• Tidak ada hasil yang ditemukan

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN Kondisi Geografis Desa Kalibuaya

Desa Kalibuaya merupakan salah satu desa yang berada di wilayah Kecamatan Telagasari, Kabupaten Karawang, Provinsi Jawa Barat. Desa Kalibuaya terdiri dari 3 dusun, 6 rukun warga (RW), dan 16 rukun tetangga (RT). Desa Kalibuaya memiliki luas wilayah kurang lebih 496 hektar yang terdiri dari lahan sawah 488 hektar dan luas lahan darat 48 hektar. Secara Geografis Desa Kalibuaya berada pada bagian utara Provinsi Jawa Barat dan berada pada 107°12’-107°40’ Bujur Timur (BT) dan 5°56’- 6°34’ Lintang Selatan (LS). Selain itu, ketinggian Desa Kalibuaya 4 - 5 meter di atas permukaan laut (dpl), ph tanah berkisar 5.7 - 6.2, kondisi topografi yang datar, dan memiliki frekuensi curah hujan sebesar 1 222 m m/tahun dengan frekuensi rata-rata curah hujan terbesar terjadi pada bulan Desember hingga April. Desa Kalibuaya terletak kurang lebih 2.5 kilometer dari Kecamatan Telagasari, 12 kilometer dari Kabupaten Karawang, dan 40 ki lometer dari pusat ibu kota Provinsi Jawa Barat. Secara administratif Desa Kalibuaya memiliki batas wilayah yaitu sebagai berikut (Desa Kalibuaya 2014):

a. Sebelah Utara : Desa Pasirkuning dan Desa Kalijaya b. Sebelah Selatan : Desa Telagasari dan Desa Talagamulya c. Sebelah Timur : Desa Cadaskertajaya

Desa Kalibuaya memiliki luas lahan darat kurang lebih seluas 48 he ktar dengan perincian luas seperti perumahan atau pekarangan 42 hektar, tegalan 3.4 hektar, kolam 1.6 hektar, dan kuburan 1 hektar. Keadaan lahan Desa Kalibuaya berdasarkan jenis tanah yaitu jenis aluvial kelabu dengan struktur yang gembur. Desa Kalibuaya memiliki kedalaman air tanah 8 – 12 meter, kedalaman solum tanah 1 meter, dan pH tanah 5.8 – 6.2 (Desa Kalibuaya 2014).

Kondisi Sosial Ekonomi Penduduk Desa Kalibuaya

Pada tahun 2014, j umlah penduduk Desa Kalibuaya 4 630 jiwa yang terdiri dari laki-laki berjumlah 2 290 j iwa dan perempuan berjumlah 2 340 j iwa, dengan jumlah kepala keluarga (KK) sebanyak 1 304 jiwa, di dalamnya termasuk dengan kepala keluarga tani (KKT) berjumlah 231 j iwa. Mata pencaharian penduduk Desa Kalibuaya cukup beragam mulai dari bidang pertanian dan bidang non pertanian. Mata pencaharian pada bidang pertanian terdiri dari petani pemilik, petani pemilik penggarap, petani penggarap, dan buruh tani. Sedangkan, mata pencaharian pada bidang non pertanian terdiri dari pegawai negeri sipil, pedagang, jasa angkutan, dan jasa tukang. Secara rinci, informasi mengenai mata pencaharian penduduk Desa Kalibuaya dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2 Sebaran penduduk Desa Kalibuaya berdasarkan mata pencaharian pada tahun 2014

No Jenis Pekerjaan Jumlah (Orang) Persentase (%) Bidang pertanian

1. Petani pemilik 154.00 4.40

2. Petani pemilik penggarap 245.00 7.00

3. Petani penggarap 89.00 2.54

4. Buruh tani 2 772.00 79.18

Bidang non pertanian

1. PNS 13.00 0.37

2. Pedagang 82.00 2.34

3. Jasa angkutan 57.00 1.63

4. Jasa tukang 89.00 2.54

Total 3 501.00 100.00

Sumber: Desa Kalibuaya (2014)

