• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS

A. Gambaran Umum Obyek Penelitian

Lokasi penelitian dilakukan di Universitas Islam Kiai Haji Achmad Siddiq Jember atau biasa dikenal dengan UIN KHAS Jember, tepatnya pada Fakultas Dakwah UIN KHAS Jember merupakan satu satunya Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri di wilayah timur pulau Jawa. Memiliki sejarah yang cukup panjang, berawal dari keinginan masyarakat, diselenggarakannya Konferensi Syuriah Alim Ulama Nahdlatul Ulama (NU) tanggal 30 september 1964, salah satu keputusan penting adalah merekomendasikan pendirian Perguruan Tinggi Islam (PTAI) di Jember. Baru pada tahun 1965 berdirilah Institut Agama Islam Djember (IAID) Fakultas Tarbiyah, dan dinegerikan pada tanggal 21 Pebruari 1966 berdasarkan Surat Keputusan (SK) Menteri Agama No. 4 Tahun 1966 tanggal 14 Pebruari 1966, sehingga IAID berubah status menjadi Fakultas Tarbiyah IAIN Sunan Ampel Cabang Jember dibawah naungan IAIN Sunan Ampel Surabaya.

Sesuai Instruksi Presiden Republik Indonesia No. 11 tahun 1997 tentang Pendirian Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri, Fakultas Tarbiyah IAIN Sunan Ampel di Jember diubah menjadi STAIN Jember, dan trus berkembang hingga sekarang. Berubah status menjadi Universitas Islam Negeri Kiai Haji Achmad Siddiq (UIN KHAS)

Jember berdasarkan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 44 tahun 2021. Nama UIN Jember diambil dari nama K.H. Achmad Siddiq, seorang ulama yang pernah menjabat sebagai Rais 'Aam Syuriah Nahdlatul Ulama dan perintis pendirian UIN Jember. Begitu pula sejarah Bimbingan Konseling Yang cukup panjang Perkembangan sejarah Bimbingan konseling islam mengalami berbagai perubahan, dilahirkan pada tahun 2014 sesuai dengan SK Penyelengaraan Nomor:

6566 Tahun 2014, Tanggal SK 2014-11-19 kode Program Studi 86201 dan tanggal 19 November 2014 berdiri prodi BKI di Fakultas Dakwah.

a. Visi, Misi dan Tujuan Bimbingan Konseling Islam

Visi : Mencetak sarjana Bimbingan dan Konseling Islam yang unggul, profesional, kompetitif dan inovatif yang berlandaskan ajaran Islam yang humanis dan berkeadaban

Misi :

1) Menyelenggarakan pendidikan Bimbingan dan Konseling Islam yang unggul, profesional, mampu bersaing dan inovatif

2) Mengembangkan penelitian Bimbingan dan Konseling Islam yang inovatif dan relevan dengan kebutuhan masyarakat

3) Meningkatkan pengabdian kepada masyarakat dan membantu menyelesaikan persoalan individu, keluarga dan sosial

4) Menjalin kerjasama dengan lembaga pendidikan, pemerintahan, dan organisasi masyarakat yang memiliki komitmen dalam

pengembangan ilmu Bimbingan dan Konseling Islam yang humanis dan berkeadaban

Tujuan:

1) Menghasilkan lulusan yang berkompetensi di bidang Bimbingan dan Konseling Islam dan memiliki keterampilan berdakwah sesuai dengan kebutuhan masyarakat.

2) Menghasilkan produk penelitian ilmu Bimbingan dan Konseling Islam sebagai upaya pengembangan ilmu Bimbingan dan Konseling Islam secara praktis dan teoritis.

3) Menciptakan masyarakat yang adil dan sejahtera dan berkeadaban dalam berbagai aspek kehidupan dengan menggunakan pendekatan ilmu Bimbingan dan Konseling Islam.

