• Tidak ada hasil yang ditemukan

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN Kondisi Fisik Wilayah

2012 ... ... ... ... ... ... C/f ... ...

Langkah terakhir adalah menghitung persamaan regresi antara CPUE

tahunan dengan Total Effort tahunan dengan model linier Schaefer. Menurut model ini hubungan antara CPUE (c/f) dengan total effort mengikuti persamaan regresi : y = a – bx, dimana y = c/f, dan x = f.

Menurut model Schaefer: c/f = a-bf c =af-bf². Pada titik effort

maksimum (fmax), maka hasil tangkapan akan menjadi Nol. C =af-bf² = 0; Jika demikian pada titik tersebut a=bf; atau f=a/b. Pada tangkapan maksimum lestari (MSY), maka tingkat effort (Fopt) berada pada setengah effort maksimum (1/2 . a/b = a/2b). Selanjutnya nilai a/2b dimasukkan dalam persamaan regresi c =af - bf² maka cmax atau MSY = a²/4b dan fopt = a/2b. (Anonim. 2011).

4 GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN Kondisi Fisik Wilayah

Letak Geografis

Secara geografis, wilayah Kapet Biak letaknya di utara pulau Papua dengan posisi astronomis berada di 100’0”- 30 30’00 LS dan 1340 30’0” - 1370 30’0” BT, yang memiliki batas-batas wilayah sebagai berikut :

1. Sebelah Utara : Samudera Pasifik

2. Sebelah Selatan : Kabupaten Mimika, Kabupaten Dogiyai

3. Sebelah Timur : Kabupaten Paniai, Kabupaten Mamberamo Raya 4. Sebelah Barat : Provinsi Papua Barat

Ditinjau dari luasan wilayah Kapet Biak, Kabupaten Nabire memiliki proporsi luasan lahan sebesar 54,58% dengan luas wilayah sebesar 12.874,42 km2, sedangkan Kabupaten Supiori memiliki luas terkecil dengan luas wilayah sebesar

671,09 km2 (2,85%), peta administrasi wilayah Kapet Biak, disajikan pada Gambar 4.

Kondisi Topografi

Keadaan topografi Kapet Biak bervariasi mulai dari dataran rendah yang berawa, perbukitan, dataran tinggi sampai pegunungan terjal. Dataran rendah berawa terutama terdapat daerah pantai baik pada bagian utara maupun selatan. Pada bagian selatan Kapet membentang daerah perbukitan dan pegunungan.

Kondisi topografi di Kapet Biak bervariasi dari ketinggian 0 sampai ± 5.000 meter di atas permukaan laut (mdpl). Secara umum, variasi ketinggian tersebut meliputi :

1. Pulau Biak memiliki ketinggian wilayah dengan variasi 0 - 500 m disekitar wilayah pantai, variasi ketinggian 500 - 1000 mdpl di wilayah tengah Kabupaten Biak Numfor, sedangkan untuk Kabupaten Supiori memiliki ketinggian dengan variasi 0 - 500 m disekitar wilayah pantai, dan variasi ketinggian sekitar 500 - 2000 mdpl di wilayah tengahnya.

2. Pulau Yapen memiliki ketinggian wilayah dengan variasi 0 - 500 m di sekitar wilayah pantai, dan variasi ketinggian sekitar 500 - 2000 m dpl di wilayah tengah pulau Yapen.

3. Di wilayah Pulau Papua, untuk kabupaten Waropen memiliki ketinggian wilayah dengan variasi 0 - 500 mdpl di sekitar wilayah pantai, dan variasi 500 - 2000 mdpl di bagian tengah, dan kabupaten Nabire memiliki ketinggian wilayah dengan variasi 0 - 500 mdpl di sekitar pantai, sedangkan untuk bagian selatan memilki ketinggian variasi 500 - 3000 mdpl.

Kondisi kemiringan lereng yang terdapat di wilayah Kapet Biak terdiri dari kelas : 1. Kelas lereng 0 - 8 %, merupakan wilayah dengan kelerengan datar, tersebar di

sekitar kawasan pesisir pantai, dan kabupaten Biak Numfor.

