• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III DATA DAN ANALISIS

D. Gambaran Umum Konsep Akhir Siswa

Setelah mengikuti pembelajaran dengan metode eksperimen terbimbing, siswa diberi post test. Soal post test yang diberikan berisi pertanyaan-pertanyaan yang menggali pemahaman siswa setelah mengikuti pembelajaran sehari sebelumnya.

a. Pengertian arus listrik dan syarat agar arus listrik dapat mengalir Siswa sudah mulai memahami bagaimana terjadinya arus listrik atau apa syarat agar arus listrik dapat mengalir dan apa itu arus listrik. Seperti yang terungkap dari hasil wawancara berikut ini :

Siswa kode 02 T : arus itu apa

J : sesuatu yang mengalir T : sesuatunya itu apa

J : sesuatu yang mengalir itu elektron

T : sesuatunya itu mengalir dari mana kemana J : positif ke negatif

T : syarat arus itu mengalir apa

J : syarate ada sumber tegangan, dalam rangkaian tertutup dan komponennya harus terbuat dari bahan yang dapat menghantarkan listrik

Siswa kode 07 T : Arus itu apa?

J : Arus itu elektron yang bergerak bila mendapatkan dorongan dari sumber tegangan

Siswa kode 08 T :arus itu apa

J :elektron yang bergerak karna didorong oleh sumber tegangan

T :bergerak dimana

J :didalam suatu rangkaian tertutup

T :bahan –bahan yang ada dirangkaian itu harus bahan khusus pa semua bahan bisa untuk dialiri elektron

J :bahan- bahan yang konduktor

Siswa kode 09 T : arus itu apa J :aliran listrik T : aliran listrik itu apa J :sesuatu yang mengalir T :yang mengalir itu apa J :yang mengalir itu elektron

T : elektron, dia bisa mengalir kalo apa

J :bisa mengalir kalo ada dorongan dari tegangan T :dorongan dari tegangan

J :he eh

T :trus saratnya dia bisa mengalir dalam rangkaian yang gimana

J : em..terhubung

T :rangkaian yang terhubung J :he eh

T :kalo dia terhubungnya dengan plastik gitu J :ga bisa

T :ga bisa kenapa J : karena dia isolator

T : kalo dari semua itu kamu simpulin, arus itu gimana

J :arus itu ada karna ada dorongan tegangan, elektron yang bergerak, trus sama apa ga ada isolator

Siswa kode 13

T : Arus listrik itu apa?

J : arus adalah muatan yang mengalir dari sumber tegangan yang kuat ke sumber tegangan yang lemah, dari kutub positif ke kutubh negative

T : muatannya itu apa J :elektron

T : apa syarat agar arus bisa mengalir J :rangkaiannya tertutup

T : rangkaiannya tertutup, seandainya rangkaiannya tertutup melalui kayu, arus bisa mengalir?

T :kenapa

J :karna kayu adalah isolator yang baik

T :jadi tidak bisa menghantarkan arus dengan baik, berarti syarat untuk arus bisa mengalir apa

J :ehh.. harus ada konduktor yang baik T :harus melewati..

J :konduktor yang baik

b. Arus mengalir secara serentak

Siswa juga mengalami perubahan konsep mengenai arus yang mengalir secara serentak. Berikut hasil wawancara II dengan kelima siswa.

Siswa 02

T :kalo ada lampu 2, yang idup duluan yang mana, o dia itu lampunya A dan B

J :he eh

T :yang idup duluan yang mana yang A apa yang B apa bareng

J :disusun secara apa T :apapun

J :apapun

T :A apa B, apa bareng-bareng J :bareng-bareng

Siswa 07

T : sekarang, kalo ada 2 lampu disusun mau seri mau paralel, nyalanya duluan yang mana

J : maksute

T : yang nyala lampu yang pertama po yang kedua, po bareng-bareng

J : yo bareng-bareng.

Siswa 08

T : kalo ada dua lampu dirangkai seri, yang nyala mana duluan

T : bareng J : bareng

T : lha kalo diparalel J : ya bareng juga

Siswa 09

T : ini, mana yang nyala duluan, lampu 1, lampu 2 po bareng-bareng

J : bareng-bareng

Siswa 13

T : kalo ada lampu dua, dirangkai mau seri mau paralel, yang nyala mana duluan, lampu 1 apa lampu 2

J : ga ada yang duluan T : terus

J : ya ga ada yang duluan, kan bareng-bareng T : bareng-bareng

J : iya

c. Besarnya arus pada setiap bagian pada rangkaian seri adalah sama Pada konsep besarnya arus listrik pada rangkaian seri, tidak semua siswa dapat memahami. Siswa kode 07 mengetahui bahwa arus yang mengalir pada rangkaian seri sama, namun ia masih meyakini bahwa itu berbeda dan ia terus membenarkan apa yang ia yakini dengan alasan yang dia anggap benar. Ia juga tatap meyakini bahwa nyala lampu pada rangkaian seri, untuk dua lampu yang identik tidak sama intensitasnya. Hal ini terlihat dari hasil wawancara II dengan siswa.

