• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II URAIAN TEORITIS

3.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Kota Pematangsiantar Kelurahan Parhorasan Nauli. Kota Pematangsiantar merupakan bagian dari Provinsi Sumatera Utara dan kota terbesar kedua setelah Medan. Kota ini memiliki luas wilayah 79,97 km2. Jarak wilayah dari kota Medan ke kota Pematangsiantar 128km dengan waktu tempuh antara tiga sampai dengan empat jam. Kota ini merupakan lintas Sumatera karena letaknya yang strategis menuju wilayah atau tempat wisata di sekitarnya, misalnya Parapat, Kabanjahe. Wilayah Kota Pematangsiantar terdiri dari 8 kecamatan dan 53 kelurahan. Pada tahun 2012 telah dilakukan sensus penduduk dan kota ini memiliki penduduk berjumlah 236.947 jiwa.

Sebelum Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, daerah ini masih tergolong daerah keturunan atau pemerintahannya bersifat kerajaan hingga tahun 1906. Memasuki tahun 1907, bangsa Belanda datang ke daerah ini dan menguasai wilayah Simalungun. Akhirnya, sifat kekuasaan di daerah ini dihapuskan. Selama masa pemerintahan Belanda, tempat pengiriman barang-barang yang memasuki daerah Simalungun dipusatkan ke Pematangsiantar. Sejak saat itu, Pematangsiantar mulai dikenal dan dikunjungi pendatang baru misalnya dari Cina.

Pada tahun 1910, bangsa Belanda membentuk Badan Persiapan Kota Pematangsiantar yang bertujuan untuk mempersiapkan masyarakat Pematangsiantar dan pemerintahannya menjadi daerah yang berbentuk kotamadya. Pada tanggal 1 Juli 1917 berdasarkan Stad Blad (istilah hukum saat itu) No. 285 Kota Pematangsiantar ditetapkan sebagai daerah yang mempunyai otonomi pemerintahan sendiri. Berdasarkan Stad Blad No. 717 bulan Januari 1939, bentuk pemerintahan daerah ini diganti dengan pemerintahan yang dipimpin oleh seorang Dewan. Namun, pada saat kedudukan Jepang, sistem pemerintahan Kota Pematangsiantar diubah dari kepemimpinan Dewan menjadi Siantar State.

Universitas Sumatera Utara

Dari beberapa peraturan daerah yang ditetapkan untuk daerah Pematangsiantar maka berdasarkan UU No.1 Tahun 1957 sistem pemerintahan daerah ini adalah Kota Praja Penuh, kemudian dengan dikeluarkannya Undang- undang No.18 Tahun 1965 berubah menjadi Kota, sehingga dengan ditetapkannya Undang-undang No.5 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Pemerintahan di Daerah maka menjadi Kota Daerah Tingkat II Pematangsiantar. Hal ini berlaku sampai sekarang.

3.1.2 Kelurahan Parhorasan Nauli

Pembagian wilayah di Kota Pematangsiantar mengalami pergantian secara terus-menerus. Pada tahun 1981 berdasarkan Peraturan Pemerintah No.35 Kota Daerah Tingkat II Pematangsiantar terbagi atas empat wilayah kecamatan yang terdiri atas 29 Desa/Kelurahan dengan luas wilayah 12,48 km². Kecamatan- kecamatan tersebut yaitu kecamatan Siantar Barat, Siantar Timur, Siantar Utara, Siantar Selatan. Kemudian mengalami perluasan wilayah kecamatan yang ditetapkan berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 15 tahun 1986 tanggal 10 Maret 1986 yakni Kota Daerah Tingkat II Pematangsiantar menjadi enam wilayah kecamatan yakni kecamatan Siantar Barat, Siantar Timur, Siantar Utara, Siantar Selatan, Siantar Marihat, dan Siantar Martoba, serta sebanyak sembilan desa/kelurahan dari wilaya Kota Pematangsiantar. Dengan demikian, Kota Pematangsiantar terdiri dari 38 desa/kelurahan dengan luas wilayah menjadi 70.230 km².