Berbasarkan pada Tabel 2 dapat dilihat bahwa sebagian besar penduduk di Desa Kalibuaya memiliki mata pencaharian pada bidang pertanian dengan total persentase sebesar 93.12 persen. Pekerjaan pada bidang pertanian terdiri dari 4.40 persen sebagai petani pemilik, 7.00 persen sebagai petani pemilik penggarap, 2.54 persen sebagai petani penggarap, dan 79.18 persen sebagai buruh tani. Sedangkan, mata pencaharian pada bidang non pertanian memiliki total persentase sebasar 6.88 persen. Pekerjaan pada bidang non p ertanian terdiri dari dari 0.37 persen sebagai pegawai negeri sipil, 2.34 pe rsen persen sebagai pedagang, 1.63 persen sebagai jasa angkutan, dan 2.54 pe rsen sebagai jasa tukang. Tingginya potensi sektor pertanian di Desa Kalibuaya menyebabkan cukup tingginya penduduk untuk memilih bekerja sebagai petani. Namun, beberapa masyarakat yang bekerja

sebagai petani memiliki usaha laiinya selain bertani, seperti menjadi pedagang, kuli bangunan, jasa angkutan, dan lainnya. Hal ini dilakukan sebagai upaya untuk bisa memenuhi pendapatan ekonomi rumah tangga yang tidak hanya bergantung pada hasil produksi pertanian. Apabila petani mengalami kegagalan produk atau panen, maka secara langsung akan berpengaruh terhadap pendapatan ekonomi rumah tangga.

Kondisi Sarana dan Prasarana Desa Kalibuaya

Kondisi sarana dan prasarana yang baik dapat menunjang kegiatan masyarakat untuk memajukan kondisi sosial ekonomi di Desa Kalibuaya. Apabila dilihat dari faktor pendukung berupa kondisi jalan, jalan utama di Desa Kalibuaya merupakan jalan kabupaten dengan kondisi jalan beraspal baik dan termasuk jalan golongan IV. Sedangkan, kondisi pada jalan desa beraspal dengan baik. Kondisi jalan tersebut dapat mendukung kelancaran sarana transportasi, pengangkutan sarana produksi dan hasil produksi pertanian di desa. Faktor pendukung lainnya yaitu tersedianya sarana komunikasi yang relatif mudah untuk bisa diakses dan jaringan listrik yang telah menyebar ke seluruh desa.

Selanjutnya untuk kondisi infrastruktur ekonomi, seperti pasar dan perbankan tidak terdapat di Desa Kalibuaya tetapi harus diakses di ibukota kecamatan. Sebagian besar petani di Desa Kalibuaya membutuhkan sarana produksi dan menjualkan bebeapa hasil produksi pertanian dari dan ke pasar Telagasari. Desa Kalibuaya juga memiliki sarana pendidikan berupa sekolah dasar negeri (SDN). Selain itu, terdapat pula prasarana keagamaan berupa mesjid dan mushola, sarana pemerintahan berupa kantor desa dan balai desa, serta sarana olahraga berupa lapangan.

Pemerintah daerah Karawang memberikan dukungan bagi masyarakat Desa Kalibuaya dengan memberikan pemeliharaan dan penyediaan sarana dan prasarana fisik publik. Beberapa sarana dan prasaranan fisik publik tersebut, seperti pemeliharaan jalan, pemeliharaan saluran irigasi, penambahan saluran telepon, penambahan sarana pelayanan kesehatan.

Kondisi Pertanian Desa Kalibuaya

Desa Kalibuaya memiliki potensi pertanian yang cukup besar apabila dilihat dari luas areal persawahan yang mencapai 90 persen luas desa atau seluas 4.48 km2. Sebagian besar areal persawahan dimanfaatkan sebagai lahan-lahan

pertanian untuk melakukan budidaya berbagai jenis komoditi, terutama tanaman pangan dan holtikultura. Status dan luas kepemilikan lahan berkaitan dengan kemampuan petani dalam melakukan kegiatan usahatani. Status kepemilikan lahan sawah yang digarap oleh petani umumnya terdiri dari lima kategori yaitu lahan milik sendiri, lahan bagi hasil (maro), lahan sewa, lahan gadai, dan lahan

kontrak. Sebagian besar petani di Desa Kalibuaya berperan sebagai buruh tani, petani penggarap, dan petani pemilik.

