• Tidak ada hasil yang ditemukan

4.2 Konsep dasar pengelolaan kawasan perbatasan NKRI dan analisis aplikatif

4.2.1 Gambaran Umum Kabupaten Nunukan setelah penerapan Paradigma

Kabupaten Nunukan yang letaknya berbatasan langsung dengan Negara tetangga dalam hal ini Malaysia maka penulis akan mengarahkan tulisan ini tetap pada jalurnya yaitu melihat Kabupaten Nunukan dalam konteks sebagai daerah perbatasan, sehingga diperlukan definisi yang akurat mengenai perbatasan itu sendiri. Terdapat dua dasar hukum mengenai definisi perbatasan.

Pertama, UU No. 26 Tahun 2007 jo. PP No. 26 Tahun 2008, yang menempatkan kawasan perbatasan, pulau kecil terdepan dan kawasan latihan militer sebagai bagian dari kawasan strategis nasional, mengingat pengaruhnya terhadap aspek kedaulatan negara, pertahanan dan keamanan negara, ekonomi, sosial, budaya dan/atau lingkungan.

113

Selanjutnya merujuk pada penjelasan pasal 13 ayat (1) PP No. 26 Tahun 2008, disebutkan bahwa ruang lingkup kawasan perbatasan negara, yaitu : (a) Wilayah "Kabupaten/Kota" yang secara geografis dan demografis berbatasan langsung dengan Negara tetangga dan/atau laut lepas dan (b) Kawasan perbatasan Negara meliputi kawasan perbatasan darat dan kawasan perbatasan laut, termasuk pulau-pulau kecil terluar. Merujuk pada dasar hukum ini, yaitu menjadikan Kabupaten/Kota sebagai "unit perbatasan", didasarkan pertimbangan bahwa ditetapkannya suatu wilayah sebagai pusat pertumbuhan dalam suatu kawasan yang luas (Kabupaten), diharapkan dapat memacu pertumbuhan wilayah lain disekitarnya (hinterland), sebagai dampak positif adanya keterkaitan pengembangan sektor ekonomi potensial antar wilayah dalam satu kawasan. Dari sini dikembangkan konsep perwilayahan pembangunan, yang menjadikan Kecamatan di kawasan perbatasan yang potensial secara ekonomi sebagai "Pusat Kegiatan Strategi Nasional (PKSN)"18.

Kedua, menurut UU No. 43 Tahun 2008, sebagaimana disebutkan pada pasal 1 angka 6 bahwa kawasan perbatasan Negara adalah bagian dari wilayah Negara yang terletak pada sisi dalam batas wilayah Indonesia dengan Negara lain, dimana batas wilayah Negara di daratan berada di "Kecamatan". Merujuk pada UU ini, maka

18

Potret, Semangat Baru Mengubah Wajah Perbatasan Negara (hand out). Disampaikan pada Workshop Percepatan Pertumbuhan Ekonomi Wilayah Perbatasan; diselenggarakan DITJEN BANGDA Kementrian Dalam Negeri, tanggal 20 Juni 2011 di Hotel Ambhara - Jakarta Selatan.

114

dijadikannya Kecamatan sebagai "unit perbatasan", diharapkan dapat menjadi ujung tombak yang berhadapan langsung dengan perbatasan (border) Negara tetangga di daratan, sehingga menjadikan kecamatan sebagai locus penanganan, akan lebih memfokuskan upaya penguatan aspek pertahanan dan aspek kesejahteraan masyarakat secara berimbang.19 Implementasinya dapat dilihat dari strategi perwilayahan pembangunan yang menjadikan setiap Kecamatan sebagai "lokasi prioritas (lokpri)" penanganan pembangunan di kawasan perbatasan, baik perbatasan darat maupun laut. Disini penekanannya adalah pemerataan program pembangunan. Dan secara aplikatif dapat terlihat bahwa sejak terjadinya perubahan paradigma dan kemudian dilaksanakannya amanat dari paradigma yang baru mengenai pengelolaan kawasan perbatasan, maka sejak itu pula terdapat peningkatan terhadap laju perkembangan kawasan perbatasan, baik dari segi infrastruktur, sosial ekonomi masyarakat hingga pengelolaan potensi – potensi sumber daya alam yang ada. Di bawah ini adalah gambaran umum dan penulis sajikan secara spesifik mengenai peningkatan kemajuan Kabupaten Nunukan di beberapa sektor, setelah penerapan Outward Looking menjadi paradigma dalam pengelolaan kawasan perbatasan Republik Indonesia, yang dimulai sejak tahun 2008 hingga 2013.