2. Kelas lereng 8 - 15 %, merupakan wilayah dengan kelerengan bergelombang, tersebar di bagian timur dan selatan kabupaten Waropen, serta bagian timur hingga selatan Kabupaten Nabire

3. Kelas lereng 15 - 25 %, merupakan wilayah dengan kelerengan berbukit, tersebar di bagian barat Kabupaten Nabire, serta di bagian tengah Kabupaten Waropen.

Karatkteristik Tanah dan Sumberdaya Mineral

Tanah yang terdapat di Kapet Biak pada umumnya berasal dari batuan sedimen yang didominasi oleh mineral kapur dan kwarsa, sehingga sebagian besar tanah-tanah di Kapet Biak merupakan tanah yang tidak subur dan miskin unsur-unsur hara.

Berdasarkan peta tanah bagan yang dibuat oleh Lembaga Penelitian Tanah Tahun 1986, (dalam Master Plan Kapet Biak) terdapat enam jenis tanah yang terdapat di Kapet Biak. Keenam jenis tanah tersebut adalah :

1. Organosol Aluvial; Tanah ini merupakan tanah hasil proses pengikisan tanah di dataran tinggi, oleh karena itu sebaran tanah ini terdapat di dataran rendah atau dataran aluvial. Tanah jenis ini terutama terdapat di daerah dataran pantai di Kabupaten Nabire, Kepulauan Yapen dan Waropen.

2. Podsolik Merah Kuning Hidromorf kelabu; sebaran tanah ini terdapat di daerah dataran pantai Kabupaten Nabire, serta sebagian besar kabupaten Yapen.

3. Podsolik Coklat Kelabu; Jenis tanah ini terdapat di daerah perbukitan di sebagian kecil Kabupaten Nabire.

4. Latosol, jenis tanah ini merupakan jenis tanah yang subur dan cocok untuk tanaman pertanian. Jenis tanah ini terutama terdapat di sebagian besar Pulau Yapen.

5. Mediteran Rensina; tanah jenis ini terdapat di Kabupaten Biak Numfor dan Supiori.

Pertambangan dan penggalian yang terdapat di Kapet Biak meliputi bahan galian golongan A (Minyak dan Gas bumi, Batubara, Uranium, Nikel laterit), bahan galian B (Tembaga, Emas, Perak, dan lain-lain) serta bahan galian C (Batu Gamping, Pasir Besi, Fosfat, Kalsit, Pasir Kuarsa, Endapan Tras, Mika, Marmer, Granit). Granit merupakan salah satu komoditi bahan galian yang potensial untuk dikembangkan. Granit banyak digunakan sebagai bahan bangunan, yaitu sebagai penghias interior, pelapis dinding, lantai gedung dan juga digunakan sebagai bahan penghias, manik-manik dan sebagainya. Kabupaten Nabire juga memiliki

Gambar 4. Peta Administrasi Wilayah Kapet Biak

kandungan alam batu marmer mencapai 50.000.000 m³/100 ha. Lokasinya terletak di distrik Yaur.

Tabel 11. Potensi Bahan Galian di Kapet Biak Wilayah Kapet Biak

Bahan Galian

Golongan A Golongan B Golongan C

Nabire Secara hipotetik

terdapat potensi uranium, nikel laterit yang berasosiasi dengan kromit. Potensi hipotetik endapan mineral Zn, Cr, Pb, Au, Ag dan As.

Endapan granit dan pasir kuarsa.

Yapen dan Waropen

Biak Numfor

Potensi endapan mineral nikel laterit. Minyak (cekungan Biak) dengan sumberdaya hipotek sebesar 33,43 juta barel dan sumberdaya terambil 13,91 juta barel.

Potensi endapan besi (Fe).

Endapan Tras.

Endapan batu gamping, pasir besi, fosfat dan kalsit.

