• Tidak ada hasil yang ditemukan

perkembangan pendidikan di pesantren nurul iman

Dalam dokumen Sejarah Peradaban Islam (Halaman 57-77)

BAB IV : TEMUAN DAN PEMBAHASAN

B. perkembangan pendidikan di pesantren nurul iman

Pendidikan merupakan bagian dari sarana sosialisasi masyarakat Seberang Kota Jambi48. Sejak awal masuknya Islam ke Jambi, pendidikan berbasis Islam telah dilakukan dengan cara yang tradisional yaitu mendatangi rumah-rumah guru atau kyai, selain itu ada juga yang melaukan pendidikan Islam di tempat-tempat ibadah seperti langgar. Pada tahun 1915, ketika lembaga pendidikan Islam pertama berdiri di Seberang Kota Jambi, barulah anak-anak Seberang Kota Jambi melakukan pendidikan di sebuah gedung yang terfokus untuk pendidikan49. Lembaga pendidikan pertama yang berdiri di daerah Seberang Kota Jambi dikenal dengan nama madrasah yang sistem belajarnya mirip dengan sistem pendidikan pesantren di Pulau Jawa.

Pada era kemerdekaan, masih banyak ditemukan anak-anak Seberang Kota Jambi yang melakukan pendidikan agama Islam di rumah-rumah guru atau kyai dan tempat ibadah. Masyarakat Seberang Kota Jambi mengirim anaknya ke tempa-ttempat ibadah untuk diajari mengaji sebagai pengetahuan dasar. Tempat ibadah di daerah Seberang Kota Jambi biasanya juga disebut

48Guru Abdurrahman, Wawancara, Jambi, 11 maret 2018..

49 lihat juga Disertasi Bafadhal, Sejarah Sosial Pendidikan Islam di Jambi: Studi Terhadap Madrasah Nurul Iman, hlm. 75

sebagai langgar, di langgar inilah anak-anak dididik dan diajarkan oleh seorang guru untuk mendalami agama Islam.

Mereka diajarkan doa-doa shalat, praktek shalat, pengetahuan agama dasar dan diberikan didikan dalam akhlak. Sedangkan bagi anak perempuan, pendidikan dilakukan di rumah-rumah guru perempuan atau dirumah masing-masing. Pendidikan ini umumnya disebut dengan istilah "ngaji". Pengajaran di langgar terbagi kepada bermacam jenis dan bentuk. Yang paling awal dan umum adalah pengajian al-Qur‟an untuk anak-anak50. Pelajaran ini merupakan pelajaran dasar yang berisi pengenalan huruf dan tata bahasa arab sederhana (disebut alip-alipan), tata cara wudhu' dan shalat (disebut qira'at shalat), dan menghafal beberapa ayat al-Qur‟an. Dalam menghafal beberapa ayat al-Qur‟an ini biasanya dimulai dengan surah-surah pendek yang ada di Juz 'Amma.

Cara seperti ini, seperti yang dapat disaksikan di langgar pada setiap maghrib, guru dan murid duduk bersila di lantai. Mereka mengitari "lehar"

tempat meletakkan buku yang akan dibaca. Sementara. yang lain menunggu, satu persatu murid menghampiri gurunya dengan membawa “lehar” masing-masing. Guru membaca beberapa baris ayat, al-Quran dan murid menirukan.

Cara ini dilakukan berulang-ulang hingga murid yang bersangkutan hafal dan mampu mengucapkannya tanpa salah. Bila satu ayat sudah dikuasai, akan dilanjutkan ke ayat lain yang lebih panjang. Karena sifat pengajaran sangat individual, sering terjadi perbedaan waktu penyelesaian pelajaran yang besar.

50 Lihat Muhammad Fadhil, Pembaharuan Pendidikan Islam KH. Abdul Qadir di Madrasah As'ad Seberang Kota Jambi (1951-1970), Disertasi, hlm. 4

Seorang anak dianggap selesai pelajaran dasar ini bila telah berhasil menamatkan membaca seluruh ayat al-Quran. Pencapaian ini ditandai dengan upacara yang disebut "bakhatam". Pada acara ini sebuah pesta kecil dengan makanan sederhana di langgar(surau) atau di rumah guru ngaji, tempat pengajian biasa diselenggarakan. Pada kesempatan itu, para murid yang sudah khatam Quran mempertunjukkan kepada hadirin keterampilan mereka dalam membaca ayat-ayat al-Quran yang mereka hafalkan.