Salah satu komoditas pertanian yang memiliki potensi besar di Desa Kalibuaya adalah komoditas padi. Pada umumnya, petani di Desa Kalibuaya lebih

memilih untuk melakukan budidaya usahatani padi dibandingkan dengan komoditi lainnya karena didukung oleh kondisi luas lahan. Namun, selain komoditi padi terdapat beberapa komoditi lain yang dibudidayakan oleh petani yaitu beragam jenis sayuran yang terdiri dari mentimun seluas 1.5 he ktar, pare seluas 1 hektar, terong seluas 1.5 hektar, kacang panjang seluas 3 ha, serta emes seluas 1 hektar. Selanjutnya, terdapat juga beberapa penduduk Desa Kalibuaya yang melakukan usaha peternakan walaupun tidak begitu dominan seperti ternak bebek, ayam, dan sapi.

Kondisi infrastruktur pertanian yang baik dapat menunjang kegiatan pertanian yang dilakukan oleh petani di Desa Kalibuaya. Saluran irigrasi teknis untuk areal persawahan yang ada di Desa Kalibuaya digunakan oleh petani untuk bisa mengairi sawah sebanyak dua kali dalam satu tahun. Pengairan sawah dilakukan secara bergilir sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan oleh pihak pemerintah daerah. Pengairan lahan sawah di Desa Kalibuaya berasal dari sumber pengairan BTLS IV dan BTLS V. Petani pada umumnya tidak mengalami kesulitan dalam memperoleh air untuk mengairi sawahnya walaupun pada musim musim kemarau. Selain itu, terdapat peran dari P3A (Perkumpulan Petani Pemakai Air) dan Mitra Cai dalam pengelolaan kebutuhan air untuk mengontrol pengairan. Namun, diperlukan peran yang baik dari pihak pengurus P3A dan Mitra Cai dalam melakukan pengontrolan sarana pengairan. Permasalahan yang biasa terjadi di saluran irigasi yaitu banyaknya eceng gondok dan sampah yang mengakibatkan aliran irigasi tersendat.

Pada saat ini di Desa Kalibuaya terdapat Badan Perwakilan Desa (BPD) yang berperan sebagai pengganti Lembaga Ketahanan Masyarakat Desa (LKMD). Lembaga ekonomi lainya, seperti Koperasi Unit Desa (KUD) dan Koperasi Kelompok Tani (KKT) tidak bergerak dalam menjalankan perannya untuk membantu perekonomian di Desa Kalibuaya. Selain itu, terdapat beberapa program pertanian yang diberikan oleh pemerintah kepada petani di Desa Kalibuaya. Program pertanian diberikan oleh pemerintah karena Desa Kalibuaya merupakan salah satu desa yang memiliki potensi baik dalam hal pengembangan usahatani padi di Kabupaten Karawang. Salah satu program pertanian yang dilakukan adalah program Sekolah Lapang Pengelolaan Tanaman Terpadu (SLPTT) padi. Hal ini dilakukan sebagai upaya dan solusi alternatif untuk meningkatkan produktivitas padi dan pendapatan petani.

Karakteristik Petani Responden

Petani responden dalam penelitian ini merupakan petani yang melakukan kegiatan usahatani padi di Desa Kalibuaya, Kecamatan Telagasari, Kabupaten Karawang. Usahatani padi merupakan salah satu usaha pokok bagi sebagian besar petani, sehingga Desa Kalibuaya menjadi salah satu desa penghasil padi terbesar di Kabupaten Karawang. Petani responden dalam penelitian ini berjumlah 60 orang dengan memiliki karakteristik dari masing-masing petani yang berbeda- beda. Perbedaan karakteristik akan mempengaruhi keragaan usahatani dan tingkant efisiensi dalam hal penggunaan input produksi dari masing-masing petani.

tingkat pendidikan, pengalaman berusahatani padi, status kepemilikan lahan, luas lahan garapan, status kepemilikan lahan, dan jumlah tanggungan keluarga.

Usia

Karakteristik usia dari petani secara langsung akan berpengaruh terhadap usia produktif untuk melakukan kegiatan usahatani padi. Petani yang relatif usia lebih muda biasanya akan memiliki kemampuan fisik yang cukup kuat. Sedangkan, petani yang relatif tua diduga akan mengalami penurunan kinerja dan biasanya memiliki pengalaman usahatani yang cukup lama. Sehingga, usia produktif merupakan usia yang paling tepat karena secara fisik masih lebih baik dan lebih cepat dalah hal adopsi inovasi yang akan diterima walaupun minim dalam hal pengalaman.

