• Tidak ada hasil yang ditemukan

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Umum Instansi

Dinas Perhubungan (DISHUB) Pemerintah Kabupaten (PEMKAB) Bogor, sejak Jaman Pemerintahan Hindia Belanda masalah lalu lintas ditangani oleh “DEPARTEMEN WEG VERKEER EN WATER STAAT”. Sebagai aturan hukum dan aturan pelaksanaannnya diatur dalam “WEG VERKEER ORDONANTIE” (WVO), Stat Blad Nomor : 86 Tahun 1933. Pada tahun 1942 s/d 1945 Departemen yang mengatur lalu lintas, tidak berjalan dikarenakan adanya perang kemerdekaan. Pada tahun 1950, diaktifkan kembali dibawah kendali “DEPARTEMEN LALU LINTAS DAN PENGAIRAN NEGARA”. Pada tahun 1957, lahirlah Undang-Undang Nomor : 1 Tahun 1957 tentang pokok-pokok Pemerintahan Daerah. Atas dasar hal tersebut terbentuklah DJAWATAN LALU LINTAS DJALAN (LLD) yang dilaksanakan di 10 Propinsi (Pulau Jawa dan Sumatera).

Kemudian pada tahun 1958 Terbit Peraturan Pemerintah Nomor : 16 Tahun 1958 yang mengatur tentang penyerahan sebagian urusan Tugas Bidang lalu lintas kepada Daerah Tingkat I. Pada tahun 1965 lahirlah Undang-Undang Nomor : 3 tahun 1965 yang biasa dikenal dengan Undang-Undang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Raya (UULLAJR), sejak lahirnya UULLAJR tanggal 1 april 1965, maka WVO (1933) tidak berlaku lagi. Dengan Peraturan Daerah Tingkat I Nomor: 2/OP.040/PD/Tahun 1978 tanggal 27 Juli 1978 terbentuklah Dinas LLAJ Prop DT. I Jawa Barat yang disahkan dengan SK. Menteri dalam Negeri Nomor : 061.55/675 tanggal 17 Maret 1980.

Dengan Perda Tingkat I Nomor : 8 Tahun 1984 lahirlah Cabang-cabang Dinas di wilayah kabupaten dan kotamadya. Pada Tahun 1990 lahir Peraturan Pemerintahan Nomor : 22 Tahun 1990 tentang Penyerahan sebagian Urusan di Bidang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan kepada Pemerintah Daerah Tingkat I dan Tingkat II. Atas dasar Peraturan Pemerintah Nomor : 22 tahun 1990, maka dibentuklah Dinas LLAJ Kabupaten DT. II Bogor dengan Perda Tingkat II Bogor Nomor : 7 Tahun 1995. Tahun 1999 lahir Undang-Undang tentang Pemerintah Daerah, yakni Undang-Undang Nomor : 22 Tahun 1999, atas dasar UU tersebut

maka dibentuklah Dishub Pemkab Bogor melalui Perda Kab. Bogor no. 20 Tahun 2004 tentang Struktur Organisasi Dinas Perhubungan dimana Dishub Pemkab Bogor merupakan salah satu Dinas Teknis Daerah yang dibentuk.

Adapun struktur organisasi di Dishub Pemkab Bogor adalah : a. Kepala dinas

b. Bagian Tata Usaha membawahi 2 sub bagian, yaitu : sub bag umum dan kepegawaian, dan sub bag keuangan.

c. Bidang Program Pos dan Telekomunikasi membawahi 2 seksi, yaitu: seksi program dan evaluasi, dan seksi pos dan telekomunikasi.

d. Bidang Pembinaan Teknik Kendaraan dan Keselamatan membawahi 2 seksi, yaitu : seksi bimbingan keselamatan, dan seksi pengujian.

e. Bidang Bina Usaha Angkutan dan Terminal membawahi 2 seksi, yaitu seksi bina usaha angkutan, dan seksi terminal.

f. Bidang Pengendalian Teknik Lalu Lintas dan Parkir membawahi 2 seksi, yaitu: seksi lalu lintas dan parkir dan seksi pengendalian operasional.

g. Unit Pelaksana Teknik Dinas (UPTD) Parkir Wilayah Timur. h. Unit Pelaksana Teknik Dinas (UPTD) Parkir Wilayah Tengah. i. Unit Pelaksana Teknik Dinas (UPTD) Parkir Wilayah Barat.