Siswa kode 07:

T : sekarang, ini (lampu pasang sebelum hambatan) sama ini (lampu dipasang setelah hambatan) sama ga nyalanya

J : beda T : kenapa

J : karna lampu yang pertama melewati hambatan yang lebih sedikit dari pada lampu yang kedua

T : berarti arusnya tidak sama yang melewati sini dengan sini

J : sama

T : la kok bisa, pemikiranmu gimana

J : pemikiranku tu gitu, jadi kayak... piye yo, maksute sama tu sama apanya to?

T : arusnya

J : jadi nyalane sama, opo nyalanya beda, opo..

T : ya nyalanya ini, diseri nyalanya sama apa ga? Sik arus yang mengalir diseri ini dirangkaian ini arusnya semua besarnya sama apa ga apa arus kesini laen kesini laen apa sama

J :sama T :sama J :ho oh

T :nyalanya sama apa ga J :beda

T :kok bisa beda padahal arusnya sama, padahal lampunya wattnya sama dayanya semua sama, kok bisa beda kenapa, hambatannya juga sama, kenapa

J :kalo menurutku, itu tu kayak ini batre, jadi kalo ini kesini T :he eh

J : itu nantikan yang ini nyala, itu nantikan ada itu tadi lo apa namanya

T : hambatan

J : hambatan lagi, jadi ini tu nyalanya beda, apalagi kabelnya tu 1 rol 50 meter itu mesti beda lagi

T : beda J : beda

T : berarti arusnya juga beda J : sama

T : ga bisa, ga bisa, arusnya sama pa ga, nyalanya sama pa ga, ayo sekarang kita serius, kalo ga sampe jam 12 ini J : ah ga mau, arusnya beda

T : beda, kenapa beda, karena ada hambatannya J : he eh

T : yakin J : he eh

T : dia sebelum lewat hambatan dengan sesudah lewat hambatan nyalanya terang mana

J : terang yang... sebelum eh sesudah, ini hambatan, ini lampu...ini ininya

T : ya terang mana ini batu ini lampu ini hambatan terang mana dengan ini batu ini hambatan ini lampu, terang mana apa sama aja

J : ga tau

T : menurutmu lebih terang ini apa ini apa terangnya sama, menurutmu

J : kalo menurutku terang ini (lampu sebelum hambatan) T : terang itu, kenapa

J : soalnya ini belum dapat ini (hambatan) T : belum kena hambatan

J : iya, jadinya arusnya tu setelah sampe sini baru beda lagi, jadi ini lampumya lebih redup lagi

Siswa kode 08 mengalami hal yang sama dengan siswa kode 07. Menurut siswa kode 08, arus yang melalui hambatan, sebelum hambatan dan sesudah hambatan sama, namun bila lampu dipasang sebelum hambatan (lampu 1) dan bila lampu dipasang sesudah hambatan (lampu 2) akan memiliki nyala yang berbeda, dengan alasan arus yang melalui lampu 2 sudah terkikis atau terhambat oleh hambatan sebelumnya. Berikut hasil wawancara II dengan siswa.

Siswa kode 08

T :sekarang arus listrik itu, kalo ada rangkaian seri, e ini ada batre lampu sama hambatan dengan batre hambatan lampu, lampunya nyalanya terang mana

J :terang yang pertama T :kenapa

J :karena tidak melewati hambatan

T :memang kalo melewati hambatan kenapa

J :apa namanya e arus listiknya tu terkikis gitu, kemakan sama hambatan

T :kok bisa

J :ya terhambat gitu lo mbak terhambat sama hambatan T :berarti arusnya itu kalo dirangkaian itu ga sama semua,

sebelum lewat hambatan sama sesudah lewat hambatan ga sama

J : sama T :lo kok bisa

J :kan cuma pas lewat hambatan terus nanti balik lagi gitu mbak

T :kan ini hambatan la arus yang disini sebelum masuk hambatan sama yang sesudah melewati hambatan sama ga? Ini hambatan

