• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kecamatan Lembang merupakan salah satu dari 45 kecamatan yang terdapat di Kabupaten Bandung. Lokasi Kecamatan Lembang berjarak 36,5 kilometer dari pusat Kabupaten Bandung. Batas-batas Kecamatan Lembang adalah sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Subang, sebelah barat berbatasan dengan Kecamatan Parongpong, sebelah timur dengan Kabupaten Sumedang dan Kecamatan Cilengkrang, sedangkan sebelah selatan berbatasan dengan Kota Bandung, dan Kecamatan Cimenyan (Lampiran 1).

Kecamatan Lembang memiliki ketinggian tempat 1.200 sampai dengan 1.257 meter di atas permukaan laut (mdpl). Curah hujan di Kecamatan Lembang cukup tinggi yaitu antara 1800-2500 m/tahun. Kisaran suhu di daerah Kecamatan Lembang antara 15,6-16,80 C pada musim hujan dan 30,5 - 32,70 C pada musim kemarau (rataan suhu mencapai 15-180 C). Keadaan lingkungan yang sedemikian rupa sangat sesuai untuk usaha peternakan sapi perah.

Penduduk Kecamatan Lembang pada tahun 2006 berjumlah 109.297 jiwa yang tersebar di 16 desa, namun sebarannya tidak merata. Jumlah penduduk berdasarkan Kepala Keluarga (KK) yaitu sebesar 25.238 KK. Tingkat pendidikan akhir penduduk Kecamatan Lembang didominasi oleh penduduk yang berpendidikan hingga tamat SD/sederajat yaitu sebesar 61,73 persen. Hanya sedikit penduduk yang berpendidikan hingga ke perguruan tinggi yaitu sebesar 0,51 persen. Hal ini menunjukkan bahwa kesadaran masyarakat akan pendidikan masih rendah. Tingkat pendidikan akhir penduduk di Kecamatan Lembang ditampilkan pada Tabel 4.

Tabel 4. Tingkat Pendidikan Akhir Penduduk Kecamatan Lembang tahun 2006

Tingkat Pendidikan Jumlah (jiwa) Persentase (%)

Tidak Sekolah 12.425 11,37

Tidak Tamat SD 10.610 9,71

Tamat SD/Sederajat 67.467 61,73

Tamat SMP/Sederajat 15.395 14,09

Tamat SMU/Sederajat 2.841 2,60

Tamat Akademi/Universitas 559 0,51

Jumlah 109.297 100,00

Sumber : Potensi Desa di Kecamatan Lembang, 2006 (data diolah)

Adapun penyebaran penduduk Kecamatan Lembang menurut lapangan usaha tertera pada Tabel 5. Pada Tabel 5 diketahui bahwa mata pencaharian penduduk Kecamatan Lembang sangat beragam. Persentase terbesar dari masa pencaharian penduduk Kecamatan Lembang pada tahun 2006 adalah bidang pertanian yaitu sebesar 20,68 persen, menempati urutan kedua yaitu sebagai buruh sebesar 17,57 persen. Sedangkan penduduk yang bekerja di bidang peternakan sebesar 10,02 persen. Pendapatan per kapita masyarakat Lembang adalah sebesar Rp. 850.678,00 per bulan.

Tabel 5. Distribusi Penduduk yang Bekerja Menurut Lapangan Usaha di Kecamatan Lembang

Jenis Lapangan Usaha Jumlah (jiwa) Persentase (%)

Pertanian 7.567 20,68

Buruh Tani 1.137 3,11

Peternakan 3.668 10,02

Pegawai negeri 2.243 6,13

TNI/POLRI 1.674 4,57

Buruh 6.432 17,57

Pensiunan 1.054 2,88

Pedagang 6.336 17,31

Pegawai Swasta 3.276 8,95

Profesi Lain-lain 3.211 8,77

Jumlah 36.598 100,00

Sumber : Kecamatan Lembang, 2007

Kecamatan Lembang terbagi menjadi 16 desa dengan 43 dusun dengan luas total wilayah 10.620 Ha. Proporsi alokasi penggunaan lahan sebagai besar dimanfaatkan untuk berbagai aktivitas antara lain lahan sawah, lahan basah, lahan kering, perkebunan, tanah untuk fasilitas umum dan tanah hutan. Alokasi penggunaan lahan di Kecamatan Lembang dapat dilihat pada Tabel 6.

