• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III GAMBARAN UMUM

B. Gambaran Umum Koperasi Baitul Ikhtiar (BAIK)

a. Latar Belakang lahirnya Koperasi BAIK

Koperasi BAIK (Baitul Ikhtiar) merupakan suatu lembaga keuangan mikro dimana fokus layanannya adalah masyarakat miskin yang miskin akses terhadap lembaga keuangan seperti bank, bahkan untuk sekelas BMT sekalipun.

Proses pelayanan pinjaman berkelompok dimulai dari tahun 1999. Inisiasi awalnya di awali oleh sejumlah mahasiswa IPB yang sedang melakukan KKN di desa Sukaluyu yang menurut data kabupaten Bogor desa tersebut merupakan desa termiskin. Dalam salah satu program KKN, mereka mengadakan program sembako murah dengan syarat para penerima sembako tersebut harus memberikan data-data identitas serta profil keluarga mereka. Dari program inilah diperoleh data-data masyarakat miskin di desa tersebut.

Keberadaan lembaga keuangan mikro seperti BMT-BMT serta BPRS BIRU binaan Peramu belum sepenuhnya menjangkau manyarakat miskin. Dari fenomena inilah para aktivis Peramu dan rekan dari IPB berinisiatif untuk membuat suatu program keuangan untuk menjangkau masyarakat miskin. Maka merekapun melakukan kunjungan ke Grameen Bank di Bangladesh yang merupakan induk dari pola penyaluran pinjaman dengan metode kelompok serta ke Amanah Ikhtiar Malaysia

untuk melihat dan mempelajari bagaimana prosesnya. Setelah menempuh pendidikan di dua lembaga tersebut, mulailah untuk meramu dan mendisain suatu metode untuk pemberdayaan masyarakat miskin yang menjangkau perempuan dengan mengadopsi pola yang digunakan Grameen Bank, namun dengan tetap berusaha memegang nilai-nilai Islami, maka mucullah pola Grameen Syariah. Desa Sukaluyu inilah dijadikan uji coba pertama dilakukannya layanan keuangan dengan pola grameen dengan jumlah masyarakat yang dilayani kurang lebih 60 sampai dengan 90 orang.

Awal mula program ini berjalan dengan nama Kelompok Ikhtiar Swadaya (KIS) yang merupakan bagian dari Divisi CO (divisi pengorganisasian) Program Peramu. Program ini berjalan dari tahun 1999 sampai dengan 2003.

Dalam rapat evaluasi tahun buku 2003 yang dilaksanakan tahun 2004 dilakukan pengkajian ulang tentang Kelompok Ikhtiar Swadaya, maka munculah nama Unit Pelayanan Keuangan Ikhtiar (UPK Ikhtiar) yang masih menjadi bagian dari Divisi Program Peramu.

Pada tahun 2002 Yayasan Peramu bekerjasama dengan PLAN Internasional – sebuah organisasi dunia – untuk membuat suatu program yang menyentuh ekonomi masyarakat miskin di wilayah perkotaan. Program ini diawali dengan proses layanan tabungan pendidikan berencana bagi anak-anak sekolah dimana pesertanya adalah anak-anak

yang secara teknis dilapangan diikuti pula oleh para orang tua mereka. Walaupun pada saat itu proses layanan bagi anggota sudah dikelompokkan. Namun masih bersifat service point dengan jumlah anggota yang berbeda di setiap titik wilayah atau sentra. Tetapi pada dasarnya mereka mengetahui menjadi anggota dititik mana.

Pada awalnya, proses layanan di wilayah perkotaan tidak disebutkan bahwa program ini mengadopsi pola Grameen hingga tahun 2004 walaupun secara praktek sudah diterapkan. Karena pola Grameen sendiri pada dasarnya yang menjadi pokus layanan adalah perempuan, maka di awal tahun 2004 mulai dilakukan pencucian anggota sehingga tidak ada lagi anggota anak-anak tetapi hanya terpokus pada perempuan yang sudah berumah tangga.

Pada tahun 2005, proses rekrutmen anggota mulai dilakukan dengan standar methode Grameen Syariah, dimulai dari assement wilayah meliputi penentuan wilayah, CHI (Ceck House Index), penentuan calon anggota, dilanjutkan dengan proses UK (uji Kelayakan) dan LWK (Latihan Wajib Kelompok).

