• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Penerapan Lockout/Tagout (LOTO)

Penerapan LOTO sebagai upaya pengendalian energi merupakan salah satu upaya PT Petrokimia Gresik dalam mendukung terciptanya lingkungan kerja yang aman bagi pekerja. Penerapan LOTO tersebut ditujukan untuk mengurangi potensi bahaya saat terjadi energi release selama proses perbaikan dan perawatan dari mesin atau peralatan kerja yang ada di PT Petrokimia Gresik. Selain itu penerapan LOTO sebagai upaya pengendalian energi ini juga bertujuan untuk memenuhi peraturan atau perundang-undangan yang mewajibkan perusahaan untuk melindungi seluruh tenaga kerjanya. Hal ini dapat diketahui dari pernyataan berikut ini:

(Informan kunci, hal 102:6-9)”…tujuannya kita memenuhi undang-undang karena kita wajib untuk melindungi semua tenaga kerja atau juga wajib melindungi seluruh tenaga kerja yang ada di petro. Nah salah satu bentuk dari perlindungan ini adalah dengan penerapan LOTO. Jadi LOTO itu hanya salah satu upaya saja.”(5 Juni 2015).

Tujuan penerapan LOTO sebagai upaya pengendalian energi juga telah diatur dalam Standar LOTO PT Petrokimia Gresik (SD-32-3017) bahwa penerapan LOTO di lingkungan PT Petrokimia Gresik bertujuan untuk melindungi orang yang sedang bekerja disekitar mesin, instalasi listrik atau fasilitas proses produksi yang sedang diperbaiki dan dalam perawatan. Perlindungan itu dilakukan dengan mengisolasi energi berbahaya atau penguncian, pemasangan pengaman dan label pada sumber-sumber energi yang dapat mencederai seseorang.

OSHA 1910.147 menyebutkan bahwa, tujuan dari penerapan LOTO adalah sebagai prosedur keamanan yang digunakan untuk mengisolasi mesin atau peralatan pada saat terjadi perbaikan atau pemeliharaan sehingga pekerja akan terhindar dari cedera yang diakibatkan oleh kemungkinan terlepasnya energi. Berdasarkan hal tersebut, tujuan penerapan LOTO sebagai upaya pengendalian energi di wilayah Pabrik III PT Petrokimia Gresik telah sesuai. Penerapan LOTO di Pabrik III PT Petrokimia Gresik ditujukan sebagai upaya untuk mengendalikan energi dan mengurangi potensi bahaya saat terjadi energi release selama proses perbaikan atau perawatan.

Penerapan LOTO sebagai upaya pengendalian energi di Pabrik III PT Petrokimia Gresik telah diatur dalam sebuah dokumen resmi yakni Standar Penguncian dan Pelabelan/ Lockout/Tagout. Standar ini disusun oleh Bagian Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) PT Petrokimia Gresik pada tahun 2013 lalu. Standar ini mengatur segala ketentuan yang berkaitan dengan penerapan LOTO di PT Petrokimia Gresik, meliputi tujuan penerapan LOTO, ruang lingkup, definisi, tanggung jawab, dokumen pendukung, ketentuan, dan prosedur pemasangan LOTO. Hal ini sesuai dengan pernyataan informan kunci berikut ini:

(Informan kunci, hal 102:13-15).”… LOTO itu sebenarnya sudah ada sejak petro ini berdiri atau kalau ngelihat aturannya di buku K3 terbitan 90 LOTO itu sudah ada, kita perbarui lagi kemarin di 2013 itu juga ada LOTO.”(5 Juni 2015).

(Informan kunci, hal 103:25-28).”… jadi lockout/tagout itu sudah ada standardnya pekerjaan mana yang memerlukan LOTO. …Kalau menggunakan LOTO atau lockout/tagout maka kita mengacunya ke standar yang sudah ada dari petro.”(5 Juni 2015).

