• Tidak ada hasil yang ditemukan

Gambaran Umum tentang Bank Sumut Syariah

BAB III :TINJAUAN UMUM TENTANG PEMBIAYAAN

B. Gambaran Umum tentang Bank Sumut Syariah

PT. Bank Pembangunan Daerah Sumatera Utara, disingkat PT. Bank SUMUT didirikan pada tanggal 04 November 1961 dengan akte Notaris Rusli No. 22 dalam bentuk Perseroan Terbatas dan diubah menjadi Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) berdasarkan Undang-Undang No. 13/1962 tentang ketentuan pokok Bank Pembangunan Daerah dan sesuai dengan Peraturan Daerah Tingkat I Sumatera Utara No.5 tahun 1965. Namun tanggal 16 April 1999 dengan Peraturan Daerah No. 2/1999 bentuk badan hukum diubah kembali menjadi Perseroan

38

Terbatas sesuai dengan akte Notaris Alina Hanum Nasution, S.H. tentang pendirian Perseroan Terbatas.

Sebagai Bank yang memiliki Visi untuk menjadi Bank andalan untuk membantu dan mendorong pertumbuhan perekonomian dan pembangunan daerah disegala bidang serta sebagai salah satu sumber pendapatan daerah dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat, PT. Bank Sumut senantiasa berusaha untuk mengikuti perkembangan yang ada, termasuk rencana untuk mendirikan Unit Usaha Syariah (UUS).

Gagasan dan wacana untuk mendirikan unit atau Divisi Usaha Syariah sebenarnya telah berkembang cukup lama dikalangan stakeholder Bank SUMUT, khususnya direksi dan komisaris, sejak dikeluarkannya fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) yang menyatakan bahwa bunga Bank adalah haram dan sejak dikeluarkannya Undang-Undang No.10 Tahun 1998 yang memberikan kesempatan bagi Bank Konvensional untuk mendirikan Unit Usaha Syariah (UUS). Selain itu karena kultural masyarakat Sumatera Utara yang religius khususnya umat Islam yang semakin sadar akan pentingnya menjalankan ajaran-Nya dalam semua aspek kehidupan, termasuk dalam bidang Ekonomi (Muamalah).

Atas dasar hal tersebut dan komitmen Bank SUMUT terhadap pengembangan layanan syariah maka dibentuknya satuan Divisi dibawah organisasi Bank SUMUT yang menangani layanan syariah yaitu Divisi Usaha Syariah (DUSy).

Pada tanggal 04 November 2004 Bank SUMUT membuka Unit Usaha Syariah dengan dua kantor cabang Syariah, yaitu Kantor Cabang Syariah Medan dan Kantor Cabang Padang Sidempuan.

Bank SUMUT Syariah merupakan salah satu Bank yang beroperasi berdasarkan prinsip Syariah sesuai dengan izin prinsip Bank Indonesia No. 6/2/DPIP/Prz/Mdn tanggal 28 April 2004 dan izin pembukaan Cabang Syariah Medan dan Padang Sidempuan No. 6/142/Prz/Mdan tanggal 18 Oktober 2005. Diikuti dengan dibukanya Kantor Cabang Syariah Tebing Tinggi pada tanggal 26 Desember 2005 sesuai dengan izin Bank Indonesia dengan surat Bank Indonesia Medan kepada direksi PT. Bank SUMUT No. 7/177/DPIP/Prz/Mdn tanggal 15 Desember 2005 perihal rencana pembukaan cabang Syariah, Kantor Cabang Pembantu dan Kantor Kas Bank SUMUT pada tanggal 26 Desember 2006 dibuka Kantor Cabang Pembantu Stabat, selanjutnya pada tanggal 14 Desember 2009 dibukalah Kantor Cabang Pembantu Kisaran.

Tata cara beroperasi Bank Syariah pada umumnya yaitu Bank SUMUT Syariah pada khususnya tentunya mengacu pada ketentuan-ketentuan Al-Qur’an dan Hadis. Prinsip Unit Usaha Syariah ini menjadi panduan dalam menerpakan fitur-fitur produk Bank SUMUT Syariah, baik itu produk pembiayaan maupun produk penghimpunan dana.

