• Tidak ada hasil yang ditemukan

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum BLKPI-Pasar Rebo

4.1.1 Sejarah BLKPI

BLKPI Pasar Rebo didirikan pada tahun 1953 dengan nama Pusat Latihan Kerja (PLK). Pada mulanya PLK bertujuan untuk program pelatihan bidang industri, di mana pengadaan peralatan PLK pada saat itu berasal dari luar negeri yaitu Colombo Plan dan ILO. Tahun 1960-an diarahkan untuk melatih para pencari kerja, mantan pejuang (veteran) dan pegawai instansi lain agar menjadi tenaga kerja yang memiliki keterampilan yang memandai. Program pelatihan dilaksanakan secara intensif (960 jam). Pendekatan ini dimungkinkan, karena jumlah kelompok sasaran yang akan dilatih relative sedikit.

Periode tahun 1970, seiring dengan pendirian PLK daerah lain di Indonesia, terjadi perubahan nama menjadi Balai Latihan Kerja (BLK). Pada periode ini program pelatihan dilaksanakan relatif kurang intensif (480 jam). Hal ini disebabkan lebih banyak kelompok sasaran yang mengikuti latihan. Sehingga untuk memenuhi asas pemerataan, aspek kuantitas lebih diutamakan disbanding aspek kualitas. Dikembangkan program pelatihan kerja dengan metode Mobile Training Unit (MTU), yaitu program latihan kerja yang dilaksanakan untuk menjangkau wilayah Jakarta yang masih terpencil.

Periode tahun 1980 hingga awal 1990, BLK Pasar Rebo dikategorikan sebagai BLK type A. kategori ini didasarkan pada kapasitas daya tampung BLK yang memang besar bagi pelaksanaan latihan. Pada periode ini BLK Pasar Rebo difokuskan untuk melatih tenaga pengangguran, sehingga kegiatan bersifat komersial dan swadana dihentikan.

Periode awal tahun 1990, BLK di Indonesia memasuki era baru dalam hal pelaksanaan pelatihan. Pada masa ini perubahan terjadi pada pola pelatihan berorientasi pada supply driven menjadi pola pelatihan berorientasi demand driven, pada periode ini BLK diarahkan untuk menyelenggarakan pelatihan dengan jenis tertentu. BLK Pasar Rebo yang berlokasi di wilayah perindustrian, diarahkan kedalam program pelatihan yang berorientasi industri. Berdasarkan surat keputusan Menaker nomor Kep. 88/MEN/1997 yang menyatakan BLK Pasar Rebo berubah nama menjadi Balai Latihan Kerja Industri (BLKI) Pasar Rebo.

Sejak berdiri (1953) sampai dengan akhir tahun 2000, BLKPI Pasar Rebo merupakan salah satu unit pelaksana teknis di lingkungan Departemen Tenaga Kerja (DEPNAKER). Keberadaan ini berlangsung hingga digulirkannya program Otonomi Daerah yang pada awal tahun 2001, BLKI Pasar Rebo ditetapkan berada di bawah naungan Pemerintah Daerah Khusus Ibukota Jakarta.

Berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Nomor : 160 Tahun 2002, BLKI Pasar Rebo kembali berganti nama menjadi Balai Latihan Kerja Pengambangan Industri (BLKPI) Pasar Rebo. Berdasarkan SK Gubernur ini pula, BLKPI Pasar Rebo yang berada di Unit Pelaksana Teknis (UPT) di lingkungan Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Propinsi DKI Jakarta dalam bidang latihan kerja industri.

4.1.2 Visi dan Misi BLKPI-Pasar Rebo

Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Propinsi DKI Jakarta sebagai perangkat sistem pemerintahan yang menjalankan misi sesuai dengan amanat Undang-undang Dasar 1945 pasal 27, ayat 2 yang menyatakan bahwa tiap-tiap warga Negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan. Selain itu dalam Undang-undang nomor 22 tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah dalam Bab I pasal 4 ayat h, menyatakan bahwa otonomi daerah adalah kewenangan daerah otonom untuk mengatur dan

mengurus kepentingan masyarakat setempat menurut prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat sesuai peraturan perundang- undangan.