Program studi Bimbingan dan Konseling Islam terdapat dua peminatan, yakni : konselor keluarga dan masyarakat serta konselor pendidikan anak berkebutuhan khusus.89

2. Gambaran Umum Responden

Responden dalam riset ini merupakan Mahasiswa Bimbingan Konseling Islam penyusun skripsi, yakni mahasiswa yang sedang mengerjakan skripsi angkatan 2018 dengan cakupan BKI 1 dan BKI 2 angkatan 2018. Total keseluruhan mahasiswa BKI angkatan 2018 dalam penyusunan skripsi keseluruhan berjumlah 81 orang. Menurut Arikunto bila jumlah populasi kurang dari 100 maka sampel diambil keseluruhan

89 Administrator. Web dakwah. Diakses pada 01 oktober 2022; pukul 06.00 WIB

dari populasi.90 B. Penyajian Data

1. Deskripsi Responden

Berdasarkan hasil yang didapat dari penyebaran alat ukur melalui link Google Form secara online pada responden, berikut adalah data responden yang diperoleh peneliti dari penyebaran alat ukur pada mahasiswa Bimbingan Konseling Islam yang sedang mengerjakan skripsi angkatan 2018.

Tabel 4.1

Deskripsi responden penelitian berdasarkan jenis kelamin

Jenis kelamin Jumlah

Perempuan 58

Laki-laki 23

Total 81

Berdasarkan deskripsi pada tabel diatas, terlihat bahwa mahasiswa Bimbingan Konseling Islam yang mengisi skala pengukuran dalam penelitian ini berjumlah 81 responden dengan pembagian 72%

90 S. Arikunto, Prosedur Penelitian (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), 104.

laki laki 28%

perempuan 72%

prosentase

pada perempuan, dengan jumlah 58 orang, sedangkan 28% sisanya pada laki laki yang berjumlah 23 orang. Berdasarkan data diatas dapat diketahui mayoritas responden pada penelitian ini yaitu perempuan.

Tabel 4.2

Deskripsi responden penelitian berdasarkan kelas

Kelas Jumlah %

BKI 1 41 51%

BKI 2 40 49%

Total 81 100%

Berdasarkan tabel diatas, mayoritas responden pada kelas BKI 1 dengan prosentase sebesar 51% dengan jumlah 41 orang dan pada kelas BKI 2 sebesar 49% dengan jumlah 40 orang.

2. Penyebaran Alat Ukur

Penyebaran dilakukan setelah alat ukur diuji coba terlebih dahulu sebelum dipakai penelitian. Alat ukur harus melewati tahap uji coba supaya bisa diketahui nilai validitas dan reliabilitasnya. Uji coba dilaksanakan pada 40 responden mahasiswa UIN KHAS Jember yang

BKI 1 51%

BKI 2 49%

prosentase

sedang mengerjakan skripsi, baik itu laki laki ataupun perempuan. Uji coba dilakukan pada tanggal 1 Oktober 2022 – 7 Oktober 2022 melalui persebaran link Google Form, kemudian di uji validitas dan reliabilitasnya. Penyebaran alat ukur dilakukan setelah uji validitas dan reliabilitas, kemudian peneliti melakukan penyebaran alat ukur untuk pengambilan data dengan membagikan link Google Form pada tanggal 3 november 2022, dengan penyebaran pada mahasiswa BKI UIN KHAS Jember angkatan 2018 yang sedang mengerjakan skripsi.

3. Pengelolaan data

Selesainya pengambilan data yang diperoleh dari persebaran link Google Form, langkah selanjutnya yakni melakukan pengolahan data.

C. Analisis dan Pengujian Hipotesis 1. Uji instrumen

a. Uji validitas

Uji validitas dilaksanakan pada 2 (dua) variabel yaitu kecerdasan emosional serta stres. Hasil yang didapatkan dari uji validitas kecerdasan emosional memperlihatkan koefisien corrected item total correlation yakni 0,312 sampai 0,726. Sedangkan untuk uji validitas pada stres memperlihatkan koefisien corrected item total correlation yakni 0,312 sampai 0,710.