19

Website : Universitas Gajah Mada. Posisi Kelembagaan, Kendala Dalam Mengelola Perbatasan Negara.http://www.ugm.ac.id/id/berita/7880posisi.kelembagaan.kendala.dalam.mengelola.perbatasan. negara diakses pada, 15 Juli 2013

115 4.2.1.1 Luas dan Batas Wilayah

Kabupaten Nunukan merupakan salah satu kabupaten di Propinsi Kalimantan Utara, dengan luas wilayah sebesar 14.263,68 km220. Setelah mengalami pemerkaran, wilayah Kabupaten Nunukan terdiri dari 15 (lima belas) kecamatan, terakhir pada tahun 2012; yaitu Kecamatan Krayan, Kerayan Selatan, Lumbis, Lumbis Ogong, Sembakung, Nunukan, Nunukan Selatan, Sei Menggaris, Sebuku, Tulin Onsoi, Sebatik, Sebatik Timur, Sebatik Tengah, Sebatik Barat, Sebatik Utara21.

Tabel 1. Kecamatan dan Luas Wilayahnya (km2)

Sumber : Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Nunukan Berdasarkan geografisnya, Kabupaten Nunukan terletak di wilayah paling Utara Kalimantan Utara yang berbatasan langsung dengan negara tetangga yaitu Malaysia, tepatnya pada

20Luas Wilayah dan Jumlah Kecamatan di Kabupaten Nunukan; Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Nunukan

116

posisi antara 115o33’ sampai dengan 118o03’ Bujur Timur, dan 3o15’ sampai dengan 4o24’ Lintang Utara22. Secara administrative Kabupaten Nunukan memiliki batas–batas wilayah sebagai berikut:23

a. Sebelah utara dengan Negara Malaysia Timur – Sabah; b. Sebelah timur dengan Selat Makassar dan Laut

Sulawesi;

c. Sebelah selatan dengan Kabupaten Bulungan dan Kabupaten Malinau; dan

d. Sebelah barat dengan Negara Malaysia Timur – Serawak.

Dengan letak geografis tersebut, Kabupaten Nunukan memiliki potensi besar untuk mengembangkan jalinan hubungan internasional dengan dunia luar khususnya negara Malaysia, Kabupaten Nunukan kaya akan potensi sumber daya alam, sebagian dari potensi sumber daya alam tersebut belum dimanfaatkan secara optimal. Sumber daya alam dan hasil – hasilnya yang dimiliki oleh kabupaten Nunukan, sebagian besar murapakan penghasil devisa daerah, khususnya dari sektor pertambangan, kehutanan, pertanian dan hasil lainnya. sehingga

22Batas – Batas dan Luas Wilayah Kabupaten Nunukan. Badan Pusat Statistik Kabupaten Nunukan, Tahun 2012

117

jika dekelola dengan baik maka akan mampu mencerminkan kemajuan pembangunan di wilayah perbatasan Republik Indonesia.

4.2.1.2 Kependudukan dan Ketenagakerjaan

Menurut data statistik terakhir yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik Kabupaten Nunukan, penulis menemukan bahwa data penduduk pada tahun 2012 sebanyak 163.086 Jiwa dengan perincian 87.081 Jiwa Penduduk berjenis kelamin laki – laki, dengan persentasi 53,38% dan 76.025 Jiwa Penduduk berjenis kelamin wanita/perempuan, dengan persentasi 46,62% dengan tingkat kepadatan penduduk rata – rata 10,64 jiwa/km2.24