Visi BLKPI adalah terwujudnya pelatihan keterampilan yang berbasis kompetensi dan diserap pasar kerja, menjadi pusat berbagai pelatihan dalam rangka penyediaan tenaga kerja yang memiliki pengetahuan dan keterampilan di bidang aneka kejuruan, tata niaga dan industri. Misi Balai Latihan Kerja Pengembangan Industri, Pasar Rebo, diantaranya :

1. Membentuk SDM yang bermutu, Inovatif dan kreatif.

2. Menjadikan lembaga pelatihan yang Excellent dan berfungsi sebagai penyedia tenaga profesional yang mandiri

3. Melakukan kerjasama antar sesame lembaga pelatihan guna meningkatkan mutu hasil pelatihan

4. Menyelenggarakan pelatihan.

4.1.3 Struktur Organisasi BLKPI-Pasar Rebo

Struktur Organisasi BLKPI-Pasar Rebo dipimpin oleh Kepala Balai yang terdiri atas bagian tata usaha, seksi pelatihan dan pemasaran, seksi standarisasi dan uji kompetensi serta kelompok jabatan fungsional.

Gambar 4. Struktur organisasi BLKPI-Pasar Rebo

Kepala BLKPI

Sub Bagian Tata Usaha

Seksi Standarisasi dan Uji Kompetensi Seksi Pelatihan dan

Pemasaran

Sub Kelompok Jabatan Fungsional

4.2 Karakteristik Konsumen BLKPI-Pasar Rebo

Karakteristik konsumen Balai Latihan Kerja Pengembangan Industri (BLKPI), Pasar Rebo dalam penelitian ini meliputi beberapa peubah demografi, seperti pendidikan terakhir, usia, jenis kelamin, status pernikahan, pekerjaan terakhir dan wilayah domisili. Karakteristik konsumen yang didapatkan dalam penelitian ini dapat digunakan untuk menggambarkan karakteristik konsumen BLKPI-Pasar Rebo pada umumnya, sehingga dapat membantu dalam membuat strategi pemasaran yang sesuai dengan sasaran. Karakteristik responden yang didapatkan diharapkan dapat mewakili populasi yang ada dalam BLKPI-Pasar Rebo, yang terdiri dari 19 jurusan yang berbeda dengan total peserta pelatihan sebanyak 380 orang. Keanekaragaman populasi yang ada di BLKPI-Pasar Rebo dapat dikelompokkan berdasarkan tingkat pendidikan, usia, jenis kelamin, status pernikahan, pekerjaan hingga wilayah tempat tinggal. Pengelompokkan ini bertujuan untuk mengetahui berapa besar karakteristik yang paling dominan mengikuti pelatihan di BLKPI-Pasar Rebo.

4.2.1 Pendidikan Terakhir

Berdasarkan data yang didapatkan, penelitian ini pengelompokkan responden berdasarkan tingkat pendidikan terakhir, jumlah yang mendominasi peserta pelatihan di BLKPI-Pasar Rebo yakni peserta lulusan SMA 48%, peserta lulusan Diploma 25% dan Sarjana 27%. Persyaratan mengikuti pelatihan di BLKPI-Pasar Rebo, yakni telah lulus SMA, sehingga pencari kerja yang berasal dari lulusan SMA memiliki kesempatan untuk meningkatkan skill dan kompetensi diri untuk memasuki dunia kerja, terutama bidang industri

Gambar 5. Karakteristik konsumen berdasarkan pendidikan

Hasil tabulasi silang antara tingkat pendidikan dan usia, didapatkan hasil bahwa konsumen BLKPI-Pasar Rebo lulusan SMA sebanyak 48% didominasi oleh usia remaja yakni usia 15-20 tahun sebanyak 25 orang (32%), 10 orang (13%) berumur 21-25 tahun sisanya berumur lebih dari 26 tahun. Dari hasil ini dapat ditarik kesimpulan bahwa mayoritas konsumen yang mengikuti pelatihan di BLKPI-Pasar Rebo adalah lulusan SMA dengan usia 15-25 tahun (45%), dikarenakan program pelatihan yang di buka oleh BLKPI sangat mendukung meningkatkan kemampuan peserta lulusan SMA untuk bersaing untuk mendapatkan pekerjaan. Pada usia ini biasanya lebih senang mempelajari sesuatu yang baru dan memiliki rasa ingin tahu yang kuat dibandingkan dengan usia yang lebih tua. Data tabulasi silang antara pendidikan dengan usia dapat dilihat pada Tabel 6

Tabel 6. Tabulasi silang tingkat pendidikan dengan usia

SMA (%)  DIPLOMA(%)  SARJANA(%)  Total(%) 