Sumber : Badan Pengelola Kapet Biak Klimatologi

Iklim di wilayah Kapet Biak sebagai daerah tropis turut dipengaruhi evaporasi dari samudera pasifik dan teluk cenderawasih sehingga aktual musim penghujan dan kemarau sulit diukur tetapi BMG Biak dan Nabire melaporkan bahwa musim hujan terjadi selama bulan November - Maret, dan musim kemarau antara bulan April - Oktober.

Berdasarkan banyaknya hari hujan yang terjadi di Kapet Biak, pada tahun 2012, maka rata-rata jumlah hari hujan selama setahun sebanyak 227 hari dengan jumlah curah 3.478,1 mm³. Rerata penyinaran matahari 63%, suhu maksimum rata-rata 30,95°C, suhu minimum rata-rata 24,2°C, suhu rata-rata di wilayah Kapet Biak 27,2°C, kelembaban rata-rata 86,5%, tekanan udara rata-rata 1.008,6 mb dan rerata kecepatan angin 3,75 knot (BPS Provinsi Papua. 2013).

Hidrologi

Kondisi hidrologi suatu daerah ditentukan oleh kondisi geologi dan iklim, termasuk banyaknya curah hujan yang terjadi dalam suatu wilayah. Kondisi hidrologi memiliki peranan yang penting dalam kaitannya dengan pengembangan wilayah, khususnya dalam penentuan kebutuhan dan kapasitas air tersedia dalam suatu wilayah.

a) Air Tanah

Air tanah terdiri atas air tanah bebas dan air tanah tertekan. Air tanah bebas merupakan air dangkal yang mengalir mengikuti morfologi tanah, sedangkan air tanah tertekan merupakan air yang terletak jauh di bawah tanah dengan lapisan berupa kedap air. Kondisi di Kapet Biak menunjukkan bahwa di setiap wilayah ditemukan sumber air tertekan, sedangkan air tanah bebas hanya ditemukan di dataran rendah dekat pantai pada endapan alluvial yang berada dekat air pemukaan.

pekarangan 1% perkebunan 0% kebun campuran 1% hutan 86% tanah rusak 1% lain-lain 11% b) Air Permukaan

Air permukaan merupakan air yang mengalir melalui permukaan tanah, contohnya sungai dan mata air. kondisi debit air permukaan berfluktuasi tergantung kondisi curah hujan, geologi, dan morfologi wilayah.

Pada wilayah Kapet Biak, sungai yang ada merupakan bagian aliran dari sungai-sungai besar yang terdapat di pulau Papua, sementara juga pada pulau Biak dan Pulau Yapen terdapat beberapa sungai yang mengalir.

• Sungai yang terdapat di Kabupaten Waropen meliputi sungai senoba, sungai amewa, sungai wapoga, sungai siewa, sungai diewewa, sungai auwewa, sungai ziwa, sungai damar, sungai ilowa, sungai binatawo, sungai sobia, sungai sanoringga, sungai demba, sungai serami, sungai nadubuai, sungai siowaro.

• Sungai yang terdapat di Kabupaten Nabire, meliputi sungai Ibraja, sungai mirura, sungai wosimi, sungai umbru, sungai maribe, sungai goro, sungai buani, sungai siebo, sungai siriwo, dan sungai warenai.

• Sungai yang terdapat di Pulau Biak meliputi aliran sungai dasandoi, sungai snemanaok, sungai teluk bru, dan sungai sorendi.

• Sungai yang terdapat di Pulau Yapen meliputi aliran sungai manpurwai, sungai naiwari, sungai dapapepi.

Penggunaan Lahan

Kondisi penggunaan lahan yang terdapat di wilayah Kapet Biak meliputi : a) Lahan kering, yang meliputi penggunaan lahan pekarangan seluas 41.439,05

ha, lahan perkebunan seluas 1.378,55 ha, kebun campuan seluas 29.279,27 ha, hutan seluas 2.294.543,19 ha, tanah rusak seluas 15.976,89 ha yang hanya terdapat di Kabupaten Biak Numfor, dan lahan lain-lain seluas 298.211,43 ha. b) Lahan basah, yang merupakan lahan yang digunakan untuk areal persawahan

terdapat seluas 19.666,83 hektar hanya berada di Kabupaten Nabire, sedangkan keempat kabupaten lainnya tidak mengelola areal persawahan dengan optimal.