OSHA 29 CFR 1910.147 menyebutkan bahwa prosedur harus dikembangkan, didokumentasikan, dan digunakan untuk pengendalian energi yang berpotensi membahayakan pekerja saat pekerja tersebut terlibat dalam

kegiatan pengendalian energi. Berdasarkan hal tersebut, penerapan terhadap Standar LOTO sudah dilakukan dengan benar. Standar yang ada telah didokumentasikan dan digunakan sebagai pedoman dalam pengendalian energi.

OSHA 29 CFR 1910.147 menyebutkan bahwa prosedur harus jelas dan spesifik menguraikan ruang lingkup, tujuan, tanggung jawab, aturan , dan teknik yang digunakan dalam pengendalian energi berbahaya. OSHA 3120 menyebutkan bahwa prosedur pengendalian energi harus menyebutkan bagaimana standar tersebut digunakan dan menjelaskan mengenai langkah-langkah spesifik dalam melakukan pengendalian energi. Berdasarkan hal tersebut dokumen Standar LOTO yang ada telah dinyatakan memenuhi persyaratan sesuai dengan OSHA 29 CFR 1910.14 dan OSHA 3120. Hal tersebut dapat diketahui dari isi standar yang mencantumkan tujuan, ruang lingkup, definisi, tanggung jawab, dokumen terkait, ketentuan dan standar pelaksanaan LOTO di lapangan.

Penerapan LOTO sebagai upaya pengendalian energi menjadi tanggung jawab dari dua pihak. Pihak pertama adalah Bagian K3 yang bertanggung jawab dalam mengadakan dan menyediakan dokumen dan sarana pendukung dalam penerapan LOTO sebagai upaya pengendalian energi. Contoh dari dokumen adalah tersedianya prosedur pengendalian energi yang jelas. Saat ini prosedur tersebut telah diterbitkan dalam bentuk Standar LOTO PT Petrokimia Gresik (SD- 32-3017). Sarana contohnya adalah peralatan-peralatan LOTO yang digunakan dalam upaya pengendalian energi. Selanjutnya penanggung jawab kedua adalah Kepala Unit. Kepala unit akan bertanggung jawab terhadap penerapan LOTO sebagai upaya pengendalian energi di wilayah unit tersebut. Hal ini sesuai dengan pernyataan informan kunci berikut ini:

(Informan kunci, hal 103:55-57).”… standar, prosedur, prosedur work permit tadi yang membuat adalah di K3 kemudian prosedur ini akan berlaku di semua unit kerja kemudian semua ketua unit kerja yang menjadi penanggung jawab pelaksanaan di wilayah unit kerja itu.”(5 Juni 2015).

OSHA 1910.147 menyebutkan bahwa para pimpinan wajib memantau pelaksanaan prosedur pengendalian energi di lingkungannya. Berdasarkan hal tersebut, peran penanggung jawab sudah diberikan pada pihak yang tepat yakni kepala dari masing-masing unit. Kepala unit berwenang melakukan pemantauan penerapan prosedur pengendalian energi di lingkungannya.

Penerapan LOTO sebagai upaya pengendalian energi di lapangan melibatkan tiga pihak. Pihak yang pertama adalah pemilik unit atau peminta jasa. Pihak kedua adalah pelaksana pekerjaan dan pihak ketiga adalah safety inspector di masing-masing wilayah pabrik. Peran ketiga pihak tersebut berbeda.

Peran dari pemilik unit atau peminta jasa adalah sebagai pihak yang mengajukan jasa perbaikan atau pemeliharaan terhadap mesin atau peralatan kerja yang ada di wilayahnya. Berdasarkan dokumen Standar LOTO PT Petrokimia Gresik, Pemilik unit akan mengajukan safety permit atau JSA terlebih dahulu sebelum pekerjaan tersebut dilakukan. Apabila pekerjaan tersebut harus menggunakan LOTO maka pemilik unit harus menyiapkan peralatan LOTO tersebut. Hal ini sesuai dengan pernyataan informan kunci berikut:

(Informan kunci, hal 104:86-87).”…yang bertanggung jawab yang pertama adalah unit kerja peminta jasa atau unit kerja yang punya area disitu. Dalam hal ini mungkin dari unit produksi itu bertanggung jawab atas diterbitkannya safety permit atau LOTO itu digunakan…”(5 Juni 2015).

