IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Lembaga
Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Bogor merupakan unit kerja dari Direktorat Jenderal Pajak yang melaksanakan pelayanan kepada masyarakat baik yang telah terdaftar sebagai Wajib Pajak maupun tidak di wilayah Kota Bogor. Pada masa pemerintahan Belanda, Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bogor untuk selanjutnya disingkat Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bogor, bernama De In Fiksi Van Finansien. Setelah Indonesia merdeka, nama tersebut berubah menjadi Kantor Inspeksi Keuangan, kemudian menjadi Kantor Inspeksi Pajak. Setelah adanya reformasi perpajakan pada tahun 1984 dan adanya perubahan sistem pemungutan pajak, maka Kantor Inspeksi berganti nama menjadi Kantor Pajak. Terbentuknya Kantor Pelayanan Pajak WP besar dan diikuti pembentukan Kantor Pelayanan Pajak Madya dan Kantor Pelayanan Pajak Pratama yang dibentuk pertama kali di Jakarta sejak tanggal 14 Agustus 2007 . Kantor Pelayanan Pajak Bogor, Kantor Pelayanan Pajak PBB Bogor, dan Kantor Pemeriksaan Pajak Bogor disatukan menjadi Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bogor berdasarkan keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor KEP – 112/PJ./2007 tentang Penerapan Organisasi, Tata Kerja, dan Saat Mulai Beoperasinya Kantor Pelayanan Pajak Pratama dan Kantor Pelayanan, Penyuluhan dan Konsultasi Perpajakan di Lingkungan Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak Jawa Barat I, dan Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak Barat II. KPP Pratama Bogor sendiri terletak di Jalan Ir.H. Juanda Nomor 64, Bogor.
4.1.1 Visi, Misi dan Nilai Direktorat Jenderal Pajak
Visi Direktorat Jenderal Pajak adalah menjadi institusi pemerintah yang menyelenggarakan sistem administrasi perpajakan modern yang efektif, efisien, dan dipercaya masyarakat dengan integritas dan profesionalisme yang tinggi. Misi Direktorat Jenderal Pajak adalah menghimpun penerimaan pajak negara berdasarkan Undang-Undang Perpajakan yang mampu mewujudkan kemandirian pembiayaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara melalui administrasi perpajakan yang efektif dan efisien.
Nilai yang dijunjung tinggi oleh Direktorat Jenderal Pajak adalah sebagai berikut:
1. Integritas
Menjalankan tugas dan pekerjaan dengan selalu memegang teguh kode etik dan prinsip-prinsip moral, yang diterjemaahkan dengan bertindak jujur, konsisten, dan menepati janji.
2. Profesionalisme
Memiliki kompetensi di bidang profesi dan menjalankan tugas dan pekerjaan sesuai dengan kompetensi, kewenangan, serta norma-norma profesi, etika dan sesuai dengan kompetensi, kewenangan, serta norma-norma profesi, etika dan sosial.
3. Inovasi
Memiliki pemikiran yang berpikir terobosan dan/atau alternatif pemecahan yang kreatif, dengan memperhatikan aturan dan norma yang berlaku.
4. Teamwork
Memiliki kemampuan untuk bekerjasama dengan orang lain, serta membangun network untuk menunjang tugas dan pekerjaan.
4.1.2 Struktur Organisasi
Struktur organisasi merupakan wadah bagi sekelompok orang yang bekerjasama dalam, usaha untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Struktur organisasi menyediakan pengadaan personil yang memegang jabatan tertentu dan masing-masing diberi tugas, wewenang dan tanggung jawab sesuai dengan jabatannya. Hubungan kinerja dalam organisasi dituangkan dalam struktur organisasi yang merupakan gambaran sistematis tentang hubungan kerja dari orang-orang yang menggerakkan organisasi dalam usaha mencapai tujuan yang telah ditentukan. Struktur organisasi sangat penting untuk terlaksananya fungsi pengorganisasian dengan baik sebab dengan adanya struktur organisasi akan terlihat jelas tugas dan wewenang dari setiap bagian yang terdapat dalam hierarki organisasi dan ini akan memudahkan setiap karyawan untuk menjalankan tugas dan fungsinya.
Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Bogor mempunyai tugas melaksanakan pelayanan, pengawasan administrasi, dan pemeriksaan sederhana
terhadap wajib pajak di bidang Pajak Penghasilan(PPh), Pajak Pertambahan Nilai (PPN), Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM), Pajak Bumi dan Bangunan (PBB), dan Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB) dalam wilayah wewenangnya berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Adapun struktur organisasi pada Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Bogor dapat dilihat pada Gambar 4.