Tabel 4.3

Hasil Uji Validitas Skala Kecerdasan Emosional kecerdasan emosional

item r hitung r tabel sig. Keterangan

X01 0,424 0,312 0.000 valid

X02 0,266 0,312 0.000 tidak valid

X03 0,608 0,312 0.000 valid

X04 0,622 0,312 0.000 valid

X05 0,564 0,312 0.000 valid

X06 0,222 0,312 0.000 tidak valid

X07 0,407 0,312 0.000 valid

X08 0,375 0,312 0.000 valid

X09 0,481 0,312 0.000 valid

X10 0,155 0,312 0.000 tidak valid

X11 0,041 0,312 0.000 tidak valid

X12 0,538 0,312 0.000 valid

X13 0,726 0,312 0.000 valid

X14 0,512 0,312 0.000 valid

X15 0,140 0,312 0.000 tidak valid

X16 0,339 0,312 0.000 valid

X17 0,306 0,312 0.000 tidak valid

X18 0,062 0,312 0.000 tidak valid

X19 0,482 0,312 0.000 valid

X20 0,105 0,312 0.000 tidak valid

X21 0,298 0,312 0.000 tidak valid

X22 0,100 0,312 0.000 tidak valid

X23 0,62 0,312 0.000 valid

X24 0,341 0,312 0.000 valid

X25 0,165 0,312 0.000 tidak valid

X26 0,184 0,312 0.000 tidak valid

X27 0,240 0,312 0.000 tidak valid

X28 0,512 0,312 0.000 valid

X29 0,454 0,312 0.000 valid

X30 0,315 0,312 0.000 valid

X31 0,572 0,312 0.000 valid

X32 0,668 0,312 0.000 valid

X33 0,608 0,312 0.000 valid

X34 0,086 0,312 0.000 tidak valid

X35 0,237 0,312 0.000 tidak valid

X36 0,358 0,312 0.000 valid

X37 0,256 0,312 0.000 tidak valid

X38 0,374 0,312 0.000 valid

X39 0,543 0,312 0.000 valid

X40 0,254 0,312 0.000 tidak valid

Catatan: Item dinyatakan valid bila r hitung ˃ r tabel.

Hasil analisis uji coba alat ukur pada skala kecerdasan emosional melalui uji validitas didapat 23 item yang valid dari 40 item yang diujicobakan, dengan nilai r tabel sebesar 0,312, yang diperoleh dari distribusi nilai r tabel dengan signifikansi 5%.

Tabel 4.4

Hasil Uji Validitas Skala Stres Stres

item r

hitung

r tabel sig. Keterangan

X01 0,578 0,312 0.000 Valid

X02 0,566 0,312 0.000 Valid

X03 0,296 0,312 0.000 tidak valid

X04 0,539 0,312 0.000 Valid

X05 0,497 0,312 0.000 Valid

X06 0,573 0,312 0.000 Valid

X07 0,444 0,312 0.000 Valid

X08 0,397 0,312 0.000 Valid

X09 0,615 0,312 0.000 Valid

X10 0,591 0,312 0.000 Valid

X11 0,642 0,312 0.000 Valid

X12 0,673 0,312 0.000 Valid

X13 0,12 0,312 0.000 tidak valid

X14 0,37 0,312 0.000 Valid

X15 0,283 0,312 0.000 tidak valid

X16 0,55 0,312 0.000 Valid

X17 0,593 0,312 0.000 Valid

X18 0,54 0,312 0.000 Valid

X19 0,71 0,312 0.000 Valid

X20 0,538 0,312 0.000 Valid

X21 0,272 0,312 0.000 tidak valid

X22 0,471 0,312 0.000 Valid

X23 0,531 0,312 0.000 Valid

X24 0,517 0,312 0.000 Valid

X25 0,534 0,312 0.000 Valid

X26 0,62 0,312 0.000 Valid

X27 0,446 0,312 0.000 Valid

X28 0,499 0,312 0.000 Valid

X29 0,258 0,312 0.000 tidak valid

X30 0,355 0,312 0.000 Valid

X31 0,477 0,312 0.000 Valid

X32 0,566 0,312 0.000 Valid

X33 0,351 0,312 0.000 Valid

X34 0,609 0,312 0.000 Valid

X35 0,434 0,312 0.000 Valid

X36 0,339 0,312 0.000 Valid

X37 0,524 0,312 0.000 Valid

X38 0,688 0,312 0.000 Valid

X39 0,121 0,312 0.000 tidak valid Catatan: Item dinyatakan valid bila r hitung ˃ r tabel.

