• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV TEMUAN DAN ANALISIS

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di suatu dusun, tepatnya di dusun Grogolan, desa Pucangan, kec. Kartasura, kab. Sukoharjo, Jawa Tengah. Dusun ini merupakan lingkungan padat penduduk, dengan segala aktivitas warganya yang beramcam-macam, serta terdiri atas masyarakat dengan berbagai latar belakang. Dusun ini juga memiliki berbagai kegiatan dan tradisi baik rutin maupun kondisional, besar maupun kecil, religius maupun yang bersifat kebudayaan. Paparan mengenai gambaran secara lebih rinci terkait dusun Grogolan akan dibahas pada pembahasan berikutnya.

1. Letak Administratif

Letak Administratif adalah letak suatu daerah berdasarkan pembagian wilayah dan batas-batas wilayah tertentu oleh pemerintah. Dusun Grogolan terletak di wilayah kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah. Tepatnya di desa Pucangan, kecamatan Kartasura, dengan kode Pos 57168. 2. Letak Geografis

Letak geografis adalah posisi keberadaan sebuah wilayah berdasarkan letak dan bentuknya dimuka bumi. Letak geografis biasanya di batasi dengan berbagai fitur geografi yang ada di bumi dan nama daerah yang secara langsung bersebelahan dengan daerah tersebut. Secara

geografis, dusun Grogolan terletak di sisi Barat-Daya desa Pucangan, kecamatan Kartasura, kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah. Dusun ini berbatasan langsung dengan dusun-dusun yang lain, dengan rincian sebagai berikut:

 Sebelah Barat berbatasan langsung dengan Markas Besar Komando Pasukan Khusus (MABES KOPASSUS);

 Sebelah Timur bertatasan langsung dengan dusun Gumuk Sari;  Sebelah Utara berbatasan langsung dengan dusun Pucangan;

 Sebelah Selatan berbatasan langsung dengan dusun Tanggul, Pucangan, Kartasura.

Selain itu, dusun ini juga hanya berjarak 100 M dari kampus IAIN Surakarta yang terletak di dusun Gumuk Sari, Pucangan, Kartasura, Sukoharjo. Sehingga, dusun ini merupakan dusun dengan penduduk yang cukup padat akibat dari jumlah mahasiswa yang tinggal dan menetap di wilayah ini cukup banyak.

3. Sarana Ibadah

Dusun Grogolan memiliki sebuah mushola sebagai fasilitas ibadah umat Islam di wilayahnya. Mushola tersebut merupakan sarana ibadah satu-satunya yang ada di wilayah dusun Grogolan, yang berfungsi sebagai pusat kegiatan rutin keagamaan, seperti salat lima waktu berjamaah, tahlil,

pembacaan Maulid Al-Barzanji, syukuran menyambut bulan Rabi’ul Awal, syukuran menyambut bulan Ramadhan, dan salat Hari Raya Islam.

Mushola tersebut bernama “Mushola Wahyu”. Mushola Wahyu terletak di tengah-tengah dusun Grogolan, sehingga memiliki lokasi yang strategis bagi para jamaah yang akan hadir ke mushola. Lokasinya yang di tengah-tengah dusun, membuat semua orang memiliki jarak yang sama jauhnya dari rumah masing-masing, sehingga mushola selalu ramai oleh jamaah pada saat waktu salat lima waktu berjamaah.

4. Organisasi Masyarakat

Dusun Grogolan merupakan dusun dengan mayoritas warganya adalah orang-orang yang mengikuti Organisasi Masyarakat (Ormas) Nahdlatul ‘Ulama (NU). Seperti yang telah diketahui bersama, NU memiliki organisasi-organisasi internal yang mewadahi warganya dalam berbagai bidang kegiatan. Bidang-bidang kegiatan yang ada dalam organisasi-organisasi internal NU di antaranya adalah bidang seni bela diri, bidang pendidikan, dan bidang keamanan.

