• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Objek Penelitian dan Penyajian Data

4.1.1 Pemaknaan Terhadap Karikatur “PROYEK GEDUNG BARU DPR RI”

Karikatur “PROYEK GEDUNG BARU DPR RI” yang menjadi objek penelitian ini dimuat pada rubrik Om Kedip situs Matanews.com edisi 11 April 2011. Gambar yang mengangkat tentang proyek pembangunan gedung baru Dpr yang menghabiskan dana trilyunan rupiah ini. Dimana dalam gambar ini menggambarkan Telinga seorang laki-laki sebagai Anggota Dewan dengan disumbat oleh sebatang kayu ini adalah dengan menggunakan tanda berupa karikatur, berikut dengan gambar ekspresi wajah, isyarat tangan dan atribut-atribut lain sebagai pendukung kejelasan karikatur tersebut.

Karikatur yang diberi judul “PROYEK GEDUNG BARU DPR RI” tersebut adalah sebagai suatu reaksi atau refleksi terhadap fenomena yang sedang berkembang dan menonjol ditengah masyarakat dalam waktu dekat ini yaitu Proyek Pembangunan Gedung Baru Dpr Ri yang penuh dengan polemik serta mendapat protes dari banyak pihak, karena proyek tersebut menghabiskan dana jutaan rupiah. Hal ini digambarkan dari bentuk image dan citra dari gambar

karikatur tersebut. Rencana pembangunan gedung baru DPR masih menuai

polemik. Diduga, dalam proses pembangunan yang akan menghabiskan dana sekitar Rp 1 triliun. Pembangunan gedung baru DPR sepertinya cuma akal-akalan

dan suka-suka hati Badan Urusan Rumah Tangga (BURT) DPR. Buktinya mereka memutuskan pembangunan gedung mewah senilai Rp1 triliun itu tanpa kontrol dan persetujuan fraksi di DPR. Itulah sebabnya belakangan fraksi-fraksi, kecuali Fraksi Demokrat dan Golkar, tegas menolak pembangunan gedung baru DPR itu. Akan tetapi, BURT tiada mengindahkan mereka. Anggota BURT Pius Lustrilanang, misalnya, tetap ‘ngotot’ mendukung pembangunan gedung DPR itu meski partainya, Partai Gerindra, tegas menolaknya.Contoh lain, sekalipun Ketua DPR yang juga Ketua BURT Marzuki Alie pernah mengatakan jika satu fraksi saja tidak setuju DPR akan menunda atau membatalkan pembangunan gedung baru DPR itu, sekarang ini dia termasuk yang sangat gigih membela

pembangunan gedung baru DPR. Marzuki malah menuduh fraksi yang menolak

gedung baru DPR sebetulnya cuma ingin menaikkan citra partai.

Ketika Fraksi PAN menyatakan pembangunan gedung DPR harus melalui persetujuan rakyat, Marzuki malah mempertanyakan bagaimana cara mendapatkan persetujuan rakyat tersebut. Padahal, terang-benderang banyak kalangan melalui media massa tegas menolak pembangunan gedung baru DPR. Jajak pendapat Charta Politika menunjukkan lebih dari 80% responden menolak pembangunan gedung DPR. Bagaimana mungkin rakyat setuju dengan pembangunan gedung DPR di tengah amburadulnya kinerja DPR? DPR baru menghasilkan 17 RUU dari target 70 RUU pada 2010. DPR pernah memberikan cek kosong Rp1,1 triliun pada APBN-P 2010, tanpa jelas peruntukannya. DPR pun gemar menggemukkan anggaran sendiri, antara lain melalui dana aspirasi.

DPR juga beberapa kali mementahkan sendiri fungsi pengawasan mereka, seperti dalam kasus Bank Century dan mafia pajak.