Dengan semakin berkembangnya wilayah layanan serta meningkatnya jumlah keanggotaan serta asset yang dimiliki, maka UPK Ikhtiar disarankan untuk membentuk lembaga tersendiri dengan bentuk koperasi. Pada tahun 2007 mulai dilakukan lokakarya-lokakarya untuk dibentuknya koperasi.

Pada bulan Januari 2008 koperasi pun dibentuk dengan nama Koperasi BAIK (Baitul Ikhtiar) dengan badan hukum : Koperasi, Tahun

2008 Nomor 518/169/BH/KPTA/KKUKM/2008 dan berjalan hingga

saat ini.56

b. Visi dan Misi

Visi : Menjadi organisasi keuangan mikro syariah yang memberdayakan masyarakat miskin melalui pelayanan simpan pinjam, pendidikan dan pengorganisasian perempuan dari keluarga miskin.

Misi

Memperluas jangkauan pelayanan keuangan mikro syariah kepada masyarakat miskin.

Melakukan pendampingan dan pelayanan secara berkelompok yang terorganisir.

Membangun jaringan untuk memperkuat pelayanan dan pendampingan dengan NGO, LAZ, LKM, Pemerintah, Swasta dan perorangan.

c. Produk Layanan Keuangan

Adapun produk layanan keuangan pada Koperasi BAIK terdiri dari simpanan, pinjaman & pembiayaan.

56 Wawancara Langsung dengan manajer Koperasi Baitul Ikhtiar (BAIK) tanggal 25 Februari 2010

1) Produk Penghimpunan Dana Koperasi BAIK

Produk penghimpunan dana pada Koperasi ini baru sebatas simpanan berupa tabungan belum merambah pada Deposito. Adapun jenis tabungan yang ada di koperasi ini meliputi:

a) Tabungan Wajib; tabungan wajib merupakan tabungan yang wajib dibayarkan setiap minggunya (setiap pertemuan kelompok) selama menjadi anggota dan merupakan bagian dari komponen angsuran dengan akad wadi’ah dan tanpa bagi hasil. Tabungan wajib ini hanya boleh diambil jika nasabah memutuskan untuk keluar menjadi anggota koperasi dengan memenuhi syarat-syarat yang ditentukan. Tabungan wajib adalah sebuah produk yang merupakan kontribusi anggota. Dalam sistem pembukuan koperasi dicatat sebagai komponen modal anggota. Adapun Jumlah setoran sesuai dengan plafon Pinjaman/Pembiayaan, untuk :

Plafond Rp 0 s/d 600.000,- = Rp 200,- Plafond Rp 750.000,- = Rp 250,- Plafond Rp 1.000.000,- = Rp 400,-

b) Tabungan Sukarela; Tabungan dengan akad wadi’ah yang disetorkan oleh anggota sesuai dengan kemampuan menabungnya, dengan saldo minimal Rp 2.000,-. Tabungan sukareka merupakan simpanan milik pribadi anggota dimana pemilik rekening tabungan sukarela dapat melakukan transaksi tarik tabungan kapanpun dalam batas waktu

layanan yaitu saat pertemuan majelis (satu kali dalam seminggu) dan tidak dibenarkan melakukan penarikan dan penyetoran diluar pertemuan majlis. Tidak ada batasan minimal setoran tabungan yang disetorkan.

c) Tabungan Cadangan; tabungan cadangan atau sering disebut cadangan tabungan (Catab) merupakan tabungan yang terikat dalam setiap satu kali pembayaran angsuran atau dengan kata lain tabungan cadangan adalah tabungan yang terikat dengan angsuran karena menjadi komponen dari angsuran. Tabungan ini hanya dapat diambil saat kewajiban angsuran anggota tersebut telah dilunasi yakni sebanyak 50 kali angsuran (pinjaman dan pembiayaannya sudah lunas).

d) Tabungan Kelompok; Tabungan dengan akad wadi’ah yang bersumber dari anggota dalam satu kelompok, dimana besarnya tabungan tergantung dengan besarnya plafond yang diberikan sesuai dengan kebijakan. Sama halnya dengan tabungan wajib dan tabungan cadangan, tabungan kelompok pun merupakan komponen dari angsuran. Berbeda dengan tabungan cadangan, tabungan kelompok hanya dapat dibagikan jika semua anggota kelompok tersebut telah menyelesaikan atau melunasi pinjaman maupun pembiyaan serta bilamana majlis tersebut memutuskan untuk membubarkan diri dan keluar dari keanggotaan. Jumlah setoran Tabungan kelompok sesuai dengan plafond Pinjaman/Pembiayaan, untuk ;

