BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Objek Penelitian dan Penyajian Data
Ayah tunggal adalah fenomona yang makin dianggap biasa dalam kehidupan modern. Pilihan menjadi ayah tunggal dapat terjadi karena salah satu diantaranya adalah karena sang ibu telah meninggal dunia. Bagi anak yang tiba-tiba mendapati orang tuanya yang tidak lengkap lagi karena meninggal dunia dapat memberi dampak psikologis yang kurang baik.
Bagi anak-anak, masa-masa pasca meninggalnya seorang ibu yang dicintainya merupakan masa yang sulit, terutama menyangkut kedekatan hubungan komunikasi sang ayah dengan sang anak. Yang notabene di dalam kehidupan masyarakat, sebagian ayah merupakan sosok yang kurang dekat dengan anak-anaknya.Berbagai perasaan mulai muncul berkecamuk di dalam diri anak.Pada masa ini anak juga harus mulai beradaptasi dengan perubahan hidupnya yang baru. Hal-hal yang dirasakan anak-anak, ketika sang ibu mereka pergi meninggalkan mereka untuk selama-lamanya adalah rasa rindu akan hadirnya sosok ibu, rasa kurang percaya diri, rasa takut akan sang ayah, rasa sedih, rasa marah dan rasa kehilangan yang sangat teramat dalam. Perasaan-perasaan itu, oleh anak dapat terwujud dalam bentuk perilaku menjadi pendiam, menutup diri akan bersosialisasi kepada tetangga lingkungan sekitar, suka
melamun, sulit berkonsetrasi dan tidak berminat terhadap tugas-tugas sekolahnya sehingga prestasi sekolah cenderung menurun, suka melamun, terutama mengkhayalkan sang ibu akan hadir kembali disampingnya. Jika hal tersebut terjadi melawati batas normal, maka anak bisa kehilangan kontrol, tak mampu lagi berpikir sehat.Kondisi terparah bila anak, terutama yang berusia remaja melampiaskan kesedihannya pada obat-obatan, bergaul dengan teman yang memberi pengaruh dampak buruk, mencari perhatian kasih sayang yang lebih di luar rumah.
Oleh karena itu, perkembangan anak harus selalu diperhatikan oleh sang ayah. Perkembangan anak juga berkaitan dengan terbentuknya sebuah kepribadian di dalam diri anak tersebut.Kepribadian dapat juga diartikan sebagai “kualitas perilaku individu yang tampak dalam melakukan penyesuaian dirinya terhadap lingkungan secara unik” (Abin Syamsyudin Makmun, 1996). Keunikan penyesuaian tersebut sangat berkaitan dengan aspek-aspek kepribadian itu sendiri, yaitu meliputi hal-hal sebagai berikut: karakter, tempramen, sikap, stabilitas emosional, resposibilitas dan sosiabilitas. Stabilitas emosional, yaitu kadar kestabilan reaksi emosional terhadap rangsangan dari lingkungannya. Responsibilitas atau tanggung jawab, merupakan kesiapan untuk menerima risiko dari tindakan atau perbuatan yang dilakukan.Sosiabilitas, ysitu disposisi pribadi yang berkaitan dengan hubungan interpersonal. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi kepribadian, baik hereditas (pembawaan), maupun lingkungan (seperti: fisik, sosial, kebudayaan, spiritual). Suasana atau iklim keluarga sangat penting bagi perkembangan kepribadian anak.Seorang anak yang dibesarkan
dalam lingkungan kelaurga yang harmonis dan agamis, dalam arti orang tua memeberikan curahan kasih sayang, perhatian serta bimbingan kehidupan dalam berkeluarga, maka perkembangan kepribadian anak tersebut cenderung positif. Begitupun sebaliknya, jika perhatian terhadap sang anak kurang, kurangnya pemberian pengarahan nilai moral, agama dan pendidikan maka, anak akan memiliki kepribadian yang cenderung negatif. (Syamsu Yusuf, 2000:128)
4.1.2. Identitas Infor man
Dalam penelitian ini yang dijadikan responden atau informan adalah : 1. Single dad yang sudah ditinggal meninggal kurang dari sepuluh tahun
dengan sang istri atau pasangannya yang mempunyai anak remaja di Surabaya.