Tabel 3.1.2.1 Data Kecamatan di Kota Pematangsiantar Tahun 2012

No Nama Kecamatan Luas Wilayah

(km²)

Jumlah Penduduk (Jiwa)

1 Siantar Barat 3.205 35.467 jiwa

2 Siantar Timur 4.520 38.613 jiwa

3 Siantar Utara 3.650 46.613 jiwa

Universitas Sumatera Utara

5 Siantar Marihat 7.825 18.191 jiwa

6 Siantar Martoba 18.022 38.750 jiwa

7 Siantar Sitalasari 22.723 27.279 jiwa

8 Siantar Marimbun 18.006 14.884 jiwa

Sumber : BPS Pematangsiantar Tahun 2012

Kecamatan Siantar Marihat memiliki 7 kelurahan yakni Kelurahan Baringin Pancur Nauli, Mekar Nauli, Pardamean, Parhorasan Nauli, Sukamaju, Sukamaju, Sukaraja.Lokasi penelitian ini terpusat ke satu kelurahan saja yakni di Kelurahan Parhorasan Nauli. Kelurahan ini terbagi atas dua lingkungan yang pembagiannya berdasarkan kepada letak jalan. Lingkungan satu merupakan lingkungan yang tempat tinggalnya dimulai dari Jalan Melanthon Siregar sampai Jalan Jambu. Sedangkan, lingkungan dua dimulai dari jalan setelah Jalan Jambu sampai dengan Jalan Mangga Ujung. Pemilihan Kelurahan Parhorasan Nauli dalam penelitian ini karena memenuhi karakteristik dalam pencapaian tujuan penelitian.

Tabel 3.1.2.2 Luas Wilayah Kecamatan Siantar Marihat dan Tiap Kelurahan No Kecamatan Luas (km²) Kelurahan Luas (km²) 1 Siantar Marihat 7.825 1. Sukamaju 20,30 2. Pardamean 8,10 3. Sukaraja 171,00 4. Baringin Pancur Nauli 233,52 5. Suka Makmur 36,70 6. Parhorasan Nauli 30,40 7. Mekar Nauli 282,48

Universitas Sumatera Utara Tabel 3.1.2.3 Pembagian Lingkungan Kecamatan Siantar Marihat Tiap Kelurahan

N o

Kecamatan Kelurahan Jumlah

Lingkungan

1 Siantar Marihat

1. Sukamaju 2

2. Pardamean 2

3. Sukaraja 2

4. Baringin Pancur Nauli 2

5. Sukamakmur 2

6. Parhorasan Nauli 2

7. Mekar Nauli 2

Sumber : BPS Pematangsiantar Tahun 2012

Tabel 3.1.2.4 Jumlah Kepala Keluarga di Kelurahan Parhorasan Nauli N

o

Kecamatan Kelurahan Jumlah Kepala

Keluarga

1 Siantar Marihat

1. Sukamaju 340

2. Pardamean 805

3. Sukaraja 557

4. Baringin Pancur Nauli 215

5. Sukamakmur 969

6. Parhorasan Nauli 741

7. Mekar Nauli 701

Sumber : BPS Pematangsiantar Tahun 2012

Berdasarkan data di atas dapat dilihat bahwa jumlah penduduk di Kecamatan Siantar Marihat 18.191 jiwa yang secara khususnya Kelurahan Parhorasan Nauli dengan jumlah penduduk sebanyak 741 jiwa.

Universitas Sumatera Utara

Masyarakat mempunyai kebutuhan informasi yang harus dipenuhi dalam menghadapi berbagai keadaan sosial sekitarnya. Penggunaan media massa merupakan pilihan yang tetap dan mendapat kepercayaan yang kuat di kalangan masyarakat. Cakupan masyarakat yang luas dapat mengetahui kejadian lingkungan sekitarnya melalui televisi yang tampilannya berupa audiovisual (suara dan gambar). Dengan melihat kondisi penduduk di Kelurahan Parhorasan Nauli rata-rata bermata pencaharian sebagai wiraswasta, pegawai, dan beberapa diantaranya sudah tidak bekerja lagi karena usia (pensiun) dapat dilihat bahwa mereka banyak menggunakan televisi untuk memenuhi kebutuhan informasi. Kebutuhan informasi dapat mereka dapat dan lihat dari penayangan program informasi yang ditawarkan stasiun-stasiun TV.

Program Metro Kini merupakan salah satu program informasi yang ditayangkan oleh Metro TV setiap hari pada pukul 08.00-09.00 Wib. Program ini menayangkan informasi terkini yang sedang terjadi dan banyak dibahas oleh masyarakat seperti informasi politik, ekonomi, sosial dan budaya, dan lainnya. Penayangan program Metro Kini menjadi salah satu alternatif bagi masyarakat untuk mendapatkan dan memenuhi kebutuhan informasi mengenai lingkungan sekitar. Jam tayang program ini menjadikan masyarakat mempunyai alternatif untuk mendapatkan informasi yang belum didapat dari penayangan program informasi yang lebih pagi.

Dokumen terkait