Struktur organisasi Dishub Pemkab Bogor dapat dilihat pada Lampiran 1. Fungsi dan tugas dari masing-masing bagian tersebut dijelaskan sebagai berikut :

1. Kepala Dinas

Kepala dinas mempunyai tugas membantu Bupati dalam memimpin, mengkoordinasikan dan mengendalikan kebijakan teknis dinas dalam melaksanakan kewenangan di bidang kebudayaan dan pariwisata serta tugas pembantuan.

2. Bagian Tata Usaha

Bagian tata usaha mempunyai tugas membantu Kepala Dinas dalam melaksanakan pengelolaan ketatausahaan. Bagian tata usaha mempunyai fungsi :

a. Pengelolaan administrasi umum;

c. Pengelolaan administrasi keuangan dinas; dan

d. Pelaksanaan monitoring, evaluasi dan penyusunan pelaporan tugas-tugas ketatausahaan dinas.

Bagian tata usaha membawahi 2 sub bagian, yaitu : sub bagian umum dan kepegawaian dan sub bagian keuangan.

1. Tugas sub bagian umum dan kepegawaian adalah membantu kepala bagian dalam melaksanakan pengelolaan administrasi umum dan kepegawaian Dinas. Untuk menyelenggarakan tugas, sub bagian umum dan kepegawaian mempunyai fungsi:

a. Pengelolaan administrasi penyusunan program kerja dinas, urusan rumah tangga, surat-menyurat, kearsipan dan perjalanan dinas, pengadaan, pemeliharaan dan inventarisasi perlengkapan, hubungan masyarakat, penyiapan materi hokum dan keatalaksanaan.

b. Pengelolaan administrasi kepegawaian dinas.

c. Pengelolaan pengendalian dan pertanggungjawaban adminisatrasi umum dan kepegawaian dinas.

2. Tugas sub bagian keuangan adalah membantu kepala bagian dalam melaksanakan pengelolaan administrasi keuangan dinas. Untuk menyelenggarakan tugas, sub bagian keuangan mempunyai fungsi :

a. Pengelolaan administrasi keuangan dinas b. Pengelolaan penyusunan anggaran dinas. 3. Bidang Program dan Pos dan Telekomunikasi

Bidang Program dan Postel mempunyai tugas membantu kepala dinas dalam melaksanakan perencanaan program dan kebijakan lalu lintas angkutan jalan, pos dan telekomunikasi. Untuk menyelenggarakan tugas, bidang program, pos dan telekomunikasi mempunyai fungsi :

a. Penyusunan perencanaan, penelitian, pengembangan dan pengendalian program di bidang perhubungan; dan

b. Pengelolaan pos dan telekomunikasi.

Bidang Program Pos dan Telekomunikasi membawahi 2 seksi, yaitu : seksi program dan evaluasi, dan seksi pos dan telekomunikasi.

1. Tugas Seksi program dan evaluasi adalah membantu kepala bidang melaksanakan penyusunan program dan evaluasi di bidang perhubungan. Untuk menyelenggarakan tugas, seksi program dan evaluasi mempunyai fungsi :

a. Pengumpulan dan pengolahan data serta analisis program dan evaluasi di bidang perhubungan; dan

b. Penyusunan petunjuk teknis program dan evaluasi bidang perhubungan.

2. Tugas Seksi pos dan telekomunikasi adalah membantu kepala bidang dalam melaksanakan pengelolaan pos dan telekomunikasi. Untuk menyelenggarakan tugas, seksi pos dan telekomunikasi mempunyai fungsi:

a. Pengumpulan dan pengolahan data serta analisis pengelolaan pos, telekomunikasi, dan frekuensi;

b. Penyusunan petunjuk teknis pengelolaan pos, telekomunikasi, dan frekuensi;

c. Pengembangan sistem pos, telekomunikasi, dan frekuensi;

d. Pelayanan usaha pos dan telekomunikasi, izin frekuensi radio dan televisi lokal; dan

e. Pelayanan perizinan instalasi kabel telekomunikasi.

4. Bidang Pembinaan Teknik Kendaraan dan Keselamatan, mempunyai tugas membantu Kepala Dinas dalam melaksanakan pengelolaan pembinaan teknik kendaraan dan bimbingan keselamatan. Untuk menyelenggarakn tugas, bidang teknik kendaraan dan bimbingan keselamatan mempunyai fungsi :

a. Pengelolaan perbengkelan dan pendaftaran kendaraan; b. Pengelolaan pengujian kendaraan bermotor;

c. Pengelolaan bimbingan keselamatan;

d. Penanganan dan analisis kecelakaan di bidang pehubungan; dan e. Pemungutan retribusi pengujian.