Plafond Rp 0 s/d 600.000,- = Rp 300,- Plafond Rp 750.000,- = Rp 500,- Plafond Rp 1.000.000,- = Rp 600,- 2) Produk Penyaluran Dana

Produk penyaluran dana terdiri dari pinjaman kebajikan dan pembiayaan.

a) Pinjaman Kebajikan (qardul Hassan)

Qardhan hasanan terdiri atas kata qardhan dan hasanan. Qardhan, yang diambil dari kata qaradha – yaqridhu – qardhan, arti asalnya: memotong, memakan, menggigit dan mengerip. Dalam dunia transaksi ekonomi, qardhan biasa digunakan untuk arti utang atau pinjaman. Sedangkan hasanan, artinya baik atau bagus (jayyid). Jadi, secara sederhana, qardhan hasanan artinya utang(piutang) yang bagus, atau utang-piutang yang baik.57

Qardhan hasanan pada intinya ialah akad utang-piutang yang dibangun atas asas: iktikad baik, kesetaraan, kerelaan (para pihak), keadilan (kesetimbangan), manfaat (nilai guna) dan kemampuan bersama.58

57 Muhammad Amin Suma, ”Qardhan Hasanan, Utang (Piutang) yang baik” diakses pada tanggal 31 Mei 2010 dari

http://www.fsh-uinjkt.net/index.php?option=com_content&task=view&id=61&Itemid=64 58 Ibid.,

Produk ini merupakan produk yang diberlakukan bagi semua anggota untuk pinjaman pertama baik untuk kebutuhan usaha yang produktif maupun untuk kebutuhan konsumtif. Tidak ada profit ataupun fee dalam produk ini, maka akadnya pun QH (Qardul Hassan). Produk pinjaman ini lebih bertujuan untuk mendidik para anggota dan mengenalkan bagaimana aturan main dalam proses pinjaman ataupun pembiayaan. Sekaligus pihak lembaga dapat melihat bagaimana karakter dari anggota dalam hal tanggung jawab terhadap pembayaran angsuran.

b) Produk pembiayaan dengan prinsip jua beli (Ba’i)

Produk pembiayaan dengan prinsip jual beli menggunakan akad al-murabahah, baik untuk modal kerja (seperti sektor perdagangan, pertanian, home industri), konsumtif, maupun investasi.

c) Produk pembiayaan dengan prinsipp sewa (Ijarah) d) Akad Pelengkap (al-Hiwalah)

3) Kebijakan dan ketentuan Pinjaman dan Pembiayaan

Setiap lembaga memiliki kebijakan dalam hal operasional kerja. Begitu juga dengan kebijakan pinjaman dan pembiayaan bagi anggota. Adapun kebijakan pinjaman dan pembiayaan anggota yaitu:

a) Yang berhak mendapat pelayanan pinjaman/pembiayaan adalah anggota majlis ikhtiar yang telah lulus seleksi UK dan LWK.

b) Untuk pinjaman pertama harus sesuai dengan kelompok limaan yang urutannya telah disepakai bersama oleh anggota majlis. c) Plafond untuk pinjaman pertama Rp 300.000,- (tiga ratus ribu

rupiah) dan plafond selanjutnya akan ditentukan melalui rapat komite dengan mempertimbangkan :

i. Tingkat kehadiran.

ii. Tingkat kelancaran angsuran pinjaman sebelumnya. iii. Saldo rata-rata tabungan sukarela.

d) Untuk pinjaman pertama semua dengan aqad Qordul Hasan (QH) dan untuk pinjaman selanjutnya akan dihitung sesuai dengan kelayakan usaha.

Pengajuan dilakukan di hadapan anggota majelis dengan persyaratan sebagai berikut.

a) Seluruh anggota majlis harus hadir lengkap.

b) Tidak sedang mempunyai pinjaman atau kewajiban.

c) Tidak ada anggota di dalam kelompok tersebut yang terlambat mengangsur (menunggak), kecuali dengan alasan yang bisa diterima (musibah, sakit, dsb).

d) Anggota bersedia untuk tanggung renteng (minimal kelompok yang ke-5)

e) Pengajuan ke-2; umur pertemuan minimal 25 kali, pengajuan ke-3 minimal 50 kali, dst.

f) Apabila pengguna bukan anggota majlis secara langsung maka pengguna dana hanya diperbolehkan untuk usaha suami dan anak yang belum berkeluarga.