J :ya

T :arus yang masuk sini sama arus yang keluar sini sama pa beda

J :gimana ya, eh…..apa ya…

T :arusnya sama ga masuk sama keluar J :apa ya

T : ini sebelah kirine ini sebelah kanannya, berarti arusnya sama pa ga

J :sama

T :la disini ada lampu, arus yang masuk sama keluar lampu sama pa ga

J :beda T :kenapa

J :karna dah dipake untuk menyalakan lampu T : trus beda

J :ya

T :berarti pengaruhnya dilampunya, hambatannya ga pengaruh

J :hambatannya tu cuma apa itu namanya, biar jalannya arus tersendat-sendat gitu aja mbak tapi itu arusnya tetep sama tapi pas ngelewati hambatan itu jalannya cuma tersendat-sendat

T : kok bisa

J :ya karna ada hambatan mbak T :katanya sama, arusnya sama

J : iya tapi tersendat-sendat tapi keluarnya sama lagi gitu mbak

T :sama lagi tapi intinya inikan sudah keluar dari hambatan J :iya

T :kelampu sama yang keluar ke lampu sama ga J :keluar dari lampu

T :he he J : beda

T :berarti bedanya tu karna lewat lampunya bukan hambatannya

J :ya

T :berarti kalo sekarang ini lampu ini hambatan sama ini hambatan ini lampu nyalanya gimana terang yang sebelum hambatan apa sesudah hambatan

J :o kalo yang tadi lampu tu apa namanya tidak mempengaruhi tadi mbak, sama

T :sama, terus yang mempengaruhi J :yang mempengaruhi

T :berarti kalo masuk hambatan sama keluar hambatan lain J :sama mbak

T :sama, berarti nyalanya terang mana yang A sama yang B, lampunya sebelum sama setelah terang mana

J : sebelum T :sebelum J :ya

T :berarti tetep ga sama J : em…….

T : ini terang ini pa ini pa sama J :sama

T :sama J :ya

T :berarti hambatan ga jadi berpengaruh J :ya

T : kenapa

J : karna apa, arus yang melewati hambatan tu bukannya apa, arusnya tu energinya tu ga ilang tapi cuma sendat gitu lo mbak, melewati hambatannya tu tersendat- tersendat-sendat

T :kok bisa tersendat-sendat, sekarang kalo tak gambari ini lampu ini hambatan ini lampu ini sumber, berarti lampu ini sama lampu ini nyalanya ga sama, ga bareng

J :sama

T :bareng po ga J :bareng

T :berarti dia ga tersendat, maksudnya gimana

J : tapi itukan kecepatan arus listrikkan cepat sekali gitu mbak, berarti walau tersendat-sendat masih bisa apa itu masih bisa mengejar sama kelampu 2

Dari jawaban siswa tersebut juga terlihat bahwa siswa sendiri masih mengalami keraguan dan kebingungan.

Perubahan konsep diperlihatkan oleh siswa kode 02, siswa kode 09 dan kode 13. Mereka sudah memahami bahwa arus pada rangkaian seri dimanapun bernilai sama dalam sebuah rangkaian,

walaupun sebelumnya masih ada sedikit keraguan pada siswa kode 02. Hal ini tampak dari jawaban ketiga siswa tersebut, yakni:

Siswa kode 02

T :arus itu kalo lewat hambatan sebelum dan sesudah sama ga, berpengaruh ga dia lewat hambatan, besarnya, pengaruh tu maksudnya sebelum dia masuk sama dia keluar arusnya sama pa enggak

J :arusnya sama

T :sama, jadi ga berpengaruh J :enggak

Siswa kode 09

T :sekarang kalo ini hambatan ini lampu sama ini lampu ini hambatan, nyalanya gimana, ini A ini B, terang ini apa ini apa sama aja

J : sama aja

T :sama aja, kenapa

J :karena apa ya he he he, itu karena…apa ya…karena besarnya arus listrik dalam rangkaian itu besarnya sama

Siswa kode 13

T :dalam rangkaian tertutup dan harus melewati konduktor, besarnya arus, itu dalam rangkaian apapun ketika dia melewati hambatan, 1 buah hambatan sama sebelum dan sesudah sama pa ga?

J : sama

T :keluar atau masuk dia tidak berpengaruh ketika melewati hambatan

J :tidak berpengaruh

d. Kuat arus pada rangkaian seri dan paralel

Untuk pemahaman kuat arus, hanya dua siswa yang mengalami perubahan konsep, yaitu siswa kode 02 dan siswa kode 13. Keduanya memahami bahwa bila sumber tegangan, dan dua buah

hambatan atau lebih dirangkai seri dan dirangkai paralel akan menghasilkan kuat arus yang berbeda. Dan kuat arus pada rangkaian paralellah yang lebih besar.

