• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

4.1 Gambaran Umum Kabupaten Klaten

BAB IV

PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

4.1 Gambaran Umum Kabupaten Klaten

Pemerintah Daerah Kabupaten Klaten dibentuk berdasarkan Undang-undang Nomor 13 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-daerah Kabupaten dalam Lingkungan Provinsi Jawa Tengah, dan Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1950 tentang Penetapan Mulai Berlakunya Undang-undang Nomor 12, 13, 14, dan 15 Tahun 1950 Tentang Pembentukan Daerah Kabupaten di Jawa Timur, Jawa Tengah,Jawa Barat, dan Daerah Istimewa Yogyakarta. Kabupaten Klaten memiliki visi untuk menciptakan Klaten yang Toto Titi Tentrem Kerto Raharjo. Sedangkan misi yang hendak diwujudkan adalah:

1. Mengupayakan terpenuhinya kebutuhan dasar masyarakat;

2. Mengupayakan rasa aman lahir dan batin serta tercukupinya kebutuhan materiil dan spirituil dan meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa;

3. Meningkatkan partisipasi masyarakat serta pelibatan masyarakat dalam mengaktualisasi diri dalam pembangunan;

4. Menumbuhkan perekonomian rakyat yang dinamis, berbasis sumber daya lokal dan berpikiran global untuk mengurangi angka kemiskinan serta menjaga kelestarian lingkungan hidup;

5. Penerapan pengarusutamaan gender dalam berbagai fungsi pemerintahan;

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

41

6. Mengembangkan kerjasama dengan berbagai pelaku pembangunan;

7. Mewujudkan tata pemerintahan yang baik yang didukung sumber daya yang memadai;

8. Mendorong pelaksanaan otonomi desa dengan menjadikan desa sebagai pusatpusat pertumbuhan kawasan.

Kabupaten Klaten memiliki wilayah dengan luas 665,56km2 dan secara administratif terbagi dalam 26 kecamatan dan 401 desa/kelurahan.

Secara geografis, Kabupaten Klaten terletak pada 110o30’ – 110o45’ Bujur Timur dan 7o30’ – 7o45’ Lintang Selatan. Disebelah utara berbatasan langsung dengan Kabupaten Boyolali, sebelah timur berbatasan langsung dengan Kabupaten Sukoharjo, di sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Gunung Kidul (DIY) dan di sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Sleman (Provinsi DIY). Kabupaten Klaten berada diantara 3 kota besar, yaitu Kota Yogyakarta (30km), Kota Surakarta (36km), dan Kota Semarang (100km), dan telah dihubungkan dengan jalur transportasi yang cukup memadai. Ketiga kota tersebut memiliki berbagai fasilitas berstandar internasional, seperti Bandar Udara Internasional Adi Sutjipto, Bandar Udara Internasional Adi Sumarmo, Bandar Udara Ahmad Yani, dan Pelabuhan Laut

Tanjung Emas, yang tentu saja memberikan berbagai dampak terhadap pertumbuhan Kabupaten Klaten baik dari sisi ekonomi, sosial, budaya, pendidikan, kependudukan, maupun aspek lainnya.

Secara topografi, Kabupaten Klaten terletak diantara Gunung Merapi dan Pegunungan Seribu yang membagi Kabupaten Klaten menjadi 4 wilayah, yaitu:

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

42

 Wilayah dengan ketinggian <100 mdpal, meliputi Kecamatan Juwiring, Karangdowo dan Camas;

 Wilayah dengan ketinggian 100-200 mdpal, meliputi Kecamatan Prambanan, Jogonalan, Gantiwarno, Wedi, Bayat, Cawas (bagian barat), Trucuk, Kalikotes, Klaten Selatan, Klaten Tengah, Klaten Utara, Kebonarum (selatan), Ngawen (selatan dan timur), Ceper, Pedan, Karanganom (timur), Polanharjo (timur), Delanggu, Juwiring (barat), dan Wonosari (barat);

 Wilayah dengan ketinggian 200-400 mdpal, meliputi Kecamatan Manisrenggo, Jogonalan (utara), Karangnongko, Kebonarum (utara), Ngawen (utara), Jatinom, Karanganom (barat), Tulung, dan Polanharjo (barat);

 Wilayah dengan ketinggian 400-1000 mdpal, meliputi Kecamatan Kemalang, sebagian besa Manisrenggo, sebagian kecil Jatinom, dan sebagian kecil Tulung. Kondisi tersebut memberikan gambaran tentang kondisi umum penyusun batuan, pola aliran air permukaan dan air tanah (hidrologi), yang selain menjadi kendala dalam dalam sistem transportasi dan komunikasi, tapi juga telah memberikan berbagai manfaat bagi Kabupaten Klaten. Keuntungan yang dimaksud disini adalah bervariasinya jenis tanaman pangan yang bisa tumbuh di wilayah Kabupaten Klaten dan banyaknya sumber daya air untuk irigasi, drainase, domestic use maupun kebutuhan air minum. Bahkan, potensi sumber daya air ini telah mampu memberikan pasokan air minum bagi masyarakat Kota Surakarta, lewat kerjasama dengan PDAM setempat.

