• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peran Sektor Pertanian Terhadap Perekonomian Kabupaten Temanggung.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Peran Sektor Pertanian Terhadap Perekonomian Kabupaten Temanggung."

Copied!
86
0
0

Teks penuh

(1)

PERAN SEKTOR PERTANIAN TERHADAP PEREKONOMIAN KABUPATEN TEMANGGUNG

MUHAMMAD RO’UUF FADHILLAH

DEPARTEMEN ILMU EKONOMI

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

(2)
(3)

INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi Peran Sektor Pertanian Terhadap Perekonomian Kabupaten Temanggung adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor.

Bogor, September 2014

Muhammad Ro’uuf Fadhillah NIM H14100098

(4)
(5)

Perekonomian Kabupaten Temanggung. Dibimbing oleh ARIEF DARYANTO, Ph.D.

Pertanian merupakan sektor yang mampu menjadi penggerak pertumbuhan ekonomi suatu wilayah. Kabupaten temanggung memiliki potensi pertanian unggulan namun pertumbuhan sektor pertaniannya terus menurun dan pertumbuhan ekonominya masih berada di bawah provinsi Jawa Tengah. Penelitian ini bertujuan untuk melihat peran sektor pertanian terhadap perekonomian Kabupaten Temanggung dengan menggunakan data Tabel Input-Output Kabupaten Temanggung Tahun 2011 klasifikasi 43 sektor. Analisis yang dilakukan meliputi analisis keterkaitan, penyebaran, dampak pengganda, dan analisis sektor prioritas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 1) Sektor pertanian memiliki peran besar dalam pembentukan output, total permintaan, ekspor, dan nilai tambah bruto. 2) Sektor pertanian memiliki nilai keterkaitan ke depan dan ke belakang tertinggi pada subsektor padi 3) Sektor pertanian memiliki daya penyebaran tertinggi pada subsektor kopi dan tembakau 4) Multiplier output, pendapatan, dan tenaga kerja sektor pertanian berada di bawah sektor industri pengolahan. 5) Sektor prioritas dalam perekonomian Kabupaten temanggung adalah sektor tembakau, kopi, industri penggilingan padi, roti dan kue kering, kerupuk dan keripik, batu bata, jasa akomodasi, restoran, dan jasa lainnya.

Kata kunci: Analisis Input-Output, Pertanian, Temanggung

ABSTRACT

MUHAMMAD RO’UUF FADHILLAH. Role of Agriculture to Temanggung

Regency Economy. Supervised by ARIEF DARYANTO, Ph.D.

Agriculture is a sector that able to improve economic growth. Temanggung Regency has agricultural potential but the growth of agricultural sector has continually decreased and the economic growth are still under the province of Central Java. This study aims to look at role of agricultural sector to the Temanggung Regency economy by using Input-Output method with 43 sector classification. This analysis comprises analysis of linkage, diffusion effect, multipliers effect, and the analysis of the priority sectors. The results showed that 1) the agricultural sector has a role in the formation of the output, total demand, exports, and primary input. 2) The agricultural sector has the highest value of forward and backward linkage in the rice subsector 3) The agricultural sector has the highest value of dispersion effect on coffee and tobacco subsector 4) Multiplier output, income, and employment in the agricultural sector is under the manufacturing sector. 5) The priority sectors are tobacco, coffee, industry of the rice milling, bread, cookies, crackers and brick, accommodation services, restaurants, and other services.

(6)
(7)

PEREKONOMIAN KABUPATEN TEMANGGUNG

MUHAMMAD RO

UUF FADHILLAH

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi

pada

Departemen Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan

DEPARTEMEN ILMU EKONOMI

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(8)
(9)
(10)
(11)

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Maret 2014 sampai Mei 2014 ini ialah peran sektor pertanian dalam pertumbuhan ekonomi, dengan judul Peran Sektor Pertanian Terhadap Perekonomian Kabupaten Temanggung.

Terima kasih penulis ucapkan kepada Bapak Arief Daryanto,Ph.D selaku pembimbing, serta Bapak Dr.Alla Asmara selaku penguji dan Ibu Widyastutik,M.Si selaku komisi pendidikan yang telah memberikan banyak saran untuk penulisan karya ilmiah ini. Ungkapan terima kasih juga disampaikan kepada ayah, ibu, keluarga, serta rekan dan sahabat tercinta atas doa dan dukungannya.

Semoga karya ilmiah ini bermanfaat

Bogor, September 2014

(12)
(13)

DAFTAR GAMBAR ii

Manfaat Penelitian 8

Ruang Lingkup Penelitian 8

TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 8

Sektor Pertanian 8

Peran Sektor Pertanian dalam Perekonomian 9

Teori Pertumbuhan 10

Tabel Input-Output 12

Penelitian Terdahulu 15

Kerangka Pemikiran 16

METODE PENELITIAN 17

Jenis dan Sumber Data 17

Metode Analisis 18

Analisis Keterkaitan 18

Analisis Penyebaran 20

Analisis Dampak Pengganda 20

Analisis Sektor Kunci 23

Definisi Operasional Data 24

GAMBARAN UMUM WILAYAH 25

Keadaan Geografis Kabupaten Temanggung 25

Keadaan Iklim 27

Tata Ruang 28

Penggunaan Lahan 29

Kependudukan dan Tenaga Kerja 29

Sektor Ekonomi Pertanian 30

HASIL DAN PEMBAHASAN 30

Peran Sektor Pertanian Terhadap Perekonomian

Kabupaten Temanggung 30

Struktur Permintaan 30

Struktur Konsumsi Rumah Tangga dan Pemerintah 32

Struktur Ekspor Impor 34

Struktur Investasi 36

Struktur Nilai Tambah Bruto 38

Analisis Keterkaitan 40

Analisis Keterkaitan ke Depan 40

Analisis Keterkaitan ke Belakang 42

Analisis Penyebaran 44

Koefisien Penyebaran 44

Kepekaan Penyebaran 44

(14)

Analisis Sektor Kunci 52

SIMPULAN DAN SARAN 55

Simpulan 55

Saran 56

DAFTAR PUSTAKA 57

LAMPIRAN 59

RIWAYAT HIDUP 70

DAFTAR TABEL

1.1 Jumlah usaha pertanian menurut jenis usahadi pulau-pulau

besar Indonesia tahun 2003 dan 2013 2

1.2 Penduduk berumur 15 tahun keatas menurut wilayah dan

lapangan usaha pertanian terbesar di Indonesia tahun 2013 2 1.3 Struktur ekonomi Kabupaten Temanggung tahun 2008-2012 3 1.4 Pertumbuhan ekonomi menurut lapangan usaha di Kabupaten

Temanggung 5

1.5 Jumlah tenaga kerja per sektor di Kabupaten Temanggung 2012 6

2.1 Tabel input output 13

3.1 Dampak pengganda output, pendapatan, dan tenaga Kerja 21 4.1 Luas wilayah kecamatan di Kabupaten Temanggung berdasarkan

ketinggian dPL (Ha) tahun 2012 27

4.2 Jumlah tenaga kerja klasifikasi 16 sektor di Kabupaten

Temanggung tahun 2010 29

5.1 Struktur permintaan antara, permintaan akhir, dan total

permintaan Kabupaten Temanggung 2011 31

5.2 Struktur konsumsi rumah tangga dan konsumsi pemerintah

terhadap perekonomian Kabupaten Temanggung 2011 33 5.3 Struktur ekspor impor Kabupaten Temanggung tahun 2011 35

5.4 Struktur investasi Kabupaten Temanggung 2011 37

5.5 Struktur nilai tambah bruto Kabupaten Temanggung 2011 39 5.6 Keterkaitan output langsung serta langsung dan tidak langsung

ke depan sektor-sektor perekonomian

Kabupaten Temanggung tahun 2011 41

5.7 Keterkaitan output langsung serta langsung dan tidak langsung ke Belakang sektor-sektor perekonomian

Kabupaten Temanggung tahun 2011 43

5.8 Daya penyebaran dan derajat kepekaan sektor perekonomian

Kabupaten Temanggung 2011 45

5.9 Multiplier output sektor perekonomian

Kabupaten Temanggung 47

5.10 Multiplier output subsektor dalam sektor pertanian Kabupaten

(15)

Kabupaten Temanggung 50 5.13 Multiplier tenaga kerja sektor-sektor perekonomian Kabupaten

Temanggung 51

5.14 Ranking sektor kunci perekonomian Kabupaten Temanggung 52

DAFTAR GAMBAR

1.1 Laju pertumbuhan PDRB sektor pertanian atas dasar

harga konstan 2000 Kabupaten Temanggung 2008-2012 4 1.2 Distribusi persentase PDRB sektor pertanian atas dasar

harga konstan 2000 Kabupaten Temanggung 2008-2012 4 1.3 Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Temanggung dan Provinsi Jawa

Tengah tahun 2007-2012 6

2.1 Kurva Kuznets 11

2.2 Kerangka pemikiran 17

4.1 Peta Kabupaten Temanggung 26

5.1 Kuadran sektor kunci Kabupaten Temanggung

berdasarkan IDP & IDK 54

DAFTAR LAMPIRAN

1. Klasifikasi sektor perekonomian Kabupaten Temanggung 59 2. Tabel input output Kabupaten Temanggung tahun 2011

transaksi domestik atas dasar harga produsen

43 sektor (juta rupiah) 61

3. Multiplier output klasifikasi 16 sektor perekonomian

Kabupaten Temanggung 2011 67

4 Multiplier pendapatan klasifikasi 16 sektor

perekonomian KabupatenTemanggung 2011 68

5. Multiplier tenaga kerja klasifikasi 16 sektor

(16)
(17)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Potensi pertanian dalam perekonomian nasional maupun daerah sangatlah besar dilihat dari kontribusinya terhadap pembentukan PDB dan penyerapan tenaga kerja. Pertanian merupakan sektor perekonomian yang memiliki multi-fungsi yaitu sebagai pemicu pertumbuhan, instrumen pengentas kemiskinan dan ketimpangan, penyedia lapangan kerja, sumber ketahanan pangan juga sebagai

penyeimbang lingkungan dan keanekargaman hayati (Byerlee et al. 2009).

