• Tidak ada hasil yang ditemukan

Keadaan Geografis Kabupaten Temanggung

Kabupaten Temanggung resmi terbentuk pada tanggal 10 Nopember 1834 berdasarkan resolusi yang dikeluarkan pemerintah Hindia Belanda yang sebelumnya diberi nama Kabupaten Menoreh. Kabupaten Temanggung memiliki luas wilayah 870.65 Km² dan merupakan bagian dari wilayah Provinsi Jawa Tengah yang terbagi dalam 20 Kecamatan dan 266 desa serta 23 Kelurahan. Dengan kondisi wilayah berhawa sejuk, sangat cocok untuk usaha pertanian sehingga mayoritas penduduknya (61.3%) menggantungkan hidupnya dalam sektor pertanian. Kabupaten Temanggung terutama terkenal sebagai penghasil

tembakau dengan area penanaman tersebar hampir di semua Kecamatan, namun yang menjadi sentra tembakau adalah Kecamatan : Bulu, Kledung. Ngadirejo dan Kedu. Berdasarkan letak astronomisnya Kabupaten Temanggung berada antara :

110º 23 - 110º 40 30 Bujur Timur 7º 14 - 7º 32 35 Lintang Selatan

Sumber : www.temanggungkab.go.id

Gambar 4.1 Peta wilayah Kabupaten Temanggung

Batas-batas wilayah :

Sebelah Utara : Kabupaten Kendal dan Kabupaten Semarang

Sebelah Timur : Kabupaten Semarang dan Kabupaten Magelang

Sebelah Selatan : Kabupaten Magelang

Sebelah Barat : Kabupaten Wonosobo

Geologi Kabupaten Temanggung tersusun dari batuan beku, yaitu sedimen dari piroklastik gunung api Sindoro-Sumbing dan sekitarnya. Piroklastik dengan ukuran bervariasi antara blek, gragal, krikil, pasir debu dan lempung sebagai akibat dari muntahan materi piroklastik yang mengendap kemudian membentuk daerah alluvial atau sedimen yang berlapis dimana butiran besar terletak dibawah. Kemiringan tanah di Kabupaten Temanggung bervariasi antara datar, hampir datar, landai, agak terjal, hampir terjal, terjal dan sangat terjal, seperti terlihat pada kelas lereng di bawah ini :

 Lereng 0 – 2 % seluas 963 Ha ( 1.17% )

 Lereng 2 – 15 % seluas 32 492 Ha ( 39.31% )

 Lereng 15 – 40 % seluas 31 232 Ha ( 37.88% )

 Lereng > 40 % seluas 17 983 Ha ( 21.64% )

Wilayah Kabupaten Temanggung sebagian besar merupakan dataran pada ketinggian antara 450-3000 mdpl. Secara umum wilayah Kabupaten Temanggung dataran pada ketinggian 450-1500 mdpl.

Tabel 4.1 Luas wilayah Kecamatan di Kabupaten Temanggung berdasarkan ketinggian dPL (Ha) Tahun 2012

Kecamatan 400-500 (mdpl) 500-750 (mdpl) 750-1000 (mdpl) 1000-1500 (mdpl) 1500-3000 (mdpl) Jumlah Luas Wilayah Parakan, Bansari, Kledung 0 103 1 208 2 375 1 510 5 196 Bulu 0 818 1 915 1 824 923 5 840 Temanggung, Kranggan, Tlogomulyo 2 055 7 079 502 210 286 10 132 Tembarak, Selopampang 533 1 548 852 890 477 4 300 Pringsurat 66 4 610 1 052 0 0 5 728 Kaloran 0 3 522 2 433 237 0 6 192 Kandangan 618 7 769 1 529 0 0 9 915 Kedu 0 3 363 330 0 0 3 963 Jumo, Gemawang 977 4 095 2 138 0 0 7 210 Ngadirejo 0 0 2 612 1 979 1 012 5 603 Candiroto, Bejen 4 219 2 935 3 504 470 613 11 741 Tretep, Wonoboyo 0 83 2 004 3 461 1 608 7 156 Jumlah 8 468 36 194 20 079 11 446 6 429 82 616 Sumber: BPS, 2013

Jenis tanah di Kabupaten Temanggung dan sebarannya adalah sebagai berikut :

