• Tidak ada hasil yang ditemukan

Institut Pertanian Bogor

DAFTAR GAMBAR

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Umum Botani Square

Botani Square merupakan singkatan dari Bogor Botanical Square. Pusat perbelanjaan ini mulai dibangun pada tahun 2004 dan mulai beroperasi September 2006. PT Bogor Anggana Cendekia yang membangun Botani Square bekerjasama dengan IPB. Kerjasama PT Bogor Anggana Cendekia dan IPB dengan sistem built operation and transfer (BOT) berupa kerja sama operasional (KSO) selama 30 tahun. Botani Square terletak di Jalan Raya Pajajaran Bogor, tepatnya setelah pintu keluar tol Jagorawi. Botani Square dilengkapi dengan IPB International Convention Centre (IICC) dan Hotel Santika. Pusat perbelanjaan yang memiliki luas 46.000 m2 ini mengusung konsep family, lifestyle and entertainment.

Botani Square terdiri dari lima (5) lantai yaitu basement, lower ground, ground floor, lantai 1 dan lantai 2. Pusat perbelanjaan ini menyediakan hampir semua kebutuhan mulai dari fashion, major store, it and electronics, food and beverages, entertainment, beauty and health dan lifestyle.Tenant kategori fashion di ground floor, yakni Giordano, UP9, Batik Keris, Cool Kids, N-61, Hammer dan Crocodile. Tenant kategori fashion di lantai 1 yaitu Adidas, Color Box, Azara, Planet Surf, Contempo, The Executive, Oxa, Simplicity, Sox Gallery, Beethoven, Charles & Keith, Minimal, The Brahouse dan Yongki Komaladi, serta di area La Gossypia Boutique Centre di lantai 1 terdapat tenant Sweet, Fabulous, Lolita, Poeri Batik, B’Sexy, Pauline, Yasmin, Modis, Diva, Cute, Gaya, Chika’s Boutique, Image, Manda, Glam Boutique, Dyst, Ladies Room, She, Sisca, Khaera, Batik Bogor dan Boutique 74.

Kategori major store, yakni Super Home di lower ground, Giant dan Citrus di ground floor dan Citrus di lantai 1. Tenant kategori IT and electronic di lower ground, yaitu Electronic City dan Smart Telcom, di ground floor, yaitu Nokia, Sony Ericsson, Oke Shop dan Platinum Blackberry Centre. Di lantai 1 yaitu Platinum Blackberry Centre, Dell & Lenovo Corner,

EPC Computer, Sony Vaio & Samsung Corner, Click Apple Store, Acer Point dan HP Store.

Kategori food and beverages untuk bakery, dining and gourmet di lower ground yaitu Steak 21, Red Bean, Mie Sahabat, Sagoo Kitchen dan Teh 63, di ground floor terdapat tenant A&W Restaurant,Breadtalk, J.Co Coffee and Donuts, Starbucks Coffee, Pizza Hut, Sapo Oriental, Hoka-Hoka Bento, Rice Bowl, Super Bowl dan Ta Wan. Di lantai 2, yaitu Oenpao dan Mister by Mister Baso. Kategori food and beverages untuk lounge, dining and gourmet di lantai 2 yaitu O’zon Resto and Cafe, O’z Lounge, Solaria, Hansuki Resto, Yong Tau Fu, CFC dan Takigawa. Tenant di food centre di lantai 2, yaitu Bakso Malang, Dality Time, Ayam Goreng Fatmawati, Dapoer Graha, Cak Sam, Gaya Tunggal, Dabel Yuw, Kabita, Kapulaga, Iko Bento, Warung Penona, Dulang Betawi, D’Mangan, D’Hot Plate, HK Dimsum, Gudeg Solo, Kedai Ulek, Niqie Kebab, Suzie Frozen Yogurt, Semerbakk Coffee, Tahu Gejrot, Es Teler Salju dan My Dessert. Tenant snack di lantai 2 yakni Cimory, Baskin Robbins, Fantasi Lollipop dan Mixxy Ice Cream. Sedangkan di bagian snack festival terdapat D’Crepes, Jolly Time Pop Corn, Den Haag Delicatesen, Hop-Hop Bubble, Risoles Mayonaisse, Cendol de Keraton, A&M Kebab, Hotdog Booth, Fresco, Cireng Keraton, Pastel Ma’cik, Takoishii, Max P, Montaro Coklat, Corn-corn, Teh Upet, Snack Shop dan Yuppy.