Pernyataan tersebut sejalan dengan laporan tahunan Bank Dunia (2008) yang menyatakan bahwa pertumbuhan PDB yang berbasis sektor pertanian dua kali lebih efektif dalam mengurangi kemiskinan jika dibandingkan pertumbuhan PDB berbasis sektor lain.

Pertumbuhan di sektor pertanian diyakini pula memiliki efek pengganda yang tinggi karena mampu mendorong pertumbuhan yang pesat di sektor lainnya seperti sektor pengolahan dan jasa pertanian (Daryanto, 2009). Pertanian tidak hanya dijadikan sebatas pemenuhan kebutuhan pangan tetapi juga untuk pakan, energi terbarukan dan ekonomi kreatif.

Pembangunan perekonomian yang berkelanjutan dapat dimulai dari daerah pedesaan dan sektor pertanian agar terjadi disribusi pendapatan dan mengurangi ketimpangan pembangunan. Keberadaan sektor pertanian yang lebih banyak di wilayah pedesaan menjadikan sektor pertanian sebagai penyerap lapangan pekerjaan terbesar di pedesaan bahkan dalam skala nasional.

Kondisi pertanian di Indonesia saat ini masih memberikan kontribusi besar pada pembentukan Produk Domestik Bruto (PDB), penyerapan tenaga kerja, dan pembentukan pendapatan rumah tangga pertanian. Rata-rata pendapatan rumah tangga pertanian di Indonesia Tahun 2013 sebesar Rp 12.40 juta per tahun atau Rp 1 juta per bulan yang berkontribusi sebesar 46.74 persen terhadap total pendapatan total rumah tangga pertanian sebesar Rp 26.56 juta per tahun. Jumlah tersebut naik dari tahun 2004 yang memiliki rata-rata pendapatan rumah tangga pertanian dari usaha pertanian sebesar Rp 4.10 juta per tahun atau sebesar Rp 300 ribu per bulan yang berkontribusi sebesar 44.12 persen terhadap total pendapatan rumah tangga pertanian (BPS, 2014).

(18)

perusahaan pertanian berbadan hukum sebanyak 42 000 perusahaan dan usaha pertanian lainnya 5 980 unit.

Tabel 1.1 Jumlah usaha pertanian menurut jenis usaha di pulau-pulau besar Indonesia tahun 2003 dan 2013 (dalam ribu)

Wilayah

Berdasarkan Tabel 1.1, dapat diketahui bahwa wilayah yang memiliki total usaha pertanian terbesar adalah wilayah Jawa diikuti dengan wilayah Sumatera. Wilayah Jawa terdiri dari beberapa provinsi yaitu Banten, Jawa Barat, DKI Jakarta, Jawa Tengah, Yogyakarta, dan Jawa Timur. Jawa Timur dan Jawa Tengah merupakan provinsi yang memiliki jumlah tenaga kerja sektor pertanian terbesar di Indonesia. Tabel 1.2 menunjukan data jumlah lapangan usaha utama penduduk berumur 15 tahun ke atas di Indonesia.

Tabel 1.2 Provinsi dengan penduduk berumur 15 tahun keatas menurut wilayah dan lapangan usaha pertanian terbesar di Indonesia tahun 2013

Sumber: BPS, 2010

Besarnya potensi pertanian di Indonesia ditunjukkan oleh banyaknya komoditas pertanian unggulan masing-masing wilayah yang memiliki kualitas

No Provinsi Jumlah Tenaga

(19)

berbeda dari tiap daerah. Pembangunan perekonomian berdasarkan keunggulan komparatif dapat meningkatkan daya tahan nasional melalui pemberdayaan ekonomi akar rumput dan komoditas keunggulan daerah. Sistem ekonomi komparatif menurut Eriyatno (2011) adalah tatanan perekonomia yang berbasis lokal, berorientasi pada masyarakat, mengabdi untuk membangun kehidupan yang lebih baik bagi semua dan tidak hanya meningkatkan keuntungan dengan dijiwai semangat patriotik.

Kabupaten Temanggung merupakan salah satu daerah di wilayah Jawa yang memiliki komoditas pertanian unggulan yaitu tembakau yang kualitasnya sudah diakui internasional. Kabupaten Temanggung merupakan penghasil tembakau Voor-Oogst terbaik di Indonesia yang merupakan salah satu jenis tembakau rakyat yang memiliki sifat khusus antara lan aroma khas dan senyawa nikotinnya yang tinggi (Bappeda Temanggung, 2012).

Kabupaten Temanggung berpotensi dikembangkan dalam sektor pertanian khususnya pada komoditas perkebunan karena wilayahnya yang sebagian besar berada di dataran tinggi. Sektor perkebunan di Kabupaten Temanggung memeiliki jumlah tenaga kerja terbesar di Provinsi Jawa Tengah dengan jumlah tenaga kerja di sektor perkebunan sebesar 107 943 tenaga kerja (Sensus Penduduk, 2010).

Peran sektor pertanian dalam pembentukan struktur ekonomi Kabupaten Temanggung sangat besar. Tabel 1.3 menunjukkan bahwa sektor pertanian dalam struktur perekonomian kabupaten Temanggung merupakan sektor yang memberikan kontribusi terbesar dari sektor lainnya.

Tabel 1.3 Struktur ekonomi Kabupaten Temanggung tahun 2008-2012 (%)

Sektor Tahun

Keuangan , persewaan dan jasa

erusahaan 3.96 3.94 3.94 4.04 4.06

Jasa-jasa 15.03 14.99 15.41 15.94 16.03

PDRB 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00

Sumber : BPS, 2013

(20)

laju pertumbuhan dan persentase masing-masing sub-sektor di sektor pertanian Kabupaten Temanggung.

Program kerja pemerintah Kabupaten Temanggung secara umum bertujuan untuk mengembangkan sektor pertanian khususnya pada komoditas-komoditas perkebunan dan kehutanan karena komoditas-komoditas tersebut masih menjadi komoditas unggulan Kabupaten Temanggung. Komoditas perkebunan yang paling

Sumber : Temanggung Dalam Angka, 2013

Gambar 1.1 Laju Pertumbuhan PDRB subsektor sektor pertanian atas dasar harga konstan 2000 Kabupaten Temanggung 2008-2012

Sumber : Temanggung Dalam Angka 2013

Gambar 1.2 Persentase PDRB subsektor sektor pertanian atas dasar harga konstan 2000 Kabupaten Temanggung 2008-2012

(21)

unggul di Kabupaten Temanggung adalah Tembakau dan Kopi yang juga menjadi komoditas ekspor Kabupaten Temanggung.

Selama periode 2008-2012 produksi tanaman tembakau dan kopi masing-masing mengalami kenaikan pertumbuhannya dari 6 373 ton menjadi 9 978 ton dan dari 5 434 ton menjadi 9 510 ton untuk komoditas kopi (BPS, 2013). Kenaikan produksi tersebut disebabkan oleh adanya pertambahan luas tanam di masing-masing komoditas.

Pengembangan sektor pertanian yang tertuang dalam program kerja

pemerintah Kabupaten Temanggung diharapkan dapat menimbulkan multiplier

effect dari sektor pertanian sehingga dapat menggerakan sektor perekonomian lainnya di Kabupaten Temanggung. Penelitian peran sektor pertanian terhadap perekonomian Kabupaten Temanggung diperlukan untuk melihat keterkaitan dan dampak dari sektor pertanian terhadap sektor perekonomian lainnya.

Perumusan Masalah

Perekonomian Kabupaten Temanggung sebagian besar di topang oleh sektor pertanian. Distribusi sektor pertanian terhadap PDRB Kabupaten Temanggung di tahun 2012 mencapai 29.85% yang merupakan penyumbang tertinggi dibandingkan sektor lainnya, namun laju pertumbuhan dalam sektor pertanian di masing-masing subsektor mengalami fluktuasi tiap tahunnya. Selama periode 2008-2013 pertumbuhan ekonomi sektor pertanian Kabupaten Temanggung mengalami fluktuasi dan cenderung menurun seperti yang ditunjukan oleh Tabel 1.4.

Tabel 1.4 Pertumbuhan ekonomi menurut lapangan usaha di Kabupaten Temanggung tahun 2008-2013

Lapangan Usaha 2009 2010 2011 2012 2013

Pertanian 6.14 3.66 0.70 5.11 2.48

Pertambangan dan Penggalian 0.38 -5.76 -6.58 -9.44 2.09

Industri Pengolahan 2.03 3.78 6.28 4.36 6.36

Listrik, Gas dan Air Bersih 4.35 8.86 5.76 9.14 7.42

Konstruksi 2.91 2.80 5.31 8.21 5.23

Perdagangan, Hotel dan Restoran 3.72 3.74 4.74 4.50 7.03

Pengangkutan dan Komunikasi 4.26 6.20 9.72 4.92 5.61

Keuangan, Real Estate dan Jasa Perusahaan 3.66 4.10 7.37 5.75 9.75

Jasa-Jasa 3.81 7.29 8.18 5.61 4.41

Pertumbuhan ekonomi total 4.09 4.31 4.65 5.04 5.02

Sumber : BPS Kabupaten Temanggung, 2014

(22)

pertanian menempati urutan pertama dalam persentase penyerapan tenaga kerja di Temanggung dengan jumlah serapan tenaga kerja sebesar 144 533 tenaga kerja. Tabel 1.5 menunjukkan tingkat penyerapan tenaga kerja per sektor di Kabupaten Temanggung.