Hasil analisis uji coba alat ukur pada skala stres melalui uji validitas didapat 33 item yang valid dari 39 item yang diujicobakan.

b. Uji Reliabilitas

Hasil dari uji reliabilitas pada skala kecerdasan emosional menghasilkan koefisien Cronbach's Alpha sebesar 0,842 dan pada skala stres yakni sebesar 0,899. Hasil uji reliabilitas bisa dilihat pada tabel 4.5 dan 4.6.

Tabel 4.5

Reliabilitas variabel kecerdasan emosional Reliability statistics

Cronbach's Alpha N of Items

0,842 23

Tabel 4.6

Reliabilitas variabel stres Reliability statistics

Cronbach's Alpha N of Items

0,899 33

c. Deskripsi variabel penelitian

Deskripsi variabel pada riset ini mendiskripsikan tinggi rendahnya atau kategorisasi tingkat Kecerdasan Emosional dan Stres dengan menggunakan ketentuan dalam buku Penyusunan Skala Psikologi oleh Azwar ialah:91

Tinggi : M + 1SD > = X

Sedang : M – 1SD ≤ = X ≤M + 1SD Rendah : X ≤ M – 1SD

Keterangan:

M = Mean SD = standar deviasi

Kategorisasi tingkat kecerdasan emosional yang dimiliki mahasiswa BKI UIN KHAS Jember angkatan 2018 menggunakan ketentuan diatas, dengan perhitungan menggunakan Microsoft Excel, ditemukan:

M = 89 M-1SD = 78

SD = 11 M+1SD = 100

Rendah X≤78

Sedang 78≤=X≤100

Tinggi 100≤=X

91 S. Azwar, Penyusunan skala psikologi edisi 2. (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2020), 147.

Sehingga berdasarkan hasil perhitungan dapat diketahui mengenai presentasi dalam setiap kategori, yang akan dijabarkan dalam tabel berikut:

Keterangan Kategori Jumlah Responden

Presentase

Responden Tinggi 13 16%

Sedang 58 72%

Rendah 10 12%

Total 81 100%

Berdasarkan hasil penelitian pada 81 responden, kategorisasi tingkat kecerdasan emosional didapatkan 13 responden dengan prosentase 16% punya kecerdasan emosional tinggi, 58 responden dengan prosentase 72% punya kecerdasan emosional sedang, dan kategori rendah sebesar 12% dengan 10 responden punya kecerdasan emosional rendah. Hal ini bisa dilihat pada tabel, bahwa kebanyakan responden memiliki kecerdasan emosional yang sedang.

Kategorisasi tingkat stres yang dimiliki mahasiswa BKI UIN KHAS Jember angkatan 2018 dalam penyusunan skripsi yang

rendah 12%

sedang 72%

tinggi 16%

prosentase

menggunakan ketentuan diatas, dengan perhitungan menggunakan Microsoft Excel, ditemukan:

M = 95 M-1SD = 77

SD = 18 M+1SD = 112

Rendah X ≤ 77

Sedang 77 ≤ =X ≤ 112

Tinggi 112 ≤ =X

Sehingga berdasarkan hasil perhitungan dapat diketahui mengenai prosentase dalam setiap kategori, yang akan dijabarkan dalam tabel berikut:

Keterangan kategori Jumlah

Responden Presentase

Responden Tinggi 14 17%

Sedang 54 67%

Rendah 13 16%

Total 81 100%

Berdasarkan hasil penelitian pada 81 responden, kategorisasi tingkat stres pada mahasiswa BKI UIN KHAS Jember angkatan 2018 dalam pengerjaan skripsi didapatkan 14 responden dengan prosentase 17% memiliki stres yang tinggi, 54 responden dengan prosentase 67%

rendah 16%

sedang 67%

tinggi 17%

prosentase

memiliki stres yang sedang, dan kategori rendah sebesar 16% dengan 13 responden memiliki stres yang rendah. Dilihat pada tabel mayoritas responden memiliki stres yang sedang.