Organisasi-organisasi tersebut secara lebih rinci akan dipaparkan sebagai berikut:

a. Muslimat NU

Organisasi NU di dusun Grogolan yang pertama yaitu Muslimat NU. Muslimat NU merupakan bagian dari ormas-ormas yang ada dalam wadah NU yang bergerak di bidang pendidikan dan

sosial yang dijalankan oleh para ibu. Selain para ibu, lansia wanita juga menjadi bagian dari organisasi ini. Para ibu dan lansia di dusun Grogolan dirangkul dan diajak mengikuti pengajian dan kegiatan sosial bersama Muslimat NU dusun Grogolan.

Muslimat NU melaksanakan program-program pendidikan bagi kalangan ibu-ibu dan lansia wanita di dusun Grogolan dengan mengadakan pengajian, majelis ta’lim, apembacaan Al-Barzanji rutin, silaturahmi bergilir, dan lain sebagainya. Kegiatan-kegiatan tersebut merupakan sarana mempererat persaudaraan dalam organisasi Muslimat NU dusun Grogolan.

b. Fatayat NU

Fatayat NU juga merupakan organisasi atau wadah bagi para warga NU untuk melaksanakan program pendidikan di kalangan Nahdliyyin. Fatayat NU terdiri dari kumpulan pemudi hingga ibu-ibu yang masih berusia muda. Perbedaan dengan Muslimat NU terletak pada rentang usia anggotanya yang hanya sampai pada ibu-ibu muda. Sedangkan Muslimat NU terdiri atas para ibu-ibu dan wanita lansia.

Fatayat NU melaksanakan program pendidikan di kalangan NU bagi pemudi melalui majelis ta’lim, kesenian islami, kegiatan rutin ke-NU-an, dan sebagainya. Di dusun Grogolan, kegiatan Fatayat NU berbentuk pengajian rutin di tempat yang berbeda-beda.

Kegiatan ini bertujuan untuk menambah kesan kekeluargaan antar anggotanya, agar NU tetap hidup di dusun Grogolan.

c. Suka Dana Karya

Suka Dana Karya merupakan organisasi yang mewadahi pemuda dan pemudi di dusun Grogolan. Suka Dana Karya juga dapat dikatakan sebagai karang taruna tingkat dusun. Organisasi ini memiliki kegiatan dan program kerja yang merupakan usaha untuk meramaikan dan memakmurkan kehidupan masyarakat dusun Grogolan, Pucangan, Kartasura. Kegiatan-kegiatan tersebut di antaranya adalah:

1) Kumpulan bulanan

2) Bekerjasama dengan takmir Mushola mengadakan pengajian akbar

3) Mengadakan kegiatan peringatan HUT RI

4) Membantu pelaksanaan acara yang diselenggarakan oleh warga secara pribadi seperti pernikahan, khitanan, dan sebagainya,

5) Olahraga bersama 5. Kegiatan Masyarakat

Masyarakat dusun Grogolan adalah masyarakat seperti pada umumnya, memiliki berbagai kegiatan baik rutin maupun situasional. Kegiatan yang dilaksanakan masyarakat Grogolan sebagian besar

merupakan tradisi keagamaan Islam. Atau dengan kata lain, hampir dari semua kegiatan masyarakat dusun Grogolan, merupakan kegiatan yang bernuansa Islami. Kegiatan-kegiatan yang bernuansa Islami tersebut juga lebih banyak dilaksanakan di Mushola Wahyu sebagai pusat kegiatan keagamaan Islam di dusun Grogolan.

Selain dilaksanakan di Mushola, kegiatan keagamaan di masyarakat dusun Grogolan juga dilaksanakan di kediaman seorang warga, yang merupakan bentuk silaturahmi antar warga dengan ditempatinya rumah warga tersebut untuk kegiatan keagamaan. Tidak ada jadwal khusus untuk menempati rumah siapa, akan tetapi cara ini hanya untuk kegiatan keagamaan yang sifatnya kondisional saja. Misalnya, pengajian memperingati hari kematian seseorang, pengajian syukuran, dan lain sebagainya.