Berdasarkan keseluruhan petani responden, jumlah persentase terbesar berada pada kelompok usia muda (usia <35 - 54 tahun) sebesar 67.19 persen dan persentase terkecil pada kelompok usia tua (55 - 74 tahun) sebesar 32.81 persen. Usia termuda dan tertua dari petani responden yaitu masing-masing sebesar 30 tahun dan 72 tahun, dengan rata-rata usia petani sebesar 48 tahun. Rata-rata usia petani responden berada di atas 45 t ahun menunjukkan bahwa penduduk desa sebagai generasi muda tidak banyak bekerja sebagai petani. Karakteristik petani responden berdasarkan kelompok usia di Desa Kalibuaya dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3 Sebaran petani responden berdasarkan kelompok usia pada usahatani padi di Desa Kalibuaya tahun 2014

Pada umumnya pekerjaan yang lebih diinginkan oleh generasi muda di desa adalah pekerjaan bidang non pe rtanian, seperti sebagai buruh pabrik, pedagang, jasa angkutan, dan pekerjaan lainnya. Sedangkan, bagi beberapa petani yang berada pada kelompok usia produktif adalah petani yang bekerja untuk meneruskan usaha keluarga dan memiliki lahan sendiri untuk digarap. Hal ini terjadi, karena keluarga dari petani tersebut selalu memberikan pengajaran kepada anggota keluarga lainnya terkait teknik budidaya usahatani padi.

Tingkat Pendidikan

Karakteristik tingkat pendidikan merupakan jumlah tahun mengikuti pendidikan formal yang ditempuh oleh petani responden. Tingkat pendidikan petani responden diukur dalam satuan tahun. Tingkat pendidikan diasumsikan akan mempengaruhi perilaku dan tingkat adopsi petani dalam mengaplikasikan teknologi yang telah diberikan oleh penyuluh. Petani dengan tingkat pendidikan yang lebih tinggi dianggap akan mampu mengaplikasikan ilmunya lebih banyak

Kelompok Usia (Tahun) Jumlah (Orang) Persentase (%)

Usia < 35 8 12.50 Usia 35 - 44 17 26.56 Usia 45 - 54 18 28.13 Usia 55 - 64 14 21.88 Usia 65 -74 7 10.94 Total 64 100.00

dibandingkan dengan petani yang hanya mengenyam pendidikan sekolah dasar atau tidak sekolah.

Berdasarkan keseluruhan petani responden, jumlah persentase terbesar pendidikan yang ditempuh berada pada kelompok 5 - 8 tahun sebesar 45.00 persen dan persentase terkecil pada kelompok 12 - 16 tahun sebesar 3.33 persen. Tingkat pendidikan terendah dan tertinggi dari petani responden yaitu masing-masing sebesar 1 tahun (tidak tamat sekolah dasar) dan 16 tahun (tamat perguruan tinggi), dengan rata-rata pendidikan yang ditempuh sebesar tujuh tahun. Rendahnya rata- rata pendidikan yang ditempuh petani responden menunjukkan bahwa kurangnya kesadaran untuk menempuh pendidikan yang tinggi dan faktor keterbatasan finansial keluarga. Karakteristik petani responden berdasarkan tingkat pendidikan di Desa Kalibuaya dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4 Sebaran petani responden berdasarkan pendidikan terakhir pada usahatani padi di Desa Kalibuaya tahun 2014

Pada umumnya tingkat pendidikan tersebar pada beberapa tingkatan sekolah yaitu sekolah rakyat (SR) atau sekolah dasar (SD), sekolah menengah pertama (SMP), dan sekolah menengah atas (SMA). Beberapa alasan yang menyebabkan tingkat pendidikan petani rendah adalah kurangnya kesadaran untuk menempuh pendidikan, keterbatasan biaya finansial untuk biaya sekolah, dan keinginan untuk langsung mencari pekerjaan. Selain itu, umumnya petani beranggapan bahwa keterampilan dasar bertani yang didapatkan secara turun menurun dari keluarga dapat membekali petani tanpa harus memiliki pendidikan yang tinggi. Namun, terdapat beberapa petani di Desa Kalibuaya yang telah menempuh pendidikan lebih tinggi yaitu pada tingkat perguruan tinggi dengan persentase sebesar 3.33 persen. Petani dengan tingkat pendidik tinggi tersebut beranggapan bahwa untuk berkerja menjadi petani merupakan turunan pekerjaan dari keluarganya yang memiliki lahan sendiri untuk digarap.