Kategori entertainment di lower ground yakni Gramedia, Kids Toys, Unique Pet Shop dan Fun World, di ground floor terdapat Toys City dan Fun City. Di lantai 2 terdapat Disc Tarra, Wellcome, Mochi, Movie Plus, Gema Suara, Bunga, Cherry, IM2 Indosat, Little Marineland, XXI dan Fun Oke Family. Kategori beauty and health di lower ground yakni Kiddy Cuts, di ground floor terdapat tenant Apotek Century, Apotek Guardian, Johny Andrean, Christopher Salon, My Salon, Martha Tilaar, The Body Shop, Perfect Health, The Face Shop dan Serambi Botani. Di lantai 1 terdapat Brown Salon, serta di lantai 2 terdapat Celebrity Fitness, Nail Pia, Altara Spa dan Nutrisions Cafe.

22

Tenant kategori life style di Botani Square yakni Optik JM Top di lower ground, Optik Tunggal, Optik Kasoem, Optik Seis, Optik Melawai, Marelli Shoes, Innovation Store dan Watch Club di ground floor. Sedangkan di lantai 1 terdapat Optik Vision, Optik Siloam, Buccheri, Bata, Julia Jewelry dan DD Jewelry.

4.2. Karakteristik Responden

4.2.1.Karakteristik Responden berdasarkan Jenis Kelamin

Karakteristik 100 responden berdasarkan jenis kelamin, dapat dikelompokkan atas laki-laki (17%) dan perempuan (83%). Jumlah responden perempuan jauh lebih banyak dibanding responden laki-laki mengindikasikan recreational shopper berbeda berdasarkan jenis kelamin.

4.2.2.Karakteristik Responden berdasarkan Status Pernikahan

Karakteristik 100 responden berdasarkan status pernikahan, dapat dikelompokkan responden dengan status belum menikah (97%) dan responden dengan status menikah (3%). Hal ini mengindikasikan bahwa recreational shopper berbeda berdasarkan status pernikahan.

4.2.3.Karakteristik Responden berdasarkan Usia

Tabel 5 menunjukkan gambaran umum responden berdasarkan usia.

Tabel 5. Jumlah responden berdasarkan usia

Usia (tahun) Jumlah

15-20 84

21-25 12

26-30 4

Total 100

Sumber : Data primer yang diolah

Persentase tertinggi usia responden antara 15-20 tahun (84%) dan persentase terendah usia responden antara 26-30 tahun (4%). Hal ini disebabkan usia muda cenderung menyukai aktivitas jalan-jalan di mall sebagai aktivitas rekreasi.

4.2.4 Karakteristik Responden berdasarkan Pendidikan

Tabel 6 menunjukkan gambaran umum responden berdasarkan pendidikan saat ini.

Tabel 6. Jumlah responden berdasarkan pendidikan saat ini Pendidikan saat ini Jumlah

SMP 1

SMA/Sederajat 69

Diploma 15

Sarjana 15

Total 100

Sumber : Data primer yang diolah

Berdasarkan data pada Tabel 6, nampak bahwa persentase tertinggi pendidikan yang diemban responden adalah SMA (69%) dan persentase terendah pendidikan responden adalah SMP (1%). Hal ini terjadi, karena masa SMA merupakan saat dimana aktivitas rekreasi di mall merupakan hal yang lazim.

4.2.5 Karakteristik Responden berdasarkan Pekerjaan

Tabel 7 menunjukkan gambaran umum responden berdasarkan pekerjaan.

Tabel 7. Jumlah responden berdasarkan pekerjaan

Pekerjaan Jumlah

Pelajar/mahasiswa 88

Pegawai Negeri Sipil 2

Karyawan Swasta 5

Wiraswasta 2

Lainnya 3

Total 100

Sumber : Data primer yang diolah

Berdasarkan data Tabel 7, pekerjaan responden dengan persentase terbesar adalah pelajar/mahasiswa (88%) dan pekerjaan responden dengan persentase terkecil adalah pegawai negeri sipil (PNS) dan wiraswasta (2%). Hal ini menunjukkan bahwa recreational shopper mayoritas pelajar/mahasiswa.