 Tanah Latosol Coklat seluas 26 563.47 Ha ( 32.13% ) membentang di

tengah-tengah wilayah Kabupaten Temaggung dari arah barat laut ke tenggara

 Tanah Latosol Coklat Kemerahan seluas 7879.93 Ha ( 9.53% )

membentang di bagian timu ke tenggara

 Tanah Latosol Merah Kekuningan seluas 29 209.08 Ha ( 35.33% )

membentang di bagian timur dan barat

 Tanah Regosol seluas 16 873.97 Ha ( 20.14% ) membentang sebagian di

sekitar Sungai Progo dan lereng-lereng terjal

 Tanah Andosol seluas 2149.55 Ha ( 2.60% ) membentang di aluvial antar

bukit.

Keadaan Iklim

Kabupaten Temanggung mempunyai dua musim yaitu musim kemarau dan penghujan. Pada tahun 2007, curah hujan di Kabupaten Temanggung berkisar

antara 1000-3100mm pertahun. Curah hujan pada dataran rendah relatif lebih kecil dibandingkan pada dataran tinggi

Namun secara umum, wilayah Kabupaten Temanggung memiliki kondisi

dingin dengan udara pegunungan pada kisaran suhu antara 20-300C. Daerah

dingin utamanya di Kecamatan Tretep, Bulu, Tembalak, Ngadirejo, dan Candiroto. Kecamatan tersebut terletak pada lereng gunung Sumbing yang memiliki ketinggian sekitra 3260mdpl dan gunung Sindoro yang memiliki ketinggian sekitar 3151mdpl.

Curah hujan di Kabupaten Temanggung memiliki kisaran yang luas yaitu mulai 1000mm per tahun pada wilayah rendah hingga 5000mm per tahun pada wilayah pegunungan.

Kabupaten Temanggung memiliki tipe iklim B dan C (Tipe Schmidt- Fergusson) yaitu merupakan daerah yang basah hingga agak basah. Kondisi demikian menjadikan daerah Temanggung memiliki vegetasi asli daerah hutan hujan tropis serta kelembaban tinggi.

Kondisi iklim tersebut di Kabupaten Temanggung menjadi keuntungan dan salah satu faktor pendukung dalam pengembangan sektor pertanian karena sektor pertanian membutuhkan iklim yang kondusif seperti di Kabupaten Temanggung untuk dapat dikembangkan secara maksimal.

Tata Ruang

Berdasarkan Perda Temanggung No 1 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Temanggung Tahun 2011-2031 disebutkan bahwa Kabupaten Temanggung dibagi dalam dua struktur ruang wilayah berdasarkan arahan pengembangan sistem pedesaan dan sistem perkotaan serta arahan sistem prasarana wilayah.

Struktur ruang wilayah terdiri dari pusat kegiatan lokal (PKL), pusat kegiatan lokal promosi (PKLp), pusat pelayanan kawasan (PKK), pusat pelayanan lingkungan (PPL) dan kawasan agropolitan. Berdasarkan pemanfaatannya, ruang wilayah dibagi menjadi dua kawasan yaitu kawasan budidaya dan kawasan lindung.

Kabupaten Temanggung memiliki beberapa kawasan strategis yang berdasarkan kepentingan pertumbuhan ekonomi yang dirujuk dari pasal 77 ayat 1(a), yaitu :

1. Kawasan perkotaan Temanggung, kawasan perkotaan Parakan, dan

kawasan sepanjang koridor jalan kolektor primer yang melewati Kecamatan Kedu dan Kecamatan Bulu.

2. Kawasan peruntukan industri di Kecamatan Pringsurat dan Kecamatan

Kranggan

3. Kawasan koridor Parakan-Ngadirejo

4. Kawasan koridor Soropadan-Pingit

5. Kawasan Agropolitan Kledung, Pringsurat, Gemawang, dan

Selopampang

Penggunaan Lahan

Penggunaan lahan di Kabupaten Temanggung untuk sawah seluas 20 634 Ha terbagi menjadi sawah irigasi seluas 19 693 Ha dan sawah tadah hujan seluas 941 Ha, bangunan seluas 9 274 Ha, tegal/huma seluas 28 093 Ha, Kolam/Empang seluas 31 Ha, hutan negara/rakyat seluas 16 117 Ha, perkebunan negara/swasta seluas 10 816 Ha dan untuk lainnya seluas 2100 Ha.