Anggota DPR yang dilaporkan membekingi penyelundupan BlackBerry dan anggota DPR yang kerap membolos, tetapi gemar bekerja sampingan memperparah citra dan kinerja DPR. Bagaimana mungkin rakyat setuju dengan pembangunan gedung DPR di tengah kondisi sosial ekonomi masyarakat yang memprihatinkan? Sebagai perbandingan, dana Rp1 triliun lebih untuk membangun gedung DPR itu bisa digunakan untuk membangun 23.200 ruang kelas baru untuk sekolah atau 11.600 unit rumah sederhana buat rakyat. Pembangunan gedung baru DPR hanya akan memperparah luka sosial. Oleh karena itu, kegigihan Marzuki Alie, Pius Lustrilanang, serta BURT umumnya layak dipertanyakan. Terlebih lagi karena ada yang mencium proses perancangan gedung yang telah menghabiskan Rp18 miliar itu dilakukan tanpa tender. Itulah sebabnya Partai Gerindra dan sejumlah LSM meminta BPK dan KPK turun tangan. Apakah kegigihan Marzuki, Pius, dan BURT karena DPR sudah telanjur menggelontorkan duit Rp18 miliar itu, biarlah BPK dan KPK yang menjawabnya (Sumber : matanews.com)

Dari sikap beberapa Anggota Dewan tentang rencana pembangunan gedung baru Dpr Ri, menunjukan bahwa Anggota Dewan tersebut seorang politisi yang tidak bisa menanggapi kritik dengan positif sehingga semua kritikan dan protes dari berbagai pihak baik dari luar maupun dalam dianggap sebagai pukulan terhadap dirinya karena mengkesampingkan kepentingan rakyat. Dan Anggota-anggota Dewan tersebut selalu bungkam dan tertutup jika ada pihak-pihak yang

mempolitisi atau mempermasalhkan soal pembangunan gedung Dpr yang menhabiskan dana hingga 1triliyun rupiah tersebut, dalam kaitannya dengan karikatur “PROYEK GEDUNG BARU DPR RI” dapat ditunjukan dengan tanda-tanda non verbal dan teks yang terdapat pada karikatur tersebut, sehingga akan memunculkan citra atau image tersendiri tentang sikap Anggota Dewan yang ngotot untuk melanjutkan pembangunan tersebut.

Karikatur dalam rubrik Karikatur Om Kedip ini merupakan salah satu bentuk pesan dalam bentuk non verbal yang memang diciptakan dengan kesengajaan agar pembaca dapat dengan aktif memahami pesan yang terkandung didalamnya.

Karikatur “PROYEK GEDUNG BARU DPR RI” diciptakan sebagai sebuah wahana untuk memberikan informasi kepada masyarakat seputar kabar tentang pembangunan gedung DPR yang menghabiskan dana hingga 1 triliun rupiah tersebut sudah tidak dapat diganggu gugat pelaksanaannya meskipun mendapat protes dan penolakan dari berbagai pihak.

4.1.2 Matanews.com

Matanews.com adalah situs internet dengan coverage berita (mencakup berita politik, ekonomi, hukum, opini, dan lainnya). Selain itu matanews.com juga menyediakan fasilitas forum diskusi dan komentar berita bagi para pengunjung matanews.com.

Matanews.com mungkin mendapatkan penghasilan dari iklan dan dari menjual item-item yang berhubungan situs berita matanews.com. Selain itu matanews.com juga mungkin menawarkan servis premium kepada para pengunjung/member situs matanews.com.

Data dan informasi disediakan hanya sebagai informasi belaka, dan tidak diharapkan untuk tujuan perdagangan saham dan/atau transaksi lainnya. Walau berbagai upaya telah dilakukan untuk menampilkan data dan informasi seakurat mungkin, matanews.com maupun semua mitra yang menyediakan data dan informasi, tidak bertanggung jawab atas segala kesalahan dan keterlambatan memperbarui data dan atau informasi, atau segala kerugian yang timbul karena tindakan yang berkaitan dengan penggunaan informasi yang disajikan. (matanews.com)

Dokumen terkait