Tabel 1.5 Jumlah tenaga kerja per sektor di Kabupaten Temanggung tahun 2012

Sektor Jumlah

Pertanian 144 553

Pertambangan dan galian, listrik dan air bersih 414

Industri 129 184

Konstruksi 17 456

Perdagangan 56 756

Transportasi 9 901

Keuangan 1 704

Jasa 37 201

Jumlah 397 169

Sumber: BPS, 2012

Kondisi sektor pertanian Kabupaten Temanggung ditahun 2013 adalah sebagai sektor yang menyerap tenaga kerja terbanyak dibanding sektor lainnya. Sektor pertanian juga menempati urutan pertama dalam pembentukan PDRB Kabupaten Temanggung. Peran sektor pertanian di Kabupaten Temanggung yang menjadi penyumbang terbesar PDRB dan penyerapan tenaga kerja ternyata tidak berdampak besar terhadap pertumbuhan ekonomi di sektor tersebut dan juga pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Temanggung. Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Temanggung masih berada di bawah pertumbuhan ekonomi provinsinya yaitu Provinsi Jawa Tengah. Gambar 1.3 menampilkan perbandingan pertumbuhan ekonomi Kabupaten Temanggung dan Provinsi Jawa Tengah tahun 2008-2012.

Sumber : BPS Kabupaten Temanggung, 2013

Gambar 1.3 Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Temanggung dan Provinsi Jawa Tengah tahun 2007-2012

Kajian mengenai peran sektor pertanian dalam perekonomian Kabupaten

Temanggung diperlukan mengingat peran sektor pertanian di Kabupaten 0

2 4 6 8 10 12

2007 2008 2009 2010 2011 2012

Jawa Tengah

(23)

Temanggung sebagai pembentuk terbesar PDRB dan penyerap tenaga kerja terbesar, namun di sisi lain pertumbuhan ekonomi Kabupaten Temanggung belum bisa sejajar dengan pertumbuhan ekonomi provinsinya sedangkan berdasarkan penelitian terdahulu menyatakan bahwa pengembangan sektor pertanian akan dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi.

Peran sektor pertanian yang perlu diketahui dalam permasalahan di atas adalah mencakup keterkaitan antar sektor, dampak pengganda dan penyebaran dari sektor pertanian sehingga dapat dibentuk kebijakan pembangunan dalam sektor pertanian yang tepat untuk Kabupaten Temanggung agar pertumbuhan ekonominya dapat meningkat.

Berdasarkan hal di atas, perumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana peran sektor pertanian dalam pembentukan output permintaan

antara, permintaan akhir dan nilai tambah bruto Kabupaten Temanggung

2. Bagaimana hubungan keterkaitan antar sektor dari sektor pertanian terhadap

sektor-sektor perekonomian lainnya

3. Berapa besaran dampak penyebaran dan derajat kepekaan sektor pertanian

terhadap sektor lainnya

4. Bagaimana multiplier output, pendapatan, dan tenaga kerja sektor pertanian

dalam perekonomian Kabupaten Temanggung

5. Sektor apa yang menjadi sektor kunci dalam perekonomian Kabupaten

Temanggung.

Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah di atas, tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Menganalisis peran sektor pertanian terhadap pembentukan output,

permintaan antara, permintaan akhir dan nilai tambah bruto Kabupaten Temanggung

2. Menganalisis hubungan keterkaitan sektor pertanian dengan sektor-sektor

lainnya di Kabupaten Temanggung

3. Menganalisis dampak penyebaran dan derajat kepekaan sektor pertanian

terhadap sektor lainnya di Kabupaten Temanggung

4. Menganalisis multiplier output, pendapatan, dan tenaga kerja sektor pertanian

dalam perekonomian Kabupaten Temanggung

(24)

Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah :

1. Sebagai bahan masukan dan informasi bagi para pengambil kebijakan di

Kabupaten Temanggung dalam melakukan perencanaan pembangunan sektor pertanian dan perekonomian Kabupaten Temanggung

2. Sebagai bahan pustaka, informasi dan referensi bagi pihak yang

membutuhkan serta sebagai bahan rujukan untuk penelitian selanjutnya

Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini membahas mengenai peran sektor pertanian terhadap perekonomian Kabupaten Temanggung. Metode analisis yang digunakan adalah analisis Input-Output. Data yang digunakan berupa data Tabel Input Output Kabupaten Temanggung tahun 2011 berdasarkan transaksi domestik dengan

menggunakan harga produsen. Pengolahan data menggunakan Input-Output

Analysis for Practitioners (IOAP) dan Microsoft Excell 2013

TINJAUAN PUSTAKA

Sektor Pertanian

Sektor pertanian dalam arti luas terbagi menjadi lima subsektor yaitu, tanaman pangan, perkebunan, kehutanan, peternakan dan perikanan. Sektor pertanian tidak hanya terbatas pada masalah pangan, melainkan meliputi komoditi yang dihasilkan dari kelima subsektor tersebut. Menurut Dumairy (1996) penjelasan beberapa subsektor pertanian adalah sebagai berikut :

Subsektor tanaman pangan sering juga disebut subsektor pertanian rakyat karena biasanya diusahakan oleh rakyat, bukan perusahaan atau pemerintah. Subsektor ini mencakup komoditas-komoditas bahan makanan seperti padi, jagung, ketela pohon, ketela rambat, kacang tanah, kedelai serta sayur-sayuran dan buah-buahan.

(25)

besar sebagian besar sama dengan perkebunan rakyat yang meliputi karet, kelapa sawit, teh, kopi, tembakau, coklat, tebu dan masih banyak lagi.

Subsektor kehutanan terdiri atas tiga macam kegiatan yaitu penebangan kayu, pengambilan hasil hutan lain dan perburuan. Kegiatan penebangan kayu menghasilkan kayu-kayu gelondongan, kayu bakar, arang dan bambu. Hasil hutan lain meliputi damar, rotan, getah kayu, kulit kayu, serta berbagai macam akar-akaran dan umbi kayu. Kegiatan perburuan menghasilkan binatang-binatang liar seperti rusa, penyu, ular, buaya dan termasuk juga madu.

Subsektor peternakan mencakup kegiatan beternak itu sendiri dan pengusahaan hasil-hasilnya. Subsektor ini meliputi produksi ternak-ternak besar dan kecil, telur, susu segar, wool dan hasil pemotongan hewan.

Subsektor perikanan meliputi semua hasil kegiatan perikanan laut, perairan umum, kolam, tambak, sawah, keramba, serta pengolahan sederhana atas produk perikanan (pengasinan dan pengeringan). Berdasarkan segi teknis pengusahaannya, subsektor ini dibedakan atas tiga macam sektor yaitu, perikanan laut, darat, dan penggaraman. Subsektor ini tidak hanya mencakup komoditas ikan melainkan juga udang, kepiting, ubur-ubur dan semacamnya.

Peran Sektor Pertanian dalam Perekonomian

Sektor pertanian dalam perekonomian dan pembangunan masih menjadi pokok pendapatan sebagian besar negara dunia ketiga dan negara berkembang. Banyaknya penduduk yang menggantungkan hidupnya pada pertanian mendorong kebijakan pembangunan di negara berkembang lebih ke arah pengembangan pertanian. Kuznets (1961) menelaah perkembangan sektor pertanian dalam transformasi pembangunan, peran sektor pertanian tersebut adalah :

1. Kontribusi produk, yaitu sektor pertanian berkembang sebagai penyedia bahan

pangan bagi pekerja sektor industri. Peran penting sektor ini juga sebagai penyedia bahan baku produksi bagi sektor industri

2. Kontribusi pasar, yaitu rumah tangga di sektor pertanian adalah sasaran utama

konsumsi output yang dihasilkan sektor industri. Barang yang dihasilkan tersebut dapat berupa konsumsi langsung maupun sebagai input produksi pertanian.

3. Kontribusi devisa di sektor pertanian juga berperan dalam menyumbang devisa

atas ekspor barang hasil produksinya.