15‐20  32  0  0  32  21‐25  13  14  14  41  26‐30  3  6  10  19  31‐35  1  4  1  6  36‐40  0  1  1  3  Total  48  25  27  100 

Jumlah peserta peserta pelatihan yang mengikuti pelatihan di BLKPI-Pasar Rebo berdasarkan tabulasi silang antara tingkat pendidikan dengan jenis kelamin menunjukkan bahwa jumlah peserta lulusan SMA lebih dominan 48%, sedangkan lulusan Diploma 25%

dan Sarjana 27% tidak terlalu berbeda jauh. Jumlah perempuan lulusan SMA lebih banyak dari pada jumlah pria, karena jurusan yang dibuka pada pelatihan periode ini memungkinkan peserta perempuan mengikuti pelatihan yang sesuai dengan minat seperti tata busana, sekretaris, bahasa Inggris, administrasi kantor atau jurusan yang baru dibuka, yakni bahasa Korea yang pada periode ini di dominasi oleh perempuan. Peserta perempuan memiliki kesempatan yang sama untuk meningkatkan kemampuan dan kompetensi dirinya dengan mengikuti pelatihan di BLKPI-Pasar Rebo. Tabulasi silang antara tingkat pendidikan dan jenis kelamin dapat dilihat pada Tabel 7.

Tabel 7. Tabulasi silang tingkat pendidikan dengan jenis kelamin

SMA (%) DIPLOMA (%) SARJANA (%) Total (%)

Laki-laki 22 18 14 53

Perempuan 27 8 13 47

Total (%) 48 25 27 100

4.2.2 Pekerjaan Terakhir

Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsumen sebanyak 49% adalah belum bekerja dengan lulusan SMA, 43% pernah bekerja dan 8% lainnya. Hali ini dikarenakan banyak peserta mengikuti program pelatihan di BLKPI-Pasar Rebo untuk mencari pekerjaan, dilihat dari banyaknya peserta yang sudah pernah bekerja dan pelajar (baik Mahasiswa maupun lulusan SMA) dan hanya 8% yang pekerjaan terakhir berwiraswasta atau memiliki usaha sendiri. Rendahnya minat peserta pelatihan untuk membuka usaha menjadi faktor utama peserta mengikuti program pelatihan di BLKPI-Pasar Rebo. Meningkatkan kemampuan untuk dapat bersaing mendapatkan pekerjaan dan mendapatkan pekerjaan yang lebih baik menjadi pendorong peserta pelatihan mengikuti pelatihan di BLKPI-Pasar Rebo. Karakteristik konsumen yang digunakan pada saat penelitian berdasarkan pekerjaan disajikan pada Gambar 8.

Gambar 6. Karakteristik konsumen berdasarkan pekerjaan

Berdasarkan hasil dari tabulasi silang didapatkan bahwa peserta pelatihan di BLKPI didominasi oleh peserta yang belum pernah bekerja sebanyak 49%, hal ini disebabkan oleh peserta yang ingin mengembangkan kemampuannya dengan mengikuti pelatihan yang ada di BLKPI-Pasar Rebo agar siap terjun ke dunia kerja, sedangkan yang sudah pernah bekerja sebanyak 43% karena peserta yang sudah pernah bekerja ingin menambah kemampuanya agar lebih mapan dibidang pekerjaannya dan sisanya (8%) adalah wiraswasta atau pekerja lain yang ingin mengembangkan usahanya sendiri agar lebih maju dan lebih berkompetensi untuk memenangkan persaingan usaha.

Data yang didapatkan terlihat bahwa lulusan SMA mendominasi peserta pelatihan yang belum pernah bekerja sebanyak 28%, karena lulusan SMA memiliki tingkat kompetensi yang masih rendah, sehingga perlu mengikuti pelatihan ini. Data tabulasi silang tingkat pendidikan dengan pekerjaan terakhir dapat dilihat pada Tabel 8.

