• Tidak ada hasil yang ditemukan

V. GAMBARAN UMUM

5.3 Gambaran Umum IPAL PT. Prafa

Pengolahan limbah yang dihasilkan oleh PT. Prafa dilakukan oleh QA

department, PGA department, dan TS department. QA department bertanggung jawab menjamin limbah yang dihasilkan memenuhi persyaratan yang ditetapkan. Limbah yang dihasilkan PT. Prafa meliputi limbah padat serta cair. Cara penanganan limbah berbeda-beda tergantung jenis dan sifat bahannya. Limbah padat berasal dari debu hasil proses produksi, sampah sisa kemasan, sampah kantin dan dapur, sampah dari lingkungan pabrik, produk reject dan obat yang telah kadaluwarsa.

Limbah padat yang masih bisa dimanfaatkan serta memiliki nilai jual seperti sisa kemasan (kaleng, drum, alumunium foil, plastik, botol, kardus) dikumpulkan di gudang khusus kemudian dijual agar barang-barang tersebut dapat dimanfaatkan atau digunakan kembali (reuse) dan didaur ulang (recycle). Pembakaran produk reject dan obat yang telah kadaluwarsa dilakukan dengan incinerator pada suhu 550-1200 °C selama 45 menit. Sisa bahan padat yang menempel pada wadah/peralatan dibersihkan dengan mesin penyedot debu atau vacuum sebelum dicuci dengan air, bila tidak tersedia vacuum sisa-sisa serbuk yang menempel diambil dengan lap yang dibasahi alkohol 70 % dan lap tersebut dicuci tersendiri. Kerjasama dengan Dinas Kebersihan Kabupaten Bogor juga dilakukan untuk pengangkutan sampah keluar pabrik yang dilakukan secara teratur dan terkontrol .

Limbah cair berasal dari proses produksi, pencucian peralatan produksi, limbah laboratorium dan buangan lainnya. Limbah tersebut antara lain limbah

proses pembuatan aqua demineralisata, limbah pencucian pakaian kerja, limbah proses betalactam, limbah proses Cephalosporia, limbah proses non betalactam, limbah dari laboratorium dan sumber limbah lainnya. Limbah cair ini ditampung dalam bak ekualisasi setelah mendapat pra perlakuan terlebih dahulu. Pemeriksaan air hasil limbah dilakukan untuk memastikan bahwa hasil pengolahan tersebut memenuhi persyaratan yang telah ditentukan, yang meliputi pemeriksaan parameter :

1. fisika: suhu, warna, bau, kekeruhan

2. kimia: pH, kandungan fenol, N-total, TDS (Total Dissolved Solid), BOD (Biologycal Oxgen Demand), COD (Chemical Oxgen Demand) dan DO (Dissolved Oxgen)

Pemeriksaan untuk COD dan TDS dilakukan pada bak penyaringan dan pengeluaran air. Nilai COD dan TDS di bak pengeluaran air maksimal 100 ppm dibandingkam dengan nilai COD dan TDS di bak penyaringan sehingga dapat diketahui apakah pengolahan limbah berjalan dengan baik.

Berikut jumlah instalasi PVC dari sumber limbah hingga ke tempat pengolahan:

a. 1 bak penampungan limbah betalactam b. 1 bak penampungan limbah aquadem c. 1 bak penampungan limbah chepalosporin

d. 1 bak penampungan limbah proses NBL+ heavy metal e. 1 bak ekualisasi 1 bak separasi

g. 2 bak karbon filter h. 1 bak aerasi i. 1 bak kolam ikan

j. 1 bak kolam air mancur (stabilisasi) k. 1 bak NaOCl (kaporit)

l. 1 unit blower dan alat difusi untuk membantu proses aerasi m. 11 unit pompa, diantaranya:

1) Pompa untuk proses destruksi limbah Betalactam dan mengalirkan ke bak ekualisasi

2) Pompa untuk proses ekstruksi limbah Cephalosporin dan mengalirkan ke bak ekualisasi