Kegiatan operasional PT. Bank SUMUT Cabang Medan didukung oleh sistem operasional yang disebut OLIB’S Syariah (Online Integerity Banking Sistem). Dalam menjalankan operasional perbankan sehari-hari PT. Bank SUMUT

Unit Usaha Syariah menggunakan sistem operasional perbankan yang menganut pada prinsip Syariah.

Pada sistem operasional Bank SUMUT Syariah nasabah kreditur yang menanamkan modalnya di Bank akan memperoleh keuntungan bagi hasil dari pendapatan yang diperoleh Bank (bagi nasabah yang menanamkan modalnya dalam bentuk produk Marhamah). Kemudian dana nasabah tersebut akan disalurkan oleh Bank kepada nasabah debitur yang membutuhkan, baik dalam bentuk modal usaha maupun dalam bentuk jual beli.

Adapun produk yang ditawarkan Bank SUMUT Syariah dalam rangka penghimpunan dana nasabah kreditur dan penyaluran dana kepada nasabah debitur adalah sebagai berikut:

1. Produk Penghimpunan Dana

Dalam penghimpunan, produk yang ditawarkan PT. Bank SUMUT Unit Usaha Syariah adalah :

a. Produk Wadi’ah

Tabungan Marwah (Martabe Wadi’ah)

Berprinsip Wadi’ah Yad Dhamanah (Titipan dana) yang berdasarkan fatwa Majelis Ulama Indonesia Nomor 2/DSN-MUI/IV/2000 tanggal 26 Dzulhijjah 1420/ 1 April 2004 Masehi. Tabungan Marwah merupakan tabungan berupa titipan murni yang dengan seizin pemilik dana (Shahibul Maal) Bank dapat mengelolanya didalam operasional Bank untuk mendukung sektor riil, dengan jaminan bahwa dana tersebut dapat ditarik setiap saat oleh pemilik dana. Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) menjamin pengembalian dana dan titipan nasabah

sampai dengan seratus juta. Adapun keuntungan yang diterima nasabah adalah dapat ditarik setiap saat, dapat dijadikan agunan pembiayaan, keamanan dana dan dalam kondisi tertentu Bank dapat memberikan bonus maupun hadiah lainnya yang besar dan caranya tidak diperjanjikan, melainkan hanya kebijaksanaan Bank. Dalam akad ini nasabah dapat menarik dananya setiap saat kapan pun dibutuhkannya diseluruh kantor Bank SUMUT secara online. Setiap nasabah yang melakukan pembiayaan, maka harus membuka tabungan Martabe Wadi’ah, untuk kelancaran pembayaran angsuran pembiayaan. Risikonya pada tabungan ini adalah Bank tidak bertanggung jawab atas penyalahgunaan Buku Tabungan karena kelalaian Penabung dan tidak memberikan fasilitas ATM.

b. Produk Mudharabah

Yang termasuk kedalam tabungan Mudharabah adalah :

1. Tabungan Marhamah (Martabe Bagi Hasil Mudharabah)

Merupakan produk penghimpunan dana yang dalam pengelolaannya merupakan prinsip Mudharabah Muthlaqah yaitu investasi yang dilakukan oleh nasabah sebagai pemilik dana (Shahibul Maal) dan Bank sebagai pihak yang bebas tanpa pembatasan dari pemilik dana untuk menyalurkan dana nasabah tersebut dalam bentuk pembiayaan kepada usaha-usaha yang menguntungkan dan tidak bertentangan dengan prinsip syariah.

1) Perhitungan Profit produk Tabungan iB Martabe Bagi Hasil Dimana :

PP : Profit Produk (Pendapatan yang akan didistribusikan untuk tabungan iB Martabe Bagi Hasil).

TD : Jumlah saldo rata-rata harian dalam sebulan. Pby : Jumlah rata-rata pembiayaan.

