A. Letak Geografis Dan Keadaan Alam
Kabupaten Toraja Utara yang beribukota di Rantepao terletak antara 2°-3° Lintang Selatan dan 119°-120° BujurTimur, dengan batas-batas wilayah :
a. Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten luwu dan Kabupaten Mamuju
b. Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Luwu
c. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Tana Toraja dan Kabupaten Pinrang
d. Sebelah Barat berbatasan dengan Propinsi Sulawesi Barat
Kabupaten Toraja Utara dilewati oleh salah satu sungai terpanjang di Propinsi Sulawesi Selatan, yaitu sungai Saddang. Jarak ibukota Kabupaten Toraja Utara dengan ibukota Propinsi Sulawesi Selatan mencapai ± 329 km yang melalui kabupaten Tana Toraja Kabupaten Enrekang, Kabupaten Sidrap, Kota Parepare, Kabupaten Barru, Kabupaten Pangkep dan Kabupaten Maros. Luas wilayah Kabupaten Toraja Utara tercatat 1.151,47 km persegi yang meliputi 21 Kecamatan. Kecamatan Baruppu dan Kecamatan Buntu Pepasan merupakan 2
30
Kecamatan terluas dengan luas masing-masing 162,17 km persegi dan 131,72 km persegi atau luas kedua kecamatan tersebut merupakan 25,52 persen dari seluruh wilayah Toraja Utara.
Sungai Sa’dan merupakan sungai yang utama di wilayah ini. Alirannya terpecah kedua lembah: Rantepao di Utara dan Makale di Selatan. Anak-anak sungainya mengaliri lembah-lembahnya yang lebih kecil. Dalam keadaan biasa kedalamannya hanya setengah meter. Sungai ini dipenuhi serakan batu-batu besar. Oleh sebab itu, sekalipun lebarnya berkisar 40.100 meter, hanya ada beberapa tempat saja disungai ini yang dapat dilayari dengan rakit namun pada saat sekarang ini sudah jarang ditemukan masyarakat yang menggunakan rakit karena sudah ada jembatan.
Wilayah Toraja Utara didominasi oleh jajaran pegunungan yang ketiggiaannya berkisar ± 600-2.176 meter, puncak tertinggi adalah gunung Sesean (2.176 m). Selain pegunungan, di wilayah ini terdapat juga bagian–bagian datar beberapa dataran tinggi dan dataran rendah, daerah berawa, delta dan jurang. Dataran ini merupakan lembah yang membentang di kaki pegunungan yang mengitarinya.
Di daerah dataran tinggi, pencapaian aliran sungai ini kira-kira 800 m karena kondisi wilayah ini yang terletak di pegunungan dan tanpa pengaruh angin laut, suhu dapat menunjukkan perbedaan yang mencolok siang panas dan malam dingin.
Musim hujan umumnya berlangsung pada bulan November-Juni. Kadang juga hujan turun sekitar bulan Maret - April. Musim kering biasa terjadi di bulan
31
Mei – Oktober. Tetapi sebagaimana musim kering pun dapat datang lebih awal atau lebih lambat.
Kabupaten Toraja Utara terdiri dari 21 kecamatan. Luas daerah, prosentase luas terhadap luas kabupaten dan letak daerah menurut ketinggiannya dari permukaan laut perkecamatan dapat dilihat pada tabel berikut :
TABEL I
Luas Daerah dan Persentase Luas Terhadap Luas Kabupaten Dirinci Per Kecamatan Di Kabupaten Toraja Utara Tahun 2008
Kecamatan District Luas Daerah Regional Area Luas Area (km2) Prosentase Percetage (1) (2) (3) 1. Sopai 47,64 4.14 2. Kesu’ 26,00 2.26 3. Sanggalangi 39,00 3.39 4. Butao 49,50 4.30 5. Rantebua 84,84 7.37 6. Nanggala 68,00 5.91 7. Tondon 36,00 3.13 8. Tallunglipu 9,42 0.82 9. Rantepao 10,29 0.89 10. Tikala 23,44 2.04 11. Sesean 40,05 3.48 12. Balusu 46,51 4.04 13. Sa’dan 80,49 6.99 14. Bangkele kila 21,00 1.82 15. Sesean Suloara 21,68 1.88 16. Kapala Pitu 47,27 4.11
17. Dende Piongan Napo 77,49 6.73
18. Awan Rante Karua 54,71 4.75
19. Rinding Allo 74,25 6.45
20. Buntu Pepasan 131,72 11.44
21. Baruppu 162,17 14.08
Jumlah/total 1.151,47 100.00
Sumber : Survei Sosial Ekonomi Nasional Tahun 2008
Melihat wilayah Kabupaten Toraja Utara terdiri atas dataran tinggi yang meliputi daerah/kecamatan Barruppu’, Buntu Pepasan, Rinding Allo,Awan Rante
32
Karua, Kapala Pitu Dende’ Piongan, sa’dan,Sopai, Buntao’ dan dataran rendah, meliputi daerah Tikala, Rantepao, Tallunglipu, Tondon, Kesu’, Sanggalangi’.