Pelajaran agama di langgar (pengajian al-Quran) tersebut baru merupakan pengantar atau pelajaran dasar. Mereka yang berminat memperdalam pengetahuan agamanya harus melanjutkannya dengan pengajian kitab dari seorang guru atau kiyai yang dianggap ahli mengenai kitab-kitab tertentu atau belajar ke madrasah yang merupakan lembaga pendidikan Islam pertama di Kota Jambi. Pengajaran lain yang dilakukan adalah pengajian untuk orang dewasa yang dilakukan di langgar. Biasanya pada waktu tertentu diselenggarakan pengajian dengan seorang guru. Pada saat ini, dari langgar-langgar yang ada di Seberang Kota Jambi hanya beberapa buah langgar yang menyelenggarakan pengajian tersebut. Pengajian meliputi pengajian tentang ibadah praktis (fiqh), ilmu tauhid, dan hadis.

Madrasah, seperti yang dijelaskan di awal, merupakan lembaga pendidikan Islam pertama di Jambi. Eksistensi madrasah di Seberang Kota Jambi memperlihatkan perkembangan hingga era kemerdekaan, meskipun pada masa itu sempat terjadi kemunduran dibidang perekonomian yang mengakibatkan banyaknya murid yang putus sekolah dan berkurangnya

jumlah murid yang mendaftar, namun seiring perkembangan zaman lembaga ini malah menjadi alternatif yang ekonomis dan terjangkau dalam menuntut ilmu pengetahuan.

Lembaga pendidikan Islam tradisional di daerah Seberang Kota Jambi sejak tahun 1915 hingga tahun 1967 di kelola oleh Perukunan Tsamaratul Insan, namun setelah organisasi ini mulai meredup maka lembaga pendidikan Islam tradisional di daerah Seberang Kota Jambi berinisiatif untuk mengurus sendiri keberlangsungannya. Ada empat lembaga pendidikan Islam yang didirikan oleh Perukunan Tsamaratul Insan, seperti yang dijelaskan pada bab awal yaitu Madrasah Nurul Iman, Madrasah Sa‟adatud Darein, Madrasah Nurul Islam dan Madrasah Al-Jauharein.

Madrasah Nurul Iman merupakan lembaga pendidikan pertama yang didirikan oleh Perukunan Tsamaratul Insan, dan lembaga pendidikan ini menjadi perhatian banyak sejarawan Jambi yang ingin melihat latar historis pendidikan di Kota Jambi51.

Pada awal berdirinya, lembaga pendidikan di daerah Seberang Kota Jambi hanya berorientasi pada pendidikan agama Islam yang di ajarkan di beberapa Madrasah. Namun setelah kemerdekaan, banyak pembangunan sekolah umum yang dilakukan oleh Pemerintah Kota Jambi. Semakin banyaknya lembaga pendidikan umum, maka eksistensi lembaga pendidikan Islam tradisional semakin terancam. Oleh sebab itu, ada beberapa tokoh pembaharu yang ingin merubah sistem pendidikan Islam tradisional di

Guru Abdurrahman, Wawancara, Jambi, 11 maret 2018

Seberang Kota Jambi, hal ini dilakukan agar lembaga pendidikan Islam mampu mengikuti perkembangan zaman.

Pada umunya perubahan yang terjadi dalam pesantren sangat ditentukan oleh seberapa kuat keterkaitan dan ketaatan para kiai terhadap suatu sistem nilai bersama-sama dengan masyarakat pendukunya, sehingga merasa engan bertindak jika bertentangan dengan tata nilai dimana mereka berada. Kenyataan seperti itu dapat ditangkap, setidak-tidaknya melalui pengumulan pesantren-pesantren yang memiliki ciri-ciri khusus serta pola pegembangan, laju pertumbuhan, dan dinamika yang berbeda satu sama lain maka timbul lah tokoh pembaruan pendidikan dalam islam

Salah satu tokoh pembaharu pendidikan Islam di Seberang Kota Jambi adalah Guru K. H. Abdul Qodir bin H. Ibrahim atau yang lebih dikenal dengan Guru Abdul Qodir. Guru Abdul Qodir pernah menjabat sebagai Mudir di Madrasah Nurul Iman sejak tahun 1944, dia memperkenalkan pendidikan umum kepada Madrasah Nurul Iman dan melahirkan sistem serta metode pendidikan Islam yang mengacu pada keseimbangan antara kebutuhan dunia dan akhirat.52