Table 2. Banyak Penduduk Kabupaten Nunukan Menurut Jenis Kelamin Tahun 2012

Sumber : Angka Proyeksi BPS Kabupaten Nunukan Tahun 2012

24Angka Proyeksi BPS Kabupaten Nunukan Mengenai Jumlah Penduduk. Badan Pusat Statistik Kabupaten Nunukan, Tahun 2012

118

Tingkat pertumbuhan penduduk yang relatif tinggi sangat mempengaruhi pertumbuhan angkatan kerja. Semakin bertambahnya penduduk usia kerja akan berpengaruh pada pertambahan jumlah angkatan kerja, baik sebagai pekerja maupun pencari kerja. Peningkatan tersebut jika tidak diimbangi dengan pasar kerja yang besar maka akan menimbulkan dampak kerawanan sosial dengan banyaknya pengangguran. Penempatan Tenaga Kerja Indonesia (TKI) diluar negeri tahun 2012 mengalami penurunan dibanding tahun 2010.25 Pada tahun 2010 penempatan TKI sebanyak 1.443 orang, sedangkan tahun 2012 sebanyak 12 orang. Sementara itu kasus Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) yang terjadi di Kabupaten Nunukan pada tahun 2012 sebanyak 7 kasus, dengan jumlah tenaga kerja yang di PHK turun daripada tahun sebelumnya dari 6 orang menjadi 7 orang.26

Tabel 3. Indikator Ketenagakerjaan Kabupaten Nunukan Tahun 2010-2012

*Angka Sementara

Sumber : Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Nunukan

25 Pertumbuhan Penduduk dan Tingkat Pertumbuhan Angkatan Kerja. Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Nunukan, Tahun 2012

119 4.2.1.3Pemerintahan

Secara administratif, Kabupaten Nunukan terbagi atas 15 kecamatan dan terdiri dari 232 desa. Kecamatan Lumbis Ogong merupakan kecamatan dengan wilayah terluas, yaitu 3.357,01 km2 atau sekitar 23,56 persen dari luas Kabupaten Nunukan.27 Selain itu, kecamatan ini juga memiliki jumlah desa terbanyak dibandingkan kecamatan lainnya, yaitu sebanyak 49 desa. Sedangkan kecamatan dengan luas wilayah terkecil adalah Kecamatan Sebatik Utara, yaitu 15,39 km2 atau sekitar 0,11% dari luas Kabupaten Nunukan. Kecamatan Nunukan yang juga merupakan ibu kota kabupaten memiliki luas wilayah 564,50 km2 atau sekitar 3,96% dari luas wilayah Kabupaten Nunukan. Administrasi pemerintahan mengalami perkembangan, hal ini bisa dilihat dari bertambahnya wilayah administrasi pemerintahan dari tahun ke tahun.28

Tabel 4. Perkembangan Wilayah Administrasi Kabupaten Nunukan Tahun 2010-2012

Sumber : Bagian Pemerintahan, Setda Kabupaten Nunukan

27

Perkembanga Wilayah Adminstrasi Kabupaten Nunukan Tahun 2010-2012. Bagian Pemerintahan Sekretariat Daerah Kabupaten Nunukan, Tahun 2012

120

Dari data aparatur negara (pegawai negeri sipil/PNS) yang ada di Kabupaten Nunukan pada tahun 2012 terdapat sebanyak 4.085 orang meliputi PNS golongan I sebanyak 161 orang, PNS golongan ll sebanyak 1.702 orang, PNS golongan III sebanyak 1.782 orang dan PNS golongan IV sebanyak 440 orang. Jika dilihat dari jumlah pejabat struktural, maka pada tahun 2012 jumlah PNS eselon II sebanyak 33 orang, eselon III sebanyak 161 orang, serta eselon IV 393 orang. Semua aparatur negara (PNS) tadi tersebar dalam 5 organisasi daerah, 3 asisten, 14 dinas, 5 kantor, 15 kecamatan, 8 kelurahan, 1 rumah sakit umum daerah, 8 badan serta 13 UPT dinas.29

4.2.1.4Pendidikan Dan Kesehatan 4.2.1.4.1 Kesehatan

Salah satu indikator kesejahteraan masyarat yang vital adalah kesehatan. Upaya peningkatan kesehatan masyarakat dilakukan dengan tersedianya pelayanan kesehatan yang mudah, merata dan murah pada semua lapisan masyarakat, terutama masyarakat yang kurang mampu. Pelayanan kesehatan yang memadai harus didukung sarana dan prasarana yang seimbang dengan kebutuhan masyarakat.