2. Anak remaja dalam keluarga yang hanya diasuh ayah tunggal saja di Surabaya dengan kategori usia 11-24 tahun. Karena pada usia tersebut mulai ada tanda-tanda penyempurnaan perkembangan jiwa seperti tercapainya identitas diri (ego identity, menurut Erik Erikson), tercapainya fase genital dari perkembangan kognitif (piaget) maksudnya merupakan periode terakhir dan tertinggi dalam tahap pertumbuhan presasi formal. Pada periode ini, idealnya para remaja sudah memiliki pola pikir sendiri dalam usaha memecahkan masalah-masalah yang kompleks dan abstrak. Kemampuan berpikir para remaja berkembang sedemikian rupa sehingga mereka dengan mudah dapat
membayangkan banyak alternatif pemecahan masalah beserta kemungkinan akibat atau hasilnya. Para remaja tidak lagi meneriam informasi apa adanya, tetapi mereka akan memproses informasi itu serta mengadaptasikannya dengan pemikiran mereka sendiri. Dan moral (kohlberg) (cerita psikologik) maksudnya masa remaja adalah periode dimana seseorang mulai bertanya-bertanya mengenai berbagai fenomena yang terjadi di lingkungan sekitarnya sebagai dasar bagi pembentukan nilai diri mereka.
3. Identitas informan dalam penelitian ini yang menjadi ayah tunggal diantaranya adalah :
Infor man ke 1 (ayah)
Ayah tunggal yang terpilih menjadi informan ke 1 adalah Slamet Raharjo 55 tahun dengan kondisi ditinggal meninggal oleh sang istri sejak kurang lebih 3 tahun yang lalu, orang tua kandung dari Riska Wahyuningtyas, Pak Slamet bekerja sebagai antar-jemput sekolah TK. Pak Slamet bertempat tinggal di daerah Jl. Gading Karya 5 no 15 Surabaya.
Infor man ke 2 (ayah)
Ayah tunggal yang terpilih menjadi informan ke 2 adalah Pak Moh. Ahmad Baldi dengan kondisi ditinggal meninggal oleh sang istri sekitar kurang lebih 4 Tahun yang lalu. Pak Baldi bekerja sebagai wiraswasta, merupakan orang tua kandung dari Faisal Abda.
Infor man ke 3 (ayah)
Ayah tunggal yang menjadi informan ke 3 adalah pak Warkodi, 66 tahun kondisi ditinggal meninggal oleh sang istri sekitar kurang lebih 7 tahun, orang tua kandung dari Siti Amalia Adela Putri. Pak warkodi ini pekerjaan sehari-harinya adalah wiraswasta.
4. Identitas informan dalam penelitian ini yang menjadi anak remaja diantaranya adalah :
Infor man ke 1 (anak)
Anak remaja yang terpilih menjadi informan pertama adalah Riska Wahyuningtyas, 22 tahun. Mahasiswa yang baru saja lulus dari salah satu perguruan tinggi swasta di Surabaya. Anak terakhir dari 2 bersaudara.Kegiatan setiap harinya adalah konsentrasi dalam perkuliahan dan sekarang sedang melamar pekerjaan.
Infor man ke 2 (anak)
Anak remaja yang menjadi informan kedua adalah Faisal Abda, 21 tahun.Anak pertama dari 4 bersaudara.Kegiatan sehari-harinya adalah sebagai karyawan kontrakan di salah satu perusahaan dealer motor.
Infor man ke 3 (anak)
Anak remaja yang terpilih menjadi informan ketiga adalah Siti Amalia Adela Putri, 18 tahun.Dela adalah anak pertama dari 2 bersaudara. Dan dela merupakan siswi yang baru saja lulus dari salah satu SMA negri di Surabaya.