Ide pembaharuan yang diajukan oleh Guru Abdul Qodir bertujuan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dalam menjawab perkembangan

52 Masyarakat Seberang Kota Jambi memiliki tradisi, kaum wanita hanya berkewajiban untuk melaksanakan tugas-tugas dirumah. Bahkan ada fatwa ulama Seberang Kota Kota Jambi yang mengatakan bahwa wanita "haram" untuk keluar rumah kecuali dengan mahramnya walaupun untuk belajar di madrasah. Wanita hanya diberikan kesempatan "belajar mengaji"

kerumah guru dan membaca kitab arab melayu, sehingga mereka menjadi buta huruf latin, dan kondisi ini berlangsung selama beratus tahun sampai KH. Abd. Qadir mendirikan Madrasah As‟ad Diniyah Putri. Lihat Muhammad Fadhil, Pembaharuan Pendidikan Islam KH. Abdul Qadir di Madrasah As'ad Seberang Kota Jambi (1951-1970), Disertasi, hlm. 4

ilmu pengetahuan dan tekhnologi yang semakin maju dan berkembang.

Sebelumnya tidak terpikirkan ide untuk mengembangkan pendidikan wanita di daerah Seberang Kota Jambi.

Guru Abdul Qodir sebagai orang pertama yang menerapkan ide tersebut dalam pendidikan Islam, walaupun realitasnya terjadi ketika Guru Abdul Qodir telah keluar dari Madrasah Nurul Iman. Ide pembaharuan Guru Abdul Qodir tampaknya tidak mendapat tempat di Madrasah Nurul Iman.

Ketika diakhir kepemimpinan Guru Abdul Qodir, terjadi perselisihan antara Guru Abdul Qodir dengan pengurus Tsamaratul Insan dan beberapa Guru diMadrasah Nurul Iman.53 Perselisihan ini mengakibatkan keluarnya Guru Abdul Qodir dari Madrasah Nurul Iman. Faktor yang mempengaruhi Guru Abdul Qadir melakukan pembaharuan dikarenakan keempat madrasah di seberang Kota Jambi tidak mengajarkan ilmu pengetahuan umum, dan tidak pula memperkenankan wanita belajar disana54. Mereka, sebagaimana pendapat umum ulama salaf pada waktu itu, berpandangan bahwa pendidikan umum adalah produk Barat dan dinilai "kafir", oleh karenanya tidak perlu dipelajari, sedangkan wanita hanya mengurus rumah tangga dan tidak wajib untuk menuntut ilmu.

53Guru Helmi, Wawancara, Jambi, 12 maret 2018

54Perselisihan pendapat antara Guru Abdul Qodir dengan pengurus Tsamaratul Insan dan beberapa guru Madrasah Nurul Iman, diyakini akibat dari kebijakan Guru Abdul Qodir yang tidak mau menerima kunjungan utusan penjajah pada masa kepemimpinannya. Sikap penolakan Guru Abdul Qodir dikhawatirkan berakibat negatif pada perkembangan Madrasah. Selain itu, ada indikasi bahwa ide pembaharuan Guru Abdul Qodir juga mempengaruhi terjadinya perselisihan di dalam Madrasah Nurul Iman. Sebab, pendidikan umum dalam kepercayaan masyarakat Seberang Kota Jambi merupakan produk Barat dan dinilai "kafir", oleh karenanya tidak perlu dipelajari. Pada perkembangannya, Guru Abdul Qodir membentuk lembaga pendidikan Islam moderen yang diberi nama Madrasah As‟ad di Seberang Kota Jambi untuk merealisasikan ide pembaharuannya.

Faktor lain yang mempengaruhi Guru Abdul Qadir melakukan pembaharuan adalah ia sering melakukan korespondensi (surat menyurat) untuk mengetahui kondisi dari berbagai segi di Timur-Tengah dengan adik kandungnya KH. Fakhruddin di Mekkah yang menjabat ketua mahasiswa Jambi di Timur Tengah, pada tahun 1944-1948 sewaktu ia menjadi mudir Madrasah Nurul Iman dan telah beredarnya majalah al-Musawwar di Jambi.