2. Uji Normalitas Data

Uji ini dilaksanakan supaya bisa diketahui sebuah penelitian memiliki sebaran data yang berdistribusi normal ataukah tidak. Sebaran data dinyatakan normal bila memiliki tingkat signifikansi > 0.05, namun jika sebaran data memiliki signifikansi < 0,05, maka sebaran dikatakan tidak normal. Uji normalitas menggunakan Test of Normality dari Kolmogorov Smirnov. Hasil dari uji normalitas bisa dilihat pada tabel.

Tabel 4.7 Hasil Uji Normalitas Asymp. Sig.

(2-tailed)

Nilai Sig. N Keterangan

0,200 0,05 81 Berdistribusi Normal

Berdasarkan hasil pada tabel uji normalitas didapatkan nilai Asymp. Sig. (2-tailed) sebesar 0,200 > 0,05, yang menjelaskan data pada penelitian ini berdistribusi normal.

3. Uji linieritas

Berdasarkan hasil yang diperoleh dari uji linieritas antara kecerdasan emosional dengan stres dapat dilihat dari tabel berikut ini.

Tabel 4.8 Hasil linieritas Deviation from

linearity

Nilai Sig. N

0,746 0,05 81

Variabel dikatakan linier apabila nilai signifikansi deviation from linearity > 0,05. Tabel diatas menunjukkan nilai signifikansi deviation from linierity sebesar 0,746 sehingga kesimpulan dari kedua variabel, yakni kecerdasan emosional dan stres terdapat hubungan yang linier.

4. Uji korelasi pearson

Uji ini tujuannya guna tahu adanya hubungan antara variabel X dengan variabel Y dimana pada penelitian ini variabel X yakni kecerdasan emosional dan variabel Y yakni stres dan jenis hubungan variabel dapat bersifat positif maupun negatif.

Tabel 4.9 Uji korelasi pearson

Kecerdasan Emosional

Stres Kecerdasan

Emosional

Pearson Correlation 1 -0,487

Sig. (2-tailed) ,000

N 81 81

Stres Pearson Correlation -0,487 1

Sig. (2-tailed) ,000

N 81 81

Dasar penentuan keputusan bila signifikansi bernilai < 0,05 maka berkorelasi, menurut tabel 4.10 didapat nilai sig sebesar 0,00 yang bisa dinyatakan bahwa kedua variabel punya hubungan, dan hasil pada nilai r

= -0,487, yang berarti memiliki hubungan yang bersifat negatif, bentuk hubungan negatif yang dimaksud adalah kian tinggi variabel X (kecerdasan emosional) maka kian rendah variabel Y (stres) serta begitu sebaliknya, bila rendah variabel X (kecerdasan emosional) maka kian

tinggi variabel Y (stres). Besarnya ‖r‖ menginterpretasikan kekuatan hubungan antara variabel x dengan variabel y, nilai ―r‖ pada riset ini memiliki korelasi yang sedang atau moderat dengan besaran -0,487.

D. Pembahasan

Tingkat Kecerdasan Emosional pada Mahasiswa BKI UIN KHAS Jember angkatan 2018 dalam penyusunan skripsi, hasil perhitungan kategorisasi pada kecerdasan emosional yang dimiliki responden didapatkan 13 responden dengan prosentase 16% mempunyai kecerdasan emosional yang tinggi, 58 responden dengan prosentase 72% mempunyai kecerdasan emosional sedang, dan kategori rendah sebesar 12% dengan 10 responden mempunyai kecerdasan emosional rendah. Hal ini menjelaskan bahwa kebanyakana responden memiliki kecerdasan emosional yang sedang, seperti yang diilustrasikan pada diagram batang dibawah ini:

Peneliti juga mengkategorikan hasil yang didapat pada responden tiap kelas yang diilustrasikan pada diagram dibawah ini:

10

58

13

0 20 40 60 80

rendah sedang tinggi

kecerdasan emosional

Kategori KECERDASAN EMOSIONAL

Kelas BKI 1 BKI 2

Rendah 7 3

Sedang 28 30

Tinggi 6 7

Total 41 40

Hasil yang didapat dari kategori kecerdasan emosional, dapat dilihat mayoritas responden didapati pada BKI 1. Kategori mayoritas sedang terdapat paling banyak pada responden BKI 2, penyebaran kategorisasi pada penelitian ini memiliki selisih yang cukup sedikit.

Kecerdasan emosional merupakan penggunaan emosi secara efektif yang bertujuan menjadikan emosi bermanfaat dalam berprilaku dan perfikir sehingga kualitas hidup individu menjadi meningkat.92 Situasi ini, mahasiswa dengan kecerdasan emosional tinggi dalam menghadapi segala tantangan terhadap perkuliahan dan kegiatan kegiatan cenderung sulit putus asa, dapat berkonsentrasi, serta dapat memotivasi diri sendiri. Orang yang punya kecerdasan emosional yang baik akan dapat menerima

92 Saam dan Sri Mulyani, 160.

7

28 3 6

30

7

rendah sedang tinggi

Kecerdasan Emosional

BKI 1 BKI 2

keadaannya, bertanggung jawab mengatasi pekerjaannya, tidak cemas ataupun khawatir dengan masa depan, dan tidak gampang marah tanpa disertai alasan. Saat mahasiswa kurang memiliki kecerdasan emosional, tindakan mereka akan tampak tergesa-gesa dan dipaksa untuk mengikuti keinginan emosional mereka tanpa memperhatikan lingkungan.

Sebaran pada variabel kecerdasan emosional mayoritas ada pada kategori sedang dengan prosentase 72% yakni 58 responden.

Menunjukkan bahwa Kapasitas mahasiswa BKI UIN KHAS Jember untuk pengaturan emosi masih berkembang. Hal ini sejalan dengan teori Salovey dan Mayer bahwa remaja yang punya kecerdasan emosional dan masih melalui proses transisi ataupun dalam menganalisis emosi diri mereka sendiri dan juga orang lain dalam skenario tertentu bisa benar, meskipun belum sepenuhnya dikatakan seperti itu. Hasil pada riset ini diperkuat pula akan adanya riset sebelumnya yang berfokus pada hubungan kecerdasan emosional dengan stres oleh Elida Gultom, berjudul ―Hubungan antara Kecerdasan Emosional dengan Stres Kerja Perawat pada PT. Nusa Lima Medika Pekanbaru‖, didapati hasil kategori pada kecerdasan emosional dengan mayoritas sedang sebesar 78,57%.

Banyak faktor yang mungkin berdampak pada kecerdasan emosional individu, baik tinggi maupun rendah. Baik pengaruh internal maupun eksternal dapat berdampak pada kecerdasan emosional, menurut Goleman. Variabel internal adalah faktor-faktor yang bersumber dari dalam diri orang itu sendiri, yakni misalnya aspek fisik dan psikologis.

Aspek psikologis inilah yang menentukan emosi individu seperti pengalaman, sentimen, kapasitas mental, dan motivasi, sedangkan aspek fisik terdiri dari aspek fisik dan kesehatan.

Pembahasan yang sama goleman menambahkan pertama dan terpenting, lingkungan keluarga berdampak pada kecerdasan emosional.

Sebagai sekolah pertama yang mempelajari emosi, orang tua memiliki peran penting untuk dimainkan sebab mereka menjadi mata pelajaran pertama yang perilakunya diakui, diinternalisasi, dan pada akhirnya jadi bagian dari kepribadian anak. Baik konteks non-keluarga, atau lingkungan komunitas, adalah pengaturan yang terpisah dari lingkungan keluarga.

Seiring dengan pertumbuhan fisik dan otak anak, kecerdasan emosional juga berkembang.