Proporsi penggunaan lahan kering di wilayah Kapet Biak, disajikan pada Gambar 5.

Sumber : BPS Provinsi Papua. (2013).

Penduduk dan Perekonomian Kependudukan

Jumlah penduduk di wilayah Kapet Biak mengalami perkembangan pertumbuhan secara cepat dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya, pertambahan penduduk terjadi pada periode tahun 2007 hingga tahun 2012 di seluruh wilayah Kapet Biak.

Berdasarkan data penduduk yang diperoleh, Kabupaten Nabire memiliki jumlah penduduk terbanyak dan paling sedikit di Kabupaten Supiori, tersaji pada Gambar 6.

Gambar 6. Diagram Jumlah Penduduk di Wilayah Kapet Biak Sumber : BPS Provinsi Papua. (2013).

Perekonomian

Kondisi struktur perekonomian di wilayah Kapet Biak ditinjau berdasarkan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Atas Dasar Harga Berlaku tahun 2012, secara keseluruhan sektor pertanian masih memiliki peran terbesar dalam perekonomian wilayah dengan persentase sebesar 23,12% dengan nilai sebesar 1.395.993,76, kemudian sektor jasa dengan persentase sebesar 20,11% dengan jumlah sebesar 1.214.253,66, selanjutnya sektor bangunan 1.008.639,89 atau sebesar 16,70%, lalu diikuti berturut-turut sektor perdagangan 905.673,05 (15%), sektor pengangkutan 690.326,82 (11,43%), keuangan 390.110,52 (6,46%), pertambangan 256.307,42 (4,24%), industri 138.919,55 (2,30%) dan yang terkecil adalah sektor listrik bernilai 38.684,58 atau ekuivalen dengan 0,64%.

Perekonomian di masing-masing wilayah Kapet Biak yang diindikasikan oleh PDRB atas harga dasar harga berlaku tahun 2012 sebagaiberikut :

1. Kabupaten Nabire memiliki jumlah PDRB terbesar dengan nilai 2.348.360,88 (dalam jutaan rupiah), dengan dominasi peran sektor pertanian sebesar 701.477,01 (dalam jutaan rupiah) memiliki persentase sebesar 29,87% kemudian diikuti sektor bangunan 433.214,97 dengan persentase sebesar 18,45%, selanjutnya sektor jasa-jasa dengan nilai sebesar 343.095,95 memiliki persentase sebesar 14,61%, dan sektor perdangangan dengan nilai

145,248

88,611

134,917

26,081

16,894

342.254,64 memiliki persentase sebesar 14,57%, lalu disusul oleh sektor pertambangan 215.083,39 (9,16%), pengangkutan 182.528,04 (7,77%), keuangan 101.322,24 (4,31%), industri 15.325,26 (0,65%) dan yang terkecil adalah sektor listrik 14.059,38 setara dengan 0,60%.

2. Kabupaten Biak Numfor memiliki jumlah PDRB sebesar 1.913.371,85 (dalam jutaan rupiah) dengan dominasi terbesar, yaitu sektor pengangkutan sebesar 394.033,33 memiliki persentase sebesar 20,59%, selanjutnya sektor perdagangan dengan nilai sebesar 348.996,60 memiliki persentase sebesar 18,24%, diikuti oleh sektor jasa-jasa dengan nilai sebesar 334.495,11 atau setara dengan 17,48%, lalu sektor pertanian sebesar 332.696,97 memiliki persentase sebesar 17,39%, sedangkan sektor terkecil adalah sektor listrik dengan nilai sebesar 18.059,71 yang ekuivalen dengan 0,94%.