Disamping itu semangat pembaharuan Guru Abdul Qadir dilatar belakangi pula rasa nasionalisme yang tinggi dan semangat anti terhadap penjajah, dan juga ia sering mendengar siaran radio dalam dan luar negeri untuk mendapatkan berbagai informasi tentang perkembangan sosial politikdan pendidikan di negara-negara luar termasuk Timur Tengah.

Faktor pendukung lain yang juga mempengaruhi KH. Abdul Qadir melakukan pembaharuan pendidikan Islam di Seberang Kota Jambi adalah kehidupan sosial ekonomi masyarakat seberang yang masih terbelakang dan mereka umumnya hanya mengandalkan hidup dengan berkebun dan menangkap ikan. Hal ini dikarenakan ketidaktahuan mereka terhadap ilmu pengetahuan modern. Melihat kondisi ini, Guru Abdul Qadir, salah seorang tokoh ulama dan mantan mudir madrasah Nurul Iman melakukan perubahan pendidikan bagi wanita dan berdampakjuga kepada pesantren Nurul Iman yang mulai memperbolehkan wanita menempuh pendidikan.

Pada tahun 1996 mulai masuk pendidikan wanita di Seberang Kota Jambi khususnya di pesantren Nurul Iman Seberang Kota Jambi, pada saat itu mulailah masuk pendidikan wanita untuk kali pertamanya dikarna pada masa

itu sudah ada perundingan antara sesama guru atau mudir yang ada di Seberang Kota Jambi untuk memusyawara pendidikan bagi wanita, dengan demikian di lanjutkan lah pendidikan wanita tersebut dikarnakan untuk membantu sosial ekonomi yang ada di Seberang Kota Jambi dan pesantren Nurul Iman.

Pada awal tahun pertama di buka yaitu tahun 1996, jumlah santriwati yang baru masuk pada saat itu sekitar 20-50 orang untuk tingkat ibtidaiyah dan aliyah pada saat itu pula jumlah ustazah pertama mengajar pada awal masuk nya pendidikan wanita di pesantren cuman satu sampai lima orang karena pada saat itu terbatsi dengan ruang geraknya. Dan sampai di tahun-tahun berikutnya wanita sudah banyak mengeyam pendidikan terutama di pesantren nurul iman hingga masa kejayaan pada tahun 2008 jumlah santriwati di pesantren mulai meningkat dari tahun sebelumnya yaitu sekitar 200-300 untuk tingkat ibtidaiyah dan aliyah pada saat itu jumlah itu sudah termaksud perkembangan yang cukup pesat dari tahun-tahun sebelumnya.

wanita sudah mulai bnyak masuk pesantren nurul iman

Kemudian diadakan sosialisasi di berbagai daerah yang ada di Jambi bahwa pesantren Nurul Iman sudah mulai membuka pendidikan bagi kaun wanita untuk melakukan pendidikan, sosialisasi tersebut juga disiarkan di radio yang ada di Jambi untuk mempromosikan pendidikan wanita sudah

mulai di buka di pesantren Nurul Iman.55 Seiring dengan berjalan nya waktu orang tua yang mempunyai anak wanita nya mulai lah mendaftarkan anak nya di pesantren nurul iman untuk menempuh pendidikan.

Bagi sebagian ulama megatakan pendidikan bagi wanita sangat penting dalam Islam, karena baik pria maupun wanita yang berasal dari-Nya yang sama-sama mempunyai hak hidup dan berhak menempuh pendidikan agar dapat menghasilkan wanita-wanita yang solehah, cerdas, memiliki ilmu pengetahuan sehingga dapat memanfaatkan kemampuannya bagi keluarga, masyarakat, dan bagi dirinya sendiri.

C. Dampak pendidikan bagi wanita di Pesantren Nurul Iman

Dengan meningkatnya pendidikan wanita akan memfasilitasinya untuk menyesuaikan diri kepada pola keluarga yang berubah. Secara khusus dapat dikatakan bahwa perubahan tingkat pendidikan akan memperkuat keterlibatan wanita dalam pengambilan keputusan keluaraga, memampukan mereka dalam berpartisipasi lebih luas dalam berbagai tipe keputusan, memberikan pilihan yang lebih luas kepada wanita baik di dalam memilih pasangan maupun di dalam menentukan langka dan waktu pernikahannya, dan memungkinkan wanita untuk memudakan peran mereka dalam perkawinan sebagai istri dan ibu dan perannya di luar keluarganya.