Kabupaten Toraja Utara merupakan salah satu daerah pertanian dan perkebunan. Tanaman yang dibudidayakan masyarakat Toraja Utara seperti kopi, coklat, padi serta komoditas tanaman pangan andalan lainnya yang dihasilkan seperti jagung, ubi kayu, ubi jalar, kacang-kacangan, dan sayuran-sayuran. Daerah pertanian dan perkebunan meliputi Kesu’, Sopai, Sanggalangi’, Nanggala, Tondon, Balusu, Sa’dan. Daerah-daerah tersebut strategis dan cocok untuk dijadikan lahan pertanian dan perkebunan, sedangkan daerah pemukiman dilihat dari jumlah paling banyak penduduknya adalah Rantepao karena merupakan pusat kota Toraja Utara.
Sebagai sumber daya pengembangan, sub sektor perkebunan memiliki peran yang sangat besar dalam berbagai aspek: ekonomi, ekologi, dan sosial. Pada aspek ekonomi, sektor perkebunan dapat meningkatkan pendapatan masyarakat dan daerah, yang berimplikasi pada aspek sosial. Adapun pada aspek ekologi, sektor ini berperan besar dalam menjamin keseimbangan lingkungan hidup yang juga berdapak pada aspek-aspek sosial pembangunan.
Dengan kondisi wilayah yang cukup luas yang terletak di areal strategis merupakan potensi ekonomi terutama disektor perkebunan. Untuk menunjang ini, diperlukan jangkauan pemasaran yang luas dan tepat. Sampai saat ini, hasil bumi yang dihasilkan berupa kopi, kakao, cengkeh, dll.
Dalam bidang kehutanan, Toraja termasuk sukses melalui program partisipasi dan peran aktif masyarakat dalam memelihara hutan. Data dari dinas
33
kehutanan (2008) menunjukkan daerah yang merupakan lokasi pemeliharaan (reboisasi), meliputi, Nanggala dengan luas area 50 ha, Bangkele Kila dengan luas area 100 ha, Dende Piongan Napo dengan luas area 50 ha, dan Sa’dan dengan luas area 120 ha.
B. Aspek Demografi
1. Kependudukan dan Etnisitas
Penduduk Kabupaten Toraja Utara berdasarkan data statistik tahun 2008 berjumlah 226.125 jiwa tersebar di 21 Kecamatan, dengan jumlah penduduk terbesar yakni 25.510 jiwa mendiami Kecamatan Rantepao sedangkan kecamatan yang tingkat kepadatannya paling rendah adalah Kecamatan Bangkele Kila dan Awan Rante Karua, yaitu 5.803 dan 4.870 jiwa. Secara keseluruhan, jumlah penduduk yang berjenis kelamin laki-laki lebih banyak dari penduduk yang berjenis kelamin perempuan, yang masing-masing 118.257 jiwa penduduk laki-laki dan 108.221 jiwa penduduk perempuan. Laju pertumbuhan penduduk di Kabupaten Toraja Utara pada tahun 2008 dibandingkan dengan tahun 2007 mencapai 1,02% persen. Data mengenai jumlah penduduk menurut jenis kelamin dan seks rasio dirinci perkecamatan di kabupaten Toraja Utara tahun 2008 dapat terlihat pada Tabel II berikut:
TABEL II
Penduduk Menurut Jenis Kelamin Dan Seks Rasio Dirinci Per Kecamatan
Di Kabupaten Toraja Utara Tahun 2008
No Kecamatan Laki-Laki Perempuan Jumlah Seks Rasio (%)
(1) (2) (3) (4) (5)
34 2 Kesu’ 7.818 7.298 15.116 107 3 Sanggalangi 5.934 5.597 11.531 106 4 Buntao 4.898 4.478 9.277 111 5 Rantebua 4.909 4.478 9.387 109 6 Nanggala 5.315 4.644 9.959 114 7 Tondon 5.762 3.865 9.627 149 8 Tallunglipu 8.037 7.543 15.580 106 9 Rantepao 12.833 12.677 25.510 101 10 Tikala 5.675 5.224 10.899 108 11 Sesean 5.930 5.619 11.549 103 12 Balusu 3.769 3.909 7.678 96 13 Sa’dan 7.746 6.806 14.552 113 14 Bangkele Kila 2.983 2.806 5.803 105 15 Sesean Suloara 3.241 2.861 6.102 113 16 Kapala Pitu 3.510 3.368 6.878 104 17 Dende Piongan 5.329 4.495 6.878 118
18 Awan Rante Karua 2.585 2.285 4.870 113
19 Rindingallo 4.600 4.030 8.630 114
20 Buntu Pepasan 7.239 6.495 13.734 111
21 Baruppu’ 3.387 3.211 6.598 105
Jumlah 118.257 108.221 226.478 109
Sumber : Survei Sosial Ekonomi Nasional Tahun 2008
Penyebaran penduduk di setiap kecamatan tidak merata, hal ini dipengaruhi oleh karena keadaan topografi yang berbeda-beda dan juga karena jenis pekerjaan atau mata pencaharian dari penduduk Toraja Utara.
Adapun data presentase penduduk berumur 15 tahun ke atas menurut jenis kegiatan utama dan jenis kelamin di Kabupaten Toraja Utara tahun 2008 dapat dilihat pada tabel berikut ini: