarakat melalui tabungan, maka sejak tahun 1974 Bank Tabungan Negara ditambah tugasnya yaitu memberikan pelayanan KPR dan untuk pertama kalinya penyaluran KPR tejadi pada tanggal 10 Desember 1976, karena itulah tanggal 10 Desember diperingati sebagai hari KPR di BTN.
Bentuk hukum Bank Tabungan Negara mengalami perubahan lagi pada tahun 1992, yaitu dikeluarkanya PP No. 24 tahun 1992 tanggal 19 April 1992 yang merupakan pelaksaan dari UU No. 7 tahun 1992 bentuk hukum Bank Tabungan Negara berubah menjadi perusahaan Perseroan. Sejak itu nama Bank Tabungan Negara menjadi PT. Bank Tabungan Negara (Persero) dengan call name Bank BTN. Berdasarkan kajian konsultan independent, Price Waterhouse Coopers, Pemerintah melalui Mentri BUMN dalam surat No. S-544/M- MBU/2002 tanggal 21 Agustus 2002 memutuskan Bank BTN sebagai bank umum dengan fokus bisnis pembiayaan perumahan.
Pada tahun 2009, Bank BTN menjadi bank pertama di Indonesia yang elakukan sekuritisasi aset melalui pencatatan transaksi Kontrak Investasi Efek Beragunan Aset (KIK-EBA) di bursa efek Indonesia. Pada tanggal 17 Desember 2009, Bank BTN menerbitkan 2.360.057.000 lembar saham, setara dengan 27,08% dari total saham Bank BTN, dan tercatat sebagai emisi IPO terbesar di tahun 2009 dengan nilai dana sebesar Rp 1,88 triliun. Setelah dilaksanakannya IPO, Bank BTN meletakkan dasar-dasar pertumbuhan berkelanjutan dengan melakukan perubahan struktur organisasi, SDM, IT, dan penerpan GCG (good corporate governance) seiring dengan pengembangan produk dan layanan serta perluasan jaringan.
4.1.2 Visi, Misi, dan Nilai Bank BTN Visi Bank Tabungan Negara
“Menjadi Bank yang Terkemuka dalam Pembiayaan Perumahan”
Misi Bank Tabungan Negara
a. Memberikan pelayanan yang unggul dalam pembiayaan perumahan dan industri yang terkait, pembiayaan konsumsi, serta usaha kecil dan menengah. b. Meningkatkan keunggulan kompetitif mealui inovasi pengembangan produk,
jasa, dan jaringan strategis berbasis teknologi terkini.
c. Menyiapkan dan mengembangkan human capital yang berkualitas, profesional, dan memiliki integritas tinggi.
d. Melaksanaan menajemen perbankan sesuai dengan prinsip kehati-hatian dan good corporate governance untuk meningkatkan nilai tambah bagi pemegang saham.
e. Mempedulikan kepentingan masyarakat dan lingkungannya.
Nilai-nilai Perusahaan
Nilai-nilai perusahaan pada Bank Tabungan Negara memiliki enam dasar yang tercermin menjadi “POLA PRIMA”:
1. Pelayanan Prima
Memberikan pelayanan yang melebihi harapan pelanggan internal dan eksternal.
2. Inovasi
Senantiasa mengembangkan gagasan baru dan penyempurnaan berkelanjutan yang memberi nilai tambah bagi perusahaan.
3. Keteladanan
Mulai dari diri sendiri menjadi suri teladan dalam berprilaku yang mencerminkan nilai-nilai budaya kerja Bank BTN bagi insan Bank BTN dan pihak-pihak yang terkait.
4. Profesionalisme
Kompetisi di bidangnya dan senantiasa mengembangkan diri sehingga menghasilkan kinerja terbaik serta memberikan nilai tambah bagi perusahaan dan seluruh insan Bank BTN.
Konsisten antara pikiran, perkataan, dan tindakan sesuai dengan ketentuan perusahaan, kode etik profesi, serta prinsip-prinsip kebenaran yang terpuji.
6. Kerjasama
Membangun hubungan yang tulus dan terbuka dengan sesama insan Bank BTN dan pihak lain, yang dilandasi sikap saling percaya dan menghargai untuk mencapai tujuan bersama.
4.1.3 Manajemen dan Struktur Organisasi Bank BTN
Kantor pusat Bank BTN terletak di Menara Bank BTN, Jalan Gajah Mada No. 1, Jakarta Pusat 10130, Indonesia. Saat ini Bank BTN telah memiliki 65 kantor cabang, 218 kantor cabang pembantu, 316 kantor kas, 21 kantor cabang syariah, 18 kantor cabang pembantu syariah, 10 payment point, 1.180 ATM di seluruh Indonesia, serta menyediakan akses jaringan lebih dari 50.000 jaringan ATM Link, ATM Bersama, dan ATM Prima.
Bank BTN memiliki 6 orang dewan direksi dan 5 komisaris. Seiring dengan pertumbuhan aset Bank BTN, perusahaan ini mengalami pertumbuhan jumlah pegawai tetap yang mencapai 5.135 orang. Setelah IPO pada akhir tahun 2009 lalu, struktur kepemilikan saham Bank BTN berubah. Hingga tahun 2011, kepemilikan saham Bank BTN adalah sebesar 71,91% oleh pemerintah Republik Indonesia dan sisanya sebesar 28,09% oleh publik.
4.1.4 Kegiatan Usaha Bank BTN
Untuk terus memenuhi kebutuhan nasabah, Bank BTN menyediakan berbagai kegiatan usaha yang ada dalam produk dan layanan sebagai berikut:
1. Produk Dana
Produk dana terdiri dari tabungan, giro, dan deposito. 2. Jasa dan Layanan
Jasa dan layanan terdiri dari ATM BTN, iMobile BTN, kartu debit BTN, kartu kredit BTN, BTN prioritas, BTN Payroll, SPP Online BTN, Payment Point, penerimaan biaya perjalanan ibadah haji, Western Union, Money Changer, money changer, bank garansi, dan lain-lain.
Produk kredit Bank BTN terdiri dari KPR BTN Sejahtera Tapak, KPR BTN Sejahtera Susun, KPR BTN Platinum, KPA BTN, Kredit Ruko BTN, Kredit Agunan Rumah, PRR-KB BTN Jamsostek, Kredit Bangun Rumah BTN, Kredit Pemilikan Lahan BTN, Kring BTN, Kredit Swadana BTN, Kring BTN Pensiunan, Kredit Linkage BTN, Kredit Perumahan Perusahaan BTN, Pinjaman Lunak Konstruksi Bapertarum BTN, dan lain-lain.
4. Produk BTN Sharia
Produk BTN Sharia terdiri dari Tabungan BTN Batara iB, Tabungan BTN Haji iB, TabunganKu Ib, Giro BTN iB, Deposito BTN iB, Wakaf Uang BTN iB, SPP On Line, Layanan Penerimaan Biaya Perjalanan Ibadah Haji (BPIH) melalui SISKOHAT, dan lain-lain.
5. Produk Pembiayaan
Produk pembiayaan terdiri dari KPR BTN Sejahtera Tapak iB, KPR BTN Platinum iB, Pembiayaan Kendaraan Bermotor BTN iB, Pembiayaan Bangun Rumah BTN iB, Pembiayaan Modal Kerja BTN iB, Pembiayaan Konstruksi BTN Ib, Pembiayaan Investasi BTN iB, dan lain-lain.
4.1.5 Proses IPO Bank BTN
1. Persiapan internal
Tahapan ini terdiri dari pengumpulan informasi bagi penyusunan prospektus, benchmarking dengan proses IPO di bank lain dari segi efisiensi proses dan valuasi, sosialisasi internal untuk mendapatkan dukungan dari dalam, identifikasi aspek internal yang masih membutuhkan pembenahan, due diligence secara intern, dan menempuh berbagai tindak lanjut untuk menuju proses go public.
2. Proses go public
Tahapan ini terdiri dari persiapan administrasi (izin pemegang saham, pembentukan tim go public, dokumentasi, penunjukan profesi dan lembaga penunjang, pendaftaran ke Bapepam dan pencatatan di bursa efek), public exspose, due diligence meeting, penawaran umum dan pencatatan (listing).