Pertama-tama yang perlu diperhatikan ialah bahwa perolehan pendidikan akan berpegaruh terhadap perubahan-perubahan sikap dan perspesi individu

55 Lihat Disertasi Bafadhal, Sejarah Sosial Pendidikan Islam di Jambi: Studi Terhadap Madrasah Nurul Iman,Disertasi, hlm. 129, bandingkan dengan disertasi Fadhil, Pembaharuan Pendidikan Islam KH. AbdulQadir di Madrasah As'ad Seberang Kota Jambi (1951-1970), Disertasi, hlm. 4.

dan kerangka normatif dimana dia berada. Dengan meningkatnya tingkat pendidikan akan memperluas perspektif wanita dalam kehidupan dan perannya serta memampukan mereka untuk mempertanyakan kebiasaan tradisional56. Pendidikan akan dapat pula merangsang rasa percaya diri wanita dan penguasa terhadap lingkungannya serta akan membuatnya tidak pasif lagi dalam menentukan pasangan hidupnya atau dalam menentukan aspek-aspek lain dalam kehidupan di masa datang. Dalam pada itu mungkin penigkatan pendidikan akan berpegaruh pula terhadap statusnya dalam peran dirinya sebagai wanita serta norma-norma dalam perilakunnya.

Seiring dengan berkembang nya zaman pendidikan wanita di pandang sangat baik di kalagan pesantren pada saat itu, guna menunjang perekonomian keluarga, menambah wawasan dalam berkluarga, dan bisa bermanfaat buat anak-anak nya kelak. Pada tahun 2008 mulai meningkatnya pendidikan wanita di kalagan pesantren nurul iman pada saat itu pula pesantren sudah mulai berkejasama dengan pemerintah terhadap pendidikan pesantren yang memperbolehkan nya wanita menempuh pendidikan, dan yang mengajar tidak hanya ustaza saja namun ustad juga mulai diperbolehkan mengajar santriwati pada saat itu.57

Namun tidak semuanya berjalan dengan baik. Karna tantangannya berat sebab guru-guru yang dulu masih memegang amat guru yang terdahulu karan guru-guru terdahulu diboleh wanita masuk pesantren maka dilihat dari kondisi saat itu muridnya sudah mulai berkurang dan melihat di pesantren dan sekolah

56 Mulyani Sumantri,Pendidikan Wanita, hlm. 181

57Guru Abdurrahman, Wawancara, Jambi, 11 maret 2018

yang ada di seberang sudah banyak wanita yang mulai masuk sekolah, maka dibuka nya lah pendaftaran bagi wanita untuk jenjang ibtidaiyah namun tidak tergabung dengan pesantren sekarang melainkan di tempat yang dipisah dari laki-laki58. Setelah beberapa tahun melihat kondisi yang pada saat mengajar guru terlalu jauh untuk mengajar wanitan maka diupayakannya wanita pindah ke pesantren namun dengan satu sarat harus dipisah. Namun setelah beberapa tahun dibuka lagi untuk tingkat sanawiyah atau aliyah yang putri namun sistem pengajaran di pesantren sama seperti sekolah pada umunya yang diajar wanita adalah laki-laki begitupula sebaliknya tidak berfokus pada wanita saja yang menjadi tenaga pengajar wanita laki-laki juga diperbolehkan megajar wanita

58Ustad muhamad raya, wawancara, jambi, 25 mei 2018

58 BAB V

PENUTUP

A. kesimpulan

Setelah membahas dan menguraikan permasalahan mengenai sejarah Perkembangan Pendidikan wanita Madrasah Nurul Iman di Seberang Kota Jambi (1996-2008), maka penulis mencoba menarik kesimpulan sebagai berikut :

1) Secara historis pendidiksn Islam di kota jambi telah ada sejak abad ke-19 tepatnya didirikan langgar putih pada tahun 1868 oleh Syeh Khotib Mas‟ud kemudian dijadikan sebagai sarana pendidikan islam. Kemudian dilanjutkan oleh keponakannya sekaligus anak angkatnya yaitu Abdul majid setelah itu pada masa Abdul Majid, langgar putih mulai megadakan pegajian kitab kuning berlangsung hingga tahun 1904, kemdian pada tahun1904 terhenti karna Abdul Majid hijrah ke Mekkah guna menghindari penangkapan belanda.