Untuk memainkan perannya sebagai sektor andalan dalam pembangunan ekonomi, pembangunan pertanian memiliki tantangan dan peluang. Tantangan dan peluang sektor pertanian terus berkembang seiring perkembangan teknologi pada sektor ini. Menurut Solahuddin (2009), tantangan tersebut antara lain :

1. Kecenderungan transformasi struktural perekonomian yang tidak seimbang

2. Pemenuhan kebutuhan pangan yang terus meningkat dalam jumlah, mutu, dan

keragamannya

3. Pemilikan lahan yang semakin sempit

4. Pengembangan sumberdaya manusia pertanian yang handal dan terampil

5. Pengembangan diversifikasi pangan

(26)

7. Pengembangan kelembagaan pembangunan pertanian yang kondusif merespon tuntutan reformasi

Dibalik tantangan yang terdapat dalam pembangunan sektor pertanian, sektor ini juga memiliki peluang yang dapat mewujudkan sektor pertanian menjadi sektor penggerak perekonomian. Menurut Solahuddin (2009), peluang dalam pembangunan pertanian antara lain :

1. Peningkatan produktifitas melalui pemanfaatan Iptek tepat guna dan spesifik

lokasi

2. Peningkatan optimasi pemanfaatan sumberdaya alam ( lahan, perairan,

kelautan)

3. Penurunan proporsi kehilangan hasil panen melalui perbaikan teknologi panen

dan pasca panen

4. Peningkatan daya saing komoditas melalui perbaikan mutu dan standardisasi

produk pertanian

5. Pengembangan diversifikasi produk dengan memanfaatkan teknologi

pengolahan hasil

6. Penggalakan promosi investasi pertanian yang terbukti sangat lentur dalam

menghadapi krisis ekonomi

Kebijakan yang tepat dalam pembangunan sektor pertanian sebagai motor penggerak perekonomian sangat diperlukan dengan mempertimbangkan peluang dan tantangan tersebut sehingga dihasilkan strategi pembangunan yang efektif.

Teori Pertumbuhan

Pertumbuhan ekonomi dapat dilihat dari peningkatan kemampuan produksi barang-barang dan jasa dari suatu perekonomian. Menurut Todaro dan Smith (2003) pertumbuhan ekonomi setiap negara terdiri dari tiga komponen, yaitu akumulasi modal, pertumbuhan penduduk dan kemajuan teknologi. Pertumbuhan ekonomi yang bedasarkan pada pertumbuhan pertanian juga harus memenuhi ketiga komponen tersebut. Permasalahan yang ada saat ini pada sektor pertanian termasuk dalam ketiga komponen tersebut. Petani kecil di pedesaan yang hanya memiliki lahan kurang dari 0.5 hektar (petani gurem) dalam mengembangkan produksinya selalu terkendala dengan modal. Kemajuan teknologi pada sektor pertanian belum dapat meningkatkan produktifitas pertanian secara optimum dengan budidaya yang berkelanjutan. Pertumbuhan penduduk yang diharapkan mampu meningkatkan angkatan tenaga kerja juga tidak berperan banyak pada sektor pertanian karena kurang tertariknya tenaga kerja muda untuk bekerja di sektor pertanian.

Teori Kuznets mengatakan pada tahap awal pertumbuhan ekonomi, distribusi pendapatan cenderung memburuk, namun pada tahap selanjutnya distribusi pendapatan akan membaik. Teori ini dikenal sebagai kurva Kuznets

“U-terbalik” seperti yang terlihat pada Gambar 2.1. Kurva tersebut juga

(27)

Gambar 2.1 Kurva Kuznets

Kurva Kuznets dapat dihasilkan oleh proses pertumbuhan

berkesinambungan yang berasal dari perluasan sektor modern, seiring dengan perkembangan sebuah negara dari perekonomian tradisional ke perekonomian modern. Ciri pertumbuhan ekonomi modern menurut Kuznets adalah terjadinya laju pertumbuhan penduduk dan produk per kapita, adanya peningkatan produktifitas, terjadi perubahan struktural yang tinggi dalam perekonomian, urbanisasi, ekspansi negara maju, dan terjadinya arus barang, modal, dan orang.

Sebagian besar sektor pertanian di Indonesia khususnya wilayah Kabupaten Temanggung masih menggukan sistem usaha tani yang tradisional namun dari keenam ciri pertumbuhan modern tersebut, Kabupaten Temanggung telah memenuhi beberapa ciri pertumbuhan ekonomi modern tersebut.

Pertumbuhan ekonomi dalam hal pendapatan nasional adalah agregasi dari konsumsi, investasi, pengeluaran pemerintah dan neraca perdagangan bersih. Menurut Arifin (2013), investasi dan ekspor dianggap dapat meningkatkan kualitas tidak hanya sekedar kuantitas angka target pertumbuhan ekonomi karena secara inheren akan meningkatkan kapasitas industri domestik, kinerja sistem produksi dan tambahan efisiensi.

(28)

Tabel Input Output

Menurut Leontief (1986), analisis I-O merupakan suatu metode yang secara sistematis mengukur hubungan timbal balik diantara beberapa sektor dalam sistem ekonomi yang kompleks. Pengertian dari tabel input-output adalah suatu tabel yang menyajikan informasi tentang transaksi barang dan jasa yang terjadi antarsektor ekonomi dengan bentuk penyajian berupa matriks. Sepanjang baris tabel IO menunjukkan pengaloksian output yang dihasilkan oleh suatu sektor untuk memenuhi permintaan antara dan permintaan akhir. Selain itu, pada baris nilai tambah menunjukkan komposisi penciptaan nilai tambah sektoral, sedangan sepanjang kolomnya menunjukkan struktur input yang digunakan oleh masing-masing sektor dalam produksi, baik yang berupa input antara maupun input

primer (Priyarsono, et al. 2008).

Konsep dasar model I-O Leontief didasarkan atas:

1. Struktur perekonomian tersusun dari berbagai sektor (industri) yang satu sama

lain berinteraksi melalui transaksi jual beli.

2. Output suatu sektor dijual kepada sektor lainnya untuk memenuhi permintaan

akhir rumah tangga, pemerintah, pembentukan modal dan ekspor.

3. Input suatu sektor dibeli dari sektor-sektor lainnya, dan rumah tangga dalam

bentuk jasa dan tenaga kerja, pemerintah dalam bentuk pajak tidak langsung, penyusutan, surplus usaha dan impor.

4. Hubungan input-output bersifat linier

5. Dalam suatu kurun waktu analisis, biasanya satu tahun, total input sama

dengan total output.

6. Suatu sektor terdiri dari satu atau beberapa perusahaan.

Analisis Input-Output (I-O) memiliki kegunaan secara umum untuk mengidentifikasi keterkaitan antar sektor perekonomian dan menggambarkan perekonomian suatu wilayah. Beberapa kegunaan lainnya dari analisis I-O sebagai berikut:

1. Untuk memperkirakan dampak permintaan akhir terhadap output, nilai tambah,

impor, penerimaan pajak dan penyerapan tenaga kerja di berbagai sektor produksi.

2. Untuk melihat komposisi penyediaan dan penggunaan barang dan jasa

terutama dalam analisis terhadap kebutuhan impor dan kemungkinan substitusinya.

3. Untuk mengetahui sektor-sektor yang pengaruhnya paling dominan terhadap

pertumbuhan ekonomi dan sektor-sektor yang peka terhadap pertumbuhan perekonomian

4. Untuk menggambarkan perekonomian suatu wilayah dan mengidentifikasikan

karakteristik struktural suatu perekonomian wilayah.

Model I-O didasarkan atas beberapa asumsi. Asumsi itu diantaranya adalah:

1. Homogenitas

Homogenitas berarti suatu komoditas hanya dihasilkan secara tunggal oleh suatu sektor dengan susunan yang tunggal dan tidak ada substitusi output diantara berbagai sector.

(29)

Linieritas ialah prinsip dimana fungsi produksi bersifat linier dan homogen. Artinya perubahan suatu tingkat output selalu didahului oleh perubahan pemakaian input yang proporsional.

3. Aditivitas

Aditivitas ialah suatu prinsip dimana efek total dari pelaksanaan produksi di berbagai sektor dihasilkan oleh masing-masing sektor secara terpisah.

Berdasarkan asumsi tersebut, maka tabel I-O sebagai model kuantitatif memiliki keterbasan, yakni bahwa koefisien input ataupun koefisien teknis diasumsikan tetap (konstan) selama periode analisis atau proyeksi. Karena koefisien teknis dianggap konstan, maka teknologi yang digunakan oleh sektor-sektor ekonomi dalam proses produksi pun dianggap konstan. Akibatnya perubahan kuantitas dan harga input akan selalu sebanding dengan perubahan kuantitas dan harga output.

Tabel 2.1 di atas juga menjelaskan tabel input output yang terbagi menjadi empat kuadran. Pengertian dari masing-masing kuadran sebagai berikut:

1. Kuadran I

Kuadran I merupakan transaksi antara, yaitu transaksi barang dan jasa yang digunakan dalam proses produksi. Kuadran ini memberikan informasi mengenai saling ketergantungan antarsektor produksi dalam suatu perekonomian.

2. Kuadran II

Kuadran II menunjukkan barang dan jasa yang dihasilkan oleh sektor-sektor perekonomian untuk memenuhi permintaan akhir. Permintaan akhir adalah output suatu sektor yang langsung dipergunakan oleh rumah tangga, pemerintah, pembentukan modal tetap, perubahan stok dan ekspor. Total permintaan akhir merupakan penjumlahan total dari konsumsi rumah tangga, konsumsi pemerintah, pembentukan modal tetap, perubahan stok dan ekspor.

(30)

Kuadran III menunjukkan pembelian input yang dihasilkan di luar sistem produksi oleh sektor-sektor dalam kuadran antara. Kuadran ini terdiri dari pendapatan rumah tangga (upah/gaji), surplus usaha, penyusutan dan pajak tak langsung neto. Jumlah keseluruhan nilai tambah ini akan menghasilkan produk domestik bruto yang dihasilkan oleh wilayah tersebut.

4. Kuadran IV

Merupakan kuadran input primer permintaan akhir yang menunjukkan transaksi langsung antara kuadran input primer dengan permintaan akhir tanpa melalui sistem produksi atau kuadran antara.