Tabel 6. Alokasi Penggunaan Lahan di Kecamatan Lembang tahun 2006

Penggunaan Lahan Luas (ha) Persentase (%)

Tanah Sawah 1.587,93 14,95

Tanah Kering 3.499,95 32,96

Tanah Basah 12,75 0,12

Tanah Perkebunan 983,34 9,26

Tanah Fasilitas Umum 568,55 5,35

Tanah Hutan 2.742,15 25,82

Lain-lain 1.225,33 11,54

Jumlah 10.620,00 100,00

Sumber : Potensi Desa di Kecamatan Lembang, 2006 (data diolah)

Keadaan Umum Usaha Peternakan Sapi Perah

Kecamatan Lembang merupakan sentra bagi peternakan sapi perah di Kabupaten Bandung di samping Kecamatan Pangalengan di daerah Bandung Selatan.

Kecamatan Lembang memiliki populasi sapi perah terbesar di Kabupaten Bandung yaitu sebesar 16.275 ekor yang terdiri dari 14.648 ekor sapi perah betina dan 1.627 ekor sapi perah jantan (Tabel 7). Pada tahun 2007 Kecamatan Lembang merupakan daerah penghasil susu terbesar di Jawa Barat.

Tabel 7. Populasi Ternak Sapi Perah di Kabupaten Bandung pada Tahun 2007 (ekor)

Sumber : Dinas Peternakan Kabupaten Bandung (2007)

Kegiatan subsektor peternakan di Kecamatan Lembang hampir tersebar pada semua desa dengan jumlah penyebaran yang sangat bervariasi masing-masing desa.

Populasi ternak terbesar di Kecamatan Lembang pada tahun 2006 adalah populasi ayam. Namun untuk kategori ternak ruminansia baik ruminansia kecil maupun

ruminansia besar populasi sapi perah merupakan populasi terbanyak di Kecamatan Lembang. Data populasi ternak di Kecamatan Lembang terdapat pada Tabel 8.

Tabel 8. Populasi Ternak di Kecamatan Lembang Tahun 2006

Jenis Ternak Jumlah (ekor)

Sumber : Potensi Desa Di Kecamatan Lembang (2006) Koperasi Peternak Sapi Perah Bandung Utara (KPSBU)

Usahaternak sapi perah di Kecamatan Lembang tidak lepas dari peran Koperasi susu yang terdapat di Kecamatan Lembang yakni Koperasi Peternak Sapi Bandung Utara (KPSBU). Koperasi ini merupakan wadah bagi peternak sapi perah di Kecamatan Lembang dan sekitarnya. KPSBU telah berdiri sejak 8 Agustus 1971 yang pada awalnya diprakarsai oleh 35 orang peternak dengan keinginan untuk memperkuat posisi tawar peternak sapi perah di Lembang akibat harga susu yang diterapkan oleh loper susu dan swasta tidak memuaskan. Anggota KPSBU tersebar di 21 TPK (Tempat Pelayanan Koperasi) di Kecamatan Lembang dan sekitarnya.

Pada tahun 2006 keanggotaan KPSBU mencapai 6.163 peternak seperti yang tercantum pada Tabel 9.