Setelah hijrah ke Mekkah Abdul Majid kembali ke jambi timbul sebuah ide untuk membentuk organisasi Tsamaratul insan dan dari situlah mulai berdirinya tiga unit rumah kuttab untuk kepentingan megembangkan pengetahuan keagamaan Islam di daerah jambi salah satunya adalah madrasah buluh atau bambu nurul iman yang saat itu dibangun di atas sungai Batang hari pada tahun 1915.

2) Pada tahun 1915 ketika lembaga pendidikan islam pertama berdiri di seberang kota jambi, barulah anak-anak seberang kota jambi melakukan pendidikan di madrasah. Kemudian anak-anak diajari mengaji sebagai pengetahuan dasar mulai dari doa-doa sholat, praktek sholat, dan diberikan didikan dalam ahlak. Karena sifat pengajaran yang sangat individual, sering terjadi perbedaan wakt penyelesaian pelajaran yang besar. Anak diangap selesai bila telah berhasil menamatkan membaca seluruh ayat al-Qur‟an pencapaian ini ditandakan dengan bakhatam.

Selanjutnya mereka yang ingin memperdalam pengetahuan agamanya harus melanjutkan dengan pengajian kitab dari seorang guru atau kyai , kemudian pada tahun 1996 mulai ditegakkan pendidikan bagi wanita di pesantren nurul iman karna pada masa itu sudah ada masyarakat membawa anaknya ke pesantren nurul iman untuk melakukan pendidikan, namun untuk pendidikan perempuan dipisah belajarnya dengan laki-laki karna dipandang kurang baik.

3) Dengan meningkatnya pendidikan wanita di pesantren nurul iman hingga 2008, pesantren nurul iman mulai berkerjasama dengan pemerintah karna pendidikan wanita di pesantren nurul iman berdampak sangat baik mulai dari pola fikir, sikap, percaya diri dan tidak pasif lagi. Seiring dengan berjalannya waktu pesantren sudah mulai mempromosikan pendidikan wanita di pesantreen nurul iman sudah diperbolehkan maka di radio, surat kabar, dan koran pun mulai di beritakan guna untuk menambah jumlah santriwati agar bisa menunjang perekonomian yang ada di pesantren dan

di jambi. Contohnya saja dampak yang sekarang yang terjadi banyak pula tenaga pengajar perempuan ketimbang laki-laki.

B. Saran

Penelitian tentang lembaga pendidikan islam di Indonesia perlu dikembangkan, karena di indinesia telah banyak bentuk-bentuk lembaga pendidikan islam dengan sisitem pendidikan yang berpariasi. Untuk menggali lebih jauh khasanah pendidikan islam di Indonesia perlu adanya kajian-kajian akademis yang kemudian bisa dijadikan inspirasi bagi pengembangan sistem pendidikan pada masa sekarang dan akan datang. Lembaga pendidikan nurul iman hanya menjadi salah satu dari lembaga yang ada di nusantara. Penelitian terhadap lembaga pendidikan nurul iman ini perlu ditindak lanjuti dengan penelitian yang serupa agar dapat melengkapi penelitian yang telah dilakukan sebelumnya

Untuk mengakhiri penulisan skripsi ini, perkenankan penulis untuk memanjatkan puji syukur Alhamdulillah kepada Allah SWT yang telah melimpahkan taufiq dan hidayahnya berupa kesehatan dan kekuatan serta semangat kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini.

Menyadari segala kekurangan yang ada pada diri penulis, maka secara jujur penulis yakin banyak terdapat kekurangan dan ketidaksempurnaan disana sini untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran bisa mendukung agar demi perbaikan skripsi ini.Kepada semua pihak yang telah memberikan kontribusi hingga sukses dalam penyusunan skripsi ini, tak lupa penulis ucapkan terima kasih dan semoga menjadi amalan yang sholeha.

Akhirnya hanya kepada Allah SWT, penulis memohon ampunan, petunjuk dan perlindungan serta hanya kepada Allah SWT juga penulis berserah diri, semoga skripsi ini yang berisi tentang Sejarah Perkembangan Pendidikan Wanita Di Pesantren Nurul Iman Seberang Kota Jambi ini dapat bermanfaat baik di dunia maupun di akhirat. Amin Yarabbal’alamin.