Tabel input-output yang ditampilkan pada tabel 2.1 memuat tiga matriks dasar yaitu matriks Z (matriks transaksi input antara), matriks Y (matriks permintaan akhir) yang terdiri atas konsumsi rumah tangga, pemerintah, investasi, dan ekspor, dan selanjutnya matriks V (matriks input primer) yang terdiri atas upah/gaji, surplus usaha, penyusutan, pajak tidak langsung dan subsidi.

Masing-masing matriks selengkapnya dapat ditulis :

=

Jika dibaca menurut baris maka secara umum persamaannya dapat dirumuskan menjadi

sektor j dan Yi adalah permintaan akhir terhadap sektor i serta Xi adalah jumlah

output sektor i.

Jika dibaca menurut kolom maka secara umum persamaannya dapat dirumuskan menjadi

dimana Zij adalah banyaknya output sektor j yang digunakan sebagai input oleh

sektor j dan Vj adalah input primer sektor j serta Xj adalah jumlah output sektor j.

Dari persamaan [1.1] dapat diitroduksikan suatu koefisien input teknik aij

(31)

= ...[1.4]

Koefisien ini berarti sebagai jumlah input sektor i yang dibutuhkan untuk

menghasilkan satu unit output sektor j. Jika jumlah sektor sebanyak n, seluruh

koefisien input aij dapat dinyatakan dalam sebuah matriks A sebagai berikut,

�=

11 12 … 1

21 22 … 2

⋮ ⋮ ⋱ ⋮

1 2 …

Matriks A sering disebut matriks koefisien input atau matriks teknologi.

Selanjutnya persamaan [1.4] dapat juga diubah menjadi : zij = aij Xj, dengan

ketentuan bahwa Xj=Xi, maka jika sisi kanan persamaan [1.1] semuanya

dipindahkan ke kiri kecuali Y, akan diperoleh sebuah sistem persamaan yang dituliskan dalam notasi matriks sederhana sebagai berikut:

(I-A) X = Y ...[1.5]

yang mana I adalah matriks identitas berukuran n x n, A merupakan matriks

koefisien input, sedangkan X dan Y masing-masing menunjukkan vektor kolom matriks outpur dan permintaan akhir. Persamaan [1.5] dapat diubah bentuknya menjadi :

X= (I-A)-1Y

= Ma Y...[1.6]

dimana Ma adalah matriks (I-A)-1 yng dikenal dengan matriks invers Leontief

yang berguna untuk melihat dampak keterkaitan antar sektor produksi baik keterkaitan ke depan maupun keterkaitan ke belakang.

Penelitian Terdahulu

Penelitian Perwitasari (2012) mengenai analisis input output sektor pertanian di Indonesia menunjukan bahwa Selama kurun waktu 1975-2008 telah terjadi pergeseran struktur perekonomian ke arah industrialisasi, keterkaitan dan efek pengganda sektor pertanian berada dibawah rata-rata sektor perekonomian Indonesia, namun nilai tambah bruto pertanian berada di atas rata-rata sektor lainnya.

Penelitian Sukanto (2010) mengenai analisis peran sektor pertanian terhadap perekonomian Provinsi Jawa Tengah dengan menggunakan analisis input output menunjukkan bahwa subsektor bahan makanan lainnya dalam sektor pertanian memiliki angka tertinggi pada keterkaitan ke belakang dan total sedangkan yang memiliki keterkaitan tertinggi ke depan baik langsung maupun tidak lansung adalah subsektor tebu.

(32)

keterkaitan ke belakang dan ke depan yang rendah dengan sektor lain dalam perekonomian Provinsi Lampung.

Penelitian Ramanto (2008) mengenai analisis dampak sektor padi, melinjo, dan sektor pertanian lainnya terhadap perekonomian Kabupaten Pandeglang dengan menggunakan analisis input output menunjukan bahwa sektor perdagangan, hotel dan restoran merupakan sektor kunci karena berada diposisi pertama, sedangkan sektor padi, melinjo dan pertanian lainnya berada di posisi sepuluh, tujuh dan delapan.

Kerangka Pemikiran

Perekonomian suatu wilayah dapat tumbuh dengan baik apabila terjadi pertumbuhan yang baik pada sektor-sektor perekonomian wilayah tersebut dan berimplikasi pada pembangunan ekonomi yang baik. Pembangunan ekonomi pada dasarnya dilakukan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Suatu sektor perekonomian yang menjadi sumber mata pencaharian masyarakat suatu wilayah sudah seharusnya dijadikan prioritas dalam pembangunan wilayah tersebut.

Sektor pertanian yang memiliki potensi besar dalam pertumbuhan dan pembangunan ekonomi suatu wilayah yaitu dalam menggerakan roda perekonomian sektor lain, menciptakan lapangan kerja, mengentaskan kemiskinan, mengurangi kesenjangan pendapatan, dan sebagai sumber ketahanan pangan. Besarnya potensi tersebut seharusnya didukung dengan kebijakan pembangunan yang tepat pada sektor pertanian.

Perekonomian Kabupaten Temanggung memiliki beberapa sektor yang berperan penting terhadap pembentukan PDRB, salah satunya adalah sektor pertanian. Sektor pertanian merupakan sumber mata pencaharian utama rakyat Kabupaten Temanggung, selain itu sektor pertanian juga merupakan penyumbang terbesar terhadap PDRB Kabupaten Temanggung. Kondisi ini menunjukan bahwa pentingnya perhatian dan pengembangan terhadap sektor pertanian di Kabupaten Temanggung, sehingga pada penelitian ini peneliti akan menganalisis peran sektor pertanian terhadap Kabupaten Temanggung dengan menggunakan tabel Input Output Kabupaten Temanggung Tahun 2011.

Peran sektor pertanian terhadap perekonomian Kabupaten Temanggung akan dianalisis dengan melihat keterkaitan antar sektor, dampak penyebaran dan kepekaan sektor pertanian serta analisis dampak pengganda dari sektor pertanian terhadap sektor lainnya.

Analisis keterkaitan akan di lihat melalui keterkaitan ke depan dan ke belakang langsung maupun langsung dan tidak langsung, sedangkan analisis dampak penyebaran melalui koefisien penyebaran dan derajat kepekaan, dan untuk analisis dampak pengganda akan dilakukan pada variabel output, pendapatan, dan tenaga kerja.

(33)

Gambar 2.2 Kerangka pemikiran

METODE PENELITIAN

Jenis dan Sumber Data

(34)

Input-Output Kabupaten Temanggung Tahun 2011 dengan klasifikasi 43 sektor. Selain itu digunakan pula data PDRB Kabupaten Temanggung dan data-data pendukung lainnya. Referensi studi pustaka diperoleh dari buku panduan, jurnal, artikel, internet, skripsi, tesis serta sumber-sumber lainnya. Data tersebut diolah dengan

Input-Output Analysis for Practitioners (IOAP) Complementary Version 1.0.1 dan

Microsoft Excel 2013.

Metode Analisis

Alat analisis yang digunakan untuk meneliti peranan sektor pertanian terhadap perekonomian Kabupaten Temanggung adalah model Input-Output. Tabel input-output yang digunakan dalam penelitian ini adalah tabel transaksi domestik atas dasar harga produsen mencakup barang dan jasa produksi dalam negeri dan dinilai atas dasar harga produsen. Metode Input-Output digunakan untuk melihat peran sektor pertanian Kabupaten Temanggung terhadap perekonomian dengan melihat dari analisis keterkaitan, dampak penyebaran, analisis multiplier serta analisis sektor prioritas.

Penggunaan model input-output dalam penelitian ini didasarkan atas kemampuan model tersebut dalam memaparkan interaksi antar pelaku ekonomi secara langsung dan tidak langsung sehingga hubungan timbal balik antar sektor dalam perekonomian suatu wilayah dapat diukur.

Menurut Daryanto (2010), pemakaian model input output dalam menganalisis perekonomian suatu wilayah dapat memberikan keuntungan bagi perencanaan pembangunan daerah yaitu :

1. Dapat memberikan deskripsi yang detail mengenai perekonomian nasional

maupun regional dengan menguantifikasikan ketergantungan antarsektoral dan asal dari ekspor dan impor.

2. Untuk suatu perangkat permintaan akhir dapat ditentukan besaran output dari

setiap sektor dan kebutuhannya akan faktor produksi dan sumber daya.

3. Dampak perubahan permintaan terhadap perekonomian baik yang disebabkan

oleh swasta ataupun pemerintah dapat ditelusuri dan diramalkan secara terperinci

4. Perubahan perubahan teknologi dan harga relatif dapat diintegrasikan ke dalam

model melalui perubahan koefisien teknik.

Analisis Keterkaitan

(35)

Keterkaitan Langsung ke Depan

Menunjukkan akibat suatu sektor tertentu terhadap sektor-sektor yang menggunakan sebagian output sektor tersebut secara langsung per unit kenaikan permintaan total. Dapat dirumuskan sebagai berikut:

FLi =

aij = unsur matriks koefisien teknis

Keterkaitan Langsung ke Belakang

Menunjukkan akibat dari suatu sektor tertentu terhadap sektor-sektor yang menyediakan input antara bagi sektor tersebut secara langsung per unit kenaikan permintaan total. Dapat dirumuskan sebagai berikut:

BLi =

aij = unsur matriks koefisien teknis

Keterkaitan Langsung dan Tidak Langsung ke Depan

Menunjukkan akibat dari suatu sektor tertentu terhadap sektor-sektor yang menggunakan output bagi sektor tersebut secara langsung maupun tidak langsung per unit kenaikan permintaan total.