Tingkat Stres pada Mahasiswa BKI UIN KHAS Jember angkatan 2018 dalam penyusunan skripsi, hasil yang diperoleh riset ini pada 81 responden, didapatkan 14 responden dengan prosentase 17% memiliki stres yang tinggi, 54 responden dengan prosentase 67% memiliki stres yang sedang, dan kategori rendah sebesar 16% dengan 13 responden memiliki stres yang rendah. Hal ini bisa didapat simpulan bahwa kebanyakan responden, mempunyai stres yang sedang yang dapat diilustrasikan pada diagram batang sebagai berikut:

Peneliti juga mengkategorikan hasil yang didapat pada responden tiap kelas yang diilustrasikan pada diagram dibawah ini:

Kategori STRES

Kelas BKI 1 BKI 2

Rendah 4 9

Sedang 33 21

Tinggi 4 10

Total 41 40

Hasil yang didapat dari kategori tingkat stres, dapat dilihat mayoritas responden didapati pada BKI 1. Kategori mayoritas sedang juga terdapat paling banyak pada responden BKI 1, penyebaran kategorisasi pada penelitian ini memiliki selisih yang cukup sedikit.

Stres itu sendiri merupakan sebuah respon non spesifik tubuh terhadap beragam tuntutan, baik itu berupa respon positif maupun negatif,

13

54

14

0 20 40 60

rendah sedang tinggi

Kategori Stres

4

33

9 21 4

10

rendah sedang tinggi

Stres

BKI 1 BKI 2

dalam definisi lain dari stres menurut Mulhall dalam Jurnal Insight, stres merupakan respon individu terhadap adanya stressor. stressor atau bisa diberi arti pemicu stres dibagi menjadi dua yakni stressor internal yang merupakan penyebab stres dari dalam diri dan stressor eksternal merupakan penyebab stres yang bersumber dari luar diri. Stres juga dialami oleh mahasiswa, dalam hal ini yang dirasakan pada mahasiswa umumnya merupakan stres akademik. Skripsi ialah salah satu tuntutan akademik sehingga bisa dikatakan sebagai stressor akademik.

Riset ini memperlihatkan hasil bahwa mayoritas responden mempunyai stres berkategori sedang, hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar mahasiwa BKI UIN KHAS Jember dalam penelitian ini dapat mengatasi stres yang dialami meskipun belum dikatakan baik. Riset yang dilaksanakan Agung, mengungkap bahwa reaksi stres sering kali timbul ketika mengerjakan skripsi namun hal itu sifatnya bisa positif maupun negatif, misalnya mahasiswa semakin bersemangat dalam mencari referensi dan semakin semangat dalam mengerjakan skripsi, sedangkan reaksi negatif misalnya, menghindari pengerjaan dalam skripsi, menunda nunda dan lain sebagainya. Hal ini jika dibiarkan individu merasa tidak sanggup mengatasi tuntutan yang ada. Reaksi negatif ini mengakibatkan stres yang berdampak pada reaksi fisik maupun psikologis pada mahasiswa. Kategori sedang menandakan bahwa responden dapat meminimalisirkan stres walaupun belum maksimal dan hal itu bisa diberi pengaruh berbagai faktor, kecerdasan emosional salah satunya. Hasil pada

penelitian ini juga diperkuat akan adanya penelitian sebelumnya yang berfokus pada hubungan kecerdasan emosional dengan stres oleh Elida Gultom, berjudul ―Hubungan antara Kecerdasan Emosional dengan Stres Kerja Perawat pada PT. Nusa Lima Medika Pekanbaru‖, didapati hasil kategori pada stres berkategori sedang sebesar 85,71%.

Hubungan Kecerdasan Emosional dengan Stres pada Mahasiwa BKI UIN KHAS Jember angkatan 2018 dalam penyusunan skripsi, berdasarkan rumusan masalah ―adakah hubungan kecerdasan emosional dengan stres Mahasiswa Bimbingan Konseling Islam Universitas Islam Negeri Kiai Haji Achmad Siddiq Jember dalam Penyusunan Skripsi?‖. Uji korelasi bertujuan mengetahui adanya hubungan variabel X dengan variabel Y dimana pada riset ini variabel X yakni kecerdasan emosional dan variabel Y yakni stres dan jenis hubungan variabel sifatnya bisa positif maupun negatif.

Dasar dalam menentukan keputusan ialah bila signifikansi bernilai

< 0,05 maka berkorelasi, berdasarkan hasil yang didapat diketahui nilai sig sebesar 0,00 yang bisa diberi simpulan bahwa kedua variabel punya hubungan, dan hasil pada nilai r = -0,487, yang berarti memiliki hubungan yang bersifat negatif, bentuk hubungan negatif yang dimaksud adalah kian tinggi variabel X (kecerdasan emosional) maka kian rendah variabel Y (stres) dan juga sebaliknya bila variabel X rendah maka kian tinggi variabel Y.

Berdasarkan uraian tersebut, hipotesis yang diajukan oleh peneliti yakni (H1) ―ada hubungan kecerdasan emosional dengan stres mahasiswa Bimbingan Konseling Islam Universitas Islam Negeri Kiai Haji Achmad Siddiq Jember dalam penyusunan skripsi‖. (Ho) ―tidak ada hubungan kecerdasan emosional dengan stres mahasiswa Bimbingan Konseling Islam Universitas Islam Negeri Kiai Haji Achmad Siddiq Jember dalam penyusunan skripsi‖. Maka dapat disimpulkan menurut uraian tersebut, bisa dikatakan (H1) diterima sehingga (Ho) ditolak.

Hal ini sejalan dengan pendapat Sarafino bahwa salah satu faktor untuk mengatasi stres berasal dari diri individu, yakni kecerdasan emosional. Penguatan lainnya terhadap riset ini sejalan dengan riset sebelumnya tentang adanya hubungan kecerdasan emosional dengan tingkat stres pada mahasiswa yaang telah di buktikan atau sudah dilakukan sebelumnya pada tahun 2017 oleh Nurfitria pada mahasiswa kedokteran dengan hasil adanya hubungan antara kecerdasan emosional dengan tingkat stress pada mahasiswa tahun pertama prodi pendidikan dokter fakultas kedokteran universitas muhammadiyah makasar.93

Besarnya ‖r‖ menginterpretasikan kekuatan hubungan variabel x dengan variabel y, nilai ―r‖ pada riset ini memiliki korelasi yang sedang atau moderat dengan besaran -0,487. Hasil yang mempengaruhi hubungan antara variabel dapat dipengaruhi oleh faktor lain. Seperti pada stres akademik, bukan hanya kecerdasan emosional yang mempengaruhi tinggi

93 Wulandari Nurfitria, ―Hubungan Kecerdasan Emosional (emotional Quotient) terhadap tingkat stres pada mahasiswa tingkat pertama fakultas kedokteran universitas muhammadiyah makasar‖, skripsi: universitas muhammadiyah makasar, 2017, 39-40.

rendahnya stres. Seperti faktor eksternal maupun internal yang dikemukakan oleh Sarafino dan Smith yakni diantaranya faktor pribadi, peristiwa sehari hari yang menumpuk, tidak adanya dukungan sosial, stressor lingkungan dan lainnya. Sehingga bisa didapatkan simpulan bahwa variabel kecerdasan emosional bukanlah satu satunya faktor yang dapat mempengaruhi stres pada mahasiswa BKI UIN KHAS Jember.

Menurut uraian sebelumnya, penerimaan hipotesis riset ini memperlihatkan kecerdasan emosional dapat mempengaruhi mahasiswa BKI UIN KHAS Jember dalam penyusunan skripsi untuk mengatasi stres akademik yang dihadapi dalam pekerjaan terkait tugas akhir atau skripsi.

Kemampuan untuk memahami dan mengelola emosi secara cerdik pada diri sendiri ataupun juga orang lain, serta dapat menjadikan seseorang berfikir positif terhadap dirinya sehingga dapat mengatasi tekanan atau stressor yang dihadapi dan tidak mengakibatkan stres yang berkelanjutan.

mahasiwa penyusun skripsi yang memiliki kemampuan mengelola emosi dalam berfikir dan bertindak terkait hambatan dalam perkuliahan maupun luar perkuliahan, para mahasiswa cenderung dapat menerima atas keadaan yang terjadi pada dirinya, bertanggung jawab kepada penyelesaian pekerjaannya, sulit atau tidaklah mudah khawatir serta marah tanpa disertai alasan, dapat berkonsentrasi juga memotivasi diri untuk mengerjakan dan menyelesaikan kewajiban yang dimilikinya.

Dokumen terkait