29

121

Fasilitas kesehatan yang tersedia di Kabupaten Nunukan pada tahun 2011 terdiri dari rumah sakit 1 buah, puskesmas 12 buah, puskesmas pembantu 66 buah, puskesmas keliling 17 buah, posyandu 163 buah serta 21 bidan praktek.30

Table 5. Fasilitas Kesehatan di Kabupaten Nunukan Tahun 2010-2012

Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Nunukan 4.2.1.4.1 Pendidikan

Secara umum sejak tahun pembelajaran 2000/2001 hingga 2011/2012 jumlah sarana sekolah jenjang TK hingga SMU/SMK, baik negeri maupun swasta yang berada di bawah Diknas secara kuantitatif mengalami perkembangan. Pada tahun 2011 sarana pendidikan yang tercatat di Kabupaten Nunukan terdiri dari 35 Taman Kanak-kanak, 125 Sekolah Dasar

30 Fasilitas Kesehatan di Kabupaten Nunukan Tahun 2010-2012. Dinas Kesehatan Kabupaten Nununkan, Tahun 2012

122

Negeri, 17 Sekolah Dasar Swasta, 38 SLTP Negeri, 9 SLTP Swasta, 8 SMU Negeri, 8 SMU Swasta , 4 SMKN, dan 1 SMK Swasta. Secara umum jumlah sarana sekolah jenjang TK hingga SMU/SMK, baik negeri maupun swasta yang berada di wilayah Kabupaten Nunukan secara kuantitatif mengalami perkembangan.31

Table 6. Jumlah Sekolah, Guru dan Murid Pada Pendidikan Umum Tahun 2010-2012

Sumber : Dinas Pendidikan Nasional Kabupaten Nunukan

31

Jumlah Sekolah, Guru dan Murid Pada Pendidikan Umum Tahun 2010-2012. Dinas Pendidikan Nasional Kabupaten Nunukan, Tahun 2012

123

4.2.1.5 Potensi Sumber Daya Alam Kabupaten Nunukan 4.2.1.5.1 Sektor Pertambangan

Bidang pertambangan merupakan sektor yang memberikan kontribusi terbesar terhadap struktur ekonomi Kab. Nunukan. Di bawah ini penjelasan lebih rinci mengenai jenis tambang dan perusahan – perusahaan pertambangan yang telah beroprasi di Kabupaten Nunukan.32

Table 7. Jenis Tambang dan Perusahaan Pertambangan di Kabupaten Nunukan Tahun

2010-2012

Sumber : Dinas Pertambangan Kabupaten Nunukan

32 Jenis Tambang dan Perusahaan Pertambangan di Kabupaten Nunukan Tahun 2010-2012. Dinas Pengelolaan Energi dan Pertambangan Kabupaten Nunukan, Tahun 2012

Jenis Tambang

Minyak dan Gas Bumi Emas

Batubara dan Jenis Galian C Produksi Minyak 1,36 juta BBL

Batubara 1,99 juta (ton) Perusahaan PT. Medco E & P Sembakung

(Migas)

PT. Medco E & P Bengara (Migas) PT. Intibuana Indah Selaras (batubara) PT. Duta Tambang Rekayasa

(batubara)

PT. Pipit Mutiara Jaya (batubara) PT. Dewa Ruci Mandiri (batubara)

124

4.2.1.5.2Sektor Pertanian dan Perkebunan

Selain di sektor Pertambangan, sektor Pertanian dan Perkebunan juga merupakan sektor yang memberikan kontribusi besar terhadap struktur ekonomi masyarakat Kab. Nunukan. Di bawah ini merupakan rincian mengenai komoditas unggulan pada sektor perkebunan Kabupaten Nunukan.33