Peran pelaksana pekerjaan adalah sebagai pihak yang melakukan pekerjaan perbaikan ataupun pemeliharaan. Berdasarkan dokumen Standar LOTO PT Petrokimia Gresik, pelaksana pekerjaan akan melaksanakan pekerjaan sesuai permintaan dari peminta jasa. Pelaksana pekerjaan akan bertanggung jawab terhadap pemasangan peralatan LOTO pada pekerjaan tersebut. Hal ini sesuai dengan pernyataan informan kunci berikut:

(Informan kunci, hal 104:87-89).”…Kemudian dari pelaksana pekerjaan, jadi yang ngerjakan itu siapa,

bertanggung jawab atas pelaksanaan Lockout/Tagout disitu…”(5 Juni 2015).

Peran Safety Inspector adalah sebagai pihak yang memastikan bahwa lingkungan kerja tersebut aman untuk dilakukan pekerjaan perbaikan atau pemeliharaan. Selain itu Safety Inspector juga akan menanda tangani form safety permit yang telah diajukan oleh pihak peminta jasa. Sebelum ditanda tangani, Safety Inspector akan mengecek terlebih dahulu apakah peralatan LOTO telah dipasang sesuai pedoman yang ada. (Standar LOTO PT Petrokimia Gresik, 2013: 4). Hal ini sesuai dengan pernyataan informan kunci berikut:

(Informan kunci, hal 104:89-91).”…safety inspector memastikan apakah unit pelaksana pekerjaan maupun yang punya unit area tersebut telah melaksanakan Lockout/Tagout sesuai standar atau tidak.…”(5 Juni 2015).

Pihak peminta jasa dan pelaksana pekerjaan nantinya akan memasangkan label dan gembok yang dimiliki. Peminta jasa akan memasang label dan gembok berwarna merah sedangkan pelaksana pekerjaan akan memasang label dan gembok berwarna biru. (Standar LOTO PT Petrokimia Gresik, 2013:4). Pihak peminta jasa atau pemilik unit (operator mesin) dan pelaksana pekerjaan (Departemen pemeliharaan) disebut sebagai pekerja yang berwenang dalam memasang peralatan LOTO. Hal ini sesuai dengan pernyataan informan kunci berikut:

(Informan kunci, hal 104:98-100).”…kemudian harus dipasang tag itu ada tag yang punya peralatan dan harus ada tag yang melaksanakan pekerjaan kemudian juga harus ada lock yang punya area kerja atau peralatan dan lock yang melaksanakan pekerjaan,...”(5 Juni 2015)

OSHA 1910.147 dan OSHA 3120 menyebutkan bahwa yang memiliki wewenang untuk memasang LOTO adalah pekerja yang memahami hal-hal mengenai energi berbahaya, jenis dan besarnya energi yang ada di tempat kerja,

serta sarana dan metode yang dibutuhkan untuk isolasi dan kontrol energi. Berdasarkan hal tersebut, kewenangan pemasangan LOTO di Pabrik III PT Petrokimia Gresik yang diberikan pada Departemen Pemerliharaan dan Departemen Produksi telah sesuai. Pekerja Departemen Pemeliharaan dan Departemen Produksi telah memahami mekanisme pengendalian energi yang didapat melalui sosialisasi K3 baik secara mandiri maupun bersama-sama.

Penerapan LOTO sebagai upaya pengendalian energi di Pabrik III PT Petrokmia Gresik hanya dilakukan pada pekerjaan tertentu. Pekerjaan yang dapat menggunakan LOTO sebagai upaya pengendalian energi adalah pekerjaan perbaikan atau pemeliharaan yang berkaitan dengan energi kelistrikan dan energi kimia baik gas maupun cair yang disimpan dalam suatu tangki (Confined space) (Prosedur SIK PT Petrokimia Gresik, 2014:8). Hal ini sesuai dengan pernyataan informan kunci berikut:

(Informan kunci, hal 103:40-41).” Jenis pekerjaan yang di cover oleh LOTO itu misalnya pekerjaan di confined space, di perpipaan karena di LOTO tadi adalah untuk energi listrik sama perpipaan. Untuk mengcover itu…”(5 Juni 2015)

(Informan kunci, hal 103:48-50).”…semua pekerjaan yang ada di confined space itu pasti harus ada LOTO nya. Baik itu perbaikan,cleaning,maupun hanya sekedar inspek saja tetap prosedur LOTO, standar LOTO itu harus di terapkan….”(5 Juni 2015)

OSHA 3120 menyebutkan bahwa prosedur pengendalian energi tidak perlu diterapkan apabila paparan terhadap energi berbahaya dapat dicegah hanya dengan melepas kontrol energi yang ada dimana kontrol tersebut berada di bawah wewenang penuh seseorang. LOTO juga tidak perlu diterapkan pada perbaikan sistem perpipaan dimana pemeliharaan menjadi sesuatu yang rutin dan pekerja telah mengikuti prosedur pemeliharaan yang ada. Selain itu LOTO tidak perlu diterapkan pada saat terjadi perbaikan kecil yang rutin,berulang, dan menjadi bagian dari proses produksi. Berdasarkan hal tersebut, penerapan LOTO sebagai

upaya pengendalian energi di Pabrik III PT Petrokimia Gresik sudah tepat karena peralatan LOTO hanya di pasang pada perbaikan yang menuntut mesin atau peralatan untuk dilakukan shut down. Selain itu LOTO juga diterapkan pada saat pekerja harus meletakkan seluruh atau sebagian anggota tubuhnya pada saat melakukan perbaikan, misalnya pada confined space, perbaikan compressor, perbaikan motor agitator, dan perbaikan bucket elevator.

Penerapan LOTO sebagai pengendalian energi di Pabrik III PT Petrokimia Gresik tidak luput dari pengawasan. Pelaksanaan Dokumen Standar LOTO PT Petrokimia Gresik di lapangan dievaluasi setiap tahun. Dokumen tersebut akan ditinjau sejauh mana pelaksanaannya di lapangan. Selain itu adakah pelanggaran atau keberatan terhadap pelaksanaan dokumen tersebut. Tujuan diadakannya evaluasi tersebut adalah untuk memastikan bahwa dokumen tersebut dapat dijalankan dengan baik oleh pihak yang berkaitan. Selain itu evaluasi juga bertujuan untuk menyesuaikan dokumen dengan kondisi terkini perusahaan. Hal ini sesuai dengan pernyataan informan kunci berikut:

(Informan kunci, hal 106:202-204).” Evaluasi tetap terhadap standar dan prosedur itu pasti setahun sekali dilakukan. Bentuknya evaluasi adalah,misalnya gini adakah keberatan dari unit kerja, kalo nggak ada ya sudah, itu untuk unit kerja ya, kemudian adakah alat peralatan baru yang berhubungan dengan LOTO itu sendiri. Itu akan kita evaluasi.”(5 Juni 2015)

OSHA 29 CFR 1910:147 dan OSHA 3120 menyebutkan bahwa penerapan prosedur pengendalian energi harus dievaluasi atau diperiksa secara berkala minimal satu kali dalam setahun. Tujuan diadakannya evaluasi tersebut adalah untuk memastikan bahwa prosedur pengendalian energi yang ada telah dipahami dan diikuti oleh pekerja yang bersangkutan dengan cara mencatat setiap proses pengendalian energi dan pekerja yang terlibat didalamnya. Berdasarkan hal tersebut, evaluasi terhadap penerapan LOTO sebagai upaya pengendalian energi di Pabrik III PT Petrokimia Gresik telah terlaksana dengan baik. Hal tersebut

dapat diketahui dari adanya form safety permit yang berisi ceklist mengenai langkah-langkah pengendalian energi. Melalui ceklist tersebut dapat diketahui siapa orang yang melakukan pekerjaan dan mesin apa yang dikerjakan sehingga dapat memberikan gambaran yang akurat terkait pelaksanaan dokumen Standar LOTO di lapangan baik dari segi teknis maupun administratif.