Kependudukan dan Tenaga Kerja

Penyerapan tenaga kerja di Kabupaten Temanggung didominasi oleh sektor pertanian khususnya pada subsektor perkebunan dengan jumlah pada tahun 2010 sektor perkebunan menyerap tenaga kerja sebanyak 107 943 orang sedangkan pada sektor lainya dijabarkan dalam Tabel 4.2.

Tabel 4.2 Jumlah tenaga kerja klasifikasi 16 Sektor di Kabupaten Temanggung Tahun 2010

Sektor Jumlah Tenaga Kerja

Padi 83 978 Hortikulutra 15 390 Perkebunan 107 943 Peternakan 15 572 Kehutanan 1 400 Perikanan 404

Pertambangan dan penggalian 3 150

Industri Pengolahan 26 616

Listrik, gas dan air minum 426

Bangunan 17 831

Perdagangan 51 811

Transportasi dan pengangkutan 9 815

Restoran 3 130

Jasa Komunikasi 625

Jasa Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya 1 890

Jasa Lainnya 45 421

Total 385 402

Sumber: BPS, 2010

Tingkat pertumbuhan penduduk Kabupaten Temanggung pada Tahun 2011 sebesar 0.8%, dari penambahan jumlah penduduk sebanyak 5 640 jiwa ( Jumlah penduduk Tahun 2010 = 713 438 Jiwa ; Tahun 2011 = 719 078 Jiwa ). Kecamatan Temanggung merupakan wilayah dengan jumlah penduduk tertinggi sebanyak 77 167 Jiwa atau 10.7% penduduk Kabupaten Temanggung, sedangkan

Kecamatan Selopampang dengan jumlah penduduk terendah yaitu sebanyak 17 934 Jiwa atau 2.5% penduduk Kabupaten Temanggung.

Kabupaten Temanggung dengan luas wilayah sebesar 870.65 Km² merupakan 2.67% wilayah Jawa Tengah dan menempati urutan ke-22 wilayah terluas diantara 35 kabupaten/ kota di Jawa Tengah. Dengan jumlah penduduk Tahun 2011 sebanyak 719 078 Jiwa maka rata-rata kepadatan penduduknya mencapai 826 Jiwa/ Km², mengalami kenaikan dibandingkan Tahun 2010 yaitu sebesar 819 Jiwa/ Km². Kecamatan Temanggung paling tinggi kepadatan penduduknya (2311.08 Jiwa/ Km²), diikuti Kecamatan Parakan dengan kepadatan penduduk sebesar 2238.06 Jiwa/ Km². Kecamatan dengan kepadatan penduduk terendah ( 277.70 Jiwa/ Km² ) adalah Kecamatan Bejen dengan jumlah penduduk

sebanyak 19.117 jiwa dan luas wilayah 68,84 Km².

Sektor Ekonomi Pertanian

Sektor ekonomi di Kabupaten Temanggung didominasi oleh sektor pertanian. Mata Pencaharian penduduk sebagian besar adalah petani. Subsektor pertanian yang menjadi penyerap tenaga kerja terbesar di Kabupaten Temanggung adalah subsektor perkebunan.

Rata-rata pendapatan rumah tangga pertanian di Kabupaten Temanggung sebesar 21.8 juta rupiah per tahun yang bersumber dari usaha sektor pertanian sebesar Rp 9.5 juta per tahun, Rp 5.27 juta per tahun dari usaha non-pertanian, Rp 1.45 per tahun dari pendapatan lainnya, Rp 980 ribu per tahun dari buruh pertanian, dan Rp4.6 juta per tahun dari buruh non pertanian (Sensus Tani 2013).

Komoditas unggulan pertanian dari daerah ini adalah tembakau dan kopi yang merupakan komoditas ekspor yang juga memiliki produksi tertinggi dari komoditas pertanian lainnya di Kabupaten Temanggung. Komoditas tembakau memiliki produksi sebesar 9 478.5 ton pada tahun 2012 sedangkan komoditas kopi memiliki produksi sebesar 3 396.64 ton pada tahun 2012.

Dokumen terkait