1. Komoditas unggulan saat ini adalah Kelapa sawit, kakao, vanili, kopi dan lada

2. Jumlah perkebunan besar swasta untuk kelapa sawit ada 12 Perusahaan dengan total luas areal 176.849 Ha dan serapan tenaga kerja sebanyak 6.074 orang

3. Perkebunan sawit rakyat telah terelisasi seluas 11.818 Ha, dengan jumlah petani sebanyak 4.537 KK dengan produksi sebesar 10,179 ton 4. Perkebunan Sawit swasta seluas 52.934 Ha ,

dengan produksi 452.879 ton

33

Nunukan dalam Angka Tahun 2012. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Nunukan, Tahun 2012

125

5. Perkebunan Kakao dengan luas areal 11,135 Ha dengan produksi 12.886 Ton yang sentra produksi di Sebatik

6. Perusahaan telah memiliki pabrik CPO sebanyak 4 perusahaan. ( PT. NJL, PT. KHL, PT. SIL & SIP, PT. NSM) Pengembangan komoditas Kelapa sawit yang didukung dengan ketersediaan pabrik CPO di Kecamatan Nunukan, Sebuku dan Lumbis Luas areal dan produksi kelapa sawit.

Table 8. Luas Area Perkebunan di Kabupaten Nunukan Tahun 2010-2012 S u S u m

Sum ber : Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Nunukan

No. Kecamatan Luas Area (Ha) Produksi (Ton)

1. Nunukan 29.047,27 14.669,80 2. Sebatik 2.012,50 14,75 3. Sebatik Barat 928,50 10,00 4. Sebuku 19.999,12 7.653,20 5. Lumbis 500,00 0,00 6. Sembakung 1.100,00 0,00 Jumlah 53.587,39 22.347,75

126

Table 9. Luas Area/Lahan Pertanian di Kabupaten Nunukan Tahun 2010-2012

Sumber : Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Nunukan

Table 10. Luas Area/Lahan Pertanian di Kabupaten Nunukan Tahun 2010-2012 Jenis Komoditi Luas areal panen (hektar) Produksi (ton) Prodktifitas (ton/Ha) Padi Sawah 7.785 35.282 4,17 Padi Ladang 1.754 4.468 2,54 JUMLAH 9.539 39.750 4,17 Sumber : Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Nunukan

4.2.1.5.3 Sektor Peternakan

Jumlah populasi hewan ternak terbesar di Kabupaten Nunukan tahun 2011 didominasi oleh ternak Babi yaitu sebesar 51,75%, ternak sapi potong sebesar 26,17%, ternak kerbau sebesar 14,84% dan ternak kambing 7,24%. Pada tahun 2011 populasi unggas didominasi oleh Ayam Buras, yaitu sebanyak 60,72% dari total populasi unggas. Populasi ayam

No. Uraian Luas (Ha)

1. Luas Potensi Lahan Pertanian 98.548 2. Luas Lahan Sawah 8.778,10 3. Luas Tanaman Palawija 3.0494 4. Luas Tanaman Buah-buahan 100.147

127

buras tercatat sebanyak 89.631 ekor yang secara umum tersebar merata. Populasi itik lebih banyak diternakkan di Kecamatan Sebuku yaitu sebanyak 8.542 ekor.34

4.2.1.5.4 Sektor Pariwisata

Dikawasan Perbatasan terdapat beberapa potensi yang dapat dijadikan sebagai salah satu sumber pemasukan bagi daerah. Obyek wisata di kawasan perbatasan antara lain yaitu;35 Wisata alam, sungai, arum jeram dan wisata bahari yang dipadukan dengan wisata budaya, seperti rumah betang panjang, serta kesenian tradisional masing-masing suku di perbatasan. Selain itu terdapat pula Obyek wisata sejarah Batu Berukir yang terletak di daerah Paru Ating Hulu sungai krayan antara desa Pa’upan dan desa Long Ruangan. Ukirannnya berbentuk sketsa manusia laki-laki dan perempuan yang hingga saat ini belum dapat di identifikasi nilai historisnya. Kemudian terdapat pula Gua Pembusukan dan pembakaran mayat Merupakan tempat prosesi

34Nunukan dalam Angka Tahun 2012. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Nunukan, Tahun 2012

128

pembusukan dan pembakaran mayat bagi kelompok etnis adat Lun Taw, hasil dari prosesi ini maka sisa tulang belulang disimpan pada tebing areal lokasi batu sicien.