F(d+i)i =

Keterkaitan Langsung dan Tidak Langsung ke Belakang

Menunjukkan akibat dari suatu sektor yang diteliti terhadap sektor-sektor yang menyediakan input antara bagi sektor tersebut baik secara langsung maupun tidak langsung per unit kenaikan permintaan total.

(36)

Analisis Penyebaran

Koefisien Penyebaran

Konsep ini berguna untuk mengetahui distribusi manfaat dari pengembangan suatu sektor terhadap perkembangan sektor-sektor lainnya melalui mekanisme transaksi pasar input. Konsep ini sering diartikan sebagai kemampuan suatu sektor untuk meningkatkan pertumbuhan industri hulunya.

Pdj =

Pdj = koefisien penyebaran sektor j

αij = unsur matriks kebalikan Leontief

Kepekaan Penyebaran

Konsep ini dimanfaatkan untuk mengetahui tingkat kepekaan suatu sektor terhadap sektor-sektor lainnya melalui mekanisme pasar output. Konsep ini sering diartikan sebagai kemampuan suatu sektor untuk mendorong sektor-sektor lain yang memakai input dari sektor ini.

Sdi =

Sdi = kepekaan penyebaran sektor i

αij = unsur matriks kebalikan Leontief

Analisis Dampak Pengganda

Respon atau efek multiplier output, pendapatan dan tenaga kerja dapat

diklasifikasikan sebagai berikut :

1. Dampak Awal (initial impact)

(37)

oleh koefisien pendapatan rumah tangga, sedangkan efek awal dari sisi tenaga kerja ditunjukan oleh koefisien tenaga kerja.

2. Efek Putaran Pertama (First Round Effect)

Efek putaran pertama menunjukkan efek langsung dari pembelian masing masing sektor untuk setiap peningkatan output sebesar satu unit satuan moneter. Dilihat dari sisi output, efek putaran pertama ditunjukkan oleh koefisien langsung, sedangkan dari sisi pendapatan menunjukkan adanya peningkatan pendapatan dari setiap sektor akibat adanya efek pertama dari sisi output. Sementara efek putaran pertama dari sisi tenaga kerja menunjukkan peningkatan penyerapan tenaga kerja akibat adanya efek putaran pertama dari sisi output.

3. Efek Dukungan Industri (Industrial Support Effect)

Efek dukungan industri dari sisi output menunjukan efek dari peningkatan output putaran kedua dan selanjutnya akibat adanya stimulus ekonomi. Berdasarkan sisi pendapatan dan tenaga kerja, efek dukungan industri menunjukan adanya efek peningkatan pendapatan dan penyerapan tenaga kerja putaran kedua dan selanjutnya akibat dukungan industri yang menghasilkan output.

4. Efek Induksi Konsumsi (Consumption Inducced Effect)

Efek induksi konsumsi dari sisi output menunjukkan adanya suatu pengaruh induksi ( peningkatan konsumsi rumah tangga) akibat pendapatan rumah tangga yang meningkat. Berdasarkan sisi pendapatan dan tenaga kerja, efek induksi konsumsi diperoleh masing-masing dengan mengalikan efek induksi konsumsi output dengan koefisien pendapatan rumah tangga dan koefisien tenaga kerja.

5. Efek Lanjutan (Flow-on-Effect)

Efek lanjutan merupakan efek dari output, pendapatan dan tenaga kerja yang terjadi pada semua sektor perekonomian dalam suatu wilayah akibat adanya peningkatan penjualan dari suatu sektor. Efek lanjutan dapat diperoleh dari pengurangan efek total dengan efek awal.

Tabel 3.1 menampilkan persamaan efek-efek yang terjadi dalam multiplier output, pendapatan dan tenaga kerja.

Tabel 3.1 Dampak pengganda output, pendapatan, dan tenaga kerja

Tipe Dampak Output Pendapatan Tenaga

(38)

Keterangan :

aij = Koefisien input langsung

gij = Koefisien invers Leontief terbuka

g*ij = Koefisien invers Leontief tertutup

pi = Koefisien pendapatan rumah tangga

Multiplier terbagi menjadi tipe I dan II yang digunakan untuk mengukur efek dari output, pendapatan, dan tenaga kerja masing-masing sektor perekonomian yang disebabkan karena adanya perubahan dalam jumlah output, pendapatan dan tenaga kerja yang ada di suatu wilayah.

Rumus multiplier untuk melihat hubungan antara efek awal dan efek lanjutan per unit pengukuran dari sisi output, pendapatan dan tenaga kerja adalah sebagai berikut :

� �= � + +

� ��= �

+ + +

Angka Pengganda Output

Secara sederhana dapat dirumuskan bahwa angka pengganda output sektor

j adalah nilai total dari output atau produksi yang dihasilkan oleh perekonomian

untuk memenuhi (atau akibat) adanya perubahan satu unit uang permintaan akhir sektor j tersebut (Nazara, 2005)

Angka pengganda output sama dengan koefisien keterkaitan ke belakang menurut metode Rasmussen, dengan demikian cara pengukurannya adalah :

=

=1

dimana Ojmenunjukkan besarnya angka pegganda output dari sektor j, sedangkan

gij elemen matriks pada matriks invers Leontief, G=(I-A)-1

Angka Pengganda Pendapatan Rumah Tangga

Nilai angka pendapatan rumah tangga sektor j menunjukan jumlah

pendapatan rumah tangga total yang tercipta akibat adanya tambahan satu unit

uang permintaan akhir di sektor j tersebut.

Model input output yang menjadikan rumah tangga sebagai pelaku variabel eksogen disebut sebagai model input output terbuka, sedangkan jika rumah tangga diperlakukan sebagai variabel endogen maka model input output yang dihasilkan disebut model input output tertutup (Daryanto, 2010).

Akibat perbedaan penempatan rumah tangga tersebut, multiplier pendapatan terdapat dua tipe yaitu tipe I dengan model terbuka dan tipe II dengan tipe tertutup.

(39)

= =1 .

angka dampak pengganda pendapatan rumah tangga tipe II diformulasikan menjadi

= =1 .

dimana Yj adalah angka pengganda pendapatan tipe I pada sektor j, adalah

angka pengganda pendapatan tipe II, Pi adalah koefisien input upah/gaji rumah

tangga pada sektor i, gi adalah unsur matriks invers Leontief untuk model

input-output terbuka, dan adalah unsur matriks invers Leontief untuk model

input-output tertutup.

Angka Pengganda Tenaga Kerja

Angka pengganda tenaga kerja merupakan efek total dari perubahan lapangan penkerjaan di perekonomian akibat adanya satu unit uang perubahan permintaan akhir di suatu sektor tertentu. Angka pemgganda lapangan kerja tipe 1 didapatkan dari model yang terbuka terhadap faktor produksi rumah tangga.

Sehingga jika angka pengganda lapangan pekerjaan tipe 1 untuk sektor produksi j

ini dinotasikan dengan Wjmaka dapat dirumuskan sebagai

Wj =

Analisis ini digunakan untuk mengetahui urutan sektor mana yang harus dikembangkan dalam pembangunan perekonomian Kabupaten Temanggung. Menurut Arief (1993) dalam Daryanto dan Hafizrianda (2010), Sektor kunci dapat dideteksi dengan empat cara, yaitu :

1. Suatu sektor dianggap sebagai sektor kunci apabila mempunyai kaitan ke

belakang dan kaitan ke depan yang relatif tinggi

2. Suatu sektor dianggap sebagai sektor kunci apabila menghasilkan output bruto

yang relatif tinggi, sehingga mampu mempertahankan permintaan akhir yang relatif tinggi pula

3. Suatu sektor dianggap sebagai sektor kunci apabila mampu menghasilakn

penerimaan bersih devisa yang relatif tinggi

4. Suatu sektor dianggap sektor kunci apabila mampu menciptakan lapangan

kerja yang relatif tinggi

(40)

Definisi Operasional Data

Output

Output merupakan nilai produksi barang dan jasa (penerimaan penjualan) yang dihasilkan oleh seluruh sektor ekonomi pada suatu negara/wilayah.

Input antara

Input antara merupakan mencakup penggunaan berbagai barang dan jasa oleh suatu sektor dalam kegiatan produksi. Dalam model Input-Output, penggunaan input antara diterjemahkan sebagai keterkaitan antarsektor dan

dinotasikan dengan Zij yang dapat dibaca untuk menghasilkan produksi sektor j

dibutuhkan input antara yang berasal dari sektor i sebanyak Zij.

Transaksi antara

Transaksi antara merupakan terjadinya suatu transaksi antar sektor yang berperan sebagai produsen dengan sektor yang berperan sebagai konsumen. Dalam tabel I-O, sektor produksi ditunjukan pada tiap barisnya sedangkan sektor konsumen ditunjukkan oleh sektor pada masing-masing kolom. Transaksi antara hanya mencakup transaksi barang dan jasa yang ada hubungannya dengan proses produksi.

Input primer

Input primer merupakan balas jasa atas penggunaan faktor-faktor produksi yang terdiri dari tenaga kerja, tanah, modal dan kewiraswastaan. Komponen input primer terdiri dari:

1. Upah dan Gaji : Semua balas jasa yang diterima oleh tenaga kerja terlibat

dalam proses produksi, baik berupa uang maupun barang dan jasa.

2. Surplus Usaha :Surplus usaha merupakan selisih dari nilai tambah bruto

dengan upah, penyusutan dan pajak tak langsung neto. Surplus usaha juga didefinisikan sebagai balas jasa atas kepemilikan modal.