Pdc : Jumlah pendapatan Cash Basis dalam sebulan. 2) Perhitungan Pendapatan Per Nasabah

Dimana :

PN : Pendapatan Nasabah

SN : Saldo rata-rata harian (dalam sebulan) TD : Total saldo rata-rata harian (dalam sebulan) PP : Profit Produk

N : Nisbah

2. Deposito Ibadah (Deposito Investasi Bagi Hasil Mudharabah)

Prinsipnya sama dengan Tabungan Marhamah, tetapi dana yang disimpan nasabah hanya dapat ditarik berdasarkan jangka waktu yang telah ditentukan, dengan bagi hasil keuntungan yang telah disepakati bersama. Perhitungan pembagian bagi hasilnya sama dengan “Tabungan iB Martabe Bagi Hasil”.

2. Produk Penyaluran Dana

Adapun Produk PT. Bank SUMUT Cabang Medan dalam penyaluran dana kepada nasabah debitur adalah sebagai berikut:

a. Transaksi Jual Beli Dalam Bentuk Piutang Murabahah

Akad ini merupakan akad jual beli atas suatu barang dengan harga yang disepakati diawal, dimana Bank menyebutkan harga pembelian dan margin (keuntungan) yang diperoleh Bank. Bank dapat mensyaratkan pembeli untuk membayar uang muka (urbun). Nasabah membayar kepada Bank menurut harga

yang diperjanjikan dan harga atau pembayaran tidak berubah selama jangka waktu yang telah disepakati.

Pembiayaan Murabahah terdiri dari :

1) Murabahah Modal Kerja

Murabahah yang digunakan untuk kebutuhan usaha seperti untuk menambah persediaan barang dagangan, bahan baku atau bahan pembantu produksi atau lebih tepatnya dana untuk pengembangan usaha.

2) Murabahah Investasi

Murabahah yang digunakan untuk kebutuhan investasi seperti membeli rumah untuk disewakan, dan membangun tempat usaha atau renovasi tempat usaha.

3) Murabahah Konsumsi

Murabahah yang digunakan untuk membeli barang konsumsi seperti kendaraan atau alat transportasi, membangun atau merenovasi rumah, alat-alat rumah tangga atau sejenisnya.

b. Transaksi Bagi Hasil Mudharabah

Transaksi bagi hasil Mudharabah adalah akad kerja sama antara Bank sebagai pemilik dana (Shahibul Maal) dan nasabah sebagai pengelola dana (Mudharib). Jangka waktu pembiayaan, pengembalian dana dan pembagian keuntungan ditentukan dalam akad. Bank tidak ikut serta dalam pengelolaan usaha nasabah tetapi memiliki hak dalam pengawasan dan pembinaan usaha nasabah.

Akad Mudharabah terdiri atas :

1. Mudharabah Modal Kerja

Mudharabah Modal Kerja adalah Mudharabah yang diperginakan untuk

kebutuhan usaha atau perdagangan.

2. Mudharabah Surat Perintah Kerja (SPK)

Mudharabah yang dipergunakan untuk kebutuhan proyek, khususnya

proyek instansi pemerintah. c. Transaksi Bagi Hasil Musyarakah

Transaksi bagi hasil Musyarakah adalah akad kerja sama antara dua pihak atau lebih, dimana masing-masing pihak akan memberikan kontribusi dana dengan kesepakatan bahwa keuntungan dan resiko akan ditanggung bersama sesuai dengan kesepakatan pada awal akad.

Pada dasarnya transaksi bagi hasil Musyarakah sama dengan bagi hasil Mudharabah, yang menjadi perbedaannya adalah keadaan modalnya, yaitu pada bagi hasil Mudharabah hanya satu pihak menyediakan Modal secara keseluruhan yang dalam aplikasi perbankan adalah pihak bank atau disebut juga dengan Shahibul Maal, sedangkan nasabah bertindak sebagai pihak yang mengelola dana atau disebut juga dengan Mudharib. Sedangkan pada bagi hasil Musyarakah, masing-masing pihak menyediakan dana dan masing-masing pihak sebagai pengelola.

d. Pembiayaan iB Talangan Haji

Pembiayaan Dana Talangan Haji adalah pinjaman tanpa imbalan yang diberikan oleh Bank kepada Nasabah sebagai dana Talangan untuk dapat segera mungkin dalam memperoleh nomor porsi haji melalui Sistem Komputer Haji Terpadu (SISKOHAT), yang mana nasabah dapat mengembalikan pinjaman tersebut secara angsuran maksimum 36 bulan dengan maksimum dana talangan Rp. 20.000.000,-.