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

43

4.1.1 Gambaran Umum Desa Manjung Kecamattan Ngawen

Desa Manjung merupakan desa yang terletak cukup strategis dengan luas Desa 131.658 Ha dan berada di sekitar jalur alternatif jalur menuju boyolali,berikut desa-desa yang berada di sekitar Desa Manjung.

a. Sebelah Utara yaitu Desa Senden. b. Sebelah Selatan yaitu Desa Karanglo. c. Sebelah Barat yaitu Desa Duwet. d. Sebelah Timur yaitu Desa Sekarsuli.

Desa Manjung Kecamatan Ngawen Kabupaten Klaten memiliki jarak yang mudah terjangkau dari pusat pemerintahan kecamatan yaitu 3 Km, jarak dari Ibukota Kabupaten Klaten yaitu 3 Km, dan selanjutnya jarak dari Propinsi yaitu 115 Km. Desa Manjung terdiri dari 10 Rw yaitu Rw 01 Manjung Lor. Rw 02 Manjung, Rw 03 Ngaglik, Rw 04 Tegal Sari, Rw 05 Dukuh, Rw 06 Tegal Rejo, Rw 07 Tuban Wetan (Sido Mulyo), Rw 08 Tuban Wetan, Rw 09 Jamburejo, Rw 10 Tuban kulon.

4.1.2 Jumlah Penduduk Desa Manjung

Jumlah penduduk yang berada didesa Manjung Kecamatan Ngawen Kabupaten Klaten yaitu terdiri dari penduduk laki-laki berjumlah 1.879 orang dan penduduk perempuan berjumlah 1.764 orang.

a Jumlah Penduduk Menurut Agama

Agama Jumlah Penduduk

Islam 2.910 orang Kristen 230 orang

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

Plagiat

44

Katolik 400 orang

Hindu 30 orang

JUMLAH 3.570 orang

Tabel 1.

Tampak jelas pada tabel diatas bahwa Agama iIslam merupakan agama mayoritas penduduk yang mendiami Desa Manjung, Agama Katolik menduduki peringkat dua terbanyak, pada kenyataan mereka dapat hidup harmonis dan dapat membaur tanpa adanya konflik antar agama. Saling berbaur dan menghormati antara pemeluk agama didesa ini, kelompok mayoritas dan minoritas berdasarkan agama yang dianut tidak berpengaruh terhadap perlakuan dan pembangunan desa.Rumah-rumah ibadah berdiri tegak walaupun dengan jumlah bangunan fisik yang tidak selalu ramai didatangi pemeluk agama masing-masing.

b Jumlah penduduk menurut mata pencaharian

No Jenis Pekerjaan Jumlah

1 PNS 80 2 ABRI 17 3 Swasta 360 4 Wiraswasta/Pedagang 160 5 Tani 190 6 Pertukangan 80 JUMLAH 940 Tabel 2.

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

Plagiat

45

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa mata pencaharian penduduk Desa Manjung terbanyak yaitu Swasta dan Tani. Demikian sumber penghasilan masyarakat dari mata pencaharian yang dimiliki oleh masyarakat di Desa Manjung yang sampai saat ini mampu membuat mereka bertahan hidup hingga sekarang.

4.1.3 Bidang Pembangunan /Sarana Fisik

Sarana fisik merupakan suatu aspek pendukung yang sabgat penting dalam kehifupan masyarakat. Sarana fisik merupakan sarana umum yang digunakan oleh masyarakat sekitar Desa Manjung untuk melakukan aktifitas sehari-hari, khususnya yang berhubungan dengan kepentingan umum. Di Desa Manjung terdapat sarana-sarana fisik antara lain :

a. Sarana Ibadah

No Sarana Peribadahan Jumlah

1 Mushola/Masjid 8 Unit

2 Gereja Kristen 1 Unit

3 Pura 1 Unit

Tabel 3.

Dari data diatas jumlah sarana ibadah yang terdapat di Desa Manjung adalah 8 unit Masjid ,1 Unit Gereja dan 1 Unit Pura. Unit sarana ibadah gereja katolik tidak terdapat di Desa Manjung, sehingga Umat agama katolik untuk menjalankan ibadahnya di luar Desa Manjung.

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

Dokumen terkait