3. Penyusutan : Penyusutan merupakan nilai dari penurunan nilai barang

modal tetap yang dipakai dalam proses produksi.

4. Pajak Tak Langsung Neto : Merupakan selisih dari pajak tak langsung

dengan subsidi. Komponen dari pajak tak langsung terdiri dari pajak impor, pajak ekspor, bea masuk, pajak pertambahan nilai, cukai dan sebagainya.

Permintaan Akhir

(41)

konsumsi pemerintah, pembentukan modal tetap bruto, perubahan stok dan ekspor.

1. Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga

Pengeluaran konsumsi rumah tangga merupakan pengeluaran yang dilakukan oleh rumah tangga untuk semua pembelian barang dan jasa dikurangi dengan penjualan netto barang bekas. Pengeluaran konsumsi rumah tangga juga mencakup pengeluaran yang dilakukan oleh lembaga swasta yang tidak mencari untung, seperti lembaga sosial.

2. Pengeluaran Konsumsi Pemerintah

Komponen dari pengeluaran konsumsi pemerintah adalah semua pengeluaran barang dan jasa untuk kegiatan administrasi pemerintah dan pertahanan, baik yang dilakukan oleh pemerintah pusat maupun pemerintah daerah.

3. Pembentukan Modal Tetap

Pembentukan modal tetap terdiri dari pengadaan, pembuatan atau pembelian barang-barang modal baru baik dalam negeri maupun impor, termasuk barang bekas dari luar negeri. Dalam tabel I-O, komponen pembentukan barang modal hanya menggambarkan komposisi barang modal yang dihasilkan oleh sektor produksi.

4. Perubahan Stok

Perubahan stok adalah selisih antara nilai stok barang pada akhir tahun dengan nilai stok pada awal tahun. Stok biasanya diatur oleh produsen dan merupakan hasil produksi yang belum dijual ke konsumen.

5. Ekspor dan Impor

Transaksi barang dan jasa antar penduduk dalam suatu negara maupun antar penduduk negara lain merupakan suatu aktivitas dari ekspor dan impor. Beberapa transaksinya terdiri dari, pembelian langsung di dalam negeri oleh penduduk negara lain dan pembelian langsung diluar negeri oleh penduduk suatu negara.

GAMBARAN UMUM

Keadaan Geografis Kabupaten Temanggung

(42)

tembakau dengan area penanaman tersebar hampir di semua Kecamatan, namun yang menjadi sentra tembakau adalah Kecamatan : Bulu, Kledung. Ngadirejo dan Kedu. Berdasarkan letak astronomisnya Kabupaten Temanggung berada antara :

110º 23 - 110º 40 30 Bujur Timur 7º 14 - 7º 32 35 Lintang Selatan

Sumber : www.temanggungkab.go.id

Gambar 4.1 Peta wilayah Kabupaten Temanggung

Batas-batas wilayah :

Sebelah Utara : Kabupaten Kendal dan Kabupaten Semarang

Sebelah Timur : Kabupaten Semarang dan Kabupaten Magelang

Sebelah Selatan : Kabupaten Magelang

Sebelah Barat : Kabupaten Wonosobo

Geologi Kabupaten Temanggung tersusun dari batuan beku, yaitu sedimen dari piroklastik gunung api Sindoro-Sumbing dan sekitarnya. Piroklastik dengan ukuran bervariasi antara blek, gragal, krikil, pasir debu dan lempung sebagai akibat dari muntahan materi piroklastik yang mengendap kemudian membentuk daerah alluvial atau sedimen yang berlapis dimana butiran besar terletak dibawah. Kemiringan tanah di Kabupaten Temanggung bervariasi antara datar, hampir datar, landai, agak terjal, hampir terjal, terjal dan sangat terjal, seperti terlihat pada kelas lereng di bawah ini :

 Lereng 0 – 2 % seluas 963 Ha ( 1.17% )

 Lereng 2 – 15 % seluas 32 492 Ha ( 39.31% )

 Lereng 15 – 40 % seluas 31 232 Ha ( 37.88% )

 Lereng > 40 % seluas 17 983 Ha ( 21.64% )

(43)

Tabel 4.1 Luas wilayah Kecamatan di Kabupaten Temanggung berdasarkan ketinggian dPL (Ha) Tahun 2012

Kecamatan 400-500

Jenis tanah di Kabupaten Temanggung dan sebarannya adalah sebagai berikut :

 Tanah Latosol Coklat seluas 26 563.47 Ha ( 32.13% ) membentang di

tengah-tengah wilayah Kabupaten Temaggung dari arah barat laut ke tenggara

 Tanah Latosol Coklat Kemerahan seluas 7879.93 Ha ( 9.53% )

membentang di bagian timu ke tenggara

 Tanah Latosol Merah Kekuningan seluas 29 209.08 Ha ( 35.33% )

membentang di bagian timur dan barat

 Tanah Regosol seluas 16 873.97 Ha ( 20.14% ) membentang sebagian di

sekitar Sungai Progo dan lereng-lereng terjal

 Tanah Andosol seluas 2149.55 Ha ( 2.60% ) membentang di aluvial antar

bukit.

Keadaan Iklim

(44)

antara 1000-3100mm pertahun. Curah hujan pada dataran rendah relatif lebih kecil dibandingkan pada dataran tinggi

Namun secara umum, wilayah Kabupaten Temanggung memiliki kondisi

dingin dengan udara pegunungan pada kisaran suhu antara 20-300C. Daerah

dingin utamanya di Kecamatan Tretep, Bulu, Tembalak, Ngadirejo, dan Candiroto. Kecamatan tersebut terletak pada lereng gunung Sumbing yang memiliki ketinggian sekitra 3260mdpl dan gunung Sindoro yang memiliki ketinggian sekitar 3151mdpl.

Curah hujan di Kabupaten Temanggung memiliki kisaran yang luas yaitu mulai 1000mm per tahun pada wilayah rendah hingga 5000mm per tahun pada wilayah pegunungan.

Kabupaten Temanggung memiliki tipe iklim B dan C (Tipe Schmidt-Fergusson) yaitu merupakan daerah yang basah hingga agak basah. Kondisi demikian menjadikan daerah Temanggung memiliki vegetasi asli daerah hutan hujan tropis serta kelembaban tinggi.

Kondisi iklim tersebut di Kabupaten Temanggung menjadi keuntungan dan salah satu faktor pendukung dalam pengembangan sektor pertanian karena sektor pertanian membutuhkan iklim yang kondusif seperti di Kabupaten Temanggung untuk dapat dikembangkan secara maksimal.

Tata Ruang

Berdasarkan Perda Temanggung No 1 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Temanggung Tahun 2011-2031 disebutkan bahwa Kabupaten Temanggung dibagi dalam dua struktur ruang wilayah berdasarkan arahan pengembangan sistem pedesaan dan sistem perkotaan serta arahan sistem prasarana wilayah.

Struktur ruang wilayah terdiri dari pusat kegiatan lokal (PKL), pusat kegiatan lokal promosi (PKLp), pusat pelayanan kawasan (PKK), pusat pelayanan lingkungan (PPL) dan kawasan agropolitan. Berdasarkan pemanfaatannya, ruang wilayah dibagi menjadi dua kawasan yaitu kawasan budidaya dan kawasan lindung.

Kabupaten Temanggung memiliki beberapa kawasan strategis yang berdasarkan kepentingan pertumbuhan ekonomi yang dirujuk dari pasal 77 ayat 1(a), yaitu :

1. Kawasan perkotaan Temanggung, kawasan perkotaan Parakan, dan

kawasan sepanjang koridor jalan kolektor primer yang melewati Kecamatan Kedu dan Kecamatan Bulu.

2. Kawasan peruntukan industri di Kecamatan Pringsurat dan Kecamatan

Kranggan

3. Kawasan koridor Parakan-Ngadirejo

4. Kawasan koridor Soropadan-Pingit

5. Kawasan Agropolitan Kledung, Pringsurat, Gemawang, dan

Selopampang

(45)

Penggunaan Lahan

Penggunaan lahan di Kabupaten Temanggung untuk sawah seluas 20 634 Ha terbagi menjadi sawah irigasi seluas 19 693 Ha dan sawah tadah hujan seluas 941 Ha, bangunan seluas 9 274 Ha, tegal/huma seluas 28 093 Ha, Kolam/Empang seluas 31 Ha, hutan negara/rakyat seluas 16 117 Ha, perkebunan negara/swasta seluas 10 816 Ha dan untuk lainnya seluas 2100 Ha.

Kependudukan dan Tenaga Kerja

Penyerapan tenaga kerja di Kabupaten Temanggung didominasi oleh sektor pertanian khususnya pada subsektor perkebunan dengan jumlah pada tahun 2010 sektor perkebunan menyerap tenaga kerja sebanyak 107 943 orang sedangkan pada sektor lainya dijabarkan dalam Tabel 4.2.

Tabel 4.2 Jumlah tenaga kerja klasifikasi 16 Sektor di Kabupaten Temanggung Tahun 2010

Sektor Jumlah Tenaga Kerja

Padi 83 978

Hortikulutra 15 390

Perkebunan 107 943

Peternakan 15 572

Kehutanan 1 400

Perikanan 404

Pertambangan dan penggalian 3 150

Industri Pengolahan 26 616

Listrik, gas dan air minum 426

Bangunan 17 831

Perdagangan 51 811

Transportasi dan pengangkutan 9 815

Restoran 3 130

Jasa Komunikasi 625

Jasa Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya 1 890

Jasa Lainnya 45 421

Total 385 402

Sumber: BPS, 2010

(46)

Kecamatan Selopampang dengan jumlah penduduk terendah yaitu sebanyak 17 934 Jiwa atau 2.5% penduduk Kabupaten Temanggung.