3. Kabupaten Waropen memiliki jumlah PDRB sebesar 452.704,84 di dominasi sektor bangunan sebesar 31,48% atau senilai 142.495,36 selanjutnya sektor jasa , pertanian, perdangangan dan yang terkecil adalah sektor listrik, jumlah nilai dan persentase masing-masing tertera dibawah ini (138.951,66 = 30,69%); (25,17% = 113.926,32); (4,60% = 20.836,49); (0,13% ekuivalen dengan jumlah sebesar 596).

4. Kabupaten Kepulauan Yapen memiliki jumlah PDRB sebesar 883.783,78 dengan dominasi terbesar, yaitu sektor jasa-jasa dengan nilai sebesar 300.029,42 memiliki persentase sebesar 33,95%, selanjutnya sektor perdagangan dengan nilai sebesar 149.009,12 memiliki persentase sebesar 16,86%, diikuti sektor pertanian dengan nilai sebesar 140.748,76 setara dengan 15,93%, kemudian sektor bangunan dengan nilai sebesar 89.437,99 memiliki persentase sebesar 10,12%, sedangkan sektor terkecil adalah sektor listrik dengan nilai sebesar 5.890,25 atau identik dengan 0,67 %.

5. Kabupaten Supiori memiliki jumlah PDRB sebanyak 440.687,91 di dominasi oleh sektor bangunan dengan nilai 154.298,32 (35,01%) selanjutnya sektor pertanian dengan nilai sebesar 107.144,70 atau 24,31%, diikuti sektor jasa dengan nilai sebesar 97.681,52 (22,17%) kemudian sektor perdangangan sebesar 44.576,20 atau 10,12%, sedangkan sektor terkecil adalah sektor listrik sebesar 0,02% atau 79,23 juta.

Gambar 7. Persentase PDRB ADHB di Wilayah Kapet Biak Sumber : BPS Provinsi Papua. (2013).

Sub Sektor Pertanian

Pertanian 23% Pertambangan 4% Industri 2% Listrik 1% Bangunan 17% Perdagangan 15% Pengangkutan 11% Keuangan 7% Jasa 20%

Pertanian merupakan sektor penting dan berpotensi besar dalam menunjang pembangunan wilayah Kapet Biak. sebagai salah satu sektor yang memiliki potensi ekonomis, selain itu sektor pertanian merupakan sumber mata pencaharian penduduk.

Ditinjau jumlah produksinya, persentase produksi ubi jalar memiliki jumlah terbesar sebanyak 39,33%, sedangkan persentase produksi terendah adalah komoditas kacang ijo 0,63%

Secara lengkap produksi tanaman pertanian yang ada di wilayah Kapet Biak,terdiri dari tanaman ubi jalar sebesar 13.391 ton, ubi kayu sebanyak 12.725 ton, padi sawah/ladang sebanyak 3.146 ton, sagu sebesar 2.066 ton, jagung sebanyak 1.532 ton, kacang tanah sebesar 523 ton, kacang kedelei sebesar 461 ton dan kacang ijo sebanyak 214 ton. Persentase agregat tanaman pangan di wilayah Kapet Biak disajikan pada Gambar 8.

Gambar 8. Persentase Produksi Tanaman Pangan di Wilayah Kapet Biak Sumber : BPS Provinsi Papua. (2013).

Selain tanaman pangan terdapat pula tanaman perkebunan yang di hasilkan kawasan ini antara lain komoditas kelapa dalam dengan produksi sebesar 6.390 ton, kakao sebanyak 1.899 ton, kopi sebesar 122 ton, pinang sebesar 42 ton dan komoditas cengkeh yang paling rendah produksinya sebesar 2 ton. Persentase produksi tanaman perkebunan di wilayah Kapet Biak disajikan pada Gambar 9.

Gambar 10. Jumlah dan Jenis Alat Tangkap di Wilayah Kapet Biak Sumber : BPS Provinsi Papua. (2013).