Untuk kriteria anggota majlis yang boleh untuk mengajukan pinjaman atau pembiayaan, yaitu:

a) Kehadiran selama masa angsur minimal 25 kali. b) Pelunasan angsuran terakhir maksimal 3 kali angsuran. c) Masa angsur minimal 25 kali.

Terdapat batasan plafond maksimum dan minimum untuk setiap pinjman dan pembiayaan bagi anggota majlis. Adapun kebijakan plafond yang diberikan yaitu:

a) Plafond maksimum Rp 1.000.000,- (diatas satu juta berlaku analisis dari Account Oficer)

b) Maksimum Plafond pinjaman I Rp 300.000,-

Sedangkan alokasi dana (droping) yang diperbolehkan, diantaranya:

a) Modal usaha b) Pendidikan c) Kesehatan d) Perumahan

Untuk lebih jelas tentang alokasi droping yang diperbolehkan dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 3.4 Pengategorian Droping

No Sektor Peruntukan 1 Perdagangan Modal

Kerja

Dagang buah, kreditan, beli tusukan, borong pala, dagang baso, dagang soto, dagang bubur, dagang bensin, warung sembako, jual beli ternak, loper sandal, dll.

Investasi Membuat warung, membuat kandang, membuat gerobag dorong, membuat etalase, alat-alat jualan, pembelian kulkas untuk jualan, dll.

2 Pertanian Modal Kerja

Membeli pupuk, bibit, obat-obatan tanaman, bayar tenaga kerja, dll.

Investasi Membeli sawah, kebn, membeli traktor. 3 Industri Modal

Kerja

Membeli bahan baku industri makanan, kerajinan, membeli bambu untuk tusukan.

Investasi Alat-alat usaha industri. 4 Jasa Modal

Kerja

Pembuatan SIM, membeli bahan sablon, bahan baju, perlengkapan menjahit, alat rias pengantin, bahan baku bengkel sepatu.

Investasi Beli motor untuk ojek, angkot, beli mesin jahit, alat-alat bengkel, perlengkapan penyewaan rias pengantin. Sumber : Koperasi BAIK

d. Keanggotaan koperasi Anggota Baitul Ikhtiar (BAIK)

Sebagaimanan yang dilakukan Grameen Bank, tidak semua dapat menjadi anggota, hanya yang memenuhi persyaratan untuk dapat menjadi anggota.

Berikut ini persyaratan untuk menjadi anggota Koperasi Baitul Ikhtiar. 1) Perempuan

2) Miskin

3) Dari kelompok ekonomi aktif

4) Terkadang tidak hanya dari golongan ekonomi lemah, tetapi keanggotaan juga dapat menerima dari lapisan tokoh masyarakat. Hal ini perlu untuk

mempermudah dalam proses pendekatan terhadap masyarakat di wilayah yang dilayani.

Perkembangan wilayah dan Jangkauan

1) Jumlah Anggota

Jenis Nasabah 2008 2009 Jumlah Tahun 2009

Penabung 5.190 5.849 5.849

Peminjam & Pembiayaan 4.993 5.210 5.210

Sumber : Koperasi BAIK

Jumlah anggota Koperasi Baitul Ikhtiar sangat besar. Ditahun 2008, jumlah penabung mencapai 5.190 anggota dan tahun 2009 keanggotaan bertambah 659 orang menjadi 5.849 anggota dengan 89.07% (5.210 orang) merupakan anggota pinjaman dan pembiayaan.