Tabel 8. Tabulasi Silang Tingkat Pendidikan Dengan Pekerjaan Terakhir Belum pernah bekerja (%) Bekerja (%) lainnya (%) Total SMA 28 18 3 48 Diploma 9 15 1 25 Sarjana 13 10 4 27 Total 49 43 8 100 4.2.3 Usia

Berdasarkan hasil analisa menggunakan SPSS versi 15, dengan jumlah responden (N) sebanyak 79 orang didapatkan hasil bahwa usia minimum responden adalah 18 tahun. Hal ini dikarenakan syarat untuk mengikuti pelatihan di BLKPI-Pasar Rebo adalah lulusan SMA/sederajat, maka didapatkan usia peserta pelatihan berusia lebih dari 18 tahun. Usia peserta pelatihan tertua adalah 40 tahun, karena tidak ada batasan usia mengikuti pelatihan di BLKPI-Pasar Rebo, sehingga usia 40 tahun diperbolehkan mengikuti pelatihan. Rataan (mean) usia responden adalah 23,76 tahun, dengan standard error 0,58. Hal ini dapat didefinisikan rataan usia peserta pelatihan di BLKPI-Pasar Rebo terletak pada 5 simpangan baku adalah 20,86 sampai 26,66 tahun atau 21 hingga 27 tahun. Hasil analisa usia responden dapat dilihat pada Tabel 6.

23,76 tahun ± (5 x 0,58 tahun) 23,76 tahun ± 2,9 tahun 20,86 sampai 26,66 tahun

Tabel 9. Hasil Analisa Usia Responden

Valid

79 

  

Missing

Mean 23,76 Std. Error of Mean 0,58 Median 23 Std. Deviation 5,14 Variance 26,44 Skewness 1,28 Std. Error of Skewness 0,27 Kurtosis 1,44 Std. Error of Kurtosis 0,53 Range 22 Minimum 18 Maximum 40 Percentiles 10 19 25 20 50 23 75 26 90 30

Pengelompokkan usia responden menunjukkan bahwa konsumen

usia remaja mendominasi karakteristik peserta pelatihan yakni sebanyak 32% berusia 15 hingga 20 tahun, 21-25 tahun 40%, 26-30 tahun 19% dan sisanya 9% berumur lebih 31 tahun. Hal ini diakibatkan oleh peminat pelatihan adalah peserta yang belum memiliki pekerjaan atau yang ingin meningkatkan skill untuk masuk ke dunia kerja. Karakteristik konsumen pelatihan berdasarkan usia dapat dilihat pada Gambar 9.

Gambar 7. Karakteristik konsumen berdasarkan usia

Hasil tabulasi silang dengan pekerjaan didapatkan hasil pada usia 15 hingga 25 tahun di dominasi 46% adalah belum bekerja (lulusan SMA, Diploma maupun Sarjana) dan 26% adalah bekerja atau pernah bekerja (Tabel 10). Salah satu faktor yang mempengaruhi peserta mengikuti pelatihan di BLKPI-Pasar Rebo adalah ingin menambah kemampuan untuk dapat bersaing dalam mencari pekerjaan atau mencari pekerjaan yang lebih baik dari pekerjaan sebelumnya. Data tabulasi silang usia dan pekerjaan terakhir dapat dilihat pada Tabel 10

Tabel 10. Tabulasi silang usia dengan pekerjaan terakhir

   Belum Pernah Bekerja Bekerja   Lainnya  Total 

15‐20  23 8 1  32 21‐25  23 18 0  41 26‐30  3 13 4  19 31‐35  1 4 1  6 36‐40  0 1 1  3 Total  49 43 8  100

4.2.4 Wilayah Domisili

Faktor lokasi pelatihan juga mempengaruhi minat peserta mengikuti program pelatihan di BLKPI-Pasar Rebo, dapat dilihat pada tabulasi silang antara tingkat pendidikan dengan wilayah tempat tinggal. Sebanyak 85% responden tinggal dekat dengan lokasi pelatihan yakni yang berada di Jakarta Timur, promosi yang dilakukan oleh pihak BLKPI-Pasar Rebo belum maksimal karena hanya wilayah Jakarta Timur saja yang mendominasi peserta pelatihan. Sisanya Jakarta Selatan 8%, Jakarta Utara 1% dan lainnya seperti Depok dan sekitarnya 6%. Karakteristik peserta pelatihan berdasarkan tempat tinggal dapat dilihat pada Gambar 8.

Gambar 8 . Karakteristik konsumen berdasarkan tempat tinggal 4.2.5 Status pernikahan

Peserta pelatihan di BLKPI-Pasar Rebo belum menikah (84%), banyak peserta yang masih melakukan pendidikan, baik lulusan SMA, Diploma maupun Sarjana. Karakteristik peserta pelatihan berdasarkan status pernikahan dapat dilihat pada Gambar 9.

Gambar 9. Karakter konsumen berdasarkan status pernikahan

Dokumen terkait