3) Pompa untuk proses destruksi limbah NBL + Heavy Metal dan mengalirkan ke bak ekualisasi

4) Pompa untuk proses netralisasi pada bak reaksi

5) Pompa untuk mengalirkan limbah aquadem ke bak akualisasi

6) Pompa untuk memompa air limbah dari bak ekualisasi ke bak separasi

7) Pompa untuk memompa air limbah dari bak aerasi ke bak filtrasi I 8) Pompa untuk memompa air limbah dari bak aerasi ke bak filtrasi II 9) Pompa untuk semburan ke kolam air mancur (stabilisasi)

10) Pompa untuk menguras lumpur dari bak koagulasi flokaulasi 11) Pompa untuk memompa kaporit (NaOCl)

Proses pengolahan air limbah mulai dari inlet sampai outlet harus melalui 9 tahapan proses. Proses pengolahan air limbahnya sebagai berikut:

1) Bak ekualisasi (T.1)

Unit penampungan utama limbah cair dari beberapa titik sumber penghasil limbah yang dialirkan melalui pipa utama (Main Pipe).

2) Bak reaksi (T.2)

Merupakan sarana emergency, air dialirkan jika pH pada bak ekualisasi mencapai pH 2-5 atau > 9 . bak reaksi ini berfungsi untuk proses netralisasi sehingga diperoleh pH 7 karena kemampuan kerja bakteri aerobic harus pada pH netral dengan suhu 25-35 °C.

3) Bak separasi (T.3 dan T.4)

Air limbah dari bak ekualisasi akan terpompa menuju bak separasi. Cara kerja bak separasi sebagai berikut:

• pertama: memisahkan padatan halus, berat dan materi-materi tidak larut

• kedua: mengendapkan suspensi padat dan memisahkan/menahan materi ringan dan berlemak.

Air yang mengalir ini melewati/melintasi kawat berkisi-kisi (fish bone weir), di kanal ini garis-garis yang terkandung dalam air sebagian akan mulai terurai. 4) Bak aerasi

Proses pencampuran/pangadukan udara dengan air sehingga terjadi perubahan konsentrasi zat-zat yang yang mudah menguap dalam air. Dalam proses ini juga ditanamkan bakteri SGB 104 pengurai zat organik, mereduksi senyawa-senyawa fenol, beberapa senyawa-senyawa kloro hidrokarbon, BOD dan COD.

5) Bak filtrasi

Berfungsi untuk proses penyaringan guna mendapatkan tingkat kejernihan air tertentu dengan menempatkan media berpororsitas yang tersusun dari Rock Stone (paling atas), karbon aktif (tengah) dan zeolite aktif (paling bawah). 6) Bak settling (T.7)

Merupakan saran pengendapan partikel halus dengan menggunakan koagulan, partikel-partikel yang masih lolos dari aerasi dan proses filtrasi akan terhidrolisis oleh koagulan membentuk floe (gumpalan halus) dan mengendap secara gravitasi.

7) Bak desinfektan (T.8)

Berfungsi untuk mereduksi/menghilangkan bakteri pathogen. Bak ini berisi ferrolite dilengkapi dengan tangki NaOCl 12 %. Air dari bak settling dialirkan ke bak desinfektan dimana pada unit ini diinjekkan sejumlah NaOCl 12 % menggunakan dosing pump.

8) Bak stabilisasi (T.9)

bak berbentuk lingkaran yang berfungsi untuk menstabilkan akumulasi air yang telah diinjek NaOCl. Pada bak ini, unsur Chloride cenderung terurai menjadi Cl2 bebas sedangkan unsur Na sebagai zat terlarut, On (Onasen) bekerja memusnahkan bakteri pathogen dan selanjutnya terurai menjadi oksigen bebas.

Merupakan sarana penampungan akhir dari semua proses. Kolam dilengkapi unit sirkulasi air yang dipompakan ke udara untuk menguraikan Cl2 berlebihan dan satu bak untuk pengontrolan akhir dan tempat pengambilan sampel air.

Dokumen terkait