4.2.6 Karakteristik Responden Berdasarkan Penghasilan per Bulan Tabel 8 menunjukkan gambaran umum responden berdasarkan penghasilan per bulan.

Tabel 8. Jumlah responden berdasarkan penghasilan per bulan Penghasilan per bulan (Rp) Jumlah

< 1.000.000 62

1.000.001 - 2.500.000 33 2.500.001 - 5.000.000 4

24

Lanjutan Tabel 8. Jumlah responden berdasarkan penghasilan per bulan

Penghasilan per bulan (Rp) Jumlah 7.500.001 - 10.000.000 1

Total 100

Sumber : Data primer yang diolah

Berdasarkan data pada Tabel 8, responden dengan penghasilan < Rp.1.000.000 memiliki persentase terbesar (62%), responden dengan penghasilan per bulan Rp. 7.500.001 - 10.000.000 memiliki persentase terendah (1%). Hal ini mengindikasikan bahwa recreational shopper memiliki penghasilan kecil.

4.2.7 Karakteristik Responden Berdasarkan Pengeluaran untuk Rekreasi di Mall per Bulan

Responden dengan pengeluaran untuk rekreasi di mall per bulan sejumlah < Rp.1.000.000 memiliki persentase terbesar (93%). Hal ini mengindikasikan bahwa rekreasi di mall tidak semata-mata orientasi membeli barang.

4.2.8 Karakteristik Responden Berdasarkan Alasan Memilih Botani Square sebagai Tempat Rekresi Belanja

Tabel 9 menunjukkan gambaran umum responden berdasarkan alasan memilih Botani Square sebagai tempat rekreasi belanja.

Tabel 9. Jumlah responden berdasarkan alasan memilih Botani Square sebagai tempat rekreasi belanja

Alasan Jumlah

Lokasi strategis 27

Kelengkapan fasilitas 35

Kenyamanan 26

Kemudahan akses angkutan umum 8

Lainnya 4

Total 100

Sumber : Data primer yang diolah

Berdasarkan data pada Tabel 9, responden yang memilih kelengkapan fasilitas sebagai alasan untuk memilih rekreasi belanja di Botani Square memiliki persentase terbesar (35%). Sedangkan responden yang memilih alasan lainnya seperti dekat dengan tempat kost dan tidak ada pilihan mall lain di Bogor memiliki persentase terkecil (4%).

4.2.9 Karakteristik Responden yang Memilih Sumber Informasi yang Memberi Info tentang Event di Botani Square

Tabel 10 menunjukkan gambaran umum responden yang memilih sumber informasi tentang event di Botani Square.

Tabel 10. Jumlah responden yang memilih berdasarkan sumber informasi yang memberi info tentang event di Botani Square

Sumber Informasi Jumlah

Iklan media massa 7

Keluarga 3

Teman 61

Bilboard/spanduk 28

Lainnya 1

Total 100

Sumber : Data primer yang diolah

Berdasarkan data pada Tabel 10, responden yang memilih teman sebagai sumber informasi tentang acara di Botani Square memiliki persentase terbesar (61%) dan responden yang memilih lainnya sebagai sumber informasi tentang acara di Botani Square seperti pesan Blackberry Messenger (BBM) memiliki persentase terendah (1%).

4.2.10 Karakteristik Responden Berdasarkan Frekuensi Kunjungan ke Botani Square per Bulan

Tabel 11 menunjukkan gambaran umum responden berdasarkan frekuensi berkunjung ke Botani Square per bulan.

Tabel 11. Jumlah responden berdasarkan frekuensi kunjungan ke Botani Square per bulan

Frekuensi Jumlah ≤ 2 26 3 23 4 21 5 24 ≥ 5 6 Total 100

Sumber : Data primer yang diolah

Berdasarkan data pada Tabel 11, responden yang berkunjung ke Botani Square ≤ 2 memiliki persentase terbesar (26%) dan responden yang berkunjung ke Botani Square ≥ 5 memiliki persentase terendah (6%). Hal ini mengindikasikan recreational shopper berkunjung ke Botani Square≤ 2 kali per bulan.

26

4.2.11 Karakteristik Responden yang Memilih Teman Berkunjung ke Botani Square

Tabel 12 menunjukkan gambaran umum responden berdasarkan yang memilih teman berkunjung ke Botani Square.

