• Tidak ada hasil yang ditemukan

Gambaran Umum Masing-Masing Perusahaan Perbankan

BAB IV ANALISA PEMBAHASAN

B. Gambaran Umum Masing-Masing Perusahaan Perbankan

Bank Umum Koperasi Indonesia (BUKOPIN) pada awalnya merupakan bank swasta non devisa yang berdiri pada tanggal 10 Juli 1970 di Jakarta. Pengoperasiannya diresmikan langsung oleh Letjen H. Sarbini selaku menteri transmigrasi dan koperasi saat itu. Bukopin berbentuk badan hukum koperasi dengan surat pengesahan No. 08251 dan memulai usaha perbankan pada tanggal 17 Maret 1971 atas dasar surat keputusan Menteri Keuangan No. Kep.078/DDKI/11/71. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa Bukopin merupakan koperasi yang melaksanakan kegiatan operasional di bidang perbankan.

Tata cara kerja Bukopin diatur dalam surat keputusan bersama menteri koperasi dengan Bank Indonesia. Dalam melaksanakan kegiatannya, Bank Bukopin melayani semua sektor usaha bank pemerintah maupun bank swasta serta mengutamakan pengembangan usaha koperasi. Adapun jenis usaha yang menjadi sasaran Bukopin adalah jenis usaha yang dapat membawa peningkatan kesejahteraan

rakyat golongan lemah dan membawa manfaat bagi perekonomian secara keseluruhan. Modal kerja Bukopin sebagian besar diperoleh dari iuran anggota badan koperasi lain yang tergabung dalam anggota Bukopin.

Sesuai dengan kedudukannya sebagai lembaga yang berbadan hokum koperasi, maka Rapat Anggota Tahunan (RAT) merupakan keputusan tertinggi dalam menentukan laju perkembangan usahanya, dimana semua anggota memiliki hak suara yang sama. RAT telah menetapkan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga dan badan pengelola yang terdiri dari Dewan Direksi, Badan Pengurus, dan Badan Pemeriksa.

Merger merupakan salah satu cara Bukopin mengembangkan usahanya. Bukopin telah melaksanakan merger dengan bank-bank umum koperasi di beberapa daerah di Indonesia dengan harapan Bukopin akan menjadi satu-satunya bank berbadan hukum koperasi di Indonesia. Adapun bank-bank yang telah merger dengan Bukopin, antara lain Bank Koperasi Provinsi Sumatera Utara tahun 1974, Bank Koperasi Provinsi Sulawesi Selatan tahun 1984, Bank Koperasi Jawa Barat dan Bank Koperasi Kalimantan Selatan tahun 1985, serta Bank Koperasi Surabaya tahun 1986.

Setelah merger dilakukan, bank-bank koperasi tersebut berubah menjadi cabang dari Bukopin. Hingga akhir tahun 2009, operasional Bank Bukopin didukung oleh 355 kantor pelayanan, termasuk

Payment Point & Pick Up Services, yang tersebar di 22 provinsi di sebagian besar wilayah Indonesia, serta didukung oleh 338 ATM Bukopin.

Pada tanggal 2 Januari 1990, sebutan Bukopin diubah menjadi Bank Bukopin. Perubahan tersebut untuk meningkatkan pelayanan kepada nasabah. Dan selanjutnya, melalui SK Menteri Kehakiman tanggal 29 Juni 1993 status badan hukum Bank Bukopin berubah dari badan hukum koperasi menjadi Perseroan Terbatas.

Bank Bukopin selalu memberikan pelayanan yang lengkap kepada para nasabahnya dan ikut dalam aktivitas perdagangan internasional. Untuk itu, Bank Bukopin mengajukan permohonan kepada BI untuk mendapatkan izin menjadi Bank Devisa. Dengan melihat aktivitas Bank Bukopin di perdagangan internasional maka BI melalui suratnya tanggal 5 Desember 1996 memberi izin kepada Bank Bukopin untuk menjadi Bank Devisa. Pada tanggal 1 Januari 1997, status Bank Devisa untuk Bank Bukopin diberlakukan secara efektif.

Saat ini, PT Bank Bukopin Pusat bertempat di Gedung Bank Bukopin Jl. M.T. Haryono Kav.50-51, Jakarta. Hingga 2009, perusahaan ini telah memiliki 39 kantor cabang, 89 kantor cabang pembantu, 141 kantor kas yang tersebar di hampir seluruh Inonesia. Salah satunya adalah kantor cabang PT Bank Bukopin Cabang Medan yang terletak di Jl. Gajah Mada No. 23B dengan 2 kantor cabang pembantu dan 3 buah kantor kas.

Selain jaringan kantor pelayanan yang luas, bank Bukopin juga telah membangun jaringan simpan-pinjam usaha mikro yang diberi nama “Swamitra”. Jaringan yang melibatkan peran serta aktif masyarakat pengusaha mikro di sentra-sentra ekonomi pedesaan dan pasar-pasar tradisional ini didirikan pada tahun 1998, dan hingga akhir tahun 2009, telah berkembang menjadi sebuah jaringan sebanyak 488 gerai yang telah terhubung secara on-line.

Dalam rangka memperkuat permodalannya, Bank Bukopin mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia (dahulu Bursa Efek Jakarta) dengan kode saham BBKP pada bulan Juli 2006. Pada tahun 2009, Bank Bukopin berhasil menamah modal inti sebesar Rp 112 miliar melalui Penawaran Saham dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (Right Issue).