Padi 9% Jagung 5% Ubi Kayu 37% Ubi Jalar 39% Kacang Tanah 2% Kacang Kedelei 1% Kacang Ijo 1% Sagu 6% Kelapa Dalam 76% Kopi 1% Kakao 22% Cengkeh 0% Pinang 1%

Sub Sektor Perikanan

Sektor perikanan laut atau laut yang merupakan habitat dari berbagai sumber daya ikan adalah sumber daya bersama yang dimiliki oeh Kapet Biak, yangmana sumberdaya ini memberikan ekspektasi besar bagi masyarakat di wilayah tersebut, kondisi geobiofisik wilayah telah memberikan banyak pengalaman dan implementasi dalam mengelola sumber daya yang ada, secara kasat mata kita mengetahui bahwa sumberdaya ikaan di wilayah tersebut masih di bawah ambang tangkapan maksimum lestari. BPS Provinsi Papua. (2012). Menyampaikan bahwa sumber daya ikan yang tersedia di wilayah tersebut sebanyak 40.830,80 ton/tahun, dengan klasifikasi ikan demersal sebanyak 6.624,20 ton/tahun, pelagis besar 16.121 ton/tahun, pelagis kecil 17.986,29 ton/tahun, sedangkan rata-rata tangkapan produksi udang dan cumi-cumi/sontong terhitung tahun 2004 hingga tahun 2012 masing-masing sebanyak 25,62 ton/tahun dan 41,4 ton/tahun, sementara produksi ikan cucut dan pari sebanyak 32,6 ton/tahun. Alat tangkap ikan yang biasa digunakan masyarakat di wilayah Kapet Biak tertera pada Gambar 10.

Gambar 10 menjelaskan bahwa alat tangkap ikan yang paling dominan adalah pancing, sedangkan perahu/kapal yang paling banyak di miliki oleh semua penduduk di wilayah Kapet Biak adalah perahu tanpa motor atau perahu dayung dengan jumlah keseluruhan 11.890 unit, perahu motor sebanyak 3.346 unit dan kapal motor sebanyak 894 unit, rinciannya tertera pada Gambar 11.

Gambar 11. Jumlah dan Jenis Armada Perikanan Laut Sumber : BPS Provinsi Papua. (2013).

Nabire Kep. Yapen Biak Numfor

0 1000 2000 3000 4000 5000 6000 7000 8000

Lain-lain Perangkap Pancing Jaring Angkat

Jaring Insang Pukat Cincin Pukat Kantong

0 500 1000 1500 2000 2500 3000 3500 4000 4500 Nabire Kep. Yapen Biak Numfor Supiori Waropen

Perahu Motor Tempel Perahu Tak Bermotor Kapal Motor

Gambar 10. Jumlah dan Jenis Alat Tangkap di Wilayah Kapet Biak Sumber : BPS Provinsi Papua. (2013).

Jumlah/jenis alat tangkap dan jumlah/jenis armada melaut yang di miliki oleh nelayan atau penduduk di wilayah Kapet Biak yang bermata pencaharian sebagai nelayan biasanya lebih dari satu. Adapun jumlah rumah tangga nelayan di kawasan ini tersaji pada Gambar 12.

Gambar 12. Jumlah Rumah Tangga Nelayan di Wilayah Kapet Biak Sumber : BPS Provinsi Papua. (2013).

Sektor Industri

Kegiatan industri yang ada pada wilayah Kapet Biak diantaranya berupa industri besar, industri sedang (berupa industri pengolahan kayu hasil hutan, industri logam, elektronika dan mesin), industri kecil (kerajinan, industri kimia, industri agro, industri logam mesin dan elektronika).

Berdasarkan jumlah unit perusahaan yang terdapat di Kapet Biak, terdapat peningkatan jumlah unit perusahaan yang ada, dimana pada tahun 2011 jumlah unit perusahaan sebanyak 1.354 perusahaan kemudian meningkat pada tahun 2012 menjadi 1.461 unit.