4.2.1.5.5 Sektor Perikanan dan Kelautan

Potensi laut dengan panjang garis pantai 314,592 KM dengan luas perairan 304,87 hektar. Berikut ini adalah data statistik mengenai potensi pada sektor perikanan dan kelautan Kabupaten Nunukan.36

Table 11. Potensi Sektor Perikanan dan Kelautan di Kabupaten Nunukan Tahun 2010-2012

Sumber : Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Nunukan

36Potensi Sektor Perikanan dan Kelautan Kabupaten Nunukan. Dinas Perikanan dan Kelautan, Tahun 2012 Jenis Produk Tahun 2008 (ton) Tahun 2009 (ton) Tahun 2010 (ton) Perikanan Laut 4.606,38 3.348,22 3.937,84 Perikanan Umum 168,28 89,46 96,90 Tambak 4.121,25 4.555,54 5.684,15 Kolam 35,07 39,34 42,52 Produksi Rumput Laut Tahun 2010 sebesar

3.819 ton Luas areal tanam 712,06 Ha. Sarana

dan prasarana

Pembangunan Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) dengan luas 50 ha dan penyediaan perumahan nelayan sebanyak 75 unit pada tahap awal.

129

4.2.1.5.5Saran Dan Prasarana Transportasi Bandar Udara dan Pelabuhan Laut

1. Udara: Jumlah Bandara 2 Domestik, 9 Perintis. - Pesawat ATR 45 dan Casna

2. Laut: Pelabuhan Nasional 1 buah - Pelabuhan Fery 4 buah - Pelabuhan lintas Batas Indonesia – Malaysia 2 buah - Dermaga Rakyat 18 buah

Panjang Jalan Yang Terbangun di Kabupaten Nunukan

1. Panjang Jalan Kabupaten 522,68 Km 2. Panjang Jalan Propinsi 273,60 Km 3. Panjang Jalan Desa/Lokal 25,984 Km Panjang Jalan Berdasarkan Kondisi Jalan 1. Jalan Kondisi Baik - 278,59 Km

2. Jalan Kondisi Sedang - 105,58 Km 3. Jalan Kondisi Rusak Ringan - 63,77 Km 4. Jalan Kondisi Rusak Berat - 74,74 Km

4.2.1.6 Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Nunukan PDRB Kabupaten Nunukan Tahun 2011 mencapai 4.660 miliar rupiah, naik bila dibandingkan PDRB tahun sebelumnya yaitu 3.843 miliar rupiah. Sektor pertambangan dan penggalian memiliki kontribusi sebesar 51,34 persen atau

130

lebih dari separuh dari keseluruhan nilai tambah bruto Kabupaten Nunukan tahun 2011. Nilai tambah bruto yang terbentuk dari sektor pertambangan dan penggalian mencapai 2.392 miliar rupiah. Tahun 2011 sektor pertambangan dan penggalian mengalami kenaikan yang cukup signifikan seiring dengan bertambahnya produksi batu bara di Kabupaten Nunukan.37

Jika kita melihat kondisi tahun sebelumnya, pertumbuhan ekonomi yang dicapai pada tahun 2011 lebih tinggi. Pertumbuhan ekonomi tahun 2011 mencapai 6, 72 persen sedangkan tahun 2010 sebesar 5,63 persen.38

Perkembangan nilai PDRB tidak lepas dari pengaruh kuantum produksi dari sektor-sektor yang ada dan juga pengaruh fluktuasi harga. Perubahan harga yang terjadi dapat dilihat berdasarkan indeks implisit. Indeks Implisit yang terjadi di Kabupaten Nunukan pada tahun 2011 mencapai 13,63 persen bila menyertakan migas sebagai komponen pembentuknya. Sedangkan pertumbuhan implisit tanpa migas mencapai 11,96 persen.39