Gambar 4. Struktur Organisasi KPP Pratama Bogor 4.1.3 Pegawai Fungsional KPP Pratama Bogor
1. Pemeriksa Pajak Tingkat Terampil
Jenjang jabatan dan rincian tugas dan fungsi Pemeriksa Pajak tingkat terampil dari yang terendah sampai yang tertingggi adalah sebagai berikut:
a. Pemeriksa Pajak Pelaksana, meliputi:
1) Mengumpulkan informasi dan data perpajakan; 2) Mencocokkan segi pembayaran pajak;
3) Mempelajari berkas Wajib Pajak (WP) untuk dilakukan pengamatan; 4) Memeriksa buku, catatan, dan dokumen WP;
5) Membuat Kertas Kerja Pemeriksaan (KKP); 6) Membuat surat permohonan ijin penyitaan;
7) Membuat surat permintaan untuk membuka dan memeriksa surat- surat/dokumen lainnya;
b. Pemeriksa Pajak Pelaksana Lanjutan, meliputi: 1) Mempelajari berkas WP dan data perpajakan;
Kepala Kantor Subbag.Umum Seksi Pelayanan Jabatan Fungsional Seksi PDI Seksi
Penagihan Seksi Pemeriksaan Seksi Waskon III Seksi Waskon II Seksi Ekstensifikasi Perpajakan Seksi Waskon I
2) Melakukan pengamatan sebelum pemeriksaan;
3) Meneliti kelengkapan dan mengembalikan buku catatan/dokumen yang akan dipinjam;
4) Menyiapkan surat pernyataan penolakan pemeriksaan/membantu kelancaran pemeriksaan;
5) Memeriksa buku, catatan, dan dokumen WP;
6) Membuat KKP;
7) Mencocokkan dokumen/bukti pembukuan WP dengan buku pihak ketiga;
8) Membuat surat konfirmasi kepada pihak ketiga;
9) Menyusun konsep surat pemberitahuan hasil pemeriksaan pajak; 10)Membuat konsep daftar temuan hasil pemeriksaan pajak;
11)Membuat surat perintah penyitaan; c.Pemeriksa Pajak Penyelia, meliputi:
1) Menentukan identifikasi masalah objek yang diperiksa;
2) Menganalisa informasi dan data perpajakan dalam rangka pengamatan;
3) Menentukan buku, catatan, dan dokumen yang belum dipinjamkan dalam rangka pemeriksaan;
4) Membuat surat peringatan tidak menyerahkan buku/catatan/dokumen; 5) Memeriksa buku, catatan, dan dokumen WP;
6) Membuat KKP;
7) Melakukan pembahasan dengan Tim Pembahas atas temuan hasil pemeriksaan pajak;
8) Membuat konsep laporan bukti permulaan; 9) Membuat surat laporan penyidikan;
10)Membuat surat laporan penggeledahan;
11)Meneliti kelengkapan dan menyerahkan tanda bukti penyerahan kembali surat-surat/dokumen lainnya;
2. Pemeriksa Pajak Tingkat Ahli
Jenjang jabatan dan rincian tugas dan fungsi Pemeriksa Pajak tingkat ahli dari yang terendah sampai yang tertingggi adalah sebagai berikut:
a. Pemeriksa Pajak Pertama
1) Mengidentifikasi informasi dan data perpajakan;
2) Meneliti keabsahan dan kebenaran segi pembayaran pajak;
3) Merencanakan dan mengidentifikasi buku/catatan/dokumen yang akan dipinjam;
4) Memeriksa buku, catatan, dan dokumen WP;
5) Membuat KKP;
6) Melakukan pengujian fisik atas persediaan dan saldo kas;
7) Membuat surat pesetujuan/penolakan perpanjangan jangka waktu penyerahan tanggapan hasil pemeriksaan;
8) Menyusun konsep ikhtisar hasil pembahasan akhir; 9) Membuat nota perhitungan;
10)Melaksanakan penyitaan;
11)Memanggil saksi-saksi dalam rangka penyitaan dalam keadaan sangat penting dan mendesak;
12)Memanggil saksi-saksi dalam rangka penggeledahan; 13)Melaksanakan penggeledahan;
b. Pemeriksa Pajak Muda
1) Membuat program pemeriksaan;
2) Melakukan pemeriksaan pada bagian-bagian/fungsi-fungsi dalam perusahaan;
3) Melakukan pemutakhiran cakupan pemeriksaan;
4) Membuat surat permintaan keterangan dan berita acara pemberian keterangan WP;
5) Memeriksa buku, catatan, dan dokumen WP;
6) Membuat KKP;
7) Mengumpulkan dan membuat bukti-bukti permulaan; 8) Menyusun dan membuat bukti-bukti permulaan; 9) Menyusun konsep Berita Acara Hasil Pemeriksaan;
10)Membuat konsep laporan hasil pemeriksaan pajak;
11)Melengkapi laporan pemeriksaan pajak dan atau laporan pengamatan; 12)Menghitung jumlah kerugian negara;
13)Membuat laporan bukti permulaan untuk ditindak lanjuti; c. Pemeriksa Pajak Madya
1) Menetukan cakupan pemeriksaan;
2) Menetukan tindak lanjut hasil pengamatan;
3) Membuat berita acara pemenuhan seluruh peminjaman buku, catatan, dan dokumen/berita acara tidak dapat dipenuhinya peminjaman buku, catatan dan dokumen;
4) Membuat berita acara penolakan pemeriksaan membantu kelancaran pemeriksaan;
5) Melakukan pemutakhiran program pemeriksaan; 6) Memeriksa buku, catatan, dan dokumen WP;
7) Membuat KKP;
8) Membuat berita acara penyegelan;
9) Melakukan penilaian atas temuan hasil pemeriksaan;
10)Melaporkan adanya bukti permulaan tindak pidana perpajakan;
11)Meneliti dan menandatangani surat pemberitahuan hasil pemeriksaan pajak;
12)Meneliti dan menyetujui daftar temuan hasil pemeriksaan pajak; 13)Melakukan pembahasan koreksi fiskal dengan WP;
14)Membuat dan menandatangani berita acara hasil pemeriksaan; 15)Membuat lembar pernyataan persetujuan hasil pemeriksaan pajak;