Siswa kode 02

T :sekarang kalo kita dikasih soal seri dan paralel kita liat hambatannya bukan jalannya, kalo diseri hambatannya jadi lebih besar apa lebih kecil dibanding diparalel

J :lebih besar T :kalo diparalel J :lebih kecil

T :berarti kuat arusnya jadi gimana J :lebih besar di paralel

Siswa kode 13

T : kalo rangkain diseri sama diparalel, kuat arusnya gede yang mana?

J : gede yang di paralel T : kenapa

J :Karena… hambatan kalo diseri dama diparalel jadi lebih besar kalo diseri, makanya kalo diseri arusnya jadi lebih kecil

Siswa 09 masih tetap belum mengalami perubahan untuk konsep ini. Ini terlihat dari hasil wawancara II berikut.

Siswa 09

T :kuat arus yang dihasilkan kuat diseri apa diparalel untuk semua

komponen yang sama J : di...

T :ayo besar diseri apa diparalel J :seri

T :kenapa J :karena itu tu

T :kamu ngeliat besar diseri dari mana J :ah..

J : karena lebih sederhana

T : rangkaian yang lebih sederhana itu menghasilkan kuat arus yang lebih besar

J : bentar... he ..he ..he.. karena Imasuk = I keluar

T : ini juga Imasuk = Ikeluar, ayo kenapa J : piye iki

T : lha gimana

J : aruskan tadi mengalir I1, I2,inikan harus terbagi 2 masuk kesini ma kesini, jadi kuatan yang ini

T : yakin, jadi hambatan itu dirangkai seri dan paralel itu tidak berpengaruh, hanya dilihat dari bentuk rangkaian dia terbagi dan tidak terbagi doang, ga diliat kalo dia diseri hambatannya jadi seperti ini kalo diparalel hambatannya jadi seperti ini

J : iya seperti itu

T :yakin, jadi yang yang mana kalo gitu J :yang A

T :kok bisa

J :ya yang tadi cuma gitu aja, yang inikan terbagi 2

T :oh ya, kalo terbagi 2 tenaganya jadi lebih besar dong buat terbagi

J : iya, nurut mbak ae

T :lho ya ga bisa menurutmu gimana J : seperti itu tadi

Rangkuman pemahaman konsep siswa setelah mengikuti pembelajaran dengan metode eksperimen terbimbing :

- Siswa sudah mulai memahami bagaimana terjadinya arus listrik atau apa syarat agar arus listrik dapat mengalir dan arus listrik adalah aliran elektron.

- Siswa juga mengalami perubahan konsep mengenai arus yang mengalir secara serentak

- Tidak semua siswa mengalami perubahan konsep, sebagian siswa masih mengalami miskonsepsi pada konsep arus pada rangkaian seri adalah sama

- Untuk pemahaman kuat arus, hanya dua siswa yang mengalami perubahan konsep, sedangkan tiga siswa lain masih mengalami miskonsepsi.

Keterbatasan penelitian

Siswa masih kaku dalam melakukan praktik, baik dalam membaca rangkaian maupun waktu menggunakan alat-alat praktik, sehingga sulit untuk melakukan pembelajaran dengan menggunakan eksperimen terbimbing pada siswa. Kekakuan siswa dalam melakukan praktik ini membuat banyak waktu yang terbuang.

Banyak siswa yang menganggap penelitian ini tidak berguna untuk mereka, sehingga mereka mengikuti seluruh rangkaian penelitian ini dengan tidak bersungguh-sungguh dan terkesan penelitian ini bukanlah hal yang penting.

Tidak semua siswa yang mengikuti kegiatan ini memiliki input yang baik, sehingga setelah diselidiki lebih dalam, banyak siswa mengalami kurang pengetahuan dari pada miskonsepsi.

Keterbatasan waktu penelitian juga mengakibatkan penelitian ini tidak maksimal. Soal pre test tidak sempat diuji validitaskan terlebih dahulu, namun sudah melalui persetujuan dari dosen pembimbing dan guru pengampu. Pelaksanaan wawancara II juga mengalami kendala waktu. Banyak waktu libur membuat wawancara II tidak dapat esgera dilakukan. Setelah post test dilakuakn, hanya tiga siswa yang langsung

dapat diwawancara, sedangkan dua siswa yang lain melakukan wawancara II setelah seminggu dan dua minggu post test dilakukan.

Keterbatasan waktu juga mengakibatkan satu konsep tentang bentuk rangkaian tidak dapat dilakukan pembelajaran. Tujuan dari pembelajaran ini adalah agar siswa dapat membedakan bentuk-bentuk rangkaian seri dan paralel. Tidak dilakukannya pembelajaran konsep ini selain karena kurangnya waktu juga karena tidak semua siswa yang mengalami miskonsepsi mengalami miskonsepsi pada konsep ini.

Dokumen terkait