Tabel 12. Jumlah responden yang memilih teman berkunjung ke Botani Square

Pilihan teman Jumlah

Keluarga 4

Teman-teman 82

Pacar 11

Lainnya 3

Total 100

Sumber : Data primer yang diolah

Berdasarkan data pada Tabel 12, responden yang memilih teman sebagai orang yang dipilih untuk rekreasi belanja di Botani Square memiliki persentase terbesar (82%) dan responden yang memilih lainnya untuk rekreasi belanja di Botani Square memiliki persentase terendah (3%). Hal ini mengindikasikan bahwa recreational shopper cenderung bersosialisasi saat rekreasi belanja yang dibuktikan dengan mengajak teman.

4.2.12 Karakteristik Responden Berdasarkan Tempat yang dikunjungi di Botani Square

Tabel 13 menunjukkan gambaran umum responden berdasarkan tempat yang dikunjungi di Botani Square saat rekreasi belanja.

Tabel 13. Jumlah responden berdasarkan tempat yang dikunjungi di Botani Square saat rekreasi belanja

Tempat yang dikunjungi Jumlah

Bioskop 37 Karaoke 9 Salon 2 Restoran 37 Lainnya 15 Total 100

Sumber : Data primer yang diolah

Berdasarkan data pada Tabel 13, responden yang memilih bioskop dan restoran sebagai tempat yang dikunjungi di Botani Square saat rekreasi belanja memiliki persentase terbesar (37%) dan responden yang memilih salon tempat yang dikunjungi di Botani Square saat rekreasi belanja memiliki persentase terkecil (2%). Hal ini

mengindikasikan bahwa recreational shopper cenderung berkunjung ke restoran dan bioskop untuk rekreasi.

4.2.13 Karakteristik Responden Berdasarkan Pengetahuan tentang Tenant di Botani Square

Tabel 14 menunjukkan gambaran umum responden berdasarkan pengetahuan tentang tenant di Botani Square.

Tabel 14. Jumlah responden berdasarkan pengetahuan tentang tenant di Botani Square

Pengetahuan Jumlah

Sangat baik 7

Baik 59

Cukup baik 34

Total 100

Sumber : Data primer yang diolah

Berdasarkan data pada Tabel 14, responden dengan pengetahuan baik tentang tenant di Botani Square memiliki persentase terbesar (59%) dan responden dengan pengetahuan sangat baik memiliki persentase terendah (7%). Hal ini mengindikasikan bahwa recreational shopper cenderung memiliki pengetahuan yang baik akan tenant di tempat ia biasanya rekreasi belanja.

4.3.Uji Validitas dan Reliabilitas 4.3.1 Uji Validitas

Uji validitas menunjukkan suatu alat pengukur mampu mengukur apa yang ingin diukur. Responden untuk uji coba, yaitu 30 orang agar mendekati kurva normal. Hasil uji validitas dengan menggunakan SPSS 17.0.

1. Peubah mall activities (Lampiran 2).

Hasil uji validitas menunjukkan bahwa semua peubah yang digunakan dalam penelitian ini lebih besar (rtabel, yaitu > 0,361),

maka semua peubah yang digunakan pada atribut mall activities adalah valid.

2. Peubah dimensi leisure (Lampiran 2).

Hasil uji validitas menunjukkan bahwa semua peubah yang digunakan dalam penelitian ini lebih besar (rtabel, yaitu > 0,361),

28

maka semua peubah yang digunakan pada peubah dimensi leisure adalah valid.

3. Peubah shopping behaviour (Lampiran 2).

Hasil uji validitas menunjukkan bahwa semua peubah yang digunakan dalam penelitian ini lebih besar (rtabel, yaitu > 0,361),

maka semua peubah yang digunakan pada peubah shopping behaviour adalah valid.

4. Peubah shopping enjoyment (Lampiran 2)

Hasil uji validitas menunjukkan bahwa semua peubah shopping enjoyment yang digunakan dalam penelitian ini lebih besar (rtabel,

yaitu > 0,361), maka semua peubah yang digunakan pada peubah shopping enjoyment adalah valid.

4.3.2 Uji Reliabilitas

Umar (2005) menyatakan bahwa reliabilitas adalah suatu angka indeks yang menunjukkan konsistensi suatu alat pengukur di dalam mengukur gejala yang sama. Setiap alat pengukur seharusnya memiliki kemampuan untuk memberikan hasil pengukuran yang konsisten. Hasil uji reliabilitas dari semua yang digunakan dalam penelitian ini terdapat pada Lampiran 2. Hasil uji reliabilitas terlihat nilai Alpha tabel > 0,6, (0,882), yang berarti semua indikator dalam penelitian ini adalah reliabel.

4.4.Uji Asumsi Klasik 4.4.1 Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu, atau residual memiliki distribusi normal. Uji normalitas terdapat pada Lampiran 3. Pada Lampiran 3, nilai Kolmogorov-Smirnov 0,602 dan tidak nyata pada 0,05, karena p = 0,862 > 0,05 sehingga residual terdistribusi secara normal. Uji normalitas juga dapat dilihat dari normal p plot (Lampiran 3). Grafik Normal p plot 1 (Lampiran 3) menunjukkan bahwa garis mengikuti pola diagonal, sehingga dapat dikatakan model regresi memenuhi asumsi normalitas. Normal p plot 2 juga menunjukkan bahwa garis

mengikuti pola diagonal, sehingga dapat dikatakan model regresi memenuhi asumsi normalitas.

4.4.2 Uji Multikolinearitas

Hasil uji multikolinearitas 1 dalam Lampiran 3 menunjukkan bahwa tidak ada satupun nilai tolerance yang kurang dari 0,1, yang berarti tidak ada korelasi antarpeubah bebas yang nilainya lebih dari 95%, serta tidak ada nilai variance inflation factor (VIF) lebih dari 10, sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ada multikolinearitas antar peubah dalam model regresi. Hasil uji multikolinearitas 2 dalam Lampiran 3 juga menunjukkan bahwa nilai tolerance > 0,1 (1), tidak ada korelasi antar peubah bebas yang nilainya lebih dari 95%. Nilai variance inflation factor (VIF) < 10 (1), sehingga dapat disimpulkan tidak ada multikolinearitas antar peubah dalam model regresi.

4.4.3 Uji Heteroskedastisitas

Cara mendeteksi ada, atau tidaknya heteroskedastisitas dengan melihat grafik plot antara nilai prediksi peubah terikat, yaitu ZPRED dengan residualnya SRESID. Deteksi ada, atau tidaknya heteroskedastisitas dapat dilihat ada atau tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot antara SRESID dan ZPRED, dimana sumbu Y adalah Y yang telah diprediksi dan sumbu X adalah residual yang telah di studentized. Dasar analisisnya adalah jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.

Uji heteroskedastisitas dimuat pada Lampiran 3. Scatterplot 1 menunjukkan bahwa titik-titik menyebar secara acak dan tersebar, baik di atas, maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y. Hal ini dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas dalam model regresi, sehingga model regresi layak untuk memprediksi shopping behaviour berdasarkan peubah mall activities dan dimensi leisure. Scatterplot 2 menunjukkan bahwa titik-titik menyebar secara acak dan tersebar, baik di atas, maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y. Hal ini dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas dalam model regresi, sehingga model regresi

30

layak untuk memprediksi shopping enjoyment berdasarkan masukan peubah shopping behaviour.

4.5. Analisis Regresi Linear

Hasil analisis regresi parsial X1 (mall activities) terhadap Ŷ (shopping

behaviour) yang terdapat pada Lampiran 4 dapat dibuat dalam persamaan berikut :

Ŷ = 1,368 + 0,282 X1

Keterangan :

Ŷ = Shopping behaviour X1 = Mall activities

Persamaan tersebut menggambarkan bahwa mall activities (X1)

memiliki pengaruh positif 0,282 terhadap shopping behaviour (Ŷ). Berdasarkan kuesioner (Lampiran 5), mayoritas responden (55%) menjawab setuju bahwa fasilitas pelayanan di Botani Square (ATM, musholla dan toilet) berpengaruh terhadap perilaku belanja. Begitu pula dengan fasilitas hiburan (karaoke, bioskop dan toko musik) berpengaruh terhadap perilaku belanja dan mayoritas responden (61%) menjawab setuju. Interaksi dengan orang lain baik dengan pramuniaga maupun pembeli lain juga mempengaruhi belanja dan mayoritas responden (59%) menjawab cukup setuju. Artinya konsumen menikmati pertemuan dengan orang lain dan menikmati bagian dari kerumunan karena memberikan manfaat emosional bagi konsumen. Browsing atau berkeliling saat berbelanja juga mempengaruhi perilaku belanja dan mayoritas responden (54%) menjawab setuju. Saat berkeliling, pengunjung merasa hal tersebut menjadi sarana rekreasi dalam belanja.

Hasil analisis regresi parsial X2 (dimensi leisure) terhadap Ŷ

(shopping behaviour) yang terdapat pada Lampiran 4 dapat dibuat dalam persamaan berikut :

Ŷ = 0,587 + 0,598 X2

Keterangan :

Ŷ = Shopping behaviour X2 = Dimensi leisure

Persamaan tersebut menggambarkan bahwa dimensi leisure (X2)

memiliki pengaruh positif sebesar 0,598 terhadap shopping behaviour (Ŷ).. Berdasarkan hasil kuesioner (Lampiran 5), mayoritas responden (55%) menjawab setuju bahwa rekreasi belanja memberikan kepuasan tersendiri yang akhirnya mempengaruhi perilaku belanja. Kegiatan rekreasi belanja dipandang menjadi salah satu kegiatan untuk memberikan penghargaan kepada diri sendiri dan mempengaruhi perilaku belanja. Begitu pula dengan keterlibatan dalam rekreasi belanja, mayoritas responden (57%) memilih setuju bahwa terlibat dalam rekreasi belanja membuat senang dan berpengaruh terhadap perilaku belanja. Artinya, kegiatan yang menyenangkan seperti rekreasi belanja membuat orang melupakan hal lain sehingga tidak ada penghalang antara dirinya dan kegiatan rekreasi belanja yang menyenangkan. Mayoritas responden (52%) menjawab setuju bahwa seseorang yang memiliki waktu luang akan merasa bebas untuk melakukan rekreasi belanja yang menyenangkan. Artinya, kegiatan rekreasi belanja dilakukan dengan senang hati dan tanpa paksaan sehingga berpengaruh terhadap perilaku belanja. Mayoritas responden (38%) menjawab setuju, bahwa rekreasi belanja membuat larut dalam kesenangan, sehingga penguasaan terhadap diri sendiri diperlukan yang berpengaruh terhadap perilaku belanja. Kebutuhan akan dorongan berupa mengisi waktu luang dengan hal yang membuat perasaan yang menyenangkan, yakni berupa rekreasi belanja berpengaruh positif terhadap perilaku belanja. Mayoritas responden (41%) memilih setuju bahwa rekreasi belanja memberikan semangat yang membuat perasaan menjadi senang sehingga berpengaruh terhadap perilaku belanja.

Analisis regresi linear berganda X1 dan X2 terhadap Ŷ (Lampiran

4) dapat dibuat dalam persamaan berikut : Ŷ = 0,528 - 0,021 X1 + 0,594 X2

Keterangan :

Ŷ = Shopping behaviour X1 = Mall activities

32

Persamaan tersebut menggambarkan bahwa mall activities (X1)

memiliki pengaruh negatif 0,021 terhadap shopping behaviour (Ŷ) dan dimensi leisure (X2) memiliki pengaruh positif 0,594 terhadap shopping

behaviour (Ŷ). Maka dapat dikatakan, jika kedua aktivitas ini dilakukan bersama-sama maka akan memberikan pengaruh positif terhadap perilaku belanja. Berdasarkan hasil kuesioner pada mall activities dan dimensi leisure secara parsial yang telah dijelaskan sebelumnya, hal ini memperkuat hasil persamaan ini. Menurut Dawson, et.al dalam Karande dan Merchant (2012), konsumen diketahui ingin menonton dan bertemu orang lain saat berbelanja dan menikmati menjadi bagian dari kerumunan. MacInnis dan Price dalam Karande dan Merchant (2012) menyatakan bahwa konsumen yang terlihat untuk belanja sebagai sarana untuk rekreasi memperoleh kenikmatan dari proses browsing, atau melihat sekeliling. Oleh karena itu, diharapkan ada hubungan positif antara RSI dan perilaku browsing. Kedua landasan tersebut memperkuat persamaan regresi di atas. Di Botani Square, aktivitas mall berupa tenant-tenant fashion, major store, it and electronics, food and beverages, entertainment, beauty and health dan lifestyle. Acara yang disajikan Botani Square tiap bulan mengusung tema berbeda sehingga hal ini mempengaruhi perilaku belanja dari pengunjung.