Syarat umum :

1. Mengisi dan menandatangani surat permohonan pembiayaan

2. Membuka atau telah mempunyai rekening tabungan Haji Makbul dan Tabungan iB Martabe

3. Memenuhi persyaratan kelengkapan berupa : Fotocopy KTP (suami/istri), Fotocopy Kartu Keluarga atau Buku Nikah, Surat Keterangan Penghasilan/slip gaji (Nasabah Penjamin).

e. Gadai Emas iB SUMUT

Gadai Emas iB SUMUT adalah fasilitas pinjaman dana tupai tanpa imbal jasa yang diberikan Bank SUMUT Syariah kepada nasabah dengan jaminan berupa emas yang berprinsip gadai Syariah.

Persyaratan :

1. Membawa KTP/SIM/Identitas lain yang masih berlaku 2. Objek jaminan hanya berupa emas, minimal 18 karat

3. Jangka waktu pinjaman s/d 4 bulan dan dapat diperbaharui di atas Rp. 100.000.000,- (seratus juta rupiah) melampirkan NPWP

4. Mengisi formulir aplikasi permohonan gadai 5. Biaya materai

6. Membayar biaya sewa Rp. 2500/gram/perbulan 3. Jasa-jasa Bank

Pelayanan jasa perbankan yang tersedia pada PT. Bank SUMUT Unit Usaha Syariah merupakan perwujudan dari komitmen Bank SUMUT untuk memberikan pelayanan terbaik dalam memenuhi kebutuhan nasabah akan jasa perbankan. Adapun jasa-jasa yang ditawarkan adalah sebagai berikut :

a. Transfer melalui sarana BI-RTGS (Real Time Gross Settlement), yaitu suatu sistem transfer dana elektronik antar peserta sistem BI-RTGS dalam mata uang rupiah yang penyelesaiannya dilakukan secara seketika per transaksi secara individual.

b. Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia (SKNBI), yaitu pertukaran warkat atau data keuangan elektonik antar peserta Kliring, baik atas nama peserta atau atas nama nasabah peserta yang perhitungannya diselesaikan pada waktu tertentu.

c. Inkaso dan Wakalah

d. Surat Keterangan Dukungan Dana dan Surat Keterangan Bank (SKB) e. Bank Garansi

Produk ini merupakan fasilitas yang disediakan oleh Bank kepada nasabah yang membutuhkan pinjaman untuk mitra kerja dalam rangka bisnis seperti tendr proyek, pelaksanaan proyek dan lainnya.

Target Pemasaran

Dari sisi pendanaan, pasar yang akan dijadikan sasaran dalam pengembangan Unit Usaha Syariah adalah golongan masyarakat dalam arti yang luas, terutama golongan masyarakat yang mempunyai kesadaran untuk menerapkan ajaran Islam dalam kehidupan. Namun demikian tidak tertutup kemungkinan untuk golongan agama lain sepanjang mengikuti aturan Syariah. Selain dari masyarakat individual seperti karyawan, pedagang, pengusaha dan lain-lain. Pendanaan akan digalang dari kelompok masyarakat seperti organisasi kemasyarakatan dan organisasi keagamaan.

Dari sisi penyaluran dana, strategi awal yang digunakan adalah dengan menggunakan akad Murabahah (jual beli). Pembiayaan yang paling relevan untuk akad ini adalah pembiayaan barang-barang investasi dan konsumsi baik untuk kepentingan bisnis maupun non bisnis seperti sepeda motor, rumah tempat tinggal, rumah toko, alat-alat industri, alat-alat rumah tangga dan lain-lain.39

Dokumen terkait