Tabel 12. Jumlah Industri di Wilayah Kapet Biak

Wilayah Kapet Biak Industri Kecil Industri Sedang/Besar

2011 2012 2011 2012 Nabire Waropen Kep. Yapen Supiori Biak Numfor 499 12 234 36 555 527 26 254 54 576 - - 12 - 6 - - 14 - 8 Sumber : BPS Provinsi Papua. (2013).

Sub Sektor Pariwisata

Berdasarkan tinjauan yang dilakukan, dapat diketahui bahwa terdapat beberapa obyek penting pariwisata yang terdapat di kawasan Kapet Biak memiliki potensi untuk dikembangkan sehingga diharapkan mampu menarik jumlah wisatawan untuk datang berkunjung, namun potensi ini belum semuanya dapat dimanfaatkan secara optimal. Beberapa potensi wisata yang ada, antara lain: 1) Wisata Bahari 0 1,000 2,000 3,000 4,000 5,000 6,000 7,000

Nabire Waropen Kep. Yapen Supiori Biak Numfor

2008 2009 2011 2012

Kapet Biak memiliki potensi wisata bahari yang besar untuk dikembangkan. Mengingat luasnya perairan laut yang ada di tiap-tiap kabupaten, pada wilayah Kapet Biak. Potensi wisata bahari ini berupa keindahan laut seperti pantai berpasir putih, serta pemandangan yang indah di dasar laut.

Lokasi yang memiliki potensi wisata bahari tersebar di Pulau Biak meliputi P. Owi, P. Rurbas, P. Barito, P. Korem, P. Pakreki, kemudian pantai disekitar kabupaten Yapen dan kabupaten Waropen terdapat di Kep. Ambai, pantai di sekitar kabupaten Nabire meliputi di P. Aggramiok, yang mana terdapat 4 Kepulauan Moor dengan potensi pantai berpasir halus, serta taman laut dengan beraneka ragam keindahannya.

2) Wisata Alam

Wisata ini menawarkan keindahan pegunungan, pesona keanekaragaman flora dan fauna. Potensi ini tersebar di Pulau Biak, yakni Air terjun Wardo, Cagar alam di Biak Utara, Pantai Wafor, P. Insumbabi, P. Syariba. Di Yapen Waropen meliputi bagian tengah P. Yapen dengan kekayaan jenis flora dan fauna (terutama habitat burung Cendrawasih). serta di Nabire terdapat keindahan sungai yang menarik untuk diarungi, seperti Sungai Waren dan Wanggar.

3) Wisata Sejarah

Potensi wisata sejarah yang menawarkan tempat-tempat bersejarah seperti peninggalan bekas perang dunia kedua perlu dikembangkan menjadi tempat wisata yang menarik. Tempat-tempat yang dimaksud diatas yakni : Goa Jepang, Tugu Perjuangan Van Hassel dan Markas Jend. MC Arthur di P. Owi dan Wundi yang terletak di Kabupaten Biak Numfor. Selain itu tempat-tempat peninggalan benda bersejarah di Kapet Biak hampir tersebar di kabupaten lain, seperti Tugu Sam Ratulangi di Yapen Waropen.

Infrastruktur Wilayah Sarana dan Prasarana Wilayah

Sarana pendidikan yang terdapat di wilayah Kapet Biak terdiri dari sarana pendidikan TK, Sekolah Dasar (SD), Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) dan Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA)/ Sekolah Menengah Kejuruan (SMK).

Taman Kanak-Kanak merupakan sarana pendidikan bagi anak-anak usia dini terdapat di seluruh wilayah Kapet Biak, Kabupaten Nabire memiliki jumlah TK terbanyak sebesar 47 unit, sedangkan pada kabupaten waropen hanya terdapat 3 unit.

Sekolah Dasar (SD) sebagai sarana pendidikan dasar terdapat diseluruh wilayah KAPET Biak, Kabupaten Biak Numfor memiliki jumlah SD terbanyak sebesar 161 unit, sedangkan di Kabupaten Supiori hanya terdapat 40 unit.

Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) tersebar di seluruh wilayah KAPET Biak dengan keberadaan terbanyak berada di Kabupaten Biak Numfor sebanyak 46 unit, sedangkan jumlah SLTP terendah berada di Kabupaten Waropen sebanyak 9 unit.

Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA) dan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) terdapat di seluruh wilayah Kapet Biak dengan jumlah terbesar sebanyak 18 unit SLTA berada di Kabupaten Nabire, dan 9 unit SMK, sedangkan jumlah terkecil terdapat di Kabupaten Waropen sebanyak 2 unit SLTA, dan SMK paling sedikit di Kabupaten Supiori sebanyak 1 unit. Detail jumlah taman kanak-kanak hingga sekolah lanjutan tingkat atas di wilayah Kapet Biak, terlihat pada Tabel 13.

Tabel 13. Sarana Pendidikan di Wilayah Kapet Biak

Wilayah Kapet Biak Jumlah Sarana Pendidikan

TK SD SLTP SMA SMK PT Nabire Waropen Kep. Yapen Supiori Biak Numfor 47 3 10 14 18 101 41 119 40 161 31 9 28 11 46 18 2 7 6 14 9 2 5 1 6 *

Sumber : BPS Provinsi Papua. (2013). * : Tidak tersedia data.

Sedangkan Jumlah fasilitas kesehatan terbanyak berupa rumah sakit di Kabupaten Biak Numfor sebanyak 3 unit, prasarana puskesmas terbanyak di Kabupaten Nabire sebesar 24 unit, prasarana puskesmas pembantu (pustu) terbanyak di Kabupaten Biak Numfor 51 unit, sedangkan pos pelayanaan terpadu (posyandu) terbanyak di Kabupaten Nabire sebesar 240 unit. Jumlah fasilitas kesehatan terendah, di Kabupaten Supiori dan Kabupaten Waropen tidak memiliki rumah sakit, prasarana puskesmas terendah berada di Kabupaten Supiori sebesar 5 unit, prasarana posyandu terendah di Kabupaten Supiori sebesar 34 unit, perinciannya tertera pada Tabel 14.

Tabel 14. Jumlah Prasarana Kesehatan di Wilayah Kapet Biak Tahun 2012. Wilayah Kapet Biak Rumah Sakit (unit) Puskesmas (unit) Pustu (unit) Posyandu (unit) Nabire Waropen Kepulauan Yapen Supiori Biak Numfor 1 - 1 1 3 24 10 10 5 17 41 25 46 23 51 240 70 127 32 230 Sumber : BPS Provinsi Papua. (2013).

Sarana peribadahan merupakan fasilitas yang dibutuhkan oleh masyarakat guna beribadah dan mendekatkan diri kepada Tuhan dan kepercayaannya. Keberadaan sarana peribadatan dipengaruhi oleh struktur penduduk menurut agama yang dianut. Mayoritas penduduk di wilayah Kapet Biak memeluk agama kristen protenstan sehingga sarana yang jumlahnya paling banyak adalah gereja protestan. Selain itu, keberadaan pemeluk agama lain, yaitu Katolik, Islam, Hindu dan Budha mempengaruhi keberadaan sarana peribadatan lainnya, yang berupa

gereja katolik, masjid/musholla, pura, dan wihara, jumlah rumah ibadat kelima agama di wilayah Kapet Biak tersaji pada Tabel 15.

Tabel 15. Banyaknya Rumah Ibadah di Wilayah Kapet Biak Wilayah

Kapet Biak

Mesjid Mushola Gereja Protestan Gereja Katolik Pura Wihara Nabire Waropen Kep.Yapen Supiori Biak Numfor 33 13 12 - 38 - - 4 1 2 420 275 475 80 370 30 2 3 - 4 5 - 1 - 2 1 - 1 - 1 Sumber : BPS Provinsi Papua. (2013).

Sarana Perekonomian

Perekonomian sebagai salah satu aspek penting dalam pembangunan memang perlu ditingkatkan, dengan pertimbangan, perekonomian merupakan

Dokumen terkait