Kegiatan-kegiatan tersebut di antaranya adalah sebagai berikut: a. Berzanjen

Berzanjen adalah istilah yang digunakan oleh masyarakat

Jawa untuk menunjuk pada tradisi pembacaan Maulid Al-Barzanji yang dilaksanakan secara rutin di masyarakat tersebut. Dalam bahasa Jawa, sering kali kegiatan yang dilakukan secara rutin disebutkan dengan cara menambahkan imbuhan “an” pada istilah yang sesungguhnya. Misalnya, tradisi pembacaan surat Yaasiin oleh masyarakat Jawa disebut dengan “Yaasinan”, tradisi pembacaan

kalimat tahlil oleh masyarakat Jawa disebut dengan “tahlilan”, tradisi pembacaan Maulid Al-Barzanji oleh masyarakt Jawa disebut dengan “Barzanjinan” atau “Berzanjen”, dan lain sebagainya.

Berzanjen adalah kegiatan rutin yang dilaksanakan oleh

sebagian besar umat Islam di seluruh Indonesia. Kegiatan rutin tersebut kini telah menjadi sebuah tradisi, dan telah menjadi budaya umamt Islam di Indonesia. Berzanjen seolah telah menjadi tradisi yang wajib ada pada masyarakat dengan mayoritas penduduknya beragama Islam. Selain itu, berzanjen juga telah menjadi alat pemersatu bagi kehidupan bermasyarakat. Masyarakat Dusun Grogolan memanfaatkan tradisi berzanjen sebagai sarana untuk silaturahmi, mempererat persaudaraan antar sesama anggota masyarakat, ajang sedekah, dan lain sebagainya.

Kegiatan berzanjen yang dilaksanakan di mushola Wahyu dusun Grogolan merupakan tradisi keagamaan Islam yang sudah berusia sekitar sepuluh tahun sejak awal kemunculannya. Dalam rentang waktu tersebut telah terjadi proses pergantian imam atau yang memimpin jalannya pembacaan Maulid Al-Barzanji. Pada awal kemunculannya, pembacaan Maulid Al-Barzanji dipimpin oleh warga asli dusun Grogolan sendiri, akan tetapi saat ini tradisi tersebut dipimpin oleh tokoh agama dari dusun lain yang juga

merupakan imam bagi kegiatan pembacaan Maulid Al-Barzanji di dusun-dusun lainnya.

Kegiatan berzanjen di dusun Grogolan ini dilaksanakan pada waktu setelah salat Isya, dan berakhir sekitar pukul 09.00 WIB, pada hari Senin malam setuap pekannya. Kegiatan berzanjen langsung diawali dengan bacaan surat Al-Fatihah yang ditujukan pada Rasulullah SAW, para sahabat, ‘Ulama, dan leluhur yang dianggap berjasa dalam dunia Islam. Setelah itu langsung dilanjutkan dengan pembacaan shalawat, dan kisah-kisah Rasulullah sampai selesai. Setelah pembacaan selesai, ditutup dengan doa, dan kegiatan diakhiri dengan makan bersama yang telah disiapkan oleh pengurus Mushola Wahyu.

b. Pembacaan Tahlil

Masyarakat dusun Grogolan memiliki suatu kegiatan keagamaan yang sifatnya rutin, yaitu pembacaan Tahlil yang dilaksanakan setelah shalat Maghrib berjamaah pada hari Kamis setiap pekannya. Kegiatan ini telah berlangsung sejak lama, dan terus dilaksanakan hingga sekarang. Kegiatan pembacaan Tahlil ini dilaksanakan secara berjamaah, dan dengan suara yang dikeraskan. Tujuan dari pelaksanaan Tahlil ini adalah untuk mendoakan keluarga yang telah meninggal dunia melalui pembacaan ayat-ayat suci Al-Quran dan kalimat-kalimat tasbih, tahmid, takbir, dan tahlil.

Masyarakat NU meyakini bahwa dengan membaca bacaan-bacaan tersebut dengan niat untuk disampaikan pada ruh keluarga yang telah meninggal, maka doa dan bacaan tersebut akan sampai pada ruh yang bersangkutan dan akan memberikan bantuan di alam kubur mereka.

c. Sedekah Maulid

Masyarakat dusun Grogolan juga memiliki kegiatan keagamaan rutin yang dilaksanakan setiap tahun dalam hitungan berdasarkan penanggalan hiriyah. Sedekah maulid dilaksanakan setiap tanggal 12 pada bulan Rabiul Awal setiap tahunnya. Kegiatan ini berbentuk sedekah berupa makanan yang diikuti oleh seluruh warga masyarakat dusun Grogolan, untuk didoakan bersama, dan dimakan bersama-sama. Kegiatan ini dilaksanakan di mushola Wahyu, biasanya dilaksanakan pada waktu sore hari menjelang waktu Maghrib.