C. Kata Penutup

DaftarPustaka

Abdurrahman,Dudung. 2011. Metodologi Penelitian Sejarah Islam, Yogyakarta:

Ombak.

Azra, Azyumardi. 2013.Jaringan Ulamatimurtengahdankepulauannusantaraabad xvii dan xvii. Jakarta: Kencana.

BafadhalFauzi MO. 2008. SejarahSosialPendidikan Islam di Jambi:

StudiTerhadap Madrasah NurulIman, Disertasi, Jakarta: UIN SyarifHidayatullah.

Basri Agus, Hasan. 2012. Pejuang Ulama dan Ulama Pejuang Negeri Melayu Jambi.Jambi:Pusat Kajian Pengembangan Sejarah dan Budaya Jambi.

Dhofier, Zamakhsary. 1982. Tradisi Pesantren: Study tentang Pandangan Hidup Kyai, Jakarta: LP3ES.

Faisal, Sanapiah. 2010. Format-format penelitiansosial. Jakarta: Raja GrafindoPersada.

Furchan, Arif. 2005. Studi Tokoh Metode Penelitian Mengenai Tokoh.

Yogyakarta:Pustaka pelajar.

Gottschalk, Louis. 1985. Mengerti Sejarah, terj. Nugroho Notosusanto, Jakarta:

YayasanpenerbitUniv. Indonesia.

Gunawan, Hendra. 2013. PerkembanganKontemporer Madrasah NurulIman di Kota Jambi (1970-2013), Yogyakarta: TesisPascasarjanaUniversitas Islam NegeriSunanKalijaga Yogyakarta.

Kuntowijoyo. 2003. MetodologiSejarah. Yogyakarta: Tiara Wacana.

Madjid, Nurchalis. 1997. Belik-Belik PesantrenSebuahPotretPerjalanan, Jakarta:

Paramadina.

Mastuhu, 1994. Dinamika Sistem Pendidikan Pesantren, Jakarta: INIS.

Moleong, Lexy J. 2005. MetodologiPenelitianKualitatif: EdisiRevisi. Bandung:

RemajaRosdakarya.

Nasution, M.A,1995.Asas-asas Kurikulum, Jakarta: Bumi Aksara.

Pranoto, Suhartono W. 2010. Teori dan Metodologi Sejarah, Yogyakarta: Graha Ilmu.

Rochmat, Saefur. 2009. Ilmu Sejarah dalam Perspektif Ilmu Sosial, Yogyakarta:

Graha Ilmu.

Tim PenyusunBukuPedomanSkripsi. 2013. Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Adab-Sastra dan Kebudayaan Islam. Jambi: Fakuoltas Adab dan Humaniora.

Yunus, Mahmud, 1979. SejarahPendidikan Islam di Indonesia. Jakarta: Mutiara.

JurnaldanKaryaIlmiah

Imam shadiq, JurnalBiografi KH Imam Zarkasyi dari Gontor Merintis Pesantren Modern, (Ponorogo: Gontor Prss, 2006).

Zikwan, EmansipasiWanitaMenurutQasim Amin, (Jurnal MediaAkademika, Vol.

26, No. 4, Oktober 2011).

DAFTAR RIWAYAT HIDUP PENULIS

Nama : Pirdaus

Tempat/tanggal lahir : Penyengat Olak, 02 Februari 1996

Jenis kelamin : Laki-laki

Alamat : penyengat olak Rt.05

Ayah : M.sidik

Ibu : Suraya

Anak ke : 2 (Dua)

Status : Belum Menikah

Agama : Islam

No. Hp : +6281369531899

Email : Pirdauses544@gmail.com

Hoby : Dayung

Riwayat Pendidikan

Tahun 2002-2008 : SDN 59 Penyengat Olak

Tahun 2008-2011 : SMP N 5 Sekernan

Tahun 2011-2014 : SMA N 8 Rengas Bandung

Tahun 2014-2018 : UIN Sulthan Thaha Saifuddin jambi Pengalaman Organisasi

Tahun 2016-2018 menjabat sebagai bendahara pemuda muaro sakean Tahun 2018 menjabat sebagai wakil pemuda muaro sakean

Tahun 2017-2018 menjabat sebagai wakil di persatuan mehasiswa penyengat olak

Dalam dokumen Sejarah Peradaban Islam (Halaman 57-77)

Dokumen terkait