Begitu pula dengan dimensi leisure, Mowen dan Minor (2002) menyatakan bahwa waktu luang adalah multidimensional dan sejumlah kebutuhan berbeda akan mendorong orang untuk mencarinya. Hal ini menjelaskan bahwa jika seseorang memiliki waktu luang, maka cenderung mencari kegiatan yang menyenangkan, salah satunya rekreasi belanja. Kegiatan tersebut berpengaruh terhadap perilaku belanja.

Hasil analisis regresi peubah shopping behaviour (Y) terhadap shopping enjoyment (Ẑ) (Lampiran 4) dapat dibuat dalam persamaan berikut :

Ẑ = 2,631+ 0,252 Y Keterangan :

Ẑ = Shopping enjoyment Y = Shopping behaviour

Persamaan tersebut menggambarkan bahwa shopping behaviour (Y) memiliki pengaruh positif 0,252 terhadap shopping enjoyment (Ẑ). Berdasarkan hasil kuesioner (Lampiran 5), mayoritas responden (37%) memilih cukup setuju bahwa jumlah toko yang dikunjungi saat belanja memengaruhi kenikmatan belanja. Mayoritas responden (51%) memilih cukup setuju bahwa frekuensi belanja dalam jumlah tertentu berpengaruh terhadap kenikmatan belanja. Menurut (Dawson, et.al dalam Karande dan Merchant (2012), seberapa sering melakukan perjalanan berpengaruh terhadap kenikmatan belanja. Mayoritas responden (29%) menjawab cukup setuju bahwa jumlah uang yang dihabiskan untuk belanja mempengaruhi kenikmatan belanja. Hal ini sesuai dengan Dawson, et.al dalam Karande dan Merchant (2012) yang menyatakan bahwa jumlah uang yang dikeluarkan belanja mempengaruhi kenikmatan belanja, atau manfaat emosional dari rekreasi belanja itu sendiri. Mayoritas responden (34%) memilih setuju bahwa waktu yang dihabiskan dalam belanja mempengaruhi kenikmatan belanja. Hal ini sesuai dengan Hui, et.al dalam Karande dan Merchant (2012) yang menyatakan bahwa waktu yang dihabiskan untuk belanja mempengaruhi manfaat emosional dari rekreasi belanja.

4.6. Uji Hipotesis

4.6.1 Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi (R2) mengukur kemampuan model dalam menerangkan variasi peubah terikat. Nilai koefisien determinasi antara 0 dan 1. Nilai R2yang kecil, berarti kemampuan peubah-peubah bebas dalam menjelaskan variasi peubah terikat amat terbatas.

Lampiran 4 menunjukkan besarnya R square adalah 0,42 yang artinya kedua peubah (mall activities dan dimensi leisure) mampu menjelaskan 38% variasi yang terjadi dalam peubah shopping behaviour. Sisanya (62%) dijelaskan oleh peubah lain yang tidak diteliti.

34

4.6.2 Uji F

Hasil output pada Lampiran 4 didapatkan nilai Fhitung

29,746 dengan probabilitas 0,000. Probabilitas < 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa model regresi dapat digunakan untuk memprediksi shopping behaviour, atau dapat dikatakan bahwa mall activities (X1) dan dimensi leisure (X2) secara bersama-sama

berpengaruh terhadap shopping behaviour.. 4.6.3 Uji t

Kriteria pengujian adalah :

a. Perumusan : H0 = Hipotesis nol dan H1 = Hipotesis alternatif

b. H0 : Xn berpengaruh positif dan nyata terhadap Y

H1 : Xn tidak berpengaruh positif dan tidak nyata terhadap Y

c. Jika thitung > ttabel, maka H1 ditolak dan H0 diterima. Artinya, ada

pengaruh nyata antara peubah bebas dengan peubah terikat, atau hipotesis diterima.

d. Jika thitung < ttabel, maka H1 diterima dan H0 ditolak. Artinya, tidak

ada pengaruh nyata antara peubah bebas dengan peubah terikat,

Dokumen terkait