Pengalaman Berusahatani Padi

Pengalaman berusahatani padi dari petani responden merupakan waktu yang telah digunakan dalam melaksanakan kegiatan usahatani padi hingga saat ini. Pengalaman berusahatani padi dari petani responden diukur dalam satuan tahun. Pengalaman berusahatani padi diasumsikan akan mempengaruhi keterampilan dan pengetahuan petani. Pada beberapa kasus, petani dengan tingkat pendidikan yang rendah tetapi memiliki pengalaman berusahatani padi yang cukup lama, mampu bersaing dengan petani yang memiliki tingkat pendidikan tinggi namun hanya memiliki pengalaman berusahatani yang sedikit. Karakteristik petani responden berdasarkan pengalaman berusahatani padi di Desa Kalibuaya dapat dilihat pada Tabel 5.

Pendidikan Terakhir (Tahun) Jumlah (Orang) Persentase (%)

1 – 4 11 18.33

5 – 8 27 45.00

9 – 12 24 40.00

12 – 16 2 3.33

Tabel 5 S ebaran petani responden berdasarkan pengalaman berusahatani pada usahatani padi di Desa Kalibuaya tahun 2014

Berdasarkan keseluruhan petani responden, jumlah persentase terbesar pengalaman berusahatani padi berada pada kelompok 1 - 10 tahun sebesar 45.00 persen dan persentase terkecil pada kelompok 21 - 30 tahun serta pengalaman lebih dari 30 t ahun masing-masing sebesar 16.67 persen. Pengalaman terendah dan tertinggi dari petani responden masing-masing yaitu sebesar 2 tahun dan 54 tahun ,dengan rata-rata pengalaman sebesar 17 tahun. Pada umumnya petani muda di Desa Kalibuaya dengan pengalaman yang rendah memutuskan untuk menjalani beberapa program pertanian yang diberikan oleh penyuluh, seperti program SLPTT. Alasan petani untuk tergabung dalam program SLPTT agar mendapatkan pengetahuan, informasi, dan meningkatkan kemampuan dalam adopsi inovasi teknologi yang diberikan oleh penyuluh. Namun, petani yang sudah memiliki pengalaman berusahatani cukup lama, cenderung memiliki prinsip sendiri dalam melakukan kegiatan usahatani karena beranggapan bahwa dirinya mampu belajar dari pengalamana bertani sebelumnya. Tanaman padi sudah sejak lama dikenal oleh petani di Desa Kalibuaya dan dianggap lebih menguntungkan dibandingkan dengan usahatani lainnya, sehingga terdapat beberapa petani (16.67 persen) yang sudah lebih dari 30 tahun berusahatani padi. Selain itu, petani responden di Desa Kalibuaya menjadikan usahatani padi sebagai mata pencaharian utama selain dari usaha sampingan yang bisa dikerjakan, seperti berdagang, kuli bangunan, dan jasa angkutan.

Luas Lahan Garapan

Luas lahan garapan dari petani responden merupakan keseluruhan luas lahan yang dijadikan tempat untuk melakukan kegiatan usahatani padi, baik lahan milik sendiri, laha sewa, atau lahan bagi hasil. Berdasarkan keseluruhan petani responden, jumlah persentase terbesar luas lahan garapan berada pada kelompok lebih dari 1 he ktar sebesar 31.67 persen dan persentase terkecil sebesar 16.67 persen berada pada luas lahan kelompok 0.51 - 0.76 hektar. Total kepemilikan luas lahan padi dari petani responden bervariasi antara satu petani dengan petani lainnya. Petani responden banyak tersebar pada luas lahan garapan 0.26 - 0.50 hektar dan lebih dari 1 hektar dengan rata-rata luas lahan sebesar 1 hektar. Luas lahan terkecil dan terluas dari petani responden masing-masing yaitu seluas 0.30 hektar dan 5.00 he ktar. Desa Kalibuaya adalah salah satu desa di Kecamatan Telagasari yang memiliki luas lahan sawah terluas yaitu 448 hektar. Oleh sebab itu, tidak heran apabila terdapat beberapa petani yang memiliki luas lahan garapan lebih dari 1 hektar. Karakteristik petani responden berdasarkan luas lahan garapan di Desa Kalibuaya dapat dilihat pada Tabel 6.

