• Tidak ada hasil yang ditemukan

Gambaran Umum Kondisi Daerah II 99B Urusan Pariwisata

Sektor pariwisata harus dipandang sebagai sektor yang berfungsi menjadi katalisator pembangunan (agent of development) yang berkontribusi terhadap proses pembangunan, yakni berperan dalam peningkatan pendapatan daerah, menyediakan lapangan kerja, mempercepat pemerataan pendapatan, dan mendorong pertumbuhan pembangunan wilayah yang memiliki potensi alam yang terbatas. Adapun daerah tujuan wisata di Kabupaten Sumedang didominasi oleh objek wisata alam, informasi mengenai hal ini telah diuraikan pada pembahasan pola ruang kawasan budidaya dalam sub bab kawasan pariwisata.

Hingga saat ini daerah tujuan wisata di Kabupaten Sumedang masih didominasi wisata berskala lokal dan memiliki daya tarik yang hampir mirip antara satu destinasi dengan destinasi yang lainnya, selain itu juga belum seluruhnya dilengkapi dengan fasilitas utama penunjang pariwisata yakni warung makan (kuliner) dan penginapan serta akses transportasi yang memadai. Dalam konteks pengembangan pariwisata hal ini dapat bermakna bahwa daerah tujuan wisata tersebut belum mampu berperan optimal dalam memberikan nilai tambah ekonomi kepada masyarakat.

Tabel 2.48

Indikator Kinerja Urusan Pariwisata

No Indikator Realisasi Tahun

2013 2014 2015 2016 2017

1 Peningkatan keterampilan (skill) SDM

Kepariwisataan

0 0 0 1 0

2 Peningkatan sarana dan prasarana objek

wisata serta pengembangan destinasi wisata

0 0 4 0 1

3 Terlaksananya promosi dalam dan luar

negeri

1 1 1 1 1

4 Tersedianya RIPDA kepariwisataan ada ada ada ada ada

Sumber : Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Sumedang

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa indikator peningkatan skill SDM kepariwisataan tahun 2013-217 hanya dilakukan satu kali pada tahun 2016. Selanjutnya peningkatan sarana dan prasarana objek wisata serta pengembangan destinasi wisata hanya dilakukan pada tahun 2015 sebanyak 4 destinasi dan tahun

Bab II Gambar Umum Kondisi Daerah II- 100

2017 sebanyak 1 destinasi. Dalam upaya mempromosikan potensi wisata di Kabupaten Sumedang, telah dilakukan promosi wisata sejak tahun 2013 hingga 2017 baik promosi dalam dan luar negeri. Untuk menyusun langkah konkret pengembangan pariwisata, Kabupaten Sumedang telah memiliki acuan yakni dokumen Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Daerah (RIPPDA) yang disusun pada tahun 2013, oleh karena itu dalam perspektif kedepan dokumen tersebut perlu direalisasikan.

C. Urusan Kelautan dan Perikanan

Produksi perikanan di Kabupaten Sumedang mengalami peningkatan yang cukup signifikan, pada tahun 2013 tercatat 5.987 ton, kemudian meningkat menjadi 8.146 ton di tahun 2017. Hal tersebut sejalan dengan adanya tren peningkatan jumlah rumah tangga perikanan selama periode yang sama. Selanjutnya, jumlah konsumsi ikan masyarakat Kabupaten Sumedang per kapita sudah menunjukkan capaian yang baik pada tahun 2013-2017 dengan jumlah konsumsi ikan yang terus meningkat tiap tahunnya. Penjelasan lebih lanjut disampaikan pada tabel di bawah ini.

Tabel 2.49

Indikator Kinerja Urusan Kelautan dan Perikanan

No Indikator Realisasi Tahun

2013 2014 2015 2016 2017

1 Produksi perikanan (ton) 5.987 6.301 6.673 8.026 8.146

2 Konsumsi ikan (kg/kapita/tahun) 15,20 13,17 15,04 16,36 16,40

3 Kontribusi sektor perikanan terhadap

PDRB

A. Atas dasar harga berlaku (%) 0.68 0.67 0.67

B. Atas dasar harga konstan (%) 0.65 0.65 0.63

4 Jumlah Rumah Tangga Perikanan (RT) 19.160 19.160 21.131 22.096 22.097

Sumber : Dinas Perikanan dan Peternakan Kabupaten Sumedang

D. Urusan Perdagangan

Sektor perdagangan merupakan penyumbang PDRB terbesar ketiga setelah sektor kehutanan perikanan dan sektor industri pengolahan. Pada tahun 2016 kontribusi sektor perdagangan terhadap PDRB Kabupaten Sumedang tercatat 16,07%. Sektor perdagangan ini dijalankan oleh pedagang/usaha formal dan pedagang/usaha