2) Sebaran Wilayah

1. Kodya Bogor 2. Kab. Bogor 3. Kab. Sukabumi

1)Kecamatan Tanah Sereal 2)Kecamatan Bogor Tengah 3)Kecamatan Bogor Barat 4)Kecamatan Bogor Selatan 5)Kecamatan Bogor Utara

1) Kecamatan Taman Sari 2) Kecamatan Dramaga 3) Kecamatan Tenjolaya 4) Kecamatan Ciomas 5) Kecamatan Cibungbulang 6) Kecamatan Ciampea 7) Kecamatan Rumpin 1) Kecamatan Cicurug 2) Kecamatan Cidahu

Sumber : Koperasi BAIK

Sebaran wilayah keanggotaan koperasi Baitul Ikhtiar terbagi dalam 3 wilayah utama yaitu Kodya Bogor yang menjangkau 5 kecamatan, Kabupaten bogor dengan 7 jangkauan kecamatan. Yang ketiga wilayah Kabupaten Sukabumi, meski wilayah tersebut merupakan

wilayah jajahan baru, namun koperasi BAIK sudah mampu menjangkau 2 kecamatan yaitu kecamatan Cicurug & Kecamatan Cidahu.

2. Laporan kinerja Keuangan Koperasi Baitul Ikhtiar

Neraca Tahun 2007 Tahun 2008 Tahun 2009 Proyeksi tahun 2010

AKTIVA

Kas 57.307.900,00 39.134.600,00 60.907.100,00 446.697.835,00 Rekening di bank 1.210.824.362,29 1.357.394.989,00 1.400.852.676,00 1.807.635.773,00 Pembiayaan Yang Diberikan (PYD) 811.758.150,00 1.580.851.287,00 2.156.702.081,00 3.043.309.437,00 CAD Penghapusan Aktiva Produktif - (56.205.567,00) (63.675.578,00) (63.675.578,00) Aktiva Tetap (Inventaris + Gedung) 42.302.500,00 4.978.000,00 218.757.000,00 174.650.750,00 Akum. Penyusutan Aktiva Tetap (24.037.916,67) (196.083,00) (18.515.888,00) (74.535.189,00) Investasi - 20.000.000,00 20.000.000,00 20.000.000,00 Persediaan - - - -Rupa-rupa Aktiva 33.876.000,00 238.079.432,00 163.391.166,00 213.384.995,00 Rekening Perantara -TOTAL AKTIVA 2.132.030.995,62 3.184.036.658,00 3.938.418.557,00 5.567.468.023,00 PASIVA

Kewajiban Segera di Bayar - - - -Simpanan Lancar 372.853.352,78 420.461.390,00 385.443.040,00 1.080.206.788,00 Simpanan Berjangka - 327.413.880,00 490.151.930,00 771.661.630,00 Dana Amanah - 2.000.000,00 2.000.000,00 2.000.000,00 Hutang Lancar - 177.554.325,00 439.112.637,00 544.806.043,00 Pembiayaan Yang Diterima (PYDit) 568.222.000,00 730.668.000,00 534.274.000,00 523.000.000,00 Rupa-rupa Pasiva - - - -Modal 954.743.093,00 937.753.363,00 1.404.542.232,00 1.909.555.232,00 Cadangan - - 589.316.781,00 626.747.956,00 SHU Tahun Lalu 106.631.857,34 236.212.551,00 - -SHU Tahun Berjalan 129.580.692,51 351.973.149,00 93.577.937,00 109.490.374,00 TORAL PASIVA 2.132.030.995,63 3.184.036.658,00 3.938.418.557,00 5.567.468.023,00

Neraca

(Tahun Akhir dan Proyeksi) Koperasi Baitul Ikhtiar

Sumber : Koperasi BAIK

Grafik 1. Pertumbuhan Asset

2.132.030.995,6 3 3.184.036.658,0 0 3.938.418.557,0 0 0,00 1.000.000.000,00 2.000.000.000,00 3.000.000.000,00 4.000.000.000,00 5.000.000.000,00 2007 2008 2009 Asset

Kinerja keuangan Koperasi BAIK setiap tahunnya mengalami peningkatan. Hal ini dapat terlihat dari peningkatan Asset yang terus tumbuh setiap tahunnya. Terlebih di tahun 2008 (di tahun pertama menjadi koperasi)

Asset mengalami peningkatan mencapai 1,052,005,662.37 atau sekitar 49,34%. Hal ini dipengaruhi oleh semakin meningkatnya volume pembiayaan yang diberikan secara nominal.

Sumber : Koperasi BAIK

Laba Rugi Tahun 2007 Tahun 2008 Tahun 2009 Proyeksi tahun 2010 PENDAPATAN

Pendapatan Pembiayaan 132.940.080,00 327.178.013,00 733.869.888,00 1.107.095.000,00 Pendapatan Investasi - - - -Pendapatan Operasional 362.945.202,65 99.965.560,00 213.786.007,00 269.189.500,00 Pendapatan Non Operasional - 502.353.626,00 24.949.310,00 -TOTAL PENDAPATAN 495.885.282,65 929.497.199,00 972.605.205,00 1.376.284.500,00

BIAYA

Biaya Bonus - - - -Beban Bagi Hasil - 23.012.000,00 65.256.585,00 31.896.250,00 Beban Premi Anggota - - - -Beban Tenaga Kerja 283.085.934,94 413.959.320,00 660.432.354,00 1.061.187.139,00 Beban Sew a - - 208.333,00 9.666.667,00 Beban Pajak - 51.297,00 10.911.845,00 2.027.040,00 Beban Pemeliharaan dan Perbaikan - 5.000.000,00 5.192.087,00 7.480.508,00 Beban Penghapusn dan Penyusutan 6.688.005,21 60.647.733,00 18.304.808,00 48.215.547,00 Beban yang Ditangguhkan - - - -Beban Umum & Administrasi 72.680.650,00 61.478.700,00 100.728.205,00 72.820.975,00 Beban Non operasional 3.850.000,00 13.375.000,00 17.993.050,00 33.500.000,00 TOTAL BIAYA 366.304.590,15 577.524.050,00 879.027.267,00 1.266.794.126,00

LABA RUGI 129.580.692,50 351.973.149,00 93.577.938,00 109.490.374,00

Laba Rugi

(Tahun Akhir dan Proyeksi) Koperasi Baitul Ikhtiar

Grafik 2. Pertumbuhan Laba Rugi

129.580.692,51 351.973.149,00 93.577.938,00 0,00 100.000.000,00 200.000.000,00 300.000.000,00 400.000.000,00 2007 2008 2009 Laba Rugi

Laba di tahun 2008 mengalami peningkatan yang fantastis dengan capaian laba mencapai 171.79%. Hal ini terjadi karena di tahun pertama UPK Ikhtiar menjadi Koperasi BAIK masih mendapat suport dana dari Yayasan

Peramu sehingga sebagian besar biaya-biaya masih dibantu oleh Yayasan Peramu. Sehingga biaya yang besar tidak banyak mengurangi pendapatan yang besar di tahun 2008 yang diikuti dengan pertumbuhan anggota tersebut.

3. Laporan Tingkat Pengembalian Pembiayaan pada Anggota Koperasi

Baitul Ikhtiar

Resiko atas Pinjaman & Pembiayaan Portofolio

( Finacing & loan Portfolio at Risk)

Periode Tunggakan

Day past due

Realisasi 2008 Realisasi 2009 Tumbuh

JO Nominal JO Nominal JO Nominal

1. Pinjaman Lancar 2.940 956,596,201 4.326 1,733,923,800 47,14% 81,26% 2. Tunggakan 1-30 hari 1.666 487,148,249 849 272,857,000 -49,4% -42,14% 3. Tunggakan 31-60 hari 168 25,099,083 12 3,968,000 -92,86% -84,19% 4. Tunggakan 61-90 hari 99 988,084 9 2,905,000 -90,91% 194,00% 5. Tunggakan 91-120 hari 95 792,085 4 1,196,000 -95,79% 50,99% 6. Tunggakan >120 hari 99 1,028,086 10 4,037,000 -89,90% 292,67% Total 5.067 2,462,651,788 5.210 2,018,886,800 2,82% 38,03%

Secara keseluruhan kualitas aktiva produktif atau Portofolio at Risk (PAR) pada Koperasi Baitul Ikhtiar pada tahun 2009 mengalami peningkatan dalam performanya dari segi jumlah orang (portofolio) terutama pada pinjaman tertunggak 31-60 hari, 61-91 hari, 91-120 hari yang rata-rata di atas 90 persen. Ini menunjukkan peningkatan performa yang luar biasa. Di tahun 2008 pinjaman lancar hanya 50.02% dari total jumlan portofolio, tetapi di tahun 2009 jumlah anggota peminjam lancar menjadi 83,03%.

Walaupun secara jumlah portofolio pada tunggakan >120 mengalami peningkatan dalam performanya yang mencapai 89,90% tetapi secara nominal

mengalami penurunan performa mencapai 292,67%, yakni dari Rp1.028.086,- menjadi Rp 4.037.000,-.

Dokumen terkait