37

PDRB Kabupaten Nunukan Tahun 2011. Badan Pusat Statistik Kabupaten Nunukan, Tahun 2012

38Ibid

131

Tabel 13. PDRB Kabupaten Nunukan Tahun 2011

Lapangan usaha PRDB Harga Berlaku (Juta Rupiah) Pertumbu han Ekonomi (%) Struktur Ekonomi (%) Pertum buhan Implisi t (%) 1.Pertanian 1.043.806 2,76 22,40 6,00 2.Pertambang an dan penggalian 2.392.828 11,81 51,34 19,97 3.Industri pengolahan 30.492 10,63 0,65 19,52 4.Listrik, gas dan air minum 19.303 10,13 0,41 1,47 5.Bangunan 197.959 1,50 4,25 3,28 6.Perdagangan , hotel dan restoran 473.792 4,21 10,17 6,63 7.Pengangkuta n dan komunikasi 99.290 10,96 2,13 8,37 8.Keuangan, persewaan & jasa perusahaan 7.505 17,58 0,16 8,84 9.Jasa-jasa 395.708 4,37 8,49 6,14 PDRB 4.660.682 6,72 100,00 13,63 Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Nunukan

Berdasarkan Gambaran Umum yang telah dijabarkan diatas, maka telah jelas bahwa Kabupaten Nunukan yang berada di wilayah perbatasan, memiliki peluang besar untuk dikembangkan. Pasalnya, dengan potensi SDA dan lahan, serta

132

letak geografis, Nunukan dapat dikembangkan sebagai Kawasan Strategis sebagai Branda Depan NKRI.

Peluang pengembangan wilayah perbatasan pada dasarnya dipengaruhi oleh letak daerah tersebut, dan sebagai daerah perbatasan letak Kabupaten Nunukan menjadi salah satu pintu masuk dan daerah transit TKI dari dan ke Malaysia. ”Nunukan juga terletak pada Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI) II, yang merupakan jalur lalu lintas pelayaran dan perdagangan regional serta Internasional”.40 Kabupaten Nunukan memiliki potensi SDA dan lahan yang luas, sehingga berpeluang sebagai kawasan sentra industri hasil pertanian, perikanan, jasa pergudangan dan transportasi serta industri pengolahan lainnya. Juga penguatan Hankam, melalui pengembangan wilayah, pembangunan infrastruktur, peningkatan kualitas SDM dan penguatan kelembagaan masyarakat.41

Kemudian masih terdapat beberapa persoalan yang harus dihadapi oleh pemerintah Kabupaten Nunukan yang sekaligus termuat dalam isu strategis rencana pembangunan

40

PDRB Kabupaten Nunukan Tahun 2011. Badan Pusat Statistik Kabupaten Nunukan, Tahun 2012

133

daerah yaitu,42 pertama; Kabupaten Nunukan merupakan salah satu entry point utama bagi TKI yang bekerja ke Sabah dan Serawak, bahkan ke wilayah Semenanjung Malaysia. Hal tersebut memerlukan penanganan serius dalam proses pembangunan daerah. Kedua; Mengenai penyebaran penduduk dan pembangunan wilayah yang tidak merata, maka mengakibatkan adanya ketergantungan ekonomi terhadap negara tetangga, serta terbatasnya aksesibilitas serta infrastruktur wilayah. Kemudian, adanya ketimpangan pembangunan daerah yang berbatasan dengan negara tetangga, pencurian sumber daya alam (illegal logging, illegal fishing), minimnya pelayanan dasar yang disediakan pemerintah, menyebabkan rawan terjadinya degradasi rasa nasionalisme di masyarakat. Ketiga; tingkat pendidikan, kesehatan dan keterampilan masyarakat perbatasan masih rendah, kecenderungan pemakaian produk luar negeri dibanding dalam negeri, serta rawan terhadap intervensi dan penyerobotan wilayah. Selain itu masyarakat Nunukan telah lama menjalin hubungan dengan Malaysia, khususnya dibidang ekonomi seperti perdagangan tentunya sangat mempengaruhi mekanisme peredaran uang, dimana secara moneter transaksi

134

perdagangan melibatkan mata uang Malaysia (ringgit) relatif tinggi dan tidak menutup kemungkinan berdampak terhadap fluktuasi indeks harga spasial berdasarkan berbagai jenis komoditi barang dan jasa baik ditinjau dari sisi konsumen maupun produsen, sehingga dapat memicu tingginya angka inflasi regional.