Bab II Gambaran Umum Kondisi Daerah II - 101

informal, untuk indikator cakupan bina kelompok pedagang/usaha sejak tahun 2015 hingga tahun 2017 mengalami peningkatan. Pada tahun 2015 tercatat 305 pedangan/usaha informal kemudian meningkat menjadi 665 pedangan/usaha informal pada tahun 2017. Penjelasan lebih lanjut disampaikan pada tabel di bawah ini.

Tabel 2.50

Indikator Kinerja Urusan Perdagangan

No Indikator Realisasi Tahun

2013 2014 2015 2016 2017

1 Cakupan bina kelompok pedagang/usaha

informal

- - 305 600 665

Sumber : Dinas Koperasi, Industri dan Perdagangan Kabupaten Sumedang

E. Urusan Perindustrian

Sektor industri pengolahan merupakan penyumbang PDRB terbesar kedua setelah sektor pertanian dan perikanan, pada tahun 2016 tercatat 18,63%. Dalam konteks ini, industri berdasarkan kapasitas tenaga kerjanya dari yang terkecil dibedakan menjadi industri skala kecil, industri skala menengah dan industri sekala besar. Dalam Undang-Undang No 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah pembagian urusan perindustrian untuk kewenangan Kabupaten mencakup industri kecil dan sedang, yang didalamnya terdapat kelompok usaha kecil berupa pengrajin dan industri rumah tangga. Adapun realisasi cakupan bina kelompok pengrajin mengalami tren peningkatan meskipun tidak signifikan, pada tahun 2013 tercatat 303 bina kelompok pengrajin, kemudian meningkat menjadi 321 bina kelompok pengrajin pada tahun 2017. Dalam perspektif kedepan perlu terus diupayakan pembinaan kepada kelompok pengrajin di Kabupaten Sumedang agar lebih produktif. Penjelasan lebih lanjut disampaikan pada tabel di bawah ini.

Tabel 2.51

Indikator Kinerja Urusan Perindustrian

No Indikator Realisasi Tahun

2013 2014 2015 2016 2017

1 Cakupan bina kelompok pengrajin 303 303 303 315 321

Bab II Gambar Umum Kondisi Daerah II- 102

F. Urusan Transmigrasi

Pelaksanaan transmigrasi saat ini dilandasi atas kebutuhan daerah, diwujudkan dengan inisiatif pemerintah daerah dan dilaksanakan oleh pemerintah daerah serta difasilitasi oleh pemerintah pusat ditujukan bagi kemanfaatan daerah itu sendiri. Perencanaan dan pelaksanaan program transmigrasi harus memberikan tempat yang proporsional kepada daerah, baik daerah asal maupun daerah tujuan transmigran melalui kerjasama antar daerah. Oleh karena itu, peran pemerintah daerah sebagai pelaksana (rowing) sedangkan pemerintah pusat sebagai fasilitator dan memberikan arahan (steering), maka dalam pelaksanaan pembangunan transmigrasi dilakukan dengan pendekatan demand side, dimana pembangunan transmigrasi disesuaikan dengan kebutuhan dan permintaan masyarakat dan pemerintah daerah setempat yang melibatkan pemerintah provinsi dengan dukungan pemerintah kabupaten/kota.

Pemerintah Kabupaten Sumedang sebagai daerah pengirim calon transmigran telah bekerjasama dengan Provinsi-Kabupaten-Kota daerah penempatan dalam penyelenggaraan transmigrasi. Dengan adanya kerjasama tersebut, diharapkan dapat memudahkan penyelenggaraan transmigrasi sehingga permasalahan- permasalahan yang ada dapat diminimalisir sedini mungkin.

Selama periode 2013-2017 Pemerintah Kabupaten Sumedang telah memberangkatkan transmigran total sebanyak 52 KK, yaitu masing-masing 10 KK pada tahun 2013, 16 KK pada tahun 2015, 21 KK pada tahun 2016, dan 5KK pada tahun 2017. Penjelasan lebih lanjut dapat disimak pada table di bawah ini.

Bab II Gambaran Umum Kondisi Daerah II - 103

Dokumen terkait