Secara singkat, sejarah perkembangan Bank Bukopin adalah :

a. 1970 : Bank Umum Koperasi Indonesia (BUKOPIN) didirikan dengan badan hukum koperasi.

b. 1986 – 1987 : Bukopin melakukan pengabungan usaha (merger) dengan beberapa bank berbadan hukum koperasi.

c. 1989 : Perubahan nama Bukopin menjadi Bank Bukopin.

d. 1993 : Bank Bukopin mengubah status badan hukumnya menjadi badan hukum perseroan terbatas dengan nama PT Bank Bukopin.

e. 1996 : Penetapan sebagai Bank Devisa.

g. 2001 : Pembukaan Cabang Syariah yang pertama dan menjadi bank pertama yang keluar dari program Rekapitalisasi Perbankan.

h. 2003 : Penerbitan obligasi Seri A, obligasi Subordinasi Seri B dan obligasi Syariah Mudharabah.

i. 2006 : Menjadi Perusahaan Terbuka, mengadakan akusisi saham PT Bank Syariah Bukopin (dahulu PT Bank Persyarikatan Indonesia) sebesar 24,73 %, serta akusisi saham PT Bukopin Finance (dahulu PT Indo Trans Buana Multi Finance).

j. 2008 : Akusisi Saham PT Bank Syariah Bukopin (dahulu PT Bank Persyarikatan Indonesia) sehingga kepemilikan menjadi 65,44%.

k. 2009 : Spin Off Unit Usaha Syariah (UUS) kepada Bank Syariah Bukopin (BSB) dan dilaksanakannya Penawaran Umum Terbatas I (PUT I).

Susunan Komisaris dan Direksi PT Bukopin, Tbk adalah :

- Komisaris Utama : Mulia Panusunan Nasution - Komisaris : Iskandar Z. Rangkuti - Komisaris Independen : Syamsul Effendi

- Komisaris Independen : Yoyok Sunaryo - Komisaris Independen : Loso Judijanto

- Direktur Utama : Glen Glenardi

- Direktur keuangan dan Perencanaan : Tri Joko Prihanto - Direktur Pelayanan dan Distribusi : Agus Hernawan - Direktur Kepatuhan dan Pengembangan SDM : Sunaryono - Direktur Usaha Kecil, Menengah dan koperasi : Sulistyohadi

- Direktur Konsumer : Lamira Septini Parwedi

- Direktur Komersial : Mikrowa Kirana

2. Bank Bumi Arta, Tbk

Awal pendirian PT Bank Bumi Arta adalah dari kesepakatan sejumlah pengusaha di Jakarta untuk mendirikan sebuah bank, yang awalnya bernama PT Bank Bumi Arta Indonesia yang berkantor di Jl. Wahid Hasyim No. 234 Jakarta. Bank Bumi Arta Indonesia didirikan pada tanggal 3 Maret 1967.

Pada saat itu, operasional bank masih dijalankan dengan sifat tradisional berdasarkan asas kekeluargaan. Pergantian pengurus pada bank ini telah dilakukan beberapa kali tetapi masih di lingkungan keluarga sehingga perkembangan bank ini tidak seperti yang diharapkan dan cenderung besifat “jalan di tempat”. Oleh karena itu, untuk meningkatkan kinerja perusahaan dan kemampuan usaha, pada tanggal 20 September 1976, PT Bank Bumi Arta Indonesia melakukan merger dengan delapan kantor cabang PT Bank Duta Nusantara di Jakarta, Bandung, Semarang, Surakarta, Surabaya, Yogyakarta, dan Magelang. Kantor cabang Yogyakarta dan Magelang kemudian dipindahkan ke Medan dan Bandar Lampung hingga saat ini.

Selanjutnya pada tanggal 14 September 1992, berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kehakiman Republik Indonesia Nomor : C 2-7634 HT 01.04 Thn. 92 dan berdasarkan Surat Edaran Direksi No. 008/SE/XI/92/Dir tentang Perubahan Nama PT Bank Bumi Arta Indonesia. Dan secara resmi dan keseluruhan, PT Bank Bumi Arta Indonesia berganti nama menjadi PT Bank Bumi Arta. Selanjutnya seiring dengan Kebijaksanaan Pemerintah melalui Paket

oktober (PAKTO) 1988 dimana perbankan diberikan peluang yang lebih besar untuk mengembangkan usahanya, dan karena perkembangan aktivitas usaha yang semakin besar dan luas, maka sejak tanggal 1 Desember 1994, PT Bank Bumi Arta menjadi Bank Devisa, yaitu bank yang dapat menjalankan kegiatan valuta asing dengan memenuhi persyaratan Bank Indonesia dan kegiatan lalu lintas pembayaran perdagangan luar negeri.

Hingga saat ini, Bank Bumi Arta Tbk telah memiliki 9 kantor cabang, 18 kantor cabang pembantu, dan 10 kantor kas yang terletak di seluruh Indonesia. Kemudian untuk memperkuat struktur permodalan dan operasional bank serta untuk lebih profesional dan transparan, pada tanggal 1 Juni 2006, Bank Bumi Arta melaksanakan IPO (Initial Public Offering) dan mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Jakarta.

Susunan Komisaris dan Direksi PT Bank Bumi Arta, Tbk adalah :

- Presiden Komisaris : Rachmat Mulia Suryahusada - Wakil Presiden Komisaris : Daniel Budidharma

- Komisaris : Sam Setyautama

- Presiden Direktur : Lucia Setyastuti Windoe

- Direktur : Hendrik Atmaja

- Direktur Kepatuhan : Tan Hendra Jonathan

Dokumen terkait