Sedekah Maulid merupakan kegiatan rutin masyarakat sebagai bentuk rasa syukur kepada Allah SWT., sekaligus sebagai bentuk kegembiraan atas kelahiran Nabi Muhammad SAW. Masyarakat bergembira karena pada tanggal tersebut terlahir sosok manusia pilihan yang menjadi panutan hidup yaitu Nabi Muhammad SAW. Masyarakat juga bersyukur pada Allah karena masih diberi kesempatan untuk bertemu dengan bulan Maulid,

sekaligus telah diberi manusia sebagai teladan bagi seluruh umat manusia.

Makanan yang disedekahkan berupa makanan berat maupun makanan ringan disesuaikan dengan kemampuan masing-masing keluarga.masyarakat berharap mendapat keberkahan dari kegiatan sedekah Maulid tersebut, karena masyarakat meyakini bahwa nabi Muhammad SAW memiliki keistimewaan tersebidir hingga mampu membawa keberkahan bagi siapapun yang bergembira atas kelahirannya, bahkan untuk makanannya sekalipun.

d. Sedekah 1 Suro atau 1 Muharam

Dalam sistem penanggalan Hijriyah, bulan pertama setiap tahunnya diawali dengan bulan Muharam, atau yang oleh masyarakat Jawa disebut dengan bulan Suro. Tanggal 1 Muharam diperingati sebagai tahun baru Hijriyah atau tahun baru Islam. Pada hari tersebut biasanya masyarakat dusun Grogolan memperingatinya dengan mengadakan sedekah makanan dan pengajian akbar untuk memperoleh ilmu di balik bulan Muharam dari penceramah.

Sedekah tahun baru Islam ini merupakan salah satu bentuk rasa syukur masyarakat dusun Grogolan atas umur yang panjang dan sampai pada tahun yang baru. Sedekah yang dikeluarkan sama seperti sedekah pada bulan Maulid, yaitu berupa makanan berat dan

ringan untuk dimakan bersama-sama dengan seluruh warga masyarakat dusun Grogolan.

e. Pengajian Peringatan Hari Besar Islam

Selain sedekah pada hari-hari besar Islam, masyarakat dusun Grogolan juga mengadakan pengajian akbar untuk memperingati Hari Besar Islam setiap tahunnya. Pengajian akbar merupakan kegiatan mencari ilmu bagi Jamaah yang didapat dari penceramah atau mubaligh kegiatan pengajian akbar ini bersumber dari swadaya masyarakat, juga dari donator yang berasal dari luar daerah Grogolan. Kegiatan pengajian ini merupakan ajang untuk bersilaturahmi antar warga, dan silaturahmi mubaligh dengan warga. Hari Besar Islam yang diperingati dengan pengajian akbar di antaranya dalah Hari Maulid Nabi Muhammad SAW, Isra’ Mi’raj Nabi Muhammad SAW, dan Nuzulul Qur’an.

f. Kumpulan Rapat RT

Selain memiliki kegiatan bersifat keagamaan, masyarakat dusun Grogolan juga memiliki kegiatan rutin yang non-keagamaan. Kegiatan tersbut adalah rapat RT, yang juga sekaligus digunakan untuk mengadakan arisan. Kegiatan ini dilaksanakan setiap bulan. Tempat kegiatan ini dilaksanakan berpindah dari rumah salah satu warga ke rumah warga yang lain, sesuai hasil musyawarah pada setiap pertemuan.

Pertemuan RT tersebut biasanya dilaksanakan pada malam hari, pada waktu setelah salat isya. Pertemuan tersebut biasanya membahas agenda kemasyarakatan, evaluasi kegiatan pertemuan, dan konsolidasi antar warga. Kegiatan tersebut diikuti oleh seluruh warga dusun Grogolan, dengan perwakilan kepala keluarga masing-masing.

Dokumen terkait