Kabupaten Temanggung dengan luas wilayah sebesar 870.65 Km² merupakan 2.67% wilayah Jawa Tengah dan menempati urutan ke-22 wilayah terluas diantara 35 kabupaten/ kota di Jawa Tengah. Dengan jumlah penduduk Tahun 2011 sebanyak 719 078 Jiwa maka rata-rata kepadatan penduduknya mencapai 826 Jiwa/ Km², mengalami kenaikan dibandingkan Tahun 2010 yaitu sebesar 819 Jiwa/ Km². Kecamatan Temanggung paling tinggi kepadatan penduduknya (2311.08 Jiwa/ Km²), diikuti Kecamatan Parakan dengan kepadatan penduduk sebesar 2238.06 Jiwa/ Km². Kecamatan dengan kepadatan penduduk terendah ( 277.70 Jiwa/ Km² ) adalah Kecamatan Bejen dengan jumlah penduduk

sebanyak 19.117 jiwa dan luas wilayah 68,84 Km².

Sektor Ekonomi Pertanian

Sektor ekonomi di Kabupaten Temanggung didominasi oleh sektor pertanian. Mata Pencaharian penduduk sebagian besar adalah petani. Subsektor pertanian yang menjadi penyerap tenaga kerja terbesar di Kabupaten Temanggung adalah subsektor perkebunan.

Rata-rata pendapatan rumah tangga pertanian di Kabupaten Temanggung sebesar 21.8 juta rupiah per tahun yang bersumber dari usaha sektor pertanian sebesar Rp 9.5 juta per tahun, Rp 5.27 juta per tahun dari usaha non-pertanian, Rp 1.45 per tahun dari pendapatan lainnya, Rp 980 ribu per tahun dari buruh pertanian, dan Rp4.6 juta per tahun dari buruh non pertanian (Sensus Tani 2013).

Komoditas unggulan pertanian dari daerah ini adalah tembakau dan kopi yang merupakan komoditas ekspor yang juga memiliki produksi tertinggi dari komoditas pertanian lainnya di Kabupaten Temanggung. Komoditas tembakau memiliki produksi sebesar 9 478.5 ton pada tahun 2012 sedangkan komoditas kopi memiliki produksi sebesar 3 396.64 ton pada tahun 2012.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Peran Sektor Pertanian Terhadap Perekonomian Kabupaten temanggung

Struktur Permintaan

(47)

Tabel 5.1 Struktur permintaan antara, permintaan akhir , dan total permintaan Kabupaten Temanggung tahun 2011

Nama Sektor

Permintaan Antara Permintaan Akhir Total Permintaan Total (Juta Jasa Bank dan Lembaga Keuangan

(48)

Tabel 5.1 di atas menjabarkan permintaan antar sektor perekonomian Kabupaten Temanggung. Sektor pertanian di Kabupaten Temanggung Tahun 2011 terdiri dari 17 subsektor yang menghasilkan total permintaan sektor pertanian sebesar Rp 2.25 triliun yang terdiri dari total permintaan antara sektor pertanian sebesar Rp 620.48 miliar dan total permintaan akhir sektor pertanian sebesar Rp 1.63 triliun. Total permintaan tersebut masih berada dibawah sektor industri pengolahan yang memiliki nilai total permintaan akhir sebesar Rp 2.54 triliun.

Sektor pertanian memiliki nilai permintaan antara tertinggi meskipun pada total permintaan berada di bawah sektor industri pengolahan yang disebabkan nilai permintaan akhir di sektor pertanian lebih sedikit dari sektor industri pengolahan. Nilai tertinggi pada permintaan antara sektor pertanian tersebut menunjukkan bahwa output sektor pertanian lebih banyak diserap oleh produsen sektor lain untuk dijadikan input ketimbang dikonsumsi langsung oleh konsumen, sedangkan nilai permintaan akhir yang tinggi pada sektor industri pengolahan menunjukan bahwa output dari sektor industri pengolahan lebih banyak dikonsumsi langsung oleh konsumen ketimbang digunakan sebagai input oleh produsen.

Subsektor perekonomian dalam klasifikasi 43 sektor perekonomian Kabupaten Temanggung yang memiliki nilai permintaan terbesar adalah subsektor industri pengolahan kayu dengan nilai permintaan antara sebesar Rp 295.60 miliar dan nilai permintaan akhir sebesar Rp 1.07 triliun. Tingginya nilai total permintaan industri pengolahan kayu disebabkan karena produksi kayu di Kabupaten Temanggung cukup tinggi seperti yang ditampilkan pada Tabel 3.1 pada bab sebelumnya. Permintaan antara sektor kayu dan hasil hutan lainnya memiliki nilai yang tinggi dibandingkan sektor lainya dalam sektor pertanian. Artinya tingginya nilai total permintaan pada sektor industri pengolahan kayu ditopang oleh tingginya produktifitas sektor pertanian dari subsektor kayu dan hasil hutan lainnya.

Subsektor dalam sektor pertanian yang memiliki total permintaan antara terbesar adalah subsektor padi yaitu sebesar Rp 260.73 miliar 12.93% dari total permintaan antara yang berarti jumlah output dari subsektor padi yang digunakan sebagai input oleh sektor lainnya adalah sebesar 12.93%, sedangkan dalam permintaan akhir, subsektor yang memiliki nilai terbesar adalah subsektor Unggas, ternak dan hasil lainnya yaitu sebesar Rp 308.92 miliar atau 4.28% dari total permintaan akhir yang berarti total output dari subsektor unggas, ternak dan hasil lainnya adalah sebesar 4.28% dari seluruh total output sektor-sektor perekonomian di Kabupaten Temanggung tahun 2011.

Struktur Konsumsi Rumah Tangga dan Pemerintah

(49)

Tabel 5.2 Struktur konsumsi rumah tangga dan konsumsi pemerintah dalam perekonomian Kabupaten Temanggung 2011 (juta rupiah)

Sektor Konsumsi Rumah Tangga Konsumsi Pemerintah

Total % Total %

Hasil perkebunan dan pertanian lainnya 16 864.54 0.76 78.71 0.01

Sapi dan hasil lainnya 15 795.82 0.71 1 626.51 0.21

Domba/kambing dan hasil lainnya 5802.4 0.26 251.42 0.03

Unggas, ternak dan hasil lainnya 74 930.91 3.39 1 075.42 0.14

Kayu dan hasil hutan lainnya 1 100.03 0.05 0.00 0.00

Perikanan dan hasil-hasilnya 28 042.77 1.27 0.00 0.00

Pertambangan dan penggalian 0.00 0.00 0.00 0.00

Industri penggilingan padi 271 135.04 12.26 0.00 0.00

Industri roti dan kue kering lainnya 26 448.76 1.20 0.00 0.00

Industri kopi giling dan kupasan 18 625.53 0.84 0.00 0.00

Industri kerupuk, keripik dan lainnya 15 541.64 0.70 0.00 0.00

Industri makanan dan minuman lainnya 145 232.43 6.57 0.00 0.00

Industri Gula aren 3 641.79 0.16 0.00 0.00

Idustri Perajangan tembakau 1 641.43 0.07 0.00 0.00

Industri pengolahan kayu 0.00 0.00 0.00 0.00

Angkutan dan jasa penunjang angkutan 140 673.82 6.36 0.00 0.00

Jasa Komunikasi 71 623.04 3.24 0.00 0.00

Jasa Bank dan Lembaga Keuangan lainnya 70 864.29 3.20 0.00 0.00

Jasa perusahaan dan real estate 82 973.19 3.75 0.00 0.00

Pemerintahan umum dan pertahanan 16 031.47 0.72 0.00 0.00

Jasa lainnya 155 504.29 7.03 0.00 0.00

Total 2 212 210.57 100.00 776 325.07 100

Sumber : BPS Kabupaten Temanggung, 2011

Gambar

Tabel Input-Output
Tabel input output
Tabel input output Kabupaten Temanggung tahun 2011
Tabel 1.2 Provinsi dengan penduduk berumur 15 tahun keatas menurut wilayah
+7

Referensi

Dokumen terkait

pada Sampel Penyakit Hewan di Balai Besar Uji Standar Karantina Pertanian adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk

Analisis tipologi Klassen menunjukan perekonomian kabupaten Temanggung bila dibandingkan dengan provinsi Jawa sektor pertanian berada pada sektor maju dan tumbuh,

Penelitian ini bertujuan untuk: menge- tahui seberapa besar peran sektor pertanian dalam perekonomian Kabupaten Indragiri Hilir, apakah sektor pertanian menghasilkan

pada Sampel Penyakit Hewan di Balai Besar Uji Standar Karantina Pertanian adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk

Dari hasil penelitian yang ada, maka diperoleh kesimpulan yaitu kontribusi sektor pertanian terhadap perekonomian Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan dalam hal PDRB

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkaji posisi sektor pertanian dan sub sektor pertanian dalam perekonomian di Kabupaten Pacitan, untuk mengkaji kecepatan

Sektor perekonomian di Kabupaten Wonogiri yang mengalami perubahan posisi pada masa yang akan datang yaitu sektor pertambangan dan galian, sektor

Metode Input-Output digunakan untuk melihat peran sektor pertanian Kabupaten Banjarnegara terhadap perekonomian dengan melihat dari analisis keterkaitan, dampak