135 BAB V KESIMPULAN

Dalam pelaksanaannya, berdasarkan Grand Strategi Pengelolaan Kawasan Perbatasan yang telah mengacu pada rencana stragegis pembangunan perbatasan yang dirumuskan oleh BPPD Kabupaten Nunukan, telah diidentifikasi 2 (dua) permasalahan pokok yang dihadapi dalam membangun kawasan perbatasan; yaitu, (a) aspek pengelolaan batas wilayah negara (security); dan (a) aspek pengelolaan kawasan perbatasan (prosperity). Khususnya, pada aspek security akar permasalahannya adalah kondisi geografis kawasan yang cukup luas dan terisolir; menjadi kendala utama dalam melakukan tindakan pengamanan pelanggaran batas wilayah dan dari hal-hal yang bersifat illegal. Sedangkan dari aspek pengelolaan kawasan perbatasan; terdapat beberapa permasalahan yang dihadapi antara lain :

a. Rendahnya tingkat kemajuan ekonomi di kawasan perbatasan, berdampak terhadap kesenjangan wilayah dan sosial ekonomi, dengan kawasan perbatasan Negara tetangga (Malaysia).

b. Keterbatasan sarana/prasarana dasar transportasi dan komunikasi, menyebabkan terjadinya isolasi dan rendahnya aksesibilitas dengan kawasan lain disekitarnya.

136

c. Masih rendahnya tingkat kesehatan, latar belakang pendidikan dan penguasaan keterampilan penduduk, terkait dengan keterbatasan penyediaan layanan dasar.

d. Terjadinya tindakan illegal logging, illegal trading, illegal trafficking dan illegal fishing, menyebabkan kerugian terhadap pemasukan devisa bagi Negara.

e. Harga barang kebutuhan pokok relatif mahal, sehingga mengakibatkan ketergantungan dengan penyediaan kebutuhan pokok dari Negara tetangga. f. Satuan biaya pembangunan (unit cost) relatif mahal, berdampak terhadap

pencapaian kuantitas dan kualitas target pembangunan yang dibiayai dari dana APBN/APBD.

g. Penyediaan anggaran Pemerintah untuk pembangunan infrastrukur relatif kecil dibandingkan kebutuhan sebenarnya, sehingga tahapan pembangunan yang dilaksanakan terkesan lamban penanganannya.

h. Perhatian Pemerintah Pusat yang diwujudkan dengan pelaksanaan program pembangunan kawasan perbatasan oleh Kementrian/Lembaga Non Kementrian relatif masih rendah; Ini ada kaitannya dengan kurang efektifnya pengelolaan kawasan perbatasan pada tingkat Pemerintah Pusat, sehingga pengelolaan yang ada cenderung bersifat sektoral (parsial) dan belum terintegrasikan dengan baik.

i. Sebagian besar kawasan perbatasan berada di wilayah budidaya hutan dan hutan lindung, menyebabkan benturan kepentingan terhadap upaya

mening-137

katkan perekonomian penduduk dan upaya menjaga kelestarian lingkungan hutan.

Berdasarkan permasalahan diatas, dapat dilihat gambaran bahwa kondisi perbatasan, khususnya Kabupaten Nunukan mengalami kesenjangan di wilayah sosial ekonomi dengan wilayah perbatasan negara tetangga dalam hal ini Malaysia, sehingga mengakibatkan ketergantungan penyediaan kebutuhan pokok dengan negara tetangga. Persis seperti apa yang dipaparkan Titonio Dos Santos, 1970. Bahwa hubungan saling ketergantungan antara dua sistem ekonomi atau lebih terjadi bila ekonomi negara yang dominan bisa berekpansi dan bisa berdiri

Dokumen terkait