Bidang Pembinaan Teknik Kendaraan dan Keselamatan membawahi 2 seksi, yaitu : seksi bimbingan keselamatan, dan seksi pengujian.

1. Tugas seksi bimbingan keselamatan adalah membantu kepala bidang dalam melaksanakan pengelolaan bimbingan keselamatan dan penanganan kecelakaan. Untuk menyelenggarakan tugas, seksi bimbingan keselamatan mempunyai fungsi :

a. Pengumpulan dan pengolahan data serta analisis keselamatan teknik sarana;

b. Penyusunan petunjuk teknis pengelolaan keselamatan teknik sarana; c. Penyusunan petunjuk teknis penanggulangan kecelakaan; dan d. Penyusunan petunjuk teknis bimbingan keselamatan lalu lintas.

2. Tugas seksi pengujian adalah membantu kepala bagian dalam melaksanakan pengelolaan pengujian kendaraan bermotor, perbengkelan, dan pendaftaran kendaraan. Untuk menyelenggarakan tugas, seksi pengujian mempunyai fungsi :

a. Pengumpulan dan pengolahan data serta analisis pengujian kendaraan bermotor, perbengkelan, dan pendaftaran kendaraan; dan b. Penyusunan petunjuk teknis pengujian kendaraan bermotor,

perbengkelan dan pendaftaran kendaraan bermotor.

5. Bidang Bina Usaha Angkutan dan Terminal mempunyai tugas membantu Kepala Dinas dalam melaksanakan pengelolaan pembinaan pengusaha angkutan, terminal, pos, dan telekomunikasi. Untuk menyelenggarakan tugas, bidang bina usaha angkutan dan terminal mempunyai fungsi :

a. Pengelolaan bina usaha angkutan;

b. Pengelolaan terminal penumpang orang dan barang; dan c. Pemungutan retribusi angkutan dan terminal.

Bidang Bina Usaha Angkutan dan Terminal membawahi 2 seksi, yaitu seksi bina usaha angkutan, dan seksi terminal.

1. Tugas seksi bina usaha angkutan adalah membantu kepala bidang dalam melaksanakan pengelolaan bina usaha angkutan. Untuk menyelenggarakan tugas, seksi bina usaha angkutan mempunyai fungsi :

a. Pengumpulan dan pengelolaan data serta analisis angkutan; b. Penyusunan petunjuk teknis lalu lintas angkutan jalan;

d. Penyusunan petunjuk teknis pengelolaan usaha angkutan orang, barang dan khusus;

e. Pengembangan jenis moda pelayanan angkutan umum; f. Pelayanan pemberian izin sekolah mengemudi; dan g. Pemungutan retribusi perizinan trayek.

2. Tugas seksi terminal adalah membantu kepala bidang dalam melaksanakan pengelolaan terminal. Untuk menyelenggarakan tugas, seksi terminal mempunyai fungsi :

a. Pengumpulan dan pengolahan data serta analisis terminal; b. Penyusunan petunjuk teknis pengelolaan terminal;

c. Penataan dan pengembangan kawasan terminal; d. Pengendalian operasional terminal;

e. Pengelolaan terminal orang, barang dan peti kemas; f. Pelayanan retribusi terminal;

g. Usulan perubahan tarif retribusi terminal; dan

h. Pembinaan dan pengendalian terhadap pengelola terminal.

6. Bidang Pengendalian Teknik Lalu Lintas mempunyai tugas membantu Kepala Dinas dalam melaksanakan pengelolaan pembinaan pengendalian teknik lalu lintas. Untuk menyelenggarakan tugas, Bidang Pengendalian Teknik Lalu Lintas mempunyai fungsi :

a. Pengelolaan lalu lintas; b. Pengelolaan perparkiran; dan

c. Pengelolaan pengendalian operasional di bidang lalu lintas angkutan jalan. Bidang Pengendalian Teknik Lalu Lintas membawahi 2 seksi, yaitu : seksi lalu lintas dan parkir dan seksi pengendalian operasional.

1. Tugas seksi lalu lintas dan parkir adalah membantu kepala bidang dalam melaksanakan pengelolaan lalu lintas dan perparkiran. Untuk menyelenggarakan tugas, seksi lalu lintas dan parkir mempunyai fungsi : a. Pengumpulan dan pengolahan data serta analisis lalu lintas dan

perparkiran;

b. Penyusunan petunjuk teknis pengelolaan lalu lintas dan perparkiran; c. Penyelenggaraan alat pengawas dan pengendalian lalu lintas;

d. Pengaturan lalu lintas serta pengawasan alat pengawas dan pengendali lalu lintas;

e. Pelayanan perijinan penggunaan jalan selain kepentingan lalu lintas; f. Pengelolaan perparkiran tepi jalan umum dan perparkiran khusus; g. Penataan dan pengembangan kawasan perparkiran;

h. Pengendalian operasional perparkiran; dan i. Pelayanan retribusi parkir.