Pengalaman Berusahatani Padi

(Tahun) Jumlah (Orang) Persentase (%)

1 – 10 27 45.00

11 – 20 17 28.33

21 – 30 10 16.67

> 30 10 16.67

Tabel 6 Sebaran petani responden berdasarkan luas lahan garapan pada usahatani padi di Desa Kalibuaya tahun 2014

Status Kepemilikan Lahan

Status kepemilikan lahan sawah yang digarap oleh petani responden terdiri dari beberapa kategori status, yaitu lahan milik sendiri, lahan bagi hasil, lahan sewa, lahan gadai, dan lahan kontrak. Lahan milik sendiri adalah petani yang memiliki lahan untuk usaha dan digarap sendiri. Lahan bagi hasil adalah petani yang menggarap tanah milik orang lain dengan sistem bagi hasil. Produksi yang diberikan petani kepada pemilik tanah umumnya setengah dari hasil yang diperoleh. Biaya produksi usahatani dalam sistem bagi hasil dibagi diantara keduanya atau ditanggung oleh petani, sedangkan pajak tanah dibayar oleh pemilik tanah. Lahan sewa adalah petani yang menggarap tanah milik orang lain dengan status sewa, dimana besar biaya sewa disesuaikan dengan kondisi lahan dan kesepakatan diantara kedua belah pihak. Lahan gadai adalah petani yang menggarap lahan milik orang lain karena pemilik lahan tersebut membutuhkan uang dalam waktu mendesak. Sedangkan, lahan kontrak memiliki kesamaan dengan lahan sewa, tetapi sistem kontrak memiliki kesepakatan waktu lebih lama dibandingkan dengan sewa.

Berdasarkan keseluruhan petani responden, jumlah persentase terbesar status kepemilikan lahan padi berada pada kategori status lahan bagi hasil sebesar 46.67 persen dan persentase terkecil status sewa, gadai, serta konrak masing- masing sebesar 3.33 pe rsen. Petani responden banyak tersebar pada status kepemilikan lahan milik sendiri dan bagi hasil. Karakteristik petani responden berdasarkan status kepemilikah lahan padi di Desa Kalibuaya dapat dilihat pada Tabel 7.

Tabel 7 Sebaran petani responden berdasarkan status kepemilikan lahan garapan pada usahatani padi di Desa Kalibuaya tahun 2014

Luas Lahan (Hektar) Jumlah (Orang) Persentase (%)

0.26 – 0.50 18 30.00

0.51 – 0.75 10 16.67

0.76 – 1.00 17 28.33

> 1.00 19 31.67

Total 64 100.00

Status Kepemilikan Lahan Garapan Jumlah

(Orang) Persentase (%) Milik Sendiri 26 43.33 Bagi Hasil 32 46.67 Sewa 2 3.33 Gadai 2 3.33 Kontrak 2 3.33 Total 60 100.00

Jumlah Tanggungan Keluarga

Jumlah tanggungan keluarga merupakan salah satu yang perlu diperhatikan dalam menentukan pendapatan petani responden dalam memenuhi kebutuhannya. Jumlah tanggungan keluarga yang banyak akan mendorong petani untuk melakukan aktivitas terutama dalam mencari dan menambah pendapatan keluarga. Semakin banyak anggota keluarga, maka akan semakin besar beban hidup yang harus dipenuhi oleh petani. Sehingga, jumlah anggota keluarga akan mempengaruhi keputusan petani dalam berusahatani.

Berdasarkan keseluruhan petani responden, jumlah persentase terbesar jumlah tanggungan keluarga berada pada kelompok 2 - 3 orang sebesar 80.00 persen dan persentase terkecil pada kelompok 4 - 5 orang sebesar 8.33 persen. Rata-rata jumlah tanggungan keluarga dari petani responden di Desa Kalibuaya adalah dua orang. Jumlah tanggungan keluarga yang paling sedikit dan paling banyak masing-masing yaitu 1 orang dan 4 orang. Jumlah tanggungan keluarga akan berdampak pada tingginya pengeluaran untuk konsumsi di dalam rumah tangga. Tingginya konsumsi rumah tangga diduga akan membatasi petani dalam melakukan pembeliaan input produksi yang sesuai dengan penggunaan anjuran

dari penyuluh, tertutama apabila harga input produksi cukup mahal. Karakteristik

petani responden berdasarkan status kepemilikah lahan padi di Desa Kalibuaya dapat dilihat pada Tabel 8.

Tabel 8 Sebaran petani responden berdasarkan jumlah tanggungan keluarga pada usahatani padi di Desa Kalibuaya tahun 2014

HASIL DAN PEMBAHASAN

Dokumen terkait