Tabel 9. Perubahan Jumlah Anggota KPSBU Tahun 2004-2006

Tahun Jumlah (Orang) Perubahan (%)

2004 5.536 -

2005 5.784 4,48

2006 6.163 6,55

Sumber : KPSBU (2006)

Tahun 2002 KPSBU memulai penerapan harga susu berdasarkan kualitas, penerapan bonus dan denda kepada peternak yang memiliki kualitas susu tidak sesuai dengan standar yang diterapkan. Tahun 2006 KPSBU memperoleh penghargaan

“Indonesia Cooperative Award 2006” dari Kementrian Negara Koperasi dan UKM dan Majalah SWA. KPSBU merupakan salah satu koperasi terbaik di Indonesia. Di

Jawa Barat sendiri KPSBU menduduki urutan pertama sebagai koperasi susu terbaik dengan omzet 10 miliar per bulan.

KPSBU terus berupaya untuk mencapai tujuan menjadi model koperasi yang dalam mensejahterakan anggotanya dengan membangun manajemen koperasi yang berbasis pada hasil dan berorientasi pada kebutuhan anggota. Sistem manajemen yang telah diterapkan oleh KPSBU antara lain penerapan penilaian prestasi kerja karyawan selama 3 bulan sekali, menerapkan pendidikan dasar perkoperasian bagi anggota maupun calon anggota KPSBU serta dukungan terhadap keterbukaan dan demokrasi bagi anggota KPSBU dengan sistem satu anggota satu suara pada pemilihan pengurus dan pengawas secara langsung. Sebagai koperasi wadah peternak sapi perah, KPSBU selalu berupaya meningkatkan pelayanan terhadap anggotanya. Pelayanan usahaternak sapi perah meliputi pelayanan pra produksi hingga pelayanan pasca produksi. Pelayanan pra produksi meliputi pelayanan kesehatan hewan dan inseminasi. Pelayanan pasca produksi adalah penerimaan dan pengolahan susu dari peternak baik disetorkan ke IPS maupun diolah sendiri oleh KPSBU. Pelayanan keuangan yang dilakukan oleh KPSBU adalah program simpan pinjam dengan sistem bunga nol persen, dan distribusi bantuan ternak sapi perah dari pemerintah maupun pihak swasta.

Kegiatan usaha dan bisnis KPSBU antara lain produksi susu, pemasaran susu, pertokoan dan pembibitan sapi perah. WASERDA (Warung Serba Ada) merupakan unit pertokoan yang menyediakan peralatan-peralatan beternak hingga kebutuhan rumah tangga seperti sembako dan lain-lain. Keberadaan WASERDA ini sangat membantu peternak untuk mendapatkan kebutuhan usahaternak sapi perahnya dan kebutuhan rumah tangga sekaligus dengan sistem pembayaran melalui pemotongan langsung bayaran susu pada tiap tanggal 15 dan tanggal 30 setiap bulannya. Hasil penjualan dari unit usaha dari KPSBU menurut peternak dapat ikut mensejahterakan peternak melalui SHU (Sisa Hasil Usaha) yang semakin meningkat.

Kerjasama terus dibina oleh KPSBU baik dengan pemerintah maupun dengan pihak swasta dan organisasi luar negeri untuk meningkatkan mutu pelayanan dari KPSBU untuk anggotanya. Kerjasama yang dibina antara lain dengan PT. Frisian Flag Indonesia sebagai mitra Industri Pengolahan Susu di bawah kerjasama pemerintah Indonesia dan Belanda. KPSBU juga menjalin kerjasama dengan

Canadian Cooperative Association dalam Kemitraan Indonesia Cooperative Development Assistance Programe. KPSBU juga menjalin kerjasama dengan Perhutani untuk pemanfaatan lahan Perhutani bagi penanaman hijauan pakan ternak yang disewakan kepada peternak anggota KPSBU dengan harga terjangkau.

KPSBU untuk menjalankan tugas operasionalnya memiliki struktur organisasi yang terdiri dari pengurus, pengawas, manajer, dan karyawan. Struktur organisasi tersebut dengan tiga orang pengurus inti, tiga orang pengawas, dua orang manajer yakni Manajer Teknis dan Operasional serta Manajer Keuangan, dan 269 orang karyawan yang terbagi ke dalam enam unit besar dan 20 sub unit. Struktur organisasi KPSBU dapat dilihat pada Lampiran 2.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Dokumen terkait