2. Tugas seksi pengendalian operasional adalah membantu kepala bidang dalam melaksanakan pengelolaan pengendalian operasional lalu lintas angkutan jalan, pos dan telekomunikasi. Untuk menyelenggarakan tugas, seksi pengendalian operasional mempunyai tugas :

a. Pengumpulan dan pengolahan data serta analisis pengendalian operasional lalu lintas angkutan jalan, pos, dan telekomunikasi;

b. Penyusunan petunjuk teknis pengendalian operasional lalu lintas angkutan jalan, pos, dan telekomunikasi;

c. Pengawasan dan penertiban atas pelaksanaan peraturan perundangan lalu lintas dan angkutan jalan; dan

d. Pengawasan dan pengamanan lalu lintas angkutan jalan.

7. Pada Dinas dapat dibentuk Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) untuk melaksanakan sebagian tugas teknis operasional Dinas yang mempunyai wilayah kerja satu atau beberapa kecamatan. UPTD Parkir terdiri dari : UPTD Parkir wilayah Timur, UPTD Parkir wilayah Tengah dan UPTD Parkir wilayah Barat.

8. Kelompok Jabatan Fungsional

Kelompok jabatan fungsional terdiri atas sejumlah tenaga dalam jenjang jabatan fungsional yang terbagi dalam berbagai kelompok sesuai bidang keahlian. Kelompok jabatan fungsional dipimpin oleh seorang yang ditunjuk diantara tenaga fungsional yang ada di lingkungan dinas. Nama dan jumlah jabatan fungsional ditentukan berdasarkan sifat, jenis, kebutuhan dan beban kerja yang diatur lebih lanjut dengan keputusan bupati.

Dinas Perhubungan telah menetapkan tujuan dan sasaran yang ingin dicapai. Tujuan dari Dinas Perhubungan Kabupaten Bogor adalah :

1. Meningkatkan Keselamatan, Kenyamanan, dan Keamanan pengguna jalan.

2. Meningkatkan pelayanan pemberian Ijin Trayek. 3. Meningkatkan pelayanan di terminal-terminal.

4. Meningkatkan kelancaran berlalu lintas serta perparkiran. 5. Meningkatkan pelayanan perijinan Pos dan Telekomunikasi. 6. Meningkatkan peran serta institusi lain di bidang Perhubungan. 7. Meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD).

8. Meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia Dinas Perhubungan. 9. Meningkatkan mutu dan jangkauan pelayanan pos dan

telekomunikasi.

Sasaran diartikan sesuatu yang dihasilkan sebagai penjabaran dari tujuan yang lebih spesifik dan terukur serta bersifat jangka pendek (maksimal 1 tahun) dalam mencapai visi dan misi Dinas Perhubungan Kabupaten Bogor. Terdapat 10 sasaran yang ditetapkan yang masing-masing telah dilengkapi dengan indikator sasaran kinerjanya.

Tabel 1. Penjelasan Uraian Sasaran dan Indikator Sasaran secara Garis Besar pada Dinas Perhubungan Kabupaten Bogor

URAIAN SASARAN (1)

INDIKATOR SASARAN (2)

1. Meningkatnya jumlah kendaraan yang laik jalan

2. Pengurangan tingkat kecelakaan lalu lintas

3. Tertatanya trayek angkutan lalu lintas

4. Mengoptimalkan waktu tempuh Perjalanan

5. Tersosialisasinya Peraturan lalu Lintas

6. Mengurangi pelanggaran lalu Lintas

- Jumlah kendaraan yang diuji/kir - Kuantitas dan kualitas kecelakaan - Jumlah korban

- Jumlah trayek

- Jumlah kendaraan per trayek

- Kecepatan rata-rata perjalanan per jam

- Menurunnya pelanggaran lalu lintas - Menurunnya angka kecelakaan lalu

lintas

4.2. Karakteristik Responden

Responden dalam penelitian ini adalah pegawai tetap atau pegawai negeri sipil Dishub Pemkab Bogor. Dalam penelitian ini karakteristik responden dianalisa secara deskriptif seperti jenis kelamin, usia, masa kerja pegawai, pendidikan terakhir, dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Karakteristik Responden

Karakteristik Responden Jumlah (orang) %tase (%)

Jenis Kelamin Pria 63 93

Wanita 5 7 20 - 25 tahun 2 3 26 - 30 tahun 9 13 Usia 31 - 35 tahun 15 22 (tahun) 36 - 40 tahun 7 10 41 - 45 tahun 12 18 lebih dari 45 tahun 23 34 1 - 3 tahun 6 9

Masa Kerja 4 - 6 tahun 19 28

(tahun) 7 - 9 tahun 1 1 lebih dari 9 tahun 42 62 SD 5 7 SLTP 4 6 Tingkat SLTA/Sederajat 13 19 Pendidikan D3 9 13 S1 22 33 S2 15 22 URAIAN SASARAN 7. Terwujudnya kesepakatan

penyelesaian masalah lalu lintas dengan pengusaha dan masyarakat 8. Meningkatkan penerimaan retribusi bidang perhubungan 9. Tersedianya sumber daya manusia perhubungan yang terampil/ahli 10. Tertatanya jaringan Pos dan Telekomunikasi

INDIKATOR SASARAN - Jumlah kesepakatan

- Jumlah penerimaan retribusi

- Jumlah SDM yang terampil/ahli lalu lintas

- Luas jangkauan - Protes dari Customer

4.2.1. Jenis Kelamin Responden

Jenis Kelamin responden Dishub Pemkab Bogor dapat dilihat pada Gambar 4.

Gambar 4. Persentase Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Berdasarkan gambar di atas dapat disimpulkan bahwa responden dengan jenis kelamin pria sebesar 93 %, sedangkan responden dengan jenis kelamin wanita sebesar 7 %. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pegawai dinas perhubungan Pemkab Bogor sebagian besar adalah pria.

4.2.2. Usia Responden

Usia responden dinas perhubungan Pemkab Bogor dapat dilihat pada Gambar 5.

Gambar 5. Persentase Responden Berdasarkan Usia

Karakteristik Responden Berdasarkan Usia

41 - 45 tahun

18% lebih dari 45 tahun

34% 36 - 40 tahun 10% 31 - 35 tahun 22% 26 - 30 tahun 13% 20 - 25 tahun 3% 20 - 25 tahun 26 - 30 tahun 31 - 35 tahun 36 - 40 tahun 41 - 45 tahun lebih dari 45 tahun Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Wanita 7% Pria 93% Pria Wanita

Berdasarkan gambar di atas dapat disimpulkan bahwa responden dengan usia 20 – 25 tahun sebesar 3 %, usia 26–30 tahun sebesar 13, usia 31 – 35 tahun sebesar 22 %, usia 36-40 tahun sebesar 10 %, usia 41 – 45 tahun % sebesar 18 %, dan usia lebih dari 45 tahun sebesar 34 %. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa usia pegawai dinas perhubungan Pemkab Bogor sebagian besar adalah lebih dari 45 tahun.

4.2.3. Masa Kerja Responden

Masa kerja responden dinas perhubungan Pemkab Bogor dapat dilihat pada Gambar 6.

Gambar 6. Persentase Responden Berdasarkan Masa Kerja Berdasarkan gambar di atas dapat disimpulkan bahwa responden dengan masa kerja 1 – 3 tahun sebesar 9 %, masa kerja 4 – 6 tahun sebesar 28, masa kerja 7 – 9 tahun sebesar 1 %, dan masa kerja lebih dari 9 tahun sebesar 62 %. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa masa kerja pegawai dinas perhubungan Pemkab Bogor sebagian besar adalah lebih dari 9 tahun.

4.2.4. Tingkat Pendidikan Responden

Tingkat pendidikan terakhir responden dinas perhubungan Pemkab Bogor dapat dilihat pada Gambar 7.

Karakteristik Responden Berdasarkan Masa Kerja

lebih dari 9 tahun 62% 7 - 9 tahun 1% 4 - 6 tahun 28% 1 - 3 tahun 9% 1 - 3 tahun 4 - 6 tahun 7 - 9 tahun lebih dari 9 tahun

Gambar 7. Persentase Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan Berdasarkan gambar di atas dapat disimpulkan bahwa responden dengan tingkat pendidikan SD sebesar 7 %, tingkat pendidikan SLTP sebesar 6 %, tingkat pendidikan SLTA/Sederajat sebesar 19 %, tingkat pendidikan Diploma (D3) sebesar 13 %, tingkat pendidikan S1 sebesar 33 % dan tingkat pendidikan strata dua (S2) sebesar 22 %. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tingkat pendidikan terakhir pegawai dinas perhubungan Pemkab Bogor sebagian besar adalah